Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEMUAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA


PELAJARAN FIQIH MI PADA MASING-MASING KELAS

DOSEN PENGAMPU;

MUYASSAROH ZAINI M.Ag

DI SUSUN OLEH KELOMPOK; II

Bq. Siti Nur Khalisyah

Murni Sari Dewi

Septiana Azmi

Supianti

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZAN WADI NW LOMBOK TIMUR

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Atas segala rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang TEMUAN
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN
FIQIH MI PADA MASING-MASING KELAS

Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah
fiqih smester II di fakultas tarbiyah institute agama islam hamzan wadi NW
Lombok timur

Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak


trdapat kekeliruan. Oleh karna itu kami mengaharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Smoga makalah dapat bermanfaat di
kemudian hari.

Anjani , 09 Juni 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGATAR………………………………………………………………!
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..!!
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang…………………………………………………………………1
B.Rumusan Masalah……………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian standar kompetensi dan kompetensi dasar………………….2
1. Langkah-langkah penyusunan kompetensi dasar
2. Langkah-langkah perumusan standar kompetensi
B. Pengertian silabus…………………………………………………………2
C. Prinsip dasar pengembangan silabus……………………………………..3
D. Manfaat silabus…………………………………………………………….3
E. Pengembangan silabus……………………………………………………3
F. Langkah-Langkah pengembangan silabus………………………………4
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan…………………………………………………………………5
B.Saran…………………………………………………………………………5
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia. Hal itu di
sebabkan, pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan manusia meliputi
keseluruhan aspek kepribadian manusia dan juga menentukan model manusia yang akan di
hasilkan-nya. Oleh karna itu demi mencapai tujuan pendidikan yang berhasil perlu di adakan
rencana, pengaturan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang di gunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Dalam tiap jenjang pendidikan pasti ada standar kompetensi dasar , dan indicator karena untuk
mengetahui materi apa saja yang akan di pelajari dan tujuan apa saja yang harus di capai
sehingga mudah karena terarah dan merupakan program yang telah terstruktur dalam stiap
sekolah. Dimana dari standar kompetensi , kompetensi dasar, dan indikator dapat
mengetahui kemampuan, keterampilan dan sikap peserta didik sehingga secara spesifik dapat
di jadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga di jadikan tolak ukur
sejauh mana penguasaan sisiwa terhadap suatu pikok pembahasan atau mata pelajaran
tertenti.
B.Rumusan masalah
1.Apa yang di maksud dengan kompetensi dasar dan kompetensi dasar .?
2.Apa yang di maksud dengan silabus.?
3.Apa saja perinsip dasar pengembangan silabus .?
4.Apa manfaat dari silabus?
5.Bagai man cara pengembangan silabus ?
6.Sebutkan langkah-langkah pengembangan silabus!

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kompetensi dasar dan standar kompetensi
Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus
diperoleh oleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi Dasar adalah konten atau
kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada
kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu
mata pelajaran.Sedangkan standar kompetensi dapat diartikan sebagai pernyataan tentang
pengetahuan ,keterampilan dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tngkat
penguasaan yang diharapkan untuk dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran.
*  Hubungan SKL, KI, KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran
1.       Standar Kompetensi Lulusan
       Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati,
sebagaimana yang ditetapkan dengan Peraturan menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun
2006. Fungsi Standar Kompetensi Lulusan (SKL):
a)      Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan
kelulusan peserta didik,dari satuan pendidikan.
b)      Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut
c)      Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
d)     Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut. Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL):
1)Standar kompetensi lulusan (SKL) satuan pendidikan
2)Standar kompetensi lulusan (SKL) kelompok mata pelajaran
3)Standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran[6]

*  KI (mpetensi Inti)


Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas
yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan
tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian
hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi
dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi
vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar
adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke
kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata
pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi
proses saling terikat
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas
yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan
tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian
hard skills dan soft skills.

B. Pengertian Silabus
Silabus merupakan acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan
pembelajaran dan pengembangan penilaian hasil belajarnya.[1]
Secara sederhana silabus dapat di artikan sebagai rencana pembelajaran pada suatu
kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar yang di kembangkan oleh setiap satuan nasional pendidikan (SNP).
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang implementasi kurikulum,
yang mencakup kegiatan pembelajaran, pengolahan kurikulum berbasis sekolah, kurikulum dan
hasil belajar, serta penilaian berbasis kelas. Silabus merupakan kerangka inti dari setiap
kurikulum yang sedikitnya memuat tiga komponen utama sebagai berikut:
1.      Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran.
2.      Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan/membentuk kompetensi tersebut.
3.      Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki
peserta didik.
Silabus merupakan penjabaran lebih rinci dari Standar kopetensi dan Kopetensi dasar
(SKKD) yang minimal memuat kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar yang harus
dimiliki oleh peserta didik sehubungan dengan suatu mata pelajaran.[2]
*   Landasan pengembangan Silabus
Landasan pengembangan silabus adalah peraturan RI Nomor 19 tahun 2005 tentang
standar Nasional Pendidikan pasal 17 ayat (2) dan pasal 20 yang berbunyi sebagai berikut:
Sekolah dan komite sekolah, atu madrasah dan komite madrasah, mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan untuk SD,SMP, SMA dan SMK, dan departemen yang menaungi urusan pemerintah
di bidang agama untuk MI,MTs,MA dan MAK. Dan pasal 20 yang berbunyi : “perencanaan
proses pembeajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.[3] Adapun yang mengembangkan atau
menyusun silabus adalah:
1.      Guru kelas/mata pelajaran.
2.      .Kelompok guru kelas/mata pelajaran. 
3.      Kelompok kerja guru (PKG/MGMP), dan 
4.      Dinas pendidikan.
Dalam penyusunan silabus dilaksanakan bersama-sama oleh guru kelas/mata pelajaran,
kelompok guru kelas/mata pelajaran, atau kelompok kerja guru (PKG/MGMP) pada tingkat
satuan pendidikan untuk satu sekolah atau kelompok sekolah dengan tetap memperhatikan
karakteristik masing-masing sekolah.
Dalam Undang-undang Sisdiknas No 22 tahun 2003 BAB X pasal 36 ayat 1 disebutkan
bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.Sehingga Perlu diadakan sebuah seleksi dalam
proses pengembangan silabus, agar rumusan kompetensi yang betul-betul diperoleh dapat
bermanfaat bagi peserta didik serta sesuai dengan tuntutan yang akan dilakukan setelah
mengikuti sebuah pembelajaran.
Kompetensi yang dikembangkan harus mampu membekali peserta didik untuk menjalani
kehidupan yang penuh dengan berbagai macam tantangan dan permasalahan yang semakin rumit
dan kompleks, terutama dalam memasuki era globalisasi yang tidak pasti.
Kompetensi-kometensi yang ingin dicapai oleh suatu sekolah perlu digambarkan secara
jelas dan tertulis, baik yang menyangkut kemampuan untuk belajar mengetahui, kemampuan
untuk belajar melakukan, kemampuan untuk belajar hidup dalam kebersamaan, kemampuan
untuk belajar menjadi diri sendiri dan kemampuan untuk belajar seumur hidup.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan tadi, kita dapat merumuskan kompetensi dan
tujuan pendidikan dalam setiap mata pelajaran. Setiap mata pelajaran harus dirumuskan dengan
jelas agar peserta didik mengetahui apa yang harus mereka pelajari. Berdasarkan kompetensi dan
tujuan yang akan dicapai dikembangkan alat evaluasi untuk mengukur ketercapaiaan  tujuan
sesuai dengan kompetensi yang telah dtetapkan.[4]
C.     Prinsip Dasar Pengembangan Silabus
          Dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan, setiap sekolah diberi kebebasan
dan keleluasaan untuk mengembangkan silabus sesuai dengan karakteristik peserta didik serta
kondisi dan kebutuhan masing masing. Ada beberapa prinsip yang mendasari pengembangan
silabus antara lain: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual,
fleksibel, dan menyeluruh.
1.      Relevansi
Relevansi mengandung arti bahwa cakupan, kedalaman, tingkat kesulitan, serta urutan
penyajian materi dan kopetensi dasar dalam silabus sesuai dengan karakteristik peserta didik,
baik kemampuan spiritual, intelektual, sosial, emosional, maupun perkembangan fisik. Relevansi
juga mengandung arti esesuaian dan keserasian antara silabus dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat pemakai lulusan, serta kebutuhan dunia kerja.
2.      Fleksibilitas
Fleksibilitas dalam pengembangan silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi disekolah dan tuntutan masyarakat (BSNP,
2006:20). Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa prinsip fleksibilitas mengandung makna
bahwa pelaksanaan program, peserta didik, dan lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan
dalam bertindak.
3.      Kontinuitas
Kontinuitas dalam pengembangan  silabus mengandung arti bahwa setiap program
pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam
membentuk kompetensi dan kepribadian peserta didik.
4.      Efektivitas
     Evektivitas dalam pengembangan silabus berkaitan dengan keterlaksanaannya dalam
pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi dan
kopetensi dasar (SKKD) dalam standar isi. Silabus yang efektif adalah yang dapat diwujudkan
dalam pembelajaran dikelas, sebaliknya silabus tersebut dikatakan kurang efektif apabila banyak
hal yang tidak dapat dilaksanakan.
5.      Efisiensi
      Efisiensi dalam pengembangan silabus berkaitan dengan upaya untuk menghemat
penggunaan dana, daya dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi dasar yang telah
ditetapkan. Efisiensi silabus bisa dilihat dengan cara membandingkan antara biaya, tenaga dan
waktu yang digunakan untuk pembelajaran dengan hasil yang dicapai atau kompetensi yang
dapat dibentuk oleh peserta didik. Dengan demikian setiap guru dituntut untuk dapat
mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sehemat mungkin, tetapi
yang apat menghasilkan hasil belajar dan pembentukan kompetensi peserta didik secara optimal.
6.      Konsisten
      Konsisten dalam pengembangan silabus mengandung arti bahwa antara standar kopetensi ,
kopetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian memiliki hubungan yang konsisten (ajeg) dalam membentuk kopetensi peserta didik.

7.      Memadai
      Memadai dalam pengembangan silabus mengansung arti bahwa ruang lingkup indikator,
materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang dilaksanakan
dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Disamping itu, prinsip memadai juga
berkaitan dengan sarana dan prasarana, yang berarti bahwa kompetensi dasar yang dijabarkan
dalam silabus, pencapaianyya ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai.[5]
8.      Menyeluruh
      Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotorik).
D.     Manfaat Silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut,
seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan
sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran,
kaib rencana pembelajaran untuk satu Standar Kompetensi maupun satu Kompetensi Dasar.
Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan
pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran
secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem
penilaian.
E.     Pengembangan Silabus
          Silabus merupakan uraian yang telah terperinci mengenai standar kompetensi dan
kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator hasil belajar.
         
          Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok
dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) atau pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
1.      Disusun secara mandiri oleh para guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2.      Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan
silabus secara mandiri, maka pihak sekolah  dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok
guru  mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3.      Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas 1 sampai kelas VI, menyusun silabus secara bersamaan.
Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun bersaa oleh guru yang terkait.
4.      Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah – sekolah lain melalui forum MGM/PKG untuk bersama – sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah – sekolah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
5.      Dinas pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah
tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing – masing.[7]
F.  Langkah Langkah Pengembangan Silabus

1.      Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Mengkaji SK dan KD mata pelajaran sebagaimana tercantum pada SI, dengan memperhatikan
hal-hal berikut:
a.       Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi,
tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI dalam tingkat;
b.      keterkaitan antara SK dan KD dalam mata pelajaran;
c.       keterkaitan antar KD pada mata pelajaran;
d.      keterkaitan antara SK dan KD antar mata pelajaran.
2.      Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan
mempertimbangkan:
a.       potensi peserta didik;
b.      karakteristik mata pelajaran;
c.       relevansi dengan karakteristik daerah;
d.      tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spritual peserta didik;
e.       kebermanfaatan bagi peserta didik;
f.       struktur keilmuan;
g.      aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
h.      relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
i.        alokasi waktu. 
3.      Melakukan Pemetaan Kompetensi
a.       mengidentifikasi SK, KD dan materi pembelajaran
b.      Mengelompokkan SK, KD dan materi pembelajaran
c.       Menyusun SK, KD sesuai dengan keterkaitan
4.      Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar
yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi
dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu
dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah:
a.       Disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik (guru), agar dapat melaksanakan
proses pembelajaran secara profesional.
b.      Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik
secara berurutan untuk mencapai KD.
c.       Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran.
d.      Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri
yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik, yaitu kegiatan peserta didik
dan materi.
5.      Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Kata Kerja
Operasional (KKO) indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke
kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkret ke abstrak (bukan sebaliknya). Kata kerja operasional
pada KD benar-benar terwakili dan teruji akurasinya pada deskripsi yang ada di kata kerja
operasional indikator.
6.       Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a.       Penilaian diarahkan untuk mengukur pancapaian kompetensi.
b.      Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi
seseorang terhadap kelompoknya.
c.       Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Hasil penilaian
dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.
d.      Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang di tempuh dalam
proses pembelajaran.[9]
7.      Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan
alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD per semester,
keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang di sediakan per semester, per
tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
8.      Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya. Penulisan buku sumber harus sesuai kaidah yang berlaku dalam Bahasa
Indonesia.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD serta materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
*.    Pengalokasian Unit Waktu dalam Silabus
Pengalokasian waktu dalam silabus mengikuti cara-cara sebagai berikut: 
1.      Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang       disediakan
untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di     tingkat satuan pendidikan.
2.      Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus     sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata   pelajaran dengan alokasi
waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.   Khusus untuk SMK/MAK menggunakan
penggalan silabus berdasarkan satuan   kompetensi.
*.    Implementasi Pengembangan Silabus
          Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru.
Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan
masukan  hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran), dan
evaluasi rencana pembelajaran.

I.       Komponen Silabus
    Silabus merupakan salah satu bentuk penjabaran kurikulum. Produk pengembangan kurikulum
ini memuat pokok-pokok pikiran yang memberikan rambu-rambu dalam menjawab tiga
pertanyaan mendasar dalam pembelajaran, yakni (1) kompetensi apa yang hendak dikuasai
peserta didik, (2) bagaimana memfasilitasi peserta didik untuk menguasai kompetensi itu, dan (3)
bagaimana mengetahui tingkat pencapaian kompetensi oleh peserta didik. Dari sini jelas bahwa
silabus memuat pokok-pokok kompetensi dan materi, pokok-pokok strategi pembelajaran dan
pokok-pokok penilaian.
Berikut disajikan ikhtisar tentang komponen pokok dari silabus yang lazim digunakan:
1.      Komponen yang berkaitan dengan kompetensi yang hendak dikuasai, meliputi SK,
KD, 1indikator, materi pembelajaran.
2.      Komponen yang berkaitan dengan cara menguasai kompetensi, memuat pokok
pokok kegiatan dalam pembelajaran.
3.      Komponen yang berkaitan dengan cara mengetahui pencapaian kompetensi,
mencakup teknik Penilaian, meliputi jenis penilaian, bentuk penilaian, dan instumen
penilaian.
4.      Komponen Pendukung, terdiri dari alokasi waktu, dansumber belajar.
Berdasarkan langkah – langkah pengembangan silabus (sebagaimana diuraikan diatas),
format silabus paling tidak memuat sembilan komponen  yaitu:
1.      Komponen Identifikasi.
2.      Komponen Standar Kompetensi.
3.      Komponen Kopetensi dasar.
4.      Komponen Materi Pokok.
5.      Komponen Pengalaman Belajar.
6.      Komponen Indikator.
7.      Komponen Jenis Penilaian.
8.      Komponen Alokasi Waktu.
9.      Komponen Sumber Belajar
.

*.       Format Silabus
SILABUS

Mata Pelajaan                          :Fiqih                       


Alokasi Waktu per Semester    :  1 jam pelajaran
Kelas/Semester                                    :III/II
Standar Kompetensi                 : Meyakini kesempurnaan ajaran islam
Kompetensi Dasar Materi Indikator Penilaian Aloka Sumber/
si Bahan/Al
Kegiatan Tekn Wakt
Pembelajaran Bentuk at
Pembelajaran ik u

1.1 Meyakini 1.1 Perilaku 1.1Membimbin 1.1.1 Menunjukkan 1.1 Penilaian 1.3Buku
kesempurnaan taat terhadap g prilaku perilaku ketaatan diri fiqih
ajaran agama aturan hukum ketaatan sesuai sesuai aturan islam pegangan
islam melalui aturan islam -Penilaian siswa ,
kompleksitas 1.2 Perilaku 2.1.1 Memiliki perilaku sejawat kemenag
aturan fiqih taat terhadap 1.2Membiasaka taat terhadap ketentuan 2014
ketentuan n prilaku taat hukum fiqih dalam -Observasi
hukum fiqih terhadap kehidupan sehari-hari - Buku-
dalam ketentuan -Catatan jurnal buku
2.1 Menunjukkan kehidupan hukum fiqih 3.1.1 Menjelaskan penunjang
prilaku taat sehari-hari dalam konsep fiqih dalam islam 2.1 Penilaian lain yang
terhadap kehidupan diri relevan
ketentuan hukum 1.3 Konsep sehari-hari - Menjelaskan ruang
fiqih dalam fiqih dalam lingkup fiqih -Penilaian -Akses
kehidupan islam 1.3 Mengamati sejawat internet
sehari-hari - Menjelaskan perbedaan yang sesuai
3.1 Memahami -Konsep fiqih -Menyimak fiqih, syariah dan ibadah -Observasi dengan
konsep fiqh dalam islam penjelasaan kebutuhan
dalam islam. guru tentang -Menjelaskan macam- -Catatan jurnal
-Ruang penjelasan fiqih macam ibadah dan
lingkup fiqih dan syariah karakteristiknya 3.1 Tes tulis
dengan soal
-Perbedaan -Mengamati uraian non
fiqih dengan tanyangan slide obyektif,
syariat tentang prinsi analisis kasus
ibadah dan atau bisa jadi
-Ibadah dan syariah dengan
karekteristikn menjodohkan
ya -Membaca soal-soal
ulang materi
-Tujuan -Tes lisan
ibadah dalam dengan soal-soal
islam uraian obyektif
atau dengan
-Rukun analisis kasus
ibadah
3.2 1.1.2 1.2

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Standar kompetensi merupakan pernyataan tentang pengetahuan ,keterampilan,dan sikap yang
harus di kuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam
mempelajari suatu mata pelajaran.
Kompetensi dasar merupakan pengetahuan,keterampilan, dan sikap yang minimal harus di
kuasai peserta didik untuk menunjukkan bahwa mereka telah menguasai standar kompetensi
yang ditetapkan.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang implementasi kurikulum,
yang mencakup kegiatan pembelajaran. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru
secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok
musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas
Pendidikan. Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindak lanjuti oleh masing-masing guru.
B.     SARAN
Bagi calon calon pengajar / pendidik sebaiknya lebih memahami pentingnya silabus. Bagi
calon pendidik juga harus memperluas wawaran, yang dapat di implementasikan sebagai strategi
dalam mempersiapkan diri sebagai pendidik. Calon pendidik harus berusaha memahami dan
menguasai pengembangan silabus.

  

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2013. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Chasanatin, Hiatin. 2015. Pengembangan Kurikulum. Metro: STAIN Jurai Siwo
Metro.
Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran pendidikan agama Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muhaimin, dan Sutiah. 2008. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah dan Madrasah.  Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Mulyasa, E. 2013. Kurikulim Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru Dan
Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, E. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan
Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurmaliyah, faridah dan Sugeng Listyo Prabowo. 2010. Perencanaan  Pembelajaran. Malang:
UIN-Maliki Press.
https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=
UTF-8# pada 31 Maret 2016 pukul 13.15 WIB
Http://www.m-edukasi.web.id/2013/07/ langkah-langkah-pengembangan-silabus.
html pada 31 Maret 2016 pukul 13.20 WIB

Anda mungkin juga menyukai