KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Seni Budaya Dan Prakarya (SBdP)
a. Pengertian Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakaya (SBdP)
Mata pelajaran seni budaya merupakan aktivitas belajar yang
menampilkan karya seni estetik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai,
perilaku dan produk seni budaya bangsa. Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
pada dasarnya merupakan pendidikan yang berbasis budaya yang aspek-
aspek nya meliputi seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama dan
sebagainya.1 Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya diberikan disekolah
karena keunikan, kebermaknaan, kebermanfaatan terhadap kebutuhan
perkembangan pada siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik
dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui
pendekatan: “belajar dengan seni, “belajar melalui seni”, dan “belajar tentang
seni” sehingga peran ini tidak bisa di berikan oleh mata pelajaran lain.
Menurut pendapat Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa:
Pendidikan kesenian merupakan salah satu faktor penentu dalam
membentuk kepribadian anak. Pendidikan seni dapat dijadikan dasar
pendidikan dalam membentuk jiwa dan kepribadian, berkahlak mulia
(akhlakul karimah). Oleh sebab itu, mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP) sangat penting keberadaanya disekolah karena mata
pelejaran ini memiliki sfat multillingual, multidimensional, dan
multikultural. 2
1
Andi Prastowo, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu (Jakarta: Prenadamedia Group,
2019), 88.
2
Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana-
Prenada Media Group, 2013), 261.
8
9
3
Prastowo, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu, 89.
10
2. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran dikembangkan dari adanya perbedaan karakteristik
siswa yang bervariasi. Karena siswa memiliki berbagai karakteristik
kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, cara belajar yang berbeda dan bervariasi
antara individu satu dengan yang lainnya, maka model pembelajaran tidak
terpaku hanya pada satu model tertentu. Maksud dari model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembejaran dan
para tenaga pengajar dalam merencanakan aktifitas kegiatan belajar
mengajar.4
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tehap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan
kelas.5
Model pembelajaran yaitu rangkaian pembelajaran yang dirancang dari
awal sampai akhir pembelajaran yang di desain secara khas oleh pendidik.
Dengan pengertian lain model pembelajaran adalah wadah dari
pengaplikasian suatu pendekatan, metode, teknik dan taktik pembelajaran.6
Dari paparan pengertian model pembelajaran di atas dapat simpulkan
bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan pembelajaran yang
sistematis di rancang oleh guru dari awal sampai akhir pelajaran yang
4
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), 22.
5
Darmadi, Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar
Siswa (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2017), 41.
6
Juhji, Model Pembelajaran IPA (Serang: CV. Media Madani, 2018), 20.
12
7
Darmadi, Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar
Siswa, 43.
13
seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat,
serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan
bermanfaat.8 Selain itu, quantum learning merupakan metode belajar yang
tepat, efektif dan dapat meningkatkan kemampuan diri dan memotivasi diri
untuk menjadi yang lebih baik dan bersemangat dalam proses belajar.
Pembelajaran quantum merupakan suatu cara baru yang memudahkan
proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah,
untuk segala mata pelajaran. Pembelajaran quantum yaitu pengubahan
belajar agar meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala
kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta
berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang
mendirikan landasan untuk belajar.9 Pembelajaran quantum bersandar pada
suatu konsep, yaitu “bawalah dunia siswa ke dalam dunia guru, dan antarkan
dunia guru ke dunia siswa”. Hal ini berarti bahwa langkah pertama yang
harus dilakukan guru dalam proses belajar mengajar yaitu memahami atau
memasuki dunia siswa, sebagai bagian pembelajaran. Tindakan ini akan
memberikan peluang atau izin pada guru untuk memimpin, menuntun,
membimbing dan memudahkan kegiatan siswa dalam proses belajar
mengajar.
Pembelajaran quantum dapat dikatakan sebagai model pembelajaran yang
menekankan untuk memberikan manfaat yang bermakna dan juga
menekankan pada tingkat kesenangan dari peserta didik.10 Karakteristik dari
model pembelajaran quantum learning adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran quantum berupaya memadukan, menyinergikan, dan
mengkolaborasi faktor potensi dari manusia selaku pembelajar dengan
lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran.
8
Nandang Kosasih dan Dede Sumarna, Pembelajaran Quantum Dan Optimalisasi
Kecerdasan (Bandung: Alfabeta, 2013), 76.
9
Made wena, Strategi Pembelajaran Kontemporer (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 160–61.
10
Bobby De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman
Dan Menyenangkan ((Bandung: Kaifa, 2011).
14
11
Kosasih dan Sumarna, Pembelajaran Quantum Dan Optimalisasi Kecerdasan, 79–80.
12
Bobbi DePorter dan Mark Reardon, Quantum Teaching Mempraktikan Quantum Learning
Di Ruang-Ruang Kelas (Bandung: Kaifa, 2004), 88.
13
Halimatu Sakdiah, “Model Pembelajaran Quantum Teaching Tipe Tandur Pada
Pembelajaran Tari Melayu Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Kelas VII Di SMP Swasta
Kualuh Aekkanopan,” Gesture:Jurnal Seni Tari 10, no. 1 (2021): 55.
15
14
Fitri Aprilianti, Marzuki dan Sri Utami, “Keterampilan Gerak Tari Kreasi Dengan
Pendekatan Quantum Teaching Di Sekolah Dasar,” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Khatulistiwa 7, no. 8 (2018): 10–11.
18
efektif dalam dunia pendidikan karena tidak ada yang merasa menguasai
forum.
2. Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam pembelajaran karena guru mempunyai tujuan,
apa yang disusun dalam proses pembelajaran yang akan diberikan oleh siswa
harus mempunyai tujuan dan batasan yang jelas.
3. Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan
Otak berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang
menggerakan rasa ingin tahu pada siswa. oleh karena itu proses belajar paling
baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka
memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Mempelajari suatu
konsep, rumus, teori dan sebagainya harus dilakukan dengan cara memberi
siswa tugas pengalaman atau eksperimen terlebih dahulu.
4. Akui setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran
Belajar mengandung banyak resiko, belajar berarti melangkah keluar dari
kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Guru harus mampu
memberi penghargaan atau pengakuan pada setiap usaha siswa, dalam proses
belajar mengajar siswa patut mendapat pengakuan atas prestasi dan
kepercayaan dirinya.
5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. Guru harus memiliki
strategi untuk memberi umpan balik (feedback) positif yang dapat
mendorong semangat belajar siswa.Memberikan semacam hadiah atau
penghargaan atas prestasi dan kesuksesan siswa akan memicu minat siswa
20
dalam belajar. Hal ini tentu akan membantu proses belajar, karena siswa akan
merasa dihargai atas prestasi yang diperolehnya. 15
15
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Yogyakarta:
Familia Group Relasi Inti Media, 2012), 136.
16
Agus Suprijono, Cooprative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), 12.
21
4. Seni Tari
a. Hakikat Tari
Tari merupakan salah satu unsur kebudayaan dalam kehidupan
masyarakat. Seni tari masuk kedalam salah satu cabang seni yang
menggunakan tubuh sebagai media ungkap. Tari merupakan ekpresi jiwa
manusia yang ditunjukan melalui gerak ritmis yang indah. 17
Tari yaitu alat ekspresi ataupun sarana yang digunakan seniman untuk
berkomunikasi kepada orang lain (penonton/penikmat).18 Tari mampu
menciptakan untaian gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap
sesuatu yang ada dan terjadi disekitarnya, karena tari lahir dari tubuh yang
bergerak, berirama dan berjiwa.19
Bermacam-macam definisi tari menurut para ahli, menurut soedarsono
tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak
ritmis yang indah. Pendapat ahli yang lain yaitu soerdjodiningrat seorang
tokoh tari gaya Yogyakarta mengungkapkan bahwa tari adalah gerak-gerak
dari seluruh anggota tubuh yang selaras dan seirama dengan musik, diatur
oleh irama. Franz Boaz juga berpendapat bahwa tari merupakan gerak-gerak
ritmis setiap bagian anggota tubuh, lambaian tangan, gerak kepala, atau
gerak-gerak dari bagian kaki. Menurut sekarningsih tari merupakan media
komunikasi rasa yang didasari oleh gerak yang ekspresif yang diiringi dengan
ritme. Gerak-gerak dalam tari harus diungkapkan secara ritmis, sehingga
memunculkan karakteristik tertentu sesuai dengan kualitas ritme yang
dimunculkan.20
17
Rahmida Setiawati dan dkk, Seni Tari Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Jilid I (Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Depertemen Pendidikan Nasional, 2008), 20.
18
Fuji Astuti, Pengetahuan Dan Teknik Menata Tari (Jakarta: Kencana, 2016), 5.
19
M Jazuli, Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Tari (Semarang: Universitas
Negeri Semarang, 2008), 7.
20
Sekarningsih dkk, Pendidikan Seni Tari Dan Drama (Bandung: UPI Press, 2006).
22
1) Gerak
Gerak merupakan media utama dalam tari, karena gerak sebagai bahan
baku atau substansi dasar dari tari. Gerak sebagai substansi dasar adalah
gerak badan yang dihasilkan dari seluruh anggota tubuh. Namun, gerak yang
dimaksud sebagai dasar tari adalah gerak yang telah diberi bentuk ekspresif.
2) Tenaga
Tenaga digunakan untuk mengawali, mengendalikan, dan menghentikan
gerak. Tenaga juga yang membedakan adanya gerak yang bervariasi. Tenaga
digunakan dengan kebutuhan aktivitas masing-masing individu. Dari
penggunaan tenaga akan membedakan tarian yang berbeda seperti tari halus,
tari landak, dan tari gagah.
3) Ruang
Pengertian ruang dalam seni tari merupakan tempat yang digunakan untuk
kebutuhan gerak. Pengertian ruang secara umum diartikan sebagai tempat
pentas yaitu tempat penari untuk melakukan gerakan sebagai wujud ruang
secara nyata.
4) Waktu
Unsur waktu dalam tari penggunaannya berkaitan erat dengan unsur
lainnya yaitu gerak, tenaga, dan ruang. Keempat unsur tersebut saling
menunjang satu dengan yang lain, sehingga sebuah tarian akan lebih hidup
dan dinamis. Penggunaan waktu dalam gerak tari berkaitan dengan
penyelsaian dalam sebuah gerakan tari.
24
5) Irama
Irama adalah rangkaian gerak yang teratur dimana irama tersebut
merupakan melodi yang menjadi unsur dalam sebuah seni tari, maka bentuk
gerak itu harus berima, berima dapat dilakukan dengan ketukan cepat
maupun sedang.21
Unsur-unsur dasar tari meliputi gerak, tenaga, ruang, waktu dan irama.
Gerak merupakan media utama yang dibutuhkan dalam menari, sehingga
menjadi unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh
manusia yang sama sekali tidak bisa lepas dari unsur tenaga, ruang, waktu
dan irama.
5. Keterampilan
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan adalah hasil belajar pada ranah psikomotorik, yang
terbentuk menyerupai hasil belajar kognitif yang bertujuan untuk
mengerjakan ide dengan baik. Keterampilan (skill) dalam arti sempit yaitu
kemudahan, kecepatan, dan ketepatan dalam tingkah laku motorik yang
disebut juga normal skill. Sedangkan pengertian dalam arti luas keterampilan
meliputi aspek normal skill, intelektual skill, dan social skill. Keterampilan
adalah pola kegiatan yang bertujuan yang memerlukan manipulasi dan
koordinasi informasi yang dipelajari untuk mendapatkan ide yang baru.22
Pengertian keterampilan menurut KBBI adalah kecakapan untuk
menyelesaika tugas. Jadi keterampilan adalah suatu kemampuan untuk
menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah
maupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan
sebuah nilai dari hasil suatu pekerjaan tersebut.
21
Ruja Wati dan wahyu Iskandar, “Analisis Materi Pokok Seni Budaya Dan Prakarya
(SBdP) Kelas IV SD/MI,” Jurnal Penelitian Dan Pendidikan & Pembelajaran 7, no. 3 (November
2020): 3.
22
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif: Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung:
Sinar Baru Algesindo, 1996), 17.
25
23
R Hidajat, Seni Tari Pengantar Teori Dan Praktek Menyusun Tari Bagi Guru (Malang:
Jurusan Seni, 2008).
24
Destrinelli dan Leony, “Meningkatkan Keterampilan Gerak Tari Melalui Strategi Praktik
Berpasangan Kelas IV SD Negeri 66/IV Kota Jambi,” Jurnal Gentala Pendidikan Dasar 4, no. 1
(2019): 41–63.
26
25
Beni Kusnandar, “Sejarah Tari Bentang Banten,” Wandabanten.Wordpres (blog).
27
berupa pakaian khas daerah setempat. Keberadaan tari ini diharapkan mampu
diapresiasi dengan baik oleh masyarakat Banten.
2. Ragam Gerak Tari Bentang Banten
Berikut ini beberapa ragam gerak pada tari bentang Banten 26 :
1) Baplang Ngedeg
Gerak baplang ngadeg memiliki arti melintang hentak yang memiliki
filosofi makna gerak yakni membuka diri kepada tamu yang akan datang ke
Banten. Dalam pola gerak yang pertama di awali dengan gerak baplang
ngedeg dengan posisi badan tegak, dengan tangan kanan di tekuk ke atas, dan
tangan kiri lurus. Pada gerak ini menggunakan tempo gerak yang sedang.
2) Melaku Rungu
Gerak melaku rungu memiliki arti pergi mendengar yang memiliki
makna filosofi gerak yaitu keriangan masyarakat Banten. Dalam gerak ini
yakni melaku rungu dengan posisi kaki melangkah dengan diikuti tangan
yang mengepal sejajar dengan dada penari, dan gerakan tangan dan kaki
mendominasi pada gerakan ini tenaga yang dipakai dalam gerakan ini
adalah sedang.
26
Galuh Kusuma Prameswara, “Bentuk Penyajian Tari Bentang Banten Sanggar Wanda
Banten Kecamatan Taktakan Kota Serang Banten”, Skripsi, Program Strata 1, (Serang, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, 2020), 46–60.
28
3) Bentang Lengen
Gerak bentang lengen memiliki arti membentang tangan yang memiliki
makna filosofi gerak saat menerima kedatangan tamu. Dalam gerakan ini
posisi kedua tangan di bentangkan, dengan jari telunjuk dan ibu jari yang
bertemu.
7) Nadoh
Gerak nadoh memiliki arti membuka tangan yang memiliki makna
filosofi gerak memohon agar Banten selalu diberkahi. Dalam gerakan ini
posisi telapak tangan membuka layaknya sedang berdo’a dan gerakan
tangan lebih mendominasi pada gerakan ini.
10) Nyacha
Gerak nyacha memiliki arti chacha yang memiliki makna kegembiraan
masyarakat Banten. Dalam gerakan ini posisi kedua tangan diluruskan
kedeoan, dengan posisi kaki kanan berada didepan, gerakan tangan lebih
32
mendominasi pada gerakan ini. Tenaga yang dipakai dalam gerakan ini
adlaah sedang dan tempo yang dipakai dalam gerakan ini adalah sedang.
4) Rok
Rok yang dipakai berwarna biru dengan aksen mute pada bagian tengah
bawah pada rok. Warna biru memiliki makna bahwa Banten adalah
masyarakat yang penuh dengan kasih sayang. Rok ini dibadukan dengan
warna emas agar selaras dengan warna kebaya dan apok.
5) Sabuk Kewer
Sabuk yang dikenakan pada tari bentang Banten berwarna hitan dengan
aksen mute dibagian bawah sabuknya. Warna yang dipilih selaras dengan
warna kace dan kebaya. Sabuk ini dikenakan setelah memakai kebaya, apok
dan rok.
6) Kerudung
Kerudung yang digunakan ada dua macam, yaitu kerudung dalam
berwarna emas muda dan kerudung luar yang berwarna oren. Warna yang
dipakai agar selaras dengan kostum yang digunakan oleh panari.
4. Pola Lantai
Dalam tari bentang Banten di setiap gerakan penari dibatasi dengan pola
tertentu. Pola-pola gerakan tersebut dinamakan pola lantai. Pola lantai
merupakan berupa garis-garis gerakan penari. Garis-garis inilah yang akan
dilewati oleh penari pada saat menari. Secara umum, pola lantai berupa garis
37
lurus atau garis lengkung. Bentuk pola garis lurus dapat dikembangkan
menjadi berbagai bentuk pola lantai, diantaranya horizontal, diagonal, zig-zag
dan segi lima. Berikut gambar pola lantai pada tari bentang Banten.
1) Pola lantai gerakan baplang ngedeg, melaku rungu, bentang lengen, ukel
sorong nepak dade, ngadoh
B. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil eksplorasi terhadap penelitian-penelitian terdahulu,
ditemukan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Adapun
beberapa penelitian terdahulu tersebut, sebagai berikut:
1. Penelitian oleh Fitri Apriliyanti (2018) dengan judul: “ Keterampilan Gerak
Tari Kreasi Dengan Pendekatan Quantum Teaching Learning Di Sekolah
Dasar”. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa penerapan
langkah pembelajaran TANDUR pada quantum teaching learning dapat
dilaksanakan dengan baik di SDN 36 Sungai Ambawang. Langkah TANDUR
39
27
Fitri Apriliyanti, “Keterampilan Gerak Tari Kreasi Dengan Pendekatan Quantum
Teaching Learning Di Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, Vol.7,
No. 8, 2018.
40
kemampuan untuk melakukan gerak tari, tidak hanya anak yang berbakat,
yang tidak berbakatpun bisa melakukan gerak tari dengan baik asal adanya
latihan, konsentrasi, disiplin, dan mampu menciptakan suasana desain dan
komposisi yang baik. Penggunaan model quantum learning dengan
rancangan pembelajaran TANDUR membuat siswa dapat bereksplorasi
menuangkan kreativitas kedalam gerak tari secara berkelompok. Saat proses
pembelajaran quantum learning peneliti mengamati bahwa adanya kemajuan
dari segi krativitas dan keterampilan siswa. Setelah semua sikuls
dilaksanakan siswa lebih kreatif mempraktikan gerak tari, bahkan pada saat
presentasi di sikuls 2 sebagain besar melakukan persiapan matang dan lebih
kompak. Setelah proses pembelajaran, nilai kreativitas gerak tari siswa dari
1,35 di siklus I meningkat menjadi 3,00 di siklus II dan nilai hasil kreativitas
gerak siswa dari 1,42 di siklus I meningkat menjadi 3,12 di siklus II.
Persamaan dalam penelitian ini adalah menggunakan model
pembelajaran quantum learning dalam pembelajaran SBdP materi seni tari,
sedangkan yang membedakannya yaitu penelitian ini subyek yang ditelitinya
adalah siswa kelas X SMA dan variabel yang ditingkatkan nya yaitu
kreativitas gerak tari pada siswa. 28
3. Penelitian oleh Gita Shervina dengan judul “Pembelajaran Tari Melinting
Menggunakan Model Quantum Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler di SMK”.
Peneltian menggunakan jenis penilitian deskriptif kualitatif. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori belajar konstruktivistik. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi
dan instrument penilaian. Penilaian hasil belajar dilihat dari aspek penilaian
wiraga (gerak tari), wirama (gerak sesuai irama musik), wirasa (bergerak
dengan penjiwaan). Hasil belajar siswa menunjukan bahwa pembelajaran tari
melinting menggunakan model pembelajaran quantum termasuk baik dengan
28
Luri Diansari, Upaya Meningkatkan Kreativitas Gerak Tari Melalui Model Quantum
Learning Terhadap Siswa Kelas X SMA, Skripsi, Program Strata 1, (Pontianak: Tanjungpura
University, 2015)
41
nilai rata-rata 83,35. Penilaian pada aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran
dapat disimpulkan baik sekali dengan perolehan nilai rata-rata 87,7. 29
Persamaan dalam penelitian ini adalah menggunakan model
pembelajaran quantum pada pembelajaran seni tari, sedangkan yang
membedakan nya yaitu jenis penelitian nya, dan subjek yang diteliti yaitu
siswa SMK.
C. Kerangka Berpikir
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) khususnya dalam
materi seni tari perlu memilih model pembelajaran yang tepat dan efektif.
Rendahnya apresiasi siswa terhadap pelajaran SBdP pada materi seni tari
menimbulkan rendahnya keterampilan gerak tari pada siswa. Penerapan
model pembelajaran quantum learning merupakan salah satu model
pembelajaran yang efektif dan cocok untuk pembelajaran SBdP materi seni
tari. Model pembelajaran quantum learning bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan gerak tari pada siswa melalui tari bentang Banten.
Pengimplementasian model pembelajaran ini kedalam pembelajaran seni tari
diharapkan menjadi model pembelajaran yang efektif dalam menyampaikan
materi ajar karena melalui model ini siswa ditumbuhkan minat dan
ketarampilannya untuk lebih memamhami materi seni tari, seperti dapat lebih
mengartikan makna setiap gerak dalam tarian yang diajarkan, siswa pun tidak
akan merasa jenuh karena siswa diberikan pula pemahaman teorinya,
sehingga merangsang untuk menggunakan kecerdasan intelektualnya secara
alami, dengan begitu siswa merasa diakui bahwa siswa bisa melakukannya.
Penerapan model pembelajaran quantum learning akan berlangsung dengan
menggunakan rancangan pembalajaran TANDUR (Tanamkan, Namai,
Demonstrasikan Ulangi, dan Rayakan). Dari penjelasann diatas, penelitian ini
29
Gita Shervina, Agung Kurniawan, and Susi Wendhaningsih, “Pembelajaran Tari Melinting
Menggunakan Model Quantum Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler Di Smk,” Jurnal Seni Dan
Pembelajaran 3, no. 2 (2015): 7.
42
Gambar 2.20
Bagan Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun tahap-tahap kerangka berfikir
sebagai berikut:
D. Hipotesis Tindakan
Berlandaskan teori di atas, maka hipotesis tindakan peneliti ini adalah:
Dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning dapat
meningkatkan keterampilan gerak tari pada siswa melalui Tarian Bentang
Banten di kelas IV SDN Anyar 3 tahun ajaran 2020/2021.
44