DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Adelia Hulopi (241421024)
Agreyz Fratiwi H. Kalay (241421099)
Mohamad Rasid Naki (241421004)
Ikbal Opi (241421026)
Apriani (941420025)
AssalamualaikumWr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KAJIAN BUDAYA DI
INDONESIA” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Romy Ta
mu S.Sos, M.Si. Pada Mata Kuliah Teori Pembangunan. Selain itu, Makalah ini juga bertujua
n untuk menambah wawasan tentang “KAJIAN BUDAYA DI INDONESIA” bagi para pem
baca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Romy Tamu S.Sos, M.Si yang telah memberi
kan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang
kami tekuni.
WassalamualaikumWr.Wb
Kelompok 6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. I
KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI.........................................................................................................III
BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................IV
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupak
an bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah ke
lompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bang
unan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan d
ari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan me
nyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai banyak keanekaragaman bud
aya yang sangat menarik dan unik. Dalam era modernisasi sekarang ini, tidak sedikit pendudu
k Indonesia yang menganut budaya asing dan melupakan budaya sendiri. Perkembangan tekn
ologi dan masuknya budaya barat ke Indonesia, tanpa disadari secara perlahan telah menghan
curkan kebudayaan daerah. Rendahnya 2 pengetahuan menyebabkan akulturasi kebudayaan y
ang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung didalam kebudayaan daerah. Masuk
nya kebudayaan barat tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara mentah/apa adanya,
mengakibatkan terjadinya degredasi yang sangat luar biasa terhadap kebudayaan asli.
Berdasarkan dari latar belakang uraian di atas, maka masalah-masalah yang dapat diru
muskan sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentas Kajian Budaya Indonesia
Konservatisme teori juga di warisi oleh razim penjajahan. Sampai sekarang, antropologi di
indonesia masih di pengaruhi oleh pemikiran kuno belanda yang berusaha mencari struktur
sosial dasar atau structural core yang semua masyarakat indonesia di bayangkan mempunyai
persamaan dalil regularitas. Beberapa antropolog indonesia saat ini masih sibuk mencari
modal klasifikasi dualisme, perputaran mas kawin dan persekutuan antar klan dan sistem
kekerabatan yang “selesai” dan abadi daripada melihat perubahan sosial yang terjadi di depan
mata mereka (degum santikarma,2007).
Geertz menjadi terkenal dan popular diindonesia akrena penelitian yang dilakukannya
diJawa dan Bali, yang menghasilkan beberapa buku penting tentang Indonesia. Pokok
kajiannya meliputi agama jawa,politik aliran(abangan,santri,priyai), watak perkotaan dijawa
sebagai hollow town dan bukannya solid town,pengelompokkan politik tanpa basis
kelas,perbandingan islam Indonesia dan islam maroko (antara the scope of religion dan the
force of religion).
Pada masa kini, involusi itu tidak hanya terjadi pada lapangan pertanian, tetapi juga
pada berbagai sector lain, misalnya, birokrasi pemerintahan, hukum, Pendidikan, Kesehatan,
dan lain-lain.Arus migran miskin dari desa-desa ke kota-kota treus meningkat dari tahun
ketahun dan tidak terbendung. Golongan miskin diperkotaan terus berjuang untunk hidup
dengan cara apapun sehingga kemiskinan menjadi masif.
Kebudayaan pada dasarnya selalu dinamis karena terus menerus menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan kebutuhan hidup para pendukung kebudayaan tersebut. Demikian
pula dengan antropologi. Bukan karena masyarakat non industri atau tradisional yang
semakin lama semakin sedikit yang tersisa dan hamper punah karena arus modernisasi dan
globalisasi, lalu antropologi kehilangan arah. Selayaknya, kebudayaan, antropologi yang
dalam setiap kajiannya selalu nerusaha memahami kebudayaan dari masyarakat yang
ditelitinya (kebudayaan sebagai konsep sentral antropologi) juga dituntut untuk mampu
beradaptasi atas perubahan-perubahan yang dialami oleh masyarakat kajiannya. Dalam hal
ini, antropologi dituntut beradaptasi secara kultural pula, yaitu adaptasi dalam hal teori dan
konsep agar tetap eksis dan mampu memberikan sumbangan teoritis dan praktis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan pada dasarnya selalu dinamis karena terus menerus menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan kebutuhan hidup para pendukung kebudayaan tersebut. Demikian
pula dengan antropologi. Bukan karena masyarakat non industri atau tradisional yang
semakin lama semakin sedikit yang tersisa dan hamper punah karena arus modernisasi dan
globalisasi, lalu antropologi kehilangan arah. Selayaknya, kebudayaan, antropologi yang
dalam setiap kajiannya selalu nerusaha memahami kebudayaan dari masyarakat yang
ditelitinya (kebudayaan sebagai konsep sentral antropologi) juga dituntut untuk mampu
beradaptasi atas perubahan-perubahan yang dialami oleh masyarakat kajiannya. Dalam hal
ini, antropologi dituntut beradaptasi secara kultural pula, yaitu adaptasi dalam hal teori dan
konsep agar tetap eksis dan mampu memberikan sumbangan teoritis dan praktis.
3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan seg
era melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, David dan robert A. Manners. 2002. Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Endang Syaifuddin Anshari. 1950. Agama dan Kebudayaan. Surabaya: Bina Ilmu