Anda di halaman 1dari 37

Makalah

Wawasan Budaya

“wawasan budaya”

Dosen Pengampuh : Dr. Ellyana Hinta,M.Hum

OLEH :

Nama : Faiga Olifia Dg. mangawe

Nim : 441421017

Kelas : A pendidikan kimia

JURUSAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITS NEGERI GORONTALO

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "wawassan budaya" dengan
tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Matawawasan budaya. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kebudayaan, bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ellyana Hinta,M.Hum. selaku guru


Mata Pelajaran wawasan budaya. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 20 desember 2021

Faiga Olifia Dg. mangawe

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
A. Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A. filosofi wawasan budaya, tujuan dan alasan mempelajari wawasan budaya, dan ciri-ciri
budaya............................................................................................................................................3
B. jenis dan tipe budaya..............................................................................................................5
C. hubungan budaya dengan antropologi, dan hubungan budaya dengan ilmu kesenian............8
D. hubungan budaya dengan humaniora, dan hubungan budaya degan ilmu eksakta................11
E. dinamika masyarakat dan budaya.........................................................................................13
F. perbedaan budaya-budaya antar daerah................................................................................19
G. kecerdasan budaya dalam dunia modern..............................................................................21
H. kecerdasan budaya dalam dunia moderen.............................................................................24
I. pendidikan multikultural sebagai alat pemersatu bangsa......................................................27
J. peran budaya dalam masyarakat lama masyarakat modernitas.............................................28
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................33
A. Kesimpulan..........................................................................................................................33
B. Saran....................................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................34

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wawasan Budaya berasal dari perpaduan dari kata Wawasan dan Budaya.
Wawasan berarti pengetahuan atau ilmu, sedangkan Budaya adalah adat
istiadat,peraturan bahkan norma dalam masyarakat yang senantiasa dikembangkan
oleh masyarakat itu sendiri sehingga Nusantara menjadi berkembang menjadi
modern.
Dikatakan modern karena peralatan budaya yang mereka pakai sudah bukan
seperti zaman dulu lagi, seperti penggunaan handphone yang sudah banyak
digunakan di negara Indonesia kini. Tidak hanya handphone saja melainkan laptop
dan gadget lainnya yang telah banyak digunakan di Indonesia.
Budaya di Indonesia berkembang pesat dalam ruang lingkup teknologi yang
memudahkan mereka dalam melakukan pekerjaan. Seperti mengirim pesan yang
kebanyakan tidak mengirim lewat kantor pos, walaupun sampai sekarang masih ada
yang menggunakannya. Dan lagi seperti mencetak dokumen, tidak lagi
menggunakan mesin ketik melainkan memakai mesin printer.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan filosofi wawasan budaya, tujuan dan alasan mempelajari
wawasan budaya, dan ciri-ciri budaya?
2. Jelaskan jenis dan tipe budaya?
3. Bagaimana hubungan budaya dengan ilmu-ilmu lainnya?
4. Bagaimanahubungan budaya dengan antropologi, dan hubungan budaya
dengan ilmu kesenian?
5. Bagaimana hubungan budaya dengan humaniora, dan hubungan budaya
degan ilmu eksakta?
6. Jelaskan dinamika masyarakat dan budaya?

1
7. Bagaimana perbedaan budaya-budaya antar daerah?
8. Bagaimana kecerdasan budaya dalam dunia modern?
9. Jelaskan pendidikan multikultural sebagai alat pemersatu bangsa?
10. Bagaimana peran budaya dalam masyarakat lama masyarakat
modernitas?
A. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami filosofi wawasan budaya, tujuan dan alasan
mempelajari wawasan budaya, dan ciri-ciri budaya
2. Mengetahui dan memahami jenis dan tipe budaya
3. Mengetahui dan memahami hubungan budaya dengan ilmu-ilmu
lainnya
4. Mengetahui dan memahami hubungan budaya dengan antropologi, dan
hubungan budaya dengan ilmu kesenian
5. Mengetahui dan memahami hubungan budaya dengan humaniora, dan
hubungan budaya degan ilmu eksakta
6. Mengetahui dan memahami dinamika masyarakat dan budaya
7. Mengetahui dan memahami perbedaan budaya-budaya antar daerah
8. Mengetahui dan memahami kecerdasan budaya dalam dunia modern
9. Jelaskan pendidikan multikultural sebagai alat pemersatu bangsa
10. Mengetahui dan memahamiperan budaya dalam masyarakat lama
masyarakat modernitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. filosofi wawasan budaya, tujuan dan alasan mempelajari wawasan budaya,


dan ciri-ciri budaya
Filosofi wawasan budaya
Kata budaya berasal dari Bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari
buddhi yang memiliki arti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, budaya dikenal
dengan culture
Wawasan kebudayaan merupakan cara pandang masyarakat terhadap budaya dan
lingkungan dalam eksistensinya (Danusaputro, 1981: 34). Hal ini mengisyaratkan
bahwa wawasan kebudayaan bersifat dinamis, maksudnya adalah wawasan
kebudayaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok masyarakat selalu
berkembang sesuai dengan eksistensi budaya tersebut. Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi Pengertian budaya adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Andreas Eppink
Pengertian budaya mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.
Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan merupakan buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat.
Tujuan dan alasan mempelajari wawasan budaya
Tujuan mempelajari wawasan budaya antara lain:
a. Dengan mempelajari budaya, akan terbentuk jiwa yang lebih menghargai, dan
menerima perbedaan, serta hidup tenteram dengan nilai-nilai luhur.
b. Tumbuhnya jiwa nasionalisme
c. Menyelamatkan dan melestarikan warisan budaya.
Alasan mempelajari wawasan budaya:

3
 Membuka diri
hal ini dapat membuat seseorang mempunyai nilai tersendiri karena budaya
adalah aspek yang dapat membentuk pandangan terhadap dunia dan nilai seseorang
 Meningkatkan kesadaran diri
agar budaya tidak punah dari kehidupan masyarakat, maka kita harus menjaga dan
melestarikannya sehingga ini dapat meningkatkan kesadaran kita bahwa budaya
adalah hal penting.
 Etika dan estetika
etika & estetika berbudaya mengandung tuntutan bahwa budaya yang diciptakan
harus mengandung nilai-nilai etik yang bersifat universal dan memenuhi keindahan
yang beragam
 Mendorong perdamaian dan meredam konflik
budaya masyarakat yang membentuk kearifan lokal dapat menjadi salah satu
alternatif masalah dalam pemecahan konflik. Kearifan lokal berpotensi mendorong
masyarakat untuk hidup rukun dan damai
 Demografis
Fokus ini memuncakantara masyarakat dan budaya sehingga dapat memperkuat
peradaban manusia dengan kearifan lokal yang ada
ikatan hubungan (relasi)
Ciri-ciri budaya
Budaya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Bisa Dimiliki Bersama
Budaya dibentuk dan dikembangkan oleh suatu kelompok masyarakat tertentu
secara bersama sama. Berarti bahwa bukan secara individual saja, namun suatu
golongan masyarakat tertentu.
 Budaya Berbasis Simbol
Ciri-ciri budaya selanjutnya yakni budaya berbasis simbol. Kamu perlu tahu
bahwa, budaya juga dapat diketahui dari representasi simbol-simbol tertentu. Hal
itu sebagai bentuk makna yang terkandung dari ekspresi budaya tersebut.
 Budaya Bersifat Adaptif

4
Kebudayaan tak hanya melanjutkan apa yang telah menjadi kebiasaan suatu
komunitas tertentu, akan tetapi juga perlunya memilikinya sebuah kemampuan
untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai situasi. Setiap kelompok tersebut
mempunyai ciri-ciri budaya dengan tingkat kemampuan yang berbeda antara satu
dengan lainnya.
 Budaya Dipelajari dan Diwariskan
Kebudayaan menjadi salah satu proses interaksi sosial yang bisa dipelajari dan
diwariskan. Lewat proses itulah penyampaian ciri-ciri budaya dari masyarakat
kepada berbagai individu dapat dilakukannya.

B. jenis dan tipe budaya


Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sekelompok orang,
dan diwariskan turun temurun untuk generasi ke generasi. Budaya terdiri dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, bahasa, adat istiadat, bangunan,
alat, pakaian, dan karya seni. Budaya adalah gaya hidup holistik. budaya juga bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya bantuan menentukan perilaku
komunikatif. Unsur penyebaran sosial budaya, dan mencakup banyak kegiatan sosial
manusia.

JENIS - JENIS BUDAYA DI INDONESIA

1. Upacara Adat

Upacara menjadi salah satu bentuk atau ungkapan manusia terhadap berbagai
keadaan yang terjadi baik kelompok atau individu. Dari pengertian ini, tidak heran bila
Indonesia mempunyai berbagai upacara tradisi.Maksud dan tujuannya beragam. Seperti
yang terjadi di Bali melalui Ngaben. Di mana, proses kremasi orang meninggal,
kemudian abu jenazahnya di larungkan ke laut atau sungai. Kondisi ini sering sekali
dilakukan.

2. Tarian Tradisional

5
Menari menjadi salah satu bentuk dari berbagai macam kebudayaan yang menarik
untuk dinikmati. Di mana, dalam setiap gerakannya merupakan sebuah pesan dan doa
yang ditujukan kepada Tuhan.

Biasanya, gerakan tersebut berasal dari Keraton. Salah satu yang menarik untuk
dipentaskan adalah Tari Gandrung berasal dari Banyuwangi. Kehadirannya selalu
diadakan di akhir tahun sebagai upanya melanjutkan tradisi.

Bisa juga Tari Rotor, sebagai bagian dari penyambutan tamu saat Kamu berkunjung ke
Sumatra. Utara. Di mana budaya daerah di Indonesia tersebut digunakan untuk
menyambut tamu dari luar.

3. Lagu dan Musik

Selain beragam, Indonesia sendiri juga sangat lengkap soal tradisi. Hal tersebut
dapat dilihat dari alat musik serta lagu yang dibawakan. Iringan nada dan iramanya
memang terasa menyenangkan.Jenis budaya di Indonesia mengenai lagu tersebut juga
dapat dilihat dengan beberapa lirik yang bertemakan kebangsaan. Patriotisme serta
semangat pantang menyerah agar tercipta rasa nasionalisme.

4. kesenian dan sastra

Perkembangan dunia Sastra Indonesia memang cukup pesat. Hanya saja, beberapa
sudah mulai ditinggalkan. Tetapi, ada juga mencoba dibangkitkan kembali. Salah satu
contohnya adalah Pantun yang jadi ciri khas bangsa.

Jenis budaya di Indonesia dari bidang sastra tersebut semakin hari terus
berkembang. jadi, penikmatnya tidak perlu pergi keluar. Hanya berdiam diri saja
karena, seluruh karya bisa dibaca.

5. Kuliner Khas Atau Makanan Khas

Kuliner ini masuk menjadi salah satu budaya. Perlu diketahui, bahwa pembuatan
makanan zaman dulu, berbeda dengan saat ini. Mereka mempunyai filosofi atau
makna.Dengan begini, setiap menu yang dihadirkan memang bukan sembarangan

6
makanan. Berisi sebuah harapan dan doa didalamnya. Walaupun tidak sedikit juga yang
tidak mempunyai makna sama sekali.

6. Kepercayaan

Konsep ini hampir sama dengan upacara adat, hanya saja konsepnya lebih
sederhana. Karena, mengandung keyakinan sesuai dengan ajaran yang sudah diberikan.
Sebagai contoh, suku jawa mengenal weton.Istilah tersebut digunakan untuk melihat
tanggal lahir seseorang kemudian, dihubungkan dengan acara besar. Contohnya, ingin
pindah Rumah atau menikah. Maka, perhitungan seperti ini wajib dilakukan.

TIPE- TIPE BUDAYA

Setiap masyarakat memiliki kecenderungan untuk menanamkan norma dan nilai-


nilai kepada anggotanya, termasuk dalam bidang politik. Pada dasarnya, budaya politik
merupakan nilai-nilai pengetahuan, adat istiadat, dan norma-norma yang dianut bersama
dan melandasi pandangan hidup warga masyarakat suatu negara. Budaya politik lebih
fokus terhadap aspek-aspek non perilaku aktual, seperti pandangan, sikap, nilai, dan
kepercayaan.Jadi, pokok pembahasan yang akan di bahas yaitu mengenai tipe- tipe
budaya politik.

1) Budaya politik parokial

Budaya politik parokial merupakan tipe budaya politik yang terbatas pada lingkup
kecil yang bersifat kedaerahan.Budaya politik ini memperlihatkan tingkat partisipasi
politik masyarakatnya sangat rendah yang diakibatkan oleh faktor kognitif (tingkat
pendidikan rendah).

Budaya politik tipe ini juga memperlihatkan bahwa masyarakatnya tidak memiliki
minat maupun kemampuan untuk berpartisipasi dalam politik. Budaya politik tipe ini
terlihat jelas pada kelompok masyarakat tradisional

2) Budaya politik subyek

Budaya politik subyek merupakan tipe budaya politik di mana anggota masyarakat
tidak mempunyai perhatian dan kesadaran besar terhadap keseluruhan sistem politik

7
yang ada.Dalam budaya politik tipe ini, perhatian yang lebih besar ditunjukkan pada
hasil dari sistem politik yang bersangkutan. Sementara dalam hal partisipasi dan
keterlibat dalam sistem politik, bisa dibilang sangat kecil.

3) Budaya politik partisipan

Budaya politik partisipan merupakan tipe budaya politik di mana anggota masyarakat
menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara.Dalam tipe ini, anggota
masyarakat berperan aktif dalam proses politik serta dapat memengaruhi sebuah
kebijakan politik yang akan dibuat oleh pemegang kekuasaan.

C. hubungan budaya dengan antropologi, dan hubungan budaya dengan ilmu


kesenian
(Menurut Koentjaraningrat.2003), perubahan kebudayaan dipengaruhi oleh proses
evolusi kebudayaan, proses belajar kebudayaan dalam suatu masyarakat, dan adanya
proses penyebaran kebudayaan yang melibatkan adanya proses interaksi atau hubungan
antarbudaya.

Koentjaraningrat menyatakan bahwa penjajahan atau kolonialisme merupakan salah


satu bentuk hubungan antarkebudayaan yang memberikan pengaruh kepada
perkembangan budaya lokal. Proses saling memengaruhi budaya tersebut terjadi melalui
proses akulturasi dan asimilasi kebudayaan.

1. Akulturasi Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila suatu
kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur
kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat
laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kebudayaan lokal itu sendiri. Di dalam proses akulturasi terjadi proses seleksi terhadap
unsurunsur budaya asing oleh penduduk setempat. Contoh proses seleksi unsur-unsur
budaya asing dan dikembangkan menjadi bentuk budaya baru tersebut terjadi pada masa
penyebaran agama Hindu-Buddha di Indonesia sejak abad ke-1.

8
Bentuk kontak kebudayaan yang menimbulkan proses akulturasi, antara lain sebagai
berikut.a. Kontak kebudayaan dapat terjadi pada seluruh, sebagian, atau antarindividu
dalam masyarakat.b. Kontak kebudayaan dapat terjadi antara masyarakat yang memiliki
jumlah yang sama atau berbeda.c. Kontak kebudayaan dapat terjadi antara kebudayaan
maju dan tradisional.d. Kontak kebudayaan dapat terjadi antara masyarakat yang
menguasai dan masyarakat yang dikuasai, baik secara politik maupun ekonomi.

Berkaitan dengan proses terjadinya akulturasi, terdapat beberapa unsur-unsur yang


terjadi dalam proses akulturasi, antara lain sebagai berikut.

a. Substitusi

Substitusi adalah pengantian unsur kebudayaan yang lama diganti dengan unsur
kebudayaan baru yang lebih bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Misalnya, sistem
komunikasi tradisional melalui kentongan atau bedug diganti dengan telepon, radio
komunikasi, atau pengeras suara.

b. Sinkretisme

Sinkretisme adalah percampuran unsur-unsur kebudayaan yang lama dengan unsur


kebudayaan baru sehingga membentuk sistem budaya baru. Misalnya, percampuran
antara sistem religi masyarakat tradisional di Jawa dan ajaran Hindu-Buddha dengan
unsur-unsur ajaran agama Islam yang menghasilkan sistem kepercayaan kejawen.

c. Adisi

Adisi adalah perpaduan unsur-unsur kebudayaan yang lama dengan unsur


kebudayaan baru sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Misalnya,
beroperasinya alat transportasi kendaraan angkutan bermotor untuk melengkapi alat
transportasi tradisional seperti cidomo (cikar, dokar, bemo) yang menggunakan roda
mobil di daerah Lombok.

2. Asimilasi kebudayaan

Koentjaraningrat menyatakan bahwa asimilasi adalah proses sosial yang timbul


apabila adanya golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbedabeda

9
yang saling bergaul secara intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan-
kebudayaan tersebut berubah sifatnya dan wujudnya yang khas menjadi unsur-unsur
budaya campuran.

Di Indonesia, proses asimilasi sering terjadi dalam masyarakat karena adanya dua
faktor. Pertama, banyaknya unsur kebudayaan daerah berbagai suku bangsa di
Indonesia. Kedua, adanya unsur-unsur budaya asing yang dibawa oleh masyarakat
pendatang seperti warga keturunan Tionghoa dan Arab yang telah tinggal secara turun-
temurun di Indonesia.

Hubungan Budaya Dengan Ilmu Kesenian

Perkembangan seni moderen di Indonesia sebagai segi dari perubahan budaya tentu
adalah sebuah dari pertanyaan yang lebih luas mengenai pengaruh seni. Pada perdebatan
antara pihak timur dan barat mengenai mederenisasi dan westerenisasi? Karena
pengaruh itu berpengaruh pada kehidupan barat yang semakin lama semakin masuk
kewilayah timur secara menyeluruh.

Secara empiris dapat terlihat bahwa seni yang berkembang di Indonesia telah
mengalami stilisasi dari dunia luar, seperti halnya pada masa dunia luar masuk
kewilayah aceh ataupun Indonesia pada masa silam yang mereka rata-rata adalah
pedagang yang tentunya sudah pasti banyak sisi kebudayaan yang masuk keindonesia
yang terus-menerus menjadi awal kebudayaan baru yang menjadikan seni mempunyai
banyak pengaruh dari dunia luar.

Indonesia terkenal sebagai daerah yang dimasuki oleh masyarakat purba dari
wilayah cina selatan (teori). Secara kondisional pula Indonesia telah dimasuki banyak
daerah seperti halnya pada masa penjajahan dan masa globalisasi 2020 yang itupin akan
sangat berpengaruh pada perkembangan dunia kebudayaan yang mengarah pada seni
kebudayaan. Jelas terlihat bahwa kebudayaan Indonesia ini tidak dapat dijadikan hak
paten masa lalu tetapi selepas Indonesia Merdeka barulah timbul hal yang seperti ini
dan bukan tidak mungkin ini adalah stilisasi dari masa terdahulu yang menjdi kebiasaan.
Nah jika hal itu terlah benar terjadi. Berarti Indonesia telah mempunyai penggayaan
baru dari dunia luar akan han seni dan kebudayaan.

10
Pendifinisian seni dan kebudayaan secara mendasar juga saling berkaitan yang juga
saling berhubung. Dan seni di Indonesia telah terkontaminasi dari duni luar. Hal ini juga
berpengaruh pada seni terdahulu. Jika digaris bawahi sifat manusia dahulu adalah
nomaden artinya tidak ada yang memurnikan unsure seni sebagai hak kecuali untuk
pengaruh latar yang menjadikan tempat. Terlihat bahwa unsure kebudayaan indonesia
juga dimiliki oleh orang lain hanya terdapat hal yang dimiliki oleh daerah untuk
membedakan sebagai popularitas kabangsaan.

D. hubungan budaya dengan humaniora, dan hubungan budaya degan ilmu


eksakta
Deskripsi humaniora

Humaniora merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala hal


yang diciptakan atau menjadi perhatian manusia baik itu ilmu filsafat, hukum, sejarah,
bahasa, teologi, sastra, seni dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin, humaniora
artinya manusiawi.

Humaniora dalam Pendidikan adalah kecerdasan majemuk (multiple intellegences)


Gardner mengakui adanya kecerdasan dalam diri manusia, yang semula hanya
kecerdasan tunggal, menuju kecerdasan majemuk (intelegensi, emosional, spiritual).

• Tujuan humaniora adalah munculnya sosok yang humanis, orang yang


mendambakan terwujudnya pergaulan yang baik, didasari asas-asas
perikemanusiaan, pengabdi kepentingan sesama umat manusia.

• IGAK Wardani (2007) menjelaskan tujuan ilmu humaniora adalah


membebaskan pikiran manusia untuk mandiri dalam menemukan, memilih, dan
memanfaatkan informasi yang membuatnya lebih manusiawi.

Ruang Lingkup humaniora awalnya hanya mencakup bahasa dan sastra klasik,
tetapi kemudian berkembang seperti teologi, filsafat, ilmu hukum, ilmu sejarah,
filologi, ilmu bahasa, kesastraan, dan ilmu kesenian, serta psikologi.

Pengembarang Ruang Lingkup dari Humaniora

11
1. Manusia dan Cinta Kasih

2. Manusia dan Keindahan

3. Manusia dan Penderitaan

4. Manusia dan Keadilan

5. Manusia dan Pandangan hidup

6. Manusia dan Tanggung jawab serta Penabdian

7. Manusia dan Kegelisahan

8. Manusia dan Harapan

MANFAAT-

Kajian humaniora akan membuat sesorang lebih manusiawi dan berbudaya.


Sebagai antisipasi kemajuan teknologi yang kadang-kadang membuat manusia seperti
kehilangan harkatnya karena hampir semua peran manusia dapat digantikan oleh mesin
sehingga tidak tertutup kemungkinan manusia juga bertindak seperti mesin dan
kehilangan nurani.

Sejarah singkat humaniora

a. Woodhouse (2002) dalam artikelnya The Nature of Humanities: Historical


Perspective menegaskan humaniora yang berasal dari program pendidikan yang
disebut humanitas sebagai faktor penting pendidikan untuk menjadi orator yang ideal.

b. Penggunaan istilah humanitas oleh Cicero mengarah pada pertanyaan tentang makna
umum humanitas berarti kualitas, perasaan, dan peningkatan martabat kemanusiaan

c. Zaman moderen pengertian humanitas berkembang kedalam dua makna khusus,


yaitu pertama mengacu pada perasaan kemanusiaan dan tingkah laku
(kelemahlembutan, penuh pertimbangan). Kedua, tujuan pendidikan liberal
sebagaimana yang diformulasikan John Henry Newman, humanitas mengacu pada
pengembanga intelektual.

12
d. Istilah “humanitas” dalam diri manusia pada jaman Aufklarung humaniora banyak
dikritik, tetapi program itu tetap menjadi dasar pendidikan pada abad 18 dan 19.

Hubungan manusia, masyarakat dan kebudayaan

• Hubungan antara individu dan masyarakat: Masyarakat merupakan lingkungan


sosial individu yang lebih luas.

• Hubungan antara individu, keluarga, dan masyarakat.

Individu à Keluarga à Masyarakat berkaitan erat dengan aspek sosial dari individu
yg menggambar kan kebutuhan hakiki dari manusia, yang tercakupi melalui kontak
individu dengan keluarga dan masyarakatnya.

• Hubungan antara masyarakat dan kebudayaan adalah Kebudayaan tidak


mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan ekstensi masyarakat itu hanya
dapat dimungkinkan oleh adanya kebudayaan.

Hubungan individu, masyarakat dan kebudayaan Adalah

• Hubungan individu dan kebudayaan adalah:

• Individu bertindak sebagai penganut kebudayaan.

• Individu bertindak sebagai pembawa kebudayaan.

• Individu bertindak sebagai manipulator

• Individu bertindak sebagai pencipta kebudayaan. Wahana dimana individu


hidup adalah masyarakat. melalui sitem nilai budaya, akan menata peranan
sosialnya sesuai dengan status sosialnya. Jadi individu harus hidup di dalam
masyarakat agar potensi budayanya berkembang yang mengantarnya menjadi
manusia. Maka individu (manusia), masyarakat dan kebudayaan merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dalam arti

• yang utuh. Karena ketiga unsur tersebut inilah kehidupan mahluk sosial
berlangsung

13
E. dinamika masyarakat dan budaya
1. Proses Internalisasi

Proses internalisasi adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan


sampai ia hamper meniggal. Individu belajar menanmkan dalm kepribadiannya
segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya, yang
digunakan untuk mengembangkan kepribadian individu. Tetapi wujud dan
pengaktifan dari berbagai macam stimulasi yang berbeda dalam sekitaran alam dan
lingkungan sosial maupun budayanya.

Setiap hari dalam hidup berlalu, bertambahlah berbagai macam pengalaman


mengenai bermacam-macam perasaan baru, dan belajarlah ia merasakan
kegembiraan, kebahagiaan, simpati, cinta, benci, keamanan, harga diri, kebenaran,
perasaan bersalah, dosa, malu, dan sebagianya. Selain perasan-perasaan tersebut,
juga berbagai macam hasrat, seperti hasrat untuk mempertahankan hidup, bergaul,
meniru, tahu, berbakti, keindahan, dipelajarinya melalui proses internalisasi ynag
menjadikan bagian dari kepribadian individu.

2. Proses Sosialisasi

Peroses sosialisasi berkaitan dengan proses belajar kebudayaandalam hubungan


dengan system sosial. Dalam proses itu seseorang individu dari masa anak-anak
hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala
macam individu yang ada disekelilingnya yangmenduduki beraneka macam peranan
sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai contoh dari pengalaman seorang bayi dalam suatu keluarga golongn
pegawai tinggi dikota. Dari permulaan hidupnya bayi sudah harus menghadapi
beberapa individu dalam lingkungan masyarakat kecil adalah ibu dan ayahnya.
Dalam kontak dengan orang tersebut ia akan mengalami tingkah laku mereka yang
berdasarkan perhatian dan cinta. Kemudian juga ia akan belajar kebiasaan yang
pertama yaitu makan dan minum disaat yang tepat. Hubungan dengan lingkungan
sosialnya menjadi lebih intensif ia mengembangkan bahasanya sehingga ia dapat

14
menguraikan maksudnya dan dapat lebih mudah individu lain menerima
maksudnya.

Proses sosialisai dalam golongn sosial lainnya dalam lingkungan sosial dari
berbagai suku bangsa didunia dapat menunjukkan proses sosialisasi yang berbeda,
karena proses sosialisasi ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkung sosial
yang bersangkutan.

3. Proses Enkulturasi/

Enkulturasi adalah pembudayaan, proses enkulturasi adalah proses seorang


individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat,
system norma, dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.

Proses enkulturasi sudah dimulai sejak kecil dalam alam pikiran warga suatu
masyrakat , berawal dari orang dalam lingkungan keluarga, kemudian teman
bermain. Seringkali meniru berbagai macam tindakan meniru itu dan diinternalisasi
dalam kepribadiannya. Dengan berkali-kali meniru maka tindakannya menjadi suatu
pola yang mantap, dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan.

Dalam suatu masyarakat ada pula individu yang mengalami berbagi hambatan
dalam proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi, yang menyebabkan bahwa
hasilnya kurang baik. Individu itu tidak dapat menyesuaikan kepribadiannya dengan
lingkungan sekitarnya, sehingga condong menghindari norma-norma dan aturan-
aturan masyarakat yang berlaku dilingkunagnnya. Yang menjadikan hidupnya
penuh konflik dengan otang lain.

4. Proses Evolusi Sosial


a. proses microscopic dan macroscopic dalam evolusi sosial

Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisis


dari dekat secara detail (microscopic), atau dapat juga dipandang seolah-olah
dari jauh dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan yang tampak besar
(macroscopic). Proses analisis yang dilakukan secra detail dapat mengerti

15
berbagai macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan
masyarakat. Proses perubahan ini berlangsung lama sehingga menyebabkan
perubahan yang besar.

b. proses berulang dalam evolusi sosial

adat istiadat yang lazim berlaku dalam masyarakat ynag menjadi objek
penelitian ilmu antropologi muncul terhadap factor individu dalam masyarakat.
Sikap, perasaan, dan tingkah laku khusus individu dalam masyarakat yang
mungkin bertentangan dengan adat istiadat yang lazim, diabaikan saja atau tidak
mendapat perhatian secara layak. Dengan demikian, kalau seorang ahli
antropologi misalnya harus menulis tentang adat istiadat perkawinan orang bali,
ia hanya akan mengumpulkan keterangan tentang hal yang lazim dilakukan
dalam perkawinan orang bali. Upacara, aktivitas, dan tindakan yang
menyimpang dari adat bali pada umumnya terjadi karena berbagai situasi,
biasanya diabaikan atau kutang diperhatikan. Tindakan masyarakat yang
menyimpang dari adat istiadat umum seperti yang terurai sebelumnya, pada
suatu ketika dapat banyak terjadi dan dapat sering berulang (recurrent) dalam
kehidupan sehari-hari. Tidak ada suatu masyarakat yang semua warganya taat
pada aturan adat untuk selamanya, dapat kita mengerti bahwa keadaan yang
menyimpang merupakan pangkal dari proses perubahan kebudayaan masyarakat
pada umumnya.

Sudah tentu masyarakat tidak akan membiarkan penyimpangan yang terjadi


dalam masyarakat, dan itulah sebabnya dalam tipa masyarakat ada alat
pengendali masyarakat. Yang bertuajuan untuk tetap mempertahankan adat
istiadat.

c. proses mengarah dalam evolusi sosial

16
kalau evolusi masyarakat dan kebudayaan kita pandang dari suatu jarak yang
jauh, dengan mengambil interval waktu yang panjang, maka akan tampak
perubahan besar yang seolah bersifat menentukan arah dari sejarah
perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
5. Difusi

Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia


dibumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan sejarah dari proses
penyebaran unsur kebudayaan keseluruh penjuru dunia yang disebut difusi. Salah
satu bentuk difusi adalah penyebaran unsur kebudayaan dari satu tempat ketempat
yang lainoleh kelompok manusia yang bermigrasi.

Penyebaran unsur kebudayaan juaga dapat terjadi tanpa ada perpindahan


kelompok manusia atau bangasa dari satu temapt ke temapt lain, tetapi karena
individu tertentu yang membawa unsur kebudayaan itu hingga jauh.

Bentuk difusi yang lain adalah penyebaran unsur kebudayaan yang berdasarkan
pertemuan antara individu dalam suatu kelompok denagn individu kelompok lain.
Pertemuan antara kelompok semacam itu dapat berlansung dengan berbagi cara.
Seperti hubungan symbolistic, penetration, peperangan.

6. Akulturasi

Istilah akulturasi, atau acculturation, atau culture contac, mempunyai berbagai


arti dianatara para antropologi, tetapi semua sepaham bahwa konsep itu mengenai
proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia denagn suatu kebudayaan
asing yang sedemiakian rupa, sehungga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat
laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Proses akulturasi sudah ada sejak dahulu dalam sejarah kebudayaan manusia,
tetapi proses akulturasi yang mempunyai sifat khusus, baru timbul ketika
kebudayaan-kebudayaan bangsa di eropa barat mulai menyebar keseluruh daerah

17
lain dimuka bumi, dan mulai mempengaruhi masyarakat suku bangsa lain pada
permulaan abad ke-15.

Dalam masa itu dapat diketahui cara dan dalam keadaan apa kebudayaan dapat
dimasuki pengaruh kebudayaan lain, unsur-unsur yang diambil atau diolah oleh
kebudayaan suku bangsa masyarakat tadi, melalui saluran apa dan pada lapisan apa
dalam masyarakat suku bangsa tadi, unsur-unsur kebudayaan yang masuk, reaksi
sikap dan perasaan para individu dalam masyarakat suku bangsa tadi terhadap
unsur-unsur kebudayaan tersebut.

Perhatian terhadap saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing


untuk masuk kedalam kebudayaan penerima, akan memberi suatu gambaran yang
konkret tentang jalannya suatu proses akulturasi.Salah astu wujud penolakan
terhadap pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing dan pergeseran sosial-budaya
yang merupakan akibat dari peristiwa itu terjadi dalam banyak masyarakat didunia.

7. Asimilasi

Asimilasi (assimilation) adalah proses sosial yang timbul bila ada: a. golongan
manusia dengn latar belakang kebudayaan yang berbeda, b. saling bergaul langsung
secara intensif untuk waktu yang lama, c. kebudayaan-kebudayaan golongan-
golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur masing-
masing berubah wujudnya menjadi unsur kebudayaan campuran. Biasanya,
golongan yang tersangkut dalamproses asimilasi adalah suatu golongna mayoritas
dan minoritas. Dalam hal ini golongan minoritas merubah sifat khas dari unsur
kebudayaan dan menyesuaikannya dengan kebudayaan dari golongan mayoritas.
Sedemikian rupa sehingga lambat laun kehilanagn kepribadian kebudayaannya dan
masuk kedalam kebudayaan mayoritas.

Adapun factor-factor yang menghambat proses asimilasi pada umumnya adalah:


a. kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi, b. sifat takut
terhadap kekuatan dan kebudayaan lain, c. perasaan superioritas pada individu-
individu dari satu kebudayaan terhadap yang lain.

18
8. Inovasi

Inovasi adalah proses pemabaruhan dan penggunaan sumber-sumber alam,


energy, dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi
baru yang semua akan menyebabkan adanya system peroduksi menghasilkan
produk-produk baru.. Dengan demikian inovasi itu mengenai pembaruan
kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi.

Proses inovasi sudah tentu sangat erat kaitannya dengan penemuan baru dalam
teknologi. Suatu penemuan biasanya merupakan suatu proses sosial yang panjang
yang melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention.

Suatu discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru,
baik berupa suatu alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh seorang individu atau
kelompok masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi invention bila
masyarakat sudah mengakui , menerima, dan menerapkan penemuan baru itu.

Factor yang menjadi pendorong individu dalam suatu masyarakat untuk


memulai dan mengembangkan penemuan-penemuan baru adalah: a. kesadaran pada
tiap individu akan kekurangan dalam kebudayaannya, b. mutu dari keahlian dalam
suatu kebudayaan, c. system perangsang bagi aktivitas mencipta dalam masyarakat.

F. perbedaan budaya-budaya antar daerah


a. Bagaimana perbedaan kebudayaan
Kebudayaan merupakan elemen subjektif dan objektif yang dibuat manusia yng
di masa lalu meningkatkan kemungkinan untuk bertahan hidup dan berakibat dalam
kepuasan pelaku dalam ceruk ekologis, dan demikian tersebar dintara mereka yang
dapat berkomunikasi Satu sama lainnya, karena mereka mempunyai kesamaan
bahasa dan mereka hidup dalam waktu dan tempat yang sama. Kebudayaan tentu saja
berbeda dalam fareasi dan tujuan komunikasinya, perbedaan itu mungkin saja datang
dari kesan pertama tentang bahasa. Tentu saja kebudayaan itu berbeda dalam hal
pengucapan bahasa dan tulisannya.
Keanekaragaman budaya menjadi bumbu kehidupan bagi bangsa – bangsa di
dunia. Budaya membantu kita memahami wilayah planet atau ruang yang kita

19
tempati. Budaya memudahkan kehidupan dengan memberikan solusi – solusi yang
telah disiapkan untuk memecahkan masalah – masalah, dengan menetapkan pola –
pola hubungan, dan cara – cara memelihara kohesi dan konsensus kelompok. Banyak
cara atau pendekatan yang berlainan untuk menganalisis dan mengkategorikan suatu
budaya agar budaya tersebut lebih mudah dipahami
b. Aspek-aspek kebudayaan
 Sistem komunikasi, verbal dan nonverbal, membedakan suatu kelompok
dari kelompok lainnya. Terdapat banyak “ bahasa asing” di dunia.
Sejumlah bangsa memiliki lima belas atau lebih bahasa utama (dalam
suatu kelompok bahasa terdapat dialek, aksen, logat, jargon, dan ragam
lainnya). Lebih jauh lagi, makna – makna yang di berikan kepada gerak –
gerik, misalnya sering berbeda secara kultural.
 pakaian dan dandanan ( perhiasan ) luar, juga dekorasi tubuh yang
cenderung berbeda secara kultural. Kita mengetahui adanya Beberapa
suku bangsa mencorengi wajah – wajah mereka untuk bertempur,
sementara sebagian wanita menggunakan kosmetik untuk
memperlihatkan kecantikan. adat istiadat dan peraturan – peraturan
menentukan pakaian harian, panjang rambut, perlengkapan yang dipakai,
 Makanan dan kebiasaan makanan Cara memilih, menyiapkan, menyajikan
dan memakan makanan sering berbeda antara budaya yang satu denan
yang lainnya. Orang – orang Amerika menyenangi daging sapi, tapi
daging sapi terlarang bagi orang – orang hindu. Cara makan juga berbeda.
Ada orang yang makan dengan tangan saja, ada yang makan
menggunakan sumpit, dan ada pula yang makan dengan seperangkat alat
makan yang lengkap
 kesadaran akan waktu Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang
satu dengan budaya lainnya. Sebagian orang tepat waktu dan sebagian
orang lainnya merelatifkan waktu. Umumnya, orang – orang Jerman tepat
waktu, sedangkan orang – orang Amerika Latin lebih santai. Musim –
musim sepanjang tahun juga beraneka ragam secara kultural. Beberepa

20
wilayah di bumi menandai musim – musim tersebut dengan sebutan
musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur,
c. Hubungan kebudayaan
 Hubungan – hubungan Budaya juga mengatur hubungan – hubungan
manusia dan hubungan – hubungan organisasi berdasarkan usia, jenis
kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan, kakuasaan, dan kebijaksanaan.
Subkultur militer mempunyai suatu aturan hubungan yang klasik,
 Nilai dan norma adalah sesuatu yang ada di pertengahan revolusi. Disini
orang – orang sangat mendambakan nilai – nilai yang lebih tinggi, seperti
kualitas kehidupan, prestasi diri dan makna dalam pengalaman. Dalam
beberapa budaya di kepulauan Pasifik, orang yang stausnya lebih tinggi,
diharapkan pula untuk memberikan lebih banyak barang pribadinya.
Berdasarkan sistem nilainya itu, suatu budaya menetapkan norma –
norma prilaku bagi masyarakat yang bersangkutan. dasarkan kepangkatan
 Rasa diri dan ruang Kenyamanan yang dimiliki orang dengan dirinya
dapat diekspresikan secara berbeda oleh budaya. Identitas diri dan
penghargaan dapat diwujudkan dengan sikap yang sederhana dalam suatu
budaya, sementara dalam budaya lain ditunjukkan dengan prilaku yang
agresif.
 Proses mental dan belajar Antropologi Edward Hall berpendapat bahwa
pikiran adalah budaya yang terinternalisasikan, dan prosesnya berkenaan
dengan bagaimana orang mengorganisasikan dan memproses informasi.
Kehidupan dalam suatu tempat tertentu menetapkan pahala dan hukum –
hukum untuk mempelajari atau tidak mempelajari informasi tertentu, dan
ini ditegaskan dan di perkuat oleh budaya disana

G. kecerdasan budaya dalam dunia modern


Kecerdasan Budaya yang diaplikasikan dalam keterampilan interpersonal akan
meningkatkan kemampuan kita dalam melihat realitas perbedaan antara diri kita dengan
orang lain. Kecerdasan ini akan memungkinkan kita melihat dengan jelas dan fair pola-

21
pola perilaku, standar norma dan nilai-nilai (budaya) orang lain tanpa ?terganggu? oleh
budaya kita sendiri.

Kecerdasan Budaya merujuk pada kemampuan individu dalam memahami, berpikir


dan berperilaku secara efektif dalam situasi-situasi yang bercirikan perbedaan antar
budaya (Ang., et.all., 2008). Livermore (2011) mendefinisikan kecerdasan budaya
sebagai kemampuan untuk berfungsi secara efektif dalam berbagai konteks budaya
yang bervariasi. Menurut Ang, dkk. (2014), kecerdasan budaya ini mirip dengan
kecerdasan sosial dan kecerdasan emosional. Kecerdasan sosial merujuk pada
kemampuan untuk memahami dan mengelola hubungan sosial dengan orang lain.
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan dalam memahami dan menghadapi
(mengelola) emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Sedangkan kecerdasan budaya
adalah kemampuan untuk memahami, mengelola, dan berhadapan dengan emosi-emosi
orang lain dalam konteks antar budaya.

Menurut Earley & Ang (2008), kecerdasan budaya meliputi 4 (empat) faktor, yaitu
Pengetahuan, Strategi, Motivasi dan Perilaku.

Faktor pertama dalam kecerdasan budaya adalah kemampuan individu dalam hal
pengetahuan. Kecerdasan budaya yang berkaitan dengan pengetahuan menunjukkan
seberapa luas dan dalam pengetahuan individu tentang budaya dan perbedaan-
perbedaan antar budaya.

Faktor kedua dalam kecerdasan budaya adalah kemampuan dalam berstrategi.


Kecerdasan berstrategi mencakup kesadaran akan pikiran untuk mengembangkan dan
menemukan cara-cara dan aturan-aturan baru bagi interaksi sosialnya. Individu
mendapatkan cara-cara dan aturan-aturan baru tersebut melalui analisanya terhadap
pengalaman yang didapatkan saat melakukan interaksi antar budaya. Kecerdasan
tersebut juga menunjukkan kemampuan untuk merencanakan dan merefleksikan
kesadaran akan perbedaan budaya itu dalam situasi yang dihadapi serta bagaimana ia
menyusun strategi mental untuk menyesuaikannya.

Faktor motivasional merupakan faktor ketiga dalam kecerdasan budaya. Faktor


motivasional merupakan kemampuan individu dalam mengarahkan perhatian, minat

22
dan energinya untuk terlibat, mempelajari dan berfungsi (menjalankan fungsi) secara
efektif saat berada dalam situasi perbedaan antar budaya.

Faktor terakhir dalam kecerdasan budaya adalah faktor perilaku. Menurut Ang, dkk.
(2008), kecerdasan budaya dalam berperilaku merupakan kemampuan individu dalam
menunjukkan perilaku-perilaku verbal dan non-verbal yang sesuai saat ia berinteraksi
dengan orang-orang lain dari budaya yang berbeda. Kecerdasan budaya dalam
berperilaku ditandai dengan kemampuan individu dalam mengatur perilaku sosialnya,
sehingga ia terhindar dari kesalahpahaman dalam komunikasi dan interaksi antar
budaya.

Perubahan radikal dan pola berpikir, bekerja, dan bahkan budaya sangat berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. Fenomena perubahan selaras dengan adaptasi yang bersifat
konstan, progresif, secara langsung dan terarah. Di tingkat Manajemen Bisnis, efek dari
perbedaan budaya ini menghasilkan situasi pasar yang kritis, beradaptasi, mengadopsi,
atau gagal. Perusahaan harus mengadopsi perubahan dalam strategi berpikir,
manajemen kerja, dan metodologi pemasaran.

Perusahaan harus menerima perubahan yang sedang berlangsung dan menyesuaikan


dengan tujuan perusahaan agar meningkatkan keuntungan. Perusahaan harus memiliki
ketrampilan atau mengembangkan sumber daya seefektif mungkin untuk dapat
beradaptasi dan maju. Namun, perubahan membutuhkan manajemen budaya dan
kesiapan dalam menerima dalam menghadapi segala resiko (ekonomi, adaptasi,
toleransi sosial, dll.). Namun demikian, perubahan harus berjalan lebih baik dengan
meminimalisir resiko yang akan terjadi. Hal ini menjelaskan bahwa perubahan pola
pikir manajerial tidak hanya mengikuti perubahan yang diadopsi oleh budaya pasar
tetapi juga untuk mngatur pola pemasaran masa depan. Langkah pertama untuk praktik
manajemen modern adalah mengukur kompetensi pada konsumen. Selanjutnya,
manajemen harus mengukur kemampuan kelompok dalam menganalisis situasi.
Perusahaan harus mengidentifikasi peningkatan pengetahuan untuk mengembangkan
keterampilan individu dan kinerja secara menyeluruh. Bidang pengembangan dan

23
manajemen adalah aktor kemajuan dan berperan penting untuk mengembangkan
keterampilannya.

Kecerdasan budaya dibutuhkan bagi pengguna ruang digital agar tidak terjebak pada
zona negatif internet. Dan kecerdasan budaya itu harus memiliki tiga aspek utama.

1. kecerdasan social
2. kecerdasan emosianal
3. kecerdasan spiritual

Ketiga aspek kecerdasan itu merupakan kecerdasan budaya atau kecerdasan


interpersonal, kata dia. Sehingga pengguna memiliki kemampuan untuk memahami,
mengelola, berhadapan dengan emosi orang lain dalam konteks antar budaya.

H. kecerdasan budaya dalam dunia moderen


Kebudayaan Indonesia terbentuk dari beraneka ragam budaya etnik yang merupakan
hasil budidaya suku-suku bangsa yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Di
antara warna-warni suku bangsa, adat, dan tradisi itu terdapat garis merah yang
menunjukkan persamaan spirit, sikap, dan pandangan hidup berbangsa. Kebudayaan
Indonesia pada konteks kehidupan berbangsa juga menjadi pengawal proses transfer
menuju peradaban yang lebih baik, lebih maju, dan harmonis.

Kebudayaan dan Sistem Nilai

Sistem nilai budaya selalu megacu pada kearifan masa lampau. Masa lampau adalah
referensi dan bahan baku mengembangkan struktur dan tekstur masa depan kehidupan.
Ketika satu generasi sudah mulai mengabaikan sistem nilai budaya yang positif dari
pendahulunya, itu berarti tanda bahwa peri-kehidupan di wilayah itu sudah mulai rapuh.
Dan, jika kondisi tersebut dibarengi dengan datangnya gelombang era pembudayaan
budaya bangsa lain, hasilnya tentu dapat dibayangkan, keadaan suram suatu bangsa
karena menjadi boneka bangsa lain.

Sudah saatnya kita memulai dan terus menerus mengembangkan paradigm dalam
mengglobalkan kearifan lokal (glokalisasi) sebagai bangsa yang kaya dengan budaya
dan nilai-nilai luhur, sudah saatnya sudah bertindak mengglobalkannya (Karsidi, 2016).

24
Tindakannya lokal tetapi dampaknya global. Misalnya, melalui teknologi
informasi/digital harus dijadikan kemudahan oleh manusia dalam mengenalkan kearifan
lokal. Dengan adanya pengenalan terhadap kearifan lokal, maka akan tercipta
pengembangan nilai-nilai luhur dalam memperkokoh jati diri bangsa. Nilai-nilai lokal
seperti;

a) Cinta kepada Tuhan, alam semester beserta isinya.

b) Tanggungjawab, disiplin, dan mandiri.

c) Jujur.

d) Hormat dan santun.

e) Kasih sayang dan peduli.

f) Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah.

g) Keadilan dan kepemimpinan.

h) Baik dan rendah hati.

i) Toleransi, cinta damai, dan persatuan

Sistem nilai budaya kita telah memahat sejarah panjang peradaban etnik nusantara
hingga menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Potensi alam yang berlimpah
tiada dua di belahan dunia mana pun. Ribuan pulau, adat-istiadat, seni dan budaya lokal
yang telah teruji menembus kodrat zaman, adalah potensi mengagumkan untuk
membangun bangsa ini menjadi bangsa yang unggul. Pada konteks pembangunan
nasional, diperlukan strategi “pengelolaan pemahaman” bahwa kita memiliki asset
budaya sebagai sistem nilai yang kaya. Sepatutnya strategi pendidikan yang diterapkan
juga harus berbasis budaya. Dengan demikian, keunggulan bangsa akan tercapai dengan
sendirinya jika kita mampu mengelola potensi budaya sebagai “sistem nilai” secara
optimal. Strategi pendidikan berbasis budaya sebagai proses nilai adalah kemampuan
meningkatkan standar nilai potensi budaya bangsa yang berdaya saing tinggi di antara
bangsa-bangsa lain di dunia. Jadi, kecerdasan budaya bangsa adalah kesigapan dan

25
kecerdasan dalam mengelola budaya dalam skala Nasional dan Internasional, yang di
dalamnya termasuk menyangkut respon-kompetitif dan kerja-sama Internasional.

Memasuki abad XX spirit dasar pendidikan kebangsaan telah dibangun oleh Ki Hajar
Dewantara dengan:

 ing ngarso sung tuladha (‘di depan memberikan contoh’)

 ing madya mangun karsa (‘di tengah memberikan semangat’)

 tut wuri handayani (‘di belakang memberikan kekuatan’)

menjadi model pendidikan berkarakter pribumi (lokal). Nuansa asah, asih, asuh
menjadi cerminan pola pendidikan yang berbasis budaya pada masa itu. Ialah pola
pendidikan yang mendekatkan anak dengan dunianya, menempatkan sekolah sebagai
zona ramah anak, sekolah adalah rumah kedua anak yang memberi keleluasaan untuk
membentuk identitas dan jati diri anak. Pada akhirnya, pola pendidikan nasional
(sebagaimana tertulis dalam Pembukaan UUD 1945) akan lebih condong sebagai
‘strategi pencerdasan’ yang kaya nilai dan bukan sebagai ‘metode pemintaran’ yang
kaku, beku, dan kering.

Strategi pendidikan berbasis budaya setidaknya menganut tiga prinsip utama, yaitu
sebagai berikut.

1. Prinsip kemandirian, yaitu strategi pendidikan yang menumbuhkan sikap


mandiri berdikari masyarakat sehingga mampu menyiapkan diri dan
meningkatkan kualitas internal secara organis sesuai dengan situasi dan kondisi
yang semakin beragam.

2. Prinsip pembaharuan diri, yaitu strategi pendidikan yang menumbuhkan


integritas nasional, kemampuan untuk terus-menerus beradaptasi, meluaskan
kerjasama, saling mengisi, dan bersinergi sesuai kompetensi dan kualitas
permasalahan yang semakin kompleks.

3. Prinsip keunggulan diri, yaitu strategi pendidikan yang menumbuhkan sikap


percaya diri dan kemampuan hidup yang kreatif dan inovatif sehingga tercipta

26
generasi-generasi unggul yang memiliki kemampuan dan komitmen menjalani
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di tengah percaturan
masyarakat dunia.

Sedangkan strategi pencerdasan bangsa adalah sistem pendidikan holistik yang


mensinergikan seluruh aspek kecerdasan

Kecerdasan Budaya Pilar Keunggulan Bangsa

Bangsa yang unggul adalah bangsa yang memliki kecerdasan budaya yang ditandai
oleh kemampuannya mengelola nilai-nilai kebajikan tradisi. Itu artinya, budaya secara
substasial bukanlah nilai, melainkan sistem nilai yang menampakkan beragam nilai
yang berpola

Kecerdasan Budaya bukanlah mengusung budaya lama untuk diterapkan apa adanya
dalam kehidupan sekarang, melainkan mengelola nilai-nilai budaya lama sebagai asset
kebangsaan.

Sistem pendidikan bangsa berbasis budaya adalah strategi pencerdasan bangsa untuk
mempersiapkan generasi unggul yang memiliki kewenangan penuh atas bangsanya.
Sebuah generasi yang berdiri tegak dan berakar kuat di tanah budaya warisan leluhur,
tidak mudah goyah dalam konspirasi global, mampu menentukan nasibnya sendiri
karena cerdas mengelola budayanya untuk menjadi bangsa yang unggul. Dalam konteks
ini pendidikan berbasis budaya mengemban dua tugas utama, yaitu

(1) meningkatkan potensi, daya kekuatan, dan keunggulan insani, dan (2) mengawal
proses transfer nilai-nilai kebudayaan secara berkelanjutan (sinambung).

Pada konteks dunia modern, hilangnya nilai-nilai keluhuran, rontoknya nilai


kebersamaan (guyub - gotong royong) yang menjadi ciri budaya warisan. Pada konteks
dunia modern, hilangnya nilai-nilai luhur dapat merusak sikap/laku batin masyarakat
Indonesia. Laku batin yang sudah kesurupan gejala life style akan menggiring manusia
ke luar dari posisi kosmiknya. Akibatnya, landasan agama, nilai-nilai, dan keyakinan
hidup juga akan semakin memudar

27
I. pendidikan multikultural sebagai alat pemersatu bangsa

Pendidikan multikultural adalah, proses pengembangan seluruh potensi manusia


yang menghagai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi keragaman
budaya, etnis, suku, dan aliran agama. Pendidikan multikultural menekankan sebuah
filisofi pluralisme budaya kedalam sistem pendidikan yang didasarkan pada prinsip-
prinsip persamaan (equality), saling menghormati dan menerima serta memahami dan
adanya komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial.

Tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap


simpatik, respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang
berbeda. Pendidikan multikultural sangat penting bagi warga Negara Indonesia karena
paradigma pendidikan multikultural sangat bermanfaat untuk membangun kohesifitas,
soliditas dan intimitas di antara keragamannya etnik, ras, agama, budaya dan kebutuhan
di antara kita.

J. peran budaya dalam masyarakat lama masyarakat modernitas


Budaya selalu melekat pada manusia. Kapan dan di manapun daerahnya, manusia
selalu punya budaya. Pasalnya, budaya merupakan cara hidup yang berkembang serta
dimiliki bersama oleh kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat
istiadat, perkakas, bahasa, bangunan, pakaian, serta karya seni.

Pengertian budaya sendiri sering dikaitkan dengan bagian dari budi dan akal
manusia. Budaya merupakan pola atau cara hidup yang terus berkembang oleh
sekelompok orang dan diturunkan pada generasi berikutnya. Budaya juga berpengaruh
pada banyak aspek dalam kehidupan manusia. Seiring berjalannya waktu, budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas dalam peradaban manusia.

Contoh dan fungsi budaya dalam kehidupan masyarakat sendiri banyak ragamnya,
mulai dari tradisi, ritual, hukum, kebiasaan hidup, hingga terbentuknya sistem. Lebih
jauh lagi, fungsi budaya dalam kehidupan masyarakat sangat penting, sebagai
penyeimbang dalam kehidupan. Untuk itu, berikut ulasan fungsi budaya dalam

28
kehidupan masyarakat yang bersumber dari buku Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar
Karya Munandar Soelaeman.

a. Sebagai Identitas Individu atau Kelompok

Fungsi budaya dalam kehidupan masyarakat yang pertama ialah sebagai


identitas. Kehadiran budaya merupakan ciri khas terhadap kelompok tertentu.
Budaya yang digenggam akan menunjukkan di mana daerah dan identitasnya berasal.
Hal-hal yang biasa menunjukkan asal daerah adalah dialek. Dialek merupakan
identitas yang melekat pada diri seseorang yang menunjukkan dari mana dia berasal.

b. Pengendali Perilaku Masyarakat

Fungsi budaya dalam kehidupan masyarakat sering digunakan untuk mengontrol


perilaku. Ketika memiliki budaya diharapkan tingkah laku masyarakat tidak keluar
dari adat istiadat yang telah terbentuk. Saat ada yang melanggar sebuah budaya maka
akan mendapat hukuman dari masyarakat. Dampaknya sendiri akan mempengaruhi
psikis seseorang dan dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Teknisnya ialah memberikan batasan-batasan tertentu bagi kelompok


masyarakatnya. Bagi yang melanggar batasan tersebut dianggap melanggar aturan
budaya. Hukuman yang akan didapatkan sesuai kesepakatan masyarakat. Misalnya
dikucilkan, diusir dari tempat tersebut, dan lain-lain. Hal ini biasa terjadi di
lingkungan yang masih memegang teguh budaya dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari.

c. Pedoman Interaksi Sesama Manusia

Setiap daerah pasti memiliki banyak budaya yang digunakan. Hal ini menjadi
pedoman dalam melakukan jenis interaksi sosial secara langsung. Secara sadar
interaksi ini dilakukan oleh masing-masing individu. Bahkan budaya ini telah
menjadi kesepakatan bersama, walaupun tidak terbukukan secara tertulis.

Kebudayaan yang bersifat tidak tertulis, tetapi terus dilakukan akan menjadi
kebiasaan dan terus dilakukan secara turun temurun. Salah satu cara melestarikan

29
dan tetap dapat merasakan fungsi budaya tersebut harus terus dilestarikan dari
generasi ke generasi.

d. Wadah Menyalurkan Perasaan Tentang Kehidupan

Fungsi budaya dalam kehidupan masyarakat ialah sebagai wujud ekspresi. Salah
satu bentuk ekspresi masyarakat ditunjukkan dengan sebuah kebudayaan yang
berupa karya seni tertentu. Banyak kita temukan berbagai tarian, seni ukir, batik, dan
lain-lain. Semua kesenian tersebut sebagai bentuk ungkapan perasaan masyarakat
yang diabadikan dalam sebuah kesenian, sehingga kita dapat menikmati hingga saat
ini.

e. Pedoman Hidup Manusia

Ketika ingin melakukan suatu tindakan harus memiliki dasar agar tidak dianggap
melenceng dari kebiasaan di masyarakat. Fungsi budaya dalam kehidupan
masyarakat juga menjadi dasar manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Untuk saat ini sudah banyak masyarakat modern yang sudah mulai meninggalkan
budaya walaupun tidak sepenuhnya. Budaya juga berfungsi sebagai acuan ketika
seseorang bertindak, baik untuk kepentingan pribadi atau masyarakat. Hal ini akan
menyangkut tentang hal-hal penting yang ada di masyarakat. Budaya juga akan
menjadi acuan nilai dan moral yang ada di masyarakat. Budaya membantu seseorang
agar mengetahui hal apa yang harus dilakukan. Biasanya kita selalu membahas
kebiasaan yang dilakukan sebelum melakukan suatu bentuk tindakan sosial. Hal ini
menunjukkan bahwa budaya membantu masyarakat dalam menjalani kehidupan
sehari-baik.

f. Wujud Nilai Sosial

Fungsi budaya dalam kehidupan masyarakat berpengaruh pada nilai sosial.


Dampaknya sangat beragam mulai yang memiliki dampak kecil hingga yang besar.
Agar mudah memahami berbagai nilai yang ada biasanya dirangkum dalam sebuah
budaya yang menjadi tradisi dalam kurun waktu tertentu. Hal ini terus terjadi secara
terus-menerus sehingga nilai-nilai yang ada masih bisa dilakukan hingga saat ini.

30
Nilai juga menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi masyarakat khususnya orang
yang dianggap tua. Kalangan muda harus mampu melestarikan ini agar semua
budaya yang positif tetap ada dan menjadi suatu kebanggaan bagi setiap individu.
Bahkan budaya menjadi sesuatu yang penting dan bahkan ada negara yang terus
mencari jati diri melalui budaya.

g. Wujud Norma Sosial

Norma yang paling dekat dengan budaya adalah norma adat. Segala budaya yang
berkaitan dengan kegiatan spiritual atau sesuatu yang bersifat sakral. Dalam kegiatan
ini akan menjadi sebuah simbol yang memiliki makna tersendiri bagi masing-masing
kelompok sosial. Norma sosial yang telah dibuat berdasarkan kebiasaan dan
kesepakatan akan tercermin dalam sebuah budaya yang ada di masyarakat. Ketika
masyarakat masih memegang teguh norma yang ada maka budaya tidak akan hilang
dari daerah tersebut. Seiring bertambahnya zaman sudah banyak budaya yang mulai
berganti dengan budaya baru yang dengan mudah diterima oleh masyarakat terutama
golongan muda.

h. Tempat Mendapatkan Rasa Aman

Fungsi budaya dalam kehidupan masyarakat selanjutnya ialah sebagai


perlindungan. Ketika melakukan sebuah kegiatan yang berbau budaya seseorang
akan merasa aman dan merasakan sebuah kebersamaan. Tidak ada pengganggu yang
akan merusak sebuah acara adat dengan demikian dengan mengikuti budaya
seseorang dapat terlindungi. Apabila ada gangguan ketika pelaksanaan sebuah
budaya maka akan di lawan secara bersama-sama.

i. Penanda Ciri Khas Seseorang

Budaya dapat menjadi ciri khas seseorang dalam berbagai jenis kegiatan. Hal
tersebut dapat dilihat dari cara berbicara dan dialek. Fungsi budaya dalam kehidupan
masyarakat ini secara jelas menunjukkan ciri khas seseorang. Budaya dapat dilihat
dari pakaian adat, rumah adat, dan lain-lain yang sudah diakui di Indonesia. Ciri khas
ini mungkin akan dikenali oleh orang-orang tertentu. Asal daerah juga dapat dilihat

31
dari kebudayaan yang dimiliki. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas
tersendiri, mulai dari warna kulit, cara bicara, pakaian, dan lain-lain. Ketika baru
berasal dari daerah dan belum ada campuran budaya lain hal ini akan sangat mudah
di lihat untuk sebagian orang.

j. Pembuatan Tata Tertib Masyarakat

Manusia akan selalu hidup berdampingan dengan aturan. Budaya akan


membentuk sebuah aturan yang harus ditaati oleh masyarakat. Tata tertib ini dapat
bersifat tertulis atau non tertulis tergantung kesepakatan masyarakat. Apabila kita
lihat banyak kesepakatan yang tidak tertulis namun dijalankan oleh seluruh
masyarakat. Tata tertib dapat dilaksanakan oleh siapapun yang berada dalam lingkup
kelompok sosial tertentu.

32
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan materi diatas penulis dapat menarik beberapa kesimpulan bahwa:
a. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi, diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang
berasal dari bahasa Latin yaitu cultura.
b. Kebudayaan memiliki peran dan fungsi yang sentral dan mendasar sebagai
landasan utama dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara karena suatu
bangsa akan menjadi besar jika nilai-nilai kebudayaan telah mengakar (deep-
rooted) dalam sendi kehidupan masyarakat.
c. Budaya berkembang melalui proses pendidikan yang tidak lepas dari peserta
didik, lingkungan sosial, dan budaya masyarakat. Dalam pendidikan, budaya
sangat penting karena dapat mendukung pembelajaran siswa, dengan adanya
budaya dalam pendidikan, potensi peserta didik semakin berkembang.
d. Tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap
simpatik, respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya
yang berbeda. Pendidikan multikultural sangat penting bagi warga Negara
Indonesia karena paradigma pendidikan multikultural sangat bermanfaat untuk
membangun kohesifitas, soliditas dan intimitas di antara keragamannya etnik,
ras, agama, budaya dan kebutuhan di antara kita.

B. Saran
Pemudah adalah pemimpin masa yang akan datang, maka sudah sepatutnya kita
sebagai generasi mudah mencintai dan melestarikan kebudayaan-kebudayaan di
Indonesia.

33
DAFTAR PUSTAKA
Subawa, I. M. P. (2018). Bali dalam Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan di Tengah
Perkembangan Pariwisata. PARIWISATA BUDAYA: JURNAL ILMIAH AGAMA
DAN BUDAYA, 3(1), 95-109.

Pongantung, C. A., Manafe, Y. D., & Liliweri, Y. K. N. (2018). Dinamika Masyarakat


dalam Proses Adaptasi Budaya. Jurnal Communio: Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi,
7(2), 1225-1229.

Hernawan, W. (2012). Pengaruh Media Massa Terhadap Perubahan Sosial Budaya Dan
Modernisasi Dalam Pembangunan. KOM & REALITAS SOSIAL, 4(4).

34

Anda mungkin juga menyukai