Anda di halaman 1dari 14

Makalah Seni Gerak Dan Lagu

SENI GERAK DAN LAGU UNTUK AUD BERDASARKAN GENDER

DOSEN PENGAMPU:
RANI PUSPA JUWITA,M,Pd

Disusun oleh:
Kelompok 5
Rauzaton Maisura (230210010)
Assaidatul Karimah (230210031)
Wilda Hanum (230210095)
Nur Urfatin Anatasya (230210008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
TAHUN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, kerena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan tepat pada
waktunya . Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk menambah wawasan
dan pengetahuan yang lebih banyak dan lebih luas lagi untuk kami bersama
mengenai Seni Gerak Dan Lagu, dengan judul “ Seni Gerak dan Lagu untuk AUD
berdasarkan gender ” Dengan adanya makalah berikut dan dengan harapan kami
dapat memahami makna dari tari kreatif dan imitatif kami sadar,kami masih
banyak kekurangan dalam membuat makalah ini, oleh karena itu kami
mengharapkan adanya kritik dan saran dari teman-teman sekalian.

Banda Aceh,2 Oktober 2023

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN............................................................................................................iii
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................iii
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN....................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A.PENGENALAN DEFINISI GENDER PADA AUD...............................................2
B.KEMAMPUAN MERESPON GERAK DASAR BERIRAMA PADA AUD.......4
C. KETERAMPILAN GERAK AUD PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN...6
D.PERKEMBANGAN MOTORIK PADA AUD........................................................7
BAB III.............................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................9
A.KESIMPULAN.........................................................................................................9
B.SARAN......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembelajaran seni gerak tari pada AUD bertujuan untuk mencetak seniman
cilik dengan kemampuan menari yang professional,namun lebih kepada
pengenalan untuk mendapatkan pengalaman dalam memupuk rasa sentivitas
terhadap seni tari yang disertai dengan pemberian stimulus dalam rangka
memunculkan ide-ide kreatif dan imajinatif dari anak.dengan demikian melalui
media tari dapat anak dilatih untuk menciptakan budi pekerti,karena melalui
Pendidikan tari dapat mengolah kepekaan anakm terhadap alam sekitar dan hal-
hal yang berkaitan dengan keindahan.Pendidikan seni tari untuk AUD dapat
berfungsi sebagai:
1.Melatih kemampuan berekpresi
2.Komunikasi,seperti dapat menyampaikan pesan melaui gerak tubuh
3.Melatih pengembangan bakat,dan
4.Melatih daya kreativitas anak

Peran gender perlu dikenalkan oleh pendidik sejak dini dikarenakan sangat erat
kaitannya dengan perkembangan dan pembentukan pola perilaku dan kepribadian
anak di masa dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pendidik
dalam pembelajaran berbasis gender.Metode Penelitian ini menggunakan subjek
penelitian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
berbasis gender dilaksanakan melalui keteladanan, pembiasaan, dan pendidik
tidak bersikap diskriminatif pada permainan peserta didik ketika mereka bermain.
Selain itu, tidak ada materi atau tema khusus yang membahas tentang gender di
dalam RPPH, karena sesungguhnya semua nilai-nilai gender sudah terintegrasi
dalam proses pembelajaran serta pendidik menggunakan metode yang dalam
proses pembelajaran berbasis gender dilakukan secara bervariasi.

Pada dasarnya, pembelajaran seni gerak dan lagu untuk anak usia dini tidak
dibedakan berdasarkan gender. Namun, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran ini agar dapat memenuhi kebutuhan dan
karakteristik anak laki-laki dan Perempuan.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

 Jelaskan pengenalan definisi Gender pada AUD?


 Bagaimana kemampuan merespon gerak dasar berirama pada AUD?
 Bagaimana keterampilan gerak AUD ( laki-laki dan Perempuan )?
 Bagaimana perkembangan motoric pada AUD?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Untuk mengetahui pengenalan gender pada AUD


Untuk mengetahui kemampuan merespon gerak dasar berirama pada AUD
Untuk mengetahui keterampilan gerak AUD pada laki-laki dan Perempuan
Untuk mengetahui perkembangan motoric pada AUD

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGENALAN DEFINISI GENDER PADA AUD

Mengenalkan gender pada anak usia dini sangat penting karena ini adalah
waktu yang tepat untuk membangun pemahaman awal tentang perbedaan jenis
kelamin dan mengajarkan kesetaraan gender. Berikut adalah beberapa cara yang
bisa dilakukan untuk mengenalkan gender pada anak usia dini.
Gender dalam konteks AUD mungkin merujuk pada konsep yang terkait dengan
karakteristik atau kualitas suara yang dapat diidentifikasi sebagai maskulin,
feminin, atau beragam. Ini sering digunakan dalam konteks produksi audio,
seperti saat mengedit suara untuk menciptakan efek suara yang sesuai dengan
jenis kelamin karakter dalam film atau media lainnya.
Namun, penting untuk dicatat bahwa definisi gender ini dapat bervariasi
tergantung pada konteksnya. Terkadang, itu juga bisa merujuk pada penggunaan
suara atau elemen audio untuk mengkomunikasikan konsep atau citra gender
dalam karya seni atau proyek kreatif lainnya. Definisi ini mungkin lebih subjektif
dan tergantung pada interpretasi individu

1. Memberikan Contoh Positif.


Guru, orang tua, dan pengasuh harus memberikan contoh positif tentang
bagaimana laki-laki dan perempuan bisa bekerja sama dan bertukar ide dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Mengajak Anak Berkomunikasi dengan Kata-kata yang Tepat.


Biasakan anak untuk mengucapkan kata-kata yang tepat dan sederhana untuk
menggambarkan perbedaan gender seperti “laki-laki” dan “perempuan”. Guru,
orang tua, dan pengasuh bisa memanfaatkan buku cerita atau media lainnya untuk
membantu anak memahami konsep gender.

2
3. Menghormati Perbedaan Gender.
Biasakan anak untuk menghormati perbedaan gender dengan menjelaskan bahwa
setiap orang dapat memiliki minat dan bakat yang berbeda, tanpa terkait dengan
jenis kelamin mereka.
4. Membawa Anak ke Tempat Kerja.
Ajak anak untuk mengunjungi tempat kerja dan bertemu dengan rekan-rekan kerja
atau orang-orang yang bekerja pada suatu tempat, sehingga mereka dapat melihat
bahwa pekerjaan tidak memiliki gender tertentu.

5. Membahas Topik tentang Kesetaraan Gender.


Mengenalkan tentang pentingnya kesetaraan gender kepada anak, bahwa laki-laki
dan perempuan harus memiliki hak yang sama dan dihargai dengan cara yang
sama.

6. Bermain Peran.
Bermain peran bisa membantu anak memahami peran gender. Guru bisa
membiarkan anak bermain peran sebagai dokter, ibu rumah tangga, petani, atau
profesi lainnya.

7. Menyediakan Mainan Gender Netral.


Sediakan mainan gender netral seperti balok, puzzle, atau boneka yang tidak
dikaitkan dengan jenis kelamin tertentu yang sangat penting untuk tetap membuka
komunikasi dengan anak tentang gender dan terus memberikan pengarahan yang
baik dan tepat. Jangan ragu untuk menjawab pertanyaan anak dan membantu
mereka memahami konsep gender secara sehat dan positif.1

1
King, T. L., Scovelle, A. J., Meehl, A., Milner, A. J., & Priest, N. (2021). Gender stereotypes and
biases in early childhood: A systematic review. Australasian Journal of Early Childhood, 46(2), 112-
125. www.weareteachers.com/gender-inclusive-classroom/

3
B.KEMAMPUAN MERESPON GERAK DASAR BERIRAMA PADA AUD

Seperti telah kita ketahui bahwa kemampuan dasar anak usia dini, meliputi :
kemampuan fisik, kemampuan intelektual, sosial, emosional, perseptual,
kreatifitas dan estetika.

1. Kemampuan intelektual dalam menari ditandai anak mampu mengendalikan


gerakan agar dapat menggambarkan obyek yang ditirunya.

2. Kemampuan emosional ditunjukkan dengan anak mampu memilih tema tarian


berdasarkan pada kecintaannya pada sesuatu obyek. Kemampuan ini merupakan
kemampuan merasakan dan menyalurkan perasaan yang meluap dari hatinya.

3. Kemampuan sosial dalam menari diperlihatkan anak pada saat menari


kelompok, dalam bersosialisasi dengan lngkungannya, anak akan belajar
mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya, bekerja sama dengan teman-
temannya, bersimpati dan berempati dengan orang lain.

4. Kemampuan kreativitas, akan terlihat saat anak mulai memunculkan gagasan /


ide-ide unik yang kadangkala terlihat atau terdengar mustahil, misalnya tentang
tema, gerakan, musik, formasi, sehingga menjadi bentuk tampilan yang menarik.
Kemampuan perseptual akan terlihat ketika anak memperagakan gerakan-gerakan
tertentu untuk menggambarkan obyek yang dilihat, didengar atau dirabanya.
Pemanfaatan Perbendaharaan Gerak Anak Usia Dini Dalam Gerak Berirama

a.Toodler
Anak usia 1-3 tahun atau toddler senang melakukan eksplorasi ruangan. Hal ini
terjadi karena pada usia ini kemampuan berjalan dan menyeimbangkan badan
mulai dikuasainya, serta keingintahuannya akan keadaan diluar kamarnya dan
rumahnya sendiri.
Anak usia 2-3 tahun yang masih masuk kategori toddler, anak mengalami
perkembangan yang signifikan. Anak ini mulai memiliki perhatian terhadap diri

4
orang lain. Anak mulai membutuhkan orang lain untuk usicr-sama dalam
berekplorasi dan mengisi waktunya.

b. Preschool (3-5 Tahun)


Pada usia ini anak mulai mampu bersosialisasi, dengan kemampuan seperti ini
anak perlu diberi kesempatan untuk bermain dengan anak-anak lain, sehingga
temannya. Melalui bermain dan berakivitas mereka terus menerus
mengembangkan kemampuan fisiknya.
Anak usia 4-5 tahun bergerak secara aktif, seakan energi yang dimilikinya tidak
pernah habis. Pada usia ini anak menyadari usic-simbol penting untuk nanti
mereka belajar di sekolah, warna, bentuk dan usicr. Anak seumur ini
membutuhkan kesempatan untuk bereksperimen dan mengembangkan rasa
keingintahuannya pada hal-hal yang menarik perhatiannya dalam usicran di
sekolah, seperti pengetahuan usic, seni rupa, dan matematika.

c. Perbendaharaan Gerak Dasar Pada AUD


Rasa estetika pada anak preschool perlu ditumbuhkembangkan agar kelak mereka
menjadi manusia yang utuh.Keindahan adalah sesuatu yang abstrak yang sangat
sulit dijelaskan kepada mereka.
Berikut adalah tingkat perkembangan anak usia 2-5 tahun dalam penggunaan
vocabulary gerakan :

1. Anak usia 2 tahun


Anak mengamati, mengidentifikasi, gerak anggota tubuh dan gerakan berpindah
tempat,Anak mengamati, mengidentifikasi elemen taran yang spesifik,
karasteristik gerak.

2. Anak usia 3 tahun


Anak mengamati dan meniru tarian berdurasi pendek, mengidentifikasi gerakan
anggota tubuh dan gerakan berpndah tempat, level tubuh, dan arah gerak tubuh
Anak mengamati dan menunjukkan gerakan taran dan bila diminta untuk
menjelaskan anak akan menceritakannya

5
3. Usia 4 tahun
Anak mengamati sebuah tarian dan mengidentifikasi gerakan anggota tubuh dan
gerakan berpindah tempat, level tubuh, arah gerak tubuh dan kualitas gerakan
(pelan, berat, ringan, cepat)
Anak akan mengamati dan menunjuk gerakan-gerakan tarian dan membedakan
bagaimana gerakan-gerakan itu sama dan gerakan-gerakan itu berbeda.

4. Usia 5 tahun
Anak mengamati dan menirunya, serta menjelaskan gerakan yang digunakan
dalam tarian yang diamatinya
Anak mengamati dan menirunya, serta menjelaskan gerakan-gerakan yang
digunakan dalam tarian yang digunakannya, anak juga dapat membedakan apakah
gerakan tersebut sama atau tidak.

C. KETERAMPILAN GERAK AUD PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

Keterampilan gerak pada anak usia dini, baik laki-laki maupun perempuan,
berkembang secara individual dan tidak seharusnya dibatasi oleh gender. Namun,
ada perbedaan perkembangan fisik antara anak laki-laki dan perempuan yang bisa
mempengaruhi keterampilan gerak mereka. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Perbedaan fisik: Anak laki-laki dan perempuan dapat memiliki perbedaan dalam
kekuatan otot dan koordinasi motorik mereka. Namun, ini adalah perbedaan
individual dan tidak boleh menjadi alasan untuk membatasi aktivitas atau
keterampilan yang dapat dipelajari.

6
Pengembangan kesetaraan: Penting untuk mendukung kesetaraan gender sejak
dini dan memberikan kesempatan yang sama kepada anak-anak laki-laki dan
perempuan untuk mengembangkan keterampilan gerak mereka. Anak-anak harus
diberikan akses ke berbagai aktivitas fisik tanpa memandang gender.
Bermain bersama: Bermain bersama anak-anak dari jenis kelamin yang berbeda
dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial, kerjasama, dan
pemahaman tentang perbedaan indiviPenting untuk mendekati pendidikan anak
usia dini dengan pemahaman bahwa setiap anak adalah individu unik, dan
perkembangan mereka dapat beragam. Fokus harus pada memberikan dukungan
yang sesuai dan memberikan kesempatan untuk eksplorasi dan
pembelajaran yang luas.

D.PERKEMBANGAN MOTORIK PADA AUD

Motorik halus merupakan salah satu perkembangan yang harus diperhatikan dan
dikembangkan sejak dini. Akan tetapi kenyataannya masih banyak yang belum
menyadari pentingnya motorik halus dalam kehidupan anak usia dini.Motorik
halus dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan. Dari hasil analisis
ditemukan bahwa ada berbagai kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan motorik halus pada anak, diantaranya kegiatan yang sering
dilaksanakan yaitu melipat kertas bekas, origami, kegiatan gerak dan lagu, kolase,
penerapan model ataupun strategi dalam permainan, mozaik, menggunting,
airbrush,finger painting, kirimigami, kegiatan dengan pelepah pisang, puzzle dan
lain-lain. ditemukan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut dapat mengembangkan
motorik halus. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perkembangan
motorik halus dapat berkembang melalui berbagai kegiatan2.
perkembangan motorik anak usia dini terbagi menjadi
a) keterampilan motorik kasar, dan
b) keterampilan motorik halus;
 karakteristik perkembangan anak usia dini terdiri dari
a) sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan
emosi, b) otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan
kemampuan motorik,

2
Asdiana Ulfa,Perkembangan motoric halus Anak Usia Dini,17 Maret 2021,diakses pada tgl 09
Oktober 2023. https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/16412.

7
c) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru,
seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu
kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis, dan
d) struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi;
 perkembangan motorik kasar anak usia dini memperkenalkan gerakan
kasar, melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuan mengelola,
mengontrol gerakan dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan dan
cara hidup sehat dimaksudkan.
a) memperkenalkan gerakan kasar, melatih gerakan kasar, meningkatkan
kemampuan mengelola, mengontrol gerakan dan koordinasi, serta meningkatkan
keterampilan dan cara hidup sehat,
b) faktor makanan, faktor pemberian stimulus, kesiapan fisik, jenis kelamin, dan
faktor budaya merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik
kasar,.
c) untuk mengoptimalkan perkembangan motorik kasar anak usia dini, yaitu
melalui aktivitas bermain seperti bermain bola, menari, bermain perang-perangan,
berolahraga, termasuk senam.3

BAB III
3
Fitriani,Perkembangan fisik motorik Anak Usia Dini,Vol;2 No.1. 2018,diakses padan tgl 20
Oktober 2023. https://doi.org/10.29408/goldenage.v2i01.742.

8
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Bahwa pendekatan yang inklusif dan tanpa diskriminasi gender sangat penting
dalam pengembangan program pendidikan anak usia dini. Dalam menciptakan
lingkungan yang merangsang perkembangan anak-anak, tidak boleh ada batasan
berdasarkan jenis kelamin. Beberapa poin kunci yang dapat diambil adalah:
1.Kesetraan Gender
Anak-anak harus diberi kesempatan yg sama untuk mengikuti kegiatan seni gerak
dan lagu tanpa memandang jenis kelamin mareka.
2.Penghindaraan Stereotip
Harus menghindari memperpetuasi stereotip gender dan harus menawarkan
berbagai jenis aktivitas yg sesuai dengan minat anak.

B.SARAN

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi


pembahasan dalam makalah ini,tentunya banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami
peroleh.Sehubungan dgn makalah ini,kami banyak mengharapakn kepada
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yg membangun kepada kami demi
tercapainya makalah yg sempurna ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis,dan para pembaca khusunya.Aamiin.

9
DAFTAR PUSTAKA

Asdiana, U. (2021). Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini .


Destiana, E. d. (2020). Pendidikan Musik Anak Usia Dni. Jakarta.
Fitriani. (2018). Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. Bunayya, vol;2 No.1.
Jazuli, M. (2020). Model PembelajaranSeni Tari pada AUD . Semarang.
Juniarti, Y. (2018). Peningkatan Kecerdasan Motorik Anak Usia Dini Melaui Seni Tari.
Yogyakarta: Universitas Negeri Semarang.
King.T.L, S. P. (2021). Gender Stereotip and Biases in Early Chilhood. Journal of Early
Chilhood, 112.

10

Anda mungkin juga menyukai