Anda di halaman 1dari 15

PEMAKAIAN HURUF F

(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia)

DOSEN PENGAMPU:
NURKAIF, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
1. Nadia Eli Saputri (2286206084)
2. Nur Habibah D. (2286206050)
3. Silvia Permatasari (2286206036)
4. Tri Nurviana S.A. (2286206033)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA LAMPUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdullilah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia yang berjudul Pemakaian Huruf F
Dalam proses penulisan makalah ini kami banyak menemui kesulitan dalam
menjabarkan materi dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, namun kami menyadari
banyaknya kekurangan dalam menyajikannya. Oleh karena itu, kami sangat menghargai
bantuan dari segala pihak yang telah memberi bantuan baik berupa dukungan semangat dari
orang tua, buku-buku, serta bermacam-macam bahan penulisan sehingga makalah ini dapat
terwujud.
Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberi
bimbingan berupa materi, orang tua, dan juga teman-teman yang telah memberi saran, sehingga
kami dapat menyelesaikannya. Demi kesempurnaan makalah ini, kami mengharapkan saran
dan kritik dari teman-teman.
Dengan demikian, kakmi berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi pembaca. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Lampung Timur, 02 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Pemakaian Huruf .......................................................................................................... 2
1. Huruf Abjad................................................................................................................. 2
2. Huruf Vokal................................................................................................................. 3
3. Huruf Konsonan .......................................................................................................... 3
4. Huruf Diftong .............................................................................................................. 4
5. Gabungan Huruf Konsonan ......................................................................................... 4
6. Huruf Kapital............................................................................................................... 4
7. Huruf Miring ............................................................................................................... 8
8. Huruf Tebal ................................................................................................................. 9
B. Pemakaian Huruf F ...................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penguasaan bahasa Indonesia merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
masyarakat Indonesia termasuk siswa sekolah dasar. dalam pendidikan dan Bahasa
Indonesia merupakan mata pelajaran utama di sekolah dasar, sebuah pelajaran Bahasa
Indonesia diajarkan kepada siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku yang disertakan
itu (kurikulum sekolah dasar) mencantumkan beberapa tujuan pembelajaran. Pada
Tujuan utamanya adalah agar siswa mengetahui dan berbicara bahasa Indonesia dengan
baik langsung setelah mengalami proses belajar mengajar di sekolah. Kemampuan
bahasa ini tidak hanya mencakup satu aspek saja tetapi meliputi kemampuan membaca,
menulis, menyimak (mendengar) dan berbicara. Dalam proses akuisisi dan penggunaan
Keterampilan bahasa terkait. Bahasa tulis mengandung beberapa unsur bahasa, salah
satunya berkaitan dengan ejaan yang melibatkan huruf yang berbeda. kata lain dan
tanda baca lainnya. Ada beberapa hal yang sangat layak disebutkan berbagai topik yang
dibahas dalam artikel ini. Hal-hal ini Menggunakan huruf dan penulisan kata dalam
bahasa Indonesia menurut Ejaan Yang Sempurna.1
Bahasa tulis mencakup sejumlah unsur-unsur bahasa, salah satunya adalah
mengenai ejaan yang mencakup macam-macam huruf, berbagai kata, dan aneka tanda
baca. Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang
akan dibahas dalam bab ini. Hal-hal yang dimaksud adalah pemakaian huruf,
pemakaian huruf khususnya huruf f.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemakaian huruf pada penulisan Bahasa Indonesia tulis?
2. Bagaimana pemakaian huruf f pada penulisan Bahasa Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf pada penulisan Bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf f pada penulisan Bahasa Indonesia

1 Kushartanti Dkk, Pesona Bahasa (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005).

1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemakaian Huruf
1. Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf berikut.

Huruf
Nama Pengucapan
Kapital Nonkapital
A a a a
B b be bé
C c ce cé
D d de dé
E e e é
F f ef èf
G g ge gé
H h ha ha
I i i i
J j je jé
K k ka ka
L l el èl
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès
T t te té
U u u u
V v ve vé
W w we wé
X x eks èks
Y y ye yé
Z z zet zèt

2
2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima huruf,
yaitu a, e, i, o, dan u.

Misalnya Pemakaian dalam Kata


Huruf
Vokal Posisi
Posisi Awal Posisi Akhir
Tengah
a api enak padi lusa sore
e* ember petak - tipe
emas pendek murni
itu oleh kena radio ibu
i ulang simpan
ou kota bumi

3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf,
yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

Misalnya Pemakaian dalam Kata


Huruf
Konsonan Posisi
Posisi Awal Posisi Akhir
Tengah
b bahasa sebut adab
c cakap dua kaca ada -
df fakir kafan abad
g guna hari tiga maaf
hj jalan saham gudeg
kl kami manja tuah
m lekas maka paksa mikraj
np nama alas politik
q* pasang kami akal diam
r qariah raih tanah daun siap
st sampai apa iqra -
v tali variasi bara putar tangkas
w wanita asli rapat molotov
x* xenon mata lava takraw
y yakin zeni hawa -
z - -
payung juz
lazim

Keterangan:
* Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu. Huruf x
pada posisi awal kata diucapkan [s].

3
4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan
gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

Misalnya Pemakaian dalam Kata


Huruf
Diftong Posisi Posisi
Posisi Awal
Tengah Akhir
ai - balairung pandai
au autodidak taufik harimau
ei eigendom geiser survei
oi - boikot amboi

5. Gabungan Huruf Konsonan


Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu
bunyi konsonan.

Gabungan Misalnya Pemakaian dalam Kata


Huruf Posisi Posisi
Konsonan Posisi Awal
Tengah Akhir
kh khusus akhir bangun tarikh
ng ngarai nyata banyak senang
ny syarat musyawarah -
sy arasy

6. Huruf Kapital
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya:
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Misalnya:
Ahmad Ekiyanda
Dewa Pedang
Catatan:

4
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan
nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
10 ampere
10 volt
Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang
bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama
kata tugas. Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
Charles Adriaan van Ophuijsen
Mutiara dari Selatan

c. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.


Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.
"Besok pagi," kata dia, "mereka akan berangkat."

d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab
suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam, Alquran,
Kristen, Alkitab
Hindu, Weda
Allah, Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.

e. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang.

5
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang
dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Selamat pagi, Dokter.
Mohon izin, Jenderal.

f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gubernur Papua Barat

g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa. Misalnya:
bangsa Indonesia
bahasa Bali
Catatan:

6
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata
turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.

h. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan
hari besar atau hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
3. HUruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

i. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama diri geografi.
Misalnya:
Jawa Barat, Bandar Lampung.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang
diikuti nama diri geografi.
Misalnya:
Danau Toba, Bukit Barisan
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri
geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.
Misalnya:
ukiran Jepara tari Melayu
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

7
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta
nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang,
dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
S.Pd. Sarjana pendidikan
Catatan:
Gelar akademi dan sebutan lulusan perguruan tinggi, termasuk singkatannya,
diatur secara khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 036/U/1993.
m. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan.
Dendi bertanya, "Itu apa, Bu?"
2. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan ataun penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu.
7. Huruf Miring
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan
surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
Catatan:
Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk
dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital

8
c. 1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan
yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
2. ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya
diperlakukan sebagai kata Indonesia.
Misalnya: Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.
8. Huruf Tebal
a. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian
bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan
lampiran. Misalnya:
Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian Bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan
Daftar, indeks, dan lampiran:
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
b.
Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan
sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
Misalnya:
kalah v 1 tidak menang ...2 kehilangan atau merugi...; 3 tidak lulus ...; 4 tidak
menyamai.
B. Pemakaian Huruf F
Huruf konsonan terdiri atas 21 huruf, yaitu: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s,
t, v, w, x, y, dan z. Huruf F termasuk dalam huruf konsonan. Pemakaian huruf /f/ dalam
kata aktif harus berubah menjadi /v/ dalam aktivitas. Apabila /f/ dan /v/ mewakili bunyi
yang sama, vitamin tidak ditulis fitamin.

Huruf /f/ dan /v/ dalam bahasa Indonesia merupakan perkara linguistik yang
sudah umum dibicarakan oleh para ahli. Pertama-tama, perlu kita ketahui terlebih
dahulu bahwa huruf /f/ dan /v/ bukanlah huruf yang murni berasal dari bahasa
Indonesia. Keduanya diserap dari bahasa asing. Dalam perjalanan kamus bahasa
Indonesia, kedua fonem tersebut telah dikonversi menjadi fonem /p/, seperti pada kata
pikir dari fikir, paham dari faham, pulpen dari vulpen, dan permak dari vermaak.

Memasukkan huruf /f/ ke dalam daftar fonem konsonan bahasa Indonesia.2


Huruf /f/ sebagai salah satu fonem konsonan dalam bahasa Indonesia. Konsonan ini
dinamakan konsonan frikatif labiodental atau konsonan geseran tak bersuara. Baik
Chaer maupun Moeliono dkk. menuliskan bahwa fonem /f/ dapat dilambangkan dengan
huruf <f> juga <v>. Sebaliknya, /v/ tidak dikategorikan sebagai salah satu fonem dalam
bahasa Indonesia.3

2Abdul Chaer, Fonologi Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 2013).


3Dkk Moeliono, Anton M., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, ed. Keempat (Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, 2017).

9
Perihal pengangkatan fonem /f/ menjadi fonem bahasa Indonesia, saya belum
menemukan alasannya. Dugaan saya, fonem ini begitu produktif dalam bahasa
Indonesia ketimbang fonem /v/. Sementara itu, pelambangan fonem /f/ dengan huruf
<v> adalah persoalan ortografi atau penulisan ejaan.

Mari kita coba jawab dua pertanyaan pada awal tulisan. Aktif berubah
menjadi aktivitas karena aktif diserap dari active, sedangkan aktivitas diserap dari
activity. Kedua kata tersebut diserap dari bentuk yang berbeda. Sementara
itu, fitamin jadi tidak berterima sebab kemungkinan kata vitamin diserap
dari vitamin (Inggris) atau vitamine (Belanda).

Konsonan F termasuk dalam konsonan lobiodental, yaitu konsonan yang


dihasilkan dengan mempertemukan gigi atas sebagai titik artikulasi dan bibir bawah
sebagai artikulator. Berdasarkan artikulasi konsonan F termasuk konsonan geser atau
frikatif, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan cara menggesekkan udara yang keluar
dari paru-paru. Berdasarkan posisi pita suara konsonan F termasuk konsonan tak
bersuara, yaitu konsonan yang terjadi jika udara yang keluar dari rongga ujaran tidak
menggetarkan suara. Berdasarkan jalan keluarnya udara konsonan F termasuk
Konsonan oral, yaitu konsonan yang terjadi jika udara keluar melalui rongga mulut.

10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemakaian huruf diantaranya mengenai huruf abjad, huruf vokal, huruf


konsona, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, pemenggalan kata, pemakaian huruf
kapital dan huruf miring.4

Huruf konsonan terdiri atas 21 huruf, yaitu: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s,


t, v, w, x, y, dan z. Huruf F termasuk dalam huruf konsonan. Konsonan F termasuk
dalam konsonan lobiodental, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan mempertemukan
gigi atas sebagai titik artikulasi dan bibir bawah sebagai artikulator. Berdasarkan
artikulasi konsonan F termasuk konsonan geser atau frikatif, yaitu konsonan yang
dihasilkan dengan cara menggesekkan udara yang keluar dari paru-paru. Berdasarkan
posisi pita suara konsonan F termasuk konsonan tak bersuara, yaitu konsonan yang
terjadi jika udara yang keluar dari rongga ujaran tidak menggetarkan suara.
Berdasarkan jalan keluarnya udara konsonan F termasuk Konsonan oral, yaitu
konsonan yang terjadi jika udara keluar melalui rongga mulut.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik,
harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat
dilakukan salah satunya dengan cara mempelajari makalah ini. Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita ke depannya.

4 Depdikbub, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan Dan Pedoman Umum Pembentukkan
Istilah (Jakarta: Departemen Pendidkan dan Kebudayaan., 1987).

11
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.


Depdikbub. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan Dan Pedoman
Umum Pembentukkan Istilah. Jakarta: Departemen Pendidkan dan Kebudayaan., 1987.
Kushartanti., dkk. Pesona Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Moeliono, Anton M., Dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edited by Keempat. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017.

12

Anda mungkin juga menyukai