Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“BUDAYA DAN KARAKTERISTIK BUDAYA PANDALUNGAN”

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas

Matakuliah Budaya Pandalungan


Dosen Pembimbing : Dzarna, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Febrianti Dwi Rahayu 1810221016
2. Izzati El Mila 2010221002
3. Moh. Yusron Fuad Muzakki 1810221021
4. Gilang Surya Prayuda 1810221005
5. Ahmat Fani Infal Efendi 1810221030
6. Asuwan Nawee 1810221040

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt atas segala limpahan rahmat,
taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Budaya
dan Karakteristik Budaya Pandalungan”. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah memberikan petunjuk jalan
kebenaran serta ilmu pengetahuan bagi seluruh umat manusia.
Selesainya penulisan makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu kami selaku penyusun mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Dzarna, M. Pd. selaku dosen pengampuh matakuliah BUDAYA
PANDALUNGAN.
Seiring doa dan ucapan terima kasih kami, semoga Allah Swt membalas
budi baik semua yang membantu kami, kami sadar bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan masukan dari semua pihak yang sifatnya guna
penyempurnaan makalah ini.
Pada akhirnya, kamu berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak
hanya bagi kami sendiri, tetapi juga bagi orang lain beserta semua pihak yag
membaca makalah ini.

Jember, 27 September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................


DAFTAR ISI ...............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Budaya .................................................................
2.2 Karakteristik Budaya ..............................................................
2.3 Budaya Pandalungan ..............................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budayaan merupakan sebuah ciri khas dari sebuah suku atau negara, tanpa
budaya manusia tidak memiliki karakteristiknyab masing-masing. Kebudayaan
berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.

EB Taylor (dalam Primitive Culture, 1871) menyatakan bahwa kebudayaan


merupakan keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum, adapt, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan di Indonesia sangat beragam, seperti
budaya orang Madura, orang Jawa, orang Bugis, dan masih banyak yang lainnya.
Terjadinya persilangan antar budaya memunculkan adanya budaya campuran,
yang biasa disebut dengan budaya pendhalungan.

Masyarakat Pandalungan adalah masyarakat yang berada dalam posisi transisi


dalam pola sosial budayanya. Masyarakat pandalungan muncul disebabkan
adanya transisi masyarakat yang memiliki kultur campuran antara dua budaya
dominan yang ada. Etika sosial, seperti tata krama, sopan-santun, atau budi pekerti
orang pandalungan berakar pada nilai-nilai yang diusung dari dua kebudayaan
yang mewarnainya, seperti kebudayaan Jawa dan Kebudayaan Madura.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat permasalahan yang akan
dirumukan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah Pengertian Buadaya di Indonesia?
2. Bagaimanakah Karakteristik Budaya di Indonesia?
3. Bagaimanakah Budaya Pendhaungan Terjadi?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, terdapat beberapa tujuan yang harus
dicapai yaitu sebagai berikut.
1. Mengetahui Pengertian Buadaya di Indonesia?
2. Mengetahui Karakteristik Budaya di Indonesia?
3. Mengetahui Bagaimana Budaya Pendhaungan Terjadi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Budaya
Budaya merupakan suatu tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan,
nilai, sikap, agama, waktu dan peranan sosial yang diperoleh sekelompok besar
orang dari generasi ke generasi melalui usaha seorang individu dan kelompok.
Suatu budaya membentuk diri individu agar melakukan dan mejadikan sesuatu itu
apa adanya. Tanpa sengaja budaya akan terbawa oleh individu dalam kehidupan
sehari- harinya.
Kebudayaan merupakan elemen subjektif dan objektif yang dibuat manusia
dimasa lalu meningkatkan kemungkinan untuk bertahan hidup dan berakibat
dalam kepuasan pelaku dalam ceruk ekologis, dan demikian tersebar diantara
mereka yang dapat berkomunikasi satu sama lainnya, karena mereka mempunyai
kesamaan bahasa dan mereka hidup dalam waktu dan mereka hidup dalam waktu
dan tempat yang sama (McDaniel, 2010: 27).
Budaya sebagai pemograman kolektif atas pikiran yang membedakan
anggota-anggota suatu kategori orang dengan kategori lainnya. Menyebutkan
bahwa nilai-nilai adalah inti suatu budaya, sedangkan simbol-simbol merupakan
manifestasi budaya paling dangkal, sementara pahlawan-pahlawan dan ritual-
ritual berada diantara lapisan luar dan lapisan dalam model budaya tersebut.
Simbol, pahlawan, dan ritual tercakup dalam praktik-praktik. Unsur-unsur ini
terlihat oleh pengamat luar, tetapi maknanya tersembunyi dan makna persisnya
terdapat dalam penafsiran orang dalam (Mulyana, 2004: 14). Pengertian
Kebudayaan tepatnya adalah sebuah kata benda kolektif yang digunakan untuk
mendefinisikan ranah dan lingkungan umat manusia yang menandai ontologinya
secara jelas dan terpisah dari lingkungan yang sifatnya semata-mata fisik alamiah
(Jenks, 1993: 4-5).
Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan simbol, pemaknaan,
penggambaran (image), struktur aturan, kebiasaan, nilai, pemrosesan informasi
dan pengalihan pola-pola konvensi pikiran, perkataan dan perbuatan/tindakan

3
yang dibagikan diantara para anggota suatu sistem sosial dan kelompok sosial
dalam suatu masyarakat (Liliweri, 2001: 4).
Kebudayaan berhubungan dengan suatu sudut pandang dalam kehidupan
seseorang. Sejak manusia itu dilahirkan pastinya dipengaruhi oleh budaya. Tanpa
kita sadari sebagian besar budaya mempunyai pengaruh dalam kehidupan,
sehingga budaya membentuk pola kehidupan seseorang.
2.2 Karakteristik Budaya
Budaya merupakan suatu adat istiadat yang sudah melekat pada diri
seseorang. Kebudayaan pastinya menjadi faktor utama dalam kebiasaan yang
tanpa sadar seseorang lakukan dan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari.
Melalui studi perbandingan, para ahli menyimpulkan bahwa ada rangkaian
“karakteristik dasar yang dibagikan semua makhluk budaya”, ada dua alasan
mengapa karakteristik setiap orang menjadi pelaku komunikasi antarbudaya yang
lebih baik. Pertama, selama kita mempelajari karakteristik ini, hubungan yang erat
antara budaya dan komunikasi akan menjadi lebih jelas. Hungtington menyatakan
bahwa “Hal terpenting dalam budaya meliputi bahasa, agama, tradisi, dan
kebiasaan. Kedua, seperti yang dikemukakan oleh Brislin, “sangat jarang orang
berbicara tentang budaya mereka sendiri atau pengaruh budaya tersebut pada
perilaku mereka (McDaniel, 2010: 31-32).
Budaya memiliki Ciri-ciri tertentu, diantaranya adalah:
1. Budaya bukan bawaan, tetapi dipelajari.
2. Budaya dapat disampaikan dari orang ke orang, dari kelompok ke
kelompok, dan dari generasi ke generasi.
3. Budaya berdasarkan simbol.
4. Budaya bersifat dinamis, suatu sistem yang terus berubah sepanjang
waktu.
5. Budaya bersifat selektif, merepresentasikan pola-pola perilaku pengalaman
manusia yang jumlahnya terbatas.
6. Berbagai unsur budaya saling berkaitan.
7. Etnosentrik (menganggap budaya sendiri sebagai yang terbaik atau standar
untuk menilai budaya lain) (Mulyana,2004: 23).

4
Karakteristik budaya memberi identitas kepada sekelompok orang yang
mengidentifikasikan aspek-aspek budaya yang menjadikan sekelompok orang
berbeda, diantaranya dengan aspek-aspek: komunikasi dan bahasa, pakaian dan
penampilan, makanan dan kebiasaan makan, waktu dan kesadaran akan waktu,
penghargaan dan pengakuan, hubungan-hubungan, nilai dan norma, rasa diri dan
ruang, proses mental dan belajar, kepercayaan dan sikap (Mulyana, 2010: 58).
2.3 Budaya Pandalungan
Masyarakat Pandalungan adalah masyarakat yang berada dalam posisi transisi
dalam pola sosial budayanya. Masyarakat Transisi adalah masyarakat yang
memiliki kultur campuran antara dua budaya dominan yang ada. Etika sosial,
seperti tata krama, sopan-santun, atau budi pekerti orang pandalungan berakar
pada nilai-nilai yang diusung dari dua kebudayaan yang mewarnainya, yakni
kebudayaan Jawa dan Kebudayaan Madura. Mereka yang berada di wilayah
dominan Madura, mereka cenderung memiliki karakteristik kultur transisi antara
Jawa-Madura tetapi karena mereka tinggal di wilayah yang dominan Madura
maka pengaruh adat istiadat, budi pekerti kultur Madura relatif sangat kuat.
Karakteristik tersebut tampak pada cara mereka berkomunikasi, yaitu
menggunakan bahasa Jawa campur Madura, akan tetapi perbendaharaan bahasa
dan logat Madura sangat tampak. Kondisi demikian, mau tidak mau membawa
pengaruh terhadap sikap dan perilaku sopan-santun, tatakrama, dalam pergaulan
sehari-hari.
Sebaliknya mereka yang berada di wilayah dominan Jawa, mereka cenderung
memiliki karakteristik kultur transisi Jawa-Madura, tetapi pengaruh kultur
lingkungan yang dominan Jawa, mengakibatkan adat istiadat dan budi pekerti
kultur Jawa relatif sangat kuat membentuk perilakunya. Hal demikian sangat
tampak dalam cara mereka berkomunikasi , yaitu menggunakan bahasa Jawa
campur Madura tetapi perbendaharaan bahasa dan logat Jawa sangat kuat.
Satu hal yang tampaknya juga cukup menarik adalah kecenderungan
masyarakat di pusat lingkaran konsentris tersebut untuk menggunakan bahasa
Jawa, meskipun mereka berasal dari komunitas yang berbeda. Penggunaan bahasa
Jawa yang sangat dominan ini, dapat ditandai oleh semakin mengaburnya
penggunaan bahasa asal komunitas untuk digantikan dengan penggunaan bahsa

5
Jawa meskipun dengan ragam bahasa yang kasar. Meskipun masyarakat Madura
secara kuantitatif lebih dominan, di wilayah pusat kota justru penggunaan bahasa
Jawa lebih mendominasi pergaulan sehari-hari. Akan tetapi, kultur Madura yang
ekspresif, terbuka, paternalistik, tidak banyak basa-basi, memiliki pengaruh yang
sangat kuat pada sikap keseharian masyarakat pandalungan ini.
Dalam perilaku sehari-hari, masyarakat transisi atau orang pandalungan
sangat akomodatif, toleran dan menghargai perbedaan. Jika merasa tidak senang,
mereka akan segera mengungkapkannya. Sebaliknya, jika merasa senang, mereka
pun akan segera mengatakannya. Di kawasan ini hampir tidak pernah terjadi
konflik antar kelompok etnik. Konflik yang pernah dan mungkin terjadi, lebih
disebabkan akar konflik berupa kecemburuan sosial yang bernuansa ekonomi,
politik, pribumi dan nonpribumi, atau bernuansa keagamaan. Dalam
perkembangan selanjutnya, budaya orang pandalungan sangat sarat dengan nuansa
Islam. Hal itu terjadi karena di wilayah ini ulama dan kiai bukan hanya menjadi
tokoh panutan, melainkan juga tokoh yang memiliki akar kuat pada beberapa
kekuatan politik (Sutarto,2006).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, terdapat beberapa ciri umum masyarakat
pandalungan antara lain:
1. Masyarakatnya cenderung bersifat terbuka dan mudah beradaptasi.
2. Sebagian besar lebih bersifat ekspresif, cenderung keras, temperamental,
transparan, dan tidak suka berbasa basi.
3. Cenderung bersifat Paternalistik: keputusan bertindaknya mengikuti
keputusan yang diambil oleh para tokoh yang dijadikan panutan.
4. Menjunjung tinggi hubungan primer, memiliki ikatan kekerabatan yang
relatif kuat, sehingga penyelesaian persoalan seringkali dilakukan dengan
bersama-sama (keroyokan).
5. Sebagian besar masih terkungkung oleh tradisi lisan tahap pertama
(primary orality) yang memiliki cirri-ciri suka mengobrol, ngrasani
(membicarakan aib orang lain), takut menyimpang dari pikiran dan
pendapat yang berlaku umum (solidaritas mekanis).

6
6. Sebagian besar agraris tradisional, berada di pertengahan jalan antara
masyarakat tradisonal dan masyarakat industri; tradisi dan mitos
mengambil tempat yang dominan dalam kesehariannya (Sutarto, 2006).

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Budaya merupakan suatu tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan,
nilai, sikap, agama, waktu dan peranan sosial yang diperoleh sekelompok besar
orang dari generasi ke generasi melalui usaha seorang individu dan kelompok.
Suatu budaya membentuk diri individu agar melakukan dan mejadikan sesuatu itu
apa adanya. Tanpa sengaja budaya akan terbawa oleh individu dalam kehidupan
sehari- harinya. Budaya memberikan identitas kepada sekelompok masyarakat.
Sehingga mengidentifikasi aspek-aspek budaya yang menjadikan individu dalam
sekelompok orang sangat berbeda. Masyarakat Pandalungan adalah masyarakat
yang berada dalam posisi transisi dalam pola sosial budayanya. Masyarakat
Transisi adalah masyarakat yang memiliki kultur campuran antara dua budaya
dominan yang ada. Etika sosial, seperti tata krama, sopan-santun, atau budi pekerti
orang pandalungan berakar pada nilai-nilai yang diusung dari dua kebudayaan
yang mewarnainya, yakni kebudayaan Jawa dan Kebudayaan Madura.

8
DAFTRA PUSTAKA

Ilham, Mochamad. 2015. Kelir Mancawarna ; Strategi Kelisanan Seni


Pertunjukan Janger Banyuwangi. Disertasi. Yogyakarta: Program Pasca
Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada.

Raharjo, P. Christianto. 2006. PENDHALUNGAN : Sebuah Periuk Besar


Masyarakat Multikultural. Jember : Balai Kajian sejarah.

Sitompul, A.A. 1993. Manusia dan Budaya. Jakarta : Gunung Mulia.

Yuswandi, Hary. 2001. Masyarakat (Pandalungan) Jember – Pola Hibridasi


Budaya antar Etnik. Jurnal sosial Budaya Dan Politik. Vol 1. No 1

Zoebazary, M. Ilham. 2017. Orang Pendalungan : Pengertian Kebudayaan di


Tapal Kuda. Jember: Paguyuban Pandhalungan Jember.

Anda mungkin juga menyukai