Disusun Oleh:
KELOMPOK I
Nurfalaq (2022409015)
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
A. Sistem Tata Nilai.................................................................................................6
B. Kearifan Lokal......................................................................................................7
C. Tipe-Tipe Kearifan Lokal....................................................................................9
D. Fungsi Kearifan Lokal.......................................................................................10
E. Contoh-contoh nyata Kearifan Lokal..............................................................11
BAB III PENUTUP.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia.
Perubahan-perubahan yang terjadi bukan saja berhubungan dengan
lingkungan fisik, tetapi juga dengan budaya manusia. Hubungan erat
antara manusia dan lingkungan kehidupan fisiknya itulah yang melahirkan
budaya manusia. Budaya lahir karena kemampuan manusia mensiasati
lingkungan hidupnya agar tetap layak untuk ditinggali waktu demi waktu.
Kebudayaan dipandang sebagai manifestasi kehidupan setiap orang atau
kelompok orang yang selalu mengubah alam.
Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari 2 kata
yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan
wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka local
wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai,
pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh
kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.
Dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius. Local genius ini
merupakan istilah yang mula pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales.
Para antropolog membahas secara panjang lebar pengertian local genius
1
ini (Ayatrohaedi, 1986). Antara lain Haryati Soebadio mengatakan bahwa
local genius adalah juga cultural identity, identitas/kepribadian budaya
bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan
mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri
(Ayatrohaedi, 1986:18-19). Sementara Moendardjito (dalam Ayatrohaedi,
1986:40-41) mengatakan bahwa unsur budaya daerah potensial sebagai
local genius karena telah teruji kemampuannya untuk bertahan sampai
sekarang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem tata nilai?
2. Apa yang dimaksud dengan Kearifan lokal ?
3. Apa saja tipe kearifan lokal ?
4. Apa saja fungsi kearifan local ?
5. Apa saja contoh kearifan lokal yang ada di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan system tata nilai
2. Mengetahui apa itu kearifan lokal
3. Mengetahui tipe kearifan local
4. Mengetahui fungsi kearifan local
5. Mengetahui contoh kearifan lokal yang ada di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Kearifan Lokal
Menurut bahasa, keafiran lokal terdiri dari dua kata, yaitu kearifan dan
lokal. Di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kearifan artinya
bijaksana, sedangkan lokal artinya setempat. Dengan demikian pengertian
kearifan lokal menurut tinjauan bahasa merupakan gagasan-gagasan atau
nilai-nilai setempat atau (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,
bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya di
tempat tersebut.
4
adanya penyempurnaan arti dan saling mendukung, yang intinya adalah
memahami bakat dan potensi alam tempatnya hidup; dan diwujudkannya
sebagai tradisi.
5
Definisi kearifan lokal secara bebas dapat diartikan nilai-nilai budaya
yang baik yang ada di dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti, untuk
mengetahui suatu kearifan lokal di suatu wilayah maka kita harus bisa
memahami nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam wilayah
tersebut. Kalau mau jujur, sebenarnya nilai-nilai kearifan lokal ini sudah
diajarkan secara turun temurun oleh orang tua kita kepada kita selaku
anak-anaknya. Budaya gotong royong, saling menghormati dan tepa salira
merupakan contoh kecil dari kearifan lokal.
6
1. Kearifan lokal dalam hubungan dengan makanan: khusus
berhubungan dengan lingkungan setempat, dicocokkan dengan
iklim dan bahan makanan pokok setempat.
Contoh: Sasi laut di Maluku dan beberapa tempat lain sebagai
bagian dari kearifan lokal dengan tujuan agar sumber pangan
masyarakat dapat tetap terjaga
2. Kearifan lokal dalam hubungan dengan pengobatan: untuk
pencegahan dan pengobatan.
Contoh: Masing-masing daerah memiliki tanaman obat tradisional
dengan khasiat yang berbeda-beda.
3. Kearifan lokal dalam hubungan dengan sistem produksi: Tentu saja
berkaitan dengan sistem produksi lokal yang tradisional, sebagai
bagian upaya pemenuhan kebutuhan dan manajemen tenaga kerja.
Contoh: Subak di Bali; di Maluku ada Masohi untuk membuka lahan
pertanian, dll.
4. Kearifan lokal dalam hubungan dengan perumahan: disesuaikan
dengan iklim dan bahan baku yang tersedia di wilayah tersebut
Contoh: Rumah orang Eskimo; Rumah yang terbuat dari gaba-gaba
di Ambon, dll.
5. Kearifan lokal dalam hubungan dengan pakaian: disesuaikan
dengan iklim dan bahan baku yang tersedia di wilayah itu.
6. Kearifan lokal dalam hubungan sesama manusia: sistem
pengetahuan lokal sebagai hasil interaksi terus menerus yang
terbangun karena kebutuhan-kebutuhan di atas.
Contoh: Hubungan Pela di Maluku juga berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan pangan, perumahan, sistem produksi dan
lain sebagainya
7
2. Elemen perekat (aspek kohesif) lintas warga, lintas agama dan
kepercayaan.
3. Kearifan lokal tidak bersifat memaksa atau dari atas (top down),
tetapi sebuah unsur kultural yang ada dan hidup dalam
masyarakat. Karena itu, daya ikatnya lebih mengena dan bertahan.
4. Kearifan lokal memberikan warna kebersamaan bagi sebuah
komunitas.
5. Local wisdom akan mengubah pola pikir dan hubungan timbal balik
individu dan kelompok dengan meletakkannya di atas common
ground/ kebudayaan yang dimiliki.
6. Kearifan lokal dapat berfungsi mendorong terbangunnya
kebersamaan, apresiasi sekaligus sebagai sebuah mekanisme
bersama untuk menepis berbagai kemungkinan yang meredusir,
bahkan merusak, solidaritas komunal, yang dipercayai berasal dan
tumbuh di atas kesadaran bersama, dari sebuah komunitas
terintegrasi.
8
1. Tarian daerah dan pertunjukkan rakyat
a. Tari Sayyang Pattuqduq
Sayyang pattuqduq oleh masyarakat Mandar diselenggarakan
dalam kegiatan memperingati khataman AlQur’an (mappatammaq)
anak-anak,dan beberapa masyarakat merangkaikannya dalam
acarakhitanan (massunnaq), maulid Nabi (mammunuq),
perkawinan (tokaweng), atau memeriahkan acara syukuran.
Sayyang pattuqduq ditunggangi oleh gadis-gadis cantik dan anak
laki-laki yang telah khatam Al-Qurán diiringi dengan irama tabuhan
rebana sambal berkeliling kampung. Sementara itu, sekelompok
orang saling berbalas pantun dalam bahasa Mandar (kalindaqdaq)
di depan kuda menari tersebut.
9
Lopi Sandeq dari Mandar, Sulawesi Barat kembali dipilih untuk
mewakili Indonesia di ajang Tonnerres Les Spektakuler de Brest
Festival 2012 di Bretagne, Prancis.
2. Pertunjukkan dan kesusastraan
a. Pakkacaping
Masyarakat Mandar dalam kehidupan berkesenian terdapat sebuah
seni pertunjukkan yang disebut pakkacaping. Seni pertunjukkan ini
sering digunakan sebagai media mappadottong tinjaq (memenuhi
nazar) dalam berbagai upacara adat seperti khatam, khitan, dan
perkawinan. Kacaping adalah jenis alat musiknya yang dimainkan
dengan cara dipetik dan orang yang memainkannya biasa disebut
pakkacaping. Cerita yang dibawakan ini berurutan berupa paket
masala (agama), toloq (kisah), dan tedhe (sindiran) dibawakan
dengan menggunakan bahasa Mandar. Setiap paket menyajikan
cerita yang berbedabeda. Paket masaala memaparkan ajaran
agama Islam dalam bentuk teka-teki seperti contohnya
Ditirakkaqna Alang (terbukanya alam). Paket toloq menyajikan
cerita berupa kisah seseorang seperti contohnya toloqna I Hadara
Anna I toangguru Mattata (kisah antara Haddara dengan Mattata)
dan bertemakan sosial-kemasyarakatan. Paket tedhe tidak
mempunyai bentuk cerita baku, karena dibuat berdasarkan hasil
improvisasi penutur cerita pada saat pertunjukkan pakkacaping
digelar, dan biasanya selalu bertemakan percintaan.
b. Parrawana
Parrawana adalah jenis pertunjukan musik tradisional yang ada di
Mandar sejak masuknya Islam di Mandar, yang biasa ditampilkan
pada acara keagamaan seperti mengiringi peserta khataman baca
Al Qur’an dan juga mengiringi iringan pengantin. Parrawana tidak
hanya dimainkan oleh kelompok laki-laki tapi juga kelompok
perempuan yang disebut parrawana towaine. Syair-syair yang
dinyanyikan adalah lagu-lagu yang bernuansa agama baik dalam
konteks syar’i maupun dalam nuansa tasawuf yang dalam bahasa
10
Mandar biasa disebut dengan Masaala. Disamping sesekali
mengambil syair-syair dalam bait Barzanji.
c. Kalindaqdaq
Salah satu kesusastraan lokal yang ada di Indonesia adalah
kesusastraan dari Mandar (Provinsi Sulawesi Barat), yang oleh
masyarakat setempat menamainya Kalindaqdaq. Asal kata dari
Kalindaqdaq banyak versi, setelah islam diterima dan menjadi
agama orang Mandar, asal kataKalindaqdaq banyak dihubungkan
dengan bahasa Arab, seperti kata 1) Qaldan yang berarti memintal
(membuat kalindaqdaq) sama dengan kehati-hatian dalam
memintal benang, 2) Qillidun yang berarti gudang (yakni segudang
kata-kata), dan 3) Qiladah atau Qalaid yang berarti kalung
perhiasan perempuan (dimana rangkaian kata yang indah
menyerupai kalung perhiasan wanita yang indah). Namun yang
paling populer adalah berasal dari suku kata Kali (gali) dan Daqdaq
(dada). Jadi, secara bahasa, kalindaqdaq dapat diartikan “isi dada”
atau “ungkapan perasaan dan pikiran yang dinyatakan dalam
kalimatkalimat yang indah. Ada beberapa tema atau jenis
kalindaqdaq, antara lain Kalindaqdaq Masaala (agama),
Kalindaqdaq Tomawuweng (orang tua), Kalindaqdaq
Pettomuaneang (kesatria), Kalindaqdaq Naqibaine (gadis),
Kalindaqdaq Nanaqeke (anakanak), Kalindaqdaq Pepatudu
(nasihat), Kalindaqdaq Pangino (humor), Kalindaqdaq Paelle
(menyindir), Kalindaqdaq Sipomongeq (Romantisme atau
percintaan), dan Kalindaqdaq Pappakaingaq (kritik sosial).
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13