Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TENTANG EJAAN BAHASA INDONESIA

Kelompok IV
1. TURSIAH NIM. 232711020081

2. MELLYSHA NIM. 232711020136

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS ISLAM AN NUR LAMPUNG

4
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT. Atas berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Tentang Ejaan Bahasa Indonesia . Tidak
lupa kita kirimkan shalawat kepada Nabi Muhammad S.A.W.

Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua, jika ada
kesalahan dalam pembuatan makalah ini kami meminta maaf,

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandar Lampung, 24 Juli 2023

5
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................6
BAB I..............................................................................................................................7
PENDAHULUAN..........................................................................................................7
A. Latar belakang........................................................................................................7
B. Tujuan Makalah......................................................................................................7
BAB II............................................................................................................................8
PEMBAHASAN.............................................................................................................8
A. Penulisan huruf......................................................................................................8
B. Penulisan Huruf Kapital.........................................................................................9
C. Penulisan Huruf Miring........................................................................................13
D. Penulisan Kata.....................................................................................................13
BAB III.........................................................................................................................15
PENUTUP....................................................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................16

6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan
Ejaan sebelumnya, Ejaan Republik. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan Bersama
telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Husein Onn
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan
Bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah
disepakati oleh parah ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang
Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden no.
57, Tahun 1972, berlaku system ejaan Latin bagi Bahasa Melayu dan Bahasa
Indonesia. Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” dengan penjelasan kaidah penggunaan yang
lebih luas. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dengan surat keputusannya No. 0196/1975 memberlakukan “ Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah”. Hal ini dapat dilihat secara jelas letak perbedaan antara EYD
dan Ejaan sebelumnya, sebagai berikut:

➢ ‘tj’ menjadi ‘c’ : tjutji – cuci


➢ ‘dl’ menjadi ‘j’ : djarak – jarak
➢ ‘j’ menjadi ‘y’ : sajang – sayang
➢ ‘nj’ menjadi ‘ng’ : njamuk – nyamuk
➢ ‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat – syarat
➢ ‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir – akhir
B. Tujuan Makalah
Mahasiswa dapat mengetahui Tentang Ejaan Bahasa Indonesia, mengetahui tata
cara penulisan huruf, pemenggalan kata yang benar dalam kalimat, gabungan kata
dalam kalimat, dan tanda titik koma, dan mengetahui yang termasuk unsur serapan.

7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penulisan huruf
Dalam Bahasa Indonesia dikenal huruf vokal, huruf konsonan, diftong, konsonan
rangkap. Penjelasan huruf tersebut dapat dilihat dibawa ini:

1. Huruf Vokal atau Huruf Hidup


Huruf vokal adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari
paruparu tidak terkena hambatan atau halangan. Jumlah huruf vokal ada 5,
yaitu a, I, u, e, dan o.

Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan, a. Diakritik (é)
dilafalkan [e].
Contoh:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].
Contoh:
Kami menonton film seri (sèri).
Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.
c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə].
Contoh:
Pertandingan itu berakhir seri (sêri).
Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia.
Kecap (kêcap) dulu makanan itu.

8
2. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam Bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

3. Huruf Diftong
Dalam Bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan
gabungan huruf vokal ai, au, ei dan oi. Misalnya: Malaikat, Saudara, Survei,
Boikot.

4. Gabungan Huruf Konsonan


Di dalam Bahasa Indonesia gabungan huruf konsonan berupa kh, ng, ng, dan
sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Contohnya: nyamuk,
syarat, kumbang, khawatir, dsb.

B. Penulisan Huruf Kapital


Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan terdapat
tiga belas penulisan huruf kapital. Berikut ini disajikan beberapa hal yang segan perlu
diperhatikan:

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat. Contoh:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerja itu akan selesai dalam satu jam.

9
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Contoh:
Amir Hamsiah
Dewi Sartika
Tegu Budi Utomo
Ade Rabiatul Hadramiah
Alingka

Catatan:
Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang
bermakna ‘anak dari’ seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata
tugas.
Contoh:
Abdul Rahman bin Zaini
Tegu Budi Utomo bin Ambo Ippi
Siti Fatimah binti Salim
Indah boru Sitanggung

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.


Contoh:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihat anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
“Kemarin engkau terlambat,” katanya.
“Besok pagi.” Kata dia, “mereka akan berangkat.”

10
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kita suci, dan Tuhan. Huruf kapital juga
digunakan sebagai kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
Islam Alkitab
Quran Hindu
Kristen Allah
Weda Yang Mahakuasa
Yang Maha Pengasih
Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya. Bimbinglah hamba-Mu,
wahai Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk
gelar akademik yang mengikuti nama orang. Contoh: Sultan Hasanuddin,
Mahaputra Yamin, Haji Agus Salim.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang
dipakai sebagai sapaan.
Contoh:
Selamat datang, Yang Mulia.
Terima kasih, Kiai.
Silakan duduk, Prof

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
Bahasa. Contoh: bahasa Bali, suku Sunda, bangsa Indonesia.

11
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari
raya dan nama peristiwa. Contoh: tahun Hijriah, bulan Agustus, hari Lebaran
dan Konferensi Asia Afrika, Perang Dunia II, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Contoh: Jakarta,
Makassar, Sungai Musi, Teluk Benggala, Kecamatan Gowa, dsb. Nama
geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital. Contoh
berlayar ke teluk, menyeberangi selat, mandi di sungai. Nama diri geografi
yang dipakai nama jenis tidak ditulis dengan huruf Kapital. Contoh: jeruk bali,
kacang bogor, nangka belanda.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata dalam nama negara,
Lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke
dari, dan, yang, dan untuk. Contoh: Republik Indonesia, Ahli Kesehatan
Masyarakat Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Kitab UndangUndang
Hukum Pidana.

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata di dalam judul buku,
karangan, artikel, dan makalah serta majalah dan surat kabar, kecuali kata
tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak pada posisi awal.
Contoh: saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, ia
menyajikan makalah “Ejaan Yang Disempurnakan”

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan. Contoh: S.H (sarjana hukum), S.E. (sarjana ekonomi),
Dg. (daeng), R.A. (raden ayu), Pdt. (pendeta), Dt. (datuk), Hj. (hajah) dsb.

12
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Contoh:
“Kapan
Bapak berangkat?” tanya Hasan.

C. Penulisan Huruf Miring


Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan
dengan tanda garis bawah, dipakai untuk

1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan,
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata, dan
3. Menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang
telah disesuaikan ejaannya.
Contoh:
Sudahkah Anda membaca novel Laskar Pelangi karangan Andre Hirata?
Surat kabar Tribun dan majalah Femina dapat merebut hati pembacanya.
Nama Latin untuk buah manggis adalah Garsinia Mangostana.
Sebenarnya, bukan saya yang harus mengerjakan hal itu, melainkan dia.

D. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.

13
2. Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya. Misalnya: bergetar, dikelola, penetapan, menengok,
mempermainkan.
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar
luaskan.

c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan,
penghancurleburan.
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: adipati, aerodinamika,
antarkota, anumerta, audiogram, awahama, bikarbonat, biokimia,
caturtunggal, dasawarsa, dekameter, demoralisasi, dwiwarna,
ekawarna, ekstrakurikuler, elektroteknik, infrastruktur, inkonvensional,
introspeksi, kolonialisme, kosponsor, mahasiswa, mancanegara,
multilateral, narapidana, nonkolaborasi, pancasila, panteisme,
paripurna, poligami, pramuniaga, prasangka, purnawirawan,
reinkarnasi, saptakrida, semiprofessional, subseksi, swadaya, telepon,
transmigrasi, tritunggal, ultramodern

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tentang Ejaan Bahasa Indonesia adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang
mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan
penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.

di sini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya
ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis.
Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail.

Dari uraian singkat di atas maka kita bisa menarik kesimpulan/penulis mencoba
memberikan kesimpulan berdasarkan data-data dan fakta di lapangan menunjukkan
masih banyak orang-orang tidak memahami pemakaian bahasa Indonesia yang baik
dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Jadi dilihat dari fungsinya bahasa
merupakan jantung dari kehidupan ini karena tanpa bahasa kita tidak akan bisa
berinteraksi sesama yang lain.

B. Saran
Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa tulis. Dengan adanya
penjabaran tentang pemakaian Ejaan Bahasa Indoneisa diharapkan para pembaca
dapat memahami dan menerapkan penggunaannya dalam pembuatan suatu karya
tulis. Dan semoga penjabaran ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (1993). Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.


Grasindo.
Hani'ah, M. (2018). Panduan Terlengkap PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia). LAKSANA.
Alwi, H. (2000). PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG
DISEMPURNAKAN. Jakarta: Grasindo.
Dr. Siti Suwadah Rimang, S. M. (2013). Aku Cinta BAHASA INDONESIA. Makassar:
AURA pustaka.
Firman Mulyanto, S. (2017). Buku Lengkap EBI EJAAN BAHASA INDONESIA.
Yogyakarta: Laksana.
Sri Hapsari Wijayanti, A. C. (2014). BAHASA INDONESIA Penulisan dan Penyajian
Karya Ilmiah. RAJAWALI PERS.

16

Anda mungkin juga menyukai