Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KAIDAH EYD

Dosen Pengampu :
Dr.Sri Wahyu Indrawati M.Pd

DisusunOleh :
Kelompok 3

Gina Natasya (2022.121.007)


Ria Oktaviani (2022.121.008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2023/2024
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
1.1 LatarBelakangMasalah..........................................................................................1
1.2 RumusanMasalah...................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................2
2.1 Fungsi Ejaan..........................................................................................................3
2.2 Penulisan Huruf.....................................................................................................3
2.3 PenulisanHurufKapital.........................................................................................4
2.4PenulisanHuruf Miring..........................................................................................6
2.5PenulisanHurufTebal.............................................................................................6
2.6Penulisan Kata.......................................................................................................7
2.7 Singkatan dan Akronim........................................................................................8
2.8 Pemakaian Tanda Baca........................................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................13

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ejaan merupakan kaidah-kaidah dalam cara menggambarkan bunyi-bunyi
(kata,kalimat,dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda
baca.Tiap negara mempunyai aturan ejaan tersendiri dalam melambangkan bunyi-bunyi
bahasa di negaranya.Demikian juga di I ndonesia tercatat ada 6 ejaan yang pernah di kenal di
Indonesia .Dari enam ejaan tersebut,3 ejaan pernah diberlakukan,bahkan salah satunya tetap
dipakai sampai saat ini (EYD),dan 3 ejaan lainya belum sempat diterapkan atau dipakai
karena berbagai alasan.
Ejaan yang disempurnakan (EYD) adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak
tahun 1972. Ejaan ini menggantikan Ejaan sebelumnya, Ejaan Republik. Pada 23 Mei 1972,
sebuah pernyataan Bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa
itu, Tun Husein Onn Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri.
Pernyataan Bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah
disepakati oleh parah ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang
Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden no. 57,
Tahun 1972, berlaku system ejaan Latin bagi Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Pada
tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan” dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan dengan surat keputusannya No. 0196/1975 memberlakukan “ Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah”. Hal ini dapat dilihat secara jelas letak perbedaan antara EYD dan Ejaan sebelumnya,
sebagai berikut:

➢‘tj’ menjadi ‘c’ : tjutji – cuci

➢‘dl’ menjadi ‘j’ : djarak – jarak

➢‘j’ menjadi ‘y’ : sajang – sayang

➢‘nj’ menjadi ‘ng’ : njamuk – nyamuk

➢‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat – syarat

➢‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir – akhir

1
1.2 Tujuan Masalah
1. Mahasiswa dapat mengetahui EYD
2. Mengetahui cara penulisan huruf yang benar
3. Mengetahui pemenggalan kata yang benar dalam kalimat
4. Mengetahui gabungan kata dalam kalimat
5. Mengetahui tanda titik,koma,dan mengetahui yang termasuk unsur terapan
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penulisan huruf yang benar
2. Bagaimana cara mengetahui pemenggalan kata yang benar dalam kalimat
3. Bagaimana cara gabungan kata dalam kalimat
4. Bgaimana cara mengetahui tanda titik,koma,dan mengetahui yang termasuk unsur
terapan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FungsiEjaan

Ejaan tidak semata-mata hanya digunakan untuk menulis kata/kalimat dengan


benar.Ejaan juga memiliki fungsi yang cukup penting dalam penulisan Bahasa
Indonesia.Menurut Siti Maimunah dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
(2019), berikut fungsi ejaan diantaranya:
1. Sebagai pembakuan dalam membuat tata bahasa agar semakin baku.
2. Membuat pemilihan kosa kata dan istilah menjadi lebih baku.
3. Sebagai penyaring unsure bahasa asing ke Bahasa Indonesia sehingga dalam
penulisannya tidak menghilangkan makna aslinya.
4. Penggunaan ejaan dapat membantu mencari informasi dengan lebih cepat dan mudah,
karena penulisan bahasa yang lebih teratur.

2.2 Penulisan huruf


Dalam Bahasa Indonesia dikenal hruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan, diftong,
konsonan rangkap.
1. Huruf Abjad
Abjad juga berarti sistem aksara yang melambangkan bunyi bahasa dan dipakai untuk
menuliskan sebuah bahasa. Mengutip dari Kamus Linguistik karya Harimurti Kridalaksana,
abjad atau alfabet adalah kumpulan tanda tulisan yang disebut huruf. Masing-masing abjad
menggambarkan satu bunyi atau lebih, mempunyai urutan tetap,dan berjumlah 26.
Penulisan huruf abjad dan cara membacanya sebagai berikut:
A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O,P,Q,R,S,T,U,V,W,X,Y,Z

2. Huruf Vokal atau Huruf Hidup


Huruf vokal adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru tidak
terkena hambatan atau halangan. Jumlah huruf vokal ada 5, yaitu a, I, u, e, dan o.
Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat digunakan jika
ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
Contoh pemakaian dalam kata
Huruf Vokal Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
A Anak mati busa
¿
e Elok bela tipe
I Intip cinta suci
O Otak pola radio
U Udang bumi rindu

Keterangan:
Untuk Keperluan pelafalan kata yang benar,tanda aksem(‘)dapat digunakan jika ejaan
menimbulkan keraguan
Misalnya:
Banyak orang yang menyukai film seri itu.(se’ri)

3
3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam Bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Contoh: Bakat,Duta,Fana,Quram
4. Huruf Diftok
Dalam Bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan gabungan
huruf vokal ai, au, ei dan oi.
Contoh: Malaikat, Saudara, Survei, Boikot.
5. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam Bahasa Indonesia gabungan huruf konsonan berupa kh, ng, ny, dan sy.
Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Contoh: nyamuk, syarat, kumbang, khawatir, dsb.

2.3 PenulisanHuruf Kapital


Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan terdapat tiga belas
penulisan huruf kapital. Berikut ini disajikan beberapa hal yang segan perlu diperhatikan:
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Contoh:
Gina Natasya
Ria Oktaviani
Catatan:
3. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna
‘anak dari’ seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Contoh:
Abdul Rahman bin Zaini
Fatimah binti Muhammad
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihat anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
“Kemarin engkau terlambat,” katanya.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan. Huruf kapital juga digunakan
sebagai kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
Islam Alkitab
Quran Hindu
Yang Maha Pengasih .

4
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan,keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang.
Contoh: Sultan Hasanuddin, Mahaputra Yamin, Haji Agus Salim.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Contoh:
Selamat datang, Yang Mulia.
Terima kasih, Kiai.
Silakan duduk,Prof

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan Bahasa.
Contoh:bahasa Bali, suku Sunda, bangsa Indonesia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya
dan nama peristiwa.
Contoh: tahun Hijriah, bulan Agustus, hari Lebaran ,Konferensi Asia Afrika, Perang
Dunia II, dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.


Contoh: Jakarta, Makassar, Sungai Musi, Teluk Benggala, Kecamatan Gowa, dsb.
Namageografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital. Contoh
berlayar ke teluk, menyeberangi selat, mandi di sungai. Nama diri geografi yang
dipakai nama jenis tidak ditulis dengan huruf Kapital. Contoh: jeruk bali, kacang
bogor, nangka belanda.

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata dalam nama negara,
Lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke dari, dan,
yang, dan untuk.
Contoh:Republik Indonesia, Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, dan Perserikatan
Bangsa-Bangsa.

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata di dalam judul buku,
karangan, artikel, dan makalah serta majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas,
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak pada posisi awal.
Contoh: saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, ia
menyajikan makalah “Ejaan Yang Disempurnakan”

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
atau sapaan.
Contoh: S.H (sarjana hukum), S.E. (sarjana ekonomi), , R.A. (raden ayu), Hj.
(hajah),M,Si (magister of sains).
Catatan:

5
Gelar akademik dan sebutan lulusan perguruan tinggi,termasuk singkatanya,diatur
secara khusus dalam keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 036/U/1993

14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai
dalam penyapaan atau pengacuan.
Contoh: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
“Pernahkah anda melakukan penelitian di lapangan?”

2.4 Huruf Miring


Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan dengan
tanda garis bawah, dipakai untuk:
1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan
Contoh:
Saya belum pernah membaca buku,Negara kerta gama karangan PrapancanaMajalah
Bahasa dan sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata atau kelompok kata.
Contoh:
Kata imbuhan diawali dengan huruf i.
3. Menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah
disesuaikan ejaannya.
Contoh:
Sudahkah Anda membaca novel Laskar Pelangi karangan Andre Hirata?
Surat kabar Tribun dan majalah Femina dapat merebut hati pembacanya.
Nama Latin untuk buah manggis adalah Garsinia Mangostana.
Sebenarnya, bukan saya yang harus mengerjakan hal itu, melainkan dia.
Catatan:
Dalam penulisanya,kata tersebut tidak dimiringkan,dan dalam tulisan tangan atau
ketikan diberi garis bawah putus-putus.

2.5 Huruf Tebal


1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku,bab,daftar isi,daftar
tabel,daftar lambang,daftar pustaka,indeks,dan lampiran.
Contoh:
Judu :HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab :BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab : 1.1 Latar Belakang
1.2 TujuanPenelitian
Daftar,Indeks dan lampiran :DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
2. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf,bagian kata,kata,atau kelompok kata;untuk keperluan digunakan huruf miring.

6
Contoh:
Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris.
Saya tidak mengambil bukumu
Seharusnya tidak ditulis dengan huruf miring:
Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris.
Saya tidak mengambil bukumu.
3. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan sublema serta
untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
Contoh:
Kalahv1 tidak menang..., 2kehilangan atau merugi..., 3tidak menyamai..,4 tidak
lulus.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan manual,huruf atau kata yang akan dicetak dengan
huruf tebal diberi garis bawah ganda

2.6 Penulisan Kata


1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.

2. Kata Turunan
1. a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya. Misalnya: bergetar, dikelola, penetapan, menengok,
mempermainkan.
b. Imbuhan dirangkaikan dengan tanfa hubung jika ditambahkan pada bentuk
singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya:di-restart
me-recall
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, bergotong royong, sebar luaskan.
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: menggarisbawahi,mempertanggungjawabkan.
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta, audiogram, awahama,
bikarbonat,biokimia,caturtunggal,dasawarsa,dekameter,demoralisasi,dwiwarna
,ekawarna,ekstrakurikulerelektroteknik,infrastruktur,inkonvensional,introspek-
si,kolonialisme.

7
2.7 Singkatan dan Akronim
1. Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang,nama gelar,sapaan,jabatan,atau pangkat diikuti dengan
tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.
Misalnya:B.j.Habibie (Baharuddin Jusuf Habibie)
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,badan atau
organisasi,serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal
kata,ditulis dengan huruf kapital dan todak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya: ITB (Institut Teknologi Bandung)
c. Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:dgn.(dengan)
kpd.(kepada)
jml,(jumlah)
Catatan:
Singkatan itu dapat digunakan untuk keperluan khusus,seperti dalam pembuatan catatan
rapat dan kuliah.
2. Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah
kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik
Misalnya:KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)
b. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan
huruf awal kapital.
Misalnya: Koramil(Komando Rayon Militer)
c. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih yang
ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:tilang(bukti pelanggaran)
Iptek(ilmu pengetahuan dan teknologi)

2.8 Pemakaian Tanda Baca


1. Tanda titik(.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaa atau seruan.
Misalnya:Kami pernah tinggal di kota Samarinda.
b. Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagian ikhtisar,
atau daftar
Misalnya:III. Dapartemen Pendidikan Nasional
A. Drektorat Jendral Pendidikan Tinggi
c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,menit,dan detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:Pukul 05.45.10(pukul 5 lewat 45 menit 10 detik)
d. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis,judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru,dan tempat terbit.
Misalnya:Alwi,Hasan,Soenjono Dardjowidjojo,Merari .1920.

8
Kridalaksana,Harimurti.2007.Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonsia.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

2. Tanda Koma(,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya:Kami membutuhkan kertas,batu,guntung ,dan pensil warna.
b. Tanda koma dipakai di antaranama dan alamat,bagian-bagian alamat,tempat
tinggal,serta nama tempat dan wilayah.
Misalnya:Semarang,25 Juni 1970
c. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar
kalimat yang terdapat pada awal kalimat,seperti oleh karena
itu ,jadi,demikian,sehubungan dengan itu dan meskipun begitu.
Misalnya:Anak itu rajin dan pandai,Oleh karena itu,dia memperoleh beasiswa
belajar di luar negri.

3. Tanda Titik Dua(:)


a. Tanda titik dua dipakai seesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya:Ketua :Widodo Sukmahadi
Wakil Ketua :Sri Rahayu
b. Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:Ibu :”bawa kompor ini,nak!”
Amir :”baik,bu.”
c. Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor halaman,bab bab dan ayat
dalam kitab suci,judul dan anak judul suatu karangan.
Misalnya:Horison,XLIII,No.8/2008:8

4. Tanda Hubung (-)


a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian
garis.
Misalnya :
Berlibur merupakan kebutuhan dasar manusia…
b. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya :
motor-motor
berlari-lari
kehitam-hitaman
c. Tanda hubung digunakan untukmenyambung bagian bagiantanggal dan huruf
dalam kata yang dieja satu-satu.
Misalnya :
12-2-2009

9
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur Bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
Misalnya :
me-review
di-mark-up

5. Tanda Pisah (-)


a. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat.
Misalnya :
Setiap warga negara yang sudah berumur 17 tahun-laki-laki dan perempuan-
memiliki hak pilih dalam pemilihan suara.
Keberhasilan itu-saya yakin-dapat dicapai kalua kita mau berusaha keras.
b. Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan,tanggal,atau tempat dengan arti
‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya :
Tahun 1945-2008
Tanggal 18-21 Juni 2008
Bogor-Jakarta

6. Tanda Tanya (?)


a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya :
Di mana dia tinggal?
Anda mengerti,bukan?

7. Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesunguhan, ketidakperayaan,
ataupun emosi yang kuat.
Misalnya :
Alangkah indahnta taman ini!
Merdeka!

8. Tanda Petik Tunggal(‘ ‘)


a. Tanda petik tunggal untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan
lain.
Misalnya :
Tanya dia,”Kau dengar bunyi’kring-kring’tadi”?
“Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku,’Ibu,Bapak pulang’, dan
rasa letihku senyap seketika,” ujar Pak Hamdan.

9. Tanda kurung(( ))
a. Tanda kurunng dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

10
Misalnya :
Warga yang sudah menikah atau berusia 17 tahun, wajib memiliki KTP (kartu
tanda peduduk).
Kami sedang membuat SIM (surat izin mengemudi)
Catatan :
Dalam penulisan didahulukan bentuk lengkap setelah itu bentuk singkatnya.
Misalnya :
1. Saya sedang mengurus perpanjangan kartu tanda penduduk (KTP).
2. KTP itu merupakan tanda pengenal dalam berbagai keperluan.

10. Tanda Kurung Siku([ ])


a. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat
penjelasan yang sudah bertanda kurung.
Misalnya :
Persamaan keduan proses ini (perbedaanya dibicarakan di dalam Bab II [lihat
halaman 35-38] perlu dibentangkan di sini.

11. Tanda Garis Miring (/)


a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun
ajaran.
Misalnya :
No. 11/SK/2008
Jalan Puspa Sari IX/7
Tahun ajaran 2008/2009
Catatan :
Tanda garis miring ganda (//) dapat digunakan untuk membatasi penggalan-penggalan
dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang
mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan
huruf kapital dan huruf miring, Penulisan tanda baca serta masih banyaak lagi.
EYD di sini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah
perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam
sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail.
Dari uraian singkat di atas maka kita bisa menarik kesimpulan/penulis mencoba memberikan
kesimpulan berdasarkan data-data dan fakta di lapangan menunjukkan masih banyak orang-
orang tidak memahami pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan
kaidah-kaidah yang benar. Jadi dilihat dari fungsinya bahasa merupakan jantung dari
kehidupan ini karena tanpa bahasa kita tidak akan bisa berinteraksi sesama yang lain.

12
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, H. (1993). Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Grasindo.
Hani'ah, M. (2018). Panduan Terlengkap PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia). LAKSANA.
Alwi, H. (2000). PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG
DISEMPURNAKAN. Jakarta: Grasindo.
Dr. Siti Suwadah Rimang, S. M. (2013). Aku Cinta BAHASA INDONESIA. Makassar: AURA
pustaka.
Firman Mulyanto, S. (2017). Buku Lengkap EBI EJAAN BAHASA INDONESIA. Yogyakarta:
Laksana.
Sri Hapsari Wijayanti, A. C. (2014). BAHASA INDONESIA Penulisan dan Penyajian Karya
Ilmiah. RAJAWALI PERS.
Kurniawan,Irwan.EYD Ejaan Yang disempurnakan.Ujungberung-Bandung,Penerbit Nuansa
Cendaka,2015.
Penerbitdeepublish.com.(2022).Pengertian Fungsi,dan Penulisan Kata dalam Bahasa
Indonesia.Diakses pada 15 Maret 2023 https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/ejaan-x-
eyd-pengertian-fungsi-dan-penulisan-kata-dalam-bahasa-indonesia#:~:text=Ejaan
%20yang%20disempurnakan%20atau%20lebih,sampai%20saat%20ini%20masih
%20digunakan
Penerbitdeepublish.com(2023,16 Februari).Ejaan yang Disempurnakan.Diakses pada 15
Maret 2023,dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ejaan_yang_Disempurnakan
Waridah,Ernawati.(2013).EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan.Bandung:Ruang kata

13

Anda mungkin juga menyukai