Anda di halaman 1dari 17

PEMAKAIAN HURUF DAN PEMAKAIAN KATA

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
1.Sartika Dewi M (1961323)
2.Erica Arifatul Hikmah (1961307)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PGRI DEWANTARA

JOMBANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada kehaadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah
ini meskipun kurang dari kata sempurna. Pembuatan makalah ini diharapkan
dapat menjadi salah satu wadah pembelajaran dalam mencari ilmu utamanya
dalam mata kuliah Bahasa Indonesia, terkhusus pada materi bagaimana
pemakaian huruf dan kata yang benar. Pada kesempatan ini kami sekelompok
membuka diri untuk menerima kritik maupun saran yang berguna untuk perbaikan
dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dalam
proses pembelajaran.

Jombang, 06 Oktober 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
KATA PENGANTAR ……………………………………………………ii
DAFTAR ISI …………………………………….………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ………………………...……………………………..1
2. Rumusan Masalah ………………...………………………………….1
3. Tujuan Penulisan …………...………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN
A. PENULISAN HURUF …..……………………………………………...2
1. Huruf Abjad …………...……………………………………………..2
2. Huruf Vokal ..........................................................................…….......2
3. Huruf Konsonan …………...………………....………………………3
4. Huruf Diftong ………..………………………………………....……3
5. Pemenggalan Kata……………………………………………...…….3
6. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Besar…...………....……..…….4
7. Pemakaian Huruf Miring ……………………...……………………..7
B. PENULISAN KATA.……………………………..…………………….7
1. Kata Dasar …………………………………..…..……….…….……..7
2. Kata Turunan ..............................................................................……..7
3. Bentuk Ulang…….…………….....……………......………….………8
4. Gabungan Kata…………………………………......…………………9
5. Suku Kata..................................................................................……....9
6. Kata Depan………….....…………………………….....………..…..10
7. Partikel.......................................................................................….….10
8. Singkatan dan Akronim……......………………………….………….11
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan..………………………....……..………………………...12
2. Saran………….......…………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA……………...……………………………………...13

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kemampuan berbahasa Indonesiaa adalah salah satu yang harus dipenuhi oleh
masyarakat Indonesia. Mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi,
bahasa Indonesia masih tetap diajarkan. Jadi kesalahan terbesar kita adalah, jika
kita menganggap bahwa persoalan dalam penulisan bahasa Indonesia adalah
persoalan yang sederhana. Salah satu tujuan pokoknya adalah kita mampu dan
terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar setelah mengalami proses
belajar mengajar materi bahasa Indonesia. Keterampilan berbahasa itu tidak hanya
meliputi satu aspek, tetapi di dalamnya termasuk kemampuan membaca, menulis,
mendengarkan atau menyimak, dan berbicara. Bahasa tulis mencakup sejumlah
unsur-unsur bahasa, salah satunya adalah mengenai ejaan yang mencakup macam-
macam huruf, dan berbagai kata pada bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan
Yang Disempurnakan.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimamana pemakaian huruf pada bahasa Indonesia yang sesuai dengan
Ejaan Yang Disempurnakan.
b. Bagaimana pemakaian kata pada bahasa Indonesia yang sesui Ejaan
yangdisempurnakan.
3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui cara pemakaian huruf maupun kata sesuai dengan
EjaanYang disempurnakan.
b. Mahasiswa bisa berlaku dalam pembuatan laporan-laporan, makalah, karya
tulis, dan skripsi yang sesuai dengan Ejaan yang disempurnakan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penulisan Huruf
1. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut.

Huruf Huruf Huruf


A a J j S s
B b K k T t
C c L l U u
D d M m V v
E e N n W w
F f O o X x
G g P p Y y
H h Q q Z z
I i R r

2. Huruf Vokal

huruf Di awal Di tengah Di akhir


vocal
A api Sapi lusa
I ikan Lima bumi
U ulang Bulat itu
E elang Kesan tape
O oleh Kota jago

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indoneia terdiri atas a, i, u, e,


dan o. Contoh pemakaian dalam kata dalam pengajaran lafal kata,dapat digunakan
tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan. Misalnya:
Kami menonton film seri (séri). - Pertandingan itu berakhir seri.

2
3. Huruf Konsonan
Huruf yang bukan vokal dan terdiri dari 21 huruf yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m,
n, p,q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Huruf konsonan rangkap terdiri dari ng, ny, kh, sy.
Contoh dalam penggunaan kalimatnya seperti ini “Ingatlah, di atas langit masih
ada langit.” Kalimat tersebut mengandung konsonan rangkap ng pada kata
ingatlah dan langit.
4. Huruf Diftong
Huruf diftong adalah sebuah huruf yang mempunyai suatu intonasi vokal
khusus yang terbentuk atas penggabungan dari dua huruf vokal. Huruf diftong
terdiri dari ai, au, ei, dan juga oi.
Contoh penulisan huruf diftong dalam kalimat bahasa Indonesia.
1. Andai aku tidak pergi ke pesta itu, pasti aku tidak bertemu dengannya. (kata
berhuruf diftong = andai, huruf diftong = ai)
2. Dia mempelajari seni desain grafis secara autodidak. (kata berhuruf diftong =
autodidak, huruf diftong = au)
5. Pemenggalan Kata
5.1 Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut
a) Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan
di antara kedua huruf vokal itu, misalnya: au-la bukan a-u-la. Sau-dara
bukan sa-u-da-ra. Am-boi bukan am-bo-I.
b) Jika ditengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf
konsonan, di antara dua huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum
huruf konsonan, misalnya: ba-rang, ba-pak, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-
khir.
c) Jika di tengah ada huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan
tidak pernah diceraikan, misalnya: man-di, som-bong, swas-ta, Ap-ril.
d) Jika di tengah kata ada ada tiga huruf konsonan atau lebih, pemenggalan
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan yang kedua,
misalnya: in-stru-men, ul-tra, In-fra, ben-trok.

3
5.2 Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang
mengalamiperubahan bentuk yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya, dapat dipengal pada pergantian baris.
Misalnya: makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah.
5.3 Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu
dapat bergabug dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan di antara
unsur-unsur itu atau pada unsur gabungan itu sesuai kaidah 1a,1b,1c, dan
1d. Misalnya:
 Bio-grafi, bi-o-gra-fi
 Foto-grafi, fo-ti-gra-fi
 Kilo-gram, ki-lo-gram
Keterangan: nama orang, badan hukum, dan nama dari yang lain,
disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnakan, kecuali jika ada
pertimbangan khusus.
6. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Besar
6.1 Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai unsur pertama kata pada awal
kalimat, misalnya:Dia mengantuk ,Dimana tempatnya?
6.2 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung, misalnya :
 Kakak bertanya, “Kapan dia pergi?”
 Ibu menasehatkan, “Berhati-hatilah di jalan nanti.”
 “Besok usahakan jangan terlambat,” katanya.
6.3 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab Suci, termasuk kata ganti, untuk
Tuhan,misalnya :
 Allah, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang, Alkitab, Quran, Weda,
Islam, Kristen.
 Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
6.4 Huruf kapital dipakai sebagai nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang, misalnya : Mahaputra Yamin, Haji Agus
Salim, Nabi Ibrahim.

4
6.5 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama intansi, atau nama tempat, misalnya:
 Perdana Menteri Nehru
 Sekretaris Jendral Departemen Pertanian.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan nama
pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instani, atau nama tempat. misalnya:
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
6.6 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang,
misalnya:Amir Hamzah, Dewi Sartika, Rudolf Supratman.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau stuan ukuran, misalnya: Mesin diesel, 10 volt,
5 ampere.
6.7 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa, misalnya: Bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Ingrris.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, bahasa
yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan, mialnya:
 Mengindonesiakan kata asing.
 Keinggri-inggrisan.
6.8 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah, misalnya:
 Tahun Hijriah.
 Proklamasi Kemerdekaan Indnonesia.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa yang tidak dipakai
sebagai nama, misalnya: Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang
dunia.
6.9 Huruf kapital dipakai sebagai nama geografi, misalnya: Asia Tenggara,
Dataran Tinggi Dieng, Pegunungan Jayawijaya.
Huruf kapital tidak dipakai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi
unsur nama diri, misalnya: Berlayar ke teluk, menyebrangi selat.

5
6.10 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali kata
seperti dan, mialnya:
 Majelis Permusyawaratan Rakyat.
 Departemen Pendidikan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
negara, lembaga pemerintah, dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen
remi, misalnya:
 Menjadi sebuah republik.
 Menurut undang-undang yang berlaku.
6.11 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi, misalnya:
 Perserikatan Bangsa-Banga.
 Undang-Undang Dasar Republik Indinesia.
6.12 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan, kecuali kata seperti di,ke, dari,dan yang untuk, yang tidak teretak pada
posisi awal, misalnya:
 Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
 Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
6.13 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan, kecuali kata seperti di,ke, dari,dan yang untuk, yang tidak teretak pada
posisi awal, mialnya:
 Dr. = doctor
 Ny. = Nyonya
6.14 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam
penyapaan dan pengacuan, misalnya: “Kapan Bapak berangkat?”

6
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan, misalnya: Kita
semua harus menghormati bapak dan ibu.
6.15 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda, misalnya: Surat
Anda telah kami terima.
7. Pemakaian Huruf Miring
7.1 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,
dan surat kabar, misalnya:
 Majalah Bahasa dan Sastra.
 Buku Negarakertagama karangan Prapanca.
7.2 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata, misalnya:
 Huruf pertama kata abjad adalah a.
 Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
7.3 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau
ungkapan asing,kecuali yang telah diesuaikan ejaannya, misalnya:
 Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia Mangostama.
 Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
B. Penulisan kata
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.Misalnya:
 Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu.
 Buku itu sangat menarik.
2. Kata Turunan
a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya.Misalnya: berjalan, dipermainkan, gemetar, lukisan, petani,
menengok, kemauan.
b) Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk
singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.Misalnya : mem-PHK-
kan, di-upgrade, me-recall.

7
c) Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya : bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan.
d) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
menggarisbawahi, pertanggungjawaban,
e) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata ituditulis serangkai.Misalnya:adipati, mahasiswa, poligami,
ekstrakulikuler, mancanegara.
Catatan:
a. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, tanda
hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu. Misalnya:non-Indonesia,
pan-Afrikanisme, pro-Barat.
b. Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti
oeh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur unsurnya
dimulai dengan huruf kapital. Misalnya : Marilah kita bersyukur kepada
Tuhan Yang Maha Pengasih.
c. Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti
oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai.
Misalnya:Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
d. Bentuk bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk
dasar. Misalnya:Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap kejahatan.
e. Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan
bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk
berimbuhan. Misalnya: taktembus cahaya, tak bersuara, tak terpisahkan.
3. Bentuk Ulang
A. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-
unsurnya. Misalnya: anak-anak., berjalan-jalan, hati-hati.
Catatan:
(1) Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja.
Misalnya:

8
 surat kabar → surat-surat kabar
 rak buku → rak-rak buku
(2) Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektiva ditulis dengan
mengulang unsur pertama atau unsur keduanya dengan makna yang
berbeda.Misalnya:
 orang besar →orang-orang besar→ orang besar-besar
 gedung tinggi →gedung-gedung tinggi→gedung tinggi-tinggi
B. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang.Misalnya: kekanak-
kanakan, perundang-undangan.
Catatan:
Angka 2 dapat digunakan dalam penulisan bentuk ulang untuk keperluan
khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah. Misalnya: Pemerintah
sedang mempersiapkan rancangan undang2 baru.
4. Gabungan Kata
1. Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar, orang tua, mata pelajaran.
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis
dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk menegaskan
pertalian unsur yangbersangkutan. Misalnya:
 anak-istri Ali anak istri-Ali
 ibu-bapak kami ibu bapak-kami
3. Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai. Misalnya:
acapkali, dukacita, apalagi, kacamata, belasungkawa.
5. Suku Kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya: bu-ah, ma-in, ni-at, sa-at.

b. Huruf diftong ai, au, dan oi tidak dipenggal. Misalnya: pan-dai, au-la, sau-
da-ra.

9
c. Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua buah huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum
huruf konsonan itu. Misalnya: ba-pak, la-wan, de-ngan.
d. Jika di tengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Misalnya : ap-
ril, cap-lok, man-di, som-bong,
e. Jika di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-
masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf
konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya : ul-tra, ben-
trok, in-stru-men.
2. Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau partikel dilakukan di antara
bentuk dasar dan imbuhan atau partikel itu. Misalnya: ber-jalan, mem-bantu, ter-
bawa, di-ambil.
3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu
dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-
unsur itu. Tiap-tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya:
 bio-data bi-o-da-ta
 foto-kopi fo-to-ko-pi
4. Nama orang, badan hukum, atau nama diri lain yang terdiri atas dua unsur atau
lebih dipenggal pada akhir baris di antara unsur-unsurnya (tanpa tanda pisah).
Unsur nama yang berupa singkatan tidak dipisahkan.
6. Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali
di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti
kepada dan daripada. Misalnya: Bermalam sajalah di sini, Di mana dia sekarang?
7. Partikel
1. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.Misalnya:
 Bacalah buku itu baik-baik!
 Apakah yang tersirat dalam surat itu?
3. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.Misalnya:

10
 Jika Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
 Hendak pulang tengah malam pun sudah ada kendaraan.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya. Misalnya:
 Mereka masuk ke dalam ruang satu per satu.
 Harga kain itu Rp50.000,00 per helai.
8. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu. Misalnya:
 H. Hamid = Haji Hamid
 W.R. Supratman = Wage Rudolf Supratman
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf
awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
 DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
 PGRI : Persatuan Guru Republik Indonesia

11
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang
menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis
memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Dari uraian singkat di atas
maka kita bisa menarik kesimpulan/penulis mencoba memberikan kesimpulan
bahwa masih banyak orang-orang tidak memahami pemakain bahasa Indonesia
yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Jadi dilhat dari
fungsinya bahasa merupakan jantung dari kehidupan ini karena tanpa bahasa kita
tidak akan bisa berinteraksi sesama yang lain.

2. Saran

Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa tulis, maupun
lisan. Dalam makalah ini semoga dapat membantu kita semua rakyat Indonesia
dalam berkata maupun menulis. Kita tidak boleh semena-mena dalam berkata dan
menulis bahasa Indonesia.

12
13
DAFTAR PUSTAKA

Departemen pendidikan dan kebudayaan. Edisis ketiga. Pedoman Umum Ejaan


Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Balai Pustaka.

Ramli, lili. 2011. Bahasa Indonesia Resensi Buku. Diakses pada 4 Oktober 2019,
http://liliramli.guru-Indonesia.net/artikel_detail-30625.html.

Departemen pendidikan dan kebudayaan. Edisis ketiga. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Balai Pustaka.

Jahrir, andi sahtiani. 2012. Mata kuliah pengembangan kepribadian bahasa


Indonesia. Skripsi. Universitas Negeri Makassar.

14

Anda mungkin juga menyukai