Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Pendidikan Seni Di Sd Dulu, Sekarang Dan Yang Akan Datang

PENDIDIKAN SENI DI SD

Oleh:

ALFIYATUR ROHMANIYAH 857738118

UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

PROGRAM JURUSAN S-1 PGSD BI

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini, dan masa yang akan datang

terus berkembang. Pendidikan merupakan sesuatu hal yang berhubungan dengan

ilmu. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum

sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara

sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu

tertentu. Adapun pendidikan bertujuan untuk mendewasakan dan menanamkan

nilai-nilai yang terbaik bagi manusia, yang dilaksanakan dan dikembangkan

secara sistematis melalui proses pembelajaran yang terlaksana dengan baik, dan

akan sangat baik jika pendidikan ini diterapkan sejak usia dini.

Dalam bidang pendidikan, mulai dari lahirnya seorang anak memerlukan

pelayanan yang tepat dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan disertai dengan

pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan

perkembangannya. Hal ini akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses

belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing baik secara

intelektual, emosional, dan sosial.


Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar pendidikan adalah

Sekolah Dasar (SD). Di sekolah ini anak didik mengalami proses pendidikan dan

pembelajaran. Pendidikan ini diselenggarakan untuk anak-anak yang telah berusia sekitar

enam sampai dua belas tahun dengan asumsi bahwa anak seusia tersebut mempunyai

tingkat pemahaman dan kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan dirinya. Pengertian

sekolah dasar harus dipahami sebagai persiapan dasar seorang anak untuk mengenal

dunianya. Sehingga ketika dunia mulai berkembang, maka anak-anak pun dituntut untuk

mempersiapkan diri sesuai kebutuhan dasar pendidikannya.

Pendidikan Seni merupakan suatu kesatuan yang mencakup empat cabang seni

yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Setiap cabang seni memiliki ciri-ciri

khusus dan keutuhan. Disisi lain saling melengkapi dan membentuk keterpaduan.

Pendidikan Seni menganut pandangan pendidikan melalui seni, bahwa seni berfungsi

sebagai media atau sarana pendidikan. Dewasa ini, dalam dunia pendidikan yang ada di

Indonesia, telah terlihat adanya perhatian lebih untuk bagian seni khususnya, maka sudah

sepatutnyalah musik menjadi hal penting untuk diberikan sejak usia dini. Hal ini

dikarenakan musik berhubungan dengan kemampuan dan juga terkait dengan rasa estetis

manusia.

Pendidikan seni berperan penting dalam pengembangan kecerdasan


bangsa. Istilah pendidikan seni berarti pemanfaatan seni sebagai alat pendidikan
untuk menyiapkan anak menjadi seorang yang mandiri dalam kehidupannya di
masa yang akan datang. Jadi, pendidikan seni tidak semata-mata hanya mencetak
anak agar meraih nilai tinggi, tetapi merupakan pembentukan individu untuk
mencapai kebahagian hidupnya di hari tua (Djohan, 2003:141).
B. RUMUSAN

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan satu masalah yaitu:

1. Bagaimana Pendidikan seni di SD dulu, sekarang dan akan datang?

2. Apa saja konsep pendidikan seni rupa di SD, pada zaman sekarang?

C. TUJUAN

Berdasarkan uraian dari perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. untuk mengetahui sejauh mana pendidikan seni di SD, sekarang dan yang akan datang?

2. untuk mengetahui apa saja konsep seni rupa di SD yang menjadi pendidikan seni masih

ada pada zaman sekarang?


BAB 11

PEMBAHASAN

1. Pengertian pendidkan seni di SD dulu, sekarang dan akan datang.

pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak.


Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk
mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan,
kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan
dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.
Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain
kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta.
Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif
ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan-aturan
estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa
keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan
cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas, pendidikan seni
merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif,
inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara
seimbang.
Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media bermain.
Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain
kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara
menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap
aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan terhadap seni.
Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan
terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni, sesuai
dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi masing-masing. Pendekatan terpadu ialah
melaksanakan pembelajaran yang memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni
pertunjukan, seni multimedia, atau kolaborasi seni. Pembelajaran Pendidikan Seni secara
terpadu meliputi pembelajaran apresiatif dan produktif.
Pembelajaran apresiatif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan apresiasi
terhadap karya seni yang merupakan perpaduan antara dua atau lebih bidang seni, baik
secara langsung maupun melalui media audio-visual, misalnya pertunjukan musik, tari,
teater, atau film. Pembelajaran produktif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan
berkarya dan penyajian seni yang melibatkan dua atau lebih bidang seni, misalnya dalam
bentuk seni pertunjukan atau kolaborasi antar bidang seni.
Alternatif pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Seni sebagai berikut. Sekolah
yang memiliki lebih dari satu guru bidang seni, masing-masing guru memberikan
pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya secara terpisah. Siswa memilih salah satu
bidang seni sesuai dengan minatnya. Pembelajaan secara terpadu dilaksanakan dengan
kerja sama antara guru-guru bidang seni yang bersangkutan. Sekolah yang hanya memiliki
guru salah satu bidang seni, guru tersebut melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan
bidangnya, tetapi sedapat mungkin juga melaksanakan pembelajaran seni secara terpadu,
sesuai dengan kemampuannya.
Materi pokok yang bersifat teoritik tidak diberikan secara terpisah, tetapi secara integratif
dengan materi kegiatan apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Pembelajaran
yang bersifat praktek (berkarya) lebih berorientasi pada proses dari pada hasil, sehingga lebih
menekankan usaha membentuk dan mengungkapkan gagasan kreatif dari pada kualitas komposisi
yang dihasilkan.
Dalam pembelajaran Pendidikan Seni, pengembangan sikap memiliki kedudukan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan keterampilan, dan pengetahuan. Untuk menunjang pembelajaran
materi yang mengarah pada penguasaan keahlian profesional, termasuk menggambar dengan mistar
(menggambar konstruksi), perlu ditunjang dengan program ekstrakurikuler, sesuai dengan bakat
dan minat siswa.
2. KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA SD
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan dalam
dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah pengajaran
menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni
rupa.Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang seni
rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni. Tujuan pengajaran
menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar menggambar melalui latihan
koordinasi mata dan tangan.
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat
dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak
menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas
permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini
mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan.
Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran
budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan
mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan
mempromosikan gagasan multikultural.

a.      Materi dan Media Seni Rupa


1.      Menggambar / Melukis
Kegiatan menggambar / melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari
mulai pembuatan sket, pengembangan sket menjadikan karya lukis / gambar, menggambar
dengan skema, memindahkan gambar dengan bantuan kisi-kisi dan menggambar ekspresi
dengan cara memberikan gambar kepada siswa bagaimana seorang maestro (seniman)
menggarapkannya mereka dari awal hingga akhir.
Bahan untuk diantaranya seperti kertas gambar, karton manila, kertas plikator, kertas
merang, karton dan sebagainya. Untuk bahan pewarna dapat digunakan cat air, cat minyak,
cat poster, sumbo kue atau kalau tidak ada bisa menggunakan tumbuh-tumbuhan seperti
kunyit, buah tinta, daun jati dan sebagainya. Teknik pembuatannya dapat dilakukan dengan
teknik pulasan, teknik kerik, teknik duser dan sebagainya.
2.      Membentuk
Membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan mewujudkan. Umumnya
bahan yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah bahan-bahan lunak seperti tanah liat,
plastisin, malam lilin, playdog dan sejenisnya. Teknik membentuk sangat beragam, diantaranya
1.      Membutsir
Yaitu membuat hanya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas
dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.
2.      Memahat
Yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan.
3.      Cor(menuang) Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat
acuan yang berbentuk cetakan, setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.
3.      Menempel
Yaitu karya seni berupa tempelan gambar atau bahan tertentu pada sebuah benda agar
lebih menarik untuk dilihat. Alat dan bahan yang digunakan dapat berupa kendi, lem, gunting,
pensil, kertas warna, monte, kain perca atau bahan lain. Teknik Pembuatannya yaitu dengan
menempelkan guntingan kertas, kain perca atau monte ke kendi yang telah digambari.
4. Mencetak
Mencetak adalah proses memperbanyak (reproduksi) suatu gambar atau naskah dengan
teknik tertentu. Bahan-bahan yang digunakan adalah cat air, sumbo kue, tinta bak serta lainya.
Bahan acuan cetakan dapat menggunakan berbagai bahan seperti kentang, wortel, ketela rambat,
bengkoang, karet bekas sandal, karton tebal, triplek dan sebagainya. Teknik mencetak ada
bermacam-macam diantaranya adalah cetak timbul, cetak cekung, cetak tembus, dan cetak datar.
5.      Menggunting, melipat, menempel (3M)
Karya seni rupa ini merupakan proses memanipulasi lembaran kertas menjadi suatu
bentuk dua atau tiga dimensi. Bahan yang digunakan untuk dapat pembuatan karya ini berupa
kertas, kertas lipat, lembaran plastik. Alat yang digunakan yaitu gunting dan lem atau perekat.
Teknik yang digunakan yaitu melipat atau origami.
6.      Dekorasi
Kegiatan dekorasi biasanya ditujukan untuk membuat hiasan. Bahan untuk dekorasi dapat
menggunakan bahan-bahan seperti biji-bijian, bunga, batang tumbuh-tumbuhan, bauh-buahan,
kertas berwarna, plastik sedotan, pita plastik, karet balon dan dll.
Alat-alat yang digunakan untuk jenis dekorasi bahan kertas adalah gunting, cutter, lem,
pisau, cutter, gunting, jarum, benang, paku, palu, lem dan sebagainya.
Di dalam membuat dekorasi atau dinamen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
menstilir dan menyederhanakan.
7.      Merakit dan Membangun
Yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas menyusun berbagai komponen untuk dijadikan
sesuatu benda tiga dimensi atau trimatra. Contoh: membuat kalender.
Bahan yang digunakan seperti kertas tebal/karton, lem, pensil berwarna / cat air. Alat-alat
yang bisa digunakan antara lain gunting, penggaris, cutter, kuas. Prosedur membangun bisa
dilakukan dengan cara melipat, memotong, dan mengelem. Pada bagian tertentu bisa diberi
pewarna atau garis-garis.
8.      Menjiplak
Menjiplak yaitu kegiatan menempelkan sehelai kertas pada model cetakan kemudian
menggosoknya dengan krayon atau alat tulis lain. Bahan yang digunakan bisa bermacam-macam,
seperti koin, model topeng, atau berbagai objek yang dapat ditemui di sekitar. Bahan
penggosoknya dapat berupa pensil, pensil warna, atau krayon. Teknik pembuatannya yaitu
dengan cara menggosok-gosokkan krayon atau pensil di atas sehelai kertas yang diletakkan di
atas model sehingga membentuk jiplakan dari model tersebut.
9.      Kolase
Kolase adalah penyusunan berbagai macam bahan pada sehelai kertas yang diatur. Bahan
yang digunakan biasanya adalah kertas , kain, atau bahan yang bertekstur. Teknik pembuatannya
yaitu dengan cara menempelkan berbagai potongan bahan-bahan tersebut pada kertas dan diatur
sedemikian rupa sesuai keinginan mereka.
10.  Finger Painting (Lukisan Jari)
Yaitu seni melukis dengan menggunakan jari sebagai alat untuk melukis. Pada prinsipnya
proses finger painting adalah bebas, yang terpenting adalah bahwa lukisan tersebut dibuat
dengan menggunakan jari-jari tangan. Jadi sebenarnya karya ini juga bebas, beraliran abstrak,
realistis, naturalis,dan sebagainya. Bahan yang dipakai dapat berupa berbagai jenis cat, kertas,
atau berbagai bahan lukisan lain. Teknik pembuatannya adalah pada dasarnya menggunakan jari
untuk menggambar. Semua gambar digambar dengan jari-jari tangan.
11.  Lukis Tempel/gambar tekstur
Yaitu karya seni berupa gambar yang dibuat dengan teknik menggambar dan menempel
baik dengan kertas maupun bahan lain pada gambar sehingga tercipta suatu pola gambar yang
indah dan lebih hidup. Alat dan bahan seperti pelepah batang pisang kering, dedaunan, kertas,
atau bahan lain yang bisa ditempel, gunting, lem, berbagai jenis kertas, pensil,dll.
Teknik Pembuatannya yaitu pertama-tama membuat gambar yang akan ditempeli.
Kemudian gunting bahan-bahan lain yang akan ditempel sesuai dengan pola gambar. Setelah itu
tempelkan pada gambar tadi sehingga terbentuk lukisan seperti semula.
12.  Merangkai/memasang
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang suatu bahan pada
media tertentu. Contoh : membuat puzzle. Alat dan bahan yang digunakan yaitu karton tebal,
pensil, kertas HVS, pensil warna, penggaris, gunting, lem,dll. Teknik Pembuatannya dengan
membuat sebuah gambar pada kertas HVS, beri warna, kemudian tempelkan pada karton tebal.
Gambar garis potong pada gambar, kemudian potong-potong sesuai garis dan beri bingkai pada
gambar.
13.  Menghias
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang, menempel dan
menghias suatu bahan pada media tertentu. Contoh : membuat topeng karton. Alat dan bahan
yang digunakan seperti karton tebal, pensil, lem, bahan pewarna ( cat air, cat minyak, crayon,
pensil warna dsb ), kertas marmer, gunting, dll.
Teknik Pembuatannya yaitu dengan membuat media yang akan dihias misalnya topeng
dari karton, kemudian menghiasinya dengan berbagai warna yang menarik serta menempelkan
berbagai bahan lain sebagai hiasan pendukung.
14.  Mencelup
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan membuat hiasan pada kain polos dengan
menggunakan teknik celup ikat. Contoh : celup kaos dengan jumputan. Alat dan bahan bisa
berupa kain putih atau kaos polos warna putih, karet gelang atau tali secukupnya, zat pewarna,
kompor, panci, air.
Teknik Pembuatannya dengan mengikat bagian-bagian kaos yang akan dihias. Sebelum
dicelupkan ke dalam zat pewarna kaos dimasukkan dulu ke air dingin kemudian diperas. Baru
setelah itu celupkan kaos tersebut ke zat pewarna yang telah dididihkan bersama air. Setelah itu
dinginkan kain dan cuci. Setelah bersih buka kembali ikatan-ikatan tadi.
15.  Meronce
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang suatu bahan pada
benang. Contoh : membuat tirai, membuat kalung. Alat dan bahan misalnya biji karet kering,
atau kertas yang digulung kecil, benang nilon, gunting dan pisau, jarum jahit, sedotan limun, dll.
Teknik pembuatannya yaitu dengan cara menyusun gulungan kertas atau biji karet kering yang
telah di lubangi kedua ujungnya pada benang nilon dengan bantuan jarum.
16.  Mencungkil
Yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas dengan teknik mencungkil sehingga
menghasilkan karya seni yang menarik. Alat dan bahan yang digunakan dapat berupa plastisin,
kentang, ketela, atau bahan lain yang bisa dicungkil, pisau atau cutter, lidi, papan. Teknik
Pembuatannya dengan cara membuat sketsa pada bahan yang akan dicungkil kemudian cungkil
pada bagian yang perlu dibuang dengan pisau.
17.  Menganyam
Yaitu kegiatan membuat karya seni dengan teknik menganyam untuk menghasilkan
sesuatu yang lebih menarik dari bahan semula. Misalnya membuat anyaman kipas. Alat dan
bahan yang digunakan yaitu irisan bambu tipis, 1 bilah bamboo, tali plastic, pisau dan gunting.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat
dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak
menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas
permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini
mungkin.
Materi dan media seni rupa antara lain :menggambar / melukis, membentuk, menempel,
mencetak, menggunting, melipat, menempel (3m), dekorasi, merakit dan membangun,
menjiplak, kolase, finger painting (lukisan jari), lukis tempel/gambar tekstur
merangkai/memasang, menghias, mencelup, meronce, mencungkil, menganyam, membatik,
memilin, karya kerajinan.
Metode pembelajaran seni rupa di sd antara lain strategi penataan, strategi penyampaian,
stategi pengelolaan. Model pembelajaran seni rupa di SD antara lain model terkait,model terjala
dan model terpadu. Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah
dan terpadu.
Evaluasi pebelajaran seni rupa lebih menekankan pada aspek proses pengajaran dengan
mengukur adanya berbagai gejala perubahan, termasuk perubahan nilai. Evaluasi adalah langkah
yang digunakan untuk mengukur tingkah laku anak selamapembelajaran. Evaluasi dapat
dilakukan dengan cara tes dan non tes. untuk memperoleh data berupa tingkatan kemampuan
setelah pembelajaran.
B.     Saran
Sebagai calon guru SD, kita di harapkan mampu mengembangkan Pendidikan seni di SD
agar pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Disamping itu dalam Pembalajaran
seni guru dapat menyusun pembelajaran yang kreaktif agar pembelajaran seni diminati siswa.
guru harus memperhatikan materi, media, metode, pendekatan dan evaluasi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

http://ufiksafikhudin.blogspot.com/2013/04/makalah-pendidikan-seni-rupa-di-sd.html
https://www.scribd.com/document/435207181/Makalah-Seni
https://www.academia.edu/21557769/Makalah_Seni_RUpa
http://repository.upi.edu/9034/2/t_psn_0909960_chapter1.pdf

Anda mungkin juga menyukai