Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EJAAN BAHASA INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu :
Rizki Mulia, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

BAGAS SAPUTRA (12310812245)


IKE SYARINI (12310820508)
MAY SISI AGUSTALIA (12310820625)
NAILA MUTHI FATIHAH (12310824651)
NURSYELINI AWALIAH (12310824490)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas izin dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ejaan Bahasa Indonesia” tepat waktu.

Makalah “Ejaan Bahasa Indonesia” disusun guna memenuhi tugas Bapak Rizki
Mulia, M.Pd pada mata kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Ejaan Bahasa Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Rizki Mulia,M.Pd


selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 13 September 2023

Tim Penulis
Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1

C. Batasan Masalah............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 2

A. Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia................................................................ 2

B. Penulisan Huruf.............................................................................................. 2

C. Penulisan Kata................................................................................................ 9

BAB III PENUTUP........................................................................................... 15

A. Kesimpulan..................................................................................................... 15

B. Saran............................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari sering sekali kita mendengar dan menjumpai orang-
orang yang sulit mengungkapkan apa yang ada di dalam fikirannya. Kita pun juga sering
menjumpai banyak orang-orang yang boros pemakaian sebuah kata, namun tidak
memiliki makna yang begitu berarti. Oleh karena itu agar kita tidak seperti dua hal
tersebut maka kita harus mengetahui penting nya peranan kata dalam kehidupan sehari-
hari.
Sebuah kata mengandung makna bahwa sebuah kata mengungkapkan gagasan.kata
adalah alat untuk menyampaikan gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain.
Semakin banyak kata yang kita kuasai semakin banyak juga ide atau gagasan yang kita
kuasai dan sanggup kita ungkapkan.
Manusia berkomunikasi lewat bahasa, agar saling memahami antara pembicara dan
pendengar maka pemilihan suatu kata yang tepat adalah satu faktor penentu dalam
komunikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian ejaan bahasa Indonesia?
2. Bagaimana penulisan huruf?
3. Bagaimana penulisan kata?

C. Tujuan
1. Memahami pengertian ejaan bahasa Indonesia.
2. Memahami penulisan huruf.
3. Memahami penulisan kata.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia


Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
bagaimana antar hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan
penggambungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan
ialah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca (Arifin, 2008: 164).
Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan
oleh seseorang ditulis dengan perantara lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi.
Ejaan yang Disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak
tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan
Soewandi. Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak 1972 sampai saat ini ialah Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau dikenal dengan singkatan EYD.
Ejaan Bahasa Indonesia (disingkat EBI) adalah ejaan bahasa Indonesia yang
berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan yang Disempurnakan.
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggambungan
dalam suatu bahasa), secara teknis yakni dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf,
penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Adanya hal-hal tersebut yang ada dalam bahasa
Indonesia, maka kita selalu berusaha untuk menyempurnakan ejaan-ejaan yang kita pakai.
Ini tampak jelas dari perkembangan ejaan bahasa Indonesia yang pernah kita pakai, yaitu
dari sebelum tahun 1947 maupun sesudah tahun 1972.

B. Penulisan Huruf
1. Huruf Abjad
Huruf dalam abjad Bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf berikut.

Huruf
Nama Pengucapan
Kapital Nonkapital
A a a a
B b be bé
C c ce cé
D d de dé

2
E e e é
F f ef èf
G g ge gé
H h ha ha
I i i i
J j je jé
K k ka ka
L l el èl
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès
T t te té
U u u u
V v ve vé
W w we wé
X x eks èks
Y y ye yé
Z z zet zèt

2. Huruf Vokal
Vokal dalam Bahasa Indonesia dilambangkan menjadi 5 huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata


Vokal Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
a api padi lusa
e* enak petak sore
i ember pendek -
o emas kena tipe
u itu simpan murni
oleh kota radio
ulang bumi ibu

Keterangan :
*) Untuk membedakan pengucapan, pada huruf e pepet dapat diberikan tanda diakritik
(é) yang dilafalkan [e].
Misalnya : Anak-anak bermain di teras.
Upacara itu dihadiri pejabat teras [teras] Bank Indonesia.

3. Huruf Konsonan
Konsonan dalam Bahasa Indonesia dilambangkan menjadi 21 huruf, yaitu b, c,
d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y,dan z.

3
4. Gabungan Huruf Vokal
a. Monoftong
Monoftong dalam Bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf
vokal eu.
b. Diftong
Diftong dalam Bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf
vokal ai, au, ei, dan oi.

5. Gabungan Huruf Konsonan


Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy melambangkan satu bunyi
konsonan.

6. Huruf Kapital
a. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya : Kita harus bekerja keras.
Tolong ambilkan buku itu!

b. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Misalnya : Amir Hamzah
Jenderal Kancil

c. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya : 5 ampere
15 watt

d. Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori,hukum dan
rumus.
Misalnya: teori Darwin
Rumus Phytagoras
e. Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata yang
bermakna’anak dari’, seperti bin, binti, boru,dan van, kecuali dituliskan sebagai
awal nama atau huruf pertama kata tugas dari.
4
Misalnya: Fatima binti Salim

f. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung.


Misalnya: Ibu berpesan,” Berhati-hatilah,Nak!”

g. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam hal tertentu yang berkaitan
dengan nama agama,kitab, suci,dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti
Tuhan serta singkatan nama Tuhan.
Misalnya: Al-Qur’an
Alkitab
Buddha

h. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
kebangsawanan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang
dan gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya: Mahaputra Yamin
Teuku Umar

i. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang
digunakan sebagai sapaan.
Misalnya: Selamat datang, Yang Mulia

j. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti nama orang,nama
instansi, atau nama tempat.
Misalnya : Perdana Menteri Nehru

k. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama seperti pada nama bangsa, suku,
bahasa, dan akasara.
Misalnya : suku Dani

l. Huruf kapital tidak digunakan pada nama bangsa suku, bahasa, dan aksara yang
berupa bentuk dasar kata turunan.
5
Misalnya : kesunda-sundaan

m. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama seperti pada nama tahun, bulan, hari,
dan hari besar atau hari raya.
Misalnya : hari Lebaran

n. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya : Perang Dunia

o. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.


Misalnya : Benua Asia

p. Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama ditulis
dengan huruf non kapital.
Misalnya : kami memperingati proklamasi kemerdekaan setiap tahun

q. Huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti nama diri ditulis dengan huruf
non kapital.
Misalnya : mandi di sungai

r. Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis ditulis
dengan huruf non kapital.
Misalnya : jeruk bali (Curus maxima)

s. Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan asal daerah.
Misalnya : kopi Gayo

t. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur
bentuk ulang utuh) seperti pada nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali kata tugas.
Misalnya : Bosnia dan Herzegovina

6
u. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur bentuk
ulang utuh) di dalam judul buku, karangan, artikel, makalah, serta nama media
masa, kecuali kata tugas yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya : Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Rumah.

v. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar dan
nama pangkat,
Misalnya : S.E. : sarjana ekonomi

w. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan


kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, dan adik serta kata atau ungkapan lain
(termasuk unsur bentuk ulang utuh) yang digunakan sebagai sapaan.
Misalnya : “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.

7. Huruf Miring
a. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.

Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan
Abdoel Moeis. Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan
semangat kebangsaan. Berita itu muncul dalam surat kabar
Cakrawala.

Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat


Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

b. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,


bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.

Dia tidak diantar, tetapi mengantar.

7
Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.

Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan

c. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam


bahasa daerah atau bahasa asing.

Misalnya:
Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian
wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia
mangostana. Weltanschauung bermakna ‘pandangan
dunia’.

Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan


Negara Indonesia.

Catatan:
i. Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau orga-nisasi, dalam
bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf
miring.
ii. Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer),
bagian yang akan dicetak miring ditan-dai dengan garis bawah.
iii. Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang
dikutip secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis
dengan huruf miring.

8. Huruf Tebal
a. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa
Indonesia.
Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.

8
b. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti
judul buku, bab, atau subbab.
Misalnya :

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa


standar dan nonstandar, ratusan bahasa dae-rah,dan ditambah
beberapa bahasa asing, membutuhkan penanganan yang tepat dalam
perencanaan baha- sa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah
akan diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut.
1.1.1 Latar Belakang

Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya


sikap yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di
Indonesia, yaitu (1) sangat bangga terhadap bahasa asing, (2) sangat
bangga terhadap bahasa daerah, dan (3) sangat bangga terhadap
bahasa In- donesia.

C. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Buku itu sangat menarik.
Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu.
2. Kata Turunan
a. 1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya.
Misalnya:
berjalan kemauan menengok
dipermainkan lukisan gemetar

9
2) Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada
bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa indonesia.
Misalnya:
Mem-PHK-kan di-upgrade me-recall

b. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
Bertepuk tangan garis bawahi
Menganak sungai sebar luaskan

c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
dilipatgandakan menyebarluaskan pertanggungjawaban
menggarisbawahi penghancurleburan

d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
mahasiswa pascasarjana paripurna
mancanegara swadaya poligami

Catatan:
1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital,
tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu.
Contohnya: non-Indonesia pan-Afrikanisme pro-Barat

2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang
diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur-
unsurnya dimulai dengan huruf kapital.
Contohnya: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih.

10
3) Jika ada kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan
dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis
serangkai.
Contoh: Tuhan Yang MahaKuasa menentukan arah kehidupan kita.
4) Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap kedalam bahasa
Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti. Dapat digunakan sebagai
bentuk dasar.
Contoh: Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap kejahatan.

5) Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai


dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika
diikuti oleh bentuk berimbuhan.
Contoh: tak terpisahkan tak bersuara

3. Bentuk Ulang
a. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-
unsurnya.
Misalnya: anak-anak mata-mata terus-menerus lauk-pauk

b. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang.


Misalnya: kekanak-kanakan memata-matai perundang- undangan

4. Gabungan Kata
a. Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis
terpisah.
Misalnya:
Duta besar kambing hitam simpang empat

b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis


dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk
menegaskan pertalian usur yang bersangkutan.
Misalnya:

11
anak-istri Ali anak istri-Ali

c. Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.


Misalnya: adakalanya daripada perilaku

5. Suku Kata
a. Pemenggalan kata pada dasar dilakukan sebagai berikut.

1) Jika di tengah kata ada huruf vokal yang berurutan,


pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya : bu-ah ma-in ni-at sa-at

2) Huruf diftong ai, au dan oi tidak


dipenggal.
Misalnya: Pan-da au-la sau-da-ra
3) Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua buah huruf vokal, pemenggalannya dilakukan
sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya: Ba-pak la-wan de-ngan

4) Jika di tengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang


berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf
konsonan iyu.
Misalnya: Ap-ril cap-lok makh-luk man-di

5) Jika di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih yang
masing- masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan
di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya: ul-tra in-fra ben-trok in-stru-men
Catatan:
i. Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi
tidak dipenggal. Contoh: bang-krut

ii. Pemenggalan kata tidak boleh menyebabkan munculnya satu


12
huruf (vokal) di awal atau akhir baris.

b. Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau partikel dilakukan di


antara bentuk dasar dan imbuhan atau partikel itu
Misalnya: ber-jalan mem-bantu di-ambil

c. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu
unsurnya dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya
dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap-tiap unsur gabungan itu untuk
dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya: bio-grafi bi-o-gra-fi

d. Nama orang, badan hukum, atau nama dirilain yang terdiriatas dua
unsur atau lebih dipenggal pada akhir baris di antara unsur-unsurnya
(tanpa tanda pisah). Unsur nama yang berupa singkatan tidak
dipisahkan.

6. Kata Depan di, ke, dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis berpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali didalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu
kata, seperti kepada dan daripada .
Misalnya:
Bermalam sajalah di sini
Di mana dia sekarang

7. Partikel
a. Partikel -lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya :
Bacalah buku itu baik – baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Apatah gunanya bersedih hati?

13
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata mendahuluinya
Misalnya :
Apa pun permasalahannya , dia dapat
mengatasinya dengan bijaksana.
Hendak pulang tengah malam pun sudah
ada kendaraanya.

Catatan : partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu


ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinnya.
Misalnya :
Adapun sebab – sebabnya belum diketauhi .
Bagaimanapun juga,tugas itu akan diselesaikan juga

c. Partikel per yang berarti ‘ demi ‘, tiap, atau ‘ mulai ‘ ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya .
Misalnya :Mereka masuk keruangan satu per satu
Harga kain itu Rp50.000,00 per helai

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai warga Negara yang baik dan mencintai negara, seharusnya kita
menjunjung tinggi bahasa persatuan kita, Bahasa Indonesia. Kita bangga dengan bahasa
daerah, kita berusaha melestarikan bahasa daerah, tapi dengan bahasa Indonesia lah kita
dipersatukan.
Perkembangan zaman dan derasnya arus informasi membawa manusia ke
berbagai daerah dan tujuan, termasuk luar negeri. Orang-orang Indonesia yang bergaul di
luar sana sedikit banyak membawa bahasa dari luar dan mengaplikasikannya dalam
berbahasa Indonesia, sehingga kemudian muncullah kata-kata baru yang bukan berasal
dari Indonesia.
Hal-hal seperti ini lah yang perlu kita perhatikan, sehingga dengan adanya
pedoman penggunaan bahasa Indonesia, memunculkan aturan baku untuk berbahasa
Indonesia, yang menjadikan bahasa Indonesia bahasa yang kuat dan diakui.

B. Saran
Kepada pembaca yang membaca tulisan ini, diharapkan dapat mengambil ilmu
dan pelajaran yang ada padanya, dan tentu saja dalam penulisan makalah ini, masih saja
banyak kesalahan dan kesilapan yang berasal dari penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kepada pembaca, dan dosen mata kuliah Bahasa Indonesia pada
khususnya, untuk memberikan kritik dan saran atas kesalahan dalam penulisan makalah
ini, agar menjadi perbaikan bagi penulis untuk selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengembangan Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Kuntarto, Niknik M. 2011. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir.


Jakarta : Mitra Wacana Media

Tim Penyusun. 2011. Pedoman Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan Istilah.
Jogjakarta : DIVA Press

16

Anda mungkin juga menyukai