diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Seni Tari
Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS ISLAM AN NUR LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu dengan judul “Pendidikan Karakter Melalui Tari Kreatif
Berdasarkan Tema Pembelajaran di PAUD” Makalah ini diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat mata kuliah Pendidikan Seni Tari.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ririn Widyaningum, MM
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendididkan Seni Tari dan semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga semua amal baik semua
pihak mendapatkan imbalan yang berlipat dari Allah SWT.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan, hal itu disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, waktu, serta
sumber yang penyusun miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penyusun harapkan untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada pepatah bahwa walaupun jumlah anak-anak hanya 10% dari total jumlah
penduduk, tetapi mempengaruhi 100% masa depan. Investasi untuk program
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dianggap sangat penting, karena akan
menentukan kualitas SDM di masa depan.
PAUD dianggap penting karena membangun karakter yang paling efektif
adalah pada usia sedini mungkin. Tim Utton berkata bahwa“At 3, you’re made for
life” (Pada usia 3 tahun, kamu dibentuk untuk seumur hidup”). Ungkapan tersebut
mengacu kepada sebuah studi yang dilakukan oleh University of Otago di New
Zealand yang meneliti lebih dari 1000 anak-anak selama 23 tahun, dan terbukti
bahwa sejak usia 3 tahun seorang anak sudah bisa diprediksi bagaimana
karakternya kelak ketika dewasa.
Dunia anak adalah dunia bermain menjadi prinsip dasar pembelajaran di
PAUD yaitu “belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar”, sehingga untuk
memberikan pembelajaran anak usia dini harus menggunakan media yang
tepat, salah satunya melalui seni tari. Pada anak usia dini seni tari
merupakan salah satu wadah yang efektif untuk mengantarkan anak-anak
melewati dunianya. Gerak sebagai media tari mengajarkan anak
untuk berimajinasi, berkreasi dan bereskpresi. Sesuai dengan teori belajar
humanistik, pembelajaran tari kreatif merupakan proses aktivitas individu yang
perkembangannya ditentukan oleh individu itu sendiri.
Kenyataan di sekolah pada umumnya pembelajaran seni tari masih menjadi
kegiatan yang insidental, sehingga siswa memiliki keterbatasan
untuk mengekspresikan dirinya melalui gerak. Pembelajaran yang dilakukan
menggunakan metode yang terpusat pada guru sebagai model, sehingga anak
hanya menirukan dan menghafalkan gerak baku yang dilakukan oleh guru.
Pembelajaran tari kreatif berdasarkan tema pembelajaran di PAUD melibatkan
anak secara aktif dalam eksplorasi dalam penemuan gerak sehingga anak
mendapatkan pengalaman secara konstruktif dan kreatif. Siswa mendapatkan
ruang imajinasi dan ekspresi dalam memilihan peran sesuai minatnya. Di sisi lain,
4
kebersamaan, kedisiplinan, kemandirian dan tanggungjawab anak yang terjalin di
dalam proses tari kreatif dapat membangun karakter anak.
B. Rumusan Makalah
1. Apa saja ruang lingkup pendidikan seni tari?
2. Bagaimana pendidikan seni tari di PAUD?
3. Bagaimana pendidikan seni tari sebagai wahana pendidikan karakter?
4. Bagaimana teknik pemilihan jenis tari yang sesuai dengan tingkat anak usia
dini?
5. Bagaimana proses pembelajaran tari kreatif pada anak usia dini?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami ruang lingkup pendidikan seni tari.
2. Untuk mengetahui dan memahami pendidikan seni tari di PAUD.
3. Untuk mengetahui dan memahami pendidikan seni tari sebagai wahana
pendidikan karakter.
4. Untuk mengetahui dan memahami teknik pemilihan jenis tari yang sesuai
dengan tingkat anak usia dini.
5. Untuk mengetahui dan memahami proses pembelajaran tari kreatif pada anak
usia dini.
D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan penyusun dan pembaca dapat lebih
mengetahui dan memahami apa saja ruang lingkup pendidikan seni tari,
pendidikan seni tari di PAUD, pendidikan seni tari sebagai wahana pendidikan
karakter, teknik pemilihan jenis tari yang sesuia dengan tingkat usia dini dan
proses pembelajaran tari kreatif pada anak usia dini.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
3) Kualitas berkaitan dengan cara penggunakaan atau penyaluran tenaga.
c. Ruang
Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni
ruang yang diciptakan oleh penari dan ruang pentas atau ruang tempat penari
melakukan gerak.
1) Garis, yaitu kesan yang ditimbulkan setelah sedemikian rupa setelah
membentuk garis tubuh di alami baik garis diagonal maupun tegak.
2) Volume, yaitu jangkauan gerak yang tergantung dari yang digunakan
seorang tari.
3) Arah, yaitu arah hadap penari ketika melakukan gerak baik ke depan, ke
samping maupun ke belakang.
4) Level, yaitu berhubungan dengan tinggi rendahnya penari pada saat
melakukan gerakan.
5) Fokus, yaitu sudut pandang suatu perspektif penonton dan yang
diperlukan dalam melakukan rangkain gerak.
d. Waktu
Dalam unsur waktu juga menentukan dalam membangun gerak tari.
Dalam unsur waktu ada 2 faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo.
Ritme dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan
detail gerak, ritme lebih mengarah pada ukuran cepat atau lambat setiap
gerakan yang dapat dicapai. Sedangakan tempo merupakan kecepatan gerak
tubuh penari yang dapat dilihat dari panjang pendeknya waktu yang
diperlukan.
3. Keindahan dalam Tari
a. Wiraga meliputi hafalan, teknik dan ruang gerak.
b. Wirasa menyangkut penjiwaan atau kemampuan penari di dalam
mengungkapkan rasa emosi yang sesuai dengan karakter dan tema tarian.
c. Wirama meliputi ketepatan ritme dan tempo gerak yang selaras dengan
irama iringannya.
7
a. Ketrampilan Koordinasi Gerakan Motorik Kasar
Gerakan ini meliputi kegiatan seluruh tubuh atau sebagian
tubuh yang meliputi : ketahan, kecepatan, kelenturan, ketangkasan,
keseimbangan dan kekuatan. Ketrampilan motorik kasar dapat dibagi
dalam 3 kelompok:
1) Ketrampilan lokomotorik : Berlari, melompat, menderap,
meluncur, berguling, behenti, berjalan setelah berhenti sejenak,
menjatuhkan diri dan mengelak.
2) Ketrampilan non lokomotorik : menggerakkan anggota tubuh
dengan posisi tubuh diam ditempat, berayun, berbelok,
mengangkat, bergoyang, melengkung, memeluk, memutar dan
mendorong.
3) Ketrampilan memproyeksi : menangkap, menerima, menendang,
menggiring, melambung, memukul dan menarik.
b. Ketrampilan Koordinasi Gerakan Motorik Halus
Gerakan ini menyangkut koordinasi gerakan gerakan jari-jari
tangan dalam melakukan berbagai aktivitas. Karakteristik gerak yang
biasa dilakukan oleh anak usia dini pada umumnya adalah sebagai
berikut: menirukan, memanipulasi dan bersahaja.
2. Pembelajaran Seni Tari untuk Anak Usia Dini
Menari adalah aktivitas menggerakan tubuh untuk mengekspresikan
gagasan, merespon musik, dan mencurahkan perasaan. Tujuan pembelajaran
seni tari adalah untuk mendemonstrasikan suatu ketrampilan motorik
(misalnya berlari, melompat, meloncat dan lain-lain), melatih keseimbangan
saat bergerak, menempatkan diri dalam peran dan situasi tertentu serta
memahami dan mengikuti instruksi.
Tari yang kreatif adalah gerakan yang ditampilkan secara menarik dengan
menyesuaikan alunan lagu atau musik. Terlepas dari itu, gerakan tari untuk
anak usia dini sebaiknya yang mudah dan tidak terlalu bervariasi,
menyenangkan dan dalam kondisi tertentu gerakan tari anak bersifat alami
Gerakan tari pada anak usia dini umumnya bersifat pengulangan dari 5-6
gerakan, dengan ditambah variasi formasi yang sederhana. Hal penting yang
perlu diperhatikan oleh pendidik adalah memperhatikan kondisi fisik dan
psikologis anak saat ingin menari.
8
Memaksakan atau menekan anak untuk menunjukkan suatu gerakan tari,
terlebih harus sempurna, hanya akan membuat kondisi anak menjadi semakin
buruk dan tidak mengembangkan kreativitas mereka.
Kegiatan kreatif tari dapat berupa:
a. Bergerak bebas mengikuti irama lagu atau instrument
b. Bergerak bebas menyesuaikan dengan tempo musik/lagu
c. Bergerak dan berhenti
d. Menari dengan menggunakan gerakan hewan, tumbuhan, robot,
kendaraan, dan sebagainya
e. Menari dengan pola yang bervariasi
f. Menari dengan gerakan formasi
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan tari untuk anak usia dini adalah
pendidikan yang menimbulkan ekspresi suatu individu yang diungkapkan
melalui media gerak dengan iringan lagu yang gembira dengan sesuai
dengan tujuan edukatif untuk anak usia dini.
9
Seni tari menyediakan kesempatan untuk mempelajari psikologi
manusia dengan berbagai perilakunya. Mereka mempunyai kesempatan
mempraktekkan tari. Praktik tari apabila dihayatinya dengan baik, maka tanpa
sadar proses itu akan membantu dalam proses pendewasaan diri. Mereka
mengidentifikasikan diri dengan tokoh-tokoh yang dibawakannya, dan juga
mengenal baik problem- problem tokoh tersebut. Demikian pula, tahu secara
persis nilai-nilai (moral) yang diperjuangkannya, sehingga mereka pun terlatih
dalam upaya memecahkan problemnya sendiri dalam kehidupan sehari-hari
10
6 Kendaraan Kendaraan di Darat, di Air dan di Udara
7 Alam Semesta Benda-benda Alam, Langit dan Gejala Alam
8 Negaraku Tanah Air
b. Bentuk Gerak
Bentuk gerak yang sesuai dengan karakteristik tari anak-anak, pada
umumnya gerak-gerak yang dilakukan tidaklah terlalu sulit dan sangat
sederhana sekali. Mengingat pada dasarnya imajinasi anak itu masih liar
dan tinggi maka dia mempunyai daya kreativitas yang tinggi pula. Dan
bentuk-bentuk gerak yang biasa dilakukan adalah bentuk gerak-gerak yang
lincah, cepat dan seakan menggambarkan kegembiraannya.
c. Bentuk Iringan
Dilihat dari karakteristik anak yang senang bergerak dengan
gembira, anak usia dini biasanya menyenangi music iringan yang
menggambarkan kesenangan dan kegembiraan. Terutama lagu-lagu anak
mudah diingat, misalnya : lagu kelinciku, kebunku, kupu-kupuku dan lain-
lain.
d. Jenis Tari
Apabila suatu karya cipta gerak tari sudah tersusun dan menjadi
satu kesatuan tari anak, maka dibentuklah menjadi satu bentuk tari dan
sebuah jenis tari yang sesuai dengan karakteristik dan sifat anak usia dini
yang memiliki sifat kesenangan dan kegembiraan, geraknya yang lincah
dan sederhana, serta iringan musiknya pun mudah dipahami oleh anak.
e. Tujuan Tari
Keterampilan gerak tari bukanlah tujuan utama namun
pengembangan berbagai aspek kreativitas pada diri anak merupakan
orientasi yang dilaksanakan dalam proses pembelajarannya. Tujuan utama
dari pendidikan tari pada anak usia dini yaitu untuk membantu
menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan anak melalui tari untuk
menemukan hubungan antra tubuhnya dengan seluruh eksistensinya sebagi
manusia.
11
E. Proses Pembelajaran Tari Kreatif Pada Anak Usia Dini
1. Kreativitas Anak Usia Dini
Selo Soemardjan (1983) “kreativitas merupakan sifat pribadi seorang
individu yang tercermin dari kemampuanya untuk menciptakansesuatu yang
baru”. Sedangkan menurut Supriadi (2001) memaparkan bahwa “kreativitas
merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang
telah ada sebelumnya”.
Jadi kreativitas merupakan proses mental yang unik, suatu proses yang
semata-mata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dan
orisinal serta kreativitas juga adalah kemampuan seseorang untuk
menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya
baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.
Konsep dan bentuk kreativitas AUD dan orang dewasa sangat berbeda.
Kreativitas pada anak-anak memiliki ciri tersendiri. Kreativitas anak
dikoridori oleh keunikan gagasan dan tumbuhnya imajinasi serta fantasi.
Anak-anak yang kreatif sensitif terhadap stimulasi. Mereka juga tidak dibatasi
oleh frame-frame apapun. Artinya, mereka memiliki kebebasan dan
keleluasan beraktivitas. Anak kreatif juga cenderung memiliki keasyikan
dalam aktivitas. Kreativitas AUD juga ditandai dengan kemampuan
membentuk imaji mental, konsep berbagai hal yang tidak hadir di
hadapannya. AUD juga memiliki fantasi, imajinasi untuk membentuk konsep
yang mirip dengan dunia nyata.
Dimensi kreativitas menurut Rhodes (1961) terbagi menjadi empat yang
dikenal disebut sebagai “The Four P’s of Creativity”. Keempat dimensi tersebut
adalah person, process, product, dan press.
a. Kreativitas dari aspek pribadi, yakni muncul dari keunikan pribadi individu
dalam interaksi dengan lingkunganya. Setiap anak mempunyai bakat
kratif, namun masing-masing dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda.
b. Kreativitas ditinjau dari aspek pendorong, yakni menunjuk pada perlunya
dorongan dari dalam individu (berupa minat, hasrat, dan motivasi) dan dari
luar (lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat) agar bakat kreatif
dapat diwujudkan.
12
c. Kreativitas sebagai proses, ialah proses bersibuk diri secara kreatif. Pada
anak usia prasekolah hendaknya kreativitas sebagai proses yang
diutamakan, dan jangan terlalu cepat mengharapkan produk kreatif yang
bermakna dan bermanfaat.
d. Kreativitas sebagai produk, merupakan suatu ciptaan yang baru dan
bermakna bagi individu dan /atau bagi lingkunganya.
Menurut Yasbiati dan Lutfi Nur (2016, hlm. 87) menyatakan bahwa “proses
kreatif dimulai secara individual”.
Maksud dari pernyataan diatas adalah bahwa dalam upaya mendorong proses
kreativitas anak, guru dapat menghadapkan anak pada suatu kemandirian agar
dapat melihat, mendengar, mersakan, berpikir dan berkreasi dengan perasaannya
sehingga anak dapt mengeluarkan ide- ide yang berbentuk ekspresi gerak yang
unik dan orisinal.
2. Pendekatan Gerakan Berirama
Pendekatan dalam kegiatan gerak berirama harus menekankan pada
metodologi yang kreatif dan fleksibel yang menempatkan proses gerakan dan
ekspresi diri terhadap irama lebih penting dari pada pola gerak yang dihasilkan.
Anak harus menemukan cara baru dalam melakukan sesuatu dan bergerak
mengikuti irama membuat anak bebas berimajinasi dan berani menghadapi
tantangan baru. Penyelidikan, improvisasi, penemuan dan eksplorasi adalah kunci
dalam pengembangan pola gerak alami yang bervariasi.
3. Prosedur Proses Pembelajaran Tari Kreatif Anak Usia Dini Berdasarkan Tema
Pembelajaran
Proses pembelajaran tari yang dilakukan berdasarkan pada 4 dimensi kreatif
dengan memilih salah satu tema yang sedang dipelajari. Misalnya : tema tanaman
dengan sub tema tanaman buah yaitu pohon mangga.
Prosedur :
a. Guru mengajak anak ke luar ruangan
b. Biarkan anak mengamati segala sesuatu yang dapat mereka lihat, dengar
dan rasakan
c. Tekanakan pengamatan anak pada tanaman sekitar sesuai dengan tema
yang sedang dipelajari termasuk pohon mangga
d. Ajak anak kembali ke ruangan setelah puas bereksplorasi dengan
observasinya
13
e. Jika anak tidak juga menyampaikan hasil observasinya, maka guru wajib
mendorongnya agar anak mau menyampaikan
f. Hasil observasi dapat berupa ciri-ciri pohon mangga baik itu pohonnnya,
ranting, daun, buah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pohon
mangga termasuk gerakannya ketika tertiup angin.
g. Setelah itu, guru dapat memerintahkan anak menirukan gerakan tersebut
h. Kemudian guru dapat memberikan penguatan terhadap hasil observasi
anak-anak dan gerakan tersebut
i. Guru dapat mengambil gerakan-gerakan dari setiap anak yang mudah
dipahami dan dimengerti serta dilakukan setiap anak minimal sampai 3
gerakan.
j. Terciptalah tari kreatif pohon mangga
k. Setelah itu, guru dapat menambahkan lagu sesuai keinginan anak untuk
mengiringi tarian tersebut
l. Biarkan anak mendengarkan musik tersebut sehingga menyesuaikan
sendiri gerakannya sesuai dengan minat anak
m. Jika anak ikut bernyanyi, maka musik harus lebih keras dari suaranya agar
anak dapat menyesuaikan gerakannya
n. Setelah anak puas dengan gerakan tari tersebut, guru dapat mendiskusikan
pohon mangga tersebut mulai manfaat buahnya bagi tubuh, manfaat
pohonnya, akibat yang akan timbul jika di tebang sembarangan dan lain-
lain.
Dengan pembelajaran demikian, selain anak dapat meningkatkan
kretivitasnya melalui seni kreatif hasil sendiri juga dapat membangun karakternya
melalui rasa cinta dan saying terhadap tanaman sebagai makhluk ciptaan Allah
SWT yang harus dirawat, dijaga dan dilestarikan untuk keseimbangan dan
kesejahteraan hidup sesama di dunia ini.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Fungsi seni sebagai media pendidikan menjadikan seni memiliki potensi yang
besar tidak hanya sebagai hiburan saja. Tapi penanaman karakter dapat diajarkan
melalui seni salah satunya seni tari. Sejauh ini pembelajaran tari diberikan melalui
pola-pola baku sehingga anak hanya meniru tarian dari guru saja tanpa sedikit pun
anak dapat mengeluarkan ide-ide kreatifitasnya atau tarian yang diberikan oleh
guru tidak sesuai dengan usianya, sehingga hal tersebut membuat anak cenderung
lebih pasif, egois, kaku dan tidak kreatif.
Tari kreatif adalah tarian yang dimainkan dengan pencarian ide-ide gerak dan
alat yang penuh nilai-nilai dan norma-norma yang berguna bagi anak untuk
memahami dan mencari keseimbangan gerak hasil pencarian menuru kemampuan
dengan penuh kesadaran atau tanpa adanya paksaan.
Pembelajaran tari kreatif berdasarkan tema pembelajaran mengacu pada
minat, potensi dan kemampuan siswa. Pemahaman tema pembelajaran melalui
cerita, melakukan eksplorasi, berimajinasi dan mengekspresikan gerak sesuai
peran adalah proses yang menghantarkan anak pada ruang kreativitas gerak
yang menyenangkan. Aspek kognitif, afektif, psikomorik dan sosial
yang dikembangkan dalam tari kreatif berdasarkan tema pembelajaran
bermanfaat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Di sisi lain, kebersamaan, kedisiplinan, kemandirian, tanggungjawab anak yang terjalin di
dalam proses tari kreatif menunjukkan adanya pembangunan karakter anak yang dapat
B. Saran
Bagi mahasiswa sebagai calon guru harus benar-benar memahami bagaimana
konsep-konsep dan cara memberikan pembelajaran seni tari yang seharusnya agar
mohon maaf tidak terjadi lagi pengulangan kesalahan mengajar seperti yang
dilakukan guru-guru terdahulu.
15
Bagi orang tua dan guru harus lebih memberikan kesempatan kepada anak
mengeksplorasi dan mengaktualisasikan dirinya sendiri sesuai dengan minatnya
serta jangan sekali-kali mencampuri apa yang sedang mereka lakukan melainkan
jadilah motivator dan fasilitator bagi anak.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
SDN Puntukdoro 3. (2015). Tari dalam Pendidikan Karakter. [Online]. Diakses
dari: http://sdnpuntukdoro3.blogspot.co.id/2015/06/tari-sebagai-wahana-
pendidikankarakter.html. (26 April 2017)
Sujiono, Y N. (2009). Konsep Dasar PAUD. Jakarta Barat: Indeks.
Yasbiati dan Lutfi Nur. Strategi Pengembangan Fisik Motorik. Tasikmalaya:
Prodi Guru PAUD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus
Tasikmalaya.
18