Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“MANFAAT SENI TARI ANAK USIA DINI”

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keterampilan Menari
Dosen Pengampu Revina Rizqiyani, M. Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 2 Semester 5

Anantha Derbya Azzahra (NPM. 2101040002)


Desta Islamiati (NPM. 2101041002)
Salza Vyka Purnomo (NPM. 2101040017)

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Manfaat Seni Tari Anak Usia Dini” dapat diselesaikan
tepat waktu. Dan tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada ibu Revina
Rizqiyani, M.Pd selaku dosen mata kuliah Keterampilan Menari, yang telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas ini dengan
sebaik-baiknya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekeliruan dan kekurangan. Karena itu penulis mohon kritik dan saran dari para
pembaca demi sempurnanya penyusunan makalah. Semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi para pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Metro, 13 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................2

C. Tujuan Masalah................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Tari.................................................................................................3

B. Manfaat Tari.....................................................................................................5

BAB III PENUTUP................................................................................................9

A. Kesimpulan.......................................................................................................9

B. Saran..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni tari adalah kegiatan apresiasi yang bertujuan untuk menumbuhkan
sikap menghargai. Untuk dapat menghargai seni, seseorang harus memahami seni
itu sendiri. Darimana (daerah/budaya, masyarakat pendukungnya), seni tersebut
berasal, kapan diciptakan, siapa penciptanya, bagaimana penampilan seni tersebut
dan sebagainya, Untuk sampai pada taraf pemahaman tari etnis yang
komprehensif, diperlukan pengkajian dan diantaranya dengan pendekatan
etnokoreologi.1 Seni tari merupakan budaya yang dapat di lestarikan, karena
memiliki peran penting bagi masyarakat. Indonesia salah satu bangsa yang
memiliki keanekaragaman budaya, yang membuat bangsa Indonesia semakin
maju dan berkembang dari segi kesenian dapat membuat bangsa Indonesia
semakin di kenal dengan beragam budayanya.
Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang
digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah
sehingga sesuai dengan tema, maksud dan tujuan atau isi tarian. Dengan gerak
tubuh yang sesuai maka seorang penata tari atau yang sering disebut koreografer
dapat menyampaikan isi hatinya kepada penonton atau audience. Melihat gerak
sebagai media ungkap dalam menari berarti dapat dikatakan bahwa setiap orang
yang bisa bergerak pasti bisa menari. Tidak terkecuali anak-anak usia dini atau
anak-anak usia prasekolah. Anak pada masa usia prasekolah sangat membutuhkan
hal – hal yang mampu memicu perkembangan fisik maupun psikisnya ke arah
yang positif. Tentunya hal ini adalah yang diinginkan oleh setiap orang tua. Anak
memiliki kemampuan motorik halus maupun kasar yang baik. Misalnya mampu
bergerak secara normal bahkan lebih. Berlari cepat, kemampuan
mengkoordinasikan gerak sehingga anak terlihat lebih gesit dan cekatan.
Kemampuan mengekspresikan diri secara spontan maupun dengan bimbingan.
Anak dibimbing untuk melakukan gerak dengan baik. Selain kemampuan
motorik, seorang anak juga diharapkan memiliki kemampuan emosional yang
1
Tati Narawati, ‘Etnokoreologi: Pengkajian Tari Etnis & Kegunaannya Dalam Pendidikan
Seni’, International Conference on Languages and Arts, 2013, 70–74 .
seimbang bahkan tidak hanya standar, dengan menari dapat melatih anak untuk
mengontrol dan mengendalikan emosi dengan baik. Anak yang memiliki
keseimbangan emosional yang baik akan lebih mampu menghadapi permasalahan
sesuai umur mereka. Dalam menari anak diajarkan bagaimana mengekspresikan
tarian. Kebanyakan tarian anak bertemakan kegembiraan sesuai dengan usia
mereka yang masih masa bermain, sehingga ekspresi yang diajarkanpun tentunya
tentang kegembiraan. Namun ada juga tarian yang berkisah tentang kesedihan,
sehingga anakpun diberi arahan untuk mengekspresikannya. Kemampuan
mengekspresikan diri dalam menari merupakan aspek yang dapat membentuk
psikologis anak. Selain mengembangkan kompetensi intelektual dan kompetensi
bersosialisasi, tari pendidikan juga mampu mengembangkan cinta lingkungan
pada anak, ini dapat dilakukan dengan cara memberi pengertian tentang makna
tari yang terkandung didalamnya, dengan demikian anak tidak hanya hanya hapal
dalam menari melainkan dapat menanamkan sejak dini untuk mencintai
lingkungan alam sekitar, dan pengembangan kreativitas, pengembangan
kreativitas ini dapat dilakukan dengan melakukan eksplorasi gerak yang dilakukan
oleh anak, melalui eksplorasi anak-anak dapat mencoba dan menemukan berbagai
ragam gerak yang dikehendaki.2

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tari?
2. Apa saja manfaat tari bagi anak usia dini?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu tari.
2. Untuk mengetahui manfaat tari bagi anak usia dini.

2
Nasem Nasem, Yogha Zulvian Iskandar, and Ety Kusmiati, ‘Meningkatkan Koordinasi
Gerak Tangan Anak Usia 5-6 Tahun Pada Tari Sunda Melalui Aplikasi TikTok Di PAUD Permata
Hati’, JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5.6 (2022), 19–27 .
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tari
Menurut Lincoln Kirstein, kata tari dalam Bahasa Inggris terkait pada
Bahasa Prancis danse yang keduanya dianggap berakar dari Bahasa Jerman Kuno
donson yang berari regangan (stretch) atau tarikan (drag). Tari sebagai bentuk seni
merupakan aktivitas khusus yang bukan hanya sekedar ungkapan gerak yang
emosional atau mengungkapkan perasaan dalam wujud gerak tanpa arah dan
tujuan, akan tetapi merupakan stimulus yang mempengaruhi organ syaraf
kinestetik manusia sebagai sebuah perwujudan pola-pola yang bersifat
konstruktif.
Keterampilan gerak dasar tari merupakan proses belajar anak agar bisa
konsentrasi, aktif, ekspresif dan kreatif melalui gerakan-gerakan secara simbolik.
Tari pada anak usia dini disesuaikan dengan kemampuan gerak yang dapat
dilakukan sesuai dengan fase perkembangan kinestetiknya (psikomotornya).3
Menurut Sach (Rachmi, 2008: 6.4) bahwa ‘tari adalah gerak tubuh yang
ritmis’. Senada dengan Sach, Soedarsono mengemukakan bahwa ‘tari adalah
desakan perasaan manusia tentang “sesuatu” yang disalurkan melalui gerak-gerak
ritmis yang indah’ (Rachmi, 2008: 6.5). Sedangkan Haukin (Admin, 2010)
menyatakan bahwa ‘tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi
dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang
simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta’. Hal ini dapat dimaksudkan bahwa tari
merupakan penggabungan antara olah gerak tubuh yang memiliki makna, indah
dan ekspresi yang diungkapkan oleh orang yang menampilkannya, baik tari yang
diiringi dengan irama maupun tidak.
Gerak tari dapat membantu meningkatkan kecerdasan kinestetik bagi anak
usia dini, dimana gerak tari dapat memberikan penguatan konsentrasi, keluwesan
serta keindahan gerak, tidak hanya dalam penguasaan kinestetik (psikomotor) saja
melainkan dapat memberikan dan peluang keterampilan gerak tari yang diperoleh.
3
Ai Sutini, ‘Pembelajaran Tari Bagi Anak Usia Dini’, 2003.
Gerak dasar tari dapat didefinisikan sebagai gerakan yang bersifat jasmaniah yang
terdiri dari adanya ide, gerak dan irama sehingga menghasilkan makna.
Tari adalah jenis kesenian yang terkait langsung dengan gerak tubuh
manusia, tubuh adalah alatnya dan gerak tubuh sebagai medianya. Gerak tubuh
yang dapat dijadikan media dalam tari yaitu dimulai dari gerakan kepala sampai
ujung kaki melalui gerakan yang halus (fine motor) atau gerakan kasar (gross
motor) (Rachmi, 2008: 6.3).
Tari merupakan sebuah seni yang mempunyai konsep dan koreografi yang
bersifat kreatif. Pengertian tari yang paling sederhana dikemukakan oleh tokoh
sejarah musik dan tari dari luar dan dalam negeri seperti yang dikemukakan
Hidayat berikut ini:
1. Menurut Curt Sach “ tari adalah gerakan yang ritmis (dance is rhythmic
motion), pengertian ini mengisyaratkan bahwa gerakan itu lebih besar
berkaitan dengan pola waktunya sebagai sebuah proses terbentuknya
rangkaian tubuh yang bermakna.
2. Menurut Dr. J. Verkuyl menekankan pada gerak anggota badan (tubuh),
keteraturan dan irama. “Tari adalah gerak-gerik tubuh dan anggota-
anggotanya yang diatur sedemikian rupa sehingga berirama”.
3. Menurut Crawiey, tari adalah pernyataan gerak interaktif dari urat mengenai
suatu perasaan. Pengertian tersebut menunjukan bahwa tari sangat berurusan
dengan perasaan, sensitivitas jiwa yang reaksional dengan menanggapi suatu
stimulus dari luar atau reaksi spontan dari dalam diri manusia.
4. Menurut Wisnoe Wardana salah satu tokoh tari modern Indonesia, tari adalah
kerja rasa dari manusia yang penyalurannya melewati urat-urat. Pemahaman
tentang gerak dan didalamnya secara implicit terdiri dari otot dan atau urat
tubuh yang bersifat teknis.4
5. Menurut RM. Soedarsono dalam bukunya Djawa dan Bali; Dua Pusat
Perkembangan Dramatari Tradisional di Indonesia, tari adalah ekspresi jiwa
manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis dan indah.5

4
Robby Hidayat, Wawasan Seni Tari: Pengetahuan Praktis Bagi Guru Seni Tari (Malang:
Malang: Jurusan Seni dan Desain Fakultas sastra Universitas Negeri Malang, 2005) 22-24.
5
Soedarsono, Djawa Dan Bali: Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional
Indonesia (Yogyakarta: Gadjah Mada University Perss, 1972) 45.
6. Menurut Bagong Kusudiarjo, tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan
manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa yan harmonis.

B. Manfaat Tari
Tari dalam dimensi pendidikan akan memberi warna dan arah pada
pembentukan pengetahuan, sikap dan keterampilan gerak. Hal ini disebabkan
karena pembelajaran tari tidak hanya mengembangkan kompetensi motorik
semata, akan tetapi kompetensi afektif dan kognitif.
Menurut Purnomo (1993:30-31) ada empat fungsi pendidikan tari pada
anak usia dini yaitu:
1. Mengembangkan kompetensi intelektual. Hal ini disebabkan pada saat menari
anak harus mempu secara kognitif, yaitu untuk memahami, mengerti,
mensintesa bahkan mengevaluasi gerak yang dilakukan. Sedangkan dari ranah
afektif anak dituntut untuk mampu bersikap positif menerima estetika tari.
Sementara dari ranah psikomotorik anak dituntut untuk mampu melakukan
gerak secara terampil, tepat dengan irama yang mengiringinya
2. Wahana sosialisasi. Tari dalam dimensi pendidikan juga merupakan wahana
sosialisasi bagi anak, terutama sewaktu menari dalam bentuk kelompok.
Setiap anak dituntut untuk mampu bekerjasama. Hal ini diperlukan untuk
memberi kekompakan gerak sewaktu menari. Sosialisasi melalui tari akan
berdampak pada rasa percaya diri pada anak.
3. Wahana cinta lingkungan. Selain mengembangkan kompetensi intelektual dan
kompetensi bersosialisasi, tari pendidikan juga mampu mengembangkan cinta
lingkungan pada anak. Ini dapat dilakukan dengan cara memberi pengertian
tentang makna tari yang terkandung didalamnya. Dengan demikian anak tidak
hanya hanya hapal dalam menari melainkan dapat menanamkan sejak dini
untuk mencintai lingkungan alam sekitar.
4. Pengembangan kreativitas. Pengembangan kreativitas ini dapat dilakukan
dengan melakukan eksplorasi gerak yang dilakukan oleh anak. Melalui
eksplorasi anak-anak dapat mencoba dan menemukan berbagai ragam gerak
yang dikehendaki.
Pembelajaran seni tari memiliki banyak manfaat bagi perkembangan anak
usia dini diantaranya menciptakan yaitu:
1. Pengalaman baru bagi anak.
2. Meningkatkan keterampilan fisik motorik dan seni.
3. Membangun hubungan sosial.6
4. Memberikan pengalaman estetik secara langsung dengan melalui kegiatan
olah tubuh sesuai dengan tema tari.
5. Mengembangkan kreativitas.
6. Menanamkan rasa bangga.
7. Memberikan pengetahuan.
8. Dan menghargai budaya lokal yang ada disekitar anak.7
Manfaat tari untuk anak usia dini tujuan yang penting dari pembelajaran
seni tari untuk anak usia dini, bertujuan untuk menunjang pendidikan secara
umum diharapkan dapat merangsang kepekaan pengalaman estetisnya dan kreatif
dalam mengekspresikan pengalamannya dalam bentuk tari. Dengan tari anak usia
dini tanpa disadari sudah bisa berkomunikasi dengan mengekspresikan perasaan
terdalam mereka dalam bentuk gerak-gerak, tersusun dalam sebuah konsep tari
kreatif. Dalam kreativitas yang diutamakan adalah kemampuan seseorang dalam
suatu proses atau cara berfikir yang menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda
bagi yang bersangkutan. Anak menjadi lebih kreatif karena gerak hasil penataan
langsung oleh guru, misalnya guru meminta anak untuk berpikir tentang burung
dan melakukan gerakan burung. Anak akan melakukan gerakan burung menurut
imajinasi mereka masing-masing, contohnya ada anak yang melakukan gerakan
dengan kaki satu melompat-lompat dan dua tangan direntangkan sambil bergerak
(dengan alasan kaki burung sedang sakit). Di sini terlihat suatu proses bagaimana
anak itu berimajinasi tidak saja dengan gerak burung tetapi juga dihubungkan
dengan ekspresi atau pengalaman anak sehari-hari melalui televisi, cerita dari
kakak, teman, orang tua, atau guru dapat mengembangkan mereka untuk membuat
gerakan – gerakan sendiri. Mereka menggunakan barang – barang, benda – benda,
atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk
lebih kreatif menciptakan gerak tarian. Bisa digunakan sebagai terapi terhadap

6
Ajeng Fitri Untariana, Ahmad Samawi, and Retno Tri Wulandari, ‘Tingkat Pengetahuan
Guru Paud Tentang Pembelajaran Seni Tari Anak Usia Dini’, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Undiksha, 7.3 (2019), 246–54.
7
Retno Tri Wulandari, ‘Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Pembelejaran
Seni Tari Bebasis Budaya Lokal’, Um Library, 2017.
anak saat bereksplorasi mencari gerakan, anak saat menari akan melepaskan
emosinya. Mereka berteriak, tertawa dan bergerak. Kegiatan semacam ini bisa
digunakan sebagai terapi untuk anak yang memerlukan kondisi tersebut.
Jadi sumber kreativitas tari adalah dari, oleh, dan untuk anak. Materi
dalam penyusunan tari kreativitas bersumber dari anak sambil bermain, dan guru
berperan membangkitkan motivasi anak dengan stimulasi mengarahkan sambil
berbuat, secara individu dan kelompok karena setiap anak mempunyai tingkat
kreativitas yang berbeda.8
Pembelajaran seni tari sejatinya tidak hanya bertujuan untuk
mengembangkan seni itu sendiri, akan tetapi juga untuk mengembangkan potensi
dan dimensi lain yang dimiliki anak. Hal ini dikarenakan didalam pembelajaran
seni tari, berbagai dimensi keilmuan tercakup didalamnya. Cakupan tersebut di
antaranya, berhitung, membaca, bercerita, bergerak dan nyanyian serta nilai –
nilai kehidupan seperti kedisiplinan, ketekunan, kerjasama dalam kelompok dan
lainnya.
Dengan demikian, seni tari tidak hanya mengajarkan gerak semata akan
tetapi disisi lain juga sebagai sarana penanaman nilai – nilai kehidupan kepada
anak sedini mungkin. Penanaman nilai – nilai kehidupan kepada anak sedini
mungkin. Penanaman nilai – nilai kehidupan ini dikarenakan di dalam tari penuh
dengan simbolik dan filosofis. Setiap gerak yang diciptakan atau dilakukan
mempunyai makna sendiri. Oleh karena itu, pembelajaran seni tari seharusnya
tidak hanya mengembangkan kemampuan menari atau ranah psikomotorik saja,
tetapi juga mencakup ranah afektif dan kognitif.
Selain itu tari juga memiliki manfaat untuk mengembangkan kecerdasan
majemuk. Manfaat tari mampu membantu anak mengembangkan kecerdasan
intelektualnya. Karena, kreativitas tersebut akan menggali wawasan anak terhadap
beragam pengetahuan. Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal
anak tarian dilakukan secara berkelompok. Dengan berkelompok anak akan
mengasah emosinya sehingga timbul toleransi dan empati terhadap orang lain,
nyaman dan terbiasa dalam kelompok. Mengembangkan kecerdasan kinestetik

8
Arni Apriani, ‘Penerapan Tari Kreatif Dengan Eksplorasi Imagery Lingkungan Hidup Anak
Usia Dini’, Early Childhood : Jurnal Pendidikan, 1.2 (2017), 64–75.
anak. Pada umumnya. Tari juga mendorong anak – anak untuk bergerak seperti
melompat, berputas, dan gerakan – gerakan lainnya.
Dengam menari anak diharapkan dapat berapresiasi dan memberikan
kesempatan untuk mengembangkan motorik dengan pengalaman mengungkapkan
ekspresi gerak untuk meningkatkan kemampuannya. Gerak yang dilakukan
berdasarkan eksplorasi dan improvisasi serta gerak peniruan. Penyusunan gerak
sangat dibutuhkan dalam menari agar ada patokan atau standar dalam
pembelajaran menari, sehingga memudahkan guru dan anak dalam bergerak
selanjutnya. Ada beberapa hal yang menjadikan stimulus sehingga dapat
melakukan gerakan tari seperti yang diungkapkan Cahyono (2004:6.3)
diantaranya:
1. Rangsangan visual
Rangsangan muncul karena objek gambar, warna, wujud, sehingga
dapat bereksplorasi berdasarkan pengamatan secara langsung.
2. Rangsangan auditif atau dengar
Rangsangan dengar muncul berdasarkan music yang muncul, sehingga
melalui musik akan memperoleh inspirasi untuk bergerak.
3. Rangsangan gagasan atau ide
Rangsanga ide muncul berdasarkan kapasitas dan kemampuan dari
seorang penata tari, yaitu sebagai motivator untuk berkarya.
4. Rangsangan kinestetik
Rangsangan kinestetik muncul berdasarkan gerak itu sendiri
berdasarkan fungsi kinestetik itu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran seni tari memiliki banyak manfaat bagi perkembangan anak
usia dini diantaranya menciptakan yaitu pengalaman baru bagi anak,
meningkatkan keterampilan fisik motorik dan seni, membangun hubungan sosial,
memberikan pengalaman estetik secara langsung dengan melalui kegiatan olah
tubuh sesuai dengan tema tari, mengembangkan kreativitas, dan menanamkan rasa
bangga.

B. Saran
Tari bagi anak usia dini diharapkan dapat memajukan aspek-aspek
perkembangan motorik, kreativitas, kecakapan sosial, kognitif dan juga
perkembangan motivasional dan emosional, sangat bermanfaat untuk memahami
kognitif, afektif, dan psikomotor anak usia dini. Sehingga dapat melakukan
eksplorasi bahan pembelajaran tari bagi anak usia dini. Dapat membantu
meningkatkan kemampuan anak usia dini dalam penguasaan gerak dengan
kebebasan ekspresi diri dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan
sosialnya. Selain ini, diharapkan anak usia dini memiliki perkembangan yang
optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Arni, ‘Penerapan Tari Kreatif Dengan Eksplorasi Imagery Lingkungan


Hidup Anak Usia Dini’, Early Childhood : Jurnal Pendidikan, 1.2 (2017).

Fitri Untariana, Ajeng, Ahmad Samawi, and Retno Tri Wulandari, ‘Tingkat
Pengetahuan Guru Paud Tentang Pembelajaran Seni Tari Anak Usia Dini’,
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 7.3 (2019).

Hidayat, Robby, Wawasan Seni Tari: Pengetahuan Praktis Bagi Guru Seni Tari
(Malang: Malang: Jurusan Seni dan Desain Fakultas sastra Universitas
Negeri Malang, 2005)

Narawati, Tati, ‘Etnokoreologi: Pengkajian Tari Etnis & Kegunaannya Dalam


Pendidikan Seni’, International Conference on Languages and Arts, 2013.

Nasem, Nasem, Yogha Zulvian Iskandar, and Ety Kusmiati, ‘Meningkatkan


Koordinasi Gerak Tangan Anak Usia 5-6 Tahun Pada Tari Sunda Melalui
Aplikasi TikTok Di PAUD Permata Hati’, JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, 5.6 (2022).

Soedarsono, Djawa Dan Bali: Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional
Indonesia (Yogyakarta: Gadjah Mada University Perss, 1972)

Sutini, Ai, ‘Pembelajaran Tari Bagi Anak Usia Dini’, 2003

Wulandari, Retno Tri, ‘Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui


Pembelejaran Seni Tari Bebasis Budaya Lokal’, Um Library, 2017.

Anda mungkin juga menyukai