2. RAFINDA RIZAL
3. ADITYA M YOGA
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT. Atas berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Ejaan Yang Disempurnakan. Tidak lupa
kita kirimkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.
Semoga makalah yang kemi buat dapat bermanfaat bagi kita semua, jika ada
kesalahan dalam pembuatan makalah ini saya pribadi meminta maaf, terima kasih
kepada ibuk yeni gusnita, s.pd yang telah memberikan bimbingan, dan terima kasih
kepada teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I............................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................
A. Latar belakang......................................................................................................
B. Tujuan Makalah...................................................................................................
BAB II..........................................................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. Penulisan huruf....................................................................................................
B. Penulisan Huruf Kapital.......................................................................................
C. Penulisan Huruf Miring........................................................................................
D. Penulisan Kata.....................................................................................................
BAB III....................................................................................................................... 10
PENUTUP.................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan........................................................................................................ 10
B. Saran................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ejaan yang disempurnakan (EYD) adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku
sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan Ejaan sebelumnya, Ejaan Republik. Pada
23 Mei 1972, sebuah pernyataan Bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran
Malaysia pada masa itu, Tun Husein Onn Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan Bersama tersebut mengandung persetujuan
untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh parah ahli dari kedua negara
tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972,
berdasarkan Keputusan Presiden no. 57, Tahun 1972, berlaku system ejaan Latin bagi
Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia
Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”
dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dengan surat keputusannya No. 0196/1975 memberlakukan “ Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah”. Hal ini dapat dilihat secara jelas letak perbedaan antara EYD
dan Ejaan sebelumnya, sebagai berikut:
Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan, a. Diakritik (é)
dilafalkan [e].
Contoh:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].
Contoh:
Kami menonton film seri (sèri).
Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.
c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə].
Contoh:
Pertandingan itu berakhir seri (sêri).
Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia.
Kecap (kêcap) dulu makanan itu.
2. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam Bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
3. Huruf Diftong
Dalam Bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan
gabungan huruf vokal ai, au, ei dan oi. Misalnya: Malaikat, Saudara, Survei,
Boikot.
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat. Contoh:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerja itu akan selesai dalam satu jam.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Contoh:
Amir Hamsiah
Dewi Sartika
Tegu Budi Utomo
Ade Rabiatul Hadramiah
Alingka
Catatan:
Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang
bermakna ‘anak dari’ seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata
tugas.
Contoh:
Abdul Rahman bin Zaini
Tegu Budi Utomo bin Ambo Ippi
Siti Fatimah binti Salim
Indah boru Sitanggung
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kita suci, dan Tuhan. Huruf kapital juga
digunakan sebagai kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
Islam Alkitab
Quran Hindu
Kristen Allah
Weda Yang Mahakuasa
Yang Maha Pengasih
Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya. Bimbinglah hamba-Mu,
wahai Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk
gelar akademik yang mengikuti nama orang. Contoh: Sultan Hasanuddin,
Mahaputra Yamin, Haji Agus Salim.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang
dipakai sebagai sapaan.
Contoh:
Selamat datang, Yang Mulia.
Terima kasih, Kiai.
Silakan duduk, Prof
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
Bahasa. Contoh: bahasa Bali, suku Sunda, bangsa Indonesia.
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari
raya dan nama peristiwa. Contoh: tahun Hijriah, bulan Agustus, hari Lebaran
dan Konferensi Asia Afrika, Perang Dunia II, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Contoh: Jakarta,
Makassar, Sungai Musi, Teluk Benggala, Kecamatan Gowa, dsb. Nama
geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital. Contoh
berlayar ke teluk, menyeberangi selat, mandi di sungai. Nama diri geografi
yang dipakai nama jenis tidak ditulis dengan huruf Kapital. Contoh: jeruk bali,
kacang bogor, nangka belanda.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata dalam nama negara,
Lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke
dari, dan, yang, dan untuk. Contoh: Republik Indonesia, Ahli Kesehatan
Masyarakat Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Kitab
UndangUndang Hukum Pidana.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata di dalam judul buku,
karangan, artikel, dan makalah serta majalah dan surat kabar, kecuali kata
tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak pada posisi awal.
Contoh: saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, ia
menyajikan makalah “Ejaan Yang Disempurnakan”
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan. Contoh: S.H (sarjana hukum), S.E. (sarjana ekonomi),
Dg. (daeng), R.A. (raden ayu), Pdt. (pendeta), Dt. (datuk), Hj. (hajah) dsb.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Contoh:
“Kapan
Bapak berangkat?” tanya Hasan.
1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan,
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata, dan
3. Menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang
telah disesuaikan ejaannya.
Contoh:
Sudahkah Anda membaca novel Laskar Pelangi karangan Andre Hirata?
Surat kabar Tribun dan majalah Femina dapat merebut hati pembacanya.
Nama Latin untuk buah manggis adalah Garsinia Mangostana.
Sebenarnya, bukan saya yang harus mengerjakan hal itu, melainkan dia.
D. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
2. Kata Turunan
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar
luaskan.
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
menggarisbawahi,menyebarluaskan,dilipatgandakan,penghancurlebura
n.
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
A. Kesimpulan
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia
yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian
dan penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
EYD di sini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan
karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya
tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang
mendetail.
Dari uraian singkat di atas maka kita bisa menarik kesimpulan/penulis mencoba
memberikan kesimpulan berdasarkan data-data dan fakta di lapangan menunjukkan
masih banyak orang-orang tidak memahami pemakaian bahasa Indonesia yang baik
dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Jadi dilihat dari fungsinya bahasa
merupakan jantung dari kehidupan ini karena tanpa bahasa kita tidak akan bisa
berinteraksi sesama yang lain.
B. Saran
Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa tulis. Dengan adanya
penjabaran tentang pemakaian EYD diharapkan para pembaca dapat memahami dan
menerapkan penggunaan EYD dalam pembuatan suatu karya tulis. Dan semoga
penjabaran ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA