Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BAHASA INDONESIA

EJAAN BAHASA INDONESIA

(PENGERTIAN EJAAN, PELAFALAN HURUF, PEMAKAIAN HURUF, PENULISAN HURUF,


PEMISAHAN SUKU KATA, PENULISAN KATA, PARTIKEL, DAN ANGKA BILANGAN)

Dosen Pembimbing : Bapak Welly Firdaus, M.Pd

Disusun oleh :

As Silmi Kaffah
Isfi Alawiyah
Mar’atun Nabilah
Sayidatus Syukriyah

STIT MASKUMAMBANG GRESIK


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun jauh dari
kesempurnaan.

Pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah pembelajaran
dalam menimbah ilmu utamanya dalam pelajaran bahasa Indonesia terkhusus pada pelafalan,
pemakaian huruf, pemisahan suku kata, penulisan huruf, kata, partikel, dan angka bilangan.

Pada kesempatan ini kami membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang
berguna untuk perbaikan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dalam proses pembelajaran utamanya dalam penggunaan ejaan bahasa Indonesia
yang benar.

Gresik, 23 September 2020

Tim penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................

A. Latar Belakang ....................................................................


B. Rumusan Masalah .................................................................
C. Tujuan Penulisan ...............................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................

A. Pengertian Ejaan ..................................................................


B. Pelafalan Huruf ....................................................................
C. Pemakaian Huruf ..................................................................
D. Penulisan Huruf ...................................................................
E. Pemisahan Suku Kata .........................................................
F. Penulisan Kata ......................................................................
G. Partikel ..................................................................................
H. Angka Bilangan .....................................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain digunakan
sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tulisan. Di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi
demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan
memahami informasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, maka disinilah peran
aturan baju tersebut digunakan. Dan dalam hal ini kita selaku warga negara Indonesia
yang baik, hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia
yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan sub materi
dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memiliki peran yang cukup besar dalam
mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat
disampaikan dan dipahami secara terarah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ejaan?
2. Bagaimana penulisan kata yang baik dan benar?
3. Bagaimana menggunakan tanda baca yang baik dan tepat?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian ejaan
2. Untuk mengetahui cara penulisan yang baik dan benar
3. Untuk mengetahui cara penggunaan tanda baca yang benar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ejaan
Menurut KBBI (1993:250) ejaan ialah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-
bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca. Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa
ejaan adalah seperangkat kaidah tulis-menulis yang meliputi kaidah penulisan huruf,
kata dan tanda baca.
B. Pelafalan Huruf
Salah satu hal yang diatur dalam ejaan ialah cara pelafalan atau cara pengucapan
dalam bahasa Indonesia. Pada akhir-akhir ini sering kita dengar orang melafalkan
bunyi bahasa Indonesia dengan keraguan. Keraguan yang dimaksud ialah
ketidakteraturan pengguna bahasa indonesia dalam melafalkan huruf. Kesalahan
pelafalan dapat terjadi karena lambang (huruf) diucapkan tidak sesuai dengan bunyi
yang melambangkan huruf tersebut.
Perhatikan contoh berikut!
1) Teknik lafal yang salah : tehnik
Teknik lafal yang benar : teknik [ t e k n i k ]
2) Energi lafal yang salah : enerji
Energi lafal yang benar : energi [ e n e r g i ]
Masalah lain yang sering muncul dalam pelafalan ialah mengenai singkatan kata
dengan huruf. Perhatikan contoh berikut!
1) TV lafal yang salah [ ti vi ]
TV lafal yang benar [ te ve ]
2) MTQ lafal yang salah [ emtekyu ]
MTQ lafal yang benar [ em te ki ]
Kaidah pelafalan yang perlu dibicarakan di sini ialah pelafalan bunyi /h/. Pelafalan
bunyi /h/ ada aturannya dalam bahasa Indonesia. Bunyi /h/ yang terletak di antara du
vokal yang sama harus dilafalkan dengan jelas, seperti pada kata mahal, pohon, luhur.
Bunyi /h/ yang terletak di antar dua vokal yang berbeda dilafalkan dengan bunyi
lemah atau hampir tidak kedengaran, seperti pada kata tahun, lihat, pahit. Bunyi /h/
pada kata seperti itu umumnya dilafalkan dengan bunyi luncur /w/ atau /y/, yaitu
tawun, liyat, payit. Aturan ini tidak berlaku bagi kata-kata pungut karena lafal kata
pungut disesuaikan dengan lafal bahasa asalnya, seperti kata mahir, lahir, kohesi.

C. Pemakaian Huruf
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan menggunakan 26 huruf didalam
abjadnya, yaitu mulai dengan huruf /a/ sampai dengan huruf /z/. Beberapa huruf di
antaranya, yaitu huruf /f/, /v/, /x/, dan /z/, merupakan huruf serapan dan sekarang
huruf-huruf tersebut dipakai secara resmi di dalam bahasa Indonesia. Dengan
demikian, pemakaian huruf itu tetap dipertahankan dan jangan diganti dengan huruf
lain.
Contoh:
1) Fakta tidak boleh diganti dengan pakta
2) Aktif tidak boleh diganti dengan aktip
3) Valuta tidak boleh diganti dengan paluta
4) Pasif tidak boleh diganti dengan pasip
5) Ziarah tidak boleh diganti dengan jiarah, siarah
Meskipun huruf-huruf serapan sudah dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, harus
kita ingat ketentuan pemakaian huruf /q/ dan /x/. Huruf /q/ hanya dapat dipakai untuk
nama istilah khusus, sedangkan untuk istilah umum harus diganti dengan huruf /k/.
Demikian pula huruf /x/ dapat dipakai untuk lambang, seperti xenon, sinar x, x, + y.
Huruf /x/ apabila terdapat pada tengan kata dan akhir kata diganti dengan huruf gugus
konsonan /ks/.

Contoh:

1) Quran tetap ditulis Quran (nama)


2) Aquarium harus ditulis dengan akuarium
3) Quadrat harus ditulis dengan kuadrat
4) Taxi harus ditulis dengan taksi
5) Complex harus ditulis dengan kompleks
Huruf /k/ selain untuk melambangkan bunyi /k/, juga digunakan untuk melambangkan
bunyi huruf hamzah (glotal). Ternyata masih ada pengguna bahasa yang
menggunakan tanda ‘ain’ /’/ untuk bunyi hamzah (glotal) tersebut.

Contoh:
1) Ta’zim harus diganti dengan taksim
2) Ma’ruf harus diganti dengan makruf
3) Da’wah harus diganti dengan dakwah
4) Ma’mur harus diganti dengan makmur
D. Penulisan Huruf
1. Huruf Abjad

Huruf
Kapital Non Kapital Nama Pengucapan
A a a a
B b be bè
C c ce cè
D d de dè
E e e è
F f ef èf
G g ge gè
H h ha ha
I i i i
J j je jè
K k ka ka
L l el èl
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pè
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès
T t te tè
U u u u
V v ve vè
W w We wè
X x eks èks
Y y ye yè
Z z zet zèt

2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam Bahasa Indonesia terdiri atas 5
huruf,yaitu a,e,i,u, dan o.

Contoh Pemakaian dalam Kata


Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Huruf Vokal
A Api Padi Lusa
e* Enak Petak Sore
Ember Pendek -
Emas Kena Tipe
I Itu Simpan Murni
O Oleh Kota Radio
U Ulang Bumi Ibu

Keterangan:
Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
a). Diakritik (é) dilafalkan [e].
Misalnya: Anak-anak bermain di teras (téras).
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).

b). Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].


Misalnya: Kami menonton film seri (sèri).
Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.
c). Diakritik (ê) dilafalkan [ə].
Misalnya: Pertandingan itu berakhir seri (sêri).
Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia.

3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21
huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Konsonan
B bahasa sebut adab
C cakap kaca _
D Dua ada abad
F Fakir kafan maaf
G Guna tiga gudeg
H Hari saham tuah
J Jalan manja mikraj
K kami paksa politik
L lekas alas akal
M maka kami diam
N nama tanah daun
P pasang apa siap
q* qariah iqra _
R Raih bara putar
S sampai asli tangkas
T Tali mata rapat
V variasi lava molotov
W wanita hawa takraw
x* xenon _ _
Y yakin payung _
Z Zeni lazim juz

Keterangan:

Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu. Huruf x
pada posisi awal kata diucapkan [s].

4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang di- lambangkan
dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
5. Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan
satu bunyi konsonan.
6. Huruf Kapital
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh : Dia membaca buku
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,
termasuk julukan.
Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika Halim.
c. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh : Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama,
kitab suci, dan tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk tuhan.
Contoh : Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang benar.
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama
orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang
Contoh: Agung Pernama, Sarjana Hukum
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama ins-tansi, atau nama tempat.
Contoh: Wakil Presiden Adam Malik
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
Contoh: bangsa Indonesia
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
dan hari besar atau hari raya.
Contoh: tahun Hijriah
bulan Agustus
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
Contoh: Jakarta, Dataran Tinggi, Asia Tenggara
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga,
badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti, di, ke,
dari, dan, yang, dan untuk.
Contoh: Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk
unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan
makalah serta majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas seperti, di,
ke, dan, dari, yang, dan untuk.
Contoh: Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, atau sapaan.
Contoh:

S.H Sarjana hukum


.

Dt. Datuk

Dr. Doktor

m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan


kekerabatan, seperti, bapak, ibu, kakak, adik, dan paman serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.

Contoh: “Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak”

7. Huruf Miring
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah,
atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam
daftar pustaka.
Contoh: Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel
Moeis.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau menkhususkan huruf,
bagian kata, kata atau kelompok kata dalam kalimat.
Contoh: Dia tidak diantar, tetapi mengantar
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam
bahasa daerah atau bahasa asing.
Contoh: Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara
Indonesia.
8. Huruf Tebal
1) Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah
ditulis miring
Contoh: Huruf dh,seperti pada kata ramadhan, tidak terdapat dalam
Ejaan Bahasa Indonesia.
2) Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan,
seperti judul buku, bab, atau subbab.
Contoh:
1.1 Latar Belakang dan Masalah.

E. Pemisahan Suku Kata


Suku kata merupakan bagian kata, cara mudah menentukan suku kata yaitu dengan
memperhatikan pengucapan.
1. Pemenggalan kata yang mengandung sebuah huruf konsonan dilakukan sebelum
huruf konsonan tersebut.
Contoh :
a. Kabar > ka-bar
b. Sopan > so-pan
c. Makan > ma-kan
2. Pemenggalan kata yang mengandung sebuah huruf-huruf vokal yang berurutan
ditengah nya dilakukan diantara kedua huruf vokal tersebut.
Contoh :
a. Buah > bu-ah
b. Ideal > i-de-al
c. Kuota > ku-o-ta
3. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf
konsonan itu.
Contoh:
1. Ba-pak
2. La-wan
3. De-ngan
4. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Contoh :
a. Ap-ril
b. Cap-lok
c. Makh-luk
5. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-
masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf
konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Contoh:
a. Ul-tra
b. In-fra
c. Ben-trok
d. In-stru-men
6. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan
unsur pembentuknya.
Contoh:
a. Ber-jalan
b. Mem-pertanggungjawabkan
c. Mem-bantu
7. Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.
Contoh:
a. Ge-lem-bung
b. Ge-mu-ruh
c. Ge-ri-gi

8. Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir
baris tidak dilakukan.
Contoh:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan ….
Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau mengambil makanan itu.
9. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur
itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Contoh :
a. Bio-grafi
b. Bio-data
c. Bi-o-da-ta

F. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya :
Kantor pajak penuh sesak.
2. Kata Berimbuhan
a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan
akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya :
berjalan
berkelanjutan
b) Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya :
adibusana
infrastruktur
c) Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-
unsurnya.
Misalnya :
Anak-anak
d) Gabungan Kata
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, ditulis terpisah.
Misalnya :
Duta besar
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah satu pengertian ditulis
dengan membubuhkan tnda hubung (-) diantara unsur-unsurnya.
Misalnya :
anak-istri pejabat
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika
mendapat awalan atau akhiran.
Misalnya :
bertepuk tangan
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhirn sekaligus ditulis
serangkai.
Misalnya :
dilipatgandakan
5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Misalnya :
Kasatmata
G. Partikel

1. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
Hendak pulang tengah malam pun sudah ada kendaraan.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Jika Ayah membaca di teras, Adik pun membaca di tempat itu.
Catatan:
Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Adapun sebab sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga, tugas itu akan diselesaikannya.
Baik laki laki maupun perempuan ikut berdemonstrasi.
Sekalipun belum selesai, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
Walaupun sederhana, rumah itu tampak asri.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00per helai.
H. Angka Bilangan

Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.

Contoh:

Angka Arab 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, dll.


Romawi

1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan
seperti dalam perincian.
Contoh: Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
2. a). Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Contoh: tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
b) Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya di ubah.
Contoh: Panitia mengundang 250 orang peserta.
3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian
dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.
Contoh: Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk
mengembangkan usahanya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Ejaan Bahasa Indonesia (disingkat EBI) adalah ejaan bahasa Indonesia yang
berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan yang
Disempurnakan. Ejaan merupakan tata cara penulisan huruf, kata, dan kalimat
sesuai dengan standardisasi yang telh disepakati dalam kaedah Bahasa
Indonesia.
b. Ejaan bahasa Indonesia yaitu pemakaian Huruf Abjad yang dipakai dalam
bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf, yaitu : 21 huruf konsonan dan 5 huruf
vokal. Semua huruf dapat digunakan secara umum dalam kata, kecuali huruf q
dan x. Keduanya khusus diperlukan untukk nama dan keperluan ilmu.
B. Saran
Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, khususnya dalam bahasa tulis. Dengan adanya
penjabaran tentang pemaikaian Ejaan Bahasa Indonesia diharapkan para pembaca
dapat memahami dan menerapkan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia dalam
pembuatan suatu karya tulis.
Dengan rendah hati, penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang menunjang
kesempurnaan makalah ini dari setiap pembaca.
Dan atas partisipasinya, penulis mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia. 2017. Pedoman Umum


Ejaan Bahasa Indonesia. Surabaya:Palito Media.

Rumaningsih, Endang. 2006. Mahir Bahasa Indonesia. Semarang:Rasail.

Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia.http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PUEBI
.pdf (diakses pada 22 September 2020, pukul 09.00)

Anda mungkin juga menyukai