Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EJAAN,LARAS DAN RAGAM BAHASA

( Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia )

DISUSUN OLEH :
Nama : Nur Afdila
Nim :220304502003
Kelas :A

PRODI ADMINISTRASI KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang melimpahkan rahmat taufik dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Ejaan,Laras Dan Ragam Bahasa”
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW
yang telah mengarahkan kita ke jalan yang lurus, yakni addinul islam.

Oleh karena itu pada kesempatan ini kai mengucapkan terima kasih yang sebanyak
banyaknya kepada dosen pembimbing mata kuliah bahasa indonesia. kami menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat kami harapkan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Akhirnya kami berharap agar makalah ini dapat di terima, dan bermanfaat bagi kami
serta bagi para pembaca pada umumnya. Amin...

Makassar, 20 Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR .....................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN ......................................................
A. Pemakaian Kata ............................................................................................................. 4
B. Pemakaian Huruf ........................................................................................................... 5
BAB II EJAAN YANG DISEMPURNAKAN ..............................................................................................
A.Pemakaian Tanda Baca ................................................................................................... 6
B.Penulisan Unsur Serapan................................................................................................. 9
BAB Ⅲ LARAS DAN RAGAM BAHASA...................................................................................................
A.Ragam Tulis .......................................................................................................................... 10
B.Ragam Lisan ......................................................................................................................... 10
C.Laras Bahasa Ilmiah ............................................................................................................ 11
D.Laras Bahasa Iklan............................................................................................................... 11
E. Laras Bahasa Hukum .......................................................................................................... 12
F. Laras Bahasa Sastra............................................................................................................. 12
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 13
B. Saran ...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................13

3
BAB I EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN

A. Pemakaian Kata

Pemakaian Kata Ejaan Bahasa Indonesia.


• Kata Dasar Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. “Contoh: pagar, rumah, tanah, sedang.”
kata dasar adalah kata yang belum diberi imbuhan. Dengan kata lain, kata dasar adalah kata yang
menjadi dasar awal pembentukan kata yang lebih besar. Contohnya adalah makan, duduk, pulang,
tinggal, datang, minum, langkah, pindah, dan lain – lain.
Kata dasar bisa membentuk satu kesatuan kalimat, yaitu:
1. Ular yang mati itu sangat panjang .
2. Aku pergi ke sekolah dengan ayah.
3. Budi datang ke rumahku dengan sangat cepat.
4. Kakak suka makan kue bakpia dari kota Jogjakarta.
5. Ayah sampai di rumah jam 9 malam, ketika aku sedang tidur.
• Kata turunan Kata turunan atau disebut dengan kata berimbuhan adalah kata – kata yang telah beruba
bentuk dan makna. Perubahan ini dikarenakan kata – kata tersebut telah diberi imbuhan yang berupa
awalan (afiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), dan awalan – akhiran (konfiks). Contohnya adalah
menanam, berlari, tertinggal, dan lain – lain. 1. Imbuhan (awalan,akhiran,sisipan)ditulis serangkai
dengan kata dasar. Contoh: berduri, diangkat, penetapan, mempermainkan, bergerigi. 2. Awalan dan
akhiran ditulis serangkai dengan katayang langsung mengikutinya atau mendahuluinya bila bentuk
dasarnya gabungan kata. Contoh: bertanggung jawab, serah terima, membabi buta. 3. Jika bentuk dasar
berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran maka kata-kata itu ditulis serangkai.
Contoh:penyalahgunaan, memberitahukan, diserahterimakan, mempertanggungjawabkan.
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,maka gabungan itu ditulis
serangkai. Contoh: pancasila, nonaktif, antarkota, inkonvensional, amoral, subpokok ,multilateral
transmigrasi, infrastruktur, swadaya, tunanetra,dan kolonialisme
• Penulisan Gabungan Kata Gabungan kata atau yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya: Baku Tidak Baku
tanda tangan tandatangan
tanggung jawab tanggungjawab
• Penulisan Bentuk Ulang Sejalan dengan kaidah yang berlaku sekarang, angka dua tidak digunakan
sebagai penanda perulangan. Dalam penulisan bentuk ulang, bagianbagian kata yang diulang ditulis
seluruhnya secara lengkap dengan disertai tanda hubung di antara unsur-unsur yang diulang. Dengan
demikian, dalam tulisan-tulisan yang bersifat resmi, seperti naskah buku, laporan penelitian, laporan
kegiatan, skripsi, dan berbagai karya tulis resmi yang lain, kata ulang harus ditulis secara lengkap, tidak
menggunakan angka dua. Misalnya, macam-macam

4
B. Pemakaian Huruf
Ejaan Bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf di dalam abjadnya dari A sampai Z.
Beberapa di antaranya merupakan usaha memajukan ejaan bahasa Indonesia sehingga dapat
mengikuti perkembangan kosa katanya.
a. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia terdiri dari huruf berikut :
Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama
A a J j S Es
B be K ka T Te
C ce L el U U
D de M em V Ve
E e N en W We
F ef O o X Eks
G ge P pe Y Ye
H ha Q ki Z Zet
I I R er

b. Huruf Vokal
Huruf vokal adalah huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf a, e, I, o, dan u.

c. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d,
f, h, j, k, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

d. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au dan oi.
Misalnya : pandai, saudara dan amboi.

e. Gabungan Huruf Konsonan


Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan,
yaitu kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Misalnya :
khusus, ngilu, nyata dan syarat.

f. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut :
a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara kedua
huruf vokal itu. Misalnya : ma-in, sa-at

5
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, diantara
dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya : ba-pak,
ba-rang, su-lit.
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan
antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan.
Misalnya : man-di, som-bong, swas-ta.
d.Jika ditengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan antar
huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya : in-stru-men, ul-
tra, bang-krut.
2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan
bentuk serta partikel yang biasanyaa ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal
pada pergantian baris. Misalnya : makan-an, me- rasa-kan, mem-bantu.
3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung
dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakuakan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada
unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c dan 1d di atas.
Misalnya :
foto-grafi, fo-to-gr-afi,
kilo-meter,ki-lo-me-ter
pasca-panen,pas-ca-pa-nen

BAB II EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

A. PEMAKAIAN TANDA BACA

A. Tanda Titik (.)


1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
> Ayahku tinggal di Solo.
> Biarlah mereka duduk di sana.
Catatan: Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik.

2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Misalnya:
> pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)

B. Tanda Koma (,)


1. Tanda koma dipakai di antara unsur unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:

6
> Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
> Surat biasa, surat kilat, ataupun surat kilat khusus memerlukan prangko.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang
didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali.
Misalnya:
> Saya akan membeli buku-buku puisi, tetapi kau yang memilihnya.
> Ini bukan buku saya, melainkan buku ayah saya.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
> Kalau ada undangan, saya akan datang.
> Karena tidak congkak, dia mempunyai banyak teman.

C. Tanda Titik Koma (;)


1. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara
di dalam kalimat majemuk setara.

2. Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa
atau kelompok kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan.

3. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur
setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.

D. Tanda Tanya (?)


1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
> Kapan dia berangkat?
> Saudara tahu, bukan?

2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau
yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
> Dia dilahirkan pada tahun 1963 (?).
> Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

E. Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
Misalnya:

7
> Alangkah indahnya taman laut ini!
> Bersihkan kamar itu sekarang juga!

F. Tanda Kurung (( ))
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
> Anak itu tidak memiliki KTP (kartu tanda penduduk).
> Dia tidak membawa SIM (surat izin mengemudi).
Catatan: Dalam penulisan didahulukan bentuk lengkap setelah itu bentuk singkatnya.

2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Misalnya:
> Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali).
> Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.

3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Misalnya:
> Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
> Pejalan kaki itu berasal dari (Kota) Surabaya.

G. Tanda Petik (" ")


1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau
bahan tertulis lain.
Misalnya:
> Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, "Bahasa negara ialah bahasa Indonesia. "
> Ibu berkata, "Paman berangkat besok pagi. "

2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Misalnya:
> Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
> Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia" dalam buku Bahasa
Indonesia Menuju Masyarakat Madani.

3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai
arti khusus.
Misalnya:
> Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
> Dia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".

8
B.Penulisan Unsur Serapan

Unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama, unsur yang
belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, dan long
march. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih
mengikuti cara asing.
Kedua, unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
dan diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk
asalnya.
Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata
seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping kata standar,
implemen, dan objek.
Penulisan Unsur Serapan yang Tepat
Ada banyak kaidah dalam cara menulis unsur hasil pinjaman asal budaya luar. Berikut ini kami akan
memberikan beberapa contoh tulisan atau kaidah tepat agar Anda tidak keliru ketika menuliskannya.
1. Ae à tetap jadi ae. Contohnya aerodynamics diserap jadi aerodinamika
2. Ae à berubah jadi e jika bervariasi dengan e. contohnya haemoglobin diserap menjadi
hemoglobin
3. Aa à berubah jadi a. Contoh octaaf diserap jadi oktaf
4. Au à tetap berbentuk au. Contoh hydraulic diserap menjadi hidraulik
5. Ai à tetap berbentuk ai. Contoh trailer diserap menjadi trailer
6. C à berubah jadi k jika berada di depan huruf a, u, o. Contoh construction diserap menjadi
konstruksi
7. C à berubah jadi s jika berada di depan huruf e, I, oe dan y. Contoh central diserap menjadi
sentral
8. Cc à penulisan unsur serapan menjadi ks jika berada di depan huruf e atau i. Contoh accent
diserap jadi aksen dan vaccine diserapnya menjadi vaksin
9. Cc à berubah jadi k jika berada di depan huruf o atau u. Contohnya accommodation diserap
menjadi akomodasi
10. Cch dan ch à berubah jadi k jika berada di depan huruf a atau o. Contohnya saccharin diserap
menjadi sakarin
11. Ch à mengalami perubahan sehingga penulisannya s jika lafalnya adalah s atau sy. Contoh
machine berubah menjadi mesin
12. Ch à mengalami perubahan sehingga penulisannya c jika lafalnya adalah c. Contoh charter
berubah menjadi carter
13. Ea à tetap jadi ea. Contoh idealist diserap menjadi idealis

9
14. Ee à mengalami perubahan sehingga penulisannya e. Contoh stratosfer diserap menjadi
stratosfer
15. Eu à tetap jadi eu. Contoh neutron diserap menjadi neutron

BAB Ⅲ LARAS DAN RAGAM BAHASA

A. Ragam Tulisan

1) Penggunaan bentuk kata

a) Kendaraan yang ditumpanginya menabrak pohon mahoni.

b) Apabila tidak sanggup, engkau tidak perlu melanjutkan pekerjaan itu.

c) Fotokopi ijazah harus dilegalisasi dahulu oleh pimpinan akedemik.

2) Penggunaan kosakata

a) Saya sudah memberi tahu mereka tentang hal itu.

b) Mereka sedang membuat denah untuk pameran nanti.

c) Pekerjaan itu agak macet disebabkan oleh keterlambatan dana yang diterima.

3) Penggunaan strukutr kalimat

a) Rencana ini sudah saya sampaikan kepada direktur.

b) “Asah Tampil” ini dihadiri juga leh Gubernur Daerah Istemewa Aceh.

c) Karena terlalu banyak saran yang berbeda-beda, ia makin bingung untuk menyelesaikan
pekerjaan itu.

B. Ragam Lisan

1) Penggunaan bentuk kata

(a) Kendaraan yang ditumpanginya nabrak pogon mahoni.

(b) Bila tak sanggup, tak perlu lanjutkan pekerjaan itu.

10
(c) Fotokopi ijazah garus dilegalisir dulu oleh pimpinan akedemi.

2) Penggunaan kosakata

(a) Saya sudah kasih tahu tentang mereka hal itu.

(b) Mereka lagi bikin denah buat pameran entar.

(c) Pekerjaan itu agak macet disebabkan karena keterlambatan dana yang diterima.

3) Penggunaan struktur kalimat

(a) Rencana ini saya sudah sampaikan kepada direktur.

(b) Dalam “Asah Terampil” ini juga dihadiri oleh Gubernur Daerah Istemewa Aceh.

(c) Karena terlalu banyak saran yang berbeda-beda sehingga ia makin bingung untuk
menyelesaikan pekerjaan itu.

C. Laras ilmiah

Sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran,fakta,
peristiwa, gejala,dan pendapat.jadi,seorang penulis karya ilmiah menyusun kembali berbagai bahan
informasi menjadi sebuah karangan yang utuh

Ciri-ciri Laras ilmiah:

1.Lugas

2.cendekia

3.jelas

4.formal

5.obyektif

6.konsisten

7.bertolak dari gagasan

8.ringkas dan padat

11
D. Laras Iklan adalah bahasa yang digunakan untuk membuat iklan.bahasa yang dapat menarik
perhatian pembaca untuk membeli atau memakai barang atau jasa yang ditawarkan

Ciri ciri Laras iklan

1.menarik

2.informatif

3.persuasif

4.bahasa yang positif

5.mudah dipahami

6.kalimat kreatif

E. Laras hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia hukum,
mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri,oleh karena itu bahasa hukum Indonesia
haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia

Ciri-ciri Laras hukum

1.Mempunyai gaya bahasa yang khusus.

2.lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan .

3.objektif dan menekan prasangka pribadi

4.Memberikan definisi yang cermat tentang nama, Sifat,dan kategori yang diselidiki untuk
menghindari kesimpangsiuran.

5.Tidak beremisi dan menjauhi tafsiran bersensasi

F. Laras Sastra merupakan hasil dari cetusan kreasi, imajinasi dan pengalaman.kesusastraan itu sendiri
merupakan pengucapan atau tulisan yang tergolong dalam jenis kreatif-imajinatif

Ciri-ciri Laras Sastra

1.Figuratif (penyimpangan makna dari bahasa biasa)

2.mementingkan pemilihan diksi dan bahasa tersirat

3.ada unsur seperti metafora,kiasan,imejan, personifikasi,dan hiperbola

4.puitis dan komunikatif

12
5.bersifat konotatif,atau yang memiliki pengertian tambahan atau arti skunder disamping arti
primernya

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Ejaan merupakan penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang
distandardisasikan. EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahsa indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan
penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. Perkembangan ejaan di
Indonesia telah mengalami beberapa pergantian, mulai dari ejaan Van Ophuysen hingga ejaan
yang disempurnakan (EYD)
Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa tergantung dari topik yangsedang di bicarakan
dengan kawan bicara maupun pada saat situasi resmi. Kadangragam bahasa yang baik banyak
digunakan oleh kalangan terdidik, kalngan pejabatmaupun kalangan pengusaha. Sedangkan laras
bahasa ialah penggunaan bahasa ataupemakaian kata-kata yang khusus untuk sesuatu
penggunaan berdasarkan situasisosial seseorang itu ketika berkomunikasi dengan orang ramai.
Penggunaan istilah-istilah khusus yang membedakan antara variasi-variasi bahasa menjadikan
sesuatukomunikasi terkesan berlebihan.

B. Saran
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai pelajar untuk selalu mengingatkan kepada masyarakat
guna dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena
bagaimanapun bahasa memiliki peran peting dalam proses pembangunan karakter masyarakat.
Dengan mempelajari ejaan, maka proses pembelajaran, pemahaman, dan penulisan bahasa
Indonesia akan menjadi lebih mudah.
Lebih memberikan pengenalan ragam bahasa dan laras bahasa pada masyarakatterutama remaja
dan anak-anak untuk mengurangi terjadinya penyimpangan-penyimpangan kaidah bahasa dan
penggunaan bahasa tidak baku yang bukan padatempatnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI). Rusliy. 2017. Handout Bahasa Indonesia. Tidak Diterbitkan.

13
https://www.gurupendidikan.co.id/ejaan-bahasa-indonesia/ (di akses pada tanggal 20 maret 2020)
https://duniakampus7.blogspot.com/2014/03/pengertian-ejaan-bahasaindonesia.html?m=1 (di akses
pada tanggal 15 maret 2020)

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Pembaharuan (di akses pada tanggal 15 maret 2020)


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Baru (di akses pada tanggal 15 maret 2020)

https://www.sarjanabersama.com/2018/03/pengertian-ragam-bahasa-dan-laras-bahasa.html?m=1.
(diakses pada 27 September 2019).

http://aldiunanto.com/ragam-bahasa-dan-laras-bahasa.aldi. (diakses pada 27September 2019).

https://irfanisprayudhi.wordpress.com/2013/09/30/arti-fungsi-dan-ragam-bahasa/(diakses pada 27
September 2019).

http://rezaadipr.blogspot.com/2015/10/ragam-bahasa-dan-laras-bahasa.html (diaksespada 29
September 2019).

14

Anda mungkin juga menyukai