Anda di halaman 1dari 13

EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DI SEMPURNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI

Dosen Pengajar: Sumarno, M.Pd.


Nama Mahasiswa: Nabila Nathania

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadiran Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya,makalah yang saya susun ini berisi
tentang Ejaan yang di sempurnakan. Dalam pengerjaan makalah ini saya merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi,saran dari Bapak Dosen/teman-teman sangat saya harapkan demi
penyempurnaan makalah ini
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen saya,yang telah
memberikan saya tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan dari
materi yang saya bahas di makalah ini.

ii
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar belakang....................................................................................................4
B. Tujuan Makalah..................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Penulisan huruf...................................................................................................6
B. Penulisan Huruf Kapital.....................................................................................7
C. Penulisan Huruf Miring....................................................................................11
D. Penulisan Kata..................................................................................................11
BAB III........................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................13
A. Kesimpulan.......................................................................................................13
B. Saran.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ejaan yang disempurnakan (EYD) adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak
tahun 1972. Ejaan ini menggantikan Ejaan sebelumnya, Ejaan Republik. Pada 23 Mei
1972, sebuah pernyataan Bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran
Malaysia pada masa itu, Tun Husein Onn Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan Bersama tersebut mengandung persetujuan
untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh parah ahli dari kedua negara
tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972,
berdasarkan Keputusan Presiden no. 57, Tahun 1972, berlaku system ejaan Latin bagi
Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia
Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”
dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dengan surat keputusannya No. 0196/1975 memberlakukan “ Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah”. Hal ini dapat dilihat secara jelas letak perbedaan antara EYD
dan Ejaan sebelumnya, sebagai berikut:

 ‘tj’ menjadi ‘c’ : tjutji – cuci


 ‘dl’ menjadi ‘j’ : djarak – jarak
 ‘j’ menjadi ‘y’ : sajang – sayang
 ‘nj’ menjadi ‘ng’ : njamuk – nyamuk
 ‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat – syarat
 ‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir – akhir

4
B. Tujuan Makalah

Mahasiswa dapat mengetahui EYD, mengetahui tata cara penulisan


huruf, pemenggalan kata yang benar dalam kalimat, gabungan kata
dalam kalimat, dan tanda titik koma, dan mengetahui yang termasuk
unsur serapan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penulisan huruf

Dalam Bahasa Indonesia dikenal huruf vokal, huruf konsonan, diftong, konsonan
rangkap. Penjelasan huruf tersebut dapat dilihat dibawa ini:

1. Huruf Vokal atau Huruf Hidup


Huruf vokal adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-
paru tidak terkena hambatan atau halangan. Jumlah huruf vokal ada 5, yaitu a,
I, u, e, dan o.

Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan,
a. Diakritik (é) dilafalkan [e].
Contoh:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].
Contoh:
Kami menonton film seri (sèri).
Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.
c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə].
Contoh:
Pertandingan itu berakhir seri (sêri).
Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia.
Kecap (kêcap) dulu makanan itu.

2. Huruf Konsonan

6
Huruf yang melambangkan konsonan dalam Bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

3. Huruf Diftong
Dalam Bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan
gabungan huruf vokal ai, au, ei dan oi. Misalnya: Malaikat, Saudara, Survei,
Boikot.

4. Gabungan Huruf Konsonan


Di dalam Bahasa Indonesia gabungan huruf konsonan berupa kh, ng, ng, dan
sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Contohnya: nyamuk,
syarat, kumbang, khawatir, dsb.

B. Penulisan Huruf Kapital


Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan terdapat
tiga belas penulisan huruf kapital. Berikut ini disajikan beberapa hal yang segan perlu
diperhatikan:

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.
Contoh:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerja itu akan selesai dalam satu jam.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Contoh:

7
Amir Hamsiah
Dewi Sartika
Tegu Budi Utomo
Ade Rabiatul Hadramiah
Alingka

Catatan:
Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang
bermakna ‘anak dari’ seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata
tugas.
Contoh:
Abdul Rahman bin Zaini
Tegu Budi Utomo bin Ambo Ippi
Siti Fatimah binti Salim
Indah boru Sitanggung

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.


Contoh:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihat anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
“Kemarin engkau terlambat,” katanya.
“Besok pagi.” Kata dia, “mereka akan berangkat.”

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kita suci, dan Tuhan. Huruf kapital juga
digunakan sebagai kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
Islam Alkitab
Quran Hindu

8
Kristen Allah
Weda Yang Mahakuasa
Yang Maha Pengasih
Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya. Bimbinglah hamba-Mu,
wahai Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk
gelar akademik yang mengikuti nama orang. Contoh: Sultan Hasanuddin,
Mahaputra Yamin, Haji Agus Salim.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang
dipakai sebagai sapaan.
Contoh:
Selamat datang, Yang Mulia.
Terima kasih, Kiai.
Silakan duduk, Prof

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
Bahasa. Contoh: bahasa Bali, suku Sunda, bangsa Indonesia.

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari
raya dan nama peristiwa. Contoh: tahun Hijriah, bulan Agustus, hari Lebaran
dan Konferensi Asia Afrika, Perang Dunia II, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.

geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital. Contoh
berlayar ke teluk, menyeberangi selat, mandi di sungai. Nama diri geografi
yang dipakai nama jenis tidak ditulis dengan huruf Kapital. Contoh: jeruk bali,
9
kacang bogor, nangka belanda.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata dalam nama negara,
Lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke
dari, dan, yang, dan untuk. Contoh: Republik Indonesia, Ahli Kesehatan
Masyarakat Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata di dalam judul buku,
karangan, artikel, dan makalah serta majalah dan surat kabar, kecuali kata
tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak pada posisi awal.
Contoh: saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, ia
menyajikan makalah “Ejaan Yang Disempurnakan”

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan. Contoh: S.H (sarjana hukum), S.E. (sarjana ekonomi),
Dg. (daeng), R.A. (raden ayu), Pdt. (pendeta), Dt. (datuk), Hj. (hajah) dsb.

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Contoh:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.

10
C. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan
dengan tanda garis bawah, dipakai untuk

1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan,
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata, dan
3. Menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang
telah disesuaikan ejaannya.
Contoh:
Sudahkah Anda membaca novel Laskar Pelangi karangan Andre Hirata?
Surat kabar Tribun dan majalah Femina dapat merebut hati pembacanya.
Nama Latin untuk buah manggis adalah Garsinia Mangostana.
Sebenarnya, bukan saya yang harus mengerjakan hal itu, melainkan dia.

D. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
2. Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya. Misalnya: bergetar, dikelola, penetapan, menengok,
mempermainkan.
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar
luaskan.

11
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan,
penghancurleburan.
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: adipati, aerodinamika,
antarkota, anumerta, audiogram, awahama, bikarbonat, biokimia,
caturtunggal, dasawarsa, dekameter, demoralisasi, dwiwarna,
ekawarna, ekstrakurikuler, elektroteknik, infrastruktur,
inkonvensional, introspeksi, kolonialisme, kosponsor, mahasiswa,
mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolaborasi, pancasila,
panteisme, paripurna, poligami, pramuniaga, prasangka,
purnawirawan, reinkarnasi, saptakrida, semiprofessional, subseksi,
swadaya, telepon, transmigrasi, tritunggal, ultramodern

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan
huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu
adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya
tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail.
Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu:
1. Pemakaian Huruf
2. Penulisan Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan Unsur Serapan dan
5. Pemakaian Tanda Baca
Dari uraian singkat di atas maka kita bisa menarik kesimpulan/penulis mencoba memberikan
kesimpulan berdasarkan data-data dan fakta dilapangan menunjukkan masih banyak orang-orang
tidak memahami pemakain bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah
yang benar. Jadi dilhat dari fungsinya bahasa merupakan jantung dari kehidupan ini karena tanpa
bahasa kita tidak akan bisa berinteraksi sesama yang lain.

B. Saran
Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa tulis. Dengan adanya penjabaran
tentang pamakaian EYD diharapkan para pembaca dapat memahami dan menerapkan
penggunaan EYD dalam pembuatan suatu karya tulis. Dan semoga penjabaran ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
13
Alwi, H. (1993). Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Grasindo.
Hani'ah, M. (2018). Panduan Terlengkap PUEBI (Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia). LAKSANA.
Alwi, H. (2000). PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG
DISEMPURNAKAN. Jakarta: Grasindo.
Dr. Siti Suwadah Rimang, S. M. (2013). Aku Cinta BAHASA INDONESIA. Makassar:
AURA pustaka.
Firman Mulyanto, S. (2017). Buku Lengkap EBI EJAAN BAHASA INDONESIA.
Yogyakarta: Laksana.
Sri Hapsari Wijayanti, A. C. (2014). BAHASA INDONESIA Penulisan dan Penyajian
Karya Ilmiah. RAJAWALI PERS.

14

Anda mungkin juga menyukai