Anda di halaman 1dari 10

Volume.

2
Nomor. 1
Tahun. 2017

Pendidikan Islam Indonesia dan Tantangan Globalisasi: Perspektif


Sosio-Historis

Djulaiha Gaus
Dosen STKIP Kie Raha Ternate
the.djulaiha55@gmail.com

Abstrak

Tantangan nasional dan global yang dihadapi oleh pendidikan Islam semakin
kompleks, khususnya di Indonesia di era global ini, dihadapkan pada problematika
filosofis-sosial yang tidak kunjung usai. Ada dua masalah yang dihadapi oleh pendidikan
Islam pada tantangan Globalisasi. 1). Sebagai peluang, (globalisasi) satu sisi akan
memudahkan pendidikan Islam untuk mengakses berbagai informasi dengan mudah. Juga
memudahkan pendidikan Islam untuk menyebarluaskan (diseminasi) produk-produk
keilmuan yang memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat. 2). Sebagai
tantangan, ternyata globalisasi tidak hanya mempengaruhi tatanan kehidupan pada
tataran makro, tetapi juga mengubah tata kehidupan pada tataran mikro, misalnya
terhadap ikatan kehidupan sosial masyarakat. Yaitu, Fenomena disintegrasi sosial,
hilangnya nilai-nilai tradisi, lunturnya adat-istiadat, sopan santun, dan penyimpangan
sosial lainya Dalam tulisan ini, berkesimpulan bahwa, lembaga-lembaga pendidikan Islam
secara keseluruhan tetap menjalankan perannya dalam tiga hal pokok: transmisi ilmu-ilmu
dan pengetahuan Islam (transmission of Islamic knowlwdge); kedua, pemeliharaan tradisi
Islam (maintenance of Islamic tradition); ketiga, kaderisasi calon-calon ulama. Peserta
didik tidak hanya menggetahui ilmu-ilmu agama, atau sebaliknya tidak hanya mengetahui
pengetahuan umum, dengan demikian, dapat melakukan mobilisasi pendidikan. Disamping
itu, para anak didik memiliki keterampilan, keahlian atau life skills khususnya dalam
bidang sains dan teknologi yang menjadi karakter dan ciri globalisasi, yang pada gilirannya
membuat mereka memiliki dasar-dasar dalam lapangan kerja sebagaimana dituntut di
alam globalisasi.

Kata kunci: pendidikan, Islam, Globalisasi.


14 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

Abstract
National and global challenges faced by the Islamic education is increasingly complex,
particularly in Indonesia in this global era, faced with problems of social-philosophical
failed over. There are two problems faced by Islamic education on the challenges of
globalization. 1.) as an opportunity, (globalization) one side will make it easier for
Islamic education to access a variety of information easily. Also makes it easier to
disseminate Islamic education (dissemination) Scientific products that deliver the
benefits of existence for the society.2.) as a challenge, it turns out that globalization
not only affects the order of life on a macro level, but also change the life at the micro
level, for example against the bond of the social life of the community. That is, the
phenomenon of social disintegration, the loss of values tradition, lunturnya customs,
manners, and other social deviation in this paper, concludes that, Islamic institutions
as a whole still run his role in three basic:the transmission of knowledge and the
Sciences of Islam. Secondly, maintenance of Islamic tradition; third, the reproduction
of the candidates.

Keywords: Education, Islam, Globalization.

A. PENDAHULUAN persoalan yang belum jelas tanpa


Berbicara mengenai masalah dibarengi dengan penyelesaiannya.Untuk
pendidikan Agama, mulai dari lembaga itu, masyarakat Muslim dalam
perguruan tinggi, pesantren, maupun meningkatkan kecintaannya terhadap
madrasah di era globalisasi, harus dilihat Islam, membuat banyak kalangan semakin
dalam konteks pendidikan Islam.Tinjauan berusaha mendapatkan pendidikan Islam
tersebut, baik dalam perjalanan sejarah yang berkualitas. Keinginan mereka untuk
maupun dinamika pendidikan Islam mendapatkan pendidikan Islam yang
kontemporer, tantangan nasional dan berkualitas tinggi, dimana peserta didik
global yang dihadapi oleh pendidikan tidak hanya mendapatkan ilmu-ilmu untuk
Islam semakin kompleks. Pendidikan kehidupan masa kini saja, tetapi juga ilmu-
Islam, khususnya di Indonesia di era ilmu dan amal Islam untuk kedepannya.
global ini, dihadapkan pada problematika Oleh karena itu, tulisan ini mencoba
filosofis-sosial yang tidak kunjung usai. menguraikan pendidikan Islam dalam
Berbagai wacana maupun tawaran yang menghadapi tantangan di era globalisasi
muncul, baik dari kalangan pendidik ini. Tidak hanya unggul dalam ilmu agama
maupun dari pemerhati dan peneliti saja, melainkan dapat unggul di setiap lini
pendidikan Islam sekalipun. Ini ilmu-ilmu pengetahuan umum lainnya.
dimaksudkan untuk menyelesaikan
masalah yang krusial ini mulai dari B. PENDIDIKAN ISLAM DALAM
normatif hingga historis. TINJAUAN SEJARAH
Namun, semua wacana dan tawaran Umat Islam dalam catatan sejarah,
tersebut dapat dikatakan belum memadai. sesungguhnya telah memperlihatkan
Sehingga, masih tetap saja menyisakan betapa pentingnya peran pendidikan
dalam proses perkembangan umat
Pendidikan Islam Indonesia. . . | 15

manusia. Hal ini, dapat ditelusuri sejak pengajaran terus tumbuh dan berkembang
masa Rasulullah Saw hingga dewasa saat pada masa khulafaurrasyidin dan masa
ini.Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Bani Umayyah.Pada masa Abbasyiah
Rasulullah, seperti mengadakan ta’lim pendidikan dan pengajaran berkembang
(pembelajaran) kepada para sahabatnya pesat di seluruh Negara Islam. Sehingga
untuk mengetahui ajaran-ajaran Islam lahir madrasah-madrasah yang tidak
dengan dibentuknya, atau membuat terhitung jumlahnya, mulai dari kota
kelompok-kelompok belajar, bila diera hingga ke desa-desa.3
moder saat ini maka dikenal dengan istilah Dalam sejarah Islam di Indonesia,
study club.Sebagai contoh atau bukti dari tumbuh dan berkembangnya ajaran Islam
kesungguhan Rasulullah dalam membina tidak lepas dari jalannya proses
umat Islam dikala itu adalah dengan pendidikan yang terjadi pada masa itu.
adanya forum belajar yang selalu menurut Azra dalam Burhanudin dan
dilaksanakanantara rasulullah dan para Afrianty, Meski pendidikan Islam
sahabat-sahabatnya, melalui forum Dar Al- merupakan pendidikan yang
arqam,hal ini merupakan salah satu bukti sesungguhnya universal dan merakyat
perhatian Rasulullah terhadap bagi masyarakat Muslim Indonesia, secara
pendidikan1. Bagi nabi Muhammad, historis bagian terbesar sejarah
pendidikan sangatlah penting untuk pendidikan Islam adalah sejarah tentang
pengembangan umat Islam, sehingga keterpinggiran dan marjinalisasi. Dalam
dikatan olehnya bahwa “ilmu itu peroleh masa penjajahan Belanda, pendidikan
dengan belajar,2 maka tidak heran jika Islam berpusat pada pesantren, surau,
forum-forum belajar perlu untuk selalu dayah, dan lembaga-lembaga pendidikan
dilestarikan bila sudah ada, dan jika belum lain semacamnya, yang terutama
terbentuk maka berusaha untuk dibentuk berkembang luas sejak abad ke 19, bahkan
agar proses pendidikan mampu berjalan sengaja menguzlahkan diri dari kekuasaan
dengan baik. kolonial.4
Kondisi aktivitas belajar baru 1. Pesantren
mengalami perubahan yang berarti ketika Poerbakawatja mengatakan,
Islam lahir.Bagi bangsa Arab, masjid bahwa pesantren berasal dari kata
merupakan lembaga pendidikan pertama santri, yaitu seorang yang belajar
yang bersifat umum dan sistematis.Di agama Islam, sehingga dengan
masjidlah, anak-anak dan orang dewasa, demikian, pesantren memiliki arti
baik laki-laki maupun perempuan tempat orang berkumpul untuk belajar
menuntut ilmu.Usaha pendidikan ini, agama Islam.5 Pesantren merupakan
kemudian ditindak lanjuti oleh para
3
generasi berikutnya.Pendidikan dan Ibid., 173–74.
4
Jajat Burhanuddin and Dina Afrianty, “Mencetak
Muslim Modern: Peta Pendidikan Islam Indonesia”
1
Suwendi, Sejarah Dan Pemikiran Pendidikan Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), 2,
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), 171–72. http://www.repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/1234
2
Raghib As-Sirjani and Al-Madari Amir, “Spiritual 56789/32552.
5
Reading Hidup Lebih Bermakna Dengan Membaca,” Soegarda Poerbakawatja and others, Ensiklopedi
Solo: Aqwam, 2007, 143. Pendidikan (Jakarta: Gunung Agung, 1976), 233.
16 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

lembaga pendidikan Islam yang masih sebagai tempat mengajarkan ajaran


bersifat tradisional, yang dijadikan Islam.Sebagai lembaga pendidikan
sebagai wadah dalam pengembangan tradisional, materi pendidikan yang
Islam. Sebagaimana dikatakan oleh diajarkan pada awalnya masih belajar
Ronald Alan dan Lukens Bull, mereka seputar huruf hijaiyah, al-Quran,
mengklasifikasikan pesantren menjadi keimanan, akhlak dan ibadah.
dua macam yaitu pesantren yang 3. Masjid
tradisional (salafiyyah) dan pesantern Mesjid memang memiliki andil
modern.6 yang cukup besar dalam
Pesantren tradisional dapat pengembangan pendidikan Islam,
dipahami sebagai pesantren yang sebagaiamana dalam bukunya
memelihara bentuk pengajaran teks suwendidikatakan bahwa Pendidikan
klasik dan pendidikan moral sebagai Islam juga dikembangkan melalui
inti pendidikan-nya. Sedangkan masjid, dimana pada waktu itu tidak
pesantren modern dapat dipahami memakai kelas, bangku, meja, maupun
sebagai pesantren yang mengajarkan papan tulis, dimana sistem yang
pelajaran-pelajaran umum disamping digunakan adalah duduk bersila
pelajaran-pelajaran agama dan (halaqah).8 Sistem halaqah adalah cara
pendidikan moral. para siswa atau santri yang duduk
2. Surau mengelilingi seorang guru atau ustadz
Surau merupakan lembaga dalam menyampaikan materi belajar
pendidikan Islam di Minangkabau, mereka.
Azra dalam Nizar mengatakan, Surau Sementara untuk pendidikan formal
di Minangkabau sudah dikenal Islam, sebagaimana dikatakan Azra baru
sebelum datangnya Islam.Surau dalam muncul pada masa lebih belakangan, yakni
sistem adat Minangkabau adalah dengan kebangkitan madrasah.9 Stanton,
kepunyaan suku atau kaum sebagai dalam Azra, menyebut madrasah sebagai
pelengkap rumah gadang yang the instution of higher learning artinya,
berfungsi sebagai tempat bertemu, lembaga keilmuan/pendidikan tinggi.
berkumpul, rapat, dan tempat tidur Lebih jauh dikatakan, dalam tradisi
bagi anak laki-laki yang telah aqil pendidikan Islam, institusi pendidikan
baligh dan orang tua yang uzur.7 tinggi lebih dikenal dengan namaal-
Fungsi surau tidak berubah Jami’ah, yang tentu secara historis dan
setelah kedatangan Islam, Pada masa kelembagaan berkaitan dengan masjid
itu, eksistensi surau di samping jami’ atau dikenal dengan masjid besar,
sebagai tempat shalat juga digunakan yang digunakan sebagai tempat

6
L. B. Ronald, “Jihad Ala Pesantren Di Mata
8
Antropolog Amerika,” Yogyakarta: Gama Media, Suwendi, Sejarah Dan Pemikiran Pendidikan Islam,
2004, 5–6. 175.
7 9
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam: Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi Dan
Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Modernisasi Di Tengah Tantangan Milenium III
Sampai Indonesia (Jakarta: Kencana, 2007), 280. (Jakarta: Kencana, 2012), v.
Pendidikan Islam Indonesia. . . | 17

berkumpul jama’ah untuk menunaikan bertujuan untuk membentuk pribadi


shalat jum’at.10 muslimseutuhnya, mengembangkan
Konsep pendidikan Islam, pada seluruh potensi manusia baik yang
dasarnya sangat mementingkan sumber berbentuk jasmaniah maupun rohaniah,
daya manusia yang berkualitas, baik menumbuhsuburkan hubungan yang
kualitas bersifat duniawi maupun ukhrawi harmonis setiap pribadi dengan Allah,
secara integral. Ariefin, sebagaimana manusia, dan alam semesta.13
dikutip Idi & Suharto, mengatakan pada Di sisi lain, pendidikan Islam
dasarnya tujuan pendidikan Islam adalah diharapkan mampu mengatasi dan
merealisasikan Muslim yang beriman, menyelesaikan krisis multidimensial yang
bertakwa, dan berilmu pengetahuan, serta dihadapi bangsa ini, terutama yang
mengabdi kepada-Nya.11 menyangkut aspek moral, etika, dan
Oleh karena itu, pendidikan Islam sekaligus hendak memberikan kontribusi
dalam sejarahnya, yang dimulai dari masa dalam menjabarkan pendidikan nasional
Rasulullah, Khulafaurrasyudin, hingga yang berfungsi mengembangkan
sekarang ini, tidak lepas dari tantangan- kemampuan dan membangun watak serta
tantangan yang dapat merubah ruang beradaban bangsa yang bermartabat
lingkup pendidikan Islam dalam rangka mencerdaskan kehidupan
sendiri.Tantangan global ini, memang bangsa. Ini bertujuan, untuk
tidak bisa dipungkiri, disebabkan berkembangnya potensi peserta didik agar
perkembangan zaman yang semakin menjadi manusia yang beriman dan
modern sudah barang tentu style, pola bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
hidup masyarakat pun berbeda. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
Kreatif, mandiri, dan menjadi warga
C. GLOBALISASIDAN PENDIDIKAN Negara yang demokratis serta
ISLAM. bertanggung jawab. 14

Globalisasi berasal dari bahasa Akan tetapi, konsep di atas


Inggris, asal katanya global yang berarti mendapatkan tantangan baru bersamaan
mendunia.12 Era globalisasi, dewasa ini dengan bergulirnya era globalisasi.
dan mendatang, terus mempengaruhi Globalisasi berasal dari kata dasar “global”
perkembangan sosial budaya masyarakat yang berarti seluruhnya; menyeluruh,
Muslim Indonesia umumnya, atau garis besar, umumnya, secara utuh.
pendidikan Islam pada khususnya. Itu Globalisasi perspektif terminologis ialah
sebabnya, masyarakat Muslim tidak dapat pengglobalan seluruh aspek kehidupan;
menghindari diri dari proses globalisasi perwujudan secara menyeluruh di segala
tersebut. Padahal, Pendidikan Islam

10
Ibid., vi.
11 13
Abdullah Idi and Toto Suharto, Revitalisasi Syahrin Harahap, “Perguruan Tinggi Islam Di Era
Pendidikan Islam (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), Globalisasi,” Yokyakarta: Tiara Wacana, 1998, 123.
14
139. Depdiknas, “Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003
12
John M. Echols, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional)”
Gramedia, 2005), 270. (Depdiknas, 2013).
18 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

aspek kehidupan.15 Itu sebabnya, ada).17 Oleh karena itu, dapat disimpulkan
Globalisasi, jika kita mengacu kepada bahwa dalam globalisasi terdapat saling
penjelasan Azyumardi Azra, bukanlah ketergantungan dalam masalah-masalah
fenomena baru sama sekali bagi sosial, politik dan kultural antar bangsa.
masyarakat Muslim di Indonesia. Sejak Artinya, perkembangan perikehidupan
akhir abad 19 dan awal abad 20 sumber sosial, cultural, dan politik suatu bangsa
globalisasi datang dari Timur Tengah yang akan saling mengait dengan bangsa
bersifat religio-intelektual, meskipun lainnya.
dalam kurun-kurun tertentu juga diwarnai Ketika globalisasi dihadapkan
oleh semangat religio-politik.16 dengan pendidikan Islam, terselip dua
Untuk itu, globalisasi lebih dapat implikasi sekaligus, yakni peluang dan
dipahami dari pesefektif di atas adalah tantangan. Zubaedi menjelaskan:
condong kepada modernisasi. Oleh 1. Sebagai peluang, (globalisasi) satu sisi
karenanya, Kerangka dasar modernisasi akan memudahkan pendidikan Islam
pendidikan Islam secara keseluruhan untuk mengakses berbagai informasi
adalah bahwa modernisasi pemikiran dan dengan mudah. Juga memudahkan
kelembagaan Islam, merupakan prasyarat pendidikan Islam untuk
bagi kebangkitan kaum muslim dimasa menyebarluaskan (diseminasi)
modern. Oleh karenanya, menurutnya produk-produk keilmuan yang
pemikiran dan kelembagaan Islam, memberikan manfaat seluas-luasnya
termasuk pendidikan,haruslah bagi masyarakat.
dimodernisasi,atau dalam bahasa 2. Sebagai tantangan, ternyata globalisasi
sederhana diperbaharui sesuai dengan tidak hanya mempengaruhi tatanan
kerangkamodernitas, mempertahankan kehidupan pada tataran makro, tetapi
pemikiran kelembagaan Islam juga mengubah tata kehidupan pada
tradisionalhanya akan memperpanjang tataran mikro, misalnya terhadap
nestapa ketidakberdayaan kaum muslim ikatan kehidupan sosial masyarakat.
dalamberhadapan dengan kemajuan dunia Fenomena disintegrasi sosial,
modern. hilangnya nilai-nilai tradisi, lunturnya
Di dalam Oxford Advanced Learner’s adat-istiadat, sopan santun, dan
Dictionary of Current English sebagai mana penyimpangan sosial lainya.18
yang dikutif oleh Idi & Suharto, disebutkan Pada sisilain, dari dampak negatif
bahwa istilah globalisasi berasal dari kata globalisasi ialah pemiskinan spiritual.
global yang dalam bahasa inggris berarti Keringnya nilai-nilai religiusitas tercermin
embracing the whole of a group of items dari perubahan cara pandang terhadap
(merangkul keseluruhan kelompok yang kehidupan kemasyarakatan. Misalnya,
tindakan sosial yang tidak mempunyai

15
Pius A. Partanto and M. Dahlan Al Barry, Kamus
17
Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 2001), 203. Idi and Suharto, Revitalisasi Pendidikan Islam, 102.
16 18
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi Dan Zubaidi, Isu-Isu Baru Dalam Diskursus Filsafat
Modernisasi Menuju Milenium Baru (Jakarta: Logos Pendidikan Islam Dan Kapita Selekta Pendidikan
Wacana Ilmu, 1999), 43. Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 54.
Pendidikan Islam Indonesia. . . | 19

implikasi materi (tidak produktif), pengamatan semetara para ahli, bahwa


dianggap sebagai tindakan yang tidak dalam bidang sosial capital bangsa
rasional. Indonesia hampir mencapai titik “zero
Kalau mengacu pada persoalan di trust society”, atau masyarakat yang
atas, seperti yang dikatakan Zainuddin, sulit dipercaya, berarti sikap amanah
bahwa pengaruh globalisasi, modernitas yang sangat lemah.
mempunyai andil besar dalam merubah c. Diberlakukannya globalisasi dan
gaya dan pola hidup (life style) pada perdagangan bebas, berarti persaingan
hampir semua lapisan hidup masyarakat, alumni dalam pekerjaan semakin ketat.
termasuk masyarakat Muslim. Sehingga, d. Tenaga asing meningkat, sedangkan
tidak bisa dipungkiri bahwa anak-anak tenaga Indonesia yang dikirim keluar
belajar nilai kebanyakan dari budaya negeri pada umumnya nonprofesional.
popular dan media massa.19
Dari fenomena di atas, pengaruh Oleh karena itu, dari uraian di atas,
globalisasi menyebabkan tantangan dalam ada dua event yang hampir bersamaan
dunia pendidikan di Indonesia.Tantangan munculnya pada saat bangsa Indonesia
itu tidak hanya dialami dalam pendidikan memasuki milenium ketiga.Pertama
Nasional saja, melainkan termasuk dalam globalisasi, diakibatkan kemajuan ilmu
pendidikan Islam.Untuk itu, Muhaimin20 dan teknologi terutama komunikasi dan
mengatakan bahwa bangsa Indonesia transportasi sehingga dunia semakin
sedang menghadapi tantangan yang berat, menjadi tanpa batas. Dalam budaya global
terutama dalam konteks pendidikan yang ini ditandai dalam bidang ekonomi
diakibatkan oleh pengaruh globalisasi, perdagangan akan menuju terbentuknya
diantaranya: pasar bebas, baik dalam kawasan ASEAN,
a. Globalisasi di bidang budaya, etika, Asia Pasifik bahkan akan meliputi seluruh
moral, sebagai akibat dari kemajuan dunia. Dalam bidang politik akan tumbuh
teknologi di bidang transformasi dan semangat demokratisasi.
informasi. Para peserta didik saat ini Dalam bidang budaya akan terjadi
telah mengenal berbagai sumber pesan pertukaran budaya antarbangsa yang
dan media pembelajaran, baik yang berlangsung begitu cepat yang saling
dapat dikontrol maupun yang sulit mempengaruhi, dalam bidang sosial akan
dikontrol. muncul semangat konsumeris yang tinggi
b. Rendahnya tingkat sosial-capital, disebabkan pabrik-pabrik yang
diman esensi dari sosial capital adalah memproduksi kebutuhan konsumeris
trust (sikap amanah). Menurut akan berupaya memproduk barang-
barang baru yang akan bertukar dengan
19 cepat pada setiap saat dan merangsang
Muhammad Zainuddin, Paradigma Pendidikan
Terpadu, Menyiapkan Generasi Ulul Albab (Malang: manusia untuk memilikinya.
UIN Malang Press, 2013), 2–3.
20
Event kedua adalah reformasi,
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari
Paradigma Pengembangan, Manajemen, dalam era reformasi ini diharapkan akan
Kelembagaan, Kurikulum Hingga Strategi muncul Indonesia baru. Wajah baru
Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Press, 2009), 15–17.
20 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

Indonesia ini akan memunculkan keseluruhan tetap menjalankan


perbedaan yang kontras dengan wajah perannya dalam tiga kal pokok:
lamanya. Wajah baru Indonesia itu adalah pertama, transmisi ilmu-ilmu dan
wajah baru yang akan memunculkan pengetahuan Islam (transmission of
masyarakat madani, yakni masyarakat Islamic knowledge); kedua,
berperadaban dengan menekankan pemeliharaan tradisi Islam
kepada demokratisasi dan hak-hak asasi (maintenance of Islamic tradition);
manusia. ketiga, reproduksi calon-calon ulama.
2. Harapan kedua, agar peserta didik
D. RESPON PENDIDIKAN ISLAM tidak hanya menggetahui ilmu-ilmu
Kalau melihat pengaruh globalisasi agama, atau sebaliknya tidak hanya
dan tantangan yang masyarakat Indonesia mengetahui pengetahuan umum,
terutama dalam konterks pendidikan di dengan demikian, dapat melakukan
atas, pendidikan Islam mau tidak mau mobilisasi pendidikan.
harus terlibat dalam mengatasi dan 3. Harapan ketiga, agar para anak didik
menyelesaikan berbagai persoalan dan memiliki keterampilan, keahlian atau
tantangan tersebut bersama dengan life skills khususnya dalam bidang
kekuatan-kekuatan pendidikan nasional sains dan teknologi yang menjadi
yang lain. Bahkan, tidak hanya itu karakter dan ciri globalisasi, yang pada
ditopang juga dengan kekuatan sosial, gilirannya membuat mereka memiliki
politik, dan ekonomi pada umumnya. dasar-dasar dalam lapangan kerja
Hanya saja pendidikan Islam, perlu sebagaimana dituntut di alam
melakukan evaluasi diri terlebih dahulu globalisasi.
kemudian selanjutnya melakukan Untuk itu, dalam menghadapi
reaktualisasi dan reposisi, dengan cara tantangan global, pendidikan Islam secara
melakukan singkronisasi dengan realistis, harus disingkronisasikan dengan
kebijakan pendidikan nasional untuk kebijakan pendidikan nasional guna
membebaskan bangsa dari berbagai membebaskan bangsa ini dari himpitan
persoalan di atas. persoalan yang dihadapi saat ini. Dengan
Selain itu, dalam merespon demikian, tulis A. Malik Fadjar22 ada
tantangan global di atas, yang secara beberapa hal mengenai prinsip-prinsip
implisit mengakomodasi hampir semua strategis pengembangan, antara lain:
keseluruhan harapan masyarakat secara a. Orientasi pengembangan sumber daya,
sekaligus kepada pendidikan Islam, dalam pengertian ini maka pendidikan
sebagaimana dikatakan Azra, dalam Islam harus berfungsi sebagai
Buhanuddin & Afrianty21 yaitu: anticipatory learning isnstitutions, dan
dengan ketersediaan sumberdaya
1. Harapan pertama, agar lembaga-
lembaga pendidikan Islam secara 22
Muhammad Zainuddin and Muhammad In’am Esha,
Horison Baru Pengembangan Pendidikan Islam,
21
Burhanuddin and Afrianty, “Mencetak Muslim Upaya Merespon Dinamika Masyarakat Global
Modern,” 13. (Malang: UIN Malang Press, 2004), xxii.
Pendidikan Islam Indonesia. . . | 21

manusia yang tangguh, yang berwujud menurut persepektif Islam adalah


manusia-manusia yang cerdas secara Iman.
intlektual, sosial dan spiritual. Bahkan,
memiliki dedikasi dan disiplin, jujur, E. Kesimpulan
tekun, ulet dan inovatif. Dari uraian singkat di atas, dapat
b. Ke arah pendidikan Islam ditarik benang merah bahwa dalam
multikulturalis, dalam masyarakat sejarahnya pendidikan Islam, mulai dari
dalam negeri maupun internasional, masa lahirnya Islam sampai sekarang ini,
yang demikian majemuk, pendidikan yang terutama di Indonesia, secara
Islam perlu dikemas dalam watak historis bagian terbesar sejarah
multikultural, ramah menyapa, pendidikan Islam, adalah sejarah tentang
perbedaan budaya, sosial dan keterpinggiran dan marjinalisasi.
agama.Hal demikian cukup beralasan, Tantangan Ini terbukti dari perlawanan
Realitas multikultural merupakan bangsa belanda dan jepang selama berada
sebuah keniscayaan yang tidak bisa di Negara ini.
dihindari lagidi indonesia. Melihat Selain itu, pengaruh globalisasi
fakta bahwa indonesia memilki dewasa ini dan mendatang, terus
keragaman etnik, budaya, bahasa mempengaruhi perkembangan sosial
agama, gender, ras, usia, dan kelas budaya masyarakat Muslim Indonesia
sosial.23 umumnya, atau pendidikan Islam pada
Karena selama ini pendidikan Islam baik khususnya. Globalisasi mempunyai andil
sebagai lembaga pendidikan maupun besar dalam merubah gaya dan pola hidup
sebagai materi, oleh pengamat pendidikan (life style) pada hampir semua lapisan
Islam di Indonesia dikritik karena telah hidup masyarakat, termasuk masyarakat
mempraktikkan proses pendidikan yang Muslim. Kemajuan ilmu dan teknologi
eksklusif, dogmatik dan kurang terutama komunikasi dan transportasi
menyentuh aspek moralitas. sehingga dunia semakin menjadi tanpa
Mempertegas misi dasar “li Utammima batas. Dalam budaya global ini ditandai
Makarima al-Akhlaq”. Ketika dunia dalam bidang ekonomi perdagangan akan
mengalami perubahan dan perkembangan menuju terbentuknya pasar bebas, baik
demikian dahsyat, segala bidang dan dalam kawasan ASEAN, Asia Pasifik
lapangan kehidupan peradaban dapat bahkan akan meliputi seluruh dunia.
menonjolkan watak manipulatifnya. Dalam bidang politik akan tumbuh
a. Spiritualisasi watak kebangsaan semangat demokratisasi.
fondasi dari banguna kebangsaan itu Untuk itu, untuk merespon
tantangan di atas, pendidikan Islam perlu
23 melakukan evaluasi diri terlebih dahulu,
AHMAD SULTHON and others, “KURIKULUM
PESANTREN MULTIKULTURAL (Melacak Muatan kemudian selanjutnya melakukan
Nilai-Nilai Multikultural Dalam Kurikulum Pondok reaktualisasi dan reposisi, dengan cara
Pesantren Sunan Drajat Banjarwati Paciran
Lamongan)” (UNIVERSITAS ISLAM NEGERI melakukan singkronisasi dengan
SUNAN KALIJAGA, 2014), 2, http://digilib.uin- kebijakan pendidikan nasional untuk
suka.ac.id/id/eprint/15120.
22 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

membebaskan bangsa dari berbagai Manajemen, Kelembagaan,


persoalan di atas. Selain itu, ketersediaan Kurikulum Hingga Strategi
sumberdaya manusia yang tangguh, yang Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Press, 2009.
berwujud manusia-manusia yang cerdas
Nizar, Samsul. Sejarah Pendidikan Islam:
secara intlektual, sosial dan Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan
spiritual.Bahkan, memiliki dedikasi dan Era Rasulullah Sampai Indonesia.
disiplin, jujur, tekun, ulet dan Jakarta: Kencana, 2007.
inovatif.Serta Mempertegas misi dasar “li Partanto, Pius A., and M. Dahlan Al Barry.
Utammima Makarima al-Akhlaq”. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:
Arkola, 2001.
Poerbakawatja, Soegarda, and others.
F. DAFTAR REFERENSI
Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta:
Gunung Agung, 1976.
As-Sirjani, Raghib, and Al-Madari Amir. Ronald, L. B. “Jihad Ala Pesantren Di Mata
“Spiritual Reading Hidup Lebih Antropolog Amerika.” Yogyakarta:
Bermakna Dengan Membaca.” Solo: Gama Media, 2004.
Aqwam, 2007. SULTHON, AHMAD, and others.
Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam Tradisi “KURIKULUM PESANTREN
Dan Modernisasi Di Tengah MULTIKULTURAL (Melacak
Tantangan Milenium III. Jakarta: Muatan Nilai-Nilai Multikultural
Kencana, 2012. Dalam Kurikulum Pondok
———. Pendidikan Islam: Tradisi Dan Pesantren Sunan Drajat Banjarwati
Modernisasi Menuju Milenium Baru. Paciran Lamongan).” UNIVERSITAS
Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999. ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA,
Burhanuddin, Jajat, and Dina Afrianty. 2014. http://digilib.uin-
“Mencetak Muslim Modern: Peta suka.ac.id/id/eprint/15120.
Pendidikan Islam Indonesia.” Suwendi. Sejarah Dan Pemikiran
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Pendidikan Islam. Jakarta:
2016. RajaGrafindo Persada, 2004.
http://www.repository.uinjkt.ac.id Zainuddin, Muhammad. Paradigma
/dspace/handle/123456789/3255 Pendidikan Terpadu, Menyiapkan
2. Generasi Ulul Albab. Malang: UIN
Depdiknas. “Undang-Undang RI No 20 Malang Press, 2013.
Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Zainuddin, Muhammad, and Muhammad
(Sistem Pendidikan Nasional).” In’am Esha. Horison Baru
Depdiknas, 2013. Pengembangan Pendidikan Islam,
Echols, John M. Kamus Inggris Indonesia. Upaya Merespon Dinamika
Jakarta: Gramedia, 2005. Masyarakat Global. Malang: UIN
Harahap, Syahrin. “Perguruan Tinggi Islam Malang Press, 2004.
Di Era Globalisasi.” Yokyakarta: Zubaidi. Isu-Isu Baru Dalam Diskursus
Tiara Wacana, 1998. Filsafat Pendidikan Islam Dan
Idi, Abdullah, and Toto Suharto. Kapita Selekta Pendidikan Islam,.
Revitalisasi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006.
Muhaimin. Rekonstruksi Pendidikan Islam:
Dari Paradigma Pengembangan,

Anda mungkin juga menyukai