Anda di halaman 1dari 52

PEMAKAIAN HURUF, PENULISAN KATA, PENULISAN

UNSUR SERAPAN, DAN PEMAKAIAN TANDA BACA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia oleh dosen
pengampu Sinta Rosalina, S.S., M. Pd.

Kelompok III / 2C

AHMAD AMIRUL FAUZI 1610631190010

ANDHIKA PRAYOGA 1610631190023

ANITA NILANA 1610631190028

AZIEH SHINTA BELLA 1610631190036

FIRHAN ANDE 1610631190064

LIFIA DAMEISTIN 1610631190099

SYLVIA RAHMAN 1610631190184

RIZAL FAUZI 1610631190160

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2017

1
KATA PENGANTAR

Allhamdulillah. Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

Makalah ini dibuat dengan berbagai kajian dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan sebuah karya yang dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Kami
ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan sehingga penulis dapat


menyelesaikan makalah ini dengan baik;

2. Ayahandan dan Ibunda yang senantiasa mendo’akan kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu;

3. Sinta Rosalina, S.S., M.Pd. Selaku Dosen Bahasa Indonesia yang telah
membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik;

4. Teman-teman yang mau bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini tepat
waktu.

Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami membutuhkan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah
ini.

Terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih positif bagi
kita

Karawang, 10 Februari 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................5

1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pemakaian Huruf..........................................................................................6

2.2 Penulisan Kata.............................................................................................14

2.3 Pemakaian Tanda Baca...............................................................................26

2.4 Penulisan Unsur Serapan..................................................................................38

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulam....................................................................................................51

3.2 Saran.............................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................52

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada bermacam-macam bahasa di dunia ini. Dan setiap bahasa memiliki ciri
dan ke khasannya masing-masing, terutama pada setiap huruf dan ejaannya.
Begitupun dengan bahasa Indonesia yang memiliki ciri khas pada alfabet,
cara membaca. Dan setiap ejaannya sehingga ketiganya dijadikan panduan
untuk menulis sebuah kata, kalimat, artikel, jurnal. Dan sampai penulisan
karya ilmiah pun sudah ditentukan bagaimana penggunaan huruf, tanda baca,
serta ejaan yang baik, benar sesuai dengan aturan tata bahasa yang berlaku
saat ini.

Sesuai dengan keputusan Presiden No. 57 tahun 1972 diresmikanlah aturan


ejaan baru yang dinamakan Ejaan yang Disempurnakan dan sebagai bentuk
sosialisasi melalui ejaan yang disempurnakan ini Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan menyebarkan buku pedoman penggunaan ejaan bahasa
Indonesia yang disempurnakan.Tahun 1987 tepatnya tanggal 9 September
diterbitkan kembali edisi kedua dari ejaan yang disempurnakan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, No.
0543a/U/1987. Selanjutnya pada tahun 2009 sesuai dengan peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 46/U/2009 muncul kembali
pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan yang berlaku
sampai sekarang.

Pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan membahas banyak hal


seperti pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan
unsur serapan.

Mengingat banyaknya pembahasan dan aturan ejaan yang wajib dipedomani,


maka makalah ini hanya akan membahas beberapa pembahasan seperti,
penulisan hurufhuruf, dan penulisan kata.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah adalah


sebagai berikut:

1. Bagaimana cara penulisan huruf dengan baik dan benar?

2. Bagaimana cara penulisan kata dengan baik dan benar?

3. Bagaimana cara penulisan unsur serapan dengan baik dan benar?

4. Bagaimana cara pemakaian tanda baca dengan baik dan benar?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Memahami penulisan huruf

2. Memahami penulisan kata

3. Memahami penulisan unsur serapam

4. Memahami pemakaian tanda baca

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa untuk menulis makalah atau skripsi
dengan penggunaaan ejaan yang baik dan benar.

2. Sebagai resume bagi mahasiswa untuk memberikan pelajaran singkat pada


orang lain mengenai cara penggunaan ejaan yang baik dan benar.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemakaian Huruf


2.1.1 Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf
berikut. Pengucapan huruf disertakan disebelahnya.
Huruf
Kapital Nonkapital Nama

A a a
B b be
C c ce
D d de
E e e
F f ef
G g ge
H h ha
I i i
J j je
K k ka
L l el
M m em
N n en
O o o
P p pe
Q q ki
R r er
S s es
T t te
U u u

6
V v ve
W w we
X x eks
Y y ye
Z z zet

2.1.2 Huruf Vokal


huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf
a, e, i, o,dan u. Berikut berikut huruf vokal dalam bahasa Indonesia yang
disertai dengan penggunaanya dalam kata.
Misal Pemakaian dalam Kata
Huruf Vokal Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
a api padi lusa

e enak petak sore

i itu simpan tipe


o oleh kota murni
u ulang bumi ibu

2.1.3 Huruf Konsonan


Huruf konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf b, c, d, f, g, h, j,
k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, dan z.
Huruf Misal Pemakaian dalam Kata
Konsonan Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
b bahasa sebut adab
c cakap kaca -
d dua ada abad
f fakir kafan maaf

7
g guna tiga gudeg
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kaki paksa politik
l lekas alas akal
m maka kami diam
n nama tanah daun
p perah apa siap
q* qariah iqra -
r riah bara putar
s sampai asli tangkas
t tali mata rapat
v variasi larva molotov
w wanita hawa takraw
x* xenon - -
y yakin payung -
z zeni lazim juz

Keterangan:

Huruf q dan x khusus dipakai untuk nama diri (seperti Taufiq dan Xerox)
dan keperluan ilmu (seperti status quo dan sinar-x)

2.1.4 Huruf Diftong


Huruf diftong atau vokal ganda merupakan huruf yang terjadi jika ada dua
huruf vokal yang berurutan. Kedua huruf vokal tersebut harus berada di
dalam satu suku kata dan menciptakan bunyi luncuran (bunyi yang
berubah kualitasnya). Bunyi luncuran tersebut sama lafalnya dengan bunyi
yang huruf asli. Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang
dilambangkan dengan ai, au, ei, dan oi.

8
Huruf Misal Pemakaian dalam Kata
Diftong Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai - balairung pandai
au autodidak taufik harimau
ei eigendom geiser survei
oi - boikot amboi

2.1.5 Gabungan Huruf Konsonan


Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
melambangkan konsonan. Yaitu hk, ng, ny, dan sy. Masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
Gabungan
Huruf Misal Pemakaian dalam Kata
Konsonan Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
kh khusus akhir tarikh
ng ngarai bangun senang
ny nyata banyak -
sy syarat musyawarah arasy

2.1.6 Huruf Kapital atau huruf Besar


Berikut cara penulisan huruf kapital atau huruf besar dalam perjalanan
bahasa Indonesia
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh :
 Dia merasakan lapar
 Apa yang harus kita lakukan ?
b. Hutruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
orang,termasuk julukan.
Contoh :
 Amir Hamzah

9
 Lifia Dameistin
c. Huruf kapital dipakai sebagai pada awal kalimat dalam petikan
langsung.
Contoh :
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama sertiap nama kata
agama, kitab suci, dan Tuhan
Contoh :
 Alquran
 Kristen Alkitab
e. Huruf kapital dipakai pada unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama
orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat terbagi menjadi
dua, yakni.
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur atau nama gelar
kehormatan keturunan, keagamaan.
Contoh :
 Sultan Hasannudin
 Agung Permana, Sarjana Hukum
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan
kepangkatan yang dipakai sapaan.

Contoh :

 Selamat datang, Yang Mulia.


 Selamat pagi, Dokter.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang terntentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh :
 Wakil Presiden Adam Malik

10
 Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
Contoh :
 bangsa Indonesia
 suku Dayak
h. Huruf kapital pada nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah terbagi menjadi dua,yakni.
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,
bulan, hari raya.
Contoh :
 tahun Hijriah
 tarikh Masehi
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
peristiwa/sejarah.
Contoh :
 Perang Dunia II
 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.


Contoh :
 Jakarta
 Pulau Mangas

j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk


semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga,
badan, organisasi, atau do- kumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke,
dari, dan, yang, dan untuk.

Contohnya sebagai beikut.

 Republik Indonesia

11
 Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia

k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk


unsur kata ulang sempurna). Didalam judul buku karangan, artikel
dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas
seperti di, ke, dari, dan, yang dan untuk, yang tidak terletak pada
posisi awal.

Contohnya sebagai berikut.

 Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan.


 Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.

l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama


gelar, pangkat atau sapaan.

Contohnya sebagai berikut.

 S.H. sarjana hukum


 S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat

m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk hubungan


kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik dan paman, serta kata
unjuk lain yang dipakai dalam penyapaan atau penyebutan

Contohnya sebagai berikut.

 “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.


 “Silahkan duduk, Dik!” kata orang itu.

2.1.7 Huruf Miring

Berikut cara penulisan huruf kapital atau huruf besar dalam pelajaran
bahasa Indonesia.

12
a. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah,
atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam
daftar pustaka.

Contohnya sebagai berikut.

 Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel


Moeis.
 Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat
kebangsaan.

b. Huruf miring dipakai sebagai menegaskan atau mengkhususkan


huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

Contohnya sebagai berikut.

 Huruf terakhir kata abad adalah d.


 Dia tidak diantar, tetapi mengantar.

c. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam


bahasa daerah atau bahasa asing.

Contohnya sebagai berikut.

Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan


asing yang berkunjung ke Aceh.

2.1.8 Huruf Tebal

a. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring.

Contohnya sebagai berikut.

Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

13
b. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian- bagian karangan,
seperti judul buku, bab, atau sub bab.

2.2 Penulisan Kata

2.2.1 Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

Contohnya sebagai berikut.

 Buku itu sangat menarik.


 Saya pergi ke sekolah.

2.2.2 Kata Berimbuhan

a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan


akhiran) ditis serangkai dengan bentuk dasarnya.

Contohya sebagai berikut.

 Berjalan
 Gemetar

b. Bentuk terkait ditulis serangkaian dengan kata yang mengikutinya.

Contohnya sebagai berikut

 aerodinamika
 antarkota

2.2.3 Bentuk Ulang

Bentuk ualng ditulis dengan menggunakan tnda hubung (-) diantara unsur-
unsurnya.

Contohnya sebagai berikut.

14
• Anak- anak

• Buku-buku

2.2.4 Gabungan kata


a. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majeuk, termasuk istilah
khusus, ditulis terpisah.

Contohnya sebagai berikut.

 Duta besar
 Kambing hitam

b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan


membubuhkan tanda hubungan (-) di antara unsur-unsurnya.

Contohnya sebagai berikut.

• anak-istri pejabat

• ibu-bapak kami

c. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika


mendapat awalan atau akhiran.

Contohnya sebagai berikut.

• bertepuk tangan

• menganak sungai

d. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis


serangkai.

Contohnya sebagai berikut.

• dilipatgandakan

15
• menyebarluaskan

2.2.5 Pemenggalan Kata

a. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.

1) Jika ditengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,


pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.

Contohnya sebagai berikut.

• bu-ah

• ma-in

2) Huruf diftong au, ai,ei, dan oi tidak dipenggal.

Contohnya sebagai berikut.

• pan-dai

• au-la

3) Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk


gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal,
pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.

Contohnya sebagai berikut.

• ba-pak

• ke-nyang

4) Jika ditengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang


berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf
konsonan itu.

Contohnya sebagai berikut.

• Ap-ril

16
• makh-luk

5) Jika ditengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih
yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf
konsonan yang kedua.

Contohnya sebagai berikut.

• ul-tra

• ben-trok

b. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara


bentuk dasar dan unsur pembentuknya.

Contohnya sebagai berikut.

• ber-jalan

• mem-bantu

c. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu
unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya
dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu
dipenggal seperti pada kata dasar.

Contohnya sebagai berikut.

• Biodata bio-data bi-o-da-ta

• Fotografi foto-grafi fo-to-gra-fi

d. Nama orang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris
dipenggal di antara unsur-unsurnya.

Contohnya sebagai berikut.

• Lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf Supratman.

17
• Buku Layar Terkambang dikarang oleh Sutan Takdir Alisjahbana.

2.2.6 Kata Depan

Kata depan, seperti di,ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.

Contohnya sebagai berikut.

• Di mana dia sekarang?

• Kain itu disimpan di dalam lemari .

2.2.7 Partikel
a. Partikel -lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.

Contohnya sebagai berikut.

• Bacalah buku itu baik-baik!

• Apakah yang tersirat dalam surat itu?

b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

Contohnya sebagai berikut.

• Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya


dengan bijaksana.

• Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih


tersedia.

c. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya.

Contohnya sebagai berikut.

18
• Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.

• Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.

2.2.8 Singkatan dan Akronim


a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkar diikuti
dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.

Contohnya sebagai berikut.

• A.H. Nasution Abdul Haris Nasution

• W.R. Supratman Wage Rudolf Supratman

b. 1) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital
tanpa tanda titik.

Contohnya sebagai berikut.

• NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia

• PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

2) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama
diri ditulis dengan huruf tanpa tanda titik.

Contohnya sebagai berikut.

• MAN madrasah aliah negeri

• KTP kartu tanda penduduk

c. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda
titik.

Contohnya sebagai berikut.

19
• hlm. halaman

• dll. dan lain-lain

d. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-
menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.

Contohnya sebagai berikut.

• a.n. atas nama

• u.b. untuk beliau

e. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan


mata uang tidak diikuti tanda titik.

Contohnya sebagai berikut.

• Cm sentimeter

• Rp rupiah

f. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Contohnya sebagai berikut.

• BIG Badan Informasi Geospasial

• LIPI Lembaga Ilmu Pemerintahan Indonesia

g. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Contohnya sebagai berikut.

• Bulog Badan Urusan Logistik

• Suramadu Surabaya Madura

20
h. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku
kata atau gabungan suku kata ditulis engan huruf kecil.

Contohnya sebagai berikut.

• Iptek ilmu pengetahuan dan teknologi

• Pemilu pemilihan umum

2.2.9 Angka dan Bilangan

Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angkai dipakai


sebagai lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan
angka Arab atau angka Romawi.

Angka Angka Romawi Angka Angka Romawi

1 I (unus) 21 XXI

2 II 29 XIX

3 III 30 XXX

4 IV 40 XL

5 V 50 L (quinquaginta)

6 VI 90 XC

7 VII 100 C (centum)

8 VIII 200 CC

9 IX 300 CCC

10 X 400 CD

11 XI 500 D (quingenti)

21
12 XII 900 CM

15 XV 1000 M

16 XIV 2000 MM

20 XX

a. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu dua


kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai
secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan.

Contohnya sebagai berikut.

• Mereka menonton drama itu samapai tiga kali.

• Koleksi perpustakaan itu mencapai dua juta buku.

b. 1) Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.

Contohnya sebagai berikut.

• Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari


pemerintah daerah.

• Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

2) Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan


dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah.

Contohnya sebagai berikut.

Sebelum Diubah Setelah Diubah

250 orang peserta diundang Panitia mengundang 250 orang


Panitia. peserta.

25 naskah kuno tersimpan di Di lemari itu tersimpan 25 naskah

22
lemari itu. kuno.

c. Angka yang menunjukan bilangan besar dapat ditulis sebagian


dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.

Contohnya sebagai berikut.

• Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk


mengembangkan usahanya.

• Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar


rupiah.

d. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas,


isi, dan waktu serta (b) nilai uang.

Contohnya sebagai berikut.

• 0,5 sentimeter

• 5 kilogram

• 2 tahun 6 bulan 5 hari

e. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jala, rumah,


apartemen, atau kamar.

Contohnya sebagai berikut.

• Jalan Tanah Abang I No. 15

• Gedung Samudra, Lantai ll, Ruang 201

f. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab


suci.

Contohnya sebagai berikut.

• Bab X, Pasal 5, halaman 252

23
• Surah Yasin: 9

g. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.

1) Bilangan Utuh

Contohnya sebagai berikut.

• dua belas (12)

• tiga puluh (30)

2) Bilangan Pecahan

• setengah atau seperdua (1/2)

• satu persen (1%)

h. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.

Misalnya:

• Abad XX

• Abad ke-20

• Abad kedua puluh

i. Penulisan angka yang mendapat akhiran –an dilakukan degan cara


berikut.

Misalnya:

• Tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)

• Uang 5000-an (uang lima ribuan)

j. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan


dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.

Contohnya:

24
Telah diterima uang sebanyak Rp. 2.950.000,00 (dua juta
sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu
unit televisi.

k. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis


dengan huruf.

Contohnya sebagai berikut.

• Simpanglima

• Rajaampat

2.2.10 Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan –ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.

Contohnya sebagai berikut.

• Rumah itu telah kujual

• Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.

2.2.11 Kata Sandang si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.


Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang merupakan
unsur nama Tuhan.

Contohnya sebagai berikut.

• Surat itu dikembalikan kepada si pengirim

• Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.

25
2.3 Pemakaian Tanda Baca

2.3.1 Tanda Titik (.)

a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.

Contohnya sebagai berikut.

• Mereka duduk di sana.

• Dia akan datang pada pertemuan itu.

b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam satu bagan,
ikhtisar, atau daftar.

Contohnya sebagai berikut.

• I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia

a. Bahasa Indonesia

Kedudukan

Fungsi

b. Bahasa Daerah

Kedudukan

Fungsi

• 1. Patokan Umum

1.1. Isi Karangan

1.2. Ilustrasi

c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukan waktu atau jangka waktu.

Contohnya sebagai berikut.

26
• Pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

• 00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

d. Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam
penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel,
bagan, grafik, atau gambar.

Contohnya sebagai berikut.

• Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia

Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia

• Bagan 2 Struktur Organisasi

Bagan 2.1 Bagan Umum

e. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun,
judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru),
dan tempat terbit.

Contohnya sebagai berikut.

Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.

f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau


kelipatannya yang menunjukan jumlah.

Contohnya sebagai berikut.

• Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.

• Anggaran lembaga itu mencapai Rp. 225.000.000.000,00.

2.3.2 Tanda Koma (,)

a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian


atau pembilangan.

27
Contohnya sebagai berikut.

a) Telepon seluler, Komputer, atau internet bukan barang asing lagi.

b) Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.

b. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung seperti tetapi,


melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).

Contohnya sebagai berikut.

• Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.

• Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului


induk kalimatnya.

Contohnya sebagai berikut.

• Kalau diundang, saya akan datang.

• Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.

d. Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar


kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan
dengan itu dan meskipun demikian.

Contohnya sebagai berikut.

• Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh
beasiswa belajar di luar negeri.

• Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia
menjadi bintang pelajar.

e. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti


o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan,
seperti Bu, Dik, atau Nak.

28
Contohnya sebagai berikut.

• O, begitu?

• Wah, bukan main!

f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian


lain dalam kalimat.

Contohnya sebagai berikut.

• Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”

• “Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena
manusia adalah makhluk sosial.”.

g. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian- bagian
alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah
atau negeri yang ditulis berurutan.

Contohnya sebagai berikut.

• Sdr, Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis,


Kecamatan Matraman, Jakarta 13130

• Surabaya,10 mei 1960

h. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik


susunannya dalam daftar pustaka.

Contohnya sebagai berikut.

• Gunawan, ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu


Agung.

• Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1.


Jakarta:Pusat Bahasa.

29
2.3.3 Tanda Titik Koma (;)

a. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung


untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
yang lain di dalam kalimat tersebut.

Contohnya sebagai berikut.

Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.

b. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.

Contohnya sebagai berikut.

Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah

(1) berkewarganegaraan Indonesia;

(2) berijazah sarjana S-1;

c. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian


dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.

Contohnya sebagai berikut.

Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel
dan jeruk.

2.3.4 Tanda Titik Dua (:)

a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.

Contohnya sebagai berikut.

• Mereka memerlukan parabot rumah tangga: kursi, meja,

dan lemari.

• Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan:

30
hidup atau mati.

b. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

c. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.

Contohnya sebagai berikut.

Ketua : Andhika Prayoga

Sekretaris : Adhitya Gumilar

Bendahara : Anindya Salsabila

Narasumber : Siti Komariah S.Ag.

Pemandu : Abdul azam S.I.Kom

d. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukan pelaku dalam percakapan.

Contohnya sebagai berikut.

Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”

Yoga : “Baik, Bu.”

Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik.’’

e. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b)
surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu
karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.

Contohnya sebagai berikut.

• Surah Albaqarah: 2-5

• Horison, XLII, No.8/2008:8

31
2.3.5 Tanda Hubung (-)

a. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris.

Contohnya sebagai berikut.

• Disamping cara lama, diterapkan juga ca-

Ra baru ….

• Kini ada cara baru untuk meng-

Ukur panas.

b. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.


c. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun
yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam
kata yang dieja satu-satu.
d. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan.
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkai

1) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-
Indonesia, se- Jawa Barat);

2) ke- dengan angka (peringkat ke- 2);

f. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia


dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.

Contohnya sebagai berikut.

• di-sowan-i (bahasa jawa, ‘didatangi’)

• di-back up

32
2.3.6 Tanda Pisah (-)
a. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang mem-beri penjelasan di luar bangun kalimat.

Contohnya sebagai berikut.

• Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akantercapai –diperjuangkan


oleh bangsa itu sendiri.

• Keberhasilan itu –kita sependapat –dapat dicapai jika kita mau


berusaha keras.

b. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan


aposisi atau keterangan yang lain.

Contohnya sebagai berikut.

Soekarno-Hatta –proklamator kemerdekaan RI –diabadikan menjadi


nama bandar udara Internasional.

c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang
berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.

2.3.7 Tanda Tanya (?)


a. Tanda tanya dipakaipada akhir kalimat tanya.

Contohnya sebagai berikut.

• Kapan hari pendidikan nasional diperingati?

• Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?

b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian


kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.

33
Contohnya sebagai berikut.

• Monumen nasional mulai dibangun pada tahun 1961(?).

• Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

2.3.8 Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang


berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

Contohnya sebagai berikut.

• Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia !

• Bayarlah pajak tepat pada waktunya !

• Merdeka !

2.3.9 Tanda Elipsis (…)


a. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat
atau kutipan ada bagian yang di hilangkan.

Contohnya sebagai berikut.

• Penyebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.

• Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa Negara


ialah ….

…, lain lubuk lain ikannya

b. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam
dialog.

Contohnya sebagai berikut.

“menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”

34
2.3.10 Tanda Petik (“…”)

a. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan,naskah, atau bahan tertulis lain.

Contohnya sebagai berikut.

• “Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalampidatonya.

• “Kerjakan tugas ini sekarang!”perintah atasannya.

b. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron,
artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

Contohnya sebagai berikut.

Saya sedang membaca “Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa


Indonesia” dalam buku Bhasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.

c. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal
atau kata yang mempunyai arti khusus.

Contohnya sebagai berikut.

“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.

2.3.11 Tanda Petik Tunggal (‘…’)

a. Tanda petik tunggal dipakai sebagai untuk mengapit petikan yang


terdapat dalam petikan lain.

Contohnya sebagai berikut.

Tanya dia, “kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”

b. Tanda petik tunggal dipakai untukmengapit makna, terjemahan,


atau penjelasan kata atau ungkapan.

35
Contohnya sebagai berikut.

Tergugat ‘yang digugat’

2.3.12 Tanda Kurung ((…))

a. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau


penjelasan.

Contohnya sebagai berikut.

• Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM)

• Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda penduduk)

b. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan


yang bukan bagian utama kalimat.

Contohnya sebagai berikut.

• Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang


terkenal di bali) ditulis pada tahun 1962.

• Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan


baru pasar dalam negeri.

c. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang


keberadaannya di dalam teks dapat dimuculkan atau dihilangkan.

Contohnya sebagai berikut.

• Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta.

d. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang


digunakan sebagai penanda pemerincian.

Contohnya sebagai berikut.

36
• Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi,
dan (c) tenaga kerja.

• Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan

(1) akta kelahiran,

(2) ijazah terakhir, dan

(3) surat keterangan kesehatan.

2.3.13 Tanda Kurung Siku ([…])

a. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf,kata, atau kelompok


kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di
dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

Contohnya sebagai berikut.

• Sang sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

• Ulang tahun [proklamasi kemerdekaan] republik Indonesia


dirayakan secara khidmat.

b. Tanda kurung atau siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam


kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.

Contohnya sebagai berikut.

Persamaan kedua prose situ (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab


II [lihat halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.

2.3.14 Tanda Garis Miring (/)

a. Tanda garis miring dipakai dalam nomorsurat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

Contohnya sebagai berikut.

37
• Nomor: 7/PK/II/2013

• Jalan Kramat III/10

b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta
setiap.

Contohnya sebagai berikut.

• Mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’

• Buku dan/atau majalah ‘buku dan majalah atau buku atau majalah’

c. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan
di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

Contohnya sebagai berikut.

• Buku pengantar Ling/g/uistik karya verhaar dicetak beberapa kali.

• Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.

2.3.15 Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

Tanda penyingkat dipakaiuntuk menunjukkan penghilangan bagian kata


atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

Contohnya sebagai berikut.

• Dia ‘kan kusurati. (‘kan = akan )

• Mereka sudah dating, ‘kan? (‘kan = bukan)

• Malam ‘lah tiba.

2.4 Penulisan Unsur Serapan

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsure dari berbagai


bahasa, baik dari bahasa daerah,seperti bahasa Jawa, Sunda , dan Bali,

38
maupun dari bahasa asing, seperti bahasa Sansekerta, Arab, Portugis,
Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan
dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi duakelompok besar. Pertama,
unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti force majeur, de facto, de jure, dan I’exploitation de I’homme par
I’homme.

Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara


pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur
asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indoensia. Dalam hal ini, penyerapan diusahakan agar ejaannya diubah
seperlunya sehingga bentuk Imdonesianya masih dapat dibandingkan
dengan bentuk asalnya. Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu
adalah sebagai berikut.

No Huruf Kata Asing Kata Serapan


1 E tetap e Effect Efek
Description Deskripsi
2 Ea tetap ea Idealist Habeas
Habeas Habeas

3 Ee (Belanda) menjadi e Strastofeer Strastofee


System Sistem
4 Ei tetap e Eidetik
Eidetic Einsteinium
Einstenium

5 Eo tetap eo Stereo Stereo


Geometry Geometri
Zeolite Zeolit
6 Eu tetep eu Neutron

39
Neutron Eugenol
Eugenol

7 F tetap f Fanatic Fanatik


Factor Faktor
8 Gh menjadi g Ghanta Genta
Sorgum Sorgum
9 Gue menjadi g Igue Ige
Gigue gige
11 Aa (Belanda) menjadi a Paal Pal
Baal Bal
octaaf Oktaf

12 Ae tetap ae Aeroba Aerob


Jika tidak bervariasi dengan e Aerodinamics Aerobdinamika

13 Ae jika bervariai dengan e, Haemoglobin Hemoglobin


Menjadi e Haematie Hematit

14 Ai tetap ai Trailer Trailor


Caisson Kaison

15 Au tetap au Audiogram Audiogram


Autotroph Autotrof
Tautomer Tautomer
Caustic Kaustik

16 C di muka a, u, o, dan konsonan Calomel Kolomel


menjadi k Cubic Kubik

40
Crystal Kristal

17 C di muka e, i, oe, dan y menjadi s Central Sentral


Cylinder Silinder
Coelom Selom

18 Cc di muka o, u, dan konsonan Acculturation Alkulturasi


menjadi k Acclamation Aklmasi
Accumulation Akumulasi

19 Cc di muka e dan i menjadi ks Accent Aksen


Accessory Aksesori
Vaccine Vaksin

20 Cch dan ch di muka a, o dan Saccharin Sakarin


konsonan menjadi k Charisma Karisma
Cholera Kolera
Chromosome kromosom

21 Ch yang lafalnya s atay sy Echelon Eselon


menjadi s Machine Mesin

22 Ch yang lafal nya c Chip Cip


menjadi c Voucher Vocer
China cina

23 Ck menjadi k Check Cek


Ticker Tiket
24 A (Arab,bunyi pendek atau bunyi Bz dsdsd Nahu
panjang) menjadi (a bukan o) aFDERTDTA Nubuat

41
ZASQ M< kuat

25 Aw (diftong Arab) menjadi au, Awrát Aurat


termasuk yang diikuti konsonan Hawl Haul
26 X pada awal kata tetap x Xanhate Xantat
Xenon Xenon
Xylophone Xilofon
B
27 X pada posisi lain menjadi ks Executive Eksekutif
Taxi Taksi
Exudation Eksudasi
Latex Lateks

28 Xc di muka e dan I menjadi ks Exception Eksepsi


Excess Ekses
Excision Eksisi
Excitation Eksitasi

29 Xc di muka a, o, u, dan konsonan Excavation Ekskavasi


menjadi ksk Excommunic Ekskomunikasi
ation Ekskursif
Excursive Eksklusif
Exclusive
30 Y tetap y jika lafalnya y Yakitori Yakitori
Yangonin Yangonin
Yen Yen
Yuan Yuan

31 Y menjadi I jika lafalnya i Yttrium Itrium

42
Dynamo Dynamo
Propyl Propil
32 Ya (Arab) di awal suku menjadi kata y Ìnayah Inayah
Yaqin Yakin
Ya’nì Yakni

33 Ya (Arab) di depan I dihilangkan Khiyánah Khianat


Qiyás Kias
Ziyárah Ziarah

34 Z tetap z Zenith Zenit


Zirconium Zirkonium
Zodiac zodiak
35 Zai (Arab) tetap z Ìjázah Ijazah
Khazánah Khazanah
Zìyárah Ziarah
Zaman Zaman

36 Zal (Arab) menjadi z Azán Azan


Izn Izin
Ustaz Ustaz
Zát Zat

37 Za (Arab) menjadi z Hafiz Hafiz


Ta’zim Takzim
Zalim Zalim

Konsonan ganda menjadi tunggal, kecuali kalau dapat membingungkan.

Contoh sebaagai berikut.

43
• Accu aki

• Állámah alamah

• Commission komisi

• Effect efek

• Ferrum ferum

• Gabbro gabro

• Salfeggio salfegio

• Tafakkur tafakur

• Tammat tamat

• Ummat umat

Perhatikan penyerapan berikut!

• Állah Allah

• Mass massa

• Missal massal

Selain kaidah penulisan unsur serapan diatas, berikut ini di sertakan daftar istilah
asing yang mengandung akhiran serta penyesuian secara utuh dalam bahasa
Indonesi.

No Huruf Kata Asing Kata Serapan

-aat (Belanda) menjadi –at


1 Advocaat advokat

2 -age menjadi –ase Percentage Persentase

44
Etalage Etalase

‘aqidah Akidah

Ìjázah Ijzah

‘umrah Umrah

Ákhirah Akhirat

-ah (Arab) menjadi –ah atau ‘áyah Ayat

3 –at Ma’ssiyah Maksiat

‘amánah Amanah

Hikmah Hikmah

‘ibádah Ibadah, ibadat

Sunnah Sunah, sunat

Surah Surah, surat

Structural
-al (Inggris) Structural
Structureel
-eel (Belanda) Formal
4 Formal,
-aal (Belanda) menjadi –al formeel Normal

Normal,
normaal

Accountant Akuntan
5 -ant menjadi –an
Consultant Konsultan

45
Informant Informan

Anarchy,
anarchie
-archy, -archie (Belanda) Anarki
6 Oligarchy,
menjadi –arki oligarki
oligarchie

Complementary
Komplementer
Complementair
-ary, -air (Belanda) menjadi
Primer
7 –er Primary,
primair Sekunder

Secondary,
secundair

Action, actie Aksi


-(a)tion, -(a)tie (Belanda)
8 Publication, Publikasi
menjadi –asi, -si
publicatie

Ideal
Ideal
Materiel
9 -eel (Belanda) menjadi –el Materiel
Morel
Moreel

Casein Kasein
10 -ein tetap –ein
Protein Protein

46
Alami
‘alami
Insani
-I, -iyyah (akhrian Arab) ‘insani
11 Aliah
menjadi –I atau –iah Aliyyah
amaliah
‘amaliyyah

Logic, logica

Phonetics, Logika
phonetiek
Fonetik
-ic, -ics, -ique, -iek, -ica Physics,
12 Fisika
(Belanda) menjadi –ik, -ika physica
dailetika
Dialectics,
dialektica

Electronic,
electronisch Elektronik
-ic, -isch (adjektiva Belanda)
13 Mechanic, Mekanik
menjadi –ik
mechanisch

Economical, Ekonomis
-ical, -isch (Belanda) economisch
14 Praktis
menjadi –is Partical,
partisch

47
Percentile,
percentile Persentil
15 -ile, -iel menjadi –il
Mobile, mobile mobil

Modernism,

-ism, -isme (Belanda) modernism Modernism


16
menjadi –isme Communism, komunisme
communism

Publisis
Publicist
17 -ist menjadi –is Egois
Egoist

Descriptive,

-ive, -ief (Belanda) menjadi- descriptief


Deskriptif
18 if Demonstrative,
demonstratief Demonstrative

Analogue,
analog
Analog
-logue (Inggris) Catalogue
19 Dialog
-loog (Belanda) menjadi –log Dialogue,
dialoog

20 -logy, -logie (Belanda) Technology, Teknologi

48
menjadi –logi technologie fisiologi

Physiology,
physiologie

Hominoid,
hominoide Hominoid
-oid, oide (Belanda) menjadi
21 Anthropoid, Anthropoid
–oid
anthropoide

Trotoar
Trotoir
22 -oir(e) menjadi –oar Repertoar
Repertoire

Director,
directeur Direktur
-or, -eur (Belanda) menjadi –
23 Inspector, Inspektur
ur, -ir
inspecteur

Ditaktor
Ditactor
24 -or tetap –or Korektor
Corrector

University, Universitas
-ty, -teit (Belanda) menjadi –
25 universiteit
tas Kualitas
Quality,

49
kwaliteit

Structure,

-ure,-uur (Belanda) menjadi structuur Struktur

26 –ur Premature, Premature


prematuur

-wi, -wiyyah (Arab) menjadi Dunyawi Duniawi

27 –wi, -wiah Kimiyawi Kimiawi

Lugawiyyah Lugawiah

50
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang meliputi penulisan huruf, kata,
unsur serapan dan pemakaian tanda baca. Dalam konteks ini ragam bahasa
meliputi bahasa lisan dan tulisan. Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan
para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
serta menggunakan ejaan bahasa yang telah disempurnakan (EYD),
sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga Indonesia mampu
mengucapkan dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan
sebagai pedoman yang ada.

3.2 Saran

Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita semua mempelajari


ragam bahasa yang kita miliki, kemudian mempelajari dan mengambil hal-
hal yang baik, yang dapat kita amalkan dan kita pakai untuk berinteraksi
dalam kehidupan sehari-hari. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca dan menambah pengetahuan dan wawasan anda. Mohon maaf jika
dalam penyusunan terdapat banyak kekeliruan penulis mohon maaf. Untuk
kritik dan saran dari pembaca penulis harapkan karena itu menjadi acuan
untuk penulis agar membuat makalah menjadi lebih baik lagi, Sekian dan
terimakasih.

51
DAFTAR PUSTAKA

Alviani, Puput. 2016. Panduan Lengkap Ejaan Bahasa Indonesia. Yogyakarta:


Pusat Kajian Bahasa.

52

Anda mungkin juga menyukai