.
Makalah
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Disusun oleh :
JURUSAN MANAJEMEN
Semoga semua usaha kita mendapat Ridha Allah swt, dan harapan Penulis
makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B.Rumusan Masalah.............................................................................................1
C.Tujuan...............................................................................................................1
BAB II..............................................................................................................................2
B.Penulisan Huruf................................................................................................2
C.Penulisan Kata................................................................................................12
BAB III..........................................................................................................................23
A. Kesimpulan.................................................................................................23
B.Saran...............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................24
ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah Pedoman Baku yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia, baik dalam penulisan maupun dalam pelafalan.
Pedoman yang baku dalam berbahasa Indonesia dirasa sangat perlu adanya,
mengingat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan bahasa yang mempunyai
khas masing-masing, sehingga dengan adanya pedoman baku dalam berbahasa,
akan menimbulkan keindahan dalam bahasa Indonesia.
Penggunaan Bahasa Indonesia sesuai kaidahnya merupakan keharusan
bagi warga dan penduduk Indonesia, agar bahasa yang fungsinya sebagai alat
pengirim informasi ini sampai pada tujuannya sesuai keinginan penyampainya.
Jangan sampai karena kesalahan dalam memahami informasi menjadikan masalah
di kemudian hari karena tidak memahami kaidah bahasa Indonesia. Selain itu,
kaidah Bahasa Indonesia ini juga fungsinya sebagai aturan dalam penulisan karya
ilmiah, sehingga akan ada keserasian dan kesamaan sistematika dalam penulisan
karya ilmiah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
Pembahasan
B. Penulisan Huruf
1. Huruf Abjad
2
Huruf
Nama Pengucapan
Kapital Nonkapital
A a a a
B b be bé
C c ce cé
D d de dé
E e e é
F f ef èf
G g ge gé
H h ha ha
I i i i
J j je jé
K k ka ka
L l el èl
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès
T t te té
U u u u
V v ve vé
W w we wé
X x eks èks
Y y ye yé
Z z zet zèt
2. Huruf Vokal
3
Keterangan:
* Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
3. Huruf Konsonan
4
s sampai asli tangkas
t tali mata rapat
v variasi lava molotov
w wanita hawa takraw
x* xenon - -
y yakin payung -
z zeni lazim juz
4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang di-
lambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
6. Huruf Kapital
Misalnya:
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Jenderal Kancil
5
Dewa Pedang
Alessandro Volta
André-Marie Ampère
Mujair
Rudolf Diesel
Catatan:
(1)Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama,
kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam Alquran
Allah
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri
rahmat.
5.
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama
orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
6
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Doktor Mohammad Hatta
Irwansyah, Magister Humaniora
Misalnya:
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan
huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggris
8.
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
7
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur na-ma peristiwa
sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama
tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerde-kaan bangsa
Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Jakarta Asia Tenggara
Pulau Miangas Amerika Serikat
Bukit Barisan Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng Danau Toba
Jalan Sulawesi Gunung Semeru
Ngarai Sianok Jazirah Arab
Selat Lombok Lembah Baliem
Catatan:
(1)Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis
dengan huruf kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis
tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat
dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam
kelompoknya.
8
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula
pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi
yang berbeda.
Contoh berikut bukan nama jenis.
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik
Yogyakarta, dan batik Madura.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga,
badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari,
dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang
Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil
Presiden serta Pejabat Lainnya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur
kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan
makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti
di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
9
K.H. kiai haji
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. datuk
R.A. raden ayu
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?”
“Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
“Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”
Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan pe-nyapaan atau
pengacuan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?
7. Huruf Miring
10
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan
8. Huruf Tebal
1.1.2 Masalah
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meng-ukur sikap bahasa
masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota besar terhadap
bahasa-bahasa yang ada di Indonesia.
C. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Misalnya:
2. Kata Turunan
1.a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
Misalnya:
2. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
12
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
menggarisbawahi penghancurleburan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi gabungan
kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
Catatan:
(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital,
tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu.
(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang
diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur-
unsurnya dimulai dengan huruf kapital.
(3) Jika ada kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan
dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis
serangkai.
13
Contoh: Tuhan Yang MahaKuasa menentukan arah kehidupan kita.
(4) Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap kedalam bahasa
Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti. Dapat digunakan sebagai bentuk
dasar.
(5) Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai
dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti
oleh bentuk berimbuhan.
3. Bentuk Ulang
Misalnya:
Catatan:
(2) Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektiva ditulis
dengan mengulang unsur pertama atau unsur keduanya dengan makna yang
berbeda.
orang besar-besar
14
Misalnya: kekanak-kanakan memata-matai perundang-
undangan
Catatan:
Contoh:
Bajunya ke-merah2-an
4. Gabungan Kata
1. Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
5. Suku Kata
adakalanya daripada perilaku
Misalnya:
Misalnya:
c. Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua buah huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum
huruf konsonan itu.
Misalnya:
d. Jika di tengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan iyu.
Misalnya:
e. Jika di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-
masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf
konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
Catatan:
16
dipenggal
Contoh: bang-krut
Catatan:
(4) Pemenggalan tidak dilakukan pada suku kata yang terdiri atas satu
vokal.
3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur
itu. Tiap-tiap unsur gabungan itu untuk dipenggal seperti pada kata dasar.
Foto-grafi fo-to-gra-fi
4. Nama orang, badan hukum, atau nama dirilain yang terdiriatas dua unsur atau
lebih dipenggal pada akhir baris di antara unsur-unsurnya (tanpa tanda pisah).
Unsur nama yang berupa singkatan tidak dipisahkan.
7. Partikel
1. partikel -lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya :
Bacalah buku itu baik – baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Apatah gunanya bersedih hati?
3. Partikel per yang berarti ‘ demi ‘, tiap, atau ‘ mulai ‘ ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya .
Misalnya :
Mereka masuk keruangan satu per satu
Harga kain itu Rp50.000,00 per helai
18
awal kata ditulis dengan huruf capital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
Bangsa
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
PBB Persarikatan Bangsa –
SD Sekolah Dasar
c) 1. Singkatan kata yang berpura gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
Jml. jumlah
Kpd. Kepada
Tgl. Tanggal
catatan :
singkatan itu dapat digunakan untuk keperluan khusus
seperti dalam pembuatan catatan rapat dan kuliah.
d) Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf ( lazimnya digunakan
dalam surat menyurat ) masing masing diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
a.n atas nama
d.a dengan alamat
u.b untuk beliau
u.p untuk perhatian
2) Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai
sebuah kata.
a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur – unsur nama
diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya :
19
Indonesia LIPI Lembaga ilmu pengetahuan
20
b) Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis
dengan huruf awal kapital .
Misalnya :
Bulog Badan Urusan Logistik
Kawani Kongres Wanita Indonesia
c) Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih
ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya :
pemilu pemilihan umum
iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
rapin rapat pimpinan
2. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf jika lebih dari dua kata,
susunan kaliamat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengn huruf
itu tidak ada pada awal kalaimat.
Misalnya :
Limah puluh siswa kelas 6 lulus ujian
Panitia mengundang 250 orang pesta
3. Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya
lebih mudah dibaca.
Misalnya :
Perusahaan itu baru dapat pinjaman 550 miliar rupiah.
Dia mendapatkan bantuan Rp250 juta untuk
mengembangkan usahanya.
4. Angka digunakan untk menyatakan (a) ukuran panjang, (b) satuan waktu,
(c)nilai uang , dan (d) jumlah
Misalnya :
0,5 sentimeter tahun 1989
5 kilogram 17 agustus 1945
21
4 meter persegi 1 jam 20 menit
10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka huruf sekaligus dalam teks.
Misalnya :
Di lemari tersimpan 805 buku dan majalah. Kantor kami
mempunyai dua puluh orang pegawai. Rumah itu dijual dengan
harga Rp. 125.000. 000,00.
11. Jika bilangan dilambangkan angka dan huruf penulisannya harus tepat.
Misalnya ;
Bukti pembelian barang seharga Rp.5.000.000,00(lima juta
rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan pertanggung
jawaban.
22
10. Kata Ganti ku-, kau-, -ku,-mu, dan –nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata mengikutinya; -ku, -
mu, -nya,ditulis serangkai yang mendahuluinya.
Misalnya :
Buku ini boleh kau baca.
Bukuku, bukumu,dan bukunya tersimpan diperpustakaan.
23
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
Sebagai warga Negara yang baik dan mencintai negara, seharusnya kita
menjunjung tinggi bahasa persatuan kita, Bahasa Indonesia. Kita bangga dengan
bahasa daerah, kita berusaha melestarikan bahasa daerah, tapi dengan bahasa
Indonesia lah kita dipersatukan.
Perkembangan zaman dan derasnya arus informasi membawa manusia ke
berbagai daerah dan tujuan, termasuk luar negeri. Orang-orang Indonesia yang
bergaul di luar sana sedikit banyak membawa bahasa dari luar dan
mengaplikasikannya dalam berbahasa Indonesia, sehingga kemudian muncullah
kata-kata baru yang bukan berasal dari Indonesia.
Hal-hal seperti ini lah yang perlu kita perhatikan, sehingga dengan adanya
pedoman penggunaan bahasa Indonesia, memunculkan aturan baku untuk
berbahasa Indonesia, yang menjadikan bahasa Indonesia bahasa yang kuat dan
diakui.
B. Saran
Kepada pembaca yang membaca tulisan ini, diharapkan dapat mengambil
ilmu dan pelajaran yang ada padanya, dan tentu saja dalam penulisan makalah ini,
masih saja banyak kesalahan dan kesilapan yang berasal dari penulis sendiri. Oleh
karena itu, penulis mengaharapkan kepada pembaca, dan dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia pada khususnya, untuk memberikan kritik dan saran atas
kesalahan dalam penulisan makalah ini, agar menjadi perbaikan bagi penulis
untuk selanjutnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2011. Pedoman Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan
Istilah. Jogjakarta : DIVA Press
id.m.wikipedia.org
25