Anda di halaman 1dari 37

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Seni Budaya Dan Prakarya (SBdP)
a. Pengertian Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakaya (SBdP)
Mata pelajaran seni budaya merupakan aktivitas belajar yang
menampilkan karya seni estetik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai,
perilaku dan produk seni budaya bangsa. Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
pada dasarnya merupakan pendidikan yang berbasis budaya yang aspek-
aspek nya meliputi seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama dan
sebagainya.1 Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya diberikan disekolah
karena keunikan, kebermaknaan, kebermanfaatan terhadap kebutuhan
perkembangan pada siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik
dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui
pendekatan: “belajar dengan seni, “belajar melalui seni”, dan “belajar tentang
seni” sehingga peran ini tidak bisa di berikan oleh mata pelajaran lain.
Menurut pendapat Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa:
Pendidikan kesenian merupakan salah satu faktor penentu dalam
membentuk kepribadian anak. Pendidikan seni dapat dijadikan dasar
pendidikan dalam membentuk jiwa dan kepribadian, berkahlak mulia
(akhlakul karimah). Oleh sebab itu, mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP) sangat penting keberadaanya disekolah karena mata
pelejaran ini memiliki sfat multillingual, multidimensional, dan
multikultural. 2

1
Andi Prastowo, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu (Jakarta: Prenadamedia Group,
2019), 88.
2
Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana-
Prenada Media Group, 2013), 261.
8
9

Adapun aspek-aspek dalam mata pelajaran SBdP, sebagai berikut:


1) Seni rupa, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak
dan sebagainya.
2) Seni musik, yang meliputi memainkan alat musik, kemampuan olah vocal.
3) Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan
atau tanpa rangsangan bunyi, dan apresiasi terhadap gerak tari.
4) Seni drama, yang meliputi keterampilan pementasan dengan memadukan
seni musik, seni tari, dan peran.
5) Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills), yang
meliputi keterampilan personal, sosial, vocal, dan akademik.3
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami konteks ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni serta berperan dalam perkembangan sejarah
peradaban dan kebudayaan, baik dalam tingkat lokal, nasional, regional,
maupun global. Pembelajaran seni tingkat pendidikan dasar dan menengah
bertujuan mengembangkan kesadaran seni dan keindahan dalam arti umum,
baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi, penyajian, maupun tujuan-
tujuan psikologis edukatif untuk pengembangan kepribadian peserta didik
secara positif. Pendidikan seni budaya di sekolah tidak semata-mata di
maksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi pelaku seni atau
seniman, namun lebih menitikberatkan pada sikap dan prilaku kreatif,
terampil, etis dan estetis.

b. Fungsi Mata Pelajaran Seni Budaya Dan Prakarya (Sbdp)


Mata pelajaran seni Budaya dan Prakarya (SBdP) memiliki fungsi sebagai
berikut:

3
Prastowo, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu, 89.
10

1) Sebagai Media Ekspresi


Sering kali siswa kurang mampu mengeluarkan isi hatinya lewat bahasa
lisan, dan menurut siswa bahasa tulisan lebih sulit untuk mengungkapkan isi
hatinya. Dalam keadaan seperti ini seni dapat membantu untuk
mengekspresikan ide dan isi hatinya.
2) Sebagai Media Komunikasi
Komunikasi mengandung arti keinginan untuk menyampaikan sesuatu
pada orang lain. Keinginan berkomunikasi dapat melalui berbagai media
seperti suara, tulisan, gerak, maupun gambar. Melalui suara komunikasi
dapat diwujudkan dalam bentuk nyanyian, musik dan gerak.
3) Sebagai Media Bermain
Bermain merupakan ekpresi bebas yang paling jelas yang ada pada anak-
anak, bermain dapat juga dilaksanakan dalam pelajaran kesenian. Dalam
kegiatan ini siswa dapat bermain sesuai dengan pembawaannya.
4) Sebagai Media Pengembangan Bakat Seni
Pendidikan seni rupa yang ideal memberikan kesempatan kepada anak
yang berbakat untuk memelihara dan mengembangkan potensi atau bakatnya
sejak awal masa sekolanya.
Adapun urgensi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
sebagai salah satu mata pembelajaran yang diajarkan di SD/MI merupakan
salah satu mata pelajaran yang membantu mengembangkan jasmani dan
rohani anak untuk membentuk kepribadian dan menyiapkan manusia yang
memiliki nilai estetis dan memahami perkembangan seni budaya nasional.
Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) memiliki fungsi dan tujuan
untuk mengembangkan sikap dan kemampuan dalam berkarya dan
berapreasiasi.
11

2. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran dikembangkan dari adanya perbedaan karakteristik
siswa yang bervariasi. Karena siswa memiliki berbagai karakteristik
kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, cara belajar yang berbeda dan bervariasi
antara individu satu dengan yang lainnya, maka model pembelajaran tidak
terpaku hanya pada satu model tertentu. Maksud dari model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembejaran dan
para tenaga pengajar dalam merencanakan aktifitas kegiatan belajar
mengajar.4
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tehap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan
kelas.5
Model pembelajaran yaitu rangkaian pembelajaran yang dirancang dari
awal sampai akhir pembelajaran yang di desain secara khas oleh pendidik.
Dengan pengertian lain model pembelajaran adalah wadah dari
pengaplikasian suatu pendekatan, metode, teknik dan taktik pembelajaran.6
Dari paparan pengertian model pembelajaran di atas dapat simpulkan
bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan pembelajaran yang
sistematis di rancang oleh guru dari awal sampai akhir pelajaran yang

4
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), 22.
5
Darmadi, Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar
Siswa (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2017), 41.
6
Juhji, Model Pembelajaran IPA (Serang: CV. Media Madani, 2018), 20.
12

disajikan secara khas yang didalamnya terdapat suatu pendekatan, metode,


teknik dan taktik pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya
rasa minat dan senang pada siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan
kepada siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Keberhasilan mengajar guru terletak
pada terjadi tidaknya peningkatan hasil belajar pada siswa. Karena melalui
pemilihan model pembelajaran yang tepat guru dapat menyesuaikan jenis
pendekatan dan metode pembelajaran dengan karakteristik materi pelajaran
yang disajikan.
b. Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Model Pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimilik
oleh strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Ciri-ciri khusus model
pembelajaran adalah:
1) Model pembelajaran mempunyai rasional teorits logis yang di susun oleh
para pencipta atau pengembangnya.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan di capai).
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
4) Lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.7
3. Model Pembalajaran Quantum Learning
a. Pengertian model pembelajaran quantum learning
Pembelajaran quantum merupakan terjemahan dari bahasa asing yaitu
quantum learning. Quantum learning adalah kiat, petunjuk, strategi dan

7
Darmadi, Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar
Siswa, 43.
13

seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat,
serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan
bermanfaat.8 Selain itu, quantum learning merupakan metode belajar yang
tepat, efektif dan dapat meningkatkan kemampuan diri dan memotivasi diri
untuk menjadi yang lebih baik dan bersemangat dalam proses belajar.
Pembelajaran quantum merupakan suatu cara baru yang memudahkan
proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah,
untuk segala mata pelajaran. Pembelajaran quantum yaitu pengubahan
belajar agar meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala
kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta
berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang
mendirikan landasan untuk belajar.9 Pembelajaran quantum bersandar pada
suatu konsep, yaitu “bawalah dunia siswa ke dalam dunia guru, dan antarkan
dunia guru ke dunia siswa”. Hal ini berarti bahwa langkah pertama yang
harus dilakukan guru dalam proses belajar mengajar yaitu memahami atau
memasuki dunia siswa, sebagai bagian pembelajaran. Tindakan ini akan
memberikan peluang atau izin pada guru untuk memimpin, menuntun,
membimbing dan memudahkan kegiatan siswa dalam proses belajar
mengajar.
Pembelajaran quantum dapat dikatakan sebagai model pembelajaran yang
menekankan untuk memberikan manfaat yang bermakna dan juga
menekankan pada tingkat kesenangan dari peserta didik.10 Karakteristik dari
model pembelajaran quantum learning adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran quantum berupaya memadukan, menyinergikan, dan
mengkolaborasi faktor potensi dari manusia selaku pembelajar dengan
lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran.

8
Nandang Kosasih dan Dede Sumarna, Pembelajaran Quantum Dan Optimalisasi
Kecerdasan (Bandung: Alfabeta, 2013), 76.
9
Made wena, Strategi Pembelajaran Kontemporer (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 160–61.
10
Bobby De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman
Dan Menyenangkan ((Bandung: Kaifa, 2011).
14

2) Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang


bermutu dan bermakna.
3) Pembelajaran quantum sangat menekankan pada pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
4) Pembelajaran quantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran
dalam proses pembelajaran, bukan keadaan belajar yang di buat-buat.
5) Pembelajaran quantum memiliki model pembalajaran yang memadukan
konteks dan isi pembelajaran.
6) Pembelajaran quantum memusatkan pada pembentukan keterampilan
akademis, keterampilan dalam hidup, dan prestasi fisikal atau material.
7) Pembelajaran quantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan,
bukan keseragaman dan ketertiban.
8) Pembelajaran quantum mengintegrasikan totalitas fisik, dan pikiran dalam
proses pembelajaran.11
Model pembelajaran quantum learning akan berlangsung dengan syarat
menggunakan rancangan pembalajaran yang tepat. Rancangan pembelajaran
quantum learning merupakan kepanjangan dari TANDUR ( Tanamkan,
Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan). 12 Model pembelajaran
TANDUR adalah suatu rancangan model pembelajaran yang diharapkan
dapat sepenuhnya membuat siswa tertarik dan memiliki minat belajar, selain
itu rancangan tandur merupakan model pembelajaran yang ideal, karena
menekankan kerja sama antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran.13

11
Kosasih dan Sumarna, Pembelajaran Quantum Dan Optimalisasi Kecerdasan, 79–80.
12
Bobbi DePorter dan Mark Reardon, Quantum Teaching Mempraktikan Quantum Learning
Di Ruang-Ruang Kelas (Bandung: Kaifa, 2004), 88.
13
Halimatu Sakdiah, “Model Pembelajaran Quantum Teaching Tipe Tandur Pada
Pembelajaran Tari Melayu Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Kelas VII Di SMP Swasta
Kualuh Aekkanopan,” Gesture:Jurnal Seni Tari 10, no. 1 (2021): 55.
15

Di bawah ini peneliti mencoba menguraikan rancangan TANDUR dan


masing-masing langkah pelaksanaanya:
1. Tumbuhkan
Tumbuhkan dalam model pembelajaran ini adalah bagaimana cara guru
untuk dapat menumbuhkan minat dan perhatian siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Cara ini akan memunculkan perasaan positif
sehingga diharapkan mampu menempatkan siswa dalam situasi yang optimal
untuk belajar. Penumbuhan minat ini berada diawal langkah dari model
pembelajaran ini karena menumbuhkan minat ini merupakan dasar bagi
langkah kegiatan berikutnya. Pada langkah awal ini guru menumbuhkan
minat belajar siswa pada mata pelajaran SBdP materi seni tari dengan cara
menstimulus siswa dengan menayangkan video tari kreasi daerah, gambar
penari dan tarian-tarian tardisional khas Banten, selain itu juga menyajikan
gambar-gambar pola lantai, agar siswa memahami pola-pola yang dipakai
pada saat menari.
2. Alami
Dalam proses alamai, siswa terjun langsung dalam proses pembelajaran
dan berpartisipasi aktif dalam kegaiatan belajar mengajar, proses alamai
bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga
materi seni tari yang disampaikan dapat diterima oleh siswa. Untuk
menjadikan konsep-konsep yang disajikan menjadi nyata, maka tugas
selanjutnya adalah bagaimana membuat siswa mengalami langsung hal-hal
yang dipelajari. Kegiatan ini akan membuat hal yang abstrak menjadi
konkret, disamping itu pengalaman langsung juga menumbuhkan
kemampuan berpikir siswa. Pada langkah yang kedua ini siswa mengalami
langsung praktek menari dengan teman kelompoknya dengan mengikuti
gerakan-gerakan tari Bentang Banten yang dicontohkan oleh guru.
16

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian


kesempatan mengalami pada siswa yaitu adanya pembedaan individual pada
setiap siswa seperti perbedaan intelegensi, minat, bakat, kemampuan jasmani
dan hal-hal yang lain yang dapat menyebabkan seseorang berbeda satu
dengan yang lainnya. Setiap siswa harus memperoleh pengalaman yang
seimbang dan proposional sesuai dengan kondisi siswa.
3. Namai
Setelah minat dan perhatian telah tumbuh, maka berbagai pertanyaan
muncul dalam pikiran siswa setelah mengalami, maka pada saat itulah guru
memberikan informasi atau konsep yang diinginkan yang disini disebut
dengan langkah penamaan. Nama merupakan salah satu hal yang mudah
untuk diingat oleh semua orang termasuk anak-anak dalam usia sekolah
dasar. Namai merupakan salah satu dari enam poin langkah pembelajaran
quantum learning yang perlu dilakukan, hal ini dilakukan agar siswa mudah
mengingat materi yang diberikan. Namai diaplikasikan pada gerakan-gerakan
dasar yang ada di Tarian Bentang Banten. Guru diharapkan mampu
merangsang memori siswa sehingga apa yang disajikan akan melekat
dipikiran mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
gambar dan video sehingga terlihat menarik bagi siswa. Menurut Deporter
“langkah penamaan ini memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan
identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan”
4. Demonstarikan
Siswa diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan kemampuan nya,
sehingga akan muncul pengalaman baru yang berkesan. Pengalaman awal
akan mendasari pengalaman berikutnya sehingga muncul pengalaman baru
yang akan menyempurnakan pengalaman diwaktu berikutnya. Guru harus
menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menerjemahkan dan
mengaplikasikan pengetahuan baru mereka terhadap situasi lain. Pada
langkah demontrasi ini siswa diharuskan mendemontrasikan atau
17

menampilkan tari Bentang Banten didepan kelas bersama teman


kelompoknya, tujuan nya yaitu agar dapat menumbuhkan rasa keberanian dan
rasa percaya diri pada siswa. Pada langkah ini guru memberikan keleluasaan
dan waktu yang memadai kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
dan keterampilan yang baru saja siswa pelajari.
5. Ulangi
Pengetahuan dan pengalaman yang dilakukan berulang-ulang akan jauh
lebih baik dari pada pengetahuan dan pengalaman yang dialami satu kali saja.
Pengetahuan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi pengetahuan yang
tetap dan dapat digunakan kapan saja. Pengulangan yang dilakukan akan
menjadikan pengetahuan tersebut semakin mantap menempel difikiran siswa.
pengulangan dapat meningkatkan daya ingat pada siswa. Setelah guru
mempraktikan sebuah gerak tari Bentang Banten siswa diharapkan dapat
mengulangi gerakan tersebut dengan masing-masing kelompoknya, tujuan
pengulangan ini agar siswa dapat mengingat gerakan-gerakan dasar dan
gerakan tari Bentang Banten yang sudah di berikan oleh guru. Adapaun
manfaat pengulangan bagi siswa yaitu membuat koneksi saraf siswa untuk
menyimpan informasi menjadi lebih kuat dan menumbuhkan rasa percaya
diri pada siswa untuk mengetahui apa yang telah guru ajarkan pada saat
proses pembelajaran.
6. Rayakan
Langkah terakhir yang dilakukan pada model ini adalah penguatan secara
psikologis. Apabila sesuatu sudah dapat dilaksanakan dengan baik, maka hal
tersebut layak untuk dirayakan. Pemberian penghargaan ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara yang akhirnya diharapkan siswa merasa bahwa apa
yang telah mereka lakukan berarti dan tidak sia-sia.14 Memberikan
penghargaan pada siswa dapat menimbulkan semangat dan memotivasi siswa

14
Fitri Aprilianti, Marzuki dan Sri Utami, “Keterampilan Gerak Tari Kreasi Dengan
Pendekatan Quantum Teaching Di Sekolah Dasar,” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Khatulistiwa 7, no. 8 (2018): 10–11.
18

untuk mengikuti materi baru dalam kesempatan berikutnya. Proses rayakan


dapat menjadi alat untuk merefresh siswa dari serangkaian kegiatan
pembelajaran yang melelahkan, perayaan yang dilakukan disekolah sangat
efektif hal ini dikarenakan proses rayakan dilakukan pada setiap tahap akhir
penyampaian materi, tahap rayakan ini dilakukan setelah siswa menampilkan
tari Bentang Banten bersama teman kelompoknya didepan kelas. Menurut
Bobi DePorter terdapat beberapa bentuk perayaan menyenangkan yang bisa
dilakukan pada langkah ini yaitu perayaan dapat dilakukan dengan
memberikan dukungan untuk setiap usaha yang dilakukan siswa,
memberikan pujian untuk keberhasilan siswa, memberikan hadiah untuk
setiap prestasi dan mengkahiri sebuah keberhasilan dengan keceriaan
bersama. Misalnya dengan memberikan tepuk tangan, pemberikan hadiah
pada siswa yang telah sukses dalam belajar, dan memberikan pujian agar
siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran.

b. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Quantum Learning


Quantum learning juga memiliki lima prinsip, atau kebenaran tetap.
Prinsip-prinsip tersebut adalah: segalanya berbicara, segalanya bertujuan,
pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, jika layak di
pelajari maka layak juga di rayakan.
1. Segalanya berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh (body language),
dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran, semuanya dapat
menjadi pengirim pesan untuk belajar. Semua anggota tubuh bisa dijadikan
sebagai alat untuk pembelajaran yang akan di lakukan. Hal ini akan lebih
mempermudah guru untuk menyampaikan berbagai materi yang akan di
ajarkan.. Selain itu, dalam sebuah kelas bukan hanya guru saja yang berhak
berbicara, namun semua yang ada didalam berhak untuk bersuara dan
berargumen dan menyatakan apa yang ada dibenak pikirannya, hal ini sangat
19

efektif dalam dunia pendidikan karena tidak ada yang merasa menguasai
forum.

2. Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam pembelajaran karena guru mempunyai tujuan,
apa yang disusun dalam proses pembelajaran yang akan diberikan oleh siswa
harus mempunyai tujuan dan batasan yang jelas.
3. Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan
Otak berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang
menggerakan rasa ingin tahu pada siswa. oleh karena itu proses belajar paling
baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka
memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Mempelajari suatu
konsep, rumus, teori dan sebagainya harus dilakukan dengan cara memberi
siswa tugas pengalaman atau eksperimen terlebih dahulu.
4. Akui setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran
Belajar mengandung banyak resiko, belajar berarti melangkah keluar dari
kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Guru harus mampu
memberi penghargaan atau pengakuan pada setiap usaha siswa, dalam proses
belajar mengajar siswa patut mendapat pengakuan atas prestasi dan
kepercayaan dirinya.
5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. Guru harus memiliki
strategi untuk memberi umpan balik (feedback) positif yang dapat
mendorong semangat belajar siswa.Memberikan semacam hadiah atau
penghargaan atas prestasi dan kesuksesan siswa akan memicu minat siswa
20

dalam belajar. Hal ini tentu akan membantu proses belajar, karena siswa akan
merasa dihargai atas prestasi yang diperolehnya. 15

c. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Quantum Learning


Model pembelajaran quantum learning merupakan suatu proses kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan dan adanya kebebasan bagi siswa untuk
belajar sehingga siswa akan terus termotivasi untuk belajar. Adapaun
kekurangan dan kelebihan model pembelajaran quantum learning adalah
sebagai berikut:
1) Kelebihan
a) Suasana kelas yang diciptakan kondusif dan menyenangkan.
b) Menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajarannya.
c) Membiasakan siswa untuk melatih kreativitas dan keterampilan
sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk yang bermanfaat.
d) Model pembelajaran quantum learning mengutamakan kebergaman
dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
e) Model pembelajaran quantum learning mengintegrasikan totalitas
tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.
2) Kekurangan
a) Membutuhkan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih
khusus.
b) Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang
cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik, yaitu dengan
pempersiapkan RPP.
c) Membutuhkan banyak waktu dalam proses pembelajaran.16

15
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Yogyakarta:
Familia Group Relasi Inti Media, 2012), 136.
16
Agus Suprijono, Cooprative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), 12.
21

4. Seni Tari
a. Hakikat Tari
Tari merupakan salah satu unsur kebudayaan dalam kehidupan
masyarakat. Seni tari masuk kedalam salah satu cabang seni yang
menggunakan tubuh sebagai media ungkap. Tari merupakan ekpresi jiwa
manusia yang ditunjukan melalui gerak ritmis yang indah. 17
Tari yaitu alat ekspresi ataupun sarana yang digunakan seniman untuk
berkomunikasi kepada orang lain (penonton/penikmat).18 Tari mampu
menciptakan untaian gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap
sesuatu yang ada dan terjadi disekitarnya, karena tari lahir dari tubuh yang
bergerak, berirama dan berjiwa.19
Bermacam-macam definisi tari menurut para ahli, menurut soedarsono
tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak
ritmis yang indah. Pendapat ahli yang lain yaitu soerdjodiningrat seorang
tokoh tari gaya Yogyakarta mengungkapkan bahwa tari adalah gerak-gerak
dari seluruh anggota tubuh yang selaras dan seirama dengan musik, diatur
oleh irama. Franz Boaz juga berpendapat bahwa tari merupakan gerak-gerak
ritmis setiap bagian anggota tubuh, lambaian tangan, gerak kepala, atau
gerak-gerak dari bagian kaki. Menurut sekarningsih tari merupakan media
komunikasi rasa yang didasari oleh gerak yang ekspresif yang diiringi dengan
ritme. Gerak-gerak dalam tari harus diungkapkan secara ritmis, sehingga
memunculkan karakteristik tertentu sesuai dengan kualitas ritme yang
dimunculkan.20

17
Rahmida Setiawati dan dkk, Seni Tari Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Jilid I (Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Depertemen Pendidikan Nasional, 2008), 20.
18
Fuji Astuti, Pengetahuan Dan Teknik Menata Tari (Jakarta: Kencana, 2016), 5.
19
M Jazuli, Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Tari (Semarang: Universitas
Negeri Semarang, 2008), 7.
20
Sekarningsih dkk, Pendidikan Seni Tari Dan Drama (Bandung: UPI Press, 2006).
22

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai hakikat tari, maka dapat


disimpulkan bahwa tari merupakan alat ekspresi atau sarana komunikasi
seorang seniman kepada penonton sebagai salah satu ekspresi dalam
menciptakan untaian gerakan dari anggota tubuh yang disesuaikan dengan
ritme.
Seni tari senantiasa terikat oleh wiraga, wirama dan wirasa. Ketiga unsur
tersebut kemudian dipakai sebagai suatu cara untuk mengevaluasi kualitas
penari dan menjadi sistem pengkategorian yang lazim digunakan sebagai
tolak ukur dalam seni tari. Berikut penjelasan dari tiga unsur evaluasi seni
tari:
1) Wiraga
Wiraga yaitu erat hubungannya dengan cara menilai bentuk fisik tari
terutama pada segi gerak, keterampilan gerak penari diukur dengan ketentuan
yang telah ditetapkan, misalnya sebagaimana bentuk sikap dan gerakannya,
apakah penari melakukan gerakan secara runtut dan berkesinambungan.
2) Wirama
Wirama adalah untuk menilai kemampuan penari terhadap penguasaan
irama, baik irama musik iringan maupun irama gerakannya, kepekaan penari
terhadap irama sangat menentukan kualitas tariannya. Misalnya pada tar jawa
seorang penari harus mengetahui kapan gerakan harus jatuh pada instumen
gong atau kenong.
3) Wirasa
Maksud dari wirasa adalah bahwa semua kegiatan wiraga dan penerapan
wirama harus selalu mengingat arti, maksud dan tujuan lainnya. Diperlukan
penghayatan yang prima, seperti penghayatan terhadap karakter peran yang
dibawakan. Penghayatan berarti melibatkan aspek olah rasa. Peranan rasa
harus dapat disatukan dengan aktivitas wiraga dan wirama, sehingga bisa
terwujud keharmonisan dalam penyajian dan tari yang berkualitas.
23

b. Unsur Utama Tari


Unsur-unsur tari terdiri dari bebrapa jenis dan unsur-unsur itu merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat diabaikan serta dipisahkan satu dengan yang
lain. Unsur-unsur dasar tari menurut sekarningsih yaitu:

1) Gerak
Gerak merupakan media utama dalam tari, karena gerak sebagai bahan
baku atau substansi dasar dari tari. Gerak sebagai substansi dasar adalah
gerak badan yang dihasilkan dari seluruh anggota tubuh. Namun, gerak yang
dimaksud sebagai dasar tari adalah gerak yang telah diberi bentuk ekspresif.
2) Tenaga
Tenaga digunakan untuk mengawali, mengendalikan, dan menghentikan
gerak. Tenaga juga yang membedakan adanya gerak yang bervariasi. Tenaga
digunakan dengan kebutuhan aktivitas masing-masing individu. Dari
penggunaan tenaga akan membedakan tarian yang berbeda seperti tari halus,
tari landak, dan tari gagah.
3) Ruang
Pengertian ruang dalam seni tari merupakan tempat yang digunakan untuk
kebutuhan gerak. Pengertian ruang secara umum diartikan sebagai tempat
pentas yaitu tempat penari untuk melakukan gerakan sebagai wujud ruang
secara nyata.
4) Waktu
Unsur waktu dalam tari penggunaannya berkaitan erat dengan unsur
lainnya yaitu gerak, tenaga, dan ruang. Keempat unsur tersebut saling
menunjang satu dengan yang lain, sehingga sebuah tarian akan lebih hidup
dan dinamis. Penggunaan waktu dalam gerak tari berkaitan dengan
penyelsaian dalam sebuah gerakan tari.
24

5) Irama
Irama adalah rangkaian gerak yang teratur dimana irama tersebut
merupakan melodi yang menjadi unsur dalam sebuah seni tari, maka bentuk
gerak itu harus berima, berima dapat dilakukan dengan ketukan cepat
maupun sedang.21
Unsur-unsur dasar tari meliputi gerak, tenaga, ruang, waktu dan irama.
Gerak merupakan media utama yang dibutuhkan dalam menari, sehingga
menjadi unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh
manusia yang sama sekali tidak bisa lepas dari unsur tenaga, ruang, waktu
dan irama.

5. Keterampilan
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan adalah hasil belajar pada ranah psikomotorik, yang
terbentuk menyerupai hasil belajar kognitif yang bertujuan untuk
mengerjakan ide dengan baik. Keterampilan (skill) dalam arti sempit yaitu
kemudahan, kecepatan, dan ketepatan dalam tingkah laku motorik yang
disebut juga normal skill. Sedangkan pengertian dalam arti luas keterampilan
meliputi aspek normal skill, intelektual skill, dan social skill. Keterampilan
adalah pola kegiatan yang bertujuan yang memerlukan manipulasi dan
koordinasi informasi yang dipelajari untuk mendapatkan ide yang baru.22
Pengertian keterampilan menurut KBBI adalah kecakapan untuk
menyelesaika tugas. Jadi keterampilan adalah suatu kemampuan untuk
menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah
maupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan
sebuah nilai dari hasil suatu pekerjaan tersebut.

21
Ruja Wati dan wahyu Iskandar, “Analisis Materi Pokok Seni Budaya Dan Prakarya
(SBdP) Kelas IV SD/MI,” Jurnal Penelitian Dan Pendidikan & Pembelajaran 7, no. 3 (November
2020): 3.
22
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif: Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung:
Sinar Baru Algesindo, 1996), 17.
25

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan


merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, cepat, dan
tepat. Keterampilan akan dapat dicapai atau ditingkatkan dengan tindakan
secara berkesinambungan.
b. Keterampilan Gerak Tari
Gerak tari adalah sebuah proses perpindahan dari satu sikap tubuh yang
satu ke sikap yang lain. Dengan adanya proses tersebut maka gerak dapat
dipahami sebagai kenyataan visual.23 Keterampilan gerak merupakan suatu
bentuk bagian gerakan yang dalam melakukannya perlu memperhatikan
harmonisasi atau koordinasi dan kontrol tubuh secara keseluruhan atau
sebagaian tubuh, koordinasi dan kontrol tubuh yang baik akan meningkatkan
keterampilan dalam melakukan gerak, dengan melakukan keterampilan gerak
artinya siswa telah melakukan kegiatan fisik, melatih kelincahan, ketahanan
dan keseimbangan tubuh. Keterampilan gerak tari merupakan kemampuan
siswa dalam melakukan gerak anggota tubuhnya yaitu seperti gerak kepala,
tangan, badan dan kaki serta dapat mengkoordinasikan gerak-gerak tersebut
menjadi gerak tari yang memiliki keselarasan dan keteraturan antara gerak
dengan irama dan tempo sehingga tugas tari yang diberikan dapat terlaksana
dengan baik. 24
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan gerak tari
adalah kemampuan seseorang dalam menggerakan anggota tubuh, seperti
kepala, badan, tangan dan kaki yang memiliki keselarasan dan kontrol tubuh
untuk menghasilkan gerakan tari yang sesuai dengan irama dan tempo.

23
R Hidajat, Seni Tari Pengantar Teori Dan Praktek Menyusun Tari Bagi Guru (Malang:
Jurusan Seni, 2008).
24
Destrinelli dan Leony, “Meningkatkan Keterampilan Gerak Tari Melalui Strategi Praktik
Berpasangan Kelas IV SD Negeri 66/IV Kota Jambi,” Jurnal Gentala Pendidikan Dasar 4, no. 1
(2019): 41–63.
26

6. Tari Bentang Banten


1. Sejarah Tari Bentang Banten
Tari bentang Banten adalah tari kreasi baru yang dikembangkan dari
tradisi masyarakat banten. Tarian bentang banten adalah suatu seni yang
dikembangkan oleh Sanggar Wanda Banten. Sanggar wanda banten dipimpin
oleh Beni Kusnandar S.Sn, M,Si dan ibu Wiwin Purwanti S.Sn yang telah
mengenalkan dan mengembangkan berbagai tarian yang menjadi ciri khas
kedaerahan daerah Banten.25 Tari bentang Banten menggambarkan tentang
kehidupan keceriaan santriwati dalam sebuah pesantren yang ada di daerah
Banten. Tari bentang Banten menggambarkan suasana dalam kehidupan di
pesantren, tari ini menceritakan bahwa para santri tidak hanya shalat,
mengaji, tetapi juga adanya satu kultur yang memang hidup dipesantren
sepert shalawat nasyid. Tarian ini menceritakan keceriaan dan kegembiraan
santriwati dalam menyambut tamu yang hadir di pesantren dengan penuh
keramah-tamahan. Tari bentang Banten sampai saat ini masih dijadikan tari
pembukaan dan tari persembahan. Tari bentang Banten di ciptakan pertama
kali pada tahun 11 Desember 2000 di Sanggar Wanda Banten. Hingga saat
ini tari bentang Banten tetap dilestarikan oleh masyarakat Banten dan sering
dipentaskan untuk acara-acara penyambutan pejabat, wisatawan yang
berkunjung ke Banten, atau dipentaskan untuk acara perpisahan di sekolah-
sekolah daerah Banten. Tarian ini mudah di pelajari dari mulai anak-anak
sampai dewasa.
Keberadaan tari kreasi bentang Banten yang ada di masyarakat Banten
dapat dikatakan cukup populer, meskipun tarian ini termasuk kedalam tari
kreasi baru namun proses penyebarannya dapat dikatakan mudah menyebar
luas di daerah Banten dan sekitarnya. Adapun tarian ini diperagakan oleh
penari wanita yang terdiri dari 3-5 orang, adapun busana yang digunakan

25
Beni Kusnandar, “Sejarah Tari Bentang Banten,” Wandabanten.Wordpres (blog).
27

berupa pakaian khas daerah setempat. Keberadaan tari ini diharapkan mampu
diapresiasi dengan baik oleh masyarakat Banten.
2. Ragam Gerak Tari Bentang Banten
Berikut ini beberapa ragam gerak pada tari bentang Banten 26 :
1) Baplang Ngedeg
Gerak baplang ngadeg memiliki arti melintang hentak yang memiliki
filosofi makna gerak yakni membuka diri kepada tamu yang akan datang ke
Banten. Dalam pola gerak yang pertama di awali dengan gerak baplang
ngedeg dengan posisi badan tegak, dengan tangan kanan di tekuk ke atas, dan
tangan kiri lurus. Pada gerak ini menggunakan tempo gerak yang sedang.

Gambar 2.1 Gambar Gerak Baplang Ngedeg


(Dokumentasi Galuh Januari 2020)

2) Melaku Rungu
Gerak melaku rungu memiliki arti pergi mendengar yang memiliki
makna filosofi gerak yaitu keriangan masyarakat Banten. Dalam gerak ini
yakni melaku rungu dengan posisi kaki melangkah dengan diikuti tangan
yang mengepal sejajar dengan dada penari, dan gerakan tangan dan kaki
mendominasi pada gerakan ini tenaga yang dipakai dalam gerakan ini
adalah sedang.

26
Galuh Kusuma Prameswara, “Bentuk Penyajian Tari Bentang Banten Sanggar Wanda
Banten Kecamatan Taktakan Kota Serang Banten”, Skripsi, Program Strata 1, (Serang, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, 2020), 46–60.
28

Gambar 2.2 Gambar gerak Melaku Rungu


(Dokumentasi Galuh Januari 2020)

3) Bentang Lengen
Gerak bentang lengen memiliki arti membentang tangan yang memiliki
makna filosofi gerak saat menerima kedatangan tamu. Dalam gerakan ini
posisi kedua tangan di bentangkan, dengan jari telunjuk dan ibu jari yang
bertemu.

Gambar 2.3 Gambar Gerak Bentang Lengen


(Dokumentasi Galuh Januari 2020)
4) Tumpang Tengen Rungu
Gerak tumpang tengen rungu memiliki arti tumpang tangan memiliki
makna dengarlah bahwa setiap plosok ada bunyi adzan berkumandang,
dalam gerak ini posisi kedua tangan di angkat berada di atas sejajar
dengan telinga dan gerakan tangan lebih mendominasi.
29

Gambar 2.4 Gambar Gerak Tumpang Tengen Rungu


(Dokumentasi Galuh Januari 2020)
5) Ngadoh Kepel
Gerak ngadoh kepel memiliki arti menatap dan mendengar. Filosofi
dari gerakan ini yaitu iman dan takwa yang menjadi benteng dalam
kehidupan, pada gerakan ini posisi tangan kanan diangkat lurus dengan
telapak tangan yang mengepal, tangan kiri berada di depan perut dan
gerakan tangan lebih mendominasi pada gerakan ini.

Gambar 2.5 Gambar Gerak Ngadoh Kepel


(Dokumentasi Galuh Januari 2020)
6) Tumpang Rungu
Memiliki arti dalam gerakan ini posisi tangan kanan berada dibawah
tangan kiri dengan posisi tangan menyilang, kaki kiri yang berada didepan
dan gerakan tangan lebih mendominasi pada gerakan ini, tenaga dalam
gerakan ini yaitu sedang dan tempo yang di pakai dalam gerakan ini
adalah cepat.
30

Gambar 2.6 Gambar Gerak Tumpang Rungu


(Dokumentasi Galuh Januari 2020)

7) Nadoh
Gerak nadoh memiliki arti membuka tangan yang memiliki makna
filosofi gerak memohon agar Banten selalu diberkahi. Dalam gerakan ini
posisi telapak tangan membuka layaknya sedang berdo’a dan gerakan
tangan lebih mendominasi pada gerakan ini.

Gambar 2.7 Gambar Gerak Nadoh


(Dokumentasi Galuh Januari 2020)
8) Tepok Sikil
Gerak tepok sikil memiliki arti menepuk kaki, gerakan ini memiliki
makna filosofi segera menjauh dari yang merusak Banten. Dalam gerak
ini posisi tangan kanan bertemu telapak kaki kanan dengan tangan kiri
berada di atas lurus, dan dilakukan bergantian, pada gerak ini gerakan
tangan dan kaki lebih mendominasi.
31

Gambar 2.8 Gambar Gerak Tepok Sikil


(Dokumentasi Galuh Januari 2020)

9) Bentang Tumpang Tengen


Gerak Benteng Tumpang Tengen memiliki arti membentang tindih
tangan yang memiliki makna filosofi dengarkanlah bahwa Banten akan
menjadi yang terbaik. Dalam gerakan ini posisi badan duduk diatas kaki
kiri ditekuk kebawah, dengan kedua tangan lurus sejajar dengan pundak.

Gambar 2.9 Gambar Gerak Bentang Tumpang Tengen


(Dokumentasi Galuh Januari 2020)

10) Nyacha
Gerak nyacha memiliki arti chacha yang memiliki makna kegembiraan
masyarakat Banten. Dalam gerakan ini posisi kedua tangan diluruskan
kedeoan, dengan posisi kaki kanan berada didepan, gerakan tangan lebih
32

mendominasi, tenaga yang dipakai adalah sedang, dan tempo dalam


gerakan ini adalah cepat.

Gambar 2.10 Gambar Gerak Nyacha


(Dokumentasi Galuh Januari 2020)
11) Ukel Sorong Nepak Dade
Gerak Ukel Sorong Nepak Dade memiliki arti memutar menepak dada
yang memiliki makna janganlah merusak Banten. Dalam gerakan ini
posisi tangan kanan diatas sejajar dengan kepala dan tangan posisi lurus ke
samping, dan tangan kiri berada diatas perut dengan kedua telapak tangan
berdiri atau terbuka.

Gambar 2.11 Gambar Gerak Ukel Sorong Nepak Dade


(Dokumentasi Galuh Januari 2020)
12) Ngadoh
Gerak ngadoh memiliki arti memberi tahu bahwa provinsi Banten
adalah provinsi islam yang paling kuat selain Aceh. Dalam gerakan ini
posisi tangan membentuk huruf L, dengan telapak tangan kanan
membuka dan tangan kiri diluruskan keatas dan gerakan tangan lebih
33

mendominasi pada gerakan ini. Tenaga yang dipakai dalam gerakan ini
adlaah sedang dan tempo yang dipakai dalam gerakan ini adalah sedang.

Gambar 2.12 Gambar Gerak Ngadoh


(Dokumentasi Galuh Januari 2020)
13) Salam
Gerak salam memiliki arti rasa hormat yang memiliki makna filosofi
gerak terimakasih sudah menginjakan kaki ke Banten. Dalam gerakan ini
posisi dua telapak tangan bertemu salam dengan tangan berada didepan
dada. Gerakan tangan lebih mendominasi pada gerakan ini.

Gambar 2.13 Gambar Gerak Salam


(Dokumentasi Galuh Januari 2020)
3. Busana Tari Bentang Banten
Tari bentang Banten termasuk tarian yang bersifat enerjik, ceria serta
gemulai. Kostum yang dikenakan harus sesuai dengan tema yang dibawakan.
Motto Provinsi Banten adalah Iman dan Taqwa, sehingga dalam konsep
busana tari bentang Banten terinsipirasi dari busana yang dikenakan oleh
34

masyarakat Banten dengan mengadopsi jenis, bentuk, model dan pakiannya


yang bernuansa religi.
Adapun bagian-bagian dari busana yang dikenakan pada tari bentang
Banten adalah sebagai berikut:
1) Kebaya
Bagian dalam busana tari bentang Banten yang pertama adalah kebaya
warna emas dengan variasi renda satin warna hitam. Warna emas dipilih
karena melambangkan kejayaan, sedangkan warna hitam melambangkan
kekuatan. Kekuatan yang berkaitan dengan Banten yang kuat akan nilai
religi. Penggunaan budaya bertujuan untuk memperlihatkan identitas bangsa
Indonesia.

Gambar 2.14 Gambar Kebaya


(Dokumentasi Yuli Mei 2021)
2) Apok
Apok digunakan setelah menggunakan kebaya, berwarna emas dengan
aksen mute yang terdapat disekitar bagian dada. Untuk mempercantik
penampilan. Pemilihan warna emas pada apok agar serasi dengan warna
kebaya yang dikenakan. Apok ini menampilkan sisi wanita yang bisa dilihat
dari warnanya yang cerah dan indah.
35

Gambar 2.15 Gambar Apok


(Dokumentasi Yuli Mei 2021)
3) Kace
Kace dikenakan setelah memakai kebaya dan apok, kace yang dikenakan
berwarna hitam dan terdapat mute dibagian dada pada kace. Warna hitam
memiliki arti kekuatan. Warna hitam ini dipilih agar selaras dengan warna
renda satin pada kebaya.

Gambar 2.16 Gambar Kace


(Dokumentasi Yuli Mei 2021)

4) Rok
Rok yang dipakai berwarna biru dengan aksen mute pada bagian tengah
bawah pada rok. Warna biru memiliki makna bahwa Banten adalah
masyarakat yang penuh dengan kasih sayang. Rok ini dibadukan dengan
warna emas agar selaras dengan warna kebaya dan apok.

Gambar 2.17 Gambar Rok


(Dokumentasi Yuli Mei 2021)
36

5) Sabuk Kewer
Sabuk yang dikenakan pada tari bentang Banten berwarna hitan dengan
aksen mute dibagian bawah sabuknya. Warna yang dipilih selaras dengan
warna kace dan kebaya. Sabuk ini dikenakan setelah memakai kebaya, apok
dan rok.

Gambar 2.18 Gambar Sabuk Kewer


(Dokumentasi Yuli Mei 2021)

6) Kerudung
Kerudung yang digunakan ada dua macam, yaitu kerudung dalam
berwarna emas muda dan kerudung luar yang berwarna oren. Warna yang
dipakai agar selaras dengan kostum yang digunakan oleh panari.

Gambar 2.19 Gambar Kerdung


(Dokumentasi Yuli Mei 2021)

4. Pola Lantai
Dalam tari bentang Banten di setiap gerakan penari dibatasi dengan pola
tertentu. Pola-pola gerakan tersebut dinamakan pola lantai. Pola lantai
merupakan berupa garis-garis gerakan penari. Garis-garis inilah yang akan
dilewati oleh penari pada saat menari. Secara umum, pola lantai berupa garis
37

lurus atau garis lengkung. Bentuk pola garis lurus dapat dikembangkan
menjadi berbagai bentuk pola lantai, diantaranya horizontal, diagonal, zig-zag
dan segi lima. Berikut gambar pola lantai pada tari bentang Banten.

1) Pola lantai gerakan baplang ngedeg, melaku rungu, bentang lengen, ukel
sorong nepak dade, ngadoh

2) Pola lantai gerakan tumpang tengen rungu

3) Pola lantai gerakan ngadoh kepel

4) Pola lantai gerakan tumpang rungu dan nadoh

5) Pola lantai gerakan tepok sikil


38

6) Pola lantai gerakan bentang tumpang tengen

7) Pola lantai gerakan nyacha

8) Pola lantai gerakan salam

B. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil eksplorasi terhadap penelitian-penelitian terdahulu,
ditemukan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Adapun
beberapa penelitian terdahulu tersebut, sebagai berikut:
1. Penelitian oleh Fitri Apriliyanti (2018) dengan judul: “ Keterampilan Gerak
Tari Kreasi Dengan Pendekatan Quantum Teaching Learning Di Sekolah
Dasar”. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa penerapan
langkah pembelajaran TANDUR pada quantum teaching learning dapat
dilaksanakan dengan baik di SDN 36 Sungai Ambawang. Langkah TANDUR
39

dalam pembelajaran seni tari dapat meningkatkan keterampilan gerak tari


kreasi daerah di Sekolah Dasar. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa
penerapan quantum teaching learning berhasil meningkatkan keterampilan
gerak tari pada siswa. Hasil teramati saat siswa memperagakan gerakan yang
sangat terampil dan kreatif. Para siswa yang sebelumnya tidak antusias
menjadi antusias setelah ditemapatkan berkelompok. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa: (1) Dengan melakukan tahapan-tahapan dalam
pendekatan quantum teaching learning dalam keterampilan gerak tari kreasi
dapat dikatakan berhasil dilaksanakan dengan sangat baik. (2) pelaksanaan
quantum teaching learning dengan langkah pembelajaran TANDUR pada
keterampilan gerak tari kreasi terlaksana dengan baik sesuai dengan
perencanaan yang dibuat sebelumnya. (3) dengan menggunakan media
gambar dan video serta lingkungan sekitar, pembelajaran dengan
menggunakan quantum teahing learning dalam keterampilan gerak tari kreasi
dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Persamaan dalam penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan
gerak tari pada siswa dengan menggunakan quantum learning dengan
rancangan pembelajaran TANDUR dengan subyek penelitian siswa sekolah
dasar. Yang membedakan nya adalah dalam penelitian ini menggunakan jenis
penelitain deskriptif kualitatif dan tari yang di ajarkan yaitu Tari burung dan
Tari kelinci.27
2. Penelitian oleh Luri Diansari (2015) dengan judul: “Upaya Meningkatkan
Kreativitas Gerak Tari Melalui Model Quantum Learning Terhadap Siswa
Kelas X SMA”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya peningkatan
kreativitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran quantum
learning. Terlihat adanya kemajuan kreativitas siswa pada saat melakukan
presentasi gerak tari. Hal tersebut memperlihatkan bahwa siswa memiliki

27
Fitri Apriliyanti, “Keterampilan Gerak Tari Kreasi Dengan Pendekatan Quantum
Teaching Learning Di Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, Vol.7,
No. 8, 2018.
40

kemampuan untuk melakukan gerak tari, tidak hanya anak yang berbakat,
yang tidak berbakatpun bisa melakukan gerak tari dengan baik asal adanya
latihan, konsentrasi, disiplin, dan mampu menciptakan suasana desain dan
komposisi yang baik. Penggunaan model quantum learning dengan
rancangan pembelajaran TANDUR membuat siswa dapat bereksplorasi
menuangkan kreativitas kedalam gerak tari secara berkelompok. Saat proses
pembelajaran quantum learning peneliti mengamati bahwa adanya kemajuan
dari segi krativitas dan keterampilan siswa. Setelah semua sikuls
dilaksanakan siswa lebih kreatif mempraktikan gerak tari, bahkan pada saat
presentasi di sikuls 2 sebagain besar melakukan persiapan matang dan lebih
kompak. Setelah proses pembelajaran, nilai kreativitas gerak tari siswa dari
1,35 di siklus I meningkat menjadi 3,00 di siklus II dan nilai hasil kreativitas
gerak siswa dari 1,42 di siklus I meningkat menjadi 3,12 di siklus II.
Persamaan dalam penelitian ini adalah menggunakan model
pembelajaran quantum learning dalam pembelajaran SBdP materi seni tari,
sedangkan yang membedakannya yaitu penelitian ini subyek yang ditelitinya
adalah siswa kelas X SMA dan variabel yang ditingkatkan nya yaitu
kreativitas gerak tari pada siswa. 28
3. Penelitian oleh Gita Shervina dengan judul “Pembelajaran Tari Melinting
Menggunakan Model Quantum Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler di SMK”.
Peneltian menggunakan jenis penilitian deskriptif kualitatif. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori belajar konstruktivistik. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi
dan instrument penilaian. Penilaian hasil belajar dilihat dari aspek penilaian
wiraga (gerak tari), wirama (gerak sesuai irama musik), wirasa (bergerak
dengan penjiwaan). Hasil belajar siswa menunjukan bahwa pembelajaran tari
melinting menggunakan model pembelajaran quantum termasuk baik dengan

28
Luri Diansari, Upaya Meningkatkan Kreativitas Gerak Tari Melalui Model Quantum
Learning Terhadap Siswa Kelas X SMA, Skripsi, Program Strata 1, (Pontianak: Tanjungpura
University, 2015)
41

nilai rata-rata 83,35. Penilaian pada aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran
dapat disimpulkan baik sekali dengan perolehan nilai rata-rata 87,7. 29
Persamaan dalam penelitian ini adalah menggunakan model
pembelajaran quantum pada pembelajaran seni tari, sedangkan yang
membedakan nya yaitu jenis penelitian nya, dan subjek yang diteliti yaitu
siswa SMK.

C. Kerangka Berpikir
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) khususnya dalam
materi seni tari perlu memilih model pembelajaran yang tepat dan efektif.
Rendahnya apresiasi siswa terhadap pelajaran SBdP pada materi seni tari
menimbulkan rendahnya keterampilan gerak tari pada siswa. Penerapan
model pembelajaran quantum learning merupakan salah satu model
pembelajaran yang efektif dan cocok untuk pembelajaran SBdP materi seni
tari. Model pembelajaran quantum learning bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan gerak tari pada siswa melalui tari bentang Banten.
Pengimplementasian model pembelajaran ini kedalam pembelajaran seni tari
diharapkan menjadi model pembelajaran yang efektif dalam menyampaikan
materi ajar karena melalui model ini siswa ditumbuhkan minat dan
ketarampilannya untuk lebih memamhami materi seni tari, seperti dapat lebih
mengartikan makna setiap gerak dalam tarian yang diajarkan, siswa pun tidak
akan merasa jenuh karena siswa diberikan pula pemahaman teorinya,
sehingga merangsang untuk menggunakan kecerdasan intelektualnya secara
alami, dengan begitu siswa merasa diakui bahwa siswa bisa melakukannya.
Penerapan model pembelajaran quantum learning akan berlangsung dengan
menggunakan rancangan pembalajaran TANDUR (Tanamkan, Namai,
Demonstrasikan Ulangi, dan Rayakan). Dari penjelasann diatas, penelitian ini

29
Gita Shervina, Agung Kurniawan, and Susi Wendhaningsih, “Pembelajaran Tari Melinting
Menggunakan Model Quantum Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler Di Smk,” Jurnal Seni Dan
Pembelajaran 3, no. 2 (2015): 7.
42

lakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak tari pada


siswa dengan menggunakan model pembelajaran quantum learning melalui
tarian Bentang Banten di kelas IV SDN Anyar 3.

Gambar 2.20
Bagan Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun tahap-tahap kerangka berfikir
sebagai berikut:

Rendahnya apresiasi siswa Sehingga menimbulkan


kurangnya keterampilan
terhadap pembelajaran SBdP
gerak tari pada siswa dalam
materi seni tari.
pembelajaran SBdP materi
seni tari

Agar proses pembelajaran siswa Melihat kondisi tersebut,


menjadi lebih menyenangkan dan diperlukan model pembelajaran
meningkatkan keterampilan gerak yang tepat dan efektif untuk
tari, siswa harus mengalami dan meningkatkan keterampilan gerak
terlibat langsung dalam proses tari pada siswa
pembelajaran.

. Model pembelajaran quantum learning adalah model pembelajaran yang


memberikan kiat-kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses pembelajaran yang
menghemat waktu, mempertajam pemahaman dan daya ingat serta membuat
belajar sesuatu yang menyenangkan dan bermanfaat. Selain itu, quantum
learning merupakan metode belajar yang tepat, efektif dan dapat meningkatkan
kemampuan diri dan memotivasi diri untuk menjadi yang lebih baik dan
bersemangat dalam belajar.
43

Model pembelajaran quantum learning akan


berlangsung dengan langkah pembelajaran
TANDUR (tanamkan, alami, namai, demonstrasikan,
ulangi dan rayakan)

D. Hipotesis Tindakan
Berlandaskan teori di atas, maka hipotesis tindakan peneliti ini adalah:
Dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning dapat
meningkatkan keterampilan gerak tari pada siswa melalui Tarian Bentang
Banten di kelas IV SDN Anyar 3 tahun ajaran 2020/2021.
44

Anda mungkin juga menyukai