Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KECERDASAN MUSIKAL DAN STIMULASINYA

PADA ANAK USIA DINI

DOSEN PENGAMPU

Kartina, S.Pd

DISUSUN OLEH

Siti Suendah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI

PROGRAM STUDI PIAUD

2019/2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim ... dengan menyebut nama Allah SWT yang


Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadiratNya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahNya kepada
kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mengenai Kecerdasan Musikal
dan Stimulasinya Pada Anak Usia Dini.

Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut
berkontribusi di dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari seutuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima
segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami
bisa melakukan perbaikan sehingga nantinya menjadi makalah yang baik dan benar.

Akhir kata, kami berharap makalah Kecerdasan Musikal dan Strimulasinya


Pada Anak Usia Dini ini bisa memberi manfaat atau pun inspirasi pada pembaca.

Bogor, 01 Juli 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................i

Daftar Isi ..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ..........................................................................................1-2


B. Rumusan masalah .....................................................................................2-3
C. Tujuan ..........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kecerdasan musikal .................................................................4-7


B. Komponen kecerdasan musikal ...................................................................7
C. Sistem neurologi kecerdasan musikal ..........................................................8
D. Indikator kecerdasan musikal .................................................................8-10
E. Cara mengembangkan kecerdasan musikal pada anak usia dini ...........10-16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................17-18
B. Saran ..........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut Gardner dalam Sujiono (2010:176) menyatakan bahwa
kecerdasan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah,
menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan
budaya masyarakat. Menurut Bandler dan Gainder dalam Sujiono
(2010:176) kecerdasan merupakan ungkapan dari cara berpikir seseorang
yang dapat dijadikan modalitas belajar, hampir semua orang cenderung
pada salah satu modalitas belajar yang berperan pada saringan untuk
pembelajaran, pemrosesan, dan komunikasi. Menurut Sefrina (2013:33)
kecerdasan yaitu kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu
permasalahan yang rumit dalam situasi apa pun. Kecerdasan juga
merupakan kemampuan seseorang dalam menghasilkan suatu produk yang
berguna bagi dirinya dan orang lain. Kecerdasan senantiasa berkembang
dengan berjalannya kehidupan seseorang. Oleh karena itu pada dasarnya
setiap anak memiliki kecerdasan. Hanya tingkatnya yang berbeda-beda.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
adalah kemampuan untuk memecahkan suatu masalah untuk menemukan
jalan keluar dari masalah-masalah dengan menggunakan pemahaman yang
baru. Menurut Gardner dalam Musfiroh (2008:112) setiap orang (nyaris)
mempunyai 9 kecerdasan dalam kadar yang berbeda: verbal-linguistic,
logical-mathematical, visual-spatial, musical, naturalist, kinesthetic,
interpersonal, intra personal, dan eksistensial. Suatu kecerdasan selalu
berfungsi bersama-sama dengan kecerdasan lain, dan peran orang dewasa
yang tepat akan mampu merangsang pemekaran kecerdasan-kecerdasan
tersebut. Meski pun demikian, setiap pecerdasan dapat diidentifikasi secara
mandiri (Gardner, 2003).
Pemerintah, menandaskan bahwa salah satu tujuan Pendidikan Anak
Usia Dini adalah untuk memperkenalkan pola-pola bunyi dalam suatu
lingkungan yang bermakna, memiliki sensitivitas terhadap irama, serta

1
mengapresiasi seni, kemanusiaan, dan ilmu pengetahuan (Puskur Balitbang,
2002). Hal ini menunjukan bahwa stimulasi musikal memiliki eksistensi
yang esensial dalam kurikulum berbasis kompetensi, di samping memiliki
fungsi yang fundamental dalam perkembangan Anak Usia Dini. Musik
dapat dijadikan sarana dan materi pembelajaran anak dalam banyak hal.
Anak-anak yang memiliki kecerdasan musikal memiliki kecenderungan
yang kuat untuk “belajar” melalui ritmik, nada, pola-pola bunyi, dan lagu.
Musik mempunyai peranan penting, selain dapat mengembangkan
kreatifitas, musik juga dapat membantu perkembangan individu,
mengembangkan sensitivitas, membangun rasa keindahan, mengungkapkan
ekspresi, memberikan tantangan, melatih disiplin, dan mengenalkan sejarah
budaya bangsa.
Dalam sejarah kehidupan manusia, musik telah menjadi sarana
untuk mewariskan setiap ilmu pengetahuan dari setiap generasi. Sebelum
ada buku untuk menyimpan informasi, orang zaman dahulu harus
menyimpan semuanya dalam benak mereka dan untuk membantu
mengingatnya, mereka menggunakan musik atau irama.
Ada pun makalah ini akan mengangkat permasalahan tentang apa itu
kecerdasan musikal, komponen kecerdasan musikal, sistem neurologi
kecerdasan musikal, indikator kecerdasan musikal anak usia dini, serta
bagaimana cara mengembangkannya pada anak usia dini. Perlu bagi kita
sebagai guru untuk mengetahuinya sehingga dalam proses belajar mengajar
kita dapat memilih serta menerapkan metode yang tepat.

B. Rumusan masalah
Ada pun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini ialah sebagai
berikut :
1. Apa itu kecerdasan musikal?
2. Bagaimana komponen kecerdasan musikal?
3. Bagaimana sistem neurologi kecerdasan musikal?
4. Bagaimana indikator kecerdasan musikal anak usia dini?

2
5. Bagaimana cara mengembangkan kecerdasan musikal pada anak usia
dini?

C. Tujuan
Ada pun tujuan penulisan dari makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu kecerdasan musikal.
2. Untuk mengetahui bagaimana komponen kecerdasan musikal.
3. Untuk mengetahui bagaimana sistem neurologi kecerdasan musikal.
4. Untuk mengetahui bagaimana indikator kecerdasan musikal anak usia
dini.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan kecerdasan
musikal pada anak usia dini.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kecerdasan musikal


Kecerdasan musikal merupakan gabungan dari kemampuan
mengenali pola nada, tinggi-rendahnya nada, melodi, dan irama, ditambah
dengan kepekaan dalam menangkap aspek-aspek bunyi dan musik secara
mendalam atau penuh perasaan (Schmidt, 2002 : 34).
Kecerdasan musikal didefinisikan sebagai kemampuan menangani
bentuk-bentuk musikal. Kemampuan ini meliputi, (1) kemampuan
mempersepsi bentuk musikal, seperti menangkap dan menikmati musik, dan
bunyi-bunyian pada nada, (2) kemampuan membedakan bentuk musikal
seperti membedakan dan membandingkan ciri musikal bunyi, suara, dan alat
musik, (3) kemampuan mengubah bentuk musikal seperti mencipta dan
memversikan musik, dan (4) kemampuan mengekspresikan bentuk musikal,
seperti bernyanyi, bersenandung, dan bersiul-siul.
Gardner dan banyak ilmuan lainnya meyakini bahwa kecerdasan
musikal adalah pusat pengalaman manusia dan merupakan awal dari
munculnya kecerdasan individu. Kecerdasan musikal memiliki keterkaitan
erat dengan jenis kecerdasan lainnya. Kita sering “merasakan” musik
dengan tubuh kita melalui gerakan-gerakan tubuh yang sesuai dengan irama
musik (kecerdasan kinestetik), misalnya : menggeleng-gelengkan kepala,
menghentakan kaki, menepuk-nepuk paha, menari, berjoget dan aneka
gerak tubuh lainnya. Kita juga sering “merasakan” musik dengan emosi
kita, misalnya menangis, merinding, gembira, atau ekspresi emosi lainnya
ketika mendengar musik tertentu yang sesuai dengan kondisi emosional.
Gardner menjelaskan pula bahwa “kemampuan bermusik berhubungan
dengan memori suara. Sekian persen dari apa yang didengar seseorang akan
masuk dalam alam bawah sadarnya dan menjadi bagian pokok dari daya
ingatnya.” “If we can explain music, we may find the key for all human
thought.”

4
Kecerdasan musik merupakan kecerdasan yang paling dini muncul.
Kecerdasan ini sudah tampak ketika anak-anak masih sangat kecil
(Armstrong, 2002, Campbell, 2002, Schmidt, 2002). Bahkan sejak dalam
kandungan, manusia hidup dengan irama detak jantung, pernapasan, dan
irama metabolisme dan aktivitas gelombang otak yang lebih peka. Anak-
anak yang dirangsang “kemusikannya” sejak dini cenderung memiliki
kemampuan bermusik yang lebih baik. Demikian juga sikap manis dan
hangat para pengasuh dan guru mereka (lihat Campbell, 2002 : 145).

Menurut keterangan dokter, alat indera bayi yang berfungsi pertama


kali adalah indra pendengaran. Menurut tafsir dalam Suyadi (2009:225),
oleh karena itu Islam mengajarkan untuk melantunkan “Musik” adzan pada
telinga kanannya dan iqamah pada telinga kirinya. Hal ini dimaksudkan agar
gendang telinga anak mampu menangkap musik ilahiah (adzan iqamah)
untuk pertama kalinya sebelum musik-musik lain didengarnya.

Kecerdasan musik sangat penting dalam kehidupan manusia.


Kecerdasan ini perlu dirangsang sejak dini, bukan saja demi
mengembangkan kecerdasan musikal, namun juga demi mengasah
kepekaan emosi dan merangsang kecerdasan yang lain. Plato berkata
bahwa, “... irama dan harmoni merasuk ke dalam jiwa dan bersemayam
dengan kuat di sana: memberikan kenikmatan bagi tubuh dan pikiran yang
hanya bisa dinikmati dengan cara yang benar.” (Via Campbell, 2002).

Selain itu, musik adalah bahasa universal manusia. Gardner sendiri


(sebagai pencetus teori Multiple Intelegences) mengatakan bahwa
kecerdasan musik muncul lebih awal dan haikatnya anak memiliki
kesempatan untuk “menciptakan musik”. Mendukung pendapat tersebut,
Campbell mengatakan banyak individu yang sebelumnya tidak pernah
memiliki kesempatan untuk mengenal musik seringkali dapat mengikuti
“pelajaran” melalui metode musik atau menghargai musik dalam suasana
“belajar” nonverbal.

5
Berikut ini beberapa pentingnya kecerdasan musikal (Suyadi, 2009 :
225-234) antara lain :

1. Meningkatkan kreativitas dan imajinasi


Musik mempunyai sifat unik yang mampu membuka pintu gerbang
pikiran dan wawasan baru. Di samping itu, musik juga dapat menjadi
stimulan bagi imajinasi kreatif pendengarannya. Bahkan, musik mampu
melatih seluruh bagian otak secara maksimal.
2. Meningkatkan intelektualitas
Musik dapat meningkatkan prestasi belajar akademis peserta didik
di sekolah. Musik telah membuktikan dirinya bahwa ia mampu
meningkatkan pemikiran sistematis, khususnya pemikiran abstrak pada
anak usia dini.
3. Mempengaruhi kecerdasan lainnya
Kecerdasan musikal sebagai landasan berkembangnya seluruh
kecerdasan lain, diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Dee
Dickinson, seorang pendiri New Horzon for Learning, yaitu jaringan
pendidikan internasional nirlaba yang berkedudukan di Washington.
Mereka menyatakan bahwa sekolah yang mengintegrasikan pelajaran
musik dalam kurikulum sejak taman kanak-kanak (TK) mampu
meningkatkan kecerdasan spasial dan logika.

Oleh karena itu tidak diragukan lagi bahwa dengan musik, orang tua
dan pendidik dapat menstimulasi berbagai jenis kecerdasan lain pada
diri anak.

4. Terapi psikologis
Kecerdasan musikal merupakan fondasi dan stimulasi bagi
kecerdasan lainnya. Di sisi lain musik mampu membangkitkan
semangat belajar anak karena dibentuk oleh rasa senang dalam hatinya.
Semuanya berangkat dari hati yang senang. Kalimat ini lah yang lebih
mudah untuk melukiskan peranan musik bagi keberhasilan
pembelajaran. Dengan perasaan senang ini lah, semua aktivitas,

6
terutama belajar, tidak akan dihantui oleh rasa khawatir karena tidak
akan lulus atau gagal dalam usaha.

B. Komponen kecerdasan musikal


Banyak orang mengungkapkan kecerdasan musikalnya melalui
apresiasi musik rekaman mau pun langsung dan melalui pendengaran irama
natural yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula anak-anak
mempunyai cara mereka untuk mengungkapkan kecerdasan musikalnya.
Menurut Armstrong (2003) komponen kecerdasan musikal meliputi :
1. Kepekaan terhadap nada.
2. Kepekaan terhadap pola titik nada atau tangga nada melodi.
3. Kepekaan terhadap warna nada atau warna suara suatu lagu.
4. Memiliki cara berbicara atau bergerak yang berirama.
5. Bersenandung tanpa sadar.
6. Bersemangat ketika musik dimainakan.
7. Menyanyikan lagu yang tidak diajarkan di kelas.

Dengan demikian, melalui kepekaan terhadap nada, seseorang dapat


membedakan nada dan bahkan dapat menilai mana nada fals atau sumbang
dan mana yang tidak (Armstrong, 2003). Kepekaan terhadap pola titik nada
memungkinkan anak mendefinisikan lagu tertentu, mengikuti iramanya,
dan memberikan reaksi yang sesuai. Sementara itu, kepekaan terhadap
warna nada dan suara, memungkinkan anak mampu membedakan sumber
suara secara akurat.

Peserta didik yang memiliki kecerdasan musikal cenderung senang


sekali mendengarkan nada dan irama yang indah, entah melalui senandung
yang dilagukannya sendiri, mendengarkan radio, pertunjukan orchestra,
atau alat musik yang dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih mudah
mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan
dengan musik.

7
C. Sistem neurologi kecerdasan musikal
Kecerdasan musikal memiliki lokasi di otak sebelah kanan (hemisfer
kanan), khususnya lobus temporalis (daerah sekitar telinga). Lobus ini
berkaitan dengan semua bagian cerebrum (otak besar), cerebellum (otak
kecil), dan batang otak. Fungsi dari lobus ini memungkinkan seseorang
dapat mengenali berbagai suara atau bunyi-bunyi nonverbal, termasuk suara
musik, bel, dan lonceng (Markan dan Markam, 2003).
Lobus temporal kanan berfungsi membedakan pola-pola intonasi
yang rumit. Lobus ini berperan dalam membedakan pola-pola musik dan
pembeda suara orang. Kerusakan pada lobus temporal mengakibatkan
gangguan yang disebut ognasia musik, yakni ketidak mampuan mengenal
kembali lagu-lagu yang telah dikenal sebelumnya (Dharmaperwira-Prins,
2004).
Kecerdasan musikal merupakan kecerdasan manusia yang pertama
kali berkembang secara neurologis. Sejak dalam kandungan, bayi telah
menangkap suara, irama dan getaran. Rangsangan tersebut mempengaruhi
perkembangan otak si bayi. Musik menstimulasi seluruh otak karena ketika
mendengarkan lagu, otak kiri memproses lirik, sementara otak kanan
memproses musiknya (Lwin, et.al.2005).

D. Indikator kecerdasan musikal


Kecerdasan musikal merupakan kecerdasan yang pertama kali
muncul pada kanak-kanak. Seorang bayi menanggapi musik dalam bergerak
mengikuti irama, sebelum mereka dapat mengucapkan kata-kata
(Armstrong, 2004). Individu yang cerdas dalam musikal dan sering kontak
dengan musik menurut Howard Gardner (1993), dapat memanipulasi suara,
irama, dan tangga nada untuk berpartisipasi dengan banyak keahlian di
dalam aktivitas bermusik, termasuk menciptakan, menyanyikan, atau
memainkan instrumen.
Individu yang memiliki kecerdasan musikal (Armstrong, 1999)
memiliki sebagian atau seluruh indikator berikut ini :
1. Memiliki suara yang merdu

8
Mereka memiliki suara relatif cocok untuk menyanyikan lagu.
Individu ini memiliki warna suara yang enak didengar oleh telinga
pendengarnya.
2. Dapat mengenali dan menunjukkan nada-nada yang sumbang.
Mereka mampu menyesuaikan suara dengan nada pada musik. Suara
mereka padu dalam dengan musik. Mereka dapat merasakan apabila ada
ketidak cocokan antara suara dengan musik.
3. Senang mendengarkan musik di radio, piringan hitam, kaset atau CD.
Mereka menghabiskan banyak waktu untuk mendengarkan musik di
berbagai tempat.
4. Dapat memainkan alat musik.
Mereka senang terhadap alat musik tertentu dan berusaha
memainkan satu atau lebih alat musik, mungkin pula dalam menguasai
berbagai alat musik.
5. Mereka merasa tidak nyaman apabila tidak mendengarkan/terlibat
dengan musik.
6. Sambil berjalan, tanpa disadari sering melantunkan lagu atau jingle
iklan.
7. Mampu mengingat lagu atau musik dengan cepat dan akurat.
8. Mudah mengikuti irama musik dengan menggunakan perkusi
sederhana.
9. Mengenal berbagai macam nada-nada berbagai macam lagu atau karya
musik.
10. Sering mengetuk-ngetukan jari secara berirama atau bernyanyi kecil.

Indikator kecerdasan musikal anak usia dini

Anak-anak yang mempunyai kecerdasan musikal dalam taraf


berkembang, sering menyanyi, senang bersenandung, atau bersiul seorang
diri. Anak-anak yang cerdas dalam musikal memiliki perhatian yang besar
pada jingle-jingle iklan, cepat menghafalnya, dan sering
mengekspresikannya di berbagai tempat, terutama saat berjalan atau
berdiam diri. Kecerdasan musikal pada anak usia 2-6 tahun terdefinisikan
melalui indikator berikut :

9
1. Anak suka memukul-mukul benda di sekelilingnya, seperti meja, pintu,
dan panci sambil menyanyi atau mengetuk-ngetukan jarinya pada
benda.
2. Anak dapat menyanyi dengan baik, teratur, dan relatif lebih merdu
daripada teman sebayanya (Usia 4-6 tahun).
3. Anak suka memperhatikan lagu di berbagai media, baik media televisi,
radio, kaset, CD, dan cepat dalam meniru.
4. Anak menikmati gerak dan lagu seperti dalam senam. Ia dapat
menyinkronkan antara gerak dan lagu atau musik.
5. Anak mampu bernyanyi secara koor atau kelompok.

E. Cara mengembangkan kecerdasan musikal pada anak usia dini.


Berdasarkan konsep kecerdasan yang sudah dijelaskan sebelumnya,
maka untuk mengoptimalkan kecerdasan yang dimiliki anak dilakukan
dengan cara pembiasaan-pembiasaan fisik mau pun non fisik. Setidaknya
ada empat cara untuk mengembangkan kecerdasan musikal anak antara lain
:
1. Memberi motivasi pada anak untuk belajar suatu alat musik.
2. Mengajak anak untuk menciptakan musik sendiri.
3. Mengajak anak untuk menikmati suatu pertunjukan musik.
4. Memberi motivasi pada anak untuk tampil dalam suatu pertunjukan.

Hal yang sama diungkapkan oleh Lwin bahwa untuk meningkatkan


kecerdasan musikal anak dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas, antara
lain :

1. Memperdengarkan kepada anak pilihan musik yang beragam.


2. Mendorong aktivitas dengan irama dan gerakan.
3. Memberi kesempatan kepada anak untuk memainkan instrumen musik.
4. Memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan vokalisasi.

Berdasarkan cara-cara tersebut, salah satunya yaitu meningkatkan


kecerdasan musikal dengan cara memberikan kesempatan anak untuk
memainkan alat musik. Penelitian memperlihatkan sekitar 85 % diantara

10
kita memiliki kecerdasan musikal yang cukup baik untuk memainkan
sebuah instrumen dalam sebuah simfoni orkestra, salah satunya adalah
angklung. Angklung merupakan instrumen irama. Instumen irama
memberikan kesempatan untuk melatih kompetensi pukulan dan irama serta
menemukan cara-cara kreatif untuk menghasilkan suara.

Mengajarkan kepada anak-anak untuk belajar memainkan instrumen


musik, termasuk instrumen etnik akan membantu mengembangkan daya
pengamatan dan meningkatkan kecerdasan musikal mereka. Kemungkinan
paling berhasil dengan pelajaran instumen musik adalah pada tahun-tahun
sekolah dasar. Pembelajaran instrumen musik dapat berjalan dengan
maksimal juga memerlukan dukungan dari orang tua kepada anaknya.
Orang tua dapat mendukung secara maksimal dengan membuat musik
menjadi satu bagian yang menyenangkan dalam rutinitas di rumah.

Mengembangkan kecerdasan musikal pada anak usia dini, bisa juga


dilakukan dengan cara memberikan beberapa stimulasi diantaranya :
1. Ajarkan berbagai konsep musik pada anak usia dini
Mengajarkan konsep-konsep musik pada anak sejak dini merupakan
cara yang paling mudah untuk menstimulasi kecerdasan musiknya.
Apabila orang tua tidak menguasai konsep-konsep musik yang rumit,
cukup ajarkan anak tangga dasar dari mulai do hingga si dan minta anak
untuk nyanyikan kembali. Perkenalkan juga alat-alat musik yang
ditemui beserta cara kerjanya, bila memungkinkan minta anak mencoba
alat musik tersebut dan merasakan sumber bunyi yang dihasilkan alat
musik tersebut.
2. Ajarkan anak lagu sesuai tingkat usianya
Orang tua dapat mengajarkan anak untuk bernyanyi sejak ia sudah
mulai bisa bicara. Pada awalnya ajarkan lagu-lagu sederhana seperti
burung kakak tua, topi saya bundar, balonku ada lima, atau pelangi-
pelangi. Awalnya anak hanya anak mendengarkan Anda bernyanyi,
namun lama-kelamaan anak mulai dapat menirukan lagu tersebut.
Motivasi anak untuk terus mempelajari lagu tersebut dan beri pujian jika
anak dapat menyanyikan lagu yang diajarkan dengan baik. Orang tua

11
tidak perlu memaksakan anak untuk dapat menghafalkan lirik lagu
dengan cepat karena hal itu juga terkait dengan perkembangan
bahasanya, yang terpenting adalah anak dapat melantunkan melodi dari
sebuah lagu dengan baik dan sesuai.
3. Perdengarkan lagu atau musik setiap hari
Orang tua dapat memperdengarkan lagu/musik dengan suara yang
lembut atau tidak keras. Pada masa bayi, orang tua dapat
memperdengarkan musik-musik instrumental tanpa lirik untuk melatih
kepekaan anak akan suara/bunyi-bunyian. Selanjutnya barulah
memperdengarkan lagu-lagu berlirik dengan tujuan sekaligus
meningkatkan kemampuan bahasanya.
4. Fasilitasi anak agar dapat bermain alat musik.
Bermain alat musik merupakan cara yang ampuh untuk
mengembangkan kemampuan musikal anak. Apabila orang tua tidak
mampu menyediakan alat musik yang berharga mahal, cukup sediakan
kotak bekas atau galon air mineral yang kosong untuk dijadikan alat
musik perkusi. Semakin ia menyukai alat musik, semakin anak
termotivasi untuk memainkan alat musik. Melibatkan anak dalam
kegiatan bermusik, selain sebagai sarana meningkatkan kemampuan
musikalnya, juga sarana untuk bersosialisasi. Sebagai contoh, libatkan
anak dalam kegiatan paduan suara atau group drum band di sekolahnya
atau bermain alat musik angklung secara berkelompok.
5. Perkenalkan musik saat kegiatan belajar
Anak dengan kecerdasan musik yang menonjol, akan lebih
memahami suatu konsep dengan bantuan musik, anak lebih mudah
mengingat nada-nada dalam sebuah lagu, dari pada hanya kata-kata
tanpa nada. Oleh karena itu, musik dapat membantu anak di dalam
mengingat sesuatu dan memahami sesuatu.
6. Beri motivasi anak untuk menciptakan lagu
Saat anak sudah dapat memahami konsep-konsep musik dengan
baik, motivasi anak untuk menciptakan sebuah lagu atau rangkaian
melodi yang indah. Beri pujian pada anak saat anak berhasil menyusun

12
melodi yang indah. Beri pujian pada anak saat anak berhasil menyusun
melodi-melodi tersebut dan motivasi untuk melakukannya.
7. Fasilitasi anak untuk mengikuti kompetensi musik
Kompetensi bermusik bukan hanya kompetensi bernyanyi, bisa juga
kompetensi bermain alat musik atau menciptakan lagu. Apabila anak
ingin mengikuti kompetensi tersebut, fasilitasi kebutuhan anak. Mulai
dari proses pendaftaran hingga alat bantu yang dibutuhkan anak.

Stimulasi untuk kecerdasan musikal, antara lain dengan : (1) Meminta


anak menciptakan sendiri lagu-lagu, rap, atau senandung. Dilakukan dengan
merangkum, menggabungkan, atau menerapkan makna dari lagu yang
mereka pelajari yang dilengkapi dengan alat musik atau perkusi, (2)
Diskografi, mencari lagu, lirik, atau potongan lagu dan mendiskusikan
pesan yang ingin disampaikan dari lagu tersebut, (3) Konsep musikal, nada
musik yang digunakan sebagai alat kreatif untuk mengekspresikan konsep,
pola, atau skema pelajaran; serta (4) Musik suasana, gunakan rekaman
musik yang membangun suasana hati yang cocok untuk pelajaran atau unit
tertentu.

Stimulasi kecerdasan musik pada anak harus disesuaikan dengan cara


belajar anak :

1. Anak-anak belajar sambil bermain. Pada masa kanak-kanak, bermain


sama dengan bekerja
2. Anak-anak belajar melalui pengalaman langsung. Melihat, menyentuh,
merasakan, mencium; semuanya merupakan bentuk pembelajaran dini
yang baik.
3. Anak-anak belajar berkomunikasi dengan mengobrol.
4. Anak-anak belajar dengan mencoba memecahkan masalah sungguhan
(sebenarnya) untuk itu adalah, “Bagaimana kalau ...?” atau “Apa yang
terjadi jika ...?” (Schmidt, 2002).

Anak-anak dengan kecerdasan musikal belajar melalui irama dan


melodi. Mereka bisa mempelajari apa pun dengan lebih mudah jika hal itu
dinyanyikan, diberi ketukan, (atau disiulkan untuk yang sudah bisa bersiul).

13
Musik bagi mereka, membantu mempelajari sesuatu yang baru (Armstrong,
2002 : 79). Oleh karena itu, sangat bijaksana jika para pendidik
menyediakan perangkat bermusikal seperti lagu-lagu dalam kaset, untuk
membantu mereka.

Stimulasi yang dapat diberikan untuk tiap-tiap usia (yang dalam hal ini
dibagi menjadi 3 yakni usia 3-12 bulan, 1-3 tahun, dan 3-6 tahun) adalah
sebagai berikut :

Stimulasi Musikal Berdasarkan Indikator Kompetensi Untuk Anak Usia 0-


6 Tahun

USIA INDIKATOR STIMULASI


KOMPETENSI
3-12 bulan Menikmati musik Dipajani musik dan
Menggerakkan kepala lagu-lagu disertai jika
ingin “menyanyi”
1-3 tahun Bertepuk tangan Bernyanyi sambil
Bergerak bebas sesuai bertepuk tangan
irama musik Memukul-mukul benda
Bernyanyi dengan Dipajani musik dan
bimbingan orang lagu-lagu
tua/pengasuh Dipajani alat musik
imitasi
Dibimbing menyanyi
3-6 tahun Menggerakkan kepala, Bernyanyi bersama
tangan, kaki sesuai Bermain alat musik
irama musik/ritmik sederhana
Bergerak bebas sesuai Simfoni botol minum
irama musik bekas atau memukul
Menyanyi beberapa benda dengan irama
lagu anak-anak Karaoke lagu anak
sederhana

14
Dimotivasi
“menuangkan ekspresi
melalui lagu sendiri”
Memajankan konsep
notasi musik secara
informal :
bergelombang, naik,
turun, lembut, rata
langsung.
Rangsangan kecerdasan musikal pada anak usia dini dapat diterapkan
bersama-sama dengan rangsangan pengembangan berbagai aspek. Dalam
hal ini, musik dipergunakan sebagai media pendidikan dan pengembangan
aspek-aspek pengembangan dalam diri anak. Hal-hal yang dapat dilakukan
guru antara lain adalah sebagai berikut :

(1) Memperkenalkan tarian, gerak bebas diiringi musik (musikal dan


kinestetik)
(2) Memperkenalkan bentuk angka melalui lagu-lagu “Satu-satu” (musikal
dan matematis).
(3) Bercerita dengan iringan musik (musik, linguistik, dan intrapersonal).
(4) Memperkenalkan bunyi-bunyi naturalis seperti suara binatang : burung,
suara gemericik air (musikal dan naturalis).
(5) Memperkenalkan seni berbicara seperti seni berucap salam, seni
menyapa, seni meminta pertolongan. Guru menjadi model bagaimana
menggunakan irama dalam berbicara (musikal dan linguistik).
(6) Bernyanyi sambil bergandeng tangan, dibuat melingkar, sambil
menggerakkan kaki dan kepala bersama-sama (musikal, kinestetik, dan
interpersonal).
(7) Bermain balok berwarna, mengelompokkannya, sambil bernyanyi atau
bersenandung (musikal, visual, dan kinestetik).
(8) Berjalan sambil bertepuk tangan berirama (musik dan kinestetik).
(9) Berlatih senam si buyung (musik dan kinestetik).

15
Semua jenis kecerdasan, meskipun memiliki lokalisasi sendiri dalam otak,
perlu distimulasi secara bersama-sama (Gardner : 2003).

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kecerdasan musikal merupakan gabungan dari kemampuan mengenali
pola nada, tinggi-rendahnya nada, melodi, dan irama, ditambah dengan
kepekaan dalam menangkap aspek-aspek bunyi dan musik secara mendalam
atau penuh perasaan (Schmidt, 2002 : 34).

Berikut ini beberapa pentingnya kecerdasan musikal (Suyadi, 2009 :


225-234) antara lain : meningkatkan kreativitas dan imajinasi,
meningkatkan intelektualitas, mempengaruhi kecerdasan lainnya, dan terapi
psikologis.

Menurut Armstrong (2003) komponen kecerdasan musikal meliputi :


kepekaan terhadap nada, kepekaan terhadap pola titik nada atau tangga nada
melodi, kepekaan terhadap warna nada atau warna suara suatu lagu,
memiliki cara berbicara atau bergerak yang berirama, bersenandung tanpa
sadar, bersemangat ketika musik dimainakan dan menyanyikan lagu yang
tidak diajarkan di kelas.

Kecerdasan musikal memiliki lokasi di otak sebelah kanan (hemisfer


kanan), khususnya lobus temporalis (daerah sekitar telinga). Lobus ini
berkaitan dengan semua bagian cerebrum (otak besar), cerebellum (otak
kecil), dan batang otak. Fungsi dari lobus ini memungkinkan seseorang
dapat mengenali berbagai suara atau bunyi-bunyi nonverbal, termasuk suara
musik, bel, dan lonceng (Markan dan Markam, 2003).

Indikator kecerdasan musikal anak usia dini diantaranya :

6. Anak suka memukul-mukul benda di sekelilingnya, seperti meja, pintu,


dan panci sambil menyanyi atau mengetuk-ngetukan jarinya pada
benda.
7. Anak dapat menyanyi dengan baik, teratur, dan relatif lebih merdu
daripada teman sebayanya (Usia 4-6 tahun).

17
8. Anak suka memperhatikan lagu di berbagai media, baik media televisi,
radio, kaset, CD, dan cepat dalam meniru.
9. Anak menikmati gerak dan lagu seperti dalam senam. Ia dapat
menyinkronkan antara gerak dan lagu atau musik.
10. Anak mampu bernyanyi secara koor atau kelompok.

Stimulasi untuk kecerdasan musikal, antara lain dengan : (1) Meminta


anak menciptakan sendiri lagu-lagu, rap, atau senandung. Dilakukan dengan
merangkum, menggabungkan, atau menerapkan makna dari lagu yang
mereka pelajari yang dilengkapi dengan alat musik atau perkusi, (2)
Diskografi, mencari lagu, lirik, atau potongan lagu dan mendiskusikan
pesan yang ingin disampaikan dari lagu tersebut, (3) Konsep musikal, nada
musik yang digunakan sebagai alat kreatif untuk mengekspresikan konsep,
pola, atau skema pelajaran; serta (4) Musik suasana, gunakan rekaman
musik yang membangun suasana hati yang cocok untuk pelajaran atau unit
tertentu.

Rangsangan kecerdasan musikal pada anak usia dini dapat diterapkan


bersama-sama dengan rangsangan pengembangan berbagai aspek. Dalam
hal ini, musik dipergunakan sebagai media pendidikan dan pengembangan
aspek-aspek pengembangan dalam diri anak.

B. Saran

Meski dalam ukuran dan bentuk yang berbeda, pada dasarnya setiap
orang memiliki potensi kecerdasan musikal. Oleh karena itu pendidikan seni
musik menjadi penting bahkan sejak usia dini sekali pun. Anak-anak perlu
diberi stimulus yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan musikalnya.
Melalui pendidikan musik yang tepat dan terarah akan membantu
mengembangkan manusia menjadi lebih berbudaya, memiliki
keseimbangan antara pikiran, perasaan, dan perilakunya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Gardner, Howard. 2013. Multiple Intelegences, Kecerdasan Majemuk


(Terjemahan). Jakarta: Interaksasa.

Musbikin, Imam. 2009. Kehebatan Musik Untuk Mengasah Kecerdasan Anak.


Banguntapan Jogkakarta: Power Books.

https://rahmazamzam.wordpress.com/ (26 Juni 2020/13.00 WIB).

https://repo.iain-tulungagung.ac.id/ (26 Juni 2020/13.12 WIB)

https://repository.iainpurwokerto.ac.id/ (26 Juni 2020/14.00 WIB)

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/ (03 Juli 2020/17.56 WIB)

Anda mungkin juga menyukai