DISEMPURNAKAN
Dosen Pengampu:
FRANCISCA EKA SETYANINGSIH, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh:
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan kasih-Nya, makalah yang berjudul “Penerapan Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan” dapat terselesaikan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada yang terhormat Ibu Fransisca
Eka Setyaningsih, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah menugasi kami untuk penyusunan makalah ini. Segala
kekurangan makalah ini menjadi tanggung jawab penulis. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu.
Anastasya Nurjaya
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian EYD..............................................................................................2
B. Pemakaian Huruf ............................................................................................2
C. Penulisan Huruf ..............................................................................................4
D. Penulisan Kata ................................................................................................6
E. Pemakaian Tanda Baca ..................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain
digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat
digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan
pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk
dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial
secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa
berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat,
dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat
dapat menggunakan media tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan
satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di
gunakan, dalam hal ini kita selaku warga negara yang baik hendaknya selalu
memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesiayang baik dan benar.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata bahasaan
Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika
berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di
sampaikan dan di fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya
diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian masyarakat
sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik
dan benar.
2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) ?
2. Apa saja kaidah EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) ?
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
2. Untuk mengetahui kaidah-kaidah EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pemakaian Huruf
1. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf A-
Z.
Huruf Nama
Kapital Kecil
A a A
B b Be
C c Ce
D d De
E e E
F f Ef
G g Ge
2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf a, i, u,e, dan o. Contoh pemakaian dalam kata:
2
Huruf Contoh Pemakaian dalam
Vokal Kata
Posisi Posisi Posisi
Awal Tengah Akhir
A api Padi Lusa
e* enak petak sore
emas kena tipe
I itu Simpan Murni
O oleh Kota Radio
U ulang Bumi Ibu
3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia adalah huruf
yang selain huruf vokal yang terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j,k, l,
m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Contoh pemakaian dalam kata:
Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata
Konsonan Posisi Posisi Posisi
Awal Tengah Akhir
B bahasa Sebut Adab
C cakap Kaca -
D Dua Ada Abad
F fakir Kafan Maaf
G guna Tiga Gudeg
H Hari Saham Tuah
J jalan Manja Mikraj
4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat disftong yang dilambangkan dengan
ai, au, oi. Contoh pemakaian dalam kata:
3
Gabungan Contoh Pemakaian dalam Kata
Konsonan Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Kh Khusus akhir Tarikh
Ng Ngilu bangun Senang
Ny Nyata banyak -
Sy Syarat Isyarat Arasy
C. Penulisan Huruf
1. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
a. Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya:
1) Dia menulis surat di kamar
2) Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
b. Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya:
1) Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
2) “Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.
c. Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan. Misalnya:
1) Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang
2) Weda
d. Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan ,
keturunan,keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya:
1) Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.
2) Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.
e. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan
nama tempat. Misalnya:
1) Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil.
2) Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
f. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya:
1) Ibrahim Naki
2) Nofayanti
g. Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama
bahasa. Misalnya:
4
1) Bahasa Indonesia
2) Suku Sunda
h. Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,dan
peristiwa sejarah. Misalnya:
1) tahun Hijriyah hari Jumat
2) bulan Desember hari Lebaran
i. Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.
Misalnya:
1) Laut Jawa Jazirah Arab
2) Asia Tenggara Tanjung Harapan
j. Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali
terdapat kata penghubung. Misalnya:
1) Republik Indonesia
2) Majelis Permusyawaratan Rakyat
k. Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaandan
pengacuan. Misalnya:
1) Surat Saudara sudah saya terima.
2) Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
l. Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya:
1) Surat Anda telah saya balas
2) Sudahkah Anda sholat ?
m. Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat
dan sapaan. Misalnya:
1) Dr. (Doktor)
2) Prof. (Profesor)
n. Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya:
1) Perserikatan Bangsa-Bangsa
2) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
o. Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah,
5
surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan
kata penghubung. Misalnya:
1) Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
2) Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”
D. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk,
yang ditulis sebagai suatu kesatuan. Misalnya:
a. Dia teman baik saya.
2. Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti dalam
penulisan kata turunan. Yaitu :
a. Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya:
1) Membaca
6
b. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa
gabungan kata. Misalnya:
1) Bertepuk tangan
2) Sebar luaskan.
c. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat
awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
1) Menandatangani
2) Keanekaragaman.
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
1) Antarkota
2) Mahaadil
3. Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-).
Jenis jenis kata ulang yaitu:
a. Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya: Laki :
Lelaki
b. Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya: Laki : Laki-laki
c. Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem. Misalnya:
Sayur : Sayur-mayur
d. Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat
imbuhan. Misalnya: Main : Bermain-main
7
c. Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Misalnya:
dsb. (dan sebagainya)
d. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar. Misalnya: 1.1 Isi Karangan
e. Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menunjukkan
waktu. Misalnya: pukul 3.10.15 (pukul 1 lewat 10 menit 15 detik)
2. Tanda Koma ( , )
a. Dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan. Misalnya: Satu, dua,…., tiga!
b. Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti, tetapi, melainkan.
Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hujan.
c. Dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya,
untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga.
Misalnya: Syakila, S.I.P.
3. Tanda Titik Koma ( ; )
a. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara. Misalnya: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
b. Dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Misalnya: Ayah
mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional.
4. Tanda Titik Dua ( : )
a. Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian. Misalnya: Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Administrasi
Negara dan Administrasi Niaga.
b. Dipakai di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci. Misalnya: Surah
Yasin : 10
5. Tanda Hubung ( - )
a. Dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya: anak-
anak
b. Dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu. Misalnya:
8
c. L-a-m-p-u-n-g
d. Dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing. Misalnya : di-charter
6. Tanda Pisah ( -- )
a. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘sampai
dengan’ atau di antara dua nama kota yang berarti ‘ke’ atau ‘sampai’.
Misalnya: 2003 - 2023 dan Jakarta - Lampung
7. Tanda Elipsis ( … )
a. Dipakai untuk menggambarkan kalimat yan terputus-putus. Misalnya:
Kalau begitu … ya, marilah kita bergerak.
8. Tanda Tanya ( ? )
a. Dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya: Kapan kita pulang ?
9. Tanda Seru ( ! )
a. Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
atau rasa emosi yang kuat. Misalnya: Bersihkan ruangan ini sekarang
juga!
10. Tanda Kurung ( )
a. Dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya: DIP (Daftar Isian Proyek) kantor itu sudah selesai.
11. Tanda Kurung Siku ( [ ] )
a. Dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurumg. Misalnya: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya
[lihat halaman 35-38] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan disini.
12. Tanda Petik ( “…” )
a. Dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atauu bahan tertulis lain. Misalnya: “Sudah siap?”
tanya Mira.
b. Dipakai untuk mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila
dipakai dalam kalimat. Miisalnya: Bacalah “Bola Lampu” dalam buku
Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
9
13. Tanda Petik Tunggal ( ‘…’ )
a. Dipakai untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya: Tanya Ida, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
b. Dipakai untuk mengapit terjemahan atau penjelasab kata atau ungkapan
asing. Misalnya: rate of infltaion ‘laju inflasi’.
14. Tanda Ulang (…2 )
a. Dipakai dalam tulisan cepat dan notula untuk menyatakan pengulangan
kata dasar. Misalnya: kata2 (kata-kata)
15. Tanda Garis Miring ( / )
a. Dipakai dalam penomoran kode surat. Misalnya : No. 3/PK/1973
b. Dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
Misalnya: mahasiswa/mahasiswi
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaa bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai
dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan
unsur serapan. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara
yang baik dan benar.
Pada penulisan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) diharapkan para
penulis mampu memahami pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar
sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Jadi dilihat dari fungsinya bahasa
merupakan jantung dari kehidupan ini karena tanpa bahasa kita tidak akan bisa
berinteraksi dengan yang lain
B. Saran
Udah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa
tulis. Dengan adanya penjabaran tentang pemakaian EYD (Ejaan yang
Disempurnakan) diharapkan para pembaca dapat memahami dan menerapkan
penggunaan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) dalam pembuatan karya tulis
atau makalah.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://tirto.id/cara-penulisan-huruf-miring-dalam-eyd-edisi-v-dan-contohnya-
gvub
https://www.academia.edu/27960827/_BAHASA_INDONESIA_Makalah_Ejaan_
Yang_Disempurnakan
https://www.rijalakbar.id/2019/09/pemakaian-huruf-abjad-vokal-konsonan.html