Anda di halaman 1dari 28

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Bahasa Indonesia Jahara, S.pd,.M.pd

.
Makalah
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Disusun oleh :

Andi Sitti Fatimah NIM : 2201222


Dui Rezki Amalia NIM : 2201166
Resna Mayangsari NIM : 2201197
Sahrul S NIM :
Muhammad Afandi NIM :

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


INSTITUT ANDI SAPADA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji bagi Allah swt. yang telah


memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam senantiasa kita sanjungkan
kepada Nabi Muhammmad saw. yang kita harapkan syafaatnya di hari kiamat
kelak.

Dalam Penulisan Makalah ini, penulis telah berusaha untuk menyajikan


materi dengan sebaik mungkin, tetapi dengan penuh kesadaran pemakalah
mengakui bahwa tidak ada kesempurnaan mutlak pada karya Manusia. Sehingga
perlu adanya masukan dan kritik yang bersifat membangun guna memperoleh
hasil yang lebih baik untuk kesempatan selanjutnya.

Semoga semua usaha kita mendapat Ridha Allah swt, dan harapan Penulis
makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembacanya.

Parepare, 20 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B.Rumusan Masalah.............................................................................................1

C.Tujuan...............................................................................................................1

BAB II..............................................................................................................................2

A. Ejaan Yang Disempurnakan.........................................................................2

B.Penulisan Huruf................................................................................................2

C.Penulisan Kata................................................................................................12

BAB III..........................................................................................................................23

A. Kesimpulan.................................................................................................23

B.Saran...............................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................24

ii
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah Pedoman Baku yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia, baik dalam penulisan maupun dalam pelafalan.
Pedoman yang baku dalam berbahasa Indonesia dirasa sangat perlu adanya,
mengingat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan bahasa yang mempunyai
khas masing-masing, sehingga dengan adanya pedoman baku dalam berbahasa,
akan menimbulkan keindahan dalam bahasa Indonesia.
Penggunaan Bahasa Indonesia sesuai kaidahnya merupakan keharusan
bagi warga dan penduduk Indonesia, agar bahasa yang fungsinya sebagai alat
pengirim informasi ini sampai pada tujuannya sesuai keinginan penyampainya.
Jangan sampai karena kesalahan dalam memahami informasi menjadikan masalah
di kemudian hari karena tidak memahami kaidah bahasa Indonesia. Selain itu,
kaidah Bahasa Indonesia ini juga fungsinya sebagai aturan dalam penulisan karya
ilmiah, sehingga akan ada keserasian dan kesamaan sistematika dalam penulisan
karya ilmiah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud EYD ?


2. Bagaimana Penulisan Huruf yang sesuai aturan EYD ?
3. Bagaimana Penulisan Kata yang sesuai aturan EYD ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian EYD


2. Untuk mengetahui cara penulisan Huruf sesuai aturan dalam EYD
3. Untuk mengetahui cara penulisan Kata sesuai aturan dalam EYD

1
BAB II
Pembahasan

A. Ejaan Yang Disempurnakan

Sebelum kita melangkah lebih jauh mengenal Ejaan Yang Disempurnakan,


ada baiknya kita mengetahui pengertian kalimat ini, dan kita awali dengan
mengetahui kata dasarnya, yaitu kata Ejaan. Apa yang dimaksud dengan Ejaan ?
Menurut Keraf, Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana
menggambarkan lambang bunyi – ujaran dan bagaimana inter-relasi antar lambang-
lambang itu dalam suatu bahasa.
Menurut KBBI, kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi (kata, kalimat)
dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Di sini pemakalah menyimpulkan, Ejaan adalah seluruh kaidah dan aturan
yang mengatur bagaimana bunyi bahasa dan tulisannya sebagaimana mestinya.
Sedangkan Ejaan Yang Disempurnakan menurut Wikipedia adalah Ejaan
bahasa Indonesia yang berlaku dari tahun 1972 hingga 2015. Ejaan ini
menggantikan ejaan sebelumnya, yaitu ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Ejaan ini telah mengalami revisi pada 1987, 2009 dan yang terbaru 2015.
Perlu sama-sama kita ketahui, EYD sendiri telah digantikan oleh Ejaan yang
terbaru, yang disebut dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), berlaku sejak tahun
2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 50 tahun 2015 tentang Pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Jadi, pemakalah menyimpulkan baik EYD maupun EBI adalah Pedoman
yang mengatur ejaan dalam berbahasa Indonesia. Semua revisi dan perubahan
dilakukan karena perlunya perkembangan bahasa sesuai dengan perkembangan
zaman.

B. Penulisan Huruf

1. Huruf Abjad

Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26


huruf berikut.

2
Huruf
Nama Pengucapan
Kapital Nonkapital
A a a a
B b be bé
C c ce cé
D d de dé
E e e é
F f ef èf
G g ge gé
H h ha ha
I i i i
J j je jé
K k ka ka
L l el èl
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès
T t te té
U u u u
V v ve vé
W w we wé
X x eks èks
Y y ye yé
Z z zet zèt

2. Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas


lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata


Vokal Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
a api padi lusa
e* enak petak sore
i ember pendek -
o emas kena tipe
u itu simpan murni
oleh kota radio
ulang bumi ibu

3
Keterangan:
* Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.

a. Diakritik (é) dilafalkan [e].

Misalnya: Anak-anak bermain di teras (téras).

Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).

b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].

Misalnya: Kami menonton film seri (sèri).


Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.

c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə].

Misalnya: Pertandingan itu berakhir seri (sêri).


Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia.
Kecap (kêcap) dulu makanan itu.

3. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia


terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x,
y, dan z.

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata


Konsonan Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir

b bahasa sebut adab


c cakap kaca -
d dua ada abad
f fakir kafan maaf
g guna tiga gudeg
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa politik
l lekas alas akal
m maka kami diam
n nama tanah daun
p pasang apa siap
q* qariah iqra -
r raih bara putar

4
s sampai asli tangkas
t tali mata rapat
v variasi lava molotov
w wanita hawa takraw
x* xenon - -
y yakin payung -
z zeni lazim juz

4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang di-
lambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata


Diftong Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai aileron balairung pandai
au autodidak taufik harimau
ei eigendom geiser survei
oi - boikot amboi

5. Gabungan Huruf Konsonan


Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.

Gabungan Contoh Pemakaian dalam Kata


Huruf Posisi Awal Posisi Posisi Akhir
Konsonan Tengah
kh khusus akhir tarikh
ng ngarai bangun senang
ny nyata banyak -
sy syarat musyawarah arasy

6. Huruf Kapital

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.


Misalnya:
Apa maksudnya?
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,


termasuk julukan.

Misalnya:
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Jenderal Kancil
5
Dewa Pedang
Alessandro Volta
André-Marie Ampère
Mujair
Rudolf Diesel

Catatan:
(1)Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
merupakan nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt

(2)Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata


yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau
huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
Charles Adriaan van Ophuijsen
Ayam Jantan dari Timur
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
“Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama,
kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam Alquran
Allah
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri
rahmat.

5.
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama
orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.

6
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Doktor Mohammad Hatta
Irwansyah, Magister Humaniora

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar


kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan
kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Terima kasih, Kiai.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama ins-tansi, atau nama tempat.

Misalnya:
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia

suku Dani
bahasa Bali
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan
huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggris

8.

a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
7
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur na-ma peristiwa
sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama
tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerde-kaan bangsa
Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Jakarta Asia Tenggara
Pulau Miangas Amerika Serikat
Bukit Barisan Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng Danau Toba
Jalan Sulawesi Gunung Semeru
Ngarai Sianok Jazirah Arab
Selat Lombok Lembah Baliem

Catatan:
(1)Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis
dengan huruf kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis
tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat
dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam
kelompoknya.

8
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula
pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi
yang berbeda.
Contoh berikut bukan nama jenis.
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik
Yogyakarta, dan batik Madura.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga,
badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari,
dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang
Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil
Presiden serta Pejabat Lainnya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur
kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan

makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti
di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
9
K.H. kiai haji
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. datuk
R.A. raden ayu
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?”
“Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
“Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”
Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan pe-nyapaan atau
pengacuan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.

Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?

7. Huruf Miring

1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah,


atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,


bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

10
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan

3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam


bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan
asing yang berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.
Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara
Indonesia.
Catatan:
(1)Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau orga-nisasi, dalam
bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
(2)Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer),
bagian yang akan dicetak miring ditan-dai dengan garis bawah.
(3)Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang
dikutip secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis
dengan huruf miring.

8. Huruf Tebal

1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah


ditulis miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan
Bahasa Indonesia.
Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian
karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Misalnya:
1.1 Latar Belakang dan Masalah

Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa standar


dan nonstandar, ratusan bahasa dae-rah,dan ditambah beberapa bahasa
asing, membutuhkan penanganan yang tepat dalam perencanaan baha-
sa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan secara
terpisah seperti tampak pada paparan berikut.
1.1.1 Latar Belakang

Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap


11
yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia,
yaitu (1) sangat bangga terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga
terhadap bahasa daerah, dan (3) sangat bangga terhadap bahasa In-
donesia.

1.1.2 Masalah

Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa masyarakat


Kalimantan terhadap bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. Sikap
masyarakat tersebut akan digunakan sebagai formulasi kebijakan
perencanaan bahasa yang diambil.

1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meng-ukur sikap bahasa
masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota besar terhadap
bahasa-bahasa yang ada di Indonesia.

C. Penulisan Kata

1. Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

Misalnya:

Buku itu sangat menarik.

Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu.

Dia bertemu dengan kawannya di knator pos.

2. Kata Turunan

1.a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.

Misalnya:

berjalan kemauan menengok

dipermainkan lukisan gemetar

b. Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk


singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa indonesia.

Misalnya:

Mem-PHK-kan di-upgrade me-recall

2. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
12
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.

Misalnya:

Bertepuk tangan garis bawahi

Menganak sungai sebar luaskan

3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya:

dilipatgandakan menyebarluaskan pertanggungjawaban

menggarisbawahi penghancurleburan

4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi gabungan
kata itu ditulis serangkai.

Misalnya:

mahasiswa pascasarjana paripurna

mancanegara swadaya poligami

antarkota ekstrakurikuler narapidana

monoteisme transmigrasi infrastruktur

Catatan:

(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital,
tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu.

Contohnya: non-Indonesia pan-Afrikanisme pro-Barat

(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang
diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur-
unsurnya dimulai dengan huruf kapital.

Contohnya: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha


Pengasih.

(3) Jika ada kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan
dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis
serangkai.

13
Contoh: Tuhan Yang MahaKuasa menentukan arah kehidupan kita.

(4) Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap kedalam bahasa
Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti. Dapat digunakan sebagai bentuk
dasar.

Contoh: Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap kejahatan.

(5) Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai
dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti
oleh bentuk berimbuhan.

Contoh: tak terpisahkan tak bersuara

3. Bentuk Ulang

1. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-


unsurnya.

Misalnya:

anak-anak mata-mata terus-menerus


lauk-pauk

berjalan-jalan menulis-nulis mondar-mandir


kupu-kupu

buku-buku hati-hati ramah-tamah


kuda-kuda

sayur-mayur serba-serbi tukar-menukar

Catatan:

(1) Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur


pertamanya saja.

Contoh: Surat kabar  surat-surat kabar

(2) Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektiva ditulis
dengan mengulang unsur pertama atau unsur keduanya dengan makna yang
berbeda.

Contoh: orang besar  orang-orang besar

orang besar-besar

2. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang.

14
Misalnya: kekanak-kanakan memata-matai perundang-
undangan

Catatan:

Angka 2 dapat digunakan dalam penulisan bentuk ulang untuk keperluan


khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah.

Contoh:

Mereka me-lihat2 pameran.

Bajunya ke-merah2-an

4. Gabungan Kata

1. Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.

Misalnya:

Duta besar kambing hitam simpang empat

Orang tua persegi panjang rumah sakit umum

2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis


dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk
menegaskan pertalian usur yang bersangkutan.

Misalnya:

anak-istri Ali anak istri-Ali

ibu-bapak kami ibu bapak-kami

buku-sejarah baru buku sejarah-buku

3. Gabungan kta yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.

Misalnya:

5. Suku Kata
adakalanya daripada perilaku

dukacita saputangan wiraswasta

bagaimana kacamata sediakala

barangkali kasatmata segitiga

beasiswa kilometer sekalipun


15
belasungkawa manakala sukacita

bilamana peribahasa sukarela

1. Pemenggalan kata pada dasar dilakukan sebagai berikut.

a. Jika di tengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya


dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.

Misalnya:

bu-ah ma-in ni-at sa-at

b. Huruf diftong ai, au dan oi tidak dipenggal

Misalnya:

Pan-dai au-la sau-da-ra am-boi

c. Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua buah huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum
huruf konsonan itu.

Misalnya:

Ba-pak la-wan de-ngan

Mu-ta-khir mu-sya-wa-rah ke-nyang

d. Jika di tengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan iyu.

Misalnya:

Ap-ril cap-lok makh-luk man-di

Sang-gup som-bong swas-ta

e. Jika di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-
masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf
konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.

Misalnya:

ul-tra in-fra ben-trok in-stru-men

Catatan:

(1) Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak

16
dipenggal

Contoh: bang-krut

(2)Pemenggalan kata tidak boleh menyebabkan munculnya satu huruf


(vokal) di awal atau akhir baris.
Contoh: itu  i-tu setia  se-ti-a

2. Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau partikel dilakukan di antara


bentuk dasar dan imbuhan atau partikel itu

Misalnya: ber-jalan mem-bantu di-ambil

Ter-bawa per-buat letak-kan

Me-rasa-kan pergi-lah apa-kah

Catatan:

(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami


perubahan dilakukan seperti apa kata dasar.

Contoh: me-nu-tup me-ma-kai me-nya-pu pe-no-


long

(2) Akhiran -i tidak dipisahkan pada pergantian baris

(3) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.

Contoh: ge-lem-bung te-lun-juk ge-ri-gi

(4) Pemenggalan tidak dilakukan pada suku kata yang terdiri atas satu
vokal.

Contoh: walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau

3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur
itu. Tiap-tiap unsur gabungan itu untuk dipenggal seperti pada kata dasar.

Misalnya: bio-grafi bi-o-gra-fi

Foto-grafi fo-to-gra-fi

4. Nama orang, badan hukum, atau nama dirilain yang terdiriatas dua unsur atau
lebih dipenggal pada akhir baris di antara unsur-unsurnya (tanpa tanda pisah).
Unsur nama yang berupa singkatan tidak dipisahkan.

6. Kata Depan di , ke, dan dari


17
Kata depan di, ke, dan dari ditulis berpisah dari kata yang mengikutinya
,kecuali didalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata,
seperti kepada dan daripada .
Misalnya:
Bermalam sajalah di sini
Di mana dia sekarang
Kain itu disimpan di dalam lemari

7. Partikel
1. partikel -lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya :
Bacalah buku itu baik – baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Apatah gunanya bersedih hati?

2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata mendahuluinya


Misalnya :
Apa pun permasalahannya , dia dapat mengatasinya dengan
bijaksana.
Hendak pulang tengah malam pun sudah ada kendaraanya.

Catatan : partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu


ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinnya.
Misannya :
Adapun sebab – sebabnya belum diketauhi .
Bagaimanapun juga,tugas itu akan
diselesaikan jug

3. Partikel per yang berarti ‘ demi ‘, tiap, atau ‘ mulai ‘ ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya .
Misalnya :
Mereka masuk keruangan satu per satu
Harga kain itu Rp50.000,00 per helai

8. Singkatan dan Akronim


1) singkatan adalah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a) singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik dibelakang tiap tiap singkatan itu.
Misalnya :
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
H. Hamid Haji Hamid
Sulaiman Hs Sulaiman Hasibuan

b) singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau


organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf

18
awal kata ditulis dengan huruf capital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :

Bangsa
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
PBB Persarikatan Bangsa –

SD Sekolah Dasar

c) 1. Singkatan kata yang berpura gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
Jml. jumlah
Kpd. Kepada
Tgl. Tanggal

2. singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga hurufyang diakhiri


dengan tanda titik.
Misalnya :
dll dan lain –lain
dsb dan sebagainya
dst dan seterusnya

catatan :
singkatan itu dapat digunakan untuk keperluan khusus
seperti dalam pembuatan catatan rapat dan kuliah.

d) Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf ( lazimnya digunakan
dalam surat menyurat ) masing masing diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
a.n atas nama
d.a dengan alamat
u.b untuk beliau
u.p untuk perhatian

e) Lambing kimia singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata


uang tidak diikuti tanda dengan titik.
Misalnya :
Cu kuprum
Cm centimeter
I liter

2) Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai
sebuah kata.
a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur – unsur nama
diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya :

19
Indonesia LIPI Lembaga ilmu pengetahuan

LAN Lembaga adminitrasi Negara


SIM Surat izin mengemudi

20
b) Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis
dengan huruf awal kapital .
Misalnya :
Bulog Badan Urusan Logistik
Kawani Kongres Wanita Indonesia

c) Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih
ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya :
pemilu pemilihan umum
iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
rapin rapat pimpinan

9. Angka dan Bilangan


Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai
lambing bilangan atau nomor . didalam tulisan lazim digunakan angka
arab atau angka romawi ,
Angka arab : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,
Angka romawi : I,II,III,IV,V,VI,VII,VII,IX,X
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf, kecuali bilangan huruf itu dipakai secara berurutan seperti
dalam perincian atau paparan.
Misalnya :
Mereka menonton drama itu samapai dua kali . koleksi
perpustakaan itu mencapai dua juta buku.
Di antara 72 yang hadir 52 orang yang setujuh , 15 oarang
yang tidak setujuh , 5 orang yang tidak memberikan suara.

2. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf jika lebih dari dua kata,
susunan kaliamat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengn huruf
itu tidak ada pada awal kalaimat.
Misalnya :
Limah puluh siswa kelas 6 lulus ujian
Panitia mengundang 250 orang pesta

3. Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya
lebih mudah dibaca.
Misalnya :
Perusahaan itu baru dapat pinjaman 550 miliar rupiah.
Dia mendapatkan bantuan Rp250 juta untuk
mengembangkan usahanya.

4. Angka digunakan untk menyatakan (a) ukuran panjang, (b) satuan waktu,
(c)nilai uang , dan (d) jumlah
Misalnya :
0,5 sentimeter tahun 1989
5 kilogram 17 agustus 1945
21
4 meter persegi 1 jam 20 menit

5. Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan , rumah , apartemen,


atau kamar,
Misalnya :
Jalan Tanah AbangI No. 15
Apartemen no. 5

6. Angka digunakan menomori bagian karangan atau ayat kitab suci


Misalnya :
Bab X, Pasal 5, halaman 525
Surah yasin : 9

7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :


a. Bilangan utuh
Misalnya :
Dua belas (12)
Tiga puluh (30)
b. Bilangan pecahan
Misalnya :
Setengah (1/2)
Seper enam belas (1/16)

8. Penulisan bialangan tingkat.


Misalnya :
Pada awal abad XX ( angka romawi kapital ) .
Pada abad awal ke dua puluh (huruf)

9. Penulisan bilangan yang mendapatkan akhiran –an .


Misalnya :
Tahun 1950-an
Uang 5.000-an

10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka huruf sekaligus dalam teks.
Misalnya :
Di lemari tersimpan 805 buku dan majalah. Kantor kami
mempunyai dua puluh orang pegawai. Rumah itu dijual dengan
harga Rp. 125.000. 000,00.

11. Jika bilangan dilambangkan angka dan huruf penulisannya harus tepat.

Misalnya ;
Bukti pembelian barang seharga Rp.5.000.000,00(lima juta
rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan pertanggung
jawaban.

22
10. Kata Ganti ku-, kau-, -ku,-mu, dan –nya

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata mengikutinya; -ku, -
mu, -nya,ditulis serangkai yang mendahuluinya.
Misalnya :
Buku ini boleh kau baca.
Bukuku, bukumu,dan bukunya tersimpan diperpustakaan.

11. Kata Si dan Sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.


Misalnya:
Surat itu dikirimkan kepada si pengirim.
Siti mematuhi nasehat sang kakak.

23
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan
Sebagai warga Negara yang baik dan mencintai negara, seharusnya kita
menjunjung tinggi bahasa persatuan kita, Bahasa Indonesia. Kita bangga dengan
bahasa daerah, kita berusaha melestarikan bahasa daerah, tapi dengan bahasa
Indonesia lah kita dipersatukan.
Perkembangan zaman dan derasnya arus informasi membawa manusia ke
berbagai daerah dan tujuan, termasuk luar negeri. Orang-orang Indonesia yang
bergaul di luar sana sedikit banyak membawa bahasa dari luar dan
mengaplikasikannya dalam berbahasa Indonesia, sehingga kemudian muncullah
kata-kata baru yang bukan berasal dari Indonesia.
Hal-hal seperti ini lah yang perlu kita perhatikan, sehingga dengan adanya
pedoman penggunaan bahasa Indonesia, memunculkan aturan baku untuk
berbahasa Indonesia, yang menjadikan bahasa Indonesia bahasa yang kuat dan
diakui.
B. Saran
Kepada pembaca yang membaca tulisan ini, diharapkan dapat mengambil
ilmu dan pelajaran yang ada padanya, dan tentu saja dalam penulisan makalah ini,
masih saja banyak kesalahan dan kesilapan yang berasal dari penulis sendiri. Oleh
karena itu, penulis mengaharapkan kepada pembaca, dan dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia pada khususnya, untuk memberikan kritik dan saran atas
kesalahan dalam penulisan makalah ini, agar menjadi perbaikan bagi penulis
untuk selanjutnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Kuntarto, Niknik M. 2011. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir.


Jakarta : Mitra Wacana Media

Tim Pengemban Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa


Indonesia. Jakarta : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kemendikbud

Tim Penyusun. 2011. Pedoman Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan
Istilah. Jogjakarta : DIVA Press

id.m.wikipedia.org

25

Anda mungkin juga menyukai