Anda di halaman 1dari 125

PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER HADRAH

DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS SISWA


DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANYUWANGI
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember


untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam
Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Arif Rudianto
NIM. 084 141 103

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
AGUSTUS 2019

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
gilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
MOTTO

            

 

Artinya : “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk

Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi

dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Al-Ahzab: 56).1

1
Depag RI, Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka, (Tangerang Selatan: PT. Kalim,
2011), 427.

iv

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sugiono dan Ibu Suprapti yang senantiasa

mencurahkan untaian do’a, tenaga, waktu, serta kasih sayangnya yang

tulus sejak dalam kandungan sampai saat ini, sehingga saya bisa

menyelesaikan studi sampai Perguruan Tinggi.

2. Adikku tersayang, Desi Arviana yang senantiasa memberikan semangat,

perhatian, nasehat dan motivasi hidupku sehingga dapat menyelesaikan

tugas akhir perkuliahan ini.

3. Untuk orang tua keduaku, Kakek Mispan dan Nenek Ngatinem yang

senantiasa mencurahkan do’a, tenaga, waktu, serta kasih sayangnya yang

tulus sejak dalam kandungan sampai saat ini, sehingga saya bisa

menyelesaikan studi sampai Perguruan Tinggi.

4. Untuk sahabatku (Anak Kontraan Perumahan Griya Mangli Indah) dalam

suka duka yang selalu memberikan semangat dan bantuan serta saran

dalam menyelesaikan tugas akhir perkuliahan ini.

5. Teman-teman seperjuanganku Muhammad Fathoni Shidiq, Muhammad

Mahfud Aziz, Ahmad Yazid Al-Bustami, Faiz Nabil, Imam Zamroni Zein,

Muhammad Hasbi Habibi, Samsul Arifin, serta teman-temanku kelas A3

PAI yang baik secara tidak langsung maupun tidak langsung telah

membantu menyelesaikan skripsi ini, yang mungkin tidak bisa disebutkan

satu persatu.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur kami panjatkan kepada

Allah SWT, atas segala rahmat-Nya, penulis telah diberi kemudahan dan

kelancaran dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Kegiatan

Ekstrakurikuler Hadrah dalam Membentuk Karakter Religius Siswa di MAN 1

Banyuwangi Tahun Pelajaran 2018/2019”. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada baginda rasulullah saw, yang telah menuntun umatnya menuju

jalan kebahagiaan dunia akhirat, dan semoga kita mendapatkan syafa’atnya di

yaumil akhir nanti.

Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa

adanya dukungan, bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM selaku Rektor IAIN Jember yang

telah memimpin kampus ini dengan baik, sehingga mampu memajukan

dan mengembangkan lembaga ini.

2. Ibu Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Jember yang telah bekerja keras mengembangkan dan

memanfaatkan semua potensi demi kemajuan fakultas tarbiyah dan ilmu

keguruan.

vi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


3. Drs. H. D. Fajar Akhwa, M.Pd.I selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah

memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

4. Dr. H. Mundir, M. Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran memberikan

bimbingan demi terselesaikannya skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan khususnya yang

telah memberikan ilmunya kepada penulis sebagai bekal dalam

mengarungi kehidupan di dunia dan akhirat.

6. Kepala Perpustakaan IAIN Jember yang telah memberikan wadah dan

sumber literatur sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

7. Drs. Saeroji, M. Ag selaku Kepala MAN 1 Banyuwangi beserta jajaran

stafnya yang telah berkenan memberikan informasi dan data yang

dibutuhkan sehingga membantu proses penyelesaian penelitian.

8. Teman-teman dan seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak

langsung telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang mungkin tidak

bisa disebutkan satu persatu.

Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang

bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya kepada penulis

sendiri. Akhirnya, semoga segala amal baik pihak-pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan tugas skripsi ini, mendapatkan balasan yang

barokah dari Allah SWT.

Jember, 20 Mei 2019

Arif Rudianto
vii NIM. 084 141 103

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


ABSTRAK

Arif Rudianto, 2019: Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikiler Hadrah dalam


Membentuk Karakter Religius Siswa Di MAN 1 Banyuwangi
Tahun Pelajaran 2018/2019.

Pembentukan karakter religius dibagi dalam empat pilar, yakni kegiatan


belajar mengajar dikelas; kegiatan keseharian dalam bentuk pengembangan
budaya satuan pendidikan; kegiatan ekstrakurikuler; serta kegiatan keseharian
dirumah dan masyarakat. Dalam prakteknya dalam membentuk karakter religius
lebih banyak dilakukan di kelas, karena kelas merupakan tempat siswa
mendapatkan pengetahuan baru. Selain di dalam kelas kegiatan ekstrakurikuler
merupakan tempat yang berpotensi dalam pembentukan karakter religius siswa,
salah satunya yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler hadrah, dimana
ekstrakurikuler hadrah menjadi wadah pembentukan karakter religius dan
mengembangkan potensi dan prestasi peserta didik.
Fokus penelitian ini adalah 1) Bagaimana pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk karakter religius siswa di MAN 1
Banyuwangi Tahun pelajaran 2018/2019? 2) Bagaimana faktor pendukung
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk karakter religius
siswa di MAN 1 Banyuwangi Tahun pelajaran 2018/2019? 3) Bagaimana faktor
penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk
karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi Tahun pelajaran 2018/2019?
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis
penelitian kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini, adalah: observasi, wawancara, dokumentasi. Penentuan
informan menggunakan purposive. Analisis data yang digunakan model Miles,
Huberman, dan Saldana meliputi: koleksi data, kondensasi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Untuk pengujian keabsahan data peneliti
menggunakan triangulasi metode dan sumber.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1) pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk karakter religius siswa di
MAN 1 Banyuwangi berlangsung pada setiap hari sabtu pada jam 12.30. Pada
setiap kegiatan rutinnya selalu didampingi oleh pembina hadrah. Pembina hadrah
lebih dahulu memberikan pembukaan/arahan yamg berupa motivasi-motivasi
supaya para anggota hadrah lebih semangat dalam menjalankan kegiatannya dan
secara tidak langsung membentuk karakter religius melalui mukadimah tersebut.
2) faktor pendukung pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam
membentuk karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi yaitu faktor dari siswa,
guru, sarana dan prasarana. Yang dimana seluruh golongan keluarga besar MAN
1 Banyuwangi berkerjasama untuk melancarkan proses kegiatan pembelajaran dan
tercapainya tujuan pendidikan. 3) faktor penghambat pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk karakter religius siswa di MAN 1
Banyuwangi yaitu terdapat dua faktor, antara lain faktor individual siswa dan
faktor dari segi pelatih hadrah, yang sulit mencari pelatih untuk tetap
mendampingi anak-anak latihan pada setiap minggunya.

viii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................. iii

MOTTO ........................................................................................................ iv

PERSEMBAHAN .......................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Fokus Penelitian .................................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

1. Manfaat Teoritis ............................................................................. 9

2. Manfaat Praktis ............................................................................... 9

E. Definisi Istilah ..................................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 13

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ............................................................ 15

A. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 15

B. Kajian Teori ........................................................................................ 18

ix

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


1. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler .......................................... 18

2. Ekstrakurikuler Hadrah ................................................................ 26

3. Pembentukan Karakter Religius .................................................... 42

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 57

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................... 57

B. Lokasi Penelitian ................................................................................. 57

C. Subyek Penelitian ................................................................................ 58

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 59

E. Analisis Data ....................................................................................... 61

F. Keabsahan Data ................................................................................... 63

G. Tahap-tahap Penelitian ........................................................................ 64

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA ............................. 66

A. Gambaran Obyek Penelitian ............................................................... 66

B. Penyajian Data dan Analisis Data ....................................................... 76

C. Pembahasan Temuan ........................................................................... 89

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 97

A. Kesimpulan ......................................................................................... 97

B. Saran-saran .......................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu


dengan penelitian yang dilakukan ........................................................... 17

4.1 Data Siswa MAN 1 Banyuwangi ............................................................ 72

4.2 Data Siswa yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah .............. 72

4.3 Tugas Pengurus Ekstrakurikuler Hadrah MAN 1 Banyuwangi .............. 74

xi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang hanya mengedepankan kecerdasan intelektual

nyatanya tidak cukup sebagai bekal dalam kehidupan. Memiliki

kecerdasan intelektual yang luas merupakan suatu kewajiban yang harus

dimiliki, karena kecerdasan intelektual merupakan bekal dalam

menghadapi tantangan zaman terutama pada peningkatan SDM. Namun

demikian kecerdasan intelektual saja nyatanya tidak cukup, karena cita-

cita luhur bangsa Indonesia tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual

yang luas, namun juga menjadi bangsa bermartabat, yang memiliki

karakter budi pekerti yang luhur.

Fenomena-fenomena yang terjadi saat ini membuat Indonesia

belum cukup untuk dikatakan sebagai bangsa berkarakter, terbukti dengan

fenomena-fenomena yang terjadi dikalangan remaja terutama pelajar yang

merupakan penerus bangsa. Fenomena ini seperti hilangnya rasa hormat

terhadap guru, orang tua, dan figur-figur lain yang seharusnya dihormati,

mengambil milik orang lain, hilangnya sopan santun, tawuran, menyontek

ketika ujian, bolos ketika pelajaran sedang berlangsung, dan seksual.

Inilah degredasi karakter yang sedang berlangsung di tanah air Indonesia.

Persoalan karakter senantiasa mewarnai kehidupan manusia dari

masa ke masa. Upaya pembentukan karakter menjadi sangat penting dalam

rangka mencapai keharmonisan hidup. Pendidikan karakter merupakan

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


2

sarana yang tepat untuk mengadakan perubahan secara mendasar, karena

diyakini bisa membawa perubahan individu sampai pada akar-akarnya.

Sebagai contoh kemrosotan yang menimpah bangsa ini adalah perilaku

yang buruk dikalangan elit penjabat yang terus menerus menjadi sumber

pemberitaan media, mulai dari kasus korupsi, pembunuhan sampai

perbuatan tindak asusila. Selain itu, bukan hal yang baru bahwa siswa

suatu sekolah menyerang sekolah lain dalam bentuk tawuran, penggunaan

narkotika, melakukan seks bebas atau pemerkosaan, dan tindak kriminal

lainnya. Semua itu dapat mengakibatkan hilangnya generasi, karena siswa

atau generasi muda telah kehilangan tokoh panutan yang berakibatkan

hilangnya pegangan hidup bagi diri mereka.2

Pendidikan merupakan salah satu terobosan penting dalam

mengatasi degradasi karakter yang sedang terjadi. Pendidikan bukan

hanya di tuntut untuk mengajarkan bidang keilmuan saja, namun juga pada

bidang Religius. Karena kecerdasan intelektual dan Religius harus sejalan

secara seimbang sehingga dapat menghasilkan siswa-siswa yang

berkualitas. Kualitas yang diharapkan adalah sesuai dengan tujuan

pendidikan secara nasional.

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, dijelaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,

yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

2
Hudiyono, Membangun Karakter Siswa: Melalui Profesionalisme Guru dan Gerakan Pramuka
(Jakarta: Erlangga, 2012), 2.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


3

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, dan kepribadian yang mantap dan mandiri serta

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. UUD. RI. No 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi :3

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia

dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan

yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional.

Dari tujuan pendidikan secara Nasional, karakter Religius (taqwa

kepada Tuhan yang maha esa) merupakan prioritas utama. Dapat dianalisis

hal ini dapat disebabkan bahwa karakter Religius merupakan unsur

terpenting sebagai bekal untuk mengatasi degradasi karakter seperti yang

peneliti sebutkan sebelumnya.

3
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


4

Sekolah merupakan tempat yang berperan penting dalam

membentuk karakter siswa. Dalam Kurikulum 2013 ada lima karakter

yang paling utama, yaitu karakter rekigius, karakter nasionalis, karakter

mandiri, karakter integritas, dan karakter gotong. Peneliti tertarik pada

karakter religius karena karakter religius ini merupakan karakter terpenting

dalam menghadapi fenomena yang sudah peneliti sebutkan. Jika siswa

dibekali dengan religius yang cukup dan paham akan pentingnya karakter

religius, maka setiap akan melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan

nilai-nilai kebaikan akan teringat dengan Tuhannya.

Dalam membentuk karakter Religius terdapat beberapa cara yang

dilakukan, antara lain melalui kegiatan intrakurikuler yaitu penanaman

Nilai religius yang terintegrasi kedalam mata pelajaran pendidikan agama

islam, dan melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, yaitu melalui

kegiatan-kegiatan keagamaan.

Kegiatan sekolah juga merupakan salah satu media yang potensial

untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik siswa.

Kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam mata

pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat dan minat meraka. Melalui kegiatan tersebut

siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan tanggung jawab

sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.4

4
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Kritis Multidimensional (Jakarta:
Bumi Aksara ,2011), 86.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


5

Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan merupakan kegiatan yang ada

diluar kegiatan belajar mengajar. Pada ekstrakurikuler keagamaan ini

terdapat kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan siswa serta

dapat membentuk karakter Religius siswa. Karena tujuan dari kegiatan

Ekstrakurikuler keagamaan adalah:

1. Meningkatkan pemahaman terhadap agama sehingga mampu

mengembangkan dirinya sejalan dengan norma-norma agama dan

mampu mengamalkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan budaya.

2. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat

dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial,

budaya, dan alam sekitar.

3. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik

agar dapat menjadi manusia yang berkreatifitas tinggi dan penuh

karya.

4. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan dan tanggung jawab

dalam menjalankan tugas.

5. Menumbuh kembangkan akhlak islami yang mengintegrasikan

hubungan dengan Allah, Rasul, manusia dan alam semesta bahkan

dengan diri sendiri.

6. Mengembangkan sensifitas peserta didik dalam melihat persoalan-

persoalan sosial keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif

terhadap permasalahan sosial dan dakwah.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


6

7. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta

didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan

terampil.

8. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk

berkomunikasi dengan baik, baik verbal maupun non verbal.

9. Melatih kemampuan perserta didik untuk berkerja dengan sebaik-

baiknya secara mandiri maupun kelompok.

10. Menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik untuk

memecahkan masalah sehari-hari.5

Di MAN 01 Banyuwangi kegiatan Ekstrakurikuler pada dasarnya

kegiatan ekstrakurikuler ditunjukan untuk menggali dan memotivasi siswa

dalam bidang tertentu. Karena itu, aktivitas kegiatan ekstrakurikuler harus

disesuaikan dengan hobi serta kondisi siswa. Sedangkan tujuan kegiatan

ekstrakurikuler adalah untuk membantu dan meningkatkan bakat juga

potensi siswa beragama berkembang. Sehingga kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan dapat meningkatakan pengalaman ajaran Islam serta

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Di MAN 01

Banyuwangi kegiatan Ekstrakurikuler (Hadrah, Qiro’ah) merupakan salah

satu kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di luar jam sekolah yang penting

untuk diikuti dalam upaya menumbuhkan kecintaan terhadap agama dan

5
Ahmad Syamsu Rizal, “Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di Sekolah dalam Menunjang
Tercapainya Tujuan Pembelajaran PAI”. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Vol. 2, No.
1, November 2015, 6.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


7

membentengi kita dari hidup budaya barat yang tidak sesuai dengan

budaya kita.6

Berangkat dari latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Pelaksanaan Kegiatan

Ekstrakurikuler Hadrah Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa Di

Madrasah Aliyah Negeri 01 Banyuwangi Tahun Pelajaran 2018/2019.”

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan

istilah fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus

permasalahan yang akan di cari jawabannya melalui proses penelitian.7

Peneliti menetapkan permasalahan yang di jadikan fokus dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam

membentuk karakter religius siswa di MAN 01 Banyuwangi tahun

Pelajaran 2018/2019?

2. Bagaimana faktor pendukung pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

hadrah dalam membentuk karakter religius siswa di MAN 01

Banyuwangi tahun Pelajaran 2018/2019?

3. Bagaimana faktor penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

hadrah dalam membentuk karakter religius siswa di MAN 01

Banyuwangi tahun Pelajaran 2018/2019?


6
Observasi pra penelitian, 15 Oktober 2018
7
Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiyah, (Jember: IAIN Jember
Press, 2017), 44.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


8

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan

dituju dalam melakukan penetian. Tujuan penelitian harus mengacu

kepada masalah-masalah yang akan dirumuskan sebelumnya.8

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah

dalam membentuk karakter religius siswa di MAN 01 Banyuwangi

tahun Pelajaran 2018/2019?

2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk karakter religius siswa di

MAN 01 Banyuwangi tahun Pelajaran 2018/2019?

3. Untuk mendeskripsikan faktor penghambat pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk karakter religius siswa di

MAN 01 Banyuwangi tahun Pelajaran 2018/2019?

D. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan

setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan

yang bersifat teoritis dan bersifat praktis, sebagai kegunaan bagi penulis,

instansi dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus

realitas.9

8
Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, 45.
9
Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, 45.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


9

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan tentang hadrah.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran

guna memperkaya khazanah keilmuan tentang hadrah terutama

untuk peserta didik.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan sebagai media untuk menambah

pengetahuan tentang hadrah bagi peneliti, dan sebagai wawasan

untuk menulis karya tulis ilmiah dan sebagai bekal untuk

penelitian di masa yang akan datang.

b. Bagi lembaga yang diteliti

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang

positif, untuk terus mempertahankan eksistensinya dan sebagai

bahan masukan yang kontruktif dalam meningkatkan kualitas

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dan kemajuan

lembaga pendidikan.

c. Bagi lembaga IAIN Jember

Dari penelitian ini akan menambah kualitas mahasiswa dan calon

guru sekolah sehingga dapat dijadikan informasi dan referensi

bagi seluruh pihak akademika kampus, dan diharapkan juga

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


10

mampu memperkaya khazanah intelektual dalam

mengembangkan tradisi pemikiran di IAIN jember.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang

menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya agar

tidak terjadi kesalahpahaman makna istilah sebagaimana yang di maksud

oleh peneliti. Definisi istilah dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Pelaksanaan merupakan kegiatan melaksanakan segala sesuatu

yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan. Senada dengan

pendapat Aswarni Sujud yang menyatakan bahwa pelaksanaan

merupakan kegiatan melaksanakan apa-apa yang telah direncanakan.10

Menurut George R. Terry pelaksanaan (actuating) merupakan usaha

menggerakan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga

mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran.11 Rusman

berpendapat bahwa pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan

upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan

melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian.12

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan

pelaksanaan adalah kegiatan melaksanakan rangkaian kegiatan yang

telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

10
Hartati Sukirman, dkk. Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2007),
7.
11
Rusman, Manajemen Kurikulum (Jakarta: rajawali Press, 2009), 125.
12
Rusman, Manajemen Kurikulum, 125.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


11

Ekstrakurikuler ini dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan

yang dilakukan di luar jam tatap muka. Kegiatan tersebut di

laksanakan di luar atau didalam lingkungan sekolah dalam rangka

memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan

menginternalisasikan nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-

norma sosial, baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk

insan yang paripurna.13

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler antara satu sekolah dengan

sekolah yang lain bisa saling beda. Variasinya sangat ditentukan oleh

kemampuan guru, siswa, dan kemampuan sekolah.

2. Ekstrakurikuker hadrah

Ekstrakurikuler ini dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan

yang dilakukan di luar jam tatap muka. Kegiatan tersebut di

laksanakan di luar atau didalam lingkungan sekolah dalam rangka

memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan

menginternalisasikan nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-

norma sosial, baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk

insan yang paripurna.14

Seni hadrah merupakan salah satu seni islam, sedangkan

pengertian dari seni islam itu sendiri adalah segala sesuatu yang

membangkitkan rasa keindahan dan yang di ciptakan untuk

membangkitkan perasaan tersebut. Penjelmaan rasa seni ini dapat


13
Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: YRAMA
WIDYA, 2016), 68.
14
Zainal aqib dan sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, 68.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


12

berupa seni baca Al-Qur’an, seni tari, seni musik, seni bina

(arsitektur).15 Seni hadrah dalam hal ini adalah seni musik dalam

bentuk pembacaan sholawat yang diiringi dengan alat musik rebana,

yang dikemas semaksimal mungkin untuk meningkatkan kecintaan

masyarakat dalam mengembangkan seni islam.

Hadrah adalah kesenian islami yang sudah ada sejak zaman nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dikisahkan pada saat

baginda nabi hijrah dari mekkah ke madinah, baginda nabi disambut

gembira oleh orang-orang anshor dengan nyanyian/syair yang dikenal

dengan sholawat “thola’al badru ‘alaina” dengan diiringi tabuhan

terbang. Makna hadrah dari segi bahasa diambil dari kalimat bahasa

arab yakni hadhoro atau yuhdhiru atau hadhron atau hadhrotan yang

berarti kehadiran. Namun kebanyakan hadrah diartikan sebagai irama

yang dihasilkan oleh bunyi rebana. Dari segi istilah atau definisi,

hadrah menurut tasawuf adalah suatu metode yang bermanfaat untuk

membuka jalan masuk ke’hati’, karena orang yang melakukan hadrah

dengan benar terangkat kesadarannya akan kehadiran Allah dan

Rasul-Nya.

3. Pembentukan Karakter Religius

Karakter dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti bawaan, hati,

jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,

15
Taufik H Idris, Mengenal Kebudayaan Islam (Surabaya: Bina Ilmu, 2011), 91.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


13

temperamen, dan watak. Sedangkan berkarakter berarti berkepribadian,

berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak.16

Sedangkan pembentukan karakter adalah pendidikan untuk

membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti

yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu tingkah

laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain,

kerja keras dan sebagainya.17

Sedangkan religius sendiri dalam kamus berarti bersifat

keagamaan.18 Sedangkan menurut Mustari Religius adalah nilai

karakter dalam hubungan dengan Tuhan. Ia menunjukkan bahwa

pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang di upayakan selalu

berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan ajaran agama.19

Sehingga yang dimaksud pembentukan karakter religius dalam

penelitian ini adalah segala usaha yang dilakukan guna mengubah

karakter seorang siswa agar segala tindakannya berdasarkan ajaran-

ajaran agama.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan

skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format

16
KBBI Online, 24 Desember 2018, 09.00.
17
Haidar Nasir, Pendidikan Karakter berbasis Agama dan Budaya (Jogjakarta: Multi Presindo,
2013), 22. ,
18
KBBI online, 20 Desember 2018, 22.30.
19
Mohammad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014), 1.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


14

penulisan sistematikan pembahasan adalah dalam bentuk deskritif naratif,

bukan seperti daftar isi.20 Sistematika pembahasan tersebut terdiri dari:

BAB I : pendahuluan. Bab ini berusaha memberikan gambaran secara

singkat mengenai keleluruhan pembahasan sekaligus memberikan rambu-

rambu untuk masuk pada bab-bab berikutnya. Bab ini dimulai dari latar

belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

definisi istilah, dan sistematika pembahasan

BAB II : tentang kajian kepustakaan. Bab ini mendeskripsikan tentang

penelitian terdahulu dan kajian teori.

BAB III : metodologi penelitian. Bab ini membahas tentang

pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian,

teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap

penelitian.

BAB IV : penyajian data dan analisis data. Bab ini berisi tentang

gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis, diakhiri

pembahasan temuan.

BAB V : penutup. Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran-

saran. Kesimpulan ini berisi tentang berbagai temuan hasil analisa dari

bab-bab sebelumnya, sedangkan saran-saran merupakan tindak lanjut dan

bersifat konstruktif.

Bagian akhir berisi daftar pustaka dan beberapa lampiran-lampiran

sebagai pendukung pemenuhan kelengkapan data skripsi.

20
Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, 48.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


15

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian

terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian

membuat ringkasan, baik penelitian yang sudah dipublikasikan atau belum

dipublikasikan. Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat

sampai sejauh mana orisionalitas dan posisi penelitian yang hendak

dilakukan.21

Miftahul Hidayat, Mahasiswa IAIN Jember yang membahas tentang

“Pembinaan Karakter Siswa Melalui Pendidikan Kepramukaan di SDN

Bintoro 03 Kec. Patrang Kabupaten Jember Tahun Ajaran 2011/2012”. Fokus

penelitian adalah: 1) Bagaimana pembinaan karakter keislaman siswa melalui

pendidikan kepramukaan di SDN Bintoro 03 kecamatan Patrang Kabupaten

Jember tahun 2011/2013?; 2) Bagaimana pembinaan karakter kebangsaan

siswa melalui pendidikan kepramukaan di SDN Bintoro 03 kecamatan Patrang

Kabupaten Jember tahun 2011/2013?; 3) Bagaimana strategi pembinaan

karakter siswa melalui pendidikan kepramukaan di SDN Bintoro 03

kecamatan Patrang Kabupaten Jember tahun 2011/2013?. Penelitian ini

menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang bersifat studi kasus. Hasil

temuan penelitian ini adalah; 1) Pembinaan karakter keislaman melalui

pendidikan kepramukaan yang dilakukan meliputi ibadah seperti; bersuci,

21
Tim Revisi IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, 45.

15

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


16

membaca Al-qur’an dan shalat; 2) Pembinaan karakter kebangsaan melalui

pendidikan kepramukaan dilakukan dengan; pembentukan sifat patriotisme

dan ksatria; 3) Strategi pembinaan karakter siswa melalui pendidikan

kepramukaan dilakukan dengan; pemberian keteladanan, penugasan,

pembentukan milliu dan pemberian penghargaan.

Penelitian yang dilakukan Wahyu Wijayanta yang berjudul

“Implementasi Metode Pembiasaan Guna Menumbuhkan Karakter Religius

Siswa Dalam Pembelajaran PAI Di SMPN 1 Kalasan Sleman”. Fokus

penelitian terdahulu ini adalah; 1) Bagaimana proses pelaksanaan metode

pembiasaan guna menumbuhkan karakter religius siswa dalam pelajaran PAI;

2) Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan metode pembiasaan guna

menumbuhkan karakter religious siswa dalam pelajaran PAI; 3) Bagaimana

solusi untuk mengatasi hambatan dalam implementasi metode pembiasaan

guna menumbuhkan karakter religious siswa dalam pembelajaran PAI.

Penelitian ini bersifat lapangan, jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini yaitu; 1) Bentuk pembiasaan menumbukan karakter

religious berupa shalat berjamaah, shalat dhuha, tadarus, sodaqoh dan infaq;

2) Faktor yang menghambat antara lain sarana dan prasarana, teman sebayat,

perbedaan individu dan latar belakang keluarga; 3) Solusi dari hal tersebut

yang diupayakan sekolah dengan pendekatan secara personal terhadap setiap

siswa, memasukan hasil pembiasaan sebagai bagian dalam penentuan nilai

akhir semester, dan meningkatkan hubungan antara pihak sekolah dengan

orang tua atau wali siswa.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


17

Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Nursanti yang berjudul “Peran

Organisasi Intra Sekolah Dalam Membentuk Karakter Siswa SMPN Di

Kabupaten Magelang”. Fokus penelitian terdahulu ini adalah; 1) Bagaimana

peran OSIS dalam membentuk karakter siswa; 2) apa faktor penghambat

dalam penanaman nilai-nilai karakter. Peneliti menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif, hasil penelitian terdahulu ini; 1) OSIS memiliki

peranan sebagai wadah bagi siswa untuk berorganisasi; 2) ada beberapa

hambatan dalam penanaman karakter, yaitu pengurus OSIS sendiri yang

melanggar aturan seperti membolos.

Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
dengan penelitian yang dilakukan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


01 Miftahul Pembinaan Menggunakan Penelitian terdahulu
Hidayat Karakter Siswa pendekatan memfokuskan
Melalui Pendidikan kualitatif pembinaan karakter
Kepramukaan di siswa melalui
SDN Bintoro 03 kepramukaan
Kec. Patrang sedangkan penelitian
Kabupaten Jember ini fokus pada
pelaksanaan Kegiatan
Ekstrakurikuler
Hadrah Dalam
Membentuk Karakter
Religius Siswa
02 Wahyu Implementasi Menggunakan Penelitian terdahulu
Wijayanta Metode pendekatan fokus dalam
Pembiasaan Guna kualitatif pembelajaran PAI
Menumbuhkan sedangkan, pada
Karakter Religius penelitian ini fokus
Siswa Dalam pada Kegiatan
Pembelajaran PAI Ekstrakurikuler
Hadrah

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


18

03 Dyah Nursanti Peran Organisasi Menggunakan Penelitian terdahulu


Intra Sekolah pendekatan menitikberatkan pada
Dalam Membentuk kualitatif peran OSIS,
Karakter siswa sedangkan penelitian
SMP Negeri di ini lebih fokus pada
Kabupaten kegiatan
Magelang ekstrakurikuler
Hadrah

B. Kajian Teori

1. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Pengertian Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Pelaksanaan merupakan kegiatan melaksanakan segala sesuatu

yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan. Senada dengan

pendapat Aswarni Sujud yang menyatakan bahwa pelaksanaan

merupakan kegiatan melaksanakan apa-apa yang telah direncanakan.22

Menurut George R. Terry pelaksanaan (actuating) merupakan usaha

menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga

mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran. Rusman

berpendapat bahwa pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan

upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan

melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian.23

Ekstrakurikuler ini dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan

yang dilakukan di luar jam tatap muka. Kegiatan tersebut di

22
Hartati Sukirman, dkk. Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press,2007),
7.
23
Rusman, Manajemen Kurikulum (Jakarta : Rajawali Press, 2009) .125

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


19

laksanakan di luar atau didalam lingkungan sekolah dalam rangka

memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan

menginternalisasikan nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-

norma sosial, baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk

insan yang paripurna.24

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler antara satu sekolah dengan

yang lain bisa saling beda. Variasinya sangat ditentukan oleh

kemampuan guru, siswa, dan kemampuan sekolah.

Jadi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada setiap sekolah

dapat berbeda. Pelaksaan disesuaikan dengan sumber daya yang

dimiliki sekolah.

b. Visi dan Misi Kegiatan Ekstrakurikuler

Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi,

bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan

kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga,

dan masyarakat.

Misi kegiatan ekstrakurikuler adalah 1) menyediakan sejumlah

kegiatan yang dapat di pilih oleh peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka, 2) menyelenggarakan

kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mempersiapkan

diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok.25

24
Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: YRAMA
WIDYA, 2016), 68.
25
Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, 68.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


20

c. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Pengembangan yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai

dengan potensi, bakat, dan minat mereka.

2) Sosial yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung

jawab sosial peserta didik.

3) Rekreatif yaitu mengembangkan suasana rileks, menyenangkan

bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.

4) Persiapan karir yaitu untuk mengembangkan persiapan karir

peserta didik.26

d. Prinsip kegiatan ekstrakurikuler

Dalam buku Panduan Pengembangan Diri Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 menjelaskan tentang

prinsip-prinsip kegiatan ekstrakuriler sebagai berikut:

1) Individual yaitu prinsip yang sesuai dengan potensi, bakat, dan

minat peserta didik.

2) Pilihan yaitu dengan keinginan dan di ikuti secara rela oleh peserta

didik.

3) Keterlibatan aktif yaitu dengan menuntut keikut sertaan peserta

didik secara penuh.

26
Noor Rohimah, The Hidden Curriculum Membangun Karakter Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), 34

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


21

4) Menyenangkan yaitu dalam suasana yang di sukai dan

mengembirakan peserta didik.

5) Etos kerja yaitu membangun peserta didik untuk berkerja dengan

baik dan berhasil.

6) Kemanfaatan sosial yaitu untuk kepentingan masyarakat.

e. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

Sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam Permendiknas No. 39

tahun 2008, yaitu sebagai berikut:

1) Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal

2) Memantapkan kepribadian

3) Mengaktualisasikan potensi peserta didik

4) Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang

berakhlak mulia dan menghormati HAM dalam masyarakat madani

(civil socity).27

f. Jenis kegiatan ekstrakurikuler

Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor

125/U/2002 tentang Kalender Pendidikan dan Jam Belajar Efektif di

Sekolah, Bab V pasal 9 ayat 2, di nyatakan bahwa “pada tengah

semester 1 dan 2 sekolah melakukan kegiatan dan olahraga dan seni

(Porseni), karyawisata, lomba kreativitas, atau praktik pembelajaran

yang bertujuan untuk mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi,

27
Permendiknas No. 39 tahun 2008, tentang Pembinaan Kesiswaan Dengan Rahmat Tuhan Yang
Maha Esa

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


22

dan kreativitas siswa dalam rangka mengembangkan pendidikan anak

seutuh nya.

Pada bagian lampiran Keputusan Mendiknas nomor 125/U/2002

tanggal 31 Juli 2002 di sebutkan “liburan sekolah atau madrasah

selama bulan ramadhan diisi dan di manfaatkan untuk melaksanakan

berbagai kegiatan yang di arahkan pada kegiatan akhlak mulia,

pemahaman, pendalaman, dan amaliyah agama termasuk kegiatan

ekstrakurikuler nya yang bermuatan moral.”28

Pernyataan- pernyataan dalam kemendiknas tersebut menegaskan

bahwa:

1) Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari keseluruhan program pendidikan di sekolah.

2) Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai realisasi dari

perencanaan pendidikan yang tercantum dalam kalender sekolah.

Dalam standar isi permendiknas nomor 22 tahun 2006 antara lain

di atur mengenai struktur kurikulum bahwa KTSP terdiri atas beberapa

komponen, di antara nya pengembangan diri. Berdasarkan panduan

pengembangan KTSP yang diterbitkan oleh BSNP, antara lain

dinyatakan “pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang

harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap

28
Kemendiknas Nomor 125 Tahun 2002 Tentang Kalender Pendidikan dan Jam Belajar di Sekolah

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


23

peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan

diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga

pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

ekstrakurikuler.”29

Secara umum, kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan

oleh sekolah setidak-tidaknya mencakup kegiatan-kegiatan untuk

memfasilitasi peserta didik mencapai butir-butir Standar Kompetensi

Lulusan (SKL) sebagaimana dituangkan dalam Permendiknas nomor

23 tahun 2006.

Berdasarkan butir-butir SKL, sejumlah kegiatan ekstrakurikuler

dapat dikembangkan oleh sekolah, baik yang terkait dengan

kompetensi akademik maupun kepribadian. Adapun kegiatan-kegiatan

untuk mengusung pengembangan butir-butir SKL tersebut dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang

secara langsung mendukung pengembangan kompetensi akademik

terutama pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), dan

kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat, minat, dan

kepribadian/ karakter.30

29
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 Tentang Standart Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa
30
Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 Tentang Standart Kompetensi Lulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar Rahmat yang Maha Esa

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


24

g. Pelaksanaan pendidikan berkarakter melalui ekstrakurikuler

Pemilihan dan penggunaan suatu strategi pembinaan akan sangat

bergantung kepada faktor penentu antara lain:

1) Pemahaman pendidik terhadap kondisi objek peserta didik

2) Tingkat penguasaan kompetensi pendidik

3) Tujuan yang akan di capai

4) Proses pelaksanaan yang akan direncanakan

5) Materi kegiatan yang akan dikembangkan

6) Dukungan kelembagaan sekolah, baik berupa tenaga, dana,

maupun sarana/prasarana.

Adapun strategi pembinaan disekolah dapat ditempuh dalam

bentuk kegiatan sebagai berikut: lokakarya kegiatan kesiswaan,

pengembangan kelompok bakat-minat, pendidikan kecakapan hidup ,

perlombaan/pertandingan, dan pembinaan lingkungan sekolah.

1) Lokakarya kegiatan kesiswaan

Strategi ini lazim diselenggarakan pada awal tahun pelajaran

atau diantara senggang semester, terutama di tujukan untuk

memadukan program yang bersifat akademik dan nonakademik

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam keseluruhan program

pendidikan di sekolah.

2) Pengembangan kelompok bakat-minat

Strategi ini ditujukan untuk menyalurkan ptensi peserta didik

yang cenderung menyukai hidup berkelompok dengan teman

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


25

sebaya (peergroup) yang berbakat, berminat, dan bercita-cita yang

sejenisnya. Strategi pengembangan kelompok meliputi

pembentukan: (a) klub olahraga; (b) klub bakat, minat dan

kreativitas dalam bidang ilmu pengetahuan teknologi dan seni; (c)

Pedoman etika, tatatertib, dan tata kegidupan sosial disekolah; (d)

Kelompok Palang Merah Remaja (PMR); dan sebagainya.

3) Pendidikan kecakapan hidup

Strategi ini dapat di tempuh oleh sekolah dalam rangka

membekali peserta didik dengan kemampuan dan kesanggupan

untuk mengatasi persoalan kehidupan, baik dalam kehidupan, baik

dalam hubungan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama

lingkungan, maupun masa depannya.

4) Perlombaan/pertandingan

Dalam penyelenggaraan karakter peserta didik dapat ditempuh

srategi perlombaan/pertandingan. Strategi ini ditempuh guna

menyediakan guna wahana belajar berkompetisi secara sehat,

memperluas pergaulan, dan meningkatkan kemampuan dalam

bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


26

5) Pembinaan lingkungan sekolah

Strategi ini diselenggarakan dalam rangka mengukuhkan

sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mengembangkan

perilaku dan pola hidup sehat kepada warganya.31

2. Ekstrakurikuler Hadrah

a. Pengertian hadrah

Hadrah berasal dari bahasa Arab yaitu Hadhoro – Yadhuru –

Hadhorotan (Hadrah) yang berarti ‘kehadiran’. Sedangkan secara

istilah, menurut sebagian orang hadrah merupakan irama yang

diperdengarkan yang berasal dari alat musik tabuh rebana. Secara

umum, hadrah tidak dapat dilepaskan dari musik rebana. Musik tabuh

rebana merupakan salah satu dari sekian banyak seni tradisional yang

ada diberbagai daerah Indonesia yang bernafaskan keislaman. Selain

itu, rebana juga mengandung nilai-nilai religius, estetika dan norma

ajaran islam yang diduga dapat menjadi salah satu alternatif untuk

membantu mengatasi krisis moral bangsa Indonesia dewasa ini. Seni

musik rebana tidak hanya dilestarikan oleh kaum di pesantren,

melainkan juga telah dikembangkan menjadi seni musik komersial

yang mampu memberikan kontribusi bagi kelangsungan hidup bagi

yang bergelut dengan hadrah, baik secara sosial, politik, ekonomi, dan

budaya.32

31
Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: YRAMA
WIDYA, 2016), 74-75.
32
Darori M , Islam dan Kebudayaan Jawa (Yogyakarta: Gana Media, 2000), 118.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


27

Hadrah dalam masyarakat jawa lebih dikenal dengan istilah musik

“terbangan”. Hadrah sering kita jumpai pada acara-acara keagamaan

seperti pada acara maulid Nabi Muhammad SAW, acara Isra’ Mi’raj,

Haul (memperingati hari kematian seseorang) serta sebagai pengiring

dalam beberapa acara kajian keislaman. Di samping itu, musik hadrah

juga sering diperdengarkan pasa acara walimah ‘ursy atau acara pesta

pernikahan dan acara menyambut kelahiran seorang bayi.33

Seni hadrah merupakan salah satu seni islam, sedangkan

pengertian dari seni islam itu sendiri adalah segala sesuatu yang

membangkitkan rasa keindahan dan yang di ciptakan untuk

membangkitkan perasaan tersebut. Penjelmaan rasa seni ini dapat

berupa seni baca Al-Qur’an, seni tari, seni musik, seni bina

(arsitektur).34 Seni hadrah dalam hal ini adalah seni musik dalam

bentuk pembacaan sholawat yang diiringi dengan alat musik rebana,

yang dikemas semaksimal mungkin untuk meningkatkan kecintaan

masyarakat dalam mengembangkan seni islam.

b. Sejarah hadrah

Hadrah adalah kesenian islami yang sudah ada sejak zaman nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dikisahkan pada saat

baginda nabi hijrah dari mekkah ke madinah, baginda nabi disambut

gembira oleh orang-orang anshor dengan nyanyian/syair yang dikenal

dengan sholawat “thola’al badru ‘alaina” dengan diiringi tabuhan

33
Darori M , Islam dan Kebudayaan Jawa, 119.
34
Taufik H Idris, Mengenal Kebudayaan Islam (Surabaya: Bina Ilmu, 2011), 91.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


28

terbang. Makna hadrah dari segi bahasa diambil dari kalimat bahasa

arab yakni hadhoro atau yuhdhiru atau hadhron atau hadhrotan yang

berarti kehadiran. Namun kebanyakan hadrah diartikan sebagai irama

yang dihasilkan oleh bunyi rebana. Dari segi istilah atau definisi,

hadrah menurut tasawuf adalah suatu metode yang bermanfaat untuk

membuka jalan masuk ke’hati’, karena orang yang melakukan hadrah

dengan benar terangkat kesadarannya akan kehadiran Allah dan Rasul-

Nya.35

Hadrah pertama kali di perkenalkan oleh seorang tokoh tasawuf

yang sampai sekarang karya- karyanya masih diperbincangkan oleh

pakar- pakar serta sarjana- sarjana didunia timur maupun barat, beliau

adalah Jalaluddin Rumi muhammad bin Muhammad Al-balakhi Al-

Qunuwi. Adapun panggilan rumi karena sebagian besar hidupnya

dihabiskan di Konya (kini Turki), yang dahulu di kenal sebagai daerah

rum (Roma). Lahir di Balkh, afghanistan pada 604 H atau 30

September 1207.

Dengan pengetahuan agamanya yang luas, di samping sebagai

guru, ia juga menjadi da’i dan ahli hukum Islam. Ketika di konya

banyak tokoh ulama berkumpul. Tak heran jika Konya kemudian

menjadi pusat ilmu dan tempat berkumpul para ulama dari berbagai

penjuru dunia. Kesufian dan kepenyairan Rumi dimulai ketika ia sudah

berumur cukup tua, 48 tahun. Sebelumnya, Rumi adalah seorang

35
Budi Suseno, Dharmono, Lantunan Shalawat dan Nasyid, (Yogyakarta : Media Insani, 2005),
120.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


29

ulama yang memimpin sebuah madrasah yang mempunyai murid

sebanyak 4.000 orang. Sebagaimana layaknya seorang ulama, ia juga

memberi fatwa dan menjadi tumpuan ummat untuk bertanya dan

mengadu.

Namun kehidupan Rumi berubah ketika ia berjumpa dengan

seorang sufi pengelana, Syamsuddin atau syamsi Tabriz, Rumi

mendapat banyak pelajaran yang berharga dari Tabriz, sampai-sampai

Rumi bisa himpunan Syair yang besar dan mengagumkan yang diberi

nama Masnavi’i. Buku ini terdiri dari enam jilid dan berisi 20.700 bait

syair.36

c. Sejarah Masuknya Hadrah ke Indonesia

Mengenai kapan datangnya Hadrah di bumi nusantara ini memang

belum banyak keterangan kapan tepatnya adanya Hadrah, namun

adanya Hadrah atau yang lebih populer di kenal dengan musik

terbangan (rebana bahasa jawa) tersebut tidak lepas dari sejarah

perkembangan dakwah Islam wali songo di nusantara ini dikatakan

bahwa menurut adat kebiasaan pada setiap tahun, sesudah konprensi

besar wali, diserambi Masjid Demak diadakan perayaan Maulid Nabi

yang diramaikan dengan rebana menurut irama seni arab. Penggunaan

rebana tersebut diadopsi oleh wali songo dengan kebiasaan didaerah

asal wali songo tersebut (hadrolmaut) yang dijadikan media

berdakwah, menurut keterangan dari ulama besar palembang yaitu

36
Budi Suseno, Dharmono, Lantunan Shalawat dan Nasyid, 123.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


30

Al’Alimul ‘Alamah Al”arifbillah Al Habib Umar Bin Thoha Bin

Shahab” adalah Al Imam Ahmad Al Muhajir (kakek dari wali songo

kecuali sunan kalijogo) waktu beliau hijrah ke Yaman (Hadrolmaut)

maka beliau mendapati seorang darwisy tersebut”. Maka sejak itu

apabila imam Muhajir mengadakan majlis maka disertakan darwisy

tersebut, hingga sekarang keturunan dari imam Muhajir tetap

menggunakan Hadrah disaat mengadakan suatu majlis.

Pada saat ini hadrah berkembang dengan pesatnya sebagai musik

pengiring maulid Nabi Saw serta acara-acara keagamaan lainnya

seperti haul, isro mi’roj dan sebagainya, sehingga banyak bermunculan

grup-grup Hadrah, Pada akhirnya Hadrah merupakan salah satu minhaj

atau cara berdakwah yang dapat diterima oleh banyak lapisan

masyarakat.37

d. Fungsi Hadrah

Secara umum, fungsi hadrah bagi masyarakat Indonesia antara lain

sebagai sarana atau media upacara ritual, media hiburan, media

ekspresi diri, dan media komunikasi.38

1) Sarana Upacara Budaya atau Sarana Ritual

Kesenian hadrah di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan

upacara- upacara khitanan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan

kenegaraan. Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh

instrumen atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis.


37
Seyyed Hossein Naser, Spiritualitas dan Seni Islam, (Bandung : Mizan, 2001), 135.
38
Hazrat Inayat Khan, Dimensi Mistik Musik dan Bunyi, terj. Subagijono dan Fungky Kusnaendy
Timur, (Yogyakarta: Pustaka Sufi, 2002), 13.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


31

Oleh karena itu, instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana

kegiatan adat masyarakat.39

2) Sarana Hiburan

Dalam hal ini, kesenian hadrah merupakan salah satu cara untuk

menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian, serta sebagai

sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya.

Umumnya masuarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton

pagelaran seni. Jika ada pertunjukan seni hadrah di daerah mereka,

mereka akan berbondong- bondong mendatangi tempat

pertunjukan untuk menonton.40

3) Sarana Ekspresi Diri

Bagi para seniman (pemain musik dan pelaku rodad), seni

hadrah adalah media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui

kesenian, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui

kesenian hadrah pula, mereka mengungkapkan perasaan, pikiran,

gagasan, dan cita- cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan dunia

yang dilafalkan melalui kitab hadrah.

4) Sarana Komunikasi

Dibeberapa tempat di Indonesia, terdapat bunyi- bunyi yang

memiliki arti tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya.

Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki pola ritme tertentu, dan

menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa

39
Hazrat Inayat Khan, Dimensi Mistik Musik dan Bunyi , 13.
40
Hazrat Inayat Khan, Dimensi Mistik Musik dan Bunyi , 14.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


32

atau kegiatan. Alat yang umumnya digunakan dalam masyarakat

Indonesia adalah kentongan, bedug di masjid, dan lonceng di

gereja.41

e. Manfaat Hadrah

Ungkapan penghormatan dan cinta kepada Nabi dari lubuk hati

yang paling dalam, diwujudkan dengan bentuk karya sastra yang tidak

pernah kering dalam kesejahteraan Islam. Menurut Thoha Hamim,

tradisi pujian kepada Rasulullah ini bukan hanya disetujui oleh Nabi,

tetapi beliau juga mendorong untuk melakukan tradisi pujian itu.

Dengan kata lain bahwa pujian kepada Nabi (prophetic panegerics)

adalah sebuah tradisi yang usianya setua usia Islam itu sendiri.42

Sastra penghormatan kepada Nabi terus berkembang dan tidak

pernah mati sampai sekarang. Sedang shalawat memiliki landasan

yang kuat, sebagaimana dalam firman Allah SWT yang berbunyi:

         

    


Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat- malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang- orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.”43 (QS. Al-Ahzab : 56)

41
Hazrat Inayat Khan, Dimensi Mistik Musik dan Bunyi , 14.
42
Philip Suprastowo, Kajian Pendidikan dan Kebudayaan, (Bandung: Angkasa, 1997), 7.
43
Depag RI, Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka (Tangerang Selatan: PT.Kalim,
2011), 427.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


33

Ayat tersebut menjelaskan kepada kita beberapa pengertian.

Pertama, Allah mengabarkan kedudukan yang tinggi dan mulia dari

salah seorang hamba dan Rasul-Nya yaitu Muhammad SAW. juga

bahwa Allah memuji, menyanjung, memuliakan, Rasulullah dihadapan

makhluk- makhluk-Nya. Ini berarti bahwa betapa tinggi dan mulianya

kedudukan beliau disisi Allah SWT.

Kedua, bahwa Allah telah memerintahkan penghuni alam ala’la

(alam yang tinggi), yaitu para malaikat untuk bershalawat kepada nabi

yang mulia. Ketiga, bahwa Allah memerintahkan orang- orang yang

beriman penghuni bumi supaya bershalawat dan mengucapkan salam

kepada Nabi yang mulia.

Meskipun demikian, suatu kegiatan akan membangkitkan

perasaan keindahan apabila diwujudkan melalui proses yang

memenuhi persyaratan teknis tertentu, sehingga mencapai nilai

puncak. Dalam kaitan itu Clifford Geertz sebagaimana dikutip oleh

Suprastowo beranggapan bahwa sebagai subsistem, kesenian

merupakan perwujudan nilai- nilai yang menjadi pedoman bagi pola

tingkah laku masyarakat pendukungnya.44

Maka tidak mustahil kalau masyarakat menerima dengan tangan

terbuka ragam kesenian dari dalam negeri ataupun kesenian dari manca

negara. Terlebih pemerintah telah menggalakkan usaha melestarikan

seni tradisional sebagai warisan nenek moyang agar dikenal oleh

44
Philip Suprastowo, Kajian Pendidikan dan Kebudayaan, 10.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


34

generasi penerus serta dalam rangka menghindari lenyapnya kesenian

tersebut. Dengan demikian kesenian tradisional mampu menambah

khazanah berkesenian dan memperkokoh identitas kemanusian dan jati

diri sebuah bangsa.

Membaca shalawat dikatakan ibadah sunnah yang paling

mudah, sebab di dalamnya tidak ada syarat- syarat tertentu. Hal ini

berbeda dengan ibadah lainnya, seperti dzikir dan membaca Al-Qur’an

yang memerlukan syarat tertentu. Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan,

dalam Taqrib al- Usul menjelaskan jika “Sesungguhnya para ulama

sepakat bahwa semua amal dan yang diterima dan ada yang ditolak,

terkecuali shalawat kepada Nabi SAW. Sesungguhnya shalawat

kepada Nabi ini maqbulatun qat’an (diterima secara pasti).”45

Dalam kitab Sa’adah ad- Darain karya Syekh Yusuf bin Ismail

An- Nabhani disebutkan bahwa di antara manfaat membaca shalawat

ialah terbayangnya hati si pembaca kepada Rasulullah SAW, “Di

antara manfaat membaca shalawat yang paling besar ialah tercetaknya

shurah Rasulullah SAW didalam hati pembaca.”46

Shurah merupakan tingkatan yang pertama dari siroh dan

sariroh. Shurah yakni jelas apabila memperhatikan sosoknya yang

begitu mengagumkan. Sebelumnya, shurah disini berartikan bentuk

konkrit dan fisik beliau. Fisik manusia sempurna, disebutkan

45
Sayyid Ahmad bin Sayyid Zaini Dahlan, Taqrib al-Usul fi Tashil al-Usul fi Ma’rifah al- Rabb
wa ar- Rasul, (Mesir: Mustafa Bab al-Halabi, 1349 H), 57.
46
Syekh Yusuf bin Ismail an- Nabhani, Sa’adah ad- Darain fi al- Shalat ala Sayyid al- Kawnain,
(Beirul: Darul Fikr, 1996), 506.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


35

diberbagai riwayat, ia merupakan manusia yang dilahirkan telah dalam

keadaan khitan, tidak pernah mimpi basah, tidak pernah menguap, lalat

enggan menghinggapi kulit suci dan mulianya. Serta bagai samudra tak

bertepi, langit tak bertiang, bagai udara yang ikhlas, begitulah

gambaran seorang Muhammad SAW. Tingkatan yang kedua yakni

siroh. Siroh berkaitan sejarah atau perjuangannya yang begitu luas dan

megahnya perjuangan beliau semasa hidup. Tingkatan ketiga yakni

sariroh, yang berarti hati. Menjelaskan tentang perbuatan Nabi

Muhammad SAW secara batin.

Sehubungan dengan hal ini, dalam prosesi pembacaan shalawat

Nabi di dalam hadrah, diserukan supaya melatih hati dengan Istihdar

terutama terutama ketika membaca shalawat, atau meras seolah- olah

mengikuti Rasulullah di mana pun berada, dengan terus- menerus

bershalawat. Sebab, orang yang hatinya istihdar seperti itu hatinya

akan selalu berhati-hati dalam melakukan apa yang dilarang oleh

agama, tak berani melanggar aturan Allah, dan tidak melakukan

perbuatan yang merugikan dirinya dan orang lain, baik didunia dan

akhirat.

Dengan istihdar, seseorang akan berhati-hati dalam tingkah

lakunya. Dalam kondisi batiniah seperti itu, dia akan senantiasa

mendapatkan tambahan pancaran Nur Kenabian (Nur Nubuwah).

Dengan demikian, semakin kuat seseorang dalam istihdar akan

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


36

semakin memungkinkan bagi orang tersebut berakhlak sebagaimana

akhlak Rasulullah.47

Jadi, memang diharapkan bagi para pelantun shalawat dalam

kondisi seolah- olah berhadapan dengan Rasulullah (istihdar) sehingga

ia bisa bersikap, ber-adab, ta’zhim, dan mahabbah dengan sepenuh

hati. Di sinilah hakikat dari apa yang disebut hudur dan kaitannya

dengan hadrah.

Kegiatan hadrah bagi masyarakat memiliki makna yang

bermacam-macam. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pemahaman

mereka terhadap ajaran agama, di samping faktor-faktor yang lain,

seperti sosio kultural.

Faktor sosio kultural yang menjadikan kebanyakan kaum awam

sebagai silaturrahmi, karena salah satunya makna yang terpenting dari

kegiatan hadrah yang berisi pembacaan shalawat. Dengan mengikuti

kegiatan ini, mereka merasa mendapat kenalan dan teman yang pada

akhirnya menjadi saudara. Juga bertambahnya rezeki serta

dipermudahnya dalam mengais rezeki. Ini dimaksudkan bahwa

kegiatan hadrah ini diikuti oleh seluruh masyarakat dari berbagai

profesi, maka dari itu ketika bertemu orang dengan berbagai macam

profesinya, yang masing-masing orang bertemu dengan konsumennya.

Sehingga tentunya akan berdampak pada peningkatan rezekinya.

Pemahaman mereka mengenai silaturrahmi. Menurut Idris, sebagian

47
Sokhi Huda, Tasawuf Kultural, (Yogyakarta: LKiS, 2008), 133.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


37

masyarakat terkhusus bagi remaja menjadikan kegiatan hadrah ini

sebagai sarana silaturrahmi dan memperbanyak teman.48

Ibadah memiliki arti penting bagi masyarakat, yaitu sebagai

sarana efektif menjalin komunikasi dengan sang pencipta, Allah SWT.

Ritual ibadah yang dijalankan oleh masyarakat tidak hanya shalat,

mengaji dan majelis taklim. Kegiatan hadrah yang berisi shalawatan

bagi masyarakat juga dimaknai sebagai ibadah.

Masyarakat memahami shalawat sebagai ibadah, karena

berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

‫من صلى على واحدة صلى اهلل عليه اعشر‬


Artinya: “Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali (saja),
niscaya Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali.” (HR.
Muslim)49

Pembacaan shalawat yang selalu dijalankan, bagi masyarakat

terkhusus bagi para remaja mampu bisa menjadi resep dalam

mengatasi kualitas hidup apabila dapat memahami makna dalam

kesenian hadrah. Gus Rofiq mengungkapkan bahwa apabila rajin

mengikuti kesenian hadrah yang berisikan pembacaan shalawat dapat

memperkokoh dan meningkatkan ibadah, ketaqwaan dan keshalehan.50

Terdapat tiga alasan dalam manfaat hadrah, yaitu: Alasan

Edukatif, Alasan Spiritual, dan Alasan Demokratis.51

48
Wildana Wargadinata, Spiritualitas Salawat (Kajian Sosio-Sastra Nabi Muhammad SAW),
(Malang: UIN Maliki Press, 2010), 271-272.
49
Muhammad Faiz Almath, 1000 Hadist Terpilih, (Bandung: Gema Insani Press, 1991), 169.
50
Wildana Wargadinata, Spiritualitas Salawat (Kajian Sosio-Sastra Nabi Muhammad SAW),
(Malang: UIN Maliki Press, 2010), 251.
51
Wildana Wargadinata, Spiritualitas Salawat, 140.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


38

1) Alasan Edukatif

Hadrah merupakan bagian dari seni pertunjukan rakyat yang

bernafaskan Islam. Ini merupakan sarana pendidikan yang amat

baik. Kesenian selalu mengajarkan banyak hal. Dalam contoh lain,

wayang misalnya, mengajarkan kepada kita bagaimana harus hidup

secara tuntas dan lengkap, baik secara individu, makhluk sosial dan

hamba Tuhan.

Oleh karena itu, meskipun kita telah memiliki sarana

pendidikan yang modern, kita perlu pula mempergunakan sarana

dan prasarana pendidikan yang tradisional. Hadrah juga telah

mengajarkan agar sebagai makhluk Allah kita juga mencintai

keindahan, karena pada dasarnya Allah juga Maha Indah dan

mencintai keindahan. Aspek edukatif dalam seni hadrah tampak

manakala kita melihat bahwa kesenian ini menjadi kegiatan

ekstrakurikuler di berbagai lembaga pendidikan, baik umum

maupun agama.52

2) Alasan Spiritual

Hadrah, sebagaimana namanya, tidak bisa lepas dari kata

hadrah alias hadirnya hati saat melantunkan shalawat kepada

Baginda Rasulullah. Ini adalah aktivitas yang identik dengan para

sufi. Aspek spiritual ini juga menjadi salah satu bagian penting dari

wahana spiritual yang efektif, agar manusia tetap berakhlak

52
Wildana Wargadinata, Spiritualitas Salawat, 141.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


39

sebagaimana akhlak Rasulullah dan menjadi hamba Allah yang

baik.

Oleh karena itu kita harus mengupayakan supaya ia tetap

berkembang dalam fungsinya sebagai wahana spiritual tersebut.

Lagipula, hadrah juga seringkali ditampilkan kegiatan-kegiatan

sakral seperti pernikahan, khitanan, dan isra’ mi’raj, dan maulid

Nabi.53

3) Alasan Demokratisasi

Hadrah sebagai bagian dari kesenian rakyat yang bernafaskan

nilai Islam, harus diakui, bersifat demokratis. Siapapun bisa

menjadi musisi maupun vokalis tanpa kesulitan. Ia menjadi wahana

yang amat baik untuk menyebarluaskan demokrasi dan akan

membantu cepatnya proses demokratisasi (penghilangan hak-hak

istimewa, penghilangan feodalisme, dan paternalisme). Sedang

dalam hal isi, kesenian hadrah mengandung kesatuan nilai, yakni

nilai religius, filosofis, etis dan estetis.54

Terkait hal di atas maka peneliti menilai, dalam kondisi

dimana pengaruh-pengaruh ajaran agama itu sangat kuat terhadap

sentem nilai yang ada dalam kebudayaan masyarakat yang

bersangkutan, maka sistem nilai dari kebudayaan tersebut sebagai

simbol suci yang maknanya bersumber dari ajaran-ajaran yang

menjadi kerangka acuannya.

53
Wildana Wargadinata, Spiritualitas Salawat, 141-142.
54
Wildana Wargadinata, Spiritualitas Salawat, 143.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


40

Dalam keadaan demikian maka secara langsung ataupun tidak,

etos yang menjadi pedoman dari eksistensi dan kegiatan sebagai

pranata yang ada dalam masyarakat di pengaruhi, digerakkan dan

diarahkan oleh berbagai sistem nilai yang sumbernya adalah pada

agama yang dianutnya dan terwujud dalam kegiatan masyarakat

sebagai tindakan-tindakan yang bernafaskan nilai agama.

Memang kebutuhan agama dalam struktur kebutuhan manusia

sangat esensial sekali dikarenakan manusia dalam menjalani

kehidupannya sehari-hari tidak selamanya lurus dan selalu

diharapkan dalam kehidupan manusia dilihat sebagai suatu bagian

dari sistem mekanisme dunia ghaib yang ikut campur dalam

kehidupan duniawi dan harapan-harapan yang dapat ditumbuhkan

melalui kebersamaan serta usaha-usaha penyelamatan dan

perlindungan Tuhan dari segala malapetaka dunia dan akhirat. Dan

dalam posisi ini, kesenian maupun tradisi bisa dipakai sebagai

sarana menyelaraskan harmoni sosial dan pola pemaknaan manusia

terhadap agamanya.

Dalam kaitan dengan kesenian ini, peneliti menjelaskan dari

Quraish Shihab yang berpendapat bahwa setiap muslim hendaknya

memelihara nilai-nilai budaya yang ma’ruf dan sejalan dengan ajaran

agama, dan ini akan mengantarkan mereka untuk memelihara hasil seni

budaya setiap masyarakat. Jadi, menurut salah satu mufassir ini, Al-

Qur’an sangat menghargai kreasi manusia termasuk yang lahir dari

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


41

penghayatan rasa manusia terhadap seluruh wujud ini, selama kreasi

tersebut sejalan dengan fitrah kesucian jiwa manusia.55

Menurut Matsuri, salah seorang awam yang memiliki keyakinan,

bahwa kegiatan hadrah yang berisi shalawatan dijalaninya bersama

dengan warga pemukiman pemulung adalah sebagai bentuk kegiatan

yang diadakan untuk memotivasi warga, agar mampu menjalani ajaran

agama tanpa ada paksaan, sehingga berawal dari rutinan shalawatan,

akhirnya bisa memotivasi mereka belajar dan mendalami agama lebih

lanjut.56

Dari penjelasan di atas bahwa hadrah memiliki banyak manfaat

bagi semua kalangan, karena lahirnya seni kreasi manusia dari

penghayatan rasa terhadap seluruh wujud, selama kreasi tersebut sejalan

dengan fitrah kesucian jiwa manusia. Manfaat itu dapat diterima dengan

baik oleh masyarakat dari semua kalangan, baik itu pemulung, orang

kaya, orang miskin, remaja, dewasa, anak-anak, orangtua maupun orang

lanjut usia. Pelaksanaan hadrah juga senantiasa membawa pengajaran

dan menanamkan nilai-nilai spiritual berasaskan pada ajaran agama

Islam, yaitu agar memiliki sikap sabar dalam menghadapi segala macam

ujian maupun cobaan, selalu ingat (dzikir), dan bersyukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa, serta dianjurkan untuk selalu melakukan amal kesalehan

dengan prinsip amal ma’ruf nahi mungkar.

55
Wildana Wargadinata, Spiritualitas Salawat, 146.
56
Mohammad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan, 5.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


42

Manfaat dari hadrah ini tidak hanya bagi para penikmat musik

Islami ini, tetapi juga ada manfaat tersendiri yang unik yakni dari

sebagian lapisan mayarakat bahkan ada yang mengatakan kesenian

hadrah ini bisa menyembuhkan penyakit stroke dan memperlancar

peredaran darah. Hal ini cukup beralasan karena dalam memainkan alat

musik dalam tradisi ini, para pemain memainkannya dengan cara

memukul dengan tangan kosong. Hal inilah yang berdampak dalam

memperlancar peredaran darah. Selain bernilai sejarah, ternyata kesenian

ini juga dapat memberikan dampak positif lain. Tradisi ini adalah harta

yang sangat berharga yang sangat perlu untuk dilestarikan.57

3. Pembentukan Karakter Religius

Menurut bahasa istilah karakter berasal dari bahasa latin kharakter.

Kharassaein dan kharax, dalam bahasa Yunani karakter dari kata

charassein, yang berarti membuat tajam dan membuat dalam. Dalam

bahasa inggris character dan dalam bahasa Indonesia lazim digunakan

dengan istilah karakter.58

Menurut Darma Kesuma, karakter berasal dari nilai tentang

sesuatu. Suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk perilaku seseorang.

Itulah yang disebut karakter. Jadi suatu karakter melekat dengan nilai

dari perilaku tersebut. Karenanya tidak ada perilaku seseorang yang tidak

bebas dari nilai.59

57
Wildana Wargadinata, Spiritualitas Salawat, 148.
58
Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implimentasi, (Bandung; Alfabeta, 2014), 1.
59
Dhrama Kesuma, Dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2012), 11.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


43

Sedangkan menurut Gunawan, karakter adalah keadaan asli yang

ada dalam diri induvidu seseorang yang membedakan antara dirinya

dengan orang lain.60

Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku dimaknai

sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup

dan berkerjasama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa

dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat

membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat

dari keputusannya.61

Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama

manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,

sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma

agama, hukum, tatakrama, budaya, adat istiadat dan estetika.62

Religius di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

mempunyai arti bersifat keagamaan.63

Sedangkan menurut Muhammad Alim, religius adalah suatu

tindakan yang didasari oleh dasar kepercayaan terhadap nilai-nilai

kebenaran yang diyakininya.64

60
Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implimentasi, (Bandung; Alfabeta, 2014), 3.
61
Muchlas Samani, Pendidikan Karakter, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), 41.
62
Muchlas Samani, Pendidikan Karakter, 42.
63
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka,
2008), 944.
64
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian
Muslim, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2006), 9.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


44

Religius berarti sifat religi yang melekat pada diri seseorang.

Religius adalah nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan. Ia

menunjukkan bahwa pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang

diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan atau ajaran

agamanya.65

Menurut Zubaedi sumber nilai Religius yang berlaku dalam

kehidupan manusia digolongkan menjadi dua macam yaitu: Nilai

Illahiyah (Hablum Minallah), dan Nilai Insaniyah (Hablum Minannas).66

a. Nilai Illahiyah (Hablum min Allah SWT)

Nilai Illahiyah adalah nilai yang berhubungan dengan ketuhanan

atau hablum min Allah SWT dimana inti dari ketuhanan adalah

keagamaan. Kegiatan menanamkan nilai keagamaan menjadi inti nilai

pendidikan.

Akhlak terhadap Allah merupakan sikap atau perbuatan yang

seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan

sebagai kholiq. Ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak

kepada Allah. Pertama, Allah yang telah menciptakan manusia. Kedua,

karena Allah yang telah memberikan panca indera. Ketiga, karena

yang menyediakan berbagai bahan dan sarana. Keempat, karena Allah

yang memuliakan manusia dengan diberikan kemampuan menguasai

daratan dan lautan.67

65
Mohammad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan, 1.
66
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 73.
67
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Rajawali Press, 2015), 216.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


45

Adapun nilai-nilai religius yang mendasar menurut Zubaedi

diantaranya ialah: Bertakwa Kepada Allah, Bersyukur Kepada Allah,

dan Bertawakal Kepada Allah.68

1) Bertakwa Kepada Allah

Takwa yaitu sikap menjalankan perintah dan menjauhi

larangan Allah SWT. Dengan dasar takwa ini orang akan selalu

berhati-hati dalam menyusuri kehidupannya yang penuh berbaur

antara kebenaran dan kebathilan. Bilamana unsur takwa tidak

benar-benar dihujamkan dalam hati, maka orang mudah

terombang-ambing oleh gerak tipu duniawi yang melelapkan.69

Sebagimana arti takwa, maka itu mengandung ungkapan di

dalam penghindaran diri dari kemurkaan Allah SWT, dan siksa-

Nya, dengan melaksanakan apa yang dia perintahkan dan menahan

diri dari apa yang dia larang. Atau secara umum hakikat takwa

adalah Allah tidak melihat kehadiranmu dimana dia telah

melarangmu dan juga Allah tidak kehilangan kamu dimana dia

memerintahkanmu.

Dari pengertian ini, maka takwa akan membuahkan perilaku

yang baik kepada setiap orang yang bertakwa. Atau dengan kata

lain, orang yang bertakwa akan selalu mengikuti semua perintah

Allah dan akan selalu menjauhi semua larangan-Nya.

68
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, 73.
69
Abdul Fatah, Kehidupan Manusia Di Tengah-Tengah Alam Materi, (Jakarta: Renika Cipta,
1995), 133.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


46

Menurut Imam Ghazali, takwa didalam Al-Qur’an disebutkan

dalam tiga arti, yaitu: Takut dan Segan, Taat dan Beribadah, dan

Membersihkan Hati dari dosa.

a) Takut dan Segan

Artinya takut dan segan menjalankan semua jenis kemaksiatan,

termasuk bermegah-megahan dalam masalah duniawi karena

bisa melalaikan orang menyambah kepada Allah dengan

sepenuh hati.

b) Taat dan Beribadah

Artinya taat menjalankan semua perintah agama dan menjauhi

larangan-larangan agama untuk kemudian mengisi hidupnya

dengan beribadah sebagai realisasi sifat kehambaan manusia

dan mengabdi kepadanya.

c) Membersihkan Hati dari Dosa

Artinya membersihkan hati dari berbagai penyakit hati yang

bisa merusak kadar iman seseorang.

Karena begitu pentingnya arti takwa bagi setiap orang maka

banyak kita dapatkan ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits yang

memerintahlan takwa. Adapun faedah takwa antara lain:

a) Diberi jalan keluar dari segala macam kesulitan.

b) Diberi jalan rizeki yang tak terduga-duga sebelumnya.

c) Diberi petunjuk oleh Allah menuju jalan yang lurus.

d) Diberi ilmu pengetahuan yang berguna oleh Allah SWT.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


47

e) Pandai dan teliti dalam membedakan antara kebenaran dan

kebatilan.

f) Dihapuskan kesalahan-kesalahan serta diampuni dosa-dosanya.

g) Selalu dalam perlindungan Allah.70

2) Bersyukur dan Bersabar kepada Allah

Syukur yaitu sikap penuh rasa terimakasih dan penghargaan

atas nikmat dan karunia yang diberikan Allah SWT.71 Sementara

itu, Ibnu ‘ajibah dalam Mustaqim berpendapat bahwa syukur

adalah senangnya hati seseorang atas kenikmatan yang ia peroleh,

lantas anggota tubuhnya tergerak untuk taat kepada yang memberi

nikmat, disertai sikap pengakuan kepada dzat yang memberi

nikmat dengan tunduk kepadanya.72

Dengan ungkapan lain, syukur adalah berterima kasih kepada

Allah sebagai dzat yang memberi nikmat, yang dibuktikan tidak

saja dengan hati dan ucapan, tetapi juga dengan tindakan.

Seseorang yang pandai bersyukur akan menggunakan seluruh

anugrah Tuhan untuk hal-hal yang mendatangkan ridla-Nya.

Manfaat bersyukur sesungguhnya akan kembali kepada diri orang

itu sendiri. Allah SWT berfirman:

70
Abdul fatah, Kehidupan Manusia Di Tengah-Tengah Alam Materi, 136.
71
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 73.
72
Abdul Mustaqim, Akhlaq Tasawuf Jalan Menuju Spiritual, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2007),
81.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


48

           

           

            

    


Artinya: “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab:
"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum
matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini
termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan
barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang
siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha
Kaya lagi Maha Mulia".73 (QS. An-Naml: 40)

Adapun syukur itu dapat dikategorikan kedalam tiga bentuk,

pertama, syukur dengan hati yaitu manusia harus menyadari

dengan kesadaran mendalam bahwa seluruh nikmat datangnya dari

Allah SWT, seraya memuji kebesaran Allah dengan hatinya.

Kedua, syukur dengan lisan, yaitu dengan cara banyak

mengucapkan tasbih dan tahmid. Ketiga, syukur dengan anggota

badan yaitu dengan cara beramal shaleh.74

Sedangkan sabar adalah tindakan yang tidak tergesa-gesa atau

tidak ngotot di dalam mencapai suatu tujuan. Tetapi bukan berarti

malas berusaha.75

73
Depag RI, Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka (Tangerang Selatan: PT.Kalim,
2011), 381.
74
Kasmuri Selamat, Akhlak Tasawuf Upaya Meraih Kehalusan Budi dan Kedekatan Ilahi,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2012), 70.
75
Abdul Fatah, Kehidupan Manusia Di Tengah-Tengah Alam Materi, 101.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


49

Dengan demikian ‘kesabaran’ menggambarkan aspek penting

dari iman kepada Tuhan. Kesabaran merupakan aspek khusus dari

iman karena kesabaran itu ditunjukkan ketika sedang menghadapi

keadaan yang tidak menyenangkan.

Meskipun kelihatannya mudah, tetapi tidak semua orang bisa

mengamalkan sifat sabar dalam setiap tindakannya. Orang mudah

marah, kerap menggerutu, suka mengadu kepada orang lain adalah

tanda-tanda dia tidak punya kesabaran. Begitu pula orang yang

hanya menyerah begitu saja atas semua keadaan yang menimpa

pada dirinya tanpa ada usaha memperbaikinya, diapun bukan orang

yang sabar. Orang seperti ini pada hakikatnya adalah pemalas.

Banyak sekali orang yang celaka karena tidak sabar dan tidak

sedikit pula orang yang gagal hanya karena tidak mau bersabar.

Menurut Rif’an kesabaran adalah modal dasar para pemenang.

Kesabaran membuat kualitas orang-orangnya melejit berkali lipat

dibanding orang yang tidak sabar.76

Syukur dan sabar sangat dibutuhkan dalam menjalankan

kehidupan ini. Karena susah dan senang akan datang silih berganti.

Disaat kita merasakan senang dan bahagia maka agama

memerintahkan kita untuk bersyukur atas nikmat kebahagiaan yang

diberikan Allah SWT, begitupun disaat kita merasa sedih dan

tertimpa musibah, maka agama memerintahkan kita untuk bersabar

76
Ahmad Rifa’i Rif’an, Man Shabara Zhafira, (Jakarta: Media Komputindo, 2015), xxiv.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


50

menghadapinya. Begitulah mengapa kedua sifat ini sangat penting

dan harus kita biasakan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Bertawakal Kepada Allah

Tawakal yaitu sikap senantiasa bersandar kepada Allah SWT

dengan penuh harap kepada Allah SWT.77 Tawakal juga dapat

diartikan sebagai berserah diri kepada Allah SWT, menyerahkan

segala perkara, ikhtiar dan usaha kepada-Nya.78 Tawakal

merupakan salah satu ibadah hati yang paling utama dan salah satu

dari berbagai akhlak iman yang agung. Sebagaimana yang

dikatakan imam Al-Ghazali, tawakal merupakan salah satu

manzilah agama dan kedudukan orang-orang yang beriman.

Bahkan tawakal termasuk derajat muqarrabin yang paling tinggi.79

Sehingga tidak sedikit ayat yang memerintahkan ummat muslim

untuk bertawakal kepada Allah SWT. Diantaranya yaitu termaktub

pada QS. Ali Imran ayat 160;

           

        


Artinya: “Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang
dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu
(tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan
yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah

77
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 95.
78
Abdul Fatah, Kehidupan Manusia Di Tengah-Tengah Alam Materi, (Jakarta: Renika Cipta,
1995), 97.
79
Yusuf Al-Qardhawi, Tawakal, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000), 18.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


51

itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang


mukmin bertawakal.”80 (QS. Ali Imran: 160)

Tidak mengherankan jika Al-Qur’an menaruh perhatian yang

besar terhadap tawakal, entah berupa perintah untuk tawakal,

pujian terhadap tawakal, ataupun berupa penjelasan tentang

keutamaan dan pengaruhnya di dunia serta akhirat. Karena Al-

Qur’an pun telah menegaskan bahwa tawakal adalah akhlak semua

Rasulullah, sejak Nuh pemuka para rasul hingga Muhammad

penutup para Rasul.81

b. Nilai Insaniyah (Hablum Minan nas)

Nilai insaniyah adalah nilai yang berhubungan dengan sesama

manusia atau hablum minan nas, yang berisi budi pekerti, berikut

adalah nilai yang tercangkup dalam nilai Insaniyah, adalah: Sikap

peduli terhadap sesama, tanggung jawab, dan menyayangi yang lebih

muda dan menghormati yang lebih tua.82

1) Sikap Peduli Terhadap Sesama

Manusia tidak dapat hidup sendirian. Ia selalu bersama-sama

dengan orang lain. Sulit dibayangkan, jika ada manusia yang hidup

menyendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan

bantuan dari orang lain, bahkan mulai dari dalam kandungan

sampai meninggal dunia. Dengan demikian manusia memiliki

berbagai kekurangan dalam dirinya sehingga dianjurkan untuk

80
Depag RI, Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka (Tangerang Selatan: PT.Kalim,
2011), 72.
81
Yusuf Al-Qardhawi, Tawakal, 24.
82
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, 95.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


52

bersikap saling tolong menolong untuk meraih kehidupan yang

lebih baik.

Ridwan Asy-Syirbaany mengemukakan bahwa, manusia

bukanlah sebagai Khaliq yang memiliki segala ke-Maha Kuasaan.

Manusia hanyalah merupakan makhluk diantara makhluk-makhluk

Allah SWT lainnya. Untuk itu didalam dirinya selalu diliputi oleh

berbagai kekurangan, kelemahan dan kefaqiran. Tiada seseorang

manusia pun yang super kuat dan maha hebat. Tiada manusia yang

dapat hidup berdiri sendiri, tanpa memerlukan bantuan orang lain

walau setinggi apapun jabatan yang dimilikinya dan sekaya apapun

harta yang dipunyainya.83 Allah SWT berfirman dalam surat Al-

Maidah ayat 2:

         

        

         

       

          

         


Artunya :“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
melanggar syi'ar-syiar Allah, dan jangan melanggar

83
Ridwan Asy-Syirbaany, Membentuk Pribadi Islami (Suatu Kajian Akhlak), (Jakarta: PT.
Intimedia Ciptanusantara, 2000), 166.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


53

kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)


binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-
id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia
dan keridaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan
janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu
kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada
mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.”84 (QS. Al-Maidah: 2)

Ayat di atas menganjurkan agar dalam diri kita harus

menanamkan sikap bergotong royong dan saling tolong menolong.

Namun perlu diketahui bergotong royong dan saling menolong

yang dianjurkan adalah dalam hal kebaikan, jadi jika bergotong

royong dan saling tolong menolong dalam hal keburukan itu di

larang oleh Allah SWT, karena hal tersebut tidak dianjurkan dan

dilarang.

2) Tanggung Jawab

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab

adalah “keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau

terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan diperkarakan, dsb)”.

Tanggung jawab menurut Wiyoto adalah “mengambil keputusan

yang terbaik dalam batas-batas norma sosial dan efektif, untuk

meningkatkan hubungan antara manusia yang positif”. Tanggung

84
Depag RI, Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka (Tangerang Selatan: PT.Kalim,
2011), 107.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


54

jawab siswa baik secara pribadi maupun kelompok ditunjukan

untuk memperoleh hasil belajar yang baik.

Menurut Wiyoto seseorang siswa bertanggung jawab jika: (1)

melakukan tugas rutin tanpa diberitahu, (2) dapat menjelaskan apa

yang dilakukannya, (3) tidak menyalahkan orang lain yang

berlebihan, (4) mampu menentukan pilihan dari beberapa

alternatif, (5) dapat berkonsentrasi pada belajar yang rumit, (6) bisa

membuat keputusan yang berbeda dari keputusan orang lain dan

kelompoknya, (7) mempunyai minat yang kuat untuk menekuni

dalam belajar, (8) menjalin komunikasi dengan sesama anggota

kelompok, (9) menghormati dan menghargai aturan, (10) bersedia

dan siap mempresentasikan hasil kerja kelompok, (11) memiliki

kemampuan dalam mengemukakan pendapat, (12) mengakui

kesalahan tanpa mengajukan alasan yang dibuat-buat.85

3) Menyayangi yang Lebih Muda dan Menghormati yang Lebih tua

Kasih sayang merupakan hubungan yang unik diantara dua

orang manusia atau lebih. Pola hubungan ini ditandai oleh adanya

perasaan sayang, saling mengasihi, saling mencintai, saling

memperhatikan saling memberi. Hal-hal demikian perlu

ditanamkan pada setiap manusia karena kasih sayang merupakan

kebutuhan alami manusia. Seperti manusia tidak dapat hidup tanpa

85
Anton Adi Widoyo, Melatih Anak Bertanggung Jawab, (Jakarta: Mitra Utama, 2001), 2.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


55

makan dan minum, maka manusia juga tidak dapat hidup tanpa

kasih sayang.

Penjelasan diatas diperkuat dengan pendapatnya Mahjuddin,

bahwa penanaman sikap kasih sayang dalam setiap pribadi,

menjadi anjuran Islam, lewat pendidikan dan pembiasaan. Karena

rasa kasih sayang yang kuat, dapat menampilkan perilaku yang

lemah lembut dalam pergaulannya, serta kuat bersabar menerima

perlakuan yang kurang baik dari sesama manusia.86

Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imraan ayat 159:

           

        

           

 
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku
lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakal kepada-Nya.”87 (QS. Ali Imraan: 159)

86
Mahjuddin, Pendidikan Hati: Kajian Tasawuf Amali, (Jakarta: Kalam Mulia, 2000),55.
87
Depag RI, Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka (Tangerang Selatan: PT.Kalim,
2011), 72.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


56

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:

‫ ليس منَّا من مل يوقِّر‬:‫عن ابن عباس – رضي اهلل عنها – عن رسول اهلل قال‬
‫ )رواه أمحد والرتمذي‬.‫ ويأمر باملعروف وينهى عن املنكر‬,‫ ويرحم الصغري‬,‫الكبري‬
(‫وابن حبان يف صحيحه‬

Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra. Dari Rasulullah SAW beliau


bersabda: “bukan termasuk dari kami orang yang tidak
menghormati yang lebih tua dan tidak menyayangi yang
lebih kecil serta orang yang tidak memerintah pada
kebaikan dan mencegah perbuatan munkar” (HR. Ahmad,
At-Tirmidzi, dan Ibnu Hibban dalam shahihnya).88

Dari hadits diatas dapat kita pahami bahwa perintah

menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda

bukan perintah yang main-main. Bahkan Rasulullah tidak akan

mengakui ummatnya yang tidak mau menghormati yang lebih tua

dan menyayangi yang lebih muda.

Maksud menghormati yang lebih tua dari hadits diatas yaitu

menunaikan haknya dengan memuliakan dan menghormati

mereka. Sebaliknya menyayangi yang lebih kecil memiliki arti

berlaku lemah lembut kepada yang lebih kecil yaitu dengan

membimbing dan mengajarinya.

88
Muhammad Faiz Almath, 1000 Hadist Terpilih, (Bandung: Gema Insani Press, 1991), 126.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena, tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian yakni seperti perilaku, persepsi, motivasi, dan

tindakan. Disini subjek dipandang secara holistik (menyeluruh) dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode.89

Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif,

Jenis penelitian berupa kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang ditujukan

untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena yang apa adanya. Dalam

hal ini, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan

tertentu terhadap objek penelitian, sehingga dalam penggambaran datanya

menggunakan naratif kualitatif.90 Peneliti menggunakan jenis penelitian

kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan secara terinci tentang Pelaksanaan

Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa

Di Madrasah Aliyah Negeri 01 Banyuwangi Tahun Pelajaran 2018/2019.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang dijadikan sebagai lapangan

penelitian atau tempat dimana penelitian tersebut dilakukan. Wilayah

89
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),
6.
90
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010), 18.

57

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


58

penelitian biasanya berisi tentang lokasi (Desa, Organisasi, Peristiwa, teks dan

sebagainya).91

Lokasi penelitian bertempat di MAN 01 Banyuwangi dipilih sebagai

lokasi penelitian karena tidak seperti sekolah pada umumnya memfokuskan

pendidikan karakter relegius melalui kegiatan intra sekolah seperti kegiatan

belajar mengajar saja, namun sekolah ini juga melakukan pendidikan karakter

religius pada kegiatan ekstrakurikuler yaitu hadrah.

C. Subyek Penelitian

Penentuan subjek penelitian, peneliti menggunakan tehnik Purposive

sampling untuk menentukan siapa yang menjadi sumber data yang peneliti

tuju. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang

tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau

mungkin orang tersebut seorang penguasa sehingga akan memudahkan

peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.92

Subjek yang dijadikan informan dalam penelitian ini antara lain:

1. Pembina Hadrah

2. Kepala Sekolah

3. Guru kelas

4. Siswa

91
Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, 46.
92
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), 53.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


59

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan yang

dibahas dalam penelitian, maka data yang dikumpulkan haruslah

representative. Ketepatan dalam memilih metode memungkinkan

diperolehnya data yang objektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi.

1. Observasi

Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi partisipatif aktif dimana dalam observasi ini peneliti terlibat

dalam kegiatan apa yang dilakukam oleh nara sumber yang sedang diamati

atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian, tetapi belum

sepenuhnya lengkap.93 Dengan menggunakan observasi partisipan aktif

ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai

mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Metode

observasi ini digunakan untuk memperoleh data

Data yang diperoleh melalui metode observasi adalah:

a. Letak geografis MAN 01 Banyuwangi.

b. Pelaksanaan Kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MAN 01 Banyuwangi

Tahun pelajaran 2018/2019.

c. Faktor pendukung dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah di

MAN 01 Banyuwangi tahun pelajaran 2018/2019.

93
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 66.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


60

d. Faktor penghambat dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah

di MAN 01 Banyuwangi tahun pelajaran 2018/2019.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara

pewawancara dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai

melalui komunikasi langsung.94 Jenis wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur. Peneliti menanyakan

serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu

diperdalam dengan mengorek keterangan lebih lanjut. Tujuannya untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan jawaban yang

diperoleh meliputi semua variabel dengan keterangan yang lengkap dan

mendalam.

Data yang ingin diperoleh peniliti dalam teknik wawancara adalah

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah dalam membentuk

karakter religius siswa di MAN 01 Banyuwangi tahun Pelajaran

2018/2019?

b. Faktor Pendukung Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah

dalam membentuk karakter religius siswa di MAN 01 Banyuwangi

tahun Pelajaran 2018/2019?

94
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), 372.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


61

c. Faktor Penghambat Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah

dalam membentuk karakter religius siswa di MAN 01 Banyuwangi

tahun Pelajaran 2018/2019?

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik mencari data mengenai hal-hal yang

berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,

agenda dan lainnya.95

Adapun data yang ingin diperoleh dengan teknik dokumentasi adalah:

a. Sejarah MAN 01 Banyuwangi

b. Profil MAN 01 Banyuwangi

c. Visi dan Misi MAN 01 Banyuwangi

d. Data Siswa MAN 01 Banyuwangi yang mengikuti kegiatan Hadrah

e. Struktur Organisasi MAN 01 Banyuwangi

f. Struktur kepengurusan hadrah MAN 01 Banyuwangi

g. Tugas pengurus hadrah MAN 01 Banyuwangi

h. Proker pengurus MAN 01 Banyuwangi

i. Jadwal kegiatan hadrah MAN 01 Banyuwangi

E. Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis kualitatif model interaksi Miles, Huberman, dan Saldana yakni

sebagai berikut:96

95
Djamal, Paradigma Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), 75.
96
John W. Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilihantara Lima Pendekatan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), 407.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


62

1. Koleksi data (data collection)

Kegiatan mengumpulkan dokumen sebagai sumber data yang

diperlukan sebagai bahan dalam menghasilkan informasi sesuai dengan

data yang diinginkan. Dalam kegiatan ini tentu saja termasuk pencatatan

dari dokumen sehingga bisa diketahui jumlah dokumen yang tersedia dan

memudahkan pencairan kembali dokumen tersebut jika diperlukan,

sehingga data collection merupakan kumpulan atau keseluruhan data.

2. Kondensasi data (data condensation)

Kondensasi data yang mengacu pada proses pemilihan, pemfokusan,

penyederhanaan, pengabstrakan, dan atau transformasi data yang muncul

dari catatan yang ditulis di lapangan, transkip wawancara, dokumen, dan

bahan-bahan empiris lainnya.

Dalam kegiatan kondensasi data, sebelumnya peneliti

mengumpulkan data yang didapat dari lokasi penelitian yaitu di MAN 01

Banyuwangi yang kemudian dikategorikan sebagai data yang dibutuhkan

dan kurang dibutuhkan. Data yang dibutuhkan akan digunakan dalam

proses penyajian data nantinya.

3. Penyajian data (data display)

Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk uraian kalimat.

Penyajian data sebagai sekumpulan informasi yang tersusun sehingga

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Melalui penyajian data dapat dipahami apa yang sedang terjadi

dan apa yang harus dilakukan.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


63

Peneliti melakukan penyajian data yang teah diperoleh dari

observasi, wawancara dan maupun dokumentasi dalam bentuk uraian

kalimat yang tersusun dalam sebuah paragraf.

4. Kesimpulan atau verifikasi (conclision drawing/verification)

Penarikan kesimpulan atau verifikasi data merupakan kegiatan untuk

menarik makna dari data yang ditampilkan. Pada tahap ini peneliti

berusaha mencari makna dari data yang telah direduksi dan tergalu

ataupun terkumpul dengan jalan membandingkan, mencari pola, tema,

hubungan persamaan, mengelompokkan dan memeriksa hasil yang

diperoleh dalam penelitian.

Peneliti melakukan penarikan kesimpulan terhadap data yang

diperoleh dengan cara mengelompokkan data-data khusus dengan data-

data umum. Sehingga peneliti lebih mudah dalam menentukan kesimpulan

dari yang diteliti.

F. Keabsahan Data

Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan

dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.97

Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, peneliti menggunakan

triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Triangulasi sumber yaitu menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh,

97
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 125.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


64

untuk menguji kredibilitas data tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

hadrah dalam membentuk karakter religius siswa, maka pengumpulan dan

pengujian data yang diperoleh dilakukan ke siswa yang mengikuti

eksrakurikuler hadrah, dicocokkan kebenaran datanya kepada pembina hadrah

dan kepala sekolah.

Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi

atau data dengan cara yang berbeda, terdapat dua strategi dalam mencapainya,

yaitu:

1. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa

teknik pengumpulan data.

2. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode

yang sama.98

Triangulasi metode dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara kemudian

dicocokkan dengan data hasil observasi dan dokumentasi.

G. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian ini menguraikan rencana pelaksanaan penelitian

yang akan dilakukan oleh peneliti, mulai dari penelitian pendahuluan,

pengembangan desain, penelitian sebenarnya, dan sampai pada penulisan

laporan.99 Adapun beberapa langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

98
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualtatif, 331.
99
Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 48.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


65

1. Tahap pra lapangan, artinya segala persiapan dilakukan sebelum terjun

langsung dalam kegiatan penelitian. Adapun kegiatan yang dilakukan

adalah menyusun rancangan awal penelitian yang berupa proposal

penelitian.

2. Pekerjaan lapangan, artinya peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian

untuk memperoleh dan mencatat data-data yang dihasilkan melalui teknik

observasi, wawancara dan dokumentasi.

3. Tahap analisis dan penulisan laporan, peneliti melakukan analisis terhadap

hasil data yang diperoleh serta mengecek keabsahan atau kebenaran dari

hasil penelitian tersebut. Setelah itu, peneliti menyajikan dalam bentuk

penulisan laporan penelitian.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB IV

PENYAJIAN DATA

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah singkat berdirinya MAN 01 Banyuwangi

Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi (MAN Banyuwangi) bermula

dari Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri (SPIAIN) Situbondo.

Dengan Surat Keputusan Menteri Agama No. 27 tahun 1980, tertanggal 31

Mei 1980, SPIAIN Situbondo di relokasi ke Banyuwangi menjadi

Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi.

Penerimaan siswa baru sudah dimulai sejak tahun pelajaran

1979/1980 yang diprakarsai oleh Bapak Drs. H. Damin Nasar. Sejak

keluarnya SK Menteri Agama tersebut, secara operasional Madrasah

Aliyah Negeri (MAN) Banyuwangi secara bertahap terus mengembangkan

diri.

Seiring dengan semangat dan antusiasme masyarakat terhadap

Madrasah, maka Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi secara bertahap

mulai membuka kelas jauh (Fillial) sebagai berikut :

a. Tahun Pelajaran 1981/1982 di Parijatah Srono

b. Tahun Pelajaran 1982/1983 di Situbondo

c. Tahun Pelajaran 1983/1984 di Genteng

Ketiga MAN Fillial tersebut sekarang sudah menjadi Madrasah Negeri

yang berdiri sendiri, lepas dari Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi.

66

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


67

Pada masa awal keberadaannya, sebagaimana lajimnya madrasah

belum memiliki gedung sendiri, sehingga kegiatan belajar mengajar

dilaksanakan pada gedung pinjaman, dengan kronologis sebagai berikut:

a. Tahun Pelajaran 1979/1980 di MI Penataban Giri

b. Tahun Pelajaran1980/1981di MI Roudlotul Ulum Panderejo

c. Tahun Pelajaran 1981/1982 di Kelas I dan II di SDN Kebalenan

Banyuwangi, sedang kelas III digedung sendiri di Jalan Ikan Tengiri 02

Sobo Banyuwangi.

Sejak tahun itu terus diusahakan pengembangan gedung, baik

dengan swadaya maupun DIP yaitu dana bantuan dari pemerintah.

Pada awal berdirinya MAN Banyuwangi sampai saat ini, sudah

mengalami beberapa pereode kepemimpinan. Periode pertama mulai tahun

1979 sampai tahun 1981 pimpinan dijabat Drs. H. Damin Nasar . Periode

kedua pimpinan dijabat oleh Drs. H. Anies Malady dari tahun 1981

sampai dengan tahun 1990. Periode berikutnya mulai tahun 1990 sampai

tahun 1995 pimpinan dijabat oleh Drs. H. Dulhalim. Untuk periode

keempat pimpinan dijabat oleh Drs. H. Mursidi dari tahun 1995 hingga

tahun 2002. Periode berikutnya mulai tahun 2003 sampai tahun 2008

pimpinan dijabat oleh Drs. H. Sumiran. Tahun 2008 – 2010 pimpinan

dijabat oleh H. Choirul Anam SH, MPd.I. Tahun 2010 – 2011 pimpinan

dijabat oleh Drs. H. Kosim, M.Pd.I. Tahun 2011 – 2012 pimpinan dijabat

oleh H. Hairomi Hasyim, M.Pd.I, Tahun 2012 – 2016 pimpinan dijabat

oleh Bapak Drs. Moh. Anwar, M.Pd.I. Mulai awal bulan Desember tahun

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


68

2016 Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi dipimpin oleh Drs. Saeroji,

M.Ag sampai saat ini.

Dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Agama Republik

Indonesia Nomor 673 Tahun 2016 tentang Perubahan Nama Madrasah

Aliyah Negeri, Madrasah Tsanawiyah Negeri, dan Madrasah Ibtidaiyah

Negeri di Provinsi Jawa Timur tanggal 17 November 2016, maka

Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi berubah menjadi Madrasah Aliyah

Negeri 1 Banyuwangi mulai 01 Januari 2018.

Dari aspek fisik Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi terus

berupaya mewujudkan lingkungan yang bersih, rapi dan asri sehingga bisa

memberikan kenyamanan dan kesejukan bagi warga Madrasah. Disamping

itu upaya peningkatan kualitas Madrasah secara akademik dan non

akademik terus digalakkan, misalnya prestasi olimpiade Fisika di tingkat

Jawa Timur, Drum Band dengan segudang prestasi baik tingkat Kabupaten

maupun tingkat Propinsi, serta diawal bulan Juni tahun 2009 siswa MAN 1

Banyuwangi dapat bersaing dengan SMA favorit tingkat Kabupaten dan

Propinsi dalam olimpiade Ekonomi di tingkat Propinsi Jawa Timur.

Bahkan untuk tahun pelajaran 2017/2018, siswa Madrasah Aliyah Negeri

1 Banyuwangi memperoleh nilai tertinggi UNBK tingkat Provinsi Jawa

Timur di Wilayah Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.

Upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas atau mutu

Madrasah sesuai dengan Visi dan Misi tidak semudah membalikkan

telapak tangan, akan tetapi butuh kerja keras dan kebersamaan warga

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


69

Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi serta dukungan dari semua

pihak terutama ummat Islam yang mempunyai power atau peran serta

Stake-holder yang mempunyai komitmen untuk memajukan lembaga

Madrasah kususnya Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi. Hal ini

didasarkan pada realitas pada era otonomi daerah dan persaingan lembaga

pendidikan yang semakin ketat, menuntut perbaikan dan perubahan yang

positip baik bidang management, ketenagaan dan fasilitas, yang semuanya

dalam upaya meningkatkan kualitas pendiddikan.100

2. Profil MAN 01 Banyuwangi

Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

Alamat : Jl.Ikan Tengiri No. 02 RT.003 RW.001

Kelurahan Sobo,

Kecamatan Banyuwangi,

Kabupaten Banyuwangi,

Propinsi Jawa Timur

Nomor Telepon : (0333) 424610

Nomor Faximile : (0333) 424610

Email : manbanyuwangi@kemenag.go.id

Kode Pos : 68418

Status Sekolah : Negeri

Tipe Akreditasi : Terakreditasi “A”

SK Akreditasi : Ma. 009803 (03 November 2011)

100
Dokumentasi, TU MAN 01 Banyuwangi, 15 April 2019

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


70

NSM : 131135100001

NPSN : 20579399

Tahun Berdiri : 1980

Nama Kepala Madrasah : Drs. SAEROJI, M.Ag

SK Kepala Madrasah : 4364/Kw.13.1.2/Kp.07.6/11/2016

(22 November 2016)

Jumlah Pendidik pada Tahun Pelajaran 2018/2019

a. Pendidik PNS : 35 Orang

b. Pendidik DPK : 1 Orang

c. Pendidik Non PNS : 25 Orang

Jumlah : 61 Orang

Jumlah Tenaga Kependidikan pada Tahun Pelajaran 2018/2019

a. Tenaga Kependidikan PNS : 8 Orang

b. Tenaga Kependidikan Non PNS : 10 Orang

Jumlah : 18 Orang101

3. Visi dan Misi MAN 01 Banyuwangi

a. Visi :

“Unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi iman

dan taqwa serta berwawasan lingkungan”.

b. Misi :

“Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada mutu lulusan

baik secara keilmuan, maupun secara moral dan social sehingga mampu

101
Dokumentasi, TU MAN 01 Banyuwangi, 15 April 2019

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


71

menyiapkan dan mengembangkan sumber daya insane yang unggul

dibidang IPTEK dan IMTAQ”.

Sedangkan misi dari penyelenggaraan pembelajaran dan pendidikan di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi terurai sebagai berikut:

1) Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran secara aktif, kreatif,

efektif dan menyenangkan, sehingga setiap siswa dapat berkembang

secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

2) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif dan daya saing

yang sehat kepada seluruh warga madrasah baik dalam potensi

akademik maupun non akademik.

3) Mendorong, membantu dan memfasilitasi siswa untuk

mengembangkan kemampuan bakat dan minatnya, sehingga dapat

dikembangkan secara lebih optimal dan memiliki daya saing yang

tinggi.

4) Menumbuhkan semangat belajar ilmu keagamaan Islam.

5) Menumbuhkembangkan sikap perilaku dan amaliah keagamaan

Islam di Madrasah.

6) Mengembangkan life-skills dalam setiap aktivitas pendidikan.

7) Mengembangkan sikap kepekaan terhadap lingkungan.

8) Menciptakan lingkungan madrasah yang sehat, bersih dan indah.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


72

9) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga Madrasah, Komite Madrasah dan stakeholders dalam

pengambilan keputusan.102

4. Data Siswa MAN 01 Banyuwangi yang mengikuti kegiatan

Ekstrakurikuler Hadrah

Siswa yang berada di MAN 01 Banyuwangi tahun 2018/2019

berjumlah 1.362 siswa, sebagaimana yang dijelaskan dalam tabel

berikut:103

Tabel 4.1
Data Siswa MAN 1 Banyuwangi
Jumlah
No. Kelas Siswa
2018/2019
1. X 472
2. XI 467
3. XII 423
Jumlah 1.362

Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MAN 1

Banyuwangi tahun 2018/2019 adalah siswa kelas X dan XI, sebagaimana

yang dijelaskan dalam tabel berikut:104

Tabel 4.2
Data Siswa yang Mengikuti Kegiatan Hadrah
Jumlah Siswa
Kelas 2018/2019
X 17
XI 18
Jumlah 35

102
Dokumentasi, TU MAN 01 Banyuwangi, 15 April 2019
103
Dokumentasi, TU MAN 01 Banyuwangi, 15 April 2019
104
Dokumentasi, Kesiswaan MAN 1 Banyuwangi, 15 April 2019

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


73

5. Struktur Organisasi MAN 01 Banyuwangi

Organisasi MAN 01 Banyuwangi pada dasarnya dibentuk agar

managemen dan penyelenggaraan dapat berjalan dengan teratur, sehingga

semua kegiatan dan program yang hendak dijalankan. Struktur organisasi

MAN 01 Banyuwangi sebagai berikut:105

Bagan 4.1
Struktur Organisasi
Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi
Tahun Pelajaran 2018/2019

105
Dokumentasi, TU MAN 1 Banyuwangi, 15 April 2019

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


74

6. Struktur Kepengurusan Ekstrakurikuler Hadrah di MAN 01

Banyuwangi

Struktur kepengurusan ekstrakurikuler Hadrah di MAN 1

Banyuwangi dijelaskan sebagai berikut:106

Pembina Hadrah : MOH. Lukman Hakim, M.Pd

Ketua : Farel Fatiluhul

Wakil : Ravi Pratama dan Izza Maharani

Sekretaris : Havin

Bendahara : Naila Naimatus

Perlengkapan : Fajar, Irfan, Nuroh, dan Nur Maulida

7. Tugas Pengurus Ekstrakurikuler Hadrah MAN 1 Banyuwangi

Sebuah organisasi membutuhkan rincian tugas yang jelas agar

organisasi tersebut berjalan dengan landasan dan mencapaian sebuah

tujuan, setiap pengurus hadrah MAN 1 Banyuwangi mempunyai tugas

yang berbeda-beda. Rincian tugas tiap pengurus Hadrah MAN 1

Banyuwangi dijelaskan pada tabel berikut:107

Tabel 4.3
Tugas Pengurus Hadrah MAN 1 Banyuwangi
Jabatan Rincian Tugas
Ketua 1. Mengondisikan seluruh anggota hadrah ketika sedang
melakukan kegiatan
2. Memimpin rapat/pertemuan kegiatan hadrah
3. Penghubung antara anggota dengan Pembina hadrah
4. Memeriksa dan memberikan petunjuk atas
pengelolaan Tata Usaha/Administrasi kepengurusan
hadrah

106
Dokumentasi, Kesiswaan MAN 1 Banyuwangi, 15 April 2019
107
Dokumentasi, Kesiswaan MAN 1 Banyuwangi, 15 April 2019

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


75

Wakil 1. Membantu kinerja ketua


2. Menggantikan posisi ketua ketika ketua tidak ada

Sekretaris1. Memegang dan mengelola tata usaha anggota


hadrah,seperti buku absen anggota hadrah, buku
shalawat hadrah, dan lain-lain.
2. Mencatat setiap hasil pertemuan atau ketika sedang
rapat
Bendahara 1. Memegang dan mengelola keuangan anggota hadrah
2. Menyimpan uang kas anggota hadrah, mencatat
pemasukan uang, mencatat pengeluaran uang, dan
seterusnya
3. Membahas, merundingkan, dan melaporkan kepada
anggota hadrah tentang segala sesuatunya yang
menyangkut keuangan anggota
Perlengkapan 1. Melengkapi segala perlengkapan yang dibutuhkan
2. Merawat segala perlengkapan
3. Melakukan pengecekan terhadap barang-barang

8. Program Kerja Ekstrakurikuler Hadrah MAN 1 Banyuwangi

Program kerja pengurus hadrah MAN 1 Banyuwangi disusun dan

dirancang sebagai patokan dalam menjalankan program yang akan

dilaksanakan selama satu tahun, dibagi menjadi 2 yaitu kegiatan jangka

pendek (mingguan) dan jangka menengah (bulanan).

Untuk kegiatan jangka pendek (mingguan) melakukan latihan rutin

setiap minggunya, berupa latihan memukul hadrah dengan baik, latihan

variasi hadrah, latihan vokal, dan seterusnya.

Untuk kegiatan jangka menengah (bulanan) melakuakan Rutinan

shalawat dan al-berzanji dimasjid sekolah yang dikoordinir oleh anak

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


76

ekstrakurikuler Remas dan Hadrah yang diikuti (tidak wajib) oleh seluruh

keluarga besar MAN 1 Banyuwangi.108

B. Penyajian dan Analisis Data

Penyajian data merupakan bagian yang mengungkapkan data yang telah

diperoleh sesuai dengan prosedur penelitian dan dilandasi oleh rumusan

masalah dengan berpedoman pada keabsahan data. Dari data yang telah

dikumpulkan dengan berbagai macam teknik pengumpulan data, maka data

tersebut perlu dianalisis supaya data siap disajikan atau dideskripsikan. Sesuai

hasil wawancara, observasi, dan data dokumentasi dapat disajikan sesuai

fokus penelitian berikut.

1. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk

karakter religius siswa di MAN 01 Banyuwangi

Ekstrakurikuler hadrah merupakan suatu wadah bagi siswa di MAN

01 Banyuwangi, dengan adanya wadah tersebut siswa dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal dan mampu

menjadi penggerak sehingga ekstrakurikuler hadrah dapat berjalan

mencapai sebuah tujuan dan membuat siswa mampu beradaptasi dengan

masyarakat kelak.

Pembentukan karakter dimaknai dengan adanya nilai-nilai dasar

yang membangun pribadi seseorang, terbentuknya karena ada pengaruh

hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakan dengan orang

lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-

108
Dokumentasi, Kesiswaan MAN 1 Banyuwangi, 15 April 2019

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


77

hari. Religius merupakan suatu sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan

ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

Untuk menghindari hal-hal yang negatif hendaknya ditanamkan

karakter religius terhadap remaja, karena dengan adanya karakter religius

pada remaja ia akan mempunyai dasar serta langkah dalam menghindari

hal-hal yang merugikan dirinya sendiri. Selain kegiatan didalam kelas

kegiatan ekstrakurikuler juga mempunyai peran yang sangat penting dalam

membentuk karakter religius, hal ini sesuai apa yang di ungkapkan oleh

Bapak Saeroji selaku kepala MAN 01 Banyuwangi, yaitu:

Dalam membentuk nilai-nilai karakter religius disekolah dilakukan


dengan beberapa cara, yaitu dengan adanya pelaksanaan kegiatan
belajar-mengajar dikelas, kegiatan ekstrakurikuler diluar kelas
serta tradisi dan perilaku warga sekolah secara kontinyu dan
konsisten, sehingga terciptalah religius culture dalam lingkungan
sekolah, terutama pada kegiatan ekstrakurikuler hadrah yang
sangat membantu dalam pembentukan karakter religius siswa.109

Kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MAN 01 Banyuwangi

dilaksanakan pada setiap hari sabtu setelah pembelajaran selesai dan

setelah melaksanakan kegiatan sholat dhuhur berjamaah tepatnya pada jam

12.30 yang dilaksanakan di masjid sekolah dan selalu didampingi oleh

pembina ekstrakurikuler hadrah.110

Sebelum masuk pada kegiatan ekstrakurikuler hadrah itu sendiri,

pembina hadrah lebih dahulu memberikan pembukaan/arahan yang berupa

109
Saeroji, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.
110
Observasi, 20 April 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


78

motivasi-motivasi supaya para anggota hadrah lebih bersemangat dalam

menjalankan kegiatanya dan secara tidak langsung membentuk karakter

religius melalui mukadimah.111

Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Lukman

selaku Pembina ekstrakurikuler hadrah di MAN 01 Banyuwangi, sebagai

berikut:

Memang untuk semua kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini


dilaksanakan pada hari sabtu setelah sholat dhuhur berjamaah, tak
terkecuali ekstrakurikuler hadrah, yang mana pelaksanakannya
didalam masjid sekolah pada jam 12.30, dimana semua anggota
hadrah wajib berada didalam masjid dan sebelum masuk pada
kegiatanya, saya selaku pembina selalu memberikan mokhodimah
yang berupa motivasi, ilmu tentang keagamaan, karena dengan
melakukan pembukaan yang seperti itu dapat memberikan banyak
manfaat kepada siswa, salah satunya yaitu pembentukan sikap
berkarakter religius itu sendiri.112

Hal diatas diperjelas oleh Farel sebagai ketua hadrah menjelaskan

sebagai berikut:

Kami melakukan latihan rutin kegiatan hadrah pada hari sabtu,


karena memang dari jadwal sekolah untuk kegiatan ekstrakurikuler
sudah ditentukan pada hari tersebut supaya tidak menggaggu
jalannya pembelajaran. Pak Lukman selaku pembina hadrah selalu
mendampingi kami dan membuka kegiatan hadrah sebelum kami
melakukan latihan.113

Dalam membentuk karakter religius melalui kegiatan hadrah di

MAN 1 Banyuwangi dilakukan secara rutin, santai, dan menyenangkan

supaya dalam kegiatannya ini dapat berjalan dengan lancar.

Ekstrakurikuler hadrah yang ada di MAN 1 Banyuwangi menggunakan

jenis hadrah Al-banjari yang berisi lantunan pujian-pujian terhadap Nabi


111
Observasi, 20 April 2019.
112
Lukman, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.
113
Farel, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


79

Muhammad SAW. Dalam proses pelaksanaan hadrah di MAN 1

Banyuwangi, menggunakan strategi belajar bersama yaitu berupa siswa

yang memang sudah mahir/bisa memainkan hadrah, mengajari kepada

siswa yang baru belajar mengenal hadrah baik dari segi skill memukul

hadrah maupun dari segi vokal (vokal inti atau backing vokal). Terkadang

juga untuk pelatih hadrah mendatangkan dari luar (persiapan mengikuti

lomba hadrah), karena dapat menambah pengetahuan yang lebih mengenai

hadrah itu sendiri.114 Menurut Bapak Lukman sebagai pembina hadrah

menjelaskan sebagai berikut:

Kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MAN 1 Banyuwangi


menggunakan jenis hadrah al-banjari, karena dalam
pelaksanaannya cukup mudah untuk dipahami oleh siswa. Dalam
seni hadrah al-banjari ini berisi tentang lantunan-lantunan pujian
terhadap Nabi Muhammad SAW yang bisa diambil dari buku
hadrah, dan juga biasanya menggunakan buku al-Barzanji supaya
para anggota hadrah tidak jenuh atau hanya terpaku dalam satu
buku saja. Dengan adanya ekstrakurikuler hadrah ini yang berisi
lantunan pujian terhadap Nabi Muhammad SAW tersebut, dapat
menumbuhkan cinta kepada Rasul-Nya dan senantiasa
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ketika seorang siswa sudah
memiliki cinta kepada Rasul-Nya dan senantiasa mendekatkan diri
kepada Allah SWT, maka karakter religius ini dapat terbentuk pada
diri setiap siswa.115

Hal tersebut diperjelas lagi oleh Bapak Saeroji sebagai kepala

sekolah di MAN 1 Banyuwangi menjelaskan sebagai berrikut:

Kegiatan ekstrakurukler hadrah selain sebagai wadah untuk


pengembangan bakat siswa, juga memiliki peran yang sangat baik
dalam membentuk karakter religius siswa. Karena didalam
kegiatannya yang mengandung nilai-nilai islami yang dapat

114
Observasi, 20 April 2019.
115
Lukman, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


80

membantu tumbuh kembang anak menjadi karakter yang


beriligius.116

Jadi, dalam pembentukan karakter religius melalui kegiatan

ekstrakurikuler hadrah di MAN 1 Banyuwangi itu berlangsung pada setiap

hari sabtu pada jam 12.30. Pada setiap kegiatan rutinnya selalu didampingi

oleh pembina hadrah. Pembina hadrah lebih dahulu memberikan

pembukaan/arahan yamg berupa motivasi-motivasi supaya para anggota

hadrah lebih semangat dalam menjalankan kegiatannya dan secara tidak

langsung mrmbentuk karakter religius melalui mukadimah tersebut. Jenis

hadrah yang digunakan yaitu hadrah al-banjari yang berisi lantunan pujian

terhadap Nabi Muhammad SAW, kegiatan tersebut menjadi wadah

pengembangan bakat siswa dan juga berhasil memberi dampak cukup

besar terhadap karakter religius anak yaitu lebih taat beribadah dan tertib

dalam mentaati peraturan sekolah maupun aturan-aturan yang sudah

ditentukan oleh agama.

2. Faktor pendukung pelaksanaan kegiatan hadrah dalam membentuk

karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi

Kegiatan ekstrakurikuler hadrah merupakan kegiatan pembelajaran

yang dilakukan diluar jam pelajaran di sekolah yang bertujuan untuk

memperluas pengetahuan dan menyalurkan bakat dan minat siswa. Dalam

kegiatan pembelajaran tersebut terdapat beberapa faktor yang mendukung

jalannya proses kegiatan. Faktor pendukung dari pelaksanaan kegiatan

116
Saeroji, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


81

hadrah dalam membentuk karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi

yaitu berupa faktor dari siswa, guru, sarana dan prasarana.117 Hal demikian

dijelaskan oleh Bapak Saeroji selaku Kepala sekolah MAN 1 Banyuwangi,

mengatakan bahwa;

Dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam maupun di luar kelas


terdapat beberapa faktor pendukung jalannya kegiatan terebut,
yang berdampak pada kelancaran dan lebih keefesienannya dalam
proses pembelajaran untuk tercapainya sebuah tujuan. Faktor
pendukungnya antaralain faktor dari siswanya itu sendiri, guru,
sarana dan prasarana.118

a. Faktor Siswa

Faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan hadrah di MAN 1

Banyuwangi yaitu siswa yang menjadi anggota dalam tim hadrah itu

sendiri, yang kebanyakan diantara mereka sudah mengenal seni

sholawat hadrah di lingkunganya masing-masing yakni di luar sekolah.

Misalnya ada beberapa siswa yang mondok di Pondok Pesantren Al

Anwari yang memang di dalam pondok tersebut hadrah sudah dikenal

baik oleh semua santri, karena setiap malam jumat para santri

mengadakan rutinan sholawat. Maka dari itu siswa yang notabenya

adalah santri pondok pesantren yang sudah tidak asing lagi dengan seni

hadrah al-banjari sangat antusias dan sangat mudah memahami

berbagai masalah yang berkaitan dengan seni hadrah al-banjari. Hal

terseut sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Farel selaku ketua hadrah

di MAN 1 Banyuwangi, sebagai berikut;

117
Observasi, 20 April 2019.
118
Saeroji, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


82

Saya mengikuti kegiatan hadrah di sekolah bersama teman-teman


yang lain yang mondok di pesantren Al-Anwari karena di dalam
pondok pesantren juga ada kegiatan hadrah seperti pondok
pesantren pada umumnya. Hal tersebut menjadi motivasi kami
untuk mengikuti hadrah di sekolah supaya memperdalam ilmu
tentang hadrah yang kami miliki sebelumnya.119

Pak Lukman sebagai pembina hadrah juga menjelaskan;

Hampir dari keseluruhan anak anggota hadrah di MAN


Banyuwangi, yaitu kurang lebih 80% nya merupakan anak santri
dari pondok pesantren dan Mahad. Yang mana dalam kegiatan
pondok pesantren dan Mahad sudah ada kegiatan hadrah, jadi
mereka dalam melakukan kegiatan hadrah disekolah tidak merasa
kebingungan lagi.120

Berbeda dengan siswa yang tidak mondok atau belum mengenal

hadrah dilingkungan mereka sebelumnya, tentunya semangat mengikuti

hadrah berbeda dengan yang sudah pernah berkecimpung dalam seni

hadrah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ayu Oktavia sebagai anggota

hadrah mengungkapkan sebagai berikut:

Motivasi saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di MAN 1


Banyuwangi yaitu karena saya menyukai shalawat tetapi belum
mengetahui banyak tentang ilmu-ilmu yang berkaitan dengan seni
shalawat al-banjari, maka dari itu dengan mengikuti hal tersebut
akan menjadi wawasan ilmu baru dan berbagi pengalaman dengan
teman-teman yang sudah memahaminya.121

b. Faktor Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah salah satu faktor yang sanagat

berperan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Keberadaan sarana dan prasarana untuk ekstrakurikuler hadrah di MAN


119
Farel, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.
120
Lukman, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.
121
Ayu Oktavia, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


83

1 Banyuwangi bisa di katakan cukup memadai, karena alat hadrah yang

digunakan sudah lengkap dan memiliki kualitas yang baik, dari segi

tempat pelaksanaan yang mendukung yaitu di masjid, dari segi buku

tentang hadrah sudah ada, dan dari segi sarana dan prasarana penunjang

seperti pengeras suara atau sound sistem tidak ada mengalami

masalah.122 Hal ini sesuai apa yang di ungkapkan oleh Bapak Saeroji

selaku kepala MAN 1 Banyuwangi, yaitu;

Untuk sarana dan prasarana ekstrakurikuler hadrah di MAN 1


Banyuwangi, saya selaku kepala sekolah berkerja sama dengan
pembina hadrah dan bagian kepengurusan sekolah dalam 5 tahun
terakhir berusaha melengkapi apa saja yang dibutuhkan anak
anngota hadrah supaya dalam pelaksanaannya tidak mengalami
hambatan. Alhamdulillha pada tahun pelajaran 2016/2017 hampir
95% sudah terealisasikan, dan pada detik ini kami selalu berusaha
untuk memaksimalkanya.123

Bapak Lukman selaku pembina hadrah juga menjelaskan mengenai

sarana dan prasarana ekstrakurikuler hadrah di MAN 1 Banyuwangi,

yaitu;

Alat hadrah yang digunakan di MAN 1 Banyuwangi merupakan


alat yang memiliki kualitas yang cukup baik, yaitu alat yang di
datangkan dari jepara. Karena alat hadrah dari jepara memiliki
kualitas suara tabuhan pas, beban yang ringan, dan umur
pemakaian yang lama. Sedangkan untuk buku tentang hadrah
(buku hadrah/kumpulan shalawat dan buku latihan hadrah), setiap
group hadrah (anggota group hadrah di MAN 1 Banyuwangi
berjumlah 3) di fasilitasi 4 buku yang bisa dipergunakan besama.
Untuk sarana dan prasarana penunjang yaitu pengeras suara/sound
sistem anak anggota hadrah menggunakan peralatan fasilitas
masjid yang mendapatkan ijin dari kepala sekolah dan takmir
masjid.124

122
Observasi, 20 April 2019.
123
Saeroji, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.
124
Lukman, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


84

Hal diatas diperjelas oleh Naila Naimatus sebagai anggota hadrah

menjelaskan sebagai berikut;

Alhamdulillah untuk terbangan hadrah mudah digunakan, beban


yang ringan, dan tentunnya mudah mengsilkan bunyi yang pas.
Saya selaku anggota hadrah sering membantu teman kakak kelas
yang menjadi seksi perlengkapan untuk menyiapkan peralatan apa
saja yang dibutuhkan sebelum melakukan kegaitan rutin. Untuk
alat hadrah diambil di kantor Mahad sekolah, untuk buku di bawa
oleh kepengurusan hadrah, dan sisinya berada di gudang masjid.
Kami bersama teman-teman yang lain selaku anggota hadrah
berkewajiban merawat dan menjaga peralatan hadrah, karena dari
pihak sekolah sudah berusaha menfasilitasinya dengan baik.125

c. Faktor Guru

Guru menjadi sosok yang penting terhadap keberhasilan siswa

dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas, sesuai

dengan pepatah guru (digugu dan ditiru), jadi setiap apa yang dilakukan

oleh guru akan menjadi contoh bagi muridnya. Seperti yang dilakukan

oleh pembina hadrah yaitu mempunyai perencanaan sebelum

melakukan sebuah kegiatan. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan

oleh Bapak Lukman selaku pembina ekstrakurikuler hadrah, yaitu:

Sebelum masuk pada kegiatan ekstrakurikuler hadrah, saya selaku


pembina selalu menyiapkan atau merencanakan materi apa yang
akan dilaksanakan pada setiap minggunya. contohnya seperti pada
minggu pertama awal bulan saya membuat perencanaan kegiatan
berupa latihan skill menabuh hadrah, dan pada minggu kedua
membuat perencanaan mengenai latihan vokal (vokal inti maupun
backing vokal).126

125
Naila Naimatus, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.
126
Lukman, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


85

Selain mendapat dukungan dari kepala sekolah dan pembina

hadrah, tak sedikit pula banyak guru-guru lain yang mensupport

jalannya kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MAN 1 Banyuwangi.

Contohnya saja pada kegiatan rutinan 1 bulan 2 kali yang dilakukan

bersama anak ekstrakurikuler Remas, para guru-guru yang lain yang

tidak memiliki kesibukan menyempatkan untuk hadir mengikuti

kegiatannya di masjid.127 Hal tersebut sesuai apa yang diungkapkan

oleh Bapak Lasmono selaku guru bidang studi matematika di MAN 1

Banyuwangi, yaitu;

Pada setiap kegiatan rutinan yang diadakan oleh anak


ekstrakurikuler hadrah dan remas, saya bersama guru-guru yang
lain berusaha untuk mendampingi atau mengikuti kegiatan tersebut
guna untuk mensupport anak didik kami dan menambah
pengetahuan saya pribadi dalam hal ilmu keagamaan.128

Jadi, faktor pendukung dari pelaksanaaan kegiatan

ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk karakter religius siswa di

MAN 1 Banyuwangi dapat dibedakan menjadi beberapa faktor, yaitu

faktor dari siswa, guru, sarana dan prasarana. Yang dimana seluruh

golongan keluarga besar MAN 1 Banyuwangi berkerjasama untuk

melancarkan proses kegiatan pembelajaran dan tercapainya tujuan

pendidikan.

127
Observasi, 20 April 2019.
128
Lasmono, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


86

3. Faktor penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah

dalam membentuk karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi

Selain terdapat faktor yang mendukung dari kegiatan ekstrakurikuler

hadrah dalam membentuk karakter religius yang sudah dijelaskan

sebelumnya, juga terdapat beberapa hambatan/faktor penghambat yang

menjadi masalah dalam proses pelaksanaannya. Faktor penghambat dari

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk karakter

religius di MAN 1 Banyuwangi yaitu faktor dari siswa, dan faktor pelatih

hadrah.129 Hal tersebut sesuai apa yang oleh Bapak Lukman selaku

pembina ekstrakurikuler hadrah di MAN 1 Banyuwangi, yaitu sebagai

berikut:

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran didalam ataupun diluar


kelas tentunya juga terdapat beberapa faktor atau masalah yang
menghambat jalannya proses kegitan tersebut. Faktor penghambat
dari ekstrakurikuler hadrah di MAN 1 Banyuwangi yaitu faktor
dari siswa dan faktor dari pelatih hadrah.130

a. Faktor Siswa

Faktor penghambat dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

hadrah di MAN 1 Banyuwangi yaitu berasal dari setiap individu

anggota hadrah, yang tidak dapat mengikuti kegiatan dengan

semestinya. Kebanyakan dari mereka yang ijin tidak mengikuti

kegiatan hadrah beralasan memang memiliki kepentingan lain yang

dirasa kepentingan tersebut lebih penting untuk didahulukan, baik dari

129
Observasi, 20 April 2019.
130
Lukman, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


87

kepentingan yang sudah direncanakan sebelumnya maupun kepentingan

mendadak. Hal tersebuat sesuai apa yang diungkapkan oleh Bapak

Lukman selaku pembina hadrah di MAN 1 Banyuwangi, yaitu;

Pada kegiatan ekstrakurikuler hadrah yang dilaksanakan pada


setiap minggunya, dari jumlah keseluruhan anggota hadrah hanya
90% yang dapat mengikuti kegitan tersebut. Untuk sisanya tidak
bisa mengikuti karena memiliki kepentingan pribadi yang memang
sudah direncanakan maupun tidak direncanakan sebelumnya.
Contohnya kepentingan yang sudah direncanakan berupa memiliki
kepentingan keluarga, sedangkan kepentingan yang tidak
direncanakan terkadang akan mengikuti rapat dari intra sekolah
yaitu OSIS.131

Hal diatas diperjelas lagi oleh Farel sebagai ketua ekstrakurikuler

hadrah di MAN 1 Banyuwangi menjelaskan sebagai berikut;

Selain mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hadrah, terdapat


beberapa anggota kami yang mengikuti juga intra sekolah yaitu
OSIS. Ketika memang ada kegiatan sekolah yang melibatkan
anggota OSIS, akan sering diadakan rapat untuk membahas
kegiatan tersebut agar biasa berjalan dengan lancar. Saya selaku
ketua hadrah hanya bisa memahami dan memberi ijin kepada
teman-teman kami tidak dapat mengikuti kegiatan hadrah seperti
yang dilaksanakan pada setiap minggunya.132

Selain dari faktor kepentingan yang dimiliki setiap individu

anggota hadrah, faktor fisik juga merupakan menjadi faktor

penghambat dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah

disekolah. Sebagian siswa yang mengikuti kegiatan pada setiap

minggunya mengeluh capek yang berdampak pada kesehatannya. Farel

selaku ketua ekstrakurikuler hadrah di MAN 1 Banyuwangi

menjelaskan sebagai berikut;

131
Lukman, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.
132
Farel, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


88

Saya selalu memberi ijin tidak bisa mengikuti kegiatan hadrah


kepada anngota kami yang memang sedang sakit atau tidak enak
badan untuk beristirahat dirumah. Setelah kondisi
kesehatan/fisiknya sudah sembuh/baikan, mereka dapat mengikuti
kegiatan seperti biasanya.133

b. Faktor Pelatih Hadrah

Pada pelaksanaan ekstrakurikuler hadrah di MAN 1 Banyuwangi,

tidak ada pelatih profesional secara khusus dibidangnya. Untuk pelatih

profesionalnya hanya didatangkan ketika anak anggota hadrah akan

mengikuti lomba diluar sekolah, baik tingkat kabupaten maupun tingkat

provinsi. Hal tersebut membuat siswa tidak memiliki pengetahuan yang

lebih jauh lagi dengan hadrah. Diki sebagai anggota hadrah di MAN 1

Banyuwangi menjelaskan:

Pelatih hadrah hanya didatangkan ketika kami akan mengikuti


lomba hadrah saja. Untuk kegiatan setiap minggunya kami hanya
diajarkan oleh pembina dan teman-teman kami yang memang
sudah bisa bermain hadrah. Saya dan teman-teman yang bisa
dikatakan masih awal mengikuti kegiatan hadrah ini sangat
berharap memiliki pelatih hadrah yang profesional dan dapat
mendampingi kami pada setiap minggunya.134

Bapak lukman sebagai pembina hadrah di MAN 1 Banyuwangi

menjelaskan sebagai berikut:

Menurut saya pelatih hadrah itu sangat dibutuhkan oleh siswa,


karena sangat memperngaruhi dalam kegiatan hadrah. Namun,
sulitnya mencari pelatih yang bersedia mendampingi anak-anak
setiap minggunya untuk latihan hadrah. Oleh karena itu pihak
lembaga hanya bisa mendatangkan pelatih setiap anak-anak
angoota hadrah akan mengikuti perlombaan tingkat kabupaten
maupun tingkat provinsi.135

133
Farel, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.
134
Diki, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.
135
Lukman, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


89

Jadi, faktor penghambat dari pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk karakter religius siswa di

MAN 1 Banyuwangi yaitu faktor dari siswanya itu sendiri (kepentingan

pribadi dan kondisi fisik), dan faktor dari segi pelatih hadrah, yang sulit

mencari pelatih untuk tetap mendampingi anak-anak latihan pada setiap

minggunya.

C. Pembahasan dan Temuan

Berdasarkan temuan penelitian, proses untuk mendialogkan data yang

ada dalam kajian teori dengan data yang diperoleh dilapangan itu disebut

sebagai diskusi hasil penelitian. Peneliti akan mengolah yang membahas

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk karakter

religius siswa di MAN 1 Banyuwangi, yang dapat diformulasikan maknanya.

Pemaknaan itu dapat sesuai terhadap rumusan masalah dalam penelitian,

selanjutnya secara detail dan sistematis segenap data dan keterangan tersebut

diolah yang meliputi; (1) Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam

membentuk karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi, (2) Faktor

pendukung pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam dalam

membentuk karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi, (3) Faktor

penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam dalam

membentuk karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


90

1. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk

karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan

peneliti tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam

membentuk karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi dilaksanakan

pada setiap hari sabtu setelah pembelajaran selesai tepatnya setelah

melaksanakan sholat dhuhur berjamaah yang bertempat di masjid sekolah

serta didampingi oleh pembina ekstrakurikuler. Pembina hadrah lebih

dahulu memberikan pembukaan/arahan yang berupa motivasi-motivasi

supaya para anggota hadrah lebih bersemangat dalam menjalankan

kegiatannya dan secara tidak langsung membentuk karakter religius

melalui mukadimah tersebut.136

Temuan diatas selaras dengan teori yang dikembangkan oleh Zainal

Aqib dalam bukunya yang berjudul Panduan dan Aplikasi Pendidikan

Karakter yang menjelaskan ekstrakurikuler ini dapat diartikan sebagai

kegiatan pendidikan yang dilakukan diluar jam tatap muka. Kegiatan

tersebut dilaksanakan diluar atau didalam lingkungan sekolah dalam

rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan

menginternalisasikan nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-

norma sosial, baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk insan

yang paripurna.137

136
Observasi, 20 April 2019.
137
Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: YRAMA
WIDYA, 2016), 68.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


91

Dalam membentuk karakter religius terdapat beberapa cara yang

dilakukan, antara lain melalui kegiatan intrakurikuler yaitu penanaman

nilai religius yang terintegrasi kedalam mata pelajaran pendidikan agama

islam dan melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.138

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam dapat

membentuk karakter religius pada siswa contohnya dapat menumbuhkan

rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW, tidak hanya itu dalam

kegiatanya mengandung nilai-nilai islami yang dapat membantu tumbuh

kembang anak menjadi karakter yang religius. Dan menariknya sebelum

kegiatan ekstrakurikuler hadrah dimulai diawali terlebih dahulu dengan

kegiatan sholat dhuhur berjamaah. Tidak sampai disitu setelah sholat

dhuhur berjamaah kegiatan hadrah masih diawali dengan pemberian

motivasi kepada para siswa. Dari kegiatan diatas siswa tidak hanya

mendapat keterampilan dalam bermain hadrah namun juga mendapatkan

ilmu agama dan siraman rohani yang bertujuan untuk membentuk karakter

religius.

Dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan diatas,

sesuai dengan teori yang dikembangkan oleh Nur Rohimah bahwa

kegiatan ekstrakurikuler berfungsi sebagai berikut:

a. Pengembangan yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai

dengan potensi, bakat, dan minat mereka;

138
Mansur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Kritis Multidimensional,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 86.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


92

b. Sosial yaitu untuk mengembangkan kemapuan dan rasa tanggung jawab

sosial peserta didik;

c. Rekreatif yaitu mengembangkan suasana rileks, menyenangkan bagi

peserta didik yang menunjang proses perkembangan;

d. Persiapan karir yaitu untuk mengembangkan persiapan karir peserta

didik.139

Juga sesuai dengan teori yang dikembangkan oleh Permendiknas

Nomor 39 tahun 2008, yaitu ekstrakurikuler bertujuan untuk;

a. Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal

b. Memantapkan kepribadian

c. Mengaktualisasikan potensi peserta didik

d. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang

berakhlak mulia dan menghormati HAM dalam masyarakat madani.140

2. Faktor pendukung pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah

dalam membentuk karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi

Dari hasil penelitian faktor pendukung dalam kegiatan

ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk karakter religius siswa yakni

berasal dari dalam diri siswa yang kecenderungan di pengaruhi oleh faktor

lingkungan. Seperti yang disampaikan oleh Farel selaku ketua

ekstrakurikuler hadrah di MAN 1 Banyuwangi:

Saya mengikuti kegiatan hadrah di sekolah bersama teman-teman


yang lain yang mondok di pesantren Al-Anwari karena di dalam

139
Noor Rohimah, The Hidden Curriculum Membangun Karakter Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), 34.
140
Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan Dengan Rahmad Tuhan
Yang Maha Esa.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


93

pondok pesantren juga ada kegiatan hadrah seperti pondok


pesantren pada umumnya. Hal tersebut menjadi motivasi kami
untuk mengikuti hadrah di sekolah supaya memperdalam ilmu
tentang hadrah yang kami miliki sebelumnya.141

Temuan diatas sesuai dengan teori yang di kembangkan oleh

Zubaedi menjelaskan karakter anak terbentuk karena di pengaruhi oleh

faktor lingkungan. Masyarakat berperan besar dalam proses membentuk

karakter, karena sebagian besar waktu bermain, bergaul, berinteraksi anak

berada di masyarakat. Sifat-sifat lingkungan masyarakat setempat pola

hidup, norma-norma, adat istiadat, dan aturan-aturan lain yang

mempengaruhi karakter anak.142

Selain itu kegiatan ekstrakurikuler hadrah juga didukung oleh faktor

sarana dan prasarana, dan faktor guru. Seperti yang disampaikan oleh

pembina hadrah yaitu

Alat hadrah yang digunakan di MAN 1 Banyuwangi merupakan


alat yang memiliki kualitas yang cukup baik, yaitu alat yang di
datangkan dari jepara. Karena alat hadrah dari jepara memiliki
kualitas suara tabuhan pas, beban yang ringan, dan umur
pemakaian yang lama. Sedangkan untuk buku tentang hadrah
(buku hadrah/kumpulan shalawat dan buku latihan hadrah), setiap
group hadrah (anggota group hadrah di MAN 1 Banyuwangi
berjumlah 3) di fasilitasi 4 buku yang bisa dipergunakan besama.
Untuk sarana dan prasarana penunjang yaitu pengeras suara/sound
sistem anak anggota hadrah menggunakan peralatan fasilitas
masjid yang mendapatkan ijin dari kepala sekolah dan takmir
masjid.143

Hal diatas diperjelas oleh Naila Naimatus sebagai anggota hadrah

menjelaskan sebagai berikut;

141
Farel, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.
142
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 167.
143
Lukman, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


94

Alhamdulillah untuk terbangan hadrah mudah digunakan, beban


yang ringan, dan tentunnya mudah mengsilkan bunyi yang pas.
Saya selaku anggota hadrah sering membantu teman kakak kelas
yang menjadi seksi perlengkapan untuk menyiapkan peralatan apa
saja yang dibutuhkan sebelum melakukan kegaitan rutin. Untuk
alat hadrah diambil di kantor Mahad sekolah, untuk buku di bawa
oleh kepengurusan hadrah, dan sisinya berada di gudang masjid.
Kami bersama teman-teman yang lain selaku anggota hadrah
berkewajiban merawat dan menjaga peralatan hadrah, karena dari
pihak sekolah sudah berusaha menfasilitasinya dengan baik.144

Dari faktor guru seperti yang di jelaskan oleh Lukman ialah

Sebelum masuk pada kegiatan ekstrakurikuler hadrah, saya selaku


pembina selalu menyiapkan atau merencanakan materi apa yang
akan dilaksanakan pada setiap minggunya. contohnya seperti pada
minggu pertama awal bulan saya membuat perencanaan kegiatan
berupa latihan skill menabuh hadrah, dan pada minggu kedua
membuat perencanaan mengenai latihan vokal (vokal inti maupun
backing vokal).145

Selain mendapat dukungan dari kepala sekolah dan pembina hadrah,

tak sedikit pula banyak guru-guru lain yang mensupport jalannya kegiatan

ekstrakurikuler hadrah di MAN 1 Banyuwangi. Contohnya saja pada

kegiatan rutinan 1 bulan 2 kali yang dilakukan bersama anak

ekstrakurikuler Remas, para guru-guru yang lain yang tidak memiliki

kesibukan menyempatkan untuk hadir mengikuti kegiatannya di masjid.146

Hal tersebut sesuai apa yang diungkapkan oleh Bapak Lasmono selaku

guru bidang studi matematika di MAN 1 Banyuwangi, yaitu;

Pada setiap kegiatan rutinan yang diadakan oleh anak


ekstrakurikuler hadrah dan remas, saya bersama guru-guru yang
lain berusaha untuk mendampingi atau mengikuti kegiatan tersebut

144
Naila Naimatus, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.
145
Lukman, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.
146
Observasi, 20 April 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


95

guna untuk mensupport anak didik kami dan menambah


pengetahuan saya pribadi dalam hal ilmu keagamaan.147

Data diatas sesuai dengan teori yang dikeluarkan oleh Depdiknas

tahun 2007 yaitu kata pendukung didefenisikan sebagai orang yang

mendukung, penyokong, pembantu atau penunjang. Faktor yang

mendukung keberhasilan siswa dalam melaksanakan kegiatan

ekstrakurikuler bisa berasal dari dalam diri siswa seperti minat dan

motivasi dan bisa berasal dari luar diri siswa seperti guru, sarana dan

prasarana, kurikulum, dan teman-teman. Dengan adanya hubungan yang

selaras dari faktor-faktor tersebut, maka diharapkan kegiatan

ekstrakurikuler dapat berjalan dengan baik.148

3. Faktor penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah

dalam membentuk karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi

Dari hasil penelitian faktor penghambat dalam kegiatan

ekstrakurikuler hadrah dalam membentuk karakter religius siswa yakni

faktor indiviual siswa (kepentingan pribadi, dan kondisi fisik), dan faktor

dari pelatih hadrah.

Temuan diatas selaras dengan teori yang dikembangkan oleh

Slameto dalam bukunya yang berjudul “Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya”, yang menjelaskan bahwa faktor yang dapat

147
Lasmono, Wawancara, Banyuwangi, 20 April 2019.
148
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), 346.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


96

mempengaruhi kegiatan belajar mengajar (di dalam maupun di luar kelas)

dapat dibedakan menjadi 2 yaitu faktor internal dan fakttor eksternal.149

Faktor internal terdiri dari :

a. Faktor Fisiologis (kesehatan)

b. Faktor Psikologis (intelegensi, motif, kematangan, kesiapan)

c. Faktor Pribadi

Faktor eksternal terdiri dari :

a. Faktor keluarga (orang tua, relasi antar anggota keluarga, suasana

rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua, latar belakang budaya)

b. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, waktu sekolah, standar

pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, keadaan

gedung, sarana dan prasarana).

149
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
54-71.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan bab sebelumnya telah diuraikan data yang diperoleh dari

MAN 1 Banyuwangi sekaligus pembahasan temuan yang sesuai dengan fokus

penelitian, dapat menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kegiatan eksrakurikuler hadrah dalam membentuk karakter

religius siswa di MAN 1 Banyuwangi yaitu berlangsung pada setiap hari

sabtu pada jam 12.30. Pada setiap kegiatan rutinnya selalu didampingi oleh

pembina hadrah. Pembina hadrah lebih dahulu memberikan

pembukaan/arahan yamg berupa motivasi-motivasi supaya para anggota

hadrah lebih semangat dalam menjalankan kegiatannya dan secara tidak

langsung mrmbentuk karakter religius melalui mukadimah tersebut. Jenis

hadrah yang digunakan yaitu hadrah al-banjari yang berisi lantunan pujian

terhadap Nabi Muhammad SAW, kegiatan tersebut menjadi wadah

pengembangan bakat siswa dan juga berhasil memberi dampak cukup

besar terhadap karakter religius anak yaitu lebih taat beribadah dan tertib

dalam mentaati peraturan sekolah maupun aturan-aturan yang sudah

ditentukan oleh agama.

2. Faktor pendukung pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam

membentuk karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi yaitu dapat

diketahui menjadi beberapa faktor, yaitu faktor dari siswa, guru, sarana

dan prasarana. Yang dimana seluruh golongan keluarga besar MAN 1

97

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


98

Banyuwangi berkerjasama untuk melancarkan proses kegiatan

pembelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan.

3. Faktor penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam

membentuk karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi yaitu terdapat

dua faktor, yaitu faktor individual setiap siswa (kepentingan pribadi, dan

kondisi fisik), dan faktor dari segi pelatih hadrah, yang sulit mencari

pelatih untuk tetap mendampingi anak-anak latihan pada setiap

minggunya.

B. Saran

1. Bagi Kepala Madrasah MAN 1 Banyuwangi

Diharapkan lebih maksimal dalam membina pengurus dan mendukung

anggota hadrah, mampu menumbuihkan karakter religius pada siswa serta

mampu memberikan terobosan-terobosan baru bagi ekstrakurikuler hadrah

di MAN 1 Banyuwangi.

2. Pembina Ekstrakurikuler Hadrah MAN 1 Banyuwangi

Pembina Hadrah hendaknya selalu membimbing dan mengarahkan

ekstrakurikuler hadrah dalam melaksanakan program kerja sehingga target

dan tujuan yang telah dirancang mendapat hasil yang maksimal untuk

membina karakter religius siswa.

3. Pengurus Ekstrakurikuler Hadrah MAN 1 Banyuwangi

Pengurus hadrah hendaknya menjadi pribadi yang lebih tegas dan disiplin

sehingga menjadi contoh bagi siswa, mematuhi nasehat yabg diberikan

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


99

oleh pembina karena itu adalah sebuah bentuk pembinaan yang dilakukan

dan menjadikan sekolahan lebih baik lagi.

4. Anggota Ekstrakurikuler Hadrah

Hendaknya lebih ditingkatkan lagi semangat dalam belajar baik didalam

maupun diluar kelas, karena belajar tidak hanya terbatas didalam kelas saja

namun juga diluar kelas sehingga menjadi pribadi yang lebih baik lagi

serta berguna bagi agama, bangsa dan negara.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


100

DAFTAR PUSTAKA

Alim, Muhammad. 2006. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan


Pemikiran dan Kepribadian Muslim. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Al-Qardhawi, Yusuf. 2000. Tawakal. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Aqib, Zainal & Sujak. 2016. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter.
Bandung: YRAMA Widya.

Asy-Syirbaany, Ridwan. 2000. Membentuk Pribadi Islami. Jakarta: PT. Intimedia


Ciptanusantara.

Creswell, Jhon W. 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih Antara
Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darori M. 2000. Islam dan Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Gana Media.

Depag RI. 2011. Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka. Tangerang
Selatan: PT. Kalim.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Dharmono, Budi Suseno. 2005. Lantunan Shalawat dan Nasyid. Yogyakarta:


Media Insani.

Djamal. 2015. Paradigma Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Faiz Almath, Muhammad. 1991. 1000 Hadits Terpilih. Bandung: Gema Insani
Press.

Fatah, Abdul. 1995. Kehidupan Manusia Di Tengah-Tengah Alam Materi.


Jakarta: Renika Cipta.

Gunawan. 2014. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:


Alfabeta.

Huda Sokhi. 2008. Tasawuf Kultural. Yogyakarta: LKiS.

Hudiyono. 2012. Membangun Karakter Siswa: Melalui Profesionalisme Guru dan


Gerakan Pramuka. Jakarta: Erlangga.

Idris, H Taufik. 2011. Mengenal Kebudayaan Islam. Surabaya: Bina Ilmu.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


101

Kemendiknas Nomor 125 Tahun 2002 Tentang Kalender Pendidikan dan Jam
Belajar di Sekolah.

Kesuma, Dhrama. 2012. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di


Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Khan, Hazrat Inayat. 2002. Dimensi Mistik Musik dan Bunyi. Yogyakarta: Pustaka
Sufi.

Lexy J, Meleong. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Posda Karya.

Mahjuddin. 2000. Pendidikan Hati: Kajian Tasawuf Amali. Jakarta: Kalam Mulia.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis


Multidemensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Mustaqim, Abdul. 2007. Akhlak Tasawuf Jalan Menuju Spiritual. Yogyakarta:


Kreasi Wacana.

Mustari, Mohammad. 2014. Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta:


Raja Grafindo Persada.

Nasir, Haidar. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya.


Yogyakarta: Multi Presindo.

Naser, Seyyed Hossein. 2001. Spiritualitas dan Seni Islam. Bandung: Mizan.

Nata, Abuddin. 2015. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: Rajawali
Press.

Permendiknas No. 22 tahun 2006, tentang Standart Isi Untuk Satuan pendidikan
Dasar dan Menengah Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Permendiknas No. 23 tahun 2006, tentang Standart Kompetensi Lulusan Untuk


Satuan Pendidikan Dasar Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Permendiknas No. 39 tahun 2008, tentang Pembinaan Kesiswaan Dengan Rahmat


Tuhan Yang Maha Esa.

Rif’an, Ahmad Rifa’i. 2015. Man Shabara Zhafira. Jakarta: Media Komputindo.

Rizal, Ahmad Syamsu. 2015. Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di Sekolah


dalam Menunjang Tercapainya Tujuan Pembelajaran PAI 02.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


102

Rohimah, Noor. 2012. The Hidden Curriculum Membangun Karakter Melalui


Kegiatan Ekstrakurikuler. Yogyakarta: Insan Madani.

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Press.

Samani, Muchlas. 2013. Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sayyid Ahmad bin Sayyid Zaini dahlan. 1349 H. Taqrib Al-Usul Fi Tashil Al-
Usul Fi Ma’rifah Al-Rabb Wa Ar-Rasul. Mesir: Mustafa.

Selamat, Kasmuri. 2012. Akhlak Tasawuf Upaya Meraih Kehalusan Budi dan
Kedekatan Ilahi. Jakarta: Kalam Mulia.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sugiono. 2011. Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukirman, Hartati. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta:


UNY Press.

Suprastowo, Philip. 1997. Kajian Pendidikan dan Kebudayaan. Bandung:


Angkasa.

Syaodih Sukmadinata, Nana. 2010. Metode Penelitian pendidikan. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani. 1996. Sa’adah Ad-Darain Fi Al-Shalat Ala
Sayyid Al-Kawnain. Beirul: Darul Fikr.

Tim Penyusun IAIN Jember. 2017. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiyah.
Jember: IAIN Jember Press.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wargadinata Wildana. 2010. Spiritualitas Salawat (Kajian Sosio-Sastra Nabi


Muhammad SAW). Malang: UIN Maliki Press.

Widoyo, Anton Adi. 2001. Melatih Anak Bertanggung Jawab. Jakarta: Mitra
Utama.

Yusuf, Muri. 2014. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian


Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


MATRIK PENELITIAN

SUB METODE
JUDUL VARIABEL INDIKATOR SUMBER DATA FOKUS PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN
Pelaksanaan 1. Hadrah 1. Pelaksanaan a. Menentukan 1. Informan : 1. Metode penelitian 1. Bagaimana
Hadrah Tujuan a. Kepala kualitatif deskriptif Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan
b. Menentukan Sekolah 2. Subjek Penelitian: Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler Materi b. Guru Kelas teknik purposive Hadrah dalam
c. Menentukan c. Siswa sampling membentuk karakter
Hadrah Dalam
Metode 3. Metode pengumpulan religius siswa di
Membentuk d. Menentukan 2. Dokumentasi data MAN 01
Perencanaan 3. Kepustaka a. Observasi Banyuwangi tahun
Karakter Religius
e. Penggunaan 4. an b. Interview/wawanc Pelajaran 2018/2019?
Siswa Di Madrasah 2. Karakter Sumber ara 2. Bagaimana Faktor
Religius Belajar c. Dokumentasi Pendukung
Aliyah Negeri 01
f. Menentukan 4. Metode Analisa Data: Pelaksanaan Kegiatan
Banyuwangi Tahun Media Koleksi data, Ekstrakurikuler
Kondensasi data, Hadrah dalam
Pelajaran
penyajian data, dan membentuk karakter
2018/2019 2. Faktor a. Mengidentifik kesimpulan. religius siswa di
Pendukung asi Faktor- 5. Keabsahan Data: MAN 01
Faktor a. Triangulasi Banyuwangi tahun
Pendukung Teknik Pelajaran 2018/2019?
b. Triangulasi
Sumber 3. Bagaimana Faktor
Penghambat
3. Faktor a. Mengidentifik Pelaksanaan Kegiatan
Penghambat asi Faktor- Ekstrakurikuler
Faktor Hadrah dalam
Penghambat membentuk karakter
religius siswa di
MAN 01
Banyuwangi tahun
Pelajaran 2018/2019?

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
PEDOMAN PENELITIAN

A. Pedoman Observasi

1. Letak Geografis MAN 1 Banyuwangi

2. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah dalam Membentuk Karakter

Religius Siswa di MAN 1 Banyuwangi

3. Faktor Pendukung Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah dalam

Membentuk Karakter Religius Siswa di MAN 1 Banyuwangi

4. Faktor Penghambat Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah dalam

Membentuk Karakter Religius Siswa di MAN 1 Banyuwangi

B. Pedoman Dokumenter

1. Sejarah MAN 1 Banyuwangi

2. Profil MAN 1 Banyuwangi

3. Visi dan Misi MAN 1 Banyuwangi

4. Data siswa MAN 1 Banyuwangi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

hadrah

5. Struktur organisasi MAN 1 Banyuwangi

6. Struktur kepengurusan ekstrakurikuler hadrah MAN 1 Banyuwangi

7. Tugas pengurus ekstrakurikuler hadrah MAN 1 Banyuwangi

8. Program Kerja Ekstrakurikuler Hadrah MAN 1 Banyuwangi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


C. Pedoman Wawancara

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MAN 1

Banyuwangi?

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah dalam

membentuk karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi?

3. Bagaimana faktor pendukung pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hadrah

dalam membentuk karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi?

4. Bagaimana faktor penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

hadrah dalam membentuk karakter religius siswa di MAN 1 Banyuwangi?

5. Sejauh mana peran Pembina dan kepala sekolah dalam mendampingi

ekstrakurikuler hadrah di MAN 1 Banyuwangi?

6. Apa saja rencana kegiatan-kegiatan yang dilakukan ekstrakurikuler hadrah

di MAN 1 Banyuwangi?

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DOKUMENTASI

Kegiatan Ekstrakurikuler hadrah setiap minggu

Kegiatan Ekstrakurikuler hadrah bersama remaja masjid setiap 2 minggu


sekali

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Dokumentasi TU

Wawancara dengan pembina ekstrakurikuler Hadrah

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Wawancara dengan kepala sekolah

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
gilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
BIODATA PENULIS

Nama : Arif Rudianto

NIM : 084 141 124

Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan Agama


Islam

Tempat/Tangga Lahir : Semuli Jaya, 23 Juni 1996

Alamat : Dsn. Terusan Jaya RT 002 / RW 005

Ds. Semuli Jaya Kec. Abung Semuli Kab.


Lampung Utara

Riwayat Pendidikan

 2002 - 2008 SDN 03 Semuli Jaya


 2008 - 2011 SMPN 01 Abung Semuli
 2011 - 2014 MAN Pesanggaran
 2014 - Sekarang IAIN Jember

Pengalaman Organisasi

 OSIS SMPN 01 Abung Semuli


 Anggota Remus MAN Pesanggaran

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id

Anda mungkin juga menyukai