Anda di halaman 1dari 17

Karya Ilmiah

PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah

Di Susun Oleh :
Marselina Coraema Uci
837019351

JURUSAN PGSD S1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ PONTIANAK
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni tari dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Sekolah Dasar,
mempunyai dampak yang positif, bukan saja bagi upaya pelestarian seni tari, akan
tetapi juga untuk kepentingan pendidikan itu sendiri. Sesuatu obyek yang sangat
menarik perhatian siswa, akan sangat mempengaruhi pembentukan pola pikir siswa
setelah menjadi manusia dewasa. Begitu pula penanaman nilai-nilai atau budi pekerti
melalui berbagai cara (termasuk melalui seni tari), paling efektif apabila dimulai
sejak dini, remaja sampai dewasa.
Pendidikan seni tari di sekolah merupakan wahana yang tepat untuk kegiatan
melestarikan budaya leluhur, mereka akan mengenal, mengagumi, dan mencintai seni
tari. Pelajaran dan pendidikan seni tari bukan sekedar kegiatan bersenang-senang atau
rekreasi bagi anak akan tetapi merupakan alat ekspresi dan laku estesis bagi para
siswa. Kebiasaan anak dapat dasalurkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah untuk
dinikmati.
Sekolah-sekolah SD/MI pada umumnya telah mempelajari dan telah
mengembangkan berbagai metode pembelajaran yang efektif, akan tetapi untuk
meningkatkan minat belajar seni tari pada siswa SD/MI perlu metode-metode yang
tepat sesuai karakteristik siswa SD/MI, untuk itu penulis menuliskan berbagai metode
pembelajaran seni tari yaitu tutor sebaya, eksplorasi, praktek, demonstrasi, diskusi,
dan ceramah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pembelajaran Seni Tari?
2. Bagaimana Pendekatan Pengertian Pembelajaran Seni Tari?
3. Bagaimana Metode Pengertian Pembelajaran Seni Tari?
4. Bagaimana Teknik dan Strategi Pengertian Pembelajaran Seni Tari?
5. Bagaimana Evaluasi pembelajaan Pengertian Pembelajaran Seni Tari?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pembelajaran Seni Tari.
2. Untuk Mengetahui Pendekatan Pengertian Pembelajaran Seni Tari.
3. Untuk Mengetahui Meode Pengertian Pembelajaran Seni Tari.
4. Untuk Mengetahui Teknik dan Strategi Pengertian Pembelajaran Seni Tari.
5. Untuk Mengetahui Evaluasi pembelajaan Pengertian Pembelajaran Seni Tari.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Seni Tari Di SD/MI


Seni tari dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Sekolah Dasar,
mempunyai dampak yang positif, bukan saja bagi upaya pelestarian seni tari, akan
tetapi juga untuk kepentingan pendidikan itu sendiri. Sesuatu obyek yang sangat
menarik perhatian siswa, akan sangat mempengaruhi pembentukan pola pikir siswa
setelah menjadi manusia dewasa. Begitu pula penanaman nilai-nilai atau budi pekerti
melalui berbagai cara (termasuk melalui seni tari), paling efektif apabila dimulai
sejak dini, remaja sampai dewasa. Melalui proses pendidikan, setiap individu dalam
masyarakat akan mengenal, menyerap, mewarisi, dan memasukkan dalam dirinya
segala unsur-unsur kebudayaannya, yaitu berupa nilai-nilai, kepercayaan,
pengetahuan atau teknologi, yang diperlukan untuk menghadapi lingkungan. Melalui
pendidikan pula, setiap individu diharapkan dapat mempelajari pranata-pranata sosial,
simbol-simbol budayanya, serta dapat menjadikan nilai-nilai dari apa yang
dipelajarinya itu sebagai pedoman bertingkah laku yang bermakna bagi individu yang
bersangkutan dalam kehidupan sosialnya
Pendidikan seni bertujuan: (1) memperoleh pengalaman seni berupa pengalaman
apresiasi seni dan pengalaman ekspresi seni, (2) memperoleh pengetahuan seni,
misalnya teori seni, sejarah seni, kritik seni dan lain-lain. Pendidikan seni tari juga
menanamkan pengaruh yang bermanfaat dari kegiatan menari kreatif terhadap
pembentukan kepribadian siswa, bukan untuk menciptakan tarian-tarian untuk
pertunjukan (Depdikbud, 1999: 180). Sementara itu, ada enam pokok tujuan tari
dalam pendidikan yang bisa dikenali, yaitu: 1) sebagai pendidikan gerak, 2)
meningkatkan kreativitas individu, 3) sebagai pengalaman estetis, 4) sebagai media
penggabungan antar seni dan budaya serta pengalaman, 5) sebagai media sosialisasi,
dan 6) media penanaman nilai-nilai budaya.
Tujuan yang paling utama dari pendidikan tari adalah membantu siswa melalui
tari untuk menemukan hubungan antara tubuhnya dengan seluruh eksistensinya
sebagai manusia. Dengan demikian pendidikan seni tari berfungsi sebagai alternatif
pengembangan jiwa siswa menuju kedewasaannya. Melalui penekanan kreativitas,
siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya di dalam proses pengungkapan gerak
tarinya, sehingga hasil akhir bukanlah merupakan tujuan utama. Yang penting
melalui kegiatan kreatif dan ekspresif, mereka mendapat latihan atau pengalaman
untuk mengembangkan cara merasa, cara berfikir dan cara memahami serta
keterampilan dalam melihat dan menyelesaikan persoalan tentang diri atau
lingkungannya.

B. Bentuk dan Pendekatan Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar


Bentuk pembelajaran seni tari, harus disesuaikan dengan pengorganisasian
materinya, yakni didasarkan pada aktivitas siswa. Selain itu juga diselaraskan dengan
tujuan utama pendidikan seni, untuk peningkatan sensitivitas dan kreativitas siswa
serta untuk pembaharuan masyarakat. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran,
diharapkan guru mampu menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi
pengembangan individu siswa sekaligus perbaikan masyarakatnya. Sebagaimana
dinyatakan oleh Dewey bahwa seni dan kehidupan berada dalam hubungan yang
berkesinambungan dan berkelanjutan. Kehadiran seni hanya akan dapat dipahami
apabila dipandang dari makna sosial yang terkandung di dalamnya.
Bentuk pembelajaran seni di Sekolah Dasar berdasarkan pada sifat pendidikan
seni itu sendiri, yaitu: multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual
berarti seni bertujuan mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri dengan
berbagai cara seperti melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan paduannya.
Multidimensional berarti seni mengembangkan kompetensi kemampuan dasar siswa
yang mencakup persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi dan
produktivitas dalam menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri, dengan
memadukan unsur logika, etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan
menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap keragaman
budaya lokal dan global sebagai pembentukan sikap menghargai, toleran, demokratis,
beradab dan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pendekatan pembelajaran seni dapat dilakukan melalui pendekatan terpadu yaitu
pendekatan yang dapat memberikan pemahaman secara holistik pada siswa tentang
suatu konsep atau prinsip. Dalam pembelajaran seni dikembangkan kemampuan yang
terpadu antara konseptual, operasional dan sintetik antar bidang seni dan lintas bidang
seni. Goldberg ( 1997: 17-20) memberikan alternatif belajar tentang seni melalui
pendekatan terpadu, yaitu : (1) belajar dengan seni (learning with the arts) adalah
pengetahuan suatu subject matter yang dipelajari dari mata pelajaran lain dengan
bantuan suatu karya seni, (2) belajar melalui seni (learning throught the arts) yaitu
menggali suatu subject matter melalui berkarya seni dengan mengungkapkan suatu
konsep dari mata pelajaran lain yang sedang dipelajari, dan (3) belajar tentang seni
(learning with arts) yaitu memahami dan mengekspresikan serta menciptakan
berbagai konsep seni kedalam karya seni, dimana siswa murni belajar seni dengan
melalui proses penghayatan, penciptaan dan kreativitas.
Pembelajaran seni tari, dalam pelaksanaannya dapat menggunakan pendekatan:
(1) ekspresi bebas yaitu pembelajaran seni tari dengan menggunakan ekspresi bebas,
merancang kegiatan pembelajarannya dengan menggunakan model emerging
curriculum yaitu kegiatan pembelajaran yang tidak dirancang sebelumnya, tetapi
berkembang sesuai dengan keinginan siswa, (2) disiplin ilmu bertujuan menawarkan
program pembelajaran yang sistematik dan berkelanjutan dalam empat bidang yang
digeluti orang dalam dunia seni yaitu bidang penciptaan, penikmatan, pemahaman
dan penilaian, dan (3) multikultural merupakan pendekatan pendidikan yang
mempromosikan keragaman budaya melalui kegiatan penciptaan, penikmatan dan
pembahasan keindahan rupa (visual).

C. Metode Pembelajaran Seni Tari di MI/SD


1. Metode Tutor Sebaya
Penggunaan metode tutor sebaya yaitu siswa membentuk kelompok besar yang
dipimpin salah satu anak dalam berdiskusi membahas masalah alur cerita atau adegan
berkarya tari, tutor di sini ditugaskan mencipta tari bertema membimbing. Hal ini
sejalan dengan pernyataan Winatapura (1999:380) bahwa seorang teman atau
beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru (sesuai kriteria menjadi tutor sebaya)
dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pengajaran
dengan tutor sebaya adalah kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan teman
sekelas yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam
melaksanakan suatu kegiatan atau memahami suatu konsep. Tutor tersebut diambil
dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi. Tutor sebaya merupakan bagian dari
Cooperative Learning atau belajar bersama, siswa yang kurang mampu dibantu
belajar oleh teman-teman sendiri yang lebih mampu dalam suatu kelompok.
Bentuknya adalah satu tutor membimbing satu teman, atau satu tutor membimbing
beberapa teman dalam kelompok.
2. Metode Eksplorasi
Penggunaan metode eksplorasi terlihat pada saat praktek siswa mencari gerak
dan menciptakan gerak tari, dalam menciptakan gerak tari siswa masih mendapatkan
pengarahan dari guru. Hal tersebut terkait pernyataan Iriaji (2011:27) tentang metode
ekspresi terikat bahwa metode ekspresi terikat merupakan cara pembelajaran kegiatan
praktek berkarya seni dalam bentuk kegiatan yang memberikan kesempatan kepada
siswa dalam mencipta suatu karya seni, tetapi yang mendapat pengarahan
3. Metode Demonstrasi
Penggunaan metode demonstrasi dapat dilihat pada saat proses pembelajaran
guru memberi ragam gerak menggunakan properti, kemudian siswa siswa diminta
mendemonstrasikan gerak tari tersebut secara bersama-sama.

4. Metode Diskusi
Penggunaan metode diskusi dapat dilihat pada saat siswa membentuk kelompok
besar dan berdiskusi membahas masalah alur cerita atau adegan dalam karya tari. Hal
tersebut terkait pernyataan Sujana (2005:79) bahwa metode diskusi pada dasarnya
tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur
dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti
tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.
5. Metode ceramah
Penggunaan metode ceramah dapat dilihat pada saat guru menyampaikan materi
pembelajaran tentang pembelajaran berkarya tari, yang diarahkan pada lingkungan
hidup dengan tema kegiatan sehari-hari bertani atau bercocok tanam, penggunaan
properti diolah menjadi gerak tari. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Nana
Sujana (2005:77) bahwa metode ceramah merupakan cara mengajar dengan
penuturan secara lisan tentang suatu bahan yang telah ditetapkan dan di dukung
dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan
penggunaanya.

D. Pelaksanaan Metode Pembelajaran Seni Tari di MI/SD


Penyampaian materi pada semester ini diarahkan menuju penggarapan karya tari
kelompok Nusantara yang bertemakan lingkungan hidup sesuai program adiwiyata
mandiri dari sekolah dengan Standar Kompetensi (mengekspresikan diri melalui
karya seni tari) dan Kompetensi Dasar (mempertunjukkan karya seni tari kelompok
dan kreasi orang lain di sekolah). Namun pada kenyataanya biasanya pembelajaran
berbasis budaya lokal yang mengambil Tari kreasi daerah. Dari pernyataan tersebut
diketahui bahwa adiwiyata sebenarnya lebih mengungulkan kearifan budaya lokal.
Hal ini terkait pernyataan tentang program adiwiyata menurut Kementrian
Lingkungan Hidup (2012:3) bahwa adiwiyata merupakan cara-cara yang simpatik,
kreatif, inovatif dengan menganut nilai-nilai dan kearifan budaya lokal.
Dalam pembelajaran tari di sekolah dapat dilakukan kegiatan reproduktif, yaitu
kegiatan yang diarahkan untuk mempelajari hasil karya orang lain, untuk
memperkaya pengetahuan batin dan ketrampilannya, serta menunjang kegiatan
kreatifnya. Misalnya dengan mempelajari tari daerah setempat atau tari daerah lain.
Adapun bahan ajar atau materi pembelajaran dalam berkarya tari meliputi:
komposisi tari dan eksplorasi gerak, cara berkarya tari, langkah-langkah dalam
pembuatan karya tari, serta pustaka yang menunjang dalam pembuatan koreografi tari
berupa karya-karya kreasi orang lain. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Sudjana
(2005:67) bahan ajar adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat
berlangsungnya proses belajar mengajar. Melalui bahan ajar siswa diantarkan kepada
tujuan pengajaran. Dalam proses eksplorasi yaitu sebuah proses kreatif dalam
menanggapi rangsangan (rangsangan awal: idesional, auditif, visual, rabaan, atau
kinestetis). Proses ini merupakan sebuah langkah awal menjajaki berbagai
kemungkinan yang dapat dijadikan langkah awal dalam menentukan teknik, gaya,
atau berbagai hal yang memiliki daya tarik.
Dalam pembelajaran ini media yang digunakan berupa media elektronik yaitu CD
pembelajaran, tape recorder, laptop, dan media yang menunjang pembelajaran seni
tari berupa; gamelan, properti, busana tari, ruang praktek berupa ruangan terbuka
berbentuk pendopo, serta sumber penunjang lain dalam proses pembelajaran di kelas
berupa media cetak yaitu buku seni tari. Tetapi pada praktenya hanya media laptop
dan CD pembelajaran yang digunakan. Laptop merupakan media audiovisual yang
mana merupakan media untuk penglihatan dan pendengaran. Hal tersebut sejalan
dengan pernyataan Arsyad (2010:91) bahwa media audiovisual adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik, karena meliputi kedua
Jenis media auditif (media untuk pendengaran) dan media visual (media untuk
penglihatan). Bahwasannya penggunaan media berdampak positif yaitu
membangkitkan minat dan motivasi belajar seperti yang dikatakan menurut Hamalik
(dalam 11 Arsyad, 2010:6) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

E. Teknik Dan Strategi Pembelajaran Seni Tari


1. Teknik Pembelajaran
Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.
Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian
pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada
kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif.
Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode
yang sama.
2. Strategi Pembelajaran
Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip
pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya
masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam
suatu pelaksanaan pembelajaran.
Strategi yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran seni tari :
a. Contoxtual Teaching Learning (CTL)
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari
usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia
belajar. Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
produktif yakni, konstruktivisme, bertanya (questioning), menemukan (Inquiry),
masyarakat belajar (learning komunity), pemodelan (modeling), dan penilaian
sebenarnya (autentic assement).
b. Strategi Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada
sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran
secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi
ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan. Dalam sistem ini guru
menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan
lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib
dan teratur.
c. Strategi Practice Rehearsal Pairs (Praktek Berpasangan)
Strategi practice rehearsal pairs (praktek berpasangan) adalah salah satu strategi
yang berasal dari active learning, yang menjelaskan bahwa strategi ini adalah strategi
yang digunakan untuk mempraktekkan suatu ketrampilan atau prosedur dengan teman
belajar dengan latihan praktek berulang-ulang mengunakan informasi untuk
mempelajarinya.
Dalam pembelajaran seni tari yang harus ditentukan guru adalah dapat
merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai antara strategi, metode teknik,dan
model pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang akan di ajarkan. Pemilihan
metode, teknik dan model pembelajaran yang tepat dapat memudahkan guru dalam
mengajarkan materi yang diajarkan dan siswa juga mudah memahami pesan yang
disampaikan dari tarian tersebut.

F. Evaluasi Pembelajaran Seni Tari


Evaluasi merupakan suatu kegiatan pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu
program yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan untuk mengetahui kelebihan
serta kekurangan suatu pembelajaran yang nantinya digunakan sebagai bahan
pertimbangan serta perbaikan pembelajaran selanjutnya. Evaluasi merupakan sebuah
proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagian
mana tujuan pendidikan sudah tercapai (Ralph Tyler dalam Arikunto Suharsimi
2012:3). Sementara itu, Menurut Zainal (2013:5) evaluasi adalah suatu proses untuk
menggambarkan peserta didik dan menimbangnya dari segi nilai.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat 1, evaluasi dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya
terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan. Evaluasi pembelajaran
merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya dalam lingkup kelas atau dalam
lingkup proses belajar mengajar.
Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi
sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi metode, media,
sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilain itu sendiri. Tujuan evaluasi
pembelajaran secara khusus seperti berikut: (1) Untuk merangsang kegiatan siswa
dalam menempuh program pendidikan, (2) Untuk mencari dan menentukan faktor-
faktor penyebab keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mengikuti program
pembelajaran pada khususnya, (3) Untuk memberikan bimbingan sesuai kebutuhan,
perkembangan dan bakat siswa, (4) Untuk memperoleh bahan laporan tentang
perkembangan siswa, (5) Untuk memperbaiki mutu proses pembelajaran (Sudaryono
2012:50). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah
proses pengumpulan data untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi pembelajaran
menyangkut tujuan, metode, lingkungan maupun penilaiannya.
Evaluasi dapat memberikan manfaat baik bagi siswa maupun guru. Manfaat
evaluasi untuk siswa evaluasi dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan
kemampuan siswa yang diperoleh selama proses pembelajaran. Hasil nilai yang
diperoleh siswa dapat menjadi acuan bagi siswa untuk lebih baik lagi. Apabila nilai
yang diperoleh memuaskan akan berdampak berupa semangat serta motivasi untuk
mempertahankan nilai serta untuk meningkatkan nilai. Apabila nilai yang diperoleh
tidak memuaskan dapat menjadi acuan bagi siswa untuk mengoreksi diri serta lebih
meningkatkan kemampuannya.
Hasil evaluasi dari sisi guru untuk mengetahui siswa-siswi yang dapat
melanjutkan pelajaran karena keberhasilan dan mana saja yang butuh pengulangan
lagi, dengan adanya evaluasi dapat memperoleh informasi strategi pembelajaran yang
digunakan sudah tepat atau belum serta digunakan sebagai umpan balik dan tolak
ukur keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Hasil evaluasi dapat di manfaat
sekolah untuk memperoleh informasi untuk menyusun berbagai program pendidikan
di sekolah untuk yang akan datang. Manfaat evaluasi bagi lembaga pendidikan dapat
digunakan untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Hasil dari proses
evaluasi adalah adanya informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran pada siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum
merupakan sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa
untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mimin Haryati (2008:1) berpendapat
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Kurikulum
merupakan seperangkat rencana mengenai isi dan bahan pelajaran yang nantinya
harus ditempuh dan dipelajari siswa untuk mencapai tujuan. Kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah Kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) terutama yang berkaitan dengan Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Delapan standar nasional pendidikan tersebut,
yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan
utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan Kurikulum.
Struktur dan muatan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam standar isi meliputi lima
kelompok mata pelajaran sebagai berikut: kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,
estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. Materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam Kurikulum.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini, ada bidang-
bidang kemampuan atau keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah
mengikuti pendidikan tertentu, yang dirumuskan dalam terminologi sebagai berikut:
Standard Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator-indikator (I)
Standar Kompentensi Ideal (SKI) dalam bentuk kemampuan yang harus dicapai
peserta didik. Hasil penilaian pendidikan pembelajaran/pelatihan, peserta didik/
dinyatakan kompeten apabila yang bersangkutan telah menguasai domain-domain
sebagai berikut: (1) kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan penilaian,(2) Sikap meliputi aspek penerimaan, kemampuan merespon,
kemampuan menghargai, (3) ketrampilan yang meliputi persepsi, respon/gerak
terpimpin/terbimbing (Susetyo 2008. Penilaian Hasil Pembelajaran Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
Teknik penilaian yang dapat dipergunakan dalam penilaian pada satuan
pendidikan antara lain: (1) Tes tertulis: adalah teknik penilaian yang menuntut
jawaban secara tertulis, baik berupa tes objektif dan uraian pada peserta didik di
lembaga penyelenggara pendidikan ketrampilan. (2) Observasi adalah teknik
penilaian yang dilakukan dengan cara mencatat hasil pengamatan terhadap objek
tertentu. (3) Tes kinerja adalah penilaian yang menuntut peserta didik mempraktekan
kemahirannya dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan tertentu, serta proses dan
produk. (4) Penugasan adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik
menyelesaikan tugas di luar kegiatan pembelajaran di kelas/laboratorium. (5) Tes
lisan dilaksanakan dengan tatap muka antara peserta didik dengan seorang penguji.
(6) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai hasil
karya peserta didik. (7) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk mengemukaan kelebihan dan kekurangan diri. (8)
Penilaian antar teman merupakan teknik dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya (Susetyo. 2008. Penilaian Hasil
Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. http://. academia. edu/
Seni adalah segala kegiatan manusia untuk mengkonsumsikan pengalaman
batinnya pada orang lain (Iriani 2008: 144). Tari adalah gerakan badan yang
berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian musik, gamelan (Kementrian Pendidikan.
Tari. http:// kamus bahasa indonesia.org/tari. Di unduh 10 Maret
2015). Tari dilakukan dengan jangkauan suara, irama, kadang juga menggunakan
kostum dan alat peraga dengan tujuan untuk menunjukkan pengalaman emosional
melalui gerakan itu sendiri (Eka 2013:144).
Seni Tari adalah perwujudan suatu macam tekanan emosi yang dituangkan dalam
bentuk gerak seluruh anggota tubuh yang teratur dan berima sesuai dengan musik
pengiringnya (Sulistyo 2005:50). Pembelajaran Seni Tari di Sekolah . Mata pelajaran
Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan: memahami konsep
dan pentingnya Seni Budaya, menampilkan sikap apresiasi terhadap Seni Budaya,
menampilkan kreatifitas melalui Seni Budaya, menampilkan peran serta dalam seni
budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Ruang lingkup mata pelajaran
Seni Budaya khususnya Seni Tari meliputi aspek ketrampilan gerak berdasarkan olah
tubuh dengan dan tanpa rangsang bunyi, apresiasi terhadap gerak tari
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan seni tari di sekolah merupakan wahana yang tepat untuk kegiatan
melestarikan budaya leluhur, mereka akan mengenal, mengagumi, dan mencintai seni
tari. Pelajaran dan pendidikan seni tari bukan sekedar kegiatan bersenang-senang atau
rekreasi bagi anak akan tetapi merupakan alat ekspresi dan laku estesis bagi para
siswaDalam pembelajaran seni tari media yang digunakan berupa media elektronik
yaitu CD pembelajaran, tape recorder, laptop, dan media yang menunjang
pembelajaran seni tari berupa; gamelan, properti, busana tari, ruang praktek berupa
ruangan terbuka berbentuk pendopo, serta sumber penunjang lain.

B. Saran
Masalah pembelajaran yang dihadapi para pendidik saat ini semakin kompleks.
Untuk itu para pendidik khususnya para guru MI/SD diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dalam menciptakan dan mengembangkan metode-
metode pembelajaran, agar dapat menunjang terciptanya proses belajar mengajar
dikelas yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik. Demikian
makalah ini kami susun dengan segala keterbatasan dan belum sempurna. Oleh
karena itu, Penulis mohon kritikan dan saran dari Bapak/Ibu Dosen dan para pembaca
agar makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. (1999). Konsep Pendidikan Kesenian, Panduan Teknis Sebagai


Pelengkap Penataran Pendidikan Kesenian Bagi Guru Taman Kanak-kanak dan
Guru SD di DKI Jakarta. Jakarta: Depdikbud.

Rusyana, Yus. 2000. Tujuan Pendidikan Seni. Gelar: Jurnal Ilmu dan Seni STSI
Surakarta: STSI Press.

Salam, Sofyan. 2005. Paradigma Dan Masalah Pendidikan Seni. Semarang: PPS
UNNES.

Sujamto. 1992. Wayang dan Budaya Jawa, Semarang: Dahara Prize.

Anda mungkin juga menyukai