Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP PERKEMBANGAN SENI TARI ANAK USIA DINI


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keterampilan menari

Dosen Pengampu:
Revina Rizqiyani, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 1:

Dina Wati : 2101041003


Intan Octaviani : 2101040007
Nuril Aini : 2101040013

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya serta karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini tentu masih banyak kekurangannya. Maka dari itu,kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi menyempurnakan makalah ini. Demikian
yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan
pelajaran darimakalah ini.
Wassalamualaikum WarahmatullahiWabarakatuh

Metro, 12 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.1 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.2 Tujuan Penelitian...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pembelajaran Seni............................................................................................3
B. Pebelajaran Tari................................................................................................3-5
C. Pembelajaran Seni dalam Pendidikan Anak Usia Dini.....................................5-6
D. Desain Pembelajaran Tari.................................................................................6-8
BAB III PENUTUP..................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan anak usia dini (PAUD) akan memberikan kebutuhan bagi anak dari
segi fasilitas yang seimbang dengan anak dalam proses membantu pertumbuhan serta
perkembangan anak. Pendidikan anak usia dini dapat dikatakan dengan jenjang
pendidikan sebelum memasuki pendidikan dasar, anak akan memiliki kesiapan saat
memasuki jenjang pendidikan selanjutnya maka diperlukannya pemberian serta
rangsangan baik dari pertumbuhan anak maupun perkembangan jasmani dan rohaninya
sehingga dapat menjadikan anak berkembang sesuai dengan usianya. Pendidikan pada
anak usia dini mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menunjang stimulus
pertumbuhan dan perkembangan dengan optimal sesuai masa pertumbuhan dan masa
perkembangan anak. Ketika bercerita tentang pendidikan anak usia dini maka banyak
pemikiran yang akan tertuju ke dalam kegiatan yang dianggap mudah dan sederhana
seperti halnya bernyanyi, bermain, dan menari. Hal ini sangat wajar karena pada dasarnya
masa tersebut termasuk ke dalam masa bermain.
Pembelajaran yang dapat dilakukan anak dengan bermain salah satunya adalah
seni, di mana kegiatan seni termasuk ke dalam kemampuan anak yang harus
dikembangkan sehingga anak dapat mengekspresikan diri dengan apa yang dipikirkannya
5 Kegiatan seni yang dapat diberikan kepada anak yaitu kegiatan seni tari di mana dengan
adanya kegiatan seni tari dapat membantu aspek perkembangan anak. Kegiatan seni tidak
hanya mengembangkan kreatifitas saja tetapi dengan kegaiatan seni dapat membantu
mengembangkan fisik motorik, sosial emosional, kognitif, kreativitas, bahasa, dan dapat
mengenalkan berbagai macam kesenian kepada anak seperti halnya seni musik, seni
drama maupun seni tari. Menurut Yetti pendidikan tari untuk anak usia dini itu
menekankan gerakan, dan mengontrol gerakan fisik motorik dari anak baik motorik
kasarnya maupun motorik halusnya. Perlu diketahui pentingnya pendidikan pada anak,
karena anak harus diarahkan serta dibina agar terciptanya aspek pertumbuhan dan
perkembangan yang baik dan benar. Sedikit kesalahan dalam mendidik anak akan
menjadikan pengaruh terhadap masa depan anak, karena itu menjadi seorang pendidik
harus mengetahui tahapan dan kemampuan yang akan dicapai oleh anak dengan
pendidikan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran seni?
2. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran tari?
3. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran seni tari dalam Pendidikan anak usia dini?
4. Apa saja desain pembelajaran tari?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembelajaran seni.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pembelajaran tari.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pembelajaran seni tari dalam Pendidikan anak
usia dini.
4. Untuk mengetahui apa saja desain pembelajaran tari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Seni
Pendidikan seni merupakan yang paling efektif untuk meningkatkan kreativitas,
disamping itu pendidikan seni menjadi sarana pendidikan afektif dalam kerangka
mengakomodasi emosi dan ekspresi anak. Ada dua macam konsep pendidikan seni yakni
konsep pertama seni dalam pendidikan maksudnya sebagai proses enkulturasi (proses
pembudayaan yang dilakukan dengan upaya mewariskan atau menanamkan nilai-nilai dari
generasi tua ke generasi berikutnya).
Dengan demikian pendekatan seni dalam pendidikan merupakan upaya pendidik
untuk mengembangkan dan melestarikan berbagai jenis kesenian yang ada kepada peserta
didik. Sedangkan konsep kedua pendidikan melalui seni, maksudnya pendidikan seni
berkewajiban mengarahkan ketercapaian tujuan pendidikan secara umum yang memberikan
keseimbangan rasional, emosional, intelektualitas. Fungsi pendidikan seni adalah (1)
pendidikan seni sebagai media ekspresi,(2) pendidikan seni sebagai media komunikasi,(3)
pendidikan seni sebagai media bermain,(4) pendidikan seni sebagai media pengembangan
bakat dan (5) pendidikan seni sebagai media kreativitas. Pembelajaran seni yang ideal untuk
anak-anak terutama anak usia dini harus sesuai dengan karakteriktik anak. Adapun ruang
lingkup pembelajaran seni meliputi kajian : a. Mainan, hiasan, benda pakai b. Gambar, cetak,
bentuk dan penataan c. Kepekaan unsur-unsur dan kreativitas musik d. Wiraga, wirahma,
wirasa.1

B. Pembelajaran Tari
1. Pengertian Tari
Menurut Lincoln Kirstein, kata tari dalam Bahasa Inggris terkait pada
Bahasa Prancis danse yang keduanya dianggap berakar dari Bahasa Jerman Kuno
donson yang berari regangan (stretch) atau tarikan (drag). Tari sebagai bentuk seni
merupakan aktivitas khusus yang bukan hanya sekedar ungkapan gerak yang
emosional atau mengungkapkan perasaan dalam wujud gerak tanpa arah dan tujuan,

1
Ai Sutini, “Pembelajaran Tari Bagi Anak Usia Dini,” Cakrawala Dini: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini 3, no. 2 (2018).

3
akan tetapi merupakan stimulus yang mempengaruhi organ syaraf kinestetik
manusia sebagai sebuah perwujudan pola-pola yang bersifat konstruktif.2
Keterampilan gerak dasar tari merupakan proses belajar anak agar bisa
konsentrasi, aktif, ekspresif dan kreatif melalui gerakan-gerakan secara simbolik.
Tari pada anak usia dini disesuaikan dengan kemampuan gerak yang dapat
dilakukan sesuai dengan fase perkembangan kinestetiknya (psikomotornya). bahwa
‘tari adalah gerak tubuh yang ritmis’. Senada dengan Sach, Soedarsono
mengemukakan bahwa ‘tari adalah desakan perasaan manusia tentang “sesuatu”
yang disalurkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah’. Sedangkan Haukin
menyatakan bahwa ‘tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi
dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang
simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta’. Hal ini dapat dimaksudkan bahwa tari
merupakan penggabungan antara olah gerak tubuh yang memiliki makna, indah dan
ekspresi yang diungkapkan oleh orang yang menampilkannya, baik tari yang
diiringi dengan irama maupun tidak.
Gerak tari dapat membantu meningkatkan kecerdasan kinestetik bagi
anak usia dini, dimana gerak tari dapat memberikan penguatan konsentrasi,
keluwesan serta keindahan gerak, tidak hanya dalam penguasaan kinestetik
(psikomotor) saja melainkan dapat memberikan dan peluang keterampilan gerak
tari yang diperoleh. Gerak dasar tari dapat didefinisikan sebagai gerakan yang
bersifat jasmaniah yang terdiri dari adanya ide, gerak dan irama sehingga
menghasilkan makna. Tari adalah jenis kesenian yang terkait langsung dengan
gerak tubuh manusia, tubuh adalah alatnya dan gerak tubuh sebagai medianya.
Gerak tubuh yang dapat dijadikan media dalam tari yaitu dimulai dari gerakan
kepala sampai ujung kaki melalui gerakan yang halus (fine motor) atau gerakan
kasar (gross motor).
2. Tujuan Pembelajaran Seni Tari
Tujuan pembelajaran seni tari adalah untuk mendemonstrasikan suatu
keterampilan motoric (misalnya berlari, melompat, meloncat dan lain-lain), melatih
keseimbangan saat bergerak, menempatkan diri dalam peran dan situasi tertentu
serta memahami dan mengikuti instruksi.
3. Konsep Seni Tari Pada Anak Usia Dini

2
Implementasi Pembelajaran et al., “Hidayatu Munawaroh | 25,” no. 2 (2017): 25–34.

4
Menari sebagai salah satu bentuk kegiatan seni, memiliki keragaman jenis,
namun tidak semua kegiatan menari sesuai untuk anak usia dini. Menari lebih
spesifik dikatakan oleh Stinson sebagai gerakan yang beraturan, signifikan dan
dipengaruhi oleh penjiwaan.

Tari yang kreatif adalah gerakan yang ditampilkan secara menarik dengan
menyesuaikan alunan lagu atau musik. Terlepas dari itu, gerakan tari untuk anak
usia dini sebaiknya yang mudah dan tidak terlalu bervariasi, menyenangkan dan
dalam kondisi tertentu gerakan tari anak bersifat alami. Gerakan tari pada anak usia
dini umumnya bersifat pengulangan dari 5-6 gerakan,dengan ditambah variasi
formasi yang sederhana. Hal penting yang perlu diperhatikan oleh pendidik adalah
memperhatikan kondisi fisik dan psikologis anak saat ingin menari.
Memaksakan atau menekan anak untuk menunjukkan suatu gerakan tari, terlebih
harus sempurna, hanya akan membuat kondisi anak menjadi semakin buruk dan
tidak mengembangkan kreativitas mereka. Kegiatan kreatif tari dapat berupa:
a. Bergerak bebas mengikuti irama lagu atau instrument
b. Bergerak bebas menyesuaikan dengan tempo musik/lagu Bergerak dan
berhenti
c. Menari dengan menggunakan gerakan hewan, tumbuhan, robot, kendaraan,
dan sebagainya
d. Menari dengan pola yang bervariasi Menari dengan gerakan formasi.3
C. Pembelajaran Seni Tari dalam Pendidikan Anak Usia Dini
Tari dalam dimensi pendidikan akan memberi warna dan arah pada
pembentukan pengetahuan, sikap dan keterampilan gerak. Hal ini disebabkan karena
pembelajaran tari tidak hanya mengembangkan kompetensi motorik semata, akan
tetapi kompetensi afektif dan kognitif. Ada empat fungsi pendidikan taripada anak
usia dini. keempat fungsi itu sebagai berikut: (1) mengembangkan kompetensi
intelektual. Hal ini disebabkan pada saat menari anak harus mempu secara kognitif,
yaitu untuk memahami, mengerti, mensintesa bahkan mengevaluasi gerak yang
dilakukan. Sedangkan dari ranah afektif anak dituntut untuk mampu bersikap positif
menerima estetika tari.

3
Eliyyil Akbar and Jainal Abidin, “Pembelajaran Seni Tari Dalam Mewujudkan Aspek
Perkembangan Anak Di Taman Kanak-Kanak Peteri Bensu Takengon,” AWLADY : Jurnal
Pendidikan Anak 4, no. 2 (2018): 78.

5
Sementara dari ranah psikomotorik anak dituntut untuk mampu melakukan
gerak secara terampil, tepat dengan irama yang mengiringinya;(2) wahana sosialisasi.
Tari dalam dimensi pendidikan juga merupakan wahana sosialisasi bagi anak,
terutama sewaktu menari dalam bentuk kelompok. Setiap anak dituntut untuk mampu
bekerjasama. Hal ini diperlukan untuk memberi kekompakan gerak sewaktu menari.
Sosialisasi melalui tari akan berdampak pada rasa percaya diri pada anak;(3) wahana
cinta lingkungan. Selain mengembangkan kompetensi intelektual dan kompetensi
bersosialisasi, tari pendidikan juga mampu mengembangkan cinta lingkungan pada
anak. Ini dapat dilakukan dengan cara memberi pengertian tentang makna tari yang
terkandung didalamnya.4
Dengan demikian anak tidak hanya hanya hapal dalam menari melainkan
dapat menanamkan sejak dini untuk mencintai lingkungan alam sekitar;(4)
pengembangan kreativitas. Pengembangan kreativitas ini dapat dilakukan dengan
melakukan eksplorasi gerak yang dilakukan oleh anak. Melalui eksplorasi anak-anak
dapat mencoba dan menemukan berbagai ragam gerak yang dikehendaki. Kemampuan
yang sangat mendasar dari fisik anak usia dini dapat dilihat dari kemampuan dalam
melakukan gerakan keseimbangan, lokomotor, kecepatan, adanya perubahan ekspresi,
teknik, bisa mengendalikan tubuh dan dapat melakukan gerak energik melalui
koordinasi dengan anggota tubuh lainnya. Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pembelajaran tari bagi anak usia dini, yaitu : (1) tari imitatif, dan (2)
karakteristik gerak tari bagi anak usia dini.
Secara umum karakteristik gerak bagi anak usia dini, yaitu : 1) Menirukan
Dalam bermain anak-anak senang menirukan hal-hal yang diamatinya baik secara
audio, visual maupun audio visual. Ia mulai menirukan berbagai aktion/gerakan
sampai pada otot-ototnya demi menurut kata hatinya. 2) Manipulasi (perlakuan) Anak-
anak melakukan gerakan-gerakan secara spontan dari objek yang diamatinya sesuai
dengan keinginannya ataupun terhadap gerakan-gerakan yang disukainya. 3)
Bersahaja Anak-anak dalam melakukan gerak dengan sangat sederhana dan tidak
dibuat buat atau apa adanya. Kesahajaan itulah yang dimiliki anak. Contohnya ketika
anak usia dini mendengarkan musik, ia akan menggerak-gerakan bagian tubuhnya
sesuai dengan keinginan hatinya.5
4
Nada salwa, Jumrah, and Rifki Ayu Rosmita, “Strategi Guru Dalam Mengembangkan Seni Tari Anak
Usia Dini Di Paud Ceria Desa Rempung Lombok Timur,” Islamic EduKids 4, no. 1 (2022): 55–62.
5
Sundari and Riris Setyo, “Pengembangan Kepribadian Dalam Pembelajaran Seni Tari
Di Sekolah,” Jurnal Imajinasi X, no. 1 (2016): 61–66,

6
D. Desain Pembelajaran Tari
Berikut ini langkah-langkah dalam pembelajaran tari :
1. Eksplorasi
Pembelajaran tari perlu diberikan kepada anak agar dapat mengungkapkan
orisinalitas gerak. Pengungkapan gerak melalui eksplorasi yaitu pengungkapan ide-
ide gerak dan menuangkan kedalam ekspresi anak untuk mengembangkan
kepribadian, kemampuan sosialisasi dan kreativitas. Dalam penelitian ini, eksplorasi
diberikan kesempatan pada anak setelah guru memberikan contoh terlebih dahulu
sehingga anak akan mudah menirukannya.
2. Improvisasi
Pembelajaran tari dilaksanakan tidak mengikat namun perlu diperkenalkan
kepada anak melalui apresiasi dengan cara meberikan gambaran tentang gerak dasar
tari untuk memberikan kesempatan dalam mengungkapkan ekspresi gerak sesuai
dengan kemampuannya. Improvisasi yang dilakukan anak berlangsung secara alami
sesuai kemampuan dalam menginterpretasikan dengan pemahaman anak. Melalui
Improvisasi guru akan memahami tingkat kemampuan anak dalam
menginterpretasikan pemahaman tentang gerak yang dimiliki anak. Seyogyanya guru
memberikan kebebasan kepada anak dalam bergerak.6
3. Penyusunan atau penggabungan gerak
Dengan menari anak diharapkan dapat berapresiasi dan memberikan
kesempatan untuk mengembangkan motorik dengan pengalaman mengungkapkan
ekspresi gerak untuk meningkatkan kemampuannya. Gerak yang dilakukan
berdasarkan eksplorasi dan improvisasi serta gerak peniruan. Penyusunan gerak
sangat dibutuhkan dalam menari agar ada patokan atau standar dalam pembelajaran
dibutuhkan dalam menari agar ada patokan atau standar dalam pembelajaran menari,
sehingga memudahkan guru dan anak dalam bergerak selanjutnya.7
Ada beberapa hal yang menjadikan stimulus sehingga dapat melakukan
gerakan tari diantaranya :
a. Rangsang visual

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi/article/view/8817/5780.
6
Golden Age and Kecerdasan Kinestetik, “PENERAPAN PEMBELAJARAN SENI TARI TERHADAP”
7, no. 2 (2023): 433–439.
7
Eva Dwi, Lestari Asiyah, and Ahmad Syarifin, “Al Fitrah Journal Of Early Childhood Islamic
Education SENI TARI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI USIA
5-6 TAHUN Abstrak” 3, no. 2 (2020): 209–224, https://media.neliti.com/media/publications/240607-.

7
Rangsang visual muncul karena objek gambar, warna, wujud, sehingga
dapat bereksplorasi berdasarkan pengamatan secara langsung.
b. Rangsang auditif/dengar
Rangsang dengar muncul berdasarkan musi yang muncul, sehingga
melalui musi akan memperoleh inspirasi untuk bergerak.
c. Rangsang gagasan/ide
Rangsang ide muncul berdasaran kapasitas dan kemampuan dari
seorang piñata tari, yaitu sebagai motivator untuk berkarya.
d. Rangsang kinestetik
Rangsang kinestetik muncul berdasarkan gerak itu sendiri berdasarkan
fungsi kinestetik itu.8

8
By Robert and E Bob Brown, “STRATEGI PEMBELAJARAN TARI ANAK USIA
DINI,” no. 1 (2004): 1–14.

8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa menari adalah aktivitas menggerakan tubuh untuk
mengekspresikan gagasan, merespon music, dan mencurahkan perasaan. Tujuan pembelajaran
seni tari adalah untuk mendemonstrasikan suatu ketrampilan motorik (misalnya berlari,
melompat, meloncat dan lain-lain),melatih keseimbangan saat bergerak, menempatkan diri
dalam peran dan situasi tertentu serta memahami dan mengikuti instruksi Gerakan tari pada
anak usia dini umumnya bersifat pengulangan dari 5-6 gerakan, dengan ditambah variasi
formasi yang sederhana. Hal penting yang perlu diperhatikan oleh pendidik adalah
memperhatikan kondisi fisik dan psikologis anak saat ingin menari.

9
DAFTAR PUSTAKA

Age, Golden, and Kecerdasan Kinestetik. “PENERAPAN PEMBELAJARAN SENI TARI


TERHADAP” 7, no. 2 (2023): 433–439.
Akbar, Eliyyil, and Jainal Abidin. “Pembelajaran Seni Tari Dalam Mewujudkan Aspek
Perkembangan Anak Di Taman Kanak-Kanak Peteri Bensu Takengon.” AWLADY :
Jurnal Pendidikan Anak 4, no. 2 (2018): 78.
Dwi, Eva, Lestari Asiyah, and Ahmad Syarifin. “Al Fitrah Journal Of Early Childhood
Islamic Education SENI TARI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI USIA 5-6 TAHUN Abstrak” 3, no. 2 (2020):
209–224. https://media.neliti.com/media/publications/240607-.
Nada salwa, Jumrah, and Rifki Ayu Rosmita. “Strategi Guru Dalam Mengembangkan Seni
Tari Anak Usia Dini Di Paud Ceria Desa Rempung Lombok Timur.” Islamic EduKids 4,
no. 1 (2022): 55–62.
Pembelajaran, Implementasi, Tari Dalam, Mengembangkan Aspek, Anak Usia Dini, Hidayatu
Munawaroh, and Anak Usia Dini. “Hidayatu Munawaroh | 25,” no. 2 (2017): 25–34.
Robert, By, and E Bob Brown. “STRATEGI PEMBELAJARAN TARI ANAK
USIA DINI,” no. 1 (2004): 1–14.
Sundari, and Riris Setyo. “Pengembangan Kepribadian Dalam Pembelajaran Seni Tari Di
Sekolah.” Jurnal Imajinasi X, no. 1 (2016): 61–66.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi/article/view/8817/5780.
Sutini, Ai. “Pembelajaran Tari Bagi Anak Usia Dini.” Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini 3, no. 2 (2018).

10

Anda mungkin juga menyukai