Anda di halaman 1dari 36

KELOMPOK 10

PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


SENI RUPA ANAK

DOSEN PENGAMPU :
DWI WULANDARI, M.PD., M.A.ED.
NAMA KELOMPOK
1. Ahmad Ma’aruf Syukroni_20206241007
2. Adelia Yulika Syaharani_20206241014
3. Andita Karunia Seta_ 20206241028
4. Khairani Mulia Tsani_20206241032
5. Andika Louis Surya A._ 20206241036
Belajar seni merupakan pemahaman mengenai keindahan suatu
karya dan bagaimana pengungkapan keindahan tersebut melalui hasil
karyanya.

Dengan belajar seni, dapat membantu dalam menuangkan ide-ide


kreatif, rasa emosional, dan mengekspresikan dirinya sendiri
LEARNING IN ART/BELAJAR TENTANG SENI
Merryl Goldberg (1997:4), terdapat tiga cara mengintegrasikan seni dalam pembelajaran, yaitu belajar
dengan seni belajar tenatang seni (learning about the arts), belajar dengan seni (learning with the arts), dan
belajar melalui seni(learning through the arts).
Belajar seni memiliki kekurangan dan kelebihan yaitu pendidikan seni harus dengan kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan/ekperimen, sedangkan kekurangan yang dialami pendidikan seni adalah
melihanya dari satu aspek saja yaitu segi keindahan, tapi dengan kekurangan tersebut dapat menjadi koreksi
setiap karya yang akan dihasilkan setiap seseorang.
CARA MENYAMPAIKAN BELAJAR TENTANG
SENI
Beberapa cara dalam menyampaikan belajar tentang seni dengan cara memperhatikan:
• Karakter siswa
• Jenis
• Karakter bahan ajar
• Lingkungan siswa.
LEARNING THROUGH ART/BELAJAR DENGAN
SENI DAN BELAJAR MELALUI SENI
Belajar dengan seni merupakan proses pembelajaran tentang seni agar mencapai penguasaan materi,
baik melalui gambar, bentuk, dan lain sebagainya.
Ambarwangi & Suharto (2013:81), belajar melalui seni, seseorang akan melibatkan langsung dalam
proses kreatif sehingga anak mendapatkan pengalaman artistik dan estetis ketika berproses kreatif.
Kelebihanan yang dimiliki teori tersebut adalah benar, ketika anak belajar dengan dan melalui seni
melibatkan langsung proses kreatif, aktivitas fisik, kemampuan berekspresi, ekplorasi serta menuangkan
cita rasa keindahan karya.
Kekurangan dari dua teori diatas adalah anak harus selalu didampingi dalam membuat karya seni agar
sang anak merasa diperhatikan dalam bercerita melalui karyanya.
CARA MENYAMPAIKAN BELAJAR MELALUI
SENI
Melaksanakan belajar dengan seni dan belajar melalui seni dengan cara melakukan peninjauan pada
karya seni, misalkan karya seni lukis.

Dengan karya lukis tersebut bisa digunakan unutk belajar tentang garis sejajar, sehingga anak menjadi
tertarik terhadap dunia seni lukis dan juga mendapat inspirasi untuk menciptakan lukisan sendiri.
INTEGRATED LEARNING/PEMBELAJARAN TERPADU
SENI RUPA DENGAN DISIPLIN ILMU SENI LAIN(TARI,
MUSIK, DRAMA)
Trianto (2007:6), pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang membawa pada
kondisi pembelajaran yang relevan dan bermakna unutk anak.
Pembelajaran terpadu merupakan model pembelajaran yang mencari hubungan antar keterkaitan
materi yang telah diketahui atau informasi baru yang mereka temukan dalam proses belajarnya sehari-hari.

Kelebihannya yaitu sama-sama memiliki tujuan yang sama tentang bagaimana mengasa pola pikir
siswa jika kedua materi digabungkan, dan kekurangannya kurang efektifnya waktu dan mungkin kurang
pemahaman setiap materinya
CARA DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA DENGAN
DISIPLIN ILMU SENI LAIN(TARI, MUSIK, DRAMA)
Cara melaksanakannya tetap pada kurikulum yang ada, dengan contoh dengan tema tamasya kebulan,
dalam bidang seni rupa anak bisa seperti menggambarkan apa saja yang menjadi unsur tema tersebut,
dihubungkan dengan seni tari bisa menampilkan gerak apa saja yang menjadi tema tamasya kebulan,
misalnya ada hewan bisa di lakukan dengan gerakan, kemudian seni musik bisa dilakukan dengan cara
nyanyian atau bisa menggunakan gambar dinyanyikan, dan seni drama dimana siswa dapat membuat cerita
dengan memadukan gerekan dan akting/berperan sesuai dengan topik yang sudah ada.
INTEGRATED LEARNING/ PEMBELAJARAN TERPADU SENI RUPA
DENGAN DISIPLIN ILMU DI LUAR SENI (IPA, IPS, BAHASA, AGAMA,
DLL)

Pembelajaran terpadu adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang guru untuk
menyampaikan pengetahuan kepada siswa dalam informasi yang utuh.
Terdapat beberapa karakteristik pembelajaran berpusat pada anak, menekankan pemahaman dan
kebermaknaan, belajar melalui pengalaman langsung, lebih memperhatikan proses daripada hasil, seperti :
• Terpisah (Fragmented), yaitu berbagai disiplin ilmu yang berbeda dan terpisah
• Keterikatan (Connected), topik-topik dalam satu disiplin ilmu saling berhubungan satu sama lain
• Berbentuk Sarang (Nested), keterampilan sosial, berfikir, dan konten dicapai dalam satu mata pelajaran
(subject area)
• Terbagi (Shared), perencanaan tim yang melibatkan dua disiplin difokuskan pada konsep, keterampilan,
dan sikap-sikap yang sama
• Bentuk jaring laba-laba (Webbed), pengajaran tematis menggunakan suatu tema dasar pembelajaran
dalam berbagai disiplin mata pelajaran.
Kelebihan pembelajaran terpadu, materi pelajaran menjadi lebih dekat dengan anak sehingga mudah
memahaminya, pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa, dan dengan pembelajaran
terpadu guru lebih mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.
Kekurangannya, sarana prasarana, guru harus berwawasasan luas, pemberian aspek nilai yang
menyeluruh.
CARA DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
SENI RUPA DENGAN DISIPLIN ILMU DI
LUAR SENI
Pelaksanaan pembelajaran terpadu mengaitkan, mengkorelasikan dan mensistensikan topik, teknik,
substansi, dan tujuan beberapa subjek pembelajaran penggabungan seni rupa dengan IPA, IPS, Bahasa,
Agama berdasarkan sifat dan fungsinya.
STEAM EDUCATION
Sebuah pendekatan pembelajaran terpadu yang mendorong siswa untuk berpikir lebih luas tentang masalah
di dunia nyata. STEAM juga mendukung pengalaman belajar yang berarti dan pemecahan masalah, dan
berpendapat bahwa sains, teknologi, teknik, seni dan matematika saling terkait

• Kelebihan:
siswa lebih dapat mengandalkan cara berfikir, membantu siswa mengerjakan tugas, dan wawasan siswa menjadi
lebih luas. Kekurangan STEAM.
• Kekurangan:
merupakan pandangan subjektif tapi dengan adanya pembelajaran STEAM, bisa membuat siswa cenderung
kurang menghargai mata pelajaran lain seperti musik, sastra, bahasa, tulisan dll. Hal tersebut berlaku jika
elemen Art tidak dimasukan oleh guru.
PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM
KURIKULUM SD DI INDONESIA
Pembelajaran ini disebut tematik, tematik yaitu bentuk model pembelajaran terpadu yang
menggabungkan suatu konsep dalam beberapa materi, pelajaran atau bidang studi menjadi satu tema atau
topik pembahasan tertentu.
Rusman (2012), pembelajaran tematik merupakan bentuk pembelajaran terpadu yang memiliki sepuluh
model, yaitu fragmented (penggalan), connected (keterhubungan), nested (sarang), sequenced (pengurutan),
shared (irisan), webbed (jaring laba-laba), threaded (bergalur), integrated (terpadu), immersed (terbenam),
dan networked (jaringan kerja).
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik menurut Majid (2014):
Kelebihan
• Pengalaman belajar dan kegiatan belajar akan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
• Kegiatan belajar dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.
• Mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial siswa.
Kekurangan
• Pembelajaran tematik, mengharapkan guru memiliki wawasan luas, kreativitas tinggi, percaya diri, dan
kemampuan handal menggali informasi dan pengetahuan terkait materi. Tanpa kemampuan guru yang
mumpuni, pembelajaran tematik akan sulit diterapkan.
• Pembelajaran tematik mengharapkan siswa memiliki kemampuan akademik dan kreativitas, sehingga
keterampilan-keterampilan siswa dapat terbentuk ketika pembelajaran ini dilaksanakan.
• Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber pembelajaran yang bervariasi.
PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK
• Mengamati
• Menanya
• Mengumpulkan informasi
• Mengolah informasi
• Mengkomunikasikannya
PEMBELAJARAN SENI RUPA BERBASIS
TEKNOLOGI
Teknologi merupakan segala sesuatu dan atau segala bentuk hal apapun yang membantu manusia
dalam membuat, mengubah, mengkombinasikan, dan menyebarkan. Dewasa ini dalam Seni rupa khususnya
seni rupa kontemporer banyak menggunakan teknologi sebagai cara, hasil dari seniman tersebut.
Perlunya ilmu atau pelajaran khusus tentang pemanfaatan teknologi dalam proses/hasil karya dalam
pembelajaran seni merupakan hal yang mendasar bagi saat ini. Misalnya dalam sekolah khusus seni rupa,
juga sangat diperlukannya pemanfaatan teknologi tersebut dalam proses pembelajarannya serta
pengaplikasian hasil karya.
 
INVIROMENTAL ART DAN PEMBELAJARAN
SENI BERBASIS ALAM SEKITAR
Pembelajaran seni dapat dilakukan dengan memperhatikan alam sekitar, seperti halnya sang anak
menggambarkan atau mengungkapkan perasaaannya melalui karya seni, sama halnya dengan anak yang
menggambar taman bunga, pasti anak tersebut memiliki pengalaman, dan mengungapkan persaaannya
Mohamad Soerjani dan Surna T. Djajadiningrat (1995) dikaji oleh ilmu lingkungan yang landasan
pokoknya adalah ekologi, serta dengan mempertimbangkan disiplin lain, terutama ekonomi dan geografi
Pembelajar seni bisa dilaksanakan dengan memperhatikan lingkungan alam sekitar, dengan cara selalui
mendapingi anak dalam eksplorasi lingkungan sekitar.
BELAJAR DI LUAR KELAS (MUSEUM,
GALERI, SITUS SEJARAH, DLL)
Pembelajaran di luar sekolah merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan di luar lingkup
sekolah.
Menurut Kendall, pendidikan di luar kelas adalah pengalaman yang dialami para peserta didik di luar
lingkungan kelas pada saat jam sekolah, di luar jam sekolah atau pada saat liburan.
• Kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran di luar kelas, Suryadi (dalam Husannah, 2013:25)
• Pikiran lebih jernih
• Pembelajaran akan terasa menyenangkan
• Pembelajaran lebh variatif
• Belajar lebih rekreatif
• Belajar lebih riil
• Anak lebih mengenal pada dunia nyata dan luas
• Tertanam bahwa imagebahwa dunia sebagai kelas
• Wahana belajar akan lebih luas
• Kerja otak lebih rileks
PENERAPAN BELAJAR DI LUAR SEKOLAH
Pelaksanaan metode ini dapat dilaksanakan pada saat jam pelajaran, di luar jam pelajaran, maupun saat
liburan.
Pelaksanaan metode ini akan selalu dibutuhkan seorang pembimbing. Pembimbing peserta didik dalam
metode ini harus memiliki kompetensi dalam bidangnya.
SENIMAN SEBAGAI GURU TAMU
Seniman sebagai guru tamu di sekolah merupakan salah satu kegiatan proses pembelajaran seni rupa
dengan dibersamai seorang seniman sebagai pengajar yang aktif.
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid ketika seniman dipertemukan dengan para peserta didik
dalam sebuah kegiatan belajar mengajar di sekolah, maka peserta didik akan mendapatkan pengalaman
tangan pertama tentang bagaimana berkreasi, merumuskan ide, sampai eksekusi.

Tujuan dari metode ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan model kreativitas sesuai
dengan pernyataan Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid untuk memberikan pengalaman bagi para
peserta didik di sekolah mengenai dunia kesenian
Pada metode ini membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mencapai tahapan tertentu untuk
beberapa peserta didik dan fasilitas yang kurang memadai pada beberapa sekolah, sehingga menghambat
kegiatan praktik yang sudah menjadi kompetensi dasar untuk sebuah mata pelajaran.
PENERAPAN SENIMAN SEBAGAI GURU TAMU
Pada pelaksanaannya, di Indonesia sendiri sudah memiliki program yang dimiliki oleh pemerintah
yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2017 yaitu Gerakan Seniman Masuk Sekolah. Kegiatan ini merupakan
program yang dijalankan pemerintah dan kementrian di Indonesia dalam bentuk program seniman mengajar
kesenian pada kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Kegiatan ini juga salah satu program prioritas
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan unuk membantu menghadirkan guru seni budaya yang memiliki
kompetensi di satuan pendidikan.
STIMULASI KLASIKAL DAN STIMULASI
INDIVIDUAL
Stimulasi klasikal merupakan proses metode pembelajaran yang menggunakan rangsangan audio,
visual, kinestetik, dan campuran. Menurut Aunurrahman menyatakan bahwa model pembelajaran klasikal
lebih menitikberatkan pada peran guru dalam memberikan informasi melalui materi pelajaran yang
disajikan.
Stimulasi individual adalah metode pembelajaran yang hasilnya ditentukan dengan faktor-faktor
tertentu yang berasal dari diri sendiri maupun lingkungan. Menururt Sri Muliani ada beberapa faktor yang
menentukan prestasi belajar para peserta didik yaitu, faktor minat, faktor keceradasan, faktor bakat,
motivasi, dan kemampuan kognitif yang dimiliki para peserta didik.Tujuan utama dari metode pembelajaran
ini supaya para peserta didik memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Selain itu, diharapkan para peserta
didik mengenali diri mereka sendiri.
Kelemahan metode stimulasi menurut Trianto;
• Pengalaman yang diperoleh tidak selalu sesuai saat di lapangan
• Pengelolaan yang kurang baik, pada beberapa kasus, tujuan pembelajaran jadi terabaikan
• Faktor psikologis seperti perasaan malu dan takut yang dialami para peserta didik saat simulasi.

Kelebihan metode stimulasi menurut Nana Sudjana:


• Mengembangkan kemampuan untuk melakukan hubungan interpersonal (antar pribadi).
• Mengapresiasi perspektif atau sudut pandang pendapat orang lain.
• Mengetahui perspektif atau pendapat orang lain atau siswa lain.
• Mengetahui dampak keputusan seseorang terhadap orang lain.
• Menguasai materi atau bahan pelajaran.
PENERAPAN METODE STIMULASI
Dalam metode pembelajaran klasikal, para peserta didik dan pendidik dapat melakukan beragam cara
untuk memperoleh dan memberikan informasi yaitu; mengamati, bertanya, menalar, mengamati,
memperagakan, dan mengkomunikasikan.
Metode stimulasi individual pada dasarnya bergantung dengan para peserta didik sendiri karena
terdapat faktor internal dan eksternal yang mampu merangsang untuk belajar.
STIMULASI RUTIN VS STIMULASI
INSIDENTAL
Stimulasi dapat dibedakan atas masa datangnya suatu peristiwa atau kejadian yang dapat merangsang
siswa. Jenis ini mencakup keadaan atau peristiwa yang datang secara rutin, dan yang datang secara
insidental. Kedua jenis ini merangkum semua bentuk stimulasi yaitu klasikal dan individual.
Stimulasi insidental merupakan kejadian-kejadian atau peristiwa yang akan atau telah dialami oleh
siswa secara insidental (sewaktu-waktu, yang tidak terduga sebelumnya, tidak direncanakan jauh sebelum
keadian tersebut). Stimulasi ini dapat dicontohkan dengan perkenalan ibu guru baru, kedatangan teman
baru, mendapatkan hadiah dari lomba, mendapat teman baru, dan sebagainya. Contoh-contoh tersebut
merupakan kejadian atau peristiwa yang datangnya tidak dapat kita duga sebelumnya juga tidak dapat kita
jumpai secara rutin.
METODE EKSPRESI BEBAS
Metode ekspresi bebas merupakan metode dimana seorang guru memberikan kebebasan kepada
siswanya untuk mengekspresikan perasaannya dalam sebuah karya. Menurut Torchman, Subandi dan
Soeteja (2006:159) metode ekspresi bebas merupakan cara belajar siswa agar dapat mencurahkan isi hatinya
dalam bentuk karya seni. Metode ekspresi bebas menekankan pada kebebasan anak dalam memilih tema
atau media yang digunakan.
Metode ini diasumsikan bahwa metode ekspresi bebas harus berasal dari diri siswa, karena ekspresi
bebas tidak dapat diajarkan oleh siapapun.
METODE KOLABORASI/KELOMPOK

Menurut Garha (1980:62-64) metode kerja kelompok adalah cara untuk menghasilkan suatu karya
dengan berkelompok.
Metode kolaborasi/kelompok merupakan metode dimana siswa diharuskan membentuk kelompok, dan
saling bertukar pikiran, ide serta berkerja sama untuk menghasilkan sebuah karya. Kelebihan metode ini
yaitu memberikan kesempatan kepada siswa menjadi aktif dengan mengungkapkan ide/tanggapan dalam
kelompoknya, saling menghormati pendapat teman, meningkatkan kedekatan antarsiswa, belajar untuk
menyelesaikan masalah bersama. Kekurangannya adalah ketidakseimbangan dalam pembagian tugas,
kelompok menjadi tempat mengobrol apabila kurangnya disiplin dan kontrol guru.
PENERAPAN METODE KOLABORASI
Terdapat 2 macam metode kerja kelompok, yaitu:
Metode Group Work (jenis paduan)
• Dalam metode ini siswa bekerjasama menyelesaikan sketsa yang telah digambar oleh anggotanya. Pembagian tugasnya yaitu:
• Setelah membentuk kelompok, anggota menunjuk salah satu siswa yang memiliki kemampuan lebih untuk menrancang sketsa serta
menjadi ketua
• Setelah selesai, ketua mengatur pembagian tugas setiap anggota
• Anggota bekerja sesuai tugasnya, ketua mengawasi serta ikut menyelesaikannya

Metode Collective Painting (jenis kumpulan)


• Metode ini dilakukan dengan cara:
• Setelah membentuk kelompok, anggota menyatukan kertas berukuran sama yang berjumlah sesuai dengan jumlah anggota
• Setelah kertas terbentuk, ketua merancang gambar yang disepakati
• Kertas yang sudah digambari kemudian dibagikan kepada anggotanya untuk dikerjakan
• Setelah selesai, kertas digabungkan sesuai dengan rancangan menjadi gambar yang besar
• Tahap akhir, ketua mengoreksi gambar agar menjadi kesatuan utuh.
METODE GLOBAL
Metode global merupakan metode yang biasa digunakan pada tahap awal menggambar bentuk
(Prawira, 2012:25).
Menurut Garha (1980:77) metode global ialah metode menggambar untuk belajar menangkap bentuk
dari keseluruhan model yang disediakan.

Penggunaan metode global dibagi menjadi dua, yaitu dengan teknik siluet dan teknik kontur. Secara
teknis dan psikologi teknik siluet lebih mudah dari teknik kontur, karena anak menangkap keseluruhan
bentuk model dengan mengabaikan detail.
PENDAMPINGAN ANAK DENGAN BAKAT DAN
TALENTA KHUSUS

Masa kanak ini merupakan masa krusial, dimana anak mempunyai potensi potensi tertentu yang bila
mana dikembangkan dengan baik maka akan membuahkan hasil yang memuaskan dimasa selanjutnya.
PENERAPAN PENDAMPINGAN ANAK
DENGAN BAKAT DAN TALENTA KHUSUS
Cara yang dapat dilakukan diantaraya:
• Mengenali bakat anak
Seperti yang kita ketahui, jika jadi ikan maka janganlah ikut lomba terbang, anak diciptakan dengan bakat
mereka masing-masing yang siap untuk diasah kedepannya.
• Menciptakan suasana kreatif dan motifasi
Jadikan stimulus terhadap bakat anak tersebut dengan memberikan motifasi yang tinggi.
• Memberikan perlakuan khusus
Perlu adanya perlakuan istimewa namun bukan yang berlebihan.
PENDAMPINGAN ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS/LUAR BIASA (LB)
Belajar bagi anak berkebutuhan khusus merupakan sebuah proses yang kompleks yang tidak dapat
disamakan dengan pendidikan formal pada umumnya. Proses pembelajaran dilakukan dengan pengaturan
yang berbeda dan kegiatan yang berbeda pula sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa.

Pendidikan seni rupa melibatkan emosi, intuisi, dan imajinasi yang dapat dijadikan sebagai cara untuk
mengembangkan kecerdasan emosi anak berkebutuhan khusus.
PENERAPAN PENDAMPINGAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS/LUAR BIASA (LB)
Dalam mendampingi anak berkebutuhan khusus dalam pembelajaran seni rupa guru dapat menjelaskan
materi seni rupa terlebih dahulu dan mencontohkan cara pembuatan karya seni yang akan dihasilkan.
Kemudian memberikan tugas kepada siswa secara berkelompok agar siswa dapat menyelesaikan karya seni
rupa bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai