Anda di halaman 1dari 111

PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN


MENULIS AL-QUR’AN DI SDN 1 WIDOROPAYUNG
BESUKI SITUBONDO

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember


untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

CHAIRUL HASAN
NIM. 084 121 433

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JULI 2019

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


er.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
mber.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
MOTTO

              

         
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. Al-‘Alaq [96]: 1-5)1

1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2009), Cet. X, 597

iv

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah,


Kupersembahkan dengan bangga,
Karya kecil ini,
Teruntuk Ayahanda Hasanuddin dan Ibunda Juharyah selaku pendidik terbesar
dalam hidup yang tidak pernah jemu mendidik, mendoakan, dan menyayangiku
atas pengorbanan dan kesabaran menghantarkanku sampai saat ini.
Semua guru yang telah memberikan ilmu dan pemahamannya.
Seluruh sahabat-sahabati seperjuangan yang tak mungkin saya sebutkan satu
persatu.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan nikmat iman dan

Islam kepada kita sehinga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Sholawat

dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga,

sahabat, dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, arahan,

bimbingan, saran, dan fasilitas dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., MM selaku Rektor IAIN Jember yang

telah memberikan segala fasilitas yang membantu segala kelancaran atas

terselesaikannya skripsi ini.

2. Dr. Hj. Mukni'ah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Jember yang telah memberikan segala fasilitas yang

membantu kelancaran atas terselesaikannya skripsi ini.

3. Drs. D. Fajar Ahwa, M.Pd.I. selaku ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam IAIN Jember

4. Bapak Drs. Ainur Rafik, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang telah

mengarahkan dan membimbing dengan penuh kesabaran kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dan yang telah memberikan segala

fasilitas yang membantu kelancaran atas terselesaikannya skripsi ini.

vi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


5. Bapak Ali Liono selaku Kepala Sekolah SDN 1 Widoropayung Besuki

Situbondo beserta para guru dan karyawan Tata Usaha yang telah

memberikan perizinan untuk melaksanakan penelitian.

6. Ibu Nanik Fauziah serta para siswa-siswi SDN 1 Widoropayung yang telah

sudi untuk memberikan perannya selaku informan dalam penelitian ini.

7. Kepala perpustakaan IAIN Jember yang telah memfasilitasi wadah dan

sumber literature sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada teman-teman seperjuangan dan teman-teman sekontrakan yang

telah mensuport, membantu serta memotivasi sehingga terselesaikannya

skripsi ini.

Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka tercatat sebagai amal

shalih dan mendapatkan balasan yang sebaik mungkin dari Allah SWT.

Skripsi ini penulis suguhkan segenap pembaca, dengan harapan adanya

saran kritik yang bersifat membangun demi pengembangan dan perbaikan,

sertapengembangan lebih sempurna dalam kajian-kajian Pendidikan Agama Islam

pada umumnya. Semoga karya ini bermanfaat dan mendapatlan Ridho Allah.

Jember, 07 Februari 2019


Penulis

CHAIRUL HASAN MUBAROQ


NIM. 084 121 433

vii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


ABSTRAK

Chairul Hasan, 2018: “Pembelajaraan Baca Tulis Al-Qur’an dalam


meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an di SDN 1
Widoropayung Besuki Situbondo”

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) adalah pelajaran muatan lokal


yang mempelajari tentang bagaimana cara membaca dan menulis Al-Qur’an
sesuai kaidah baik dan benar yang diterapkan pada siswa kelas rendah yaitu siswa
kelas I sampai kelas VI pada sekolah dasar.
Berangkat dari pemikiran itu peneliti tertarik melakukan penelitian yang
berjudul “Pembelajaraan Baca Tulis Al-Qur’an dalam meningkatkan kemampuan
membaca dan menulis Al-Qur’an di SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo”
Fokus penelitian 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran Baca Tulis Al-
Qur’an dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an di
SDN I Widoropayung Besuki Situbondo? 2) Bagaimana pelaksanaan
pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dalam meningkatkan kemampuan membaca
dan menulis di SDN I Widoropayung Besuki Situbondo? 3) Bagaimana evaluasi
pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dalam meningkatkan kemampuan membaca
dan menulis di SDN I Widoropayung Besuki Situbondo?
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan di tuju
dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah-
masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. 1). Mendeskripsikan perencanaan
pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam meningkatkan kemampuan membaca
dan menulis Al-Qur’an di SDN I Widoropayung Besuki Situbondo 2).
Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an di SDN I
Widoropayung Besuki Situbondo. 3). Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran
Baca Tulis Al-Qur’an dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
Al-Qur’an di SDN I Widoropayung Besuki Situbondo.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
jenis field research. Penentuan subyek penelitian secara purposive. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu: observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data dengan model Miles and Huberman, dengan langkah-
langkah yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan
data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan tehnik.
Hasil penelitian: 1) Sebelum pembelajaran berlangsung guru terlebih
dahulu merancang silabus dan RPP sebagai perangkat pembelajaran baca tulis Al-
Qur’an. 2) Pembelajaran Baca tulis Al-Qur’an dilaksanakan satu kali (2x35 menit)
dalam seminggu pada masing-maing kelas dari kelas satu sampai kelas enam. 3).
Evaluasi pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di SDN 1 Widoropayung yaitu
dengan menggunakan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Dari pembelajaran
baca tulis baca tulis al-qur’an di SDN 1 Widoropayung siswa dapat membaca dan
menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar.

viii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR ISI

COVER

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................. iii

MOTTO ..................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ...................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 6

E. Definisi Istilah ................................................................... 7

F. Sistematika Pembahasan ................................................... 8

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu ......................................................... 10

B. Kajian Teori ...................................................................... 15

ix

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian........................................ 31

B. Lokasi Penelitian ............................................................... 32

C. Subyek Penelitian .............................................................. 32

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 33

E. Analisis Data ..................................................................... 36

F. Keabsahan Data ................................................................. 39

G. Tahapan-Tahapan Penelitian ............................................. 39

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Obyek Penelitian ............................................. 42

B. Penyajian Data dan Analisis.............................................. 47

C. Pembahasan Temuan ......................................................... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 82

B. Saran-Saran ......................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 85

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian ....................................... 14

Tabel. 4.1 Data Guru Pembimbing SDN 1 Widoropayung ....................... 45

Tabel 4.2 Data Siswa SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo ............. 46

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana SDN 1 Widoropayung Besuki

Situbondo ................................................................................. 47

Tabel 4.4 Pelaksanaan Jadwal Pembelajaran ........................................... 69

xi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR BAGAN

No. Keterangan Hal

Bagan 4.1 Struktur Organisasi SDN 1 Widoropayung Besuki

Situbondo ................................................................................. 44

xii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Pernyataan Keaslian Tulisan
2. Matrik Penelitian
3. Pedoman Penelitian
4. Surat Izin Penelitian
5. Jurnal Penelitian
6. Surat Selesai Penelitian
7. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
8. Dokumentasi
9. Biodata Penulis

xiii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah kalam Illahi yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW tertulis di dalam mushaf berdasarkan sumber-sumber

mutawatir dan bersifat pasti kebenaranya, dan yang dibaca oleh umat Islam

dalam rangka ibadah.1

Al-Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan. Oleh karena itu

hendaknya Al-Qur’an harus terus dibaca, dipahami, dan diteliti. Sesuai dengan

firman Allah yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW yaitu Al-

Qur’an surat Al-‘Alaq ayat 1-5 :

              

         
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5)2

Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman hidup manusia, Allah

menurunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara beransur-ansur dan sesuai

dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi tujuanya adalah agar mudah dipelajari,

dimegerti dan dihafal, bukan untuk mempersulit hidup manusia.

1
Subhi as-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Terj. dari MAabahits fi Ulumil-Qur’an oleh
Tim Pustaka Firdaus, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011), Cet. XI, h. 10
2
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2009), Cet. X, 597

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


2

Sejalan dengan aturan tersebut, maka Baca Tulis Al-Qur’an menjadi

muatan wajib kurikuum pendidikan dasar dan menengah, pemerintah

menyebutkan bahwa “satuan pendidikan dasar dan menengah harus

menempatkan kemampuan Baca Tulis Al-Qur’ansebagai salah satu

kompetensi yang akan dicapai peserta didik dalam Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam.” “Pemerintah juga memberikan peluang bagi sekolah, guru, dan

peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan

dengan masalah kurikulum, pembelajaran, dan lain sebagainya yang tumbuh

dari aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki.” 3

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan

pembelajaran serta pembinaan secara rutin merupakan kegiatan yang paling

pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak

bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai

peserta didik serta tingkat pembinaan yang dilakukan guru terhadap hasil dari

pembelajaran itu sendiri.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 4

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik, yang

berlangsung dalam suasana edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi

atau hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik itu merupakan
3
Depdiknas, Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SMP, (Jakarta: Direktoriat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Menengah, 2007), 73
4
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015), 2

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


3

syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Interaksi pada

peristiwa pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas, tidak hanya sekedar

hubungan antara guru dengan peserta didik, tetapi berupa interaksi edukatif.

Proses pembelajaran ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi

pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri peserta didik yang

sedang belajar.5 Dari proses pembelajaran tersebut guna menjamin hasil

belajar yang maksimal maka dibutuhkan pola pembinaan yang baik pula.

Menurut Mohammad Ali, sebagaimana dikutip oleh Ngainun Na’im

“ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan jika seorang guru ingin

melaksanakan proses pembelajaran sebagaimana yang diharapkan”. Pertama,

guru harus mempunyai pegangan asasi tentang mengajar dan dasar-dasar teori

belajar. Kedua, guru harus dapat mengembangkan sistem pengajaran. Ketiga,

guru harus mampu melakukan penilaian hasil belajar sebagai dasar umpan

balik bagi seluruh proses yang ditempuh.6 Dari ketiga hal tersebut pola

pembinaan dapat dimasukkan didalam pengembangan sistem pengajaran oleh

guru dalam pembelajaran.

Pola pembinaan pembelajaran ini juga bisa diterapkan dalam

pembelajaran, agar pembelajaran sesuai dengan yang diinginkan. Pembinaan

Pembelajaran harusnya pula tidak lepas dari stategi mengajar. Menurut Nana

Sudjana menjelaskan ada tiga tahapan pokok dalam strategi mengajar.

Pertama adalah tahapan mengajar, ada tiga tahapan dalam strategi mengajar

yakni tahap pemula (prainstruksional), tahap pengajaran (Instruksional) dan


5
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2006), 4
6
Ngainun Naim, dkk, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 2

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


4

tahap pengajaran atau tindak lanjut. kedua adalah penggunaan model atau

pendekatan mengajar, pendekatan yang digunakan dalah pendekatan yang

berorientasi pada guru (teacher centered) dan pendekatan yang berorientasi

pada siswa (student centered) ketiga penggunaan prinsip mengajar.7

Prinsip mengajar merupakan usaha guru dalam menciptakan dan

mengkondisikan situasi pembelajaran agar siswa melakukan kegiatan

pembelajaran secara optimal. Usaha tersebut dilakukan guru pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran, terutama pada saat proses pembelajaran

mulai menurun. Beberapa prinsip mengajar yang paling utama yang harus

digunakan guru antara lain, prinsip motivasi, kooperasi, kompetisi, korelasi,

integrasi, aplikasi dan transformasi, individualitas.8

SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo merupakan salah satu

lembaga pendidikan dasar yang menerapkan pembelajaran baca tulis Al-

Qur’an sebagai acuan untuk meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an.

Karena peserta didik dituntut dapat mempraktekkan baca tulis qur’an dengan

baik dan benar. Disamping itu, peserta didik mendapat pondasi dalam

menerapkan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an yang mana ke depannya

diharapkan mampu menjadi insan-insan yang unggul dalam segala bidang

ilmu.

SDN I Widoropayung ialah lembaga formal yang menerapkan mata

pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an, karena pada dasarnya dalam kurikulum tidak

diwajibkan bagi lembaga formal untuk menerapkan baca tulis Al-Qur’an.

7
Nana Sudjana, Dasar-dasar proses pembelajaran, (Bandung, Sinar Baru Algesindo, 2009), 147.
8
Nana Sudjana, Dasar-dasar proses pembelajaran, 160.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


5

Akan tetapi, siswa SDN I Widoropayung kurang antusias dalam mengikuti

pembelajaran baca tulis Al-Qur’an tersebut.

Berangkat dari pemikiran itu peneliti tertarik melakukan penelitian

yang berjudul “Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca dan Menulis di SDN I Widoropayung Besuki

Situbondo”.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam

meningkatkan kemampuan membaca dan menulis di SDN I Widoropayung

Besuki Situbondo?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam

meningkatkan kemampuan membaca dan menulis di SDN I Widoropayung

Besuki Situbondo?

3. Bagaimana evaluasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam

meningkatkan kemampuan membaca dan menulis di SDN I Widoropayung

Besuki Situbondo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan di tuju

dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada

masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.9

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

9
Tim Penyusun. Pedoman Karya Tulis Ilmiah. (Jember: IAIN Jember Press, 2016), 53

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


6

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dalam

meningkatkan kemampuan membaca dan menulis di SDN I

Widoropayung Besuki Situbondo.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dalam

meningkatkan kemampuan membaca dan menulis di SDN I

Widoropayung Besuki Situbondo.

3. Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dalam

meningkatkan kemampuan membaca dan menulis di SDN I

Widoropayung Besuki Situbondo.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang konstribusi-konstribusi apa yang

akan di berikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa

kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi

penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan.10

Begitu juga dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

manfaat baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis untuk semua pihak.

Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah wawasan tentang

khazanah keilmuan dan memberikan wawasan tentang bagaimana

pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dalam meningkatkan kemampuan

10
Pedoman Karya Tulis Ilmiyah IAIN Jember, 2016: 52)

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


7

membaca dan menulis Al-Qur’an di SDN widoropayung besuki

situbondo.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, yakni sebagai tambahan pengetahuan dalam dunia

pendidikan khususnya tentang pembelajaran baca tulis Al-Qur’an

dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an di

SDN widoropayung besuki situbondo.

b. Bagi Kepala SDN I Widoropayung, yakni sebagai sumbangan

pemikiran atau pengetahuan dan sebagai bahan masukan untuk

memecahkan permasalahan-permasalahan yang berkaitan

pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dalam meningkatkan kemampuan

membaca dan menulis Al-Qur’an di SDN widoropayung besuki

situbondo.

c. Bagi masyarakat perpustakaan IAIN Jember, dengan adanya

penelitian ini diharapkan menjadi tambahan refrensi bagi kepustakaan

FakultasTarbiyah dan Ilmu Keguruan dengan maksud memberikan

kontribusi dalam menambah wawasan pengetahuan.

E. Definisi Istilah

1. Pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an (Baca Tulis Al-Qur’an) adalah pelajaran

muatan lokal yang mempelajari tentang bagaimana cara membaca dan

menulis Al-Qur’an sesuai kaidah baik dan benar yang diterapkan pada

siswa kelas rendah yaitu siswa kelas I sampai kelas VI pada sekolah

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


8

dasar. Tujuan pembinaan ditekankan pada interaksi guru kepada siswa

secara langsung dengan beberapa metode yang ada. 11

2. Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an

Kemampuan adalah kemampuan atau kecakapan untuk melakukan

sesuatu dengan baik dan cermat dalam membaca.12

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa

kemampuan membaca Al-Qur’an adalah kecakapan yang dimiliki siswa

dalam membaca dengan baik dan benar berdasarkan tajwid untuk

memperoleh pesan dari Al-Qur’an.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan suatu hal yang sangat penting

dalam memberikan gambaran secara singkat tentang isi dan kerangka

penulisan skripsi yang akan mermberikan pemahaman dan kemudahan bagi

peneliti dan pembaca dalam mencermati isi skripsi. Sistematika pembahasan

tersebut, antara lain:

Bab Satu

Pendahuluan yang meliputi latar belakang, fokus penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika

pembahasan.

11
http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-pembelajaran-menurut-para-ahli, diakses 10
Juli 2017
12
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, (Jakarta : Balai Pustaka, cet. 4, 1993), 45.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


9

Bab Dua

Kajian Kepustakaan yang didalamnya meliputi penelitian terdahulu

dan kajian teori.

Bab Tiga

Metode Penelitian yang didalamnya meliputi pendekatan dan jenis

penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan

data, analisis data, keabsahan data dan tahapan tahapan penelitian.

Bab Empat

Penyajian Data dan Analisis yang membahas tentang laporan hasil

penelitian di lapangan yang diantaranya gambaran objek penelitian,

penyajian data dan analisis, dan pembahasan temuan..

Bab Lima

Penutup dari skripsi, dimana pada bab ini berisikan kesimpulan dan

saran.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Arruum Arinda tahun 2012 “Implementasi Bimbingan Baca

Tulis Al-Qur’an dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah

Tsanawiyah Negeri 1 Jember .13

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi

bimbingan baca tulis Al-Qur’an dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Jember. Penelitan ini telah dilaksanakan

pada bulan Agustus 2012 sampai bulan Oktober 2012. Bimbingan baca

tulis Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Jember dikemas

melalui kegiatan habitual curriculum dalam pembelajaran Al-Qur’an

Hadits.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi

kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Prosedur

pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Sementara pemeriksaan atau pengecekan keabsahan

datanya menggunakan derajat kepercayaan (credibility), kebergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability). Sedangkan teknik analisis

data melalui empat tahapan, yaitu pengumpulan data mentah, reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

13
Skripsi Arruum Arinda, “Implementasi Bimbingan Baca Tulis al-Qur’an dalam Pembelajaran
al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Jember. (Jember: IAIN Jember 2012)

10

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


11

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru dalam melakasanaan

bimbingan baca tulis Al-Qur’an dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Jember adalah cukup baik. Siswa antusias

dan senang dalam mengikuti bimbingan baca tulis Al-Qur’an. Hal ini

terlihat berdasarkan pengamatan atau observasi pada pelaksanaan

bimbingan baca tulis Al-Qur’an di kelas. Selain dari hasil observasi

peneliti juga melaksanakan wawancara kepada siswa dan guru. menurut

siswa peserta didik senang mengikuti bimbingan baca tulis Al-Qur’an,

dan pada saat ujian peserta didik mudah dalam mengingat materi

pembelajaran Al-Qur’an Hadits tentang menulis dan membaca teks ayat

atau Hadits. Guru Al-Qur’an Hadits memaparkan dengan dilaksanakanya

bimbingan baca tulis Al-Qur’an hasil belajar peserta didik meningkat, hal

ini dapat dilihat dari dokumen hasil belajar siswa, dan guru berharap

bimbingan baca tulis Al-Qur’an menjadi muatan kurikuler, sehingga

tersedia alokasi waktu yang memadai dan terciptanya pembelajaran yang

terstruktur baik dalam pelaksanaan maupun penilaian.

2. Fathur Rosi, tahun 2013, “Pengaruh Pembalajaran BTQ terhadap

prestasi belajar PAI (studi kasus SMA taman Sidoarjo)”14

Rumusan masalah yang dijadikan pokok masalah penelitian ini

adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan pendidikan baca tulis Al-Quran

diSMA taman sidoarjo? 2) bagaimana prestasi belajar pendidikan agama

islam siswa kelas X diSMAN taman Sidoarjo? .

14
Skripsi fathur Rasi, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA, “Pengaruh Pembalajaran
BTQ terhadap prestasi belajar PAI (studi kasus SMA taman Sidoarjo”(YOGYAKARTA: 2013)

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


12

Penelitian ini menggunakan penelitian Kuantitatif, dengan

mengunakan metode pengumpulan data berupa wawancara, dokumentasi

dan pustaka. Dengan menyebarkan angket kepada siswa.

Hasil penelitian ini penulis memberikan kesimpulan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara pembelajaran BTQ dengan prestasi

belajar siswa kelas X diSMAN 1 taman Sidoarjo.

3. Ahmad Zainudin, 2016 “Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran BTA (Baca

Tulis Al-Qur’an) di MTsN Jember 3,”15

Masalah dalam penelitian ini adalah: Berdasarkan pentingnya

mata pelajaran BTA dalam meningkatkan Baca Tulis Al Quran maka

perlu adanya Evaluasi pembelajran untuk mengetahui keefektifan

pembelajaran ini, oleh karena itu peneliti menginginkan untuk

mengetahui hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan yang dilakukan

meliputi perencanaan, pelaksanaan, serta hasil dan bagaimana umpan

balik yang diberikan.

Metodologi dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif.

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Jember 3, yang dilaksanakan pada

bulan Mei–Juli 2016. Subjek penelitian adalah guru. Informan penelitian

adalah kepala sekolah. Data penelitian diperoleh melalui observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengecek keabsahan data

menggunakan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan teknik

15
Ahmad Zainudin, “Pelaksanaan EvaluasI Pembelajaran BTA (BacaTulis Al-Qur’an) di MTsN
Jember 3”Jember: IAIN Jember 2016)

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


13

analisis yaitu reduksi data, model data (display data), dan

verifikasi/penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa evaluasi pembelajaran

mata pelajaran BTA pada siswa kelas VII di MTsN Jember 3 yaitu: (1)

Pada tahap perencanaan, evaluasi telah dirumuskan dengan matang. Hal

ini bisa dilihat pada program pembelajaran guru, baik pada program

semester (PROMES) dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran yang

secara rinci mencantumkan perencanaan waktu pelaksanaan evaluasi,

pembagian evaluasi berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, serta

metode, teknik dan jenis evaluasi yang akan digunakan. (2) Secara umum

pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran BTA di MTs N

Jember 3 bisa dinyatakan baik karena pelaksanannya sudah sesuai

dengan prinsip-prinsip evaluasi pendidikan, seperti: prinsip

berkesinambungan, menyeluruh dan objektif dan alat ukur yang

dipergunakan valid dan reliabel yakni dapat mengukur sesuai dengan apa

yang mau diukur dan hasil yang diperoleh dapat dipercaya. (3) Secara

umum hasil evaluas pembelajaran BTA menunjukkan baik karena hasil

akhir yang diperoleh peserta didik berada di atas batas minimal kelulusan

65%.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


14

Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian

Nama Peneliti dan


No PERSAMAAN PERBEDAAN
Judul Penelitain
1 Arruum Arinda 2012, Persamaan Perbedaan dengan
Implementasi peneletian penelitian yang
Bimbingan Baca Tulis terdahulu akan diteliti adalah
Al-Qur’an dalam dengan yang objek kajian di
Pembelajaran Al- akan dilakukan mata pelajarannya,
Qur’an Hadits di adalah sama bila penelitian
Madrasah mengunakan terdahulu mata
Tsanawiyah Negeri 1 metode pelajaran Al-
Jember diskriptif Qur’an Hadits
kualitatif. maka penelitian
yang diteliti pada
mata pelajaran
BTQ.
2 Fathur Rosi, tahun Persamaan Perbedaan dalam
2013, “Pengaruh dalam penelitian penelitian ini
Pembalajaran BTQ ini sama adalah metode
terhadap prestasi meneliti kuantitatif
belajar PAI (studi pengaruh sedangkan peneliti
kasus SMA taman metode BTQ yang akan
Sidoarjo dilakukan
mengunakan
metode kualitaitf.
3 Ahmad Zainudin, Persamaan Perbedaan dengan
2016 “Pelaksanaan dengan penelitian yang
EvaluasI penelitian yang akan diteliti adalah
Pembelajaran BTA akan dilakukan : objek kajian di
(BacaTulis Al- adalah sama- mata pelajarannya,
Qur’an) di MTsN sama bila penelitian
Jember 3 mengunakan terdahulu mata
metode diskrptif pelajaran Al-
kualitatif. Qur’an Hadits
maka penelitian
yang diteliti pada
mata pelajaran
BTQ.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


15

B. Kajian Teori

1. Kajian Teori Tentang Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

a. Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an

Pengertian baca tulis, baca berarti membaca yakni melihat

tulisan dan mengerti atau melisankan apa yang tertulis itu dan tulis

adalah membuat huruf (angka dan sebagainya dengan menggunakan

pena (pensil, kapur, dan sebagainya). Membaca dalam bahasa

Indonesia berasal dari kata dasar “baca” yang secara sederhana dapat

diartikan sebagai ucapan lafadz bahasa lisan menurut aturan-aturan

tertentu. 16

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata ‘’baca’’ sama

dengan kata ‘’eja’’ merupakan kata dasar dari membaca yang

memiliki pengertian melihat dan memahami isi dari pada yang tertulis

(dengan melisankan atau hanya dalam hati) atau pengertian lainnya

yaitu mengeja / melafalkan apa yang tertulis. Sedangkan kata “tulis”

merupakan kata dasar dari menulis mempunyai arti membuat huruf

(angka atau sebagainya) dengan menggunakan pena,pensil,kapur, dan

sebagainya. 17

Adapun pengertian dari Al-Qur’an adalah kalam Allah swt

yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi

Muhammad SAW yang ditulis dimushaf dan diriwayatkan dengan

16
Burhan Nurgiantoro: Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah Sebuah Pengantar
Teoritas dan Pelaksanaannya (Yogyakarta BEFC 2011) 63
17
Muhammad Zein : Metode bagi Pengajaran Agama, (Yogyakarta, Ak Group dan Indra Buana
1995), 239

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


16

mutawatir dan membacanya adalah ibadah. Mempelajari Al-Qur’an

berarti belajar membunyikan huruf-hurufnya dan menulisnya.

Tentunya tingkatan ini adalah tingkatan yang paling awal dan sangat

menentukan keberhasilan pembelajaran Al-Qur’an pada tingkatan

selanjutnya. Pada tingkatan lanjutan mungkin seseorang bisa

mempelajari Ulumul Qur’an dan tafsir Al-Qur’an. Namun untuk

menuju kepada tingkatan ini seseorang harus menempuh tingkatan

awal yaitu membaca dan menulis Al-Qur’an. 18

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran baca tulis Al-

Qur’an adalah suatu aktivitas pembelajaran yang memiliki tujuan agar

seseorang mampu dalam membaca dan menulis Al-Qur’an dimana

orang tersebut dapat melihat, membaca, melafalkan, serta memahami

dan juga membuat huruf-huruf dari tulisan-tulisan yang tertera dalam

kitab suci Al-Qur’an. Adapun tujuan dari pembinaan atau

pembelajaran baca tulis Al-Qur’an ini adalah agar dapat membaca

kata- kata dengan kalimat sederhana dengan lancar dan tertib serta

dapat menulis huruf dan lambang-lambang arab dengan rapi, lancar

dan benar. 19

b. Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

1) Perencanaan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Semua kegiatan membutuhkan apa yang di namakan

perencanaan. Karena dengan perencanaan dapat mengetahui


18
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di rumah, Sekolah dan Masyarakat. (Jakarta:
Gema Insani Pres 2005) 270.
19
Wahbah Az-Zuhaili , Tafsir Munir ,(Damsyik : Darul Fikri 2001) jilid 15, 47

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


17

tujuan kegiatan itu sendiri. Sehingga pelaksanaan kegiatan dapat

berjalan secara sistematis terarah.

Maka kegiatan perencanaan sebagai bagian dari suatu

sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan

penting. Pada bagian ini guru di harapkan dapat menarik minat

peserta didik atas materi pelajaran yang akan di sampaikan.20

Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang di

perlukan dalam rangka mencapai tujuan absah yang bernilai. Pada

umumnya perencanaan yang di buat merupakan antisipasi dan

pikiran tentang apa yang akan di lakukan dalam pembelajaran.

Sehingga tercipta situasi yang kondusif yang bisa mengantarkan

siswa mencapai tujuan yang di harapkan.21

Dalam devinisi lain perencanaan di artikan sebagai suatu

cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan berjalan dengan

baik, serta dengan berbagai langkah yang antisipatif guna

memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut

mencapai tujuan yang telah di tetapkan.22

Dari uraian di atas, maka seorang guru harus mempunyai

kemampuan dalam merencanakan program belajar seperti

kemampuan dalam merumuskan tujuan mengajar. Hal ini di

harapkan agar tercipta suasana yang efektif dan efisien.

20
Hamzah B. Uno, perencanaan pembelajaran, (jakarta : PT Bumi Aksara 2012), 3.
21
Harjanto, perencanaan pengajaran, (jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), 2
22
Hamzah B. Uno, perencanaan pembelajaran, (jakarta : PT Bumi Aksara 2012), 4

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


18

a) Merumuskan Tujuan umum

Tujuan umum merupakan komponen utama yang

terlebih dahulu haurs di rumuskan guru di dalam kegiatan

belajar mengajar. Perang tujuan sangat penting karena

menentukan arah proses belajar mengajar. Tujuan yang jelas

akan menberi petunjuk yang jelas pula terhadap apa yang akan

di capai.

Pemilihan dan permusan tujuan pada hakikatnya adalah

satu proses membuat keputusan berdasarkan informasi tentang

apa yang ingin di ketahui oleh siswa, apa yang mereka

butuhkan, bahkan pelajaran apa yang ingin di ajarkan dan

berbagai informasi penting lainnya.23

b) Merumuskan Tujuan Khusus

Tujuan khusus adalah tujuan yang di buat guru untuk

keperluan satu kali proses belajar mengajar. Dengan demikian

tujuan khusus adalah tujuan yang harus di capai siswa setelah

menerima materi pelajaran.24

2) Pelaksanaan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Pelaksanaan pembelajaran merupakan lagkah untuk

merealisasikan konsep pembelajaran dalam bentuk perbuatan.

Pelaksanaan pembelajaran meupakan satu rangkaian pembelajaran

23
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (jakarta: PT Rineka Cipta 2003), 68.
24
Nana Sudjana, Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar (bandung: Sinar Baru Al- Gensindo
2002), 63

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


19

yang dilakukan secara berkesinambungan, yang meliputi tahap

persiapan, penyajin, splikasi dan penilaian.

Pelaksanaan pembalajaran sudah selayaknya di sesuaikan

dengan program perencanaa yang telah di buat. Artinya

pelaksanaan pembelajaran itu merupakan tindaka lanjut dari

perencanaan yang bersifat operasional. Dalam proses

pembelajaran guru harus mampu memahami situasi dan kondisi

pada waktu itu sehingga guru di tuntut untuk pandai-pandai

memilih dan menggunakan metode pembelajaran secaraq tepat

serta mamapu menggunakannya denagan baik.

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa

Yunani “Metodos” kata ini terdiri dari dua suku kata: yaitu

“metha” yang berarti melalui atau melewati dan “Hodos” yang

berarti jalan atau cara. Metode berarti satu jalan yang di lalui

untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat di pahami bahwa metode

berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan

pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.25

Seperti yang telah diketahui bahwa proses pembelajaran

merupakan proses interaksi edukatif antara guru dan murid. Maka

seorang guru harus memberikan pengalaman yang bervariasi agar

peserta didik tidak mudah bosan dan jenuh. Oleh karenanya butuh

metode yang tepat. Penggunaan metode yang tepat akan turut

25
Armani, Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, ( Jakarta; Ciputat Press
2002), 40

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


20

menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran sehingga

dengan metode yang bervariasi peserta didik akan lebih mudah

untuk mencapai tujuan pembelajaran.26

Makin baik metode yang di gunakan maka semakin efektif

pula pencapaian tujuan pembelajaran. Adapun metode-metode

yang yang bisa di lakukan dalam proses pembelajaran adalah

sebagai berikut:

a) Metode Hafalan

Hafalan metode yang menitik beratkan pada daya

ingatan (memory type of learning),jadi metode hafalan

maksudnya menggunakan daya ingat yang tajam untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Jadi metode ini sangatlah

pas untuk pembelajaran baca tulis Al-Qur’an.27

b) Metode Ceramah

Ceramah merupakan metode yang paling umum di

gunakan dalam pembalajaran, pada metode ini guru

menyajikan materi melalui penuturan atau penjelasan lisan

secara langsung terhadap peserta didik akan pentingnya

kemampuan membaca Al-Qur’an agar guru tidak kesulitan

dalam membina peserta didik dalam proses belajar membaca

Al-Qur’an.

26
Mulyasa, menjadi guru profesional, (Bandung: PT. Remaja Roosdakarya 2005), 107
27
Mulyasa, menjadi guru profesional, (Bandung: PT. Remaja Roosdakarya 2005), 107

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


21

Meskipun metode ini lebih banyak menuntut keaktifan

guru dari pada peserta didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa

di tinggalkan begitu saja dalam kegiatan belajar mengajar.

Karena dengan metode ini siswa dapat mengerti ketika guru

menjelaskan.

c) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah metode pembelajaran yang

dalam penyajian bahan ajar atau materi pelajaran dalam bentuk

pertanayaan, yang tentunya memerlukan jawaban untuk

mencapai tujuan. Pertanyaan itu bisa muncul dari guru atau

sebaliknya, demikian halnya dengan jawaban yang muncul

bisa dari guru maupun peserta didik.

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa yang di

maksud metode tanya jawab adalah metode penyampaian

bahan ajar dengan cara bertanya. Dengan menggunakan

metode ini peserta didik bisa aktif dalam mengikuti

pembelajaran, karena peserta didik di rangsang untuk aktif dan

kreatif dalam berfikir dalam rangka menemukan jawaban yang

tepat dan Memuaskan atas pertanyaan.

3) Evaluasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

a) Pengertian Evaluasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Sebagai komponen kurikulum, sebagai rencana, dan

sebagai kegiatan, peran evaluasi sangat menentukan. Evaluasi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


22

bukan saja dapat membarikan informasi mengenai tingkat

pencapaian keberhasilan belajar siswa, tetapi juga dapat

memberikan informasi mengenai tingkat pencapaian

keberhasilan belajar siswa, tetapi juga dapat memberikan

informasi mengenai komponen kurikulum lainnya.

Artinya melalui kegiatan evaluasi, komponen-

komponen kurikulum lainnya dapat di kaji dan di ketahui

hubungannya dalam sistem kurikulum. Dalam pelaksanaan

pendidikan, banyak keputusan yang harus di buat oleh seorang

guru, antara lain yang menyangkut proses pembelajaran, hasil

pembelajaran, seleksi bimbingan dan sebagainya.28

Proses belajar mengajar merupakan suatau proses yang

bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan

kemampuan atau perilaku yang di harapkan dimiliki siswa

setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Untuk

mengetahui tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran

serta kualitas proses belajar mengajar yang telah di

laksanakan, maka perlu di lakukan suatu usaha, yakni evaluasi

atau penilaian hasil balajar siswa.

Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program

pendidikan mulai perencanaan suatu program substansi

pendidikan termasuk kurikulum dan penlaian (asesmen) serta

28
Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, ( Tangerang: Graha Ilmu 2012), 36

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


23

pelaksanaannya, pengandaan dan peningkatan kemampuan

peserta didik, manajemen pendidikan, dan reformasi

pendidikan secara keseluruhan. Evaluasi juga dapat di artikan

sebagai suatu proses penyediaan informasi yang dapat di

jadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan

jasa. Dari tujuan yang di capai, desain, implementasi dan

dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu

pertanggung jawaban dan peningkatan pemahaman terhadap

peserta didik.

b) Macam-macam evaluasi pembelajaran baca tulis Al-Qur’an

(1) Evaluasi Formati adalah evaluasi yang dilakukan ada

setiap akhir pembelajaran, dengan tujuan sejauh mana

siswa memahami pembelajaran tersebut.

(2) Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah

akhir semester sebagai acuan sejauh mana pembelajaran

dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis

Al-Qur’an.

2. Kajian Teori tentang Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Al-

Qur’an

a. Bentuk-bentuk Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an

Pendidikan di sekolah merupakan kesempatan yang sangat

baik untuk membina anak setelah lingkungan keluarga. Pendidikan

agama merupakan dasar bagi sikap-sikap dan jiwa agama pada anak.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


24

Apabila guru agama di sekolah mampu membina sikap positif siswa

terhadap agama dan berhasil dalam membentuk pribadi akhlak siswa

maka untuk mengembangkan sikap tersebut pada masa selanjutnya

akan lebih mudah, untuk itu perlu disusun suatu kurikulum PAI untuk

Sekolah Dasar yang sesuai dengan tingkat kejiwaan siswa untuk

mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

1) Meningkatkan kepercayaan anak kepada Al-Qur’an dan

menggairahkan membaca serta menghafalnya

2) Mampu membaca kitab sucinya dan dapat memahaminya.

3) Senang membaca Al-Qur’an setiap waktu

4) Hafal surat pendek antara lain : Al-Fatihah, An-Naas, Al-Falaq

dan Al-Ikhlas

Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang di turunkan kepada

baginda Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi pedoman hidup

semua umat manusia yang ada di muka bumi ini, guna menunjukkan

jalan kabaikan dan kebenaran. Di samping itu Al-Qur’an juga

merupakan ladang pahala yang yang akan di berikan Allah kepada

umatn yang membacanya, lebih-lebih membaca Al-Qur’an dengan

baik dan benar.

Dalam proses pembelajaran Al-Qur’an tujuan yang paling

nyata adalah meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an.

kemampuan membaca Al-Qur’an adalah kecakapan dalam melafalkan

bacaanbacaan Al-Qur’an dengan tartil atau dengan kaidah yang benar

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


25

sesuai dengan ilmu tajwid. Sesuai dengan firman Allah dalam surah

Al-Muzammil ayat 4:

      


Artinya : Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.29

Menurut ilmu tata bahasa arab tartil dalam ayat di atas adalah

tajwid, sedangkan tajwid sendiri menurut pendapat para ulama’ adalah

pengetahuan mengenai kaidah membaca Al-Qur’an dengan baik dan

benar. Lalu, yang di maksud dengan baik dan benar itu adalah

ketepatan malafalkan huruf yang lain, dapat melafalkan dengan tepat

huruf yang harus di perpanjang atau tidak, dan di desiskan atau tidak.

Jadi, tujuan ilmu tajwid adalah memperbaiki cara membaca Al-

Qur’an.30 Dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an

tersebut ada beberapa komponen yang terkandung di dalamnya.

1) Hukum Bacaan

Dalam tata cara membaca Al-Quran ada beberapa hukum

bacaan dalam membaca Al-Qur’an yang biasa di sebut dengan

ilmu tajwid. Hukum bacaan Al-Qur’an secara garis besar di bagi

menjadi dua antara lain:

a) Hukum bacaan nun sukun dan tanwin.

Adapun hukum nun sukun dan tanwin di bagi lima

yaitu: idhar halqi, ikhfa’ haqiqi, idghom bilaghunnah, idghom

bighunnah dan iqlab.

29
Al-Qur’an terjemah
30
Abdul Chaer, Al-Qur;an dan Ilmu Tajwid, (Jakarta: cipta , 2012), 11-12.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


26

b) Hukum bacaan mim sukun

Adapun hukum mim ada tiga yaitu: Ikhfa’ syafawi,

idhar syafawi dan idghom mimi.

2) Memahami Makna Al-Qur’an

Cara untuk memahami makna dengan mudah bagi anak

salah satunya adalah dengan menggunakan metode muraja’ah.

Murajaah adalah metode yang di lakukan dengan mengulang

ulang bacaan ayat yang belum di hafal dengan baik. Setiap

ayatnya di ulangi dan jumlah pengulangan tersebut di sesuaikan

dengan tingkat kesulitan. Kualitas murajaah juga di tentukan oleh

tingkat konsentrasi ketika murajaah. Agar peserta didik memiliki

hafalan mufrodat (kosa kata) yang cukup banyak, seorang guru

perlu memanajemen pengulangan tersendiri agar hafalan dapat

berjalan secar maksimal.31

Jadi agar dapat memudahkan peserta didik untuk memahai

makna Al-Quran kita dapat menggunakan metode murajaah. Yaitu

metode dengan cara mengulang-ulang bacaan agar peserta didik dapat

mengingat mufrodat (kosa kata) Al-Qur’an dengan mudah.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Baca Tulis Al-

Qur’an

Kemampuan baca tulis Al-Qur’an merupakan hasil dari sebuah

proses belajar. Sebagai suatu proses, tentu ada berbagai faktor yang

31
Bahirul Amali Hery, orang sibuk bisa menghafal Al-Qur’an, (yogyakarta: pro you 2014), 154.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


27

berpengaruh dan terlibat di dalamnya. Menurut Muhaimin, faktor

yang mempengaruhi pembelajaran baca tulis Al-Qur’an adalah :

1) Kondisi pembelajaran baca tulis Al-Qur’an, yaitu faktor-faktor

yang mempengaruhi penggunaan metode dalam meningkatkan

hasil pembelajaran baca tulis Al-Qur’an. Faktor kondisi ini

berinteraksi dengan pemilihan penetapan dan pengembangan

metode pembelajaran baca tulis Al-Qur’an.

2) Metode pembelajaran baca tulis Al-Qur’an yaitu sebagai cara

tertentu yang paling cocok untuk dapat digunakan dalam mencapai

hasil-hasil pembelajaran baca tulis Al-Qur’an yang berada dalam

kondisi pembelajaran tertentu.

3) Hasil pembelajaran agama Islam yaitu mencakup semua akibat

yang dapat dijadikan indicator tentang nilai dari penggunaan

metode pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dibawah kondisi

pembelajaran yang berbeda.32

Sedangkan Ngalim Purwanto membedakan faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar menjadi 2 golongan:

1) Faktor yang ada dalam diri orang itu sendiri yang disebut juga

dengan faktor individu meliputi: faktor kematangan, pertumbuhan,

kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi

2) Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor-faktor sosial

meliputi: faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan

32
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Rosda Karya, 2002), 92

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


28

cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam mengajar,

lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi social.33

Sedangkan menurut Muhibbin Syah, faktor yang

mempengaruhi kesulitan belajar dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1) Faktor intern siswa yaitu hal-hal atau keadaan yang muncul dari

dalam siswa sendiri yang meliputi gangguan atau

kekurangmapanan psiko-fisik siswa, antara lain :

a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain: seperti

rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi siswa

b) Yang bersifat afektif (ranah rasa) antara lain : seperti labilnya

emosi dan sikap

c) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa) antara lain : seperti

terganggunya alat indera penglihat dan pendengar (mata dan

telinga)

2) Faktor ekstern siswa, yaitu hal-hal atau keadaan- keadaan yang

datang dari luar diri siswa yang meliputi semua situasi dan kondisi

lingkungan sekitarnya yang tidak mendukung aktvitas belajar

siswa, antara lain :

a) Lingkungan keluarga

b) Lingkungan perkampungan/ masyarakat

c) Lingkungan sekolah34

33
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan , (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990), 106 - 107
34
Muhibbin Syah : Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Edisi Revisi 1995),
132

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


29

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Faktor Intern

a) Kondisi fisik, kesehatan jasmani

b) Kondisi psikis, meliputi : bakat, minat kecerdasan, motivasi

dan kecakapan atau kemampuan kognitif

2) Faktor Ekstern

a) Guru/ pengajar sebagai Pembina siswa

b) Sarana dan prasarana pembelajaran

c) Lingkungan sosial siswa di sekolah

d) Kurikulum sekolah

Baca tulis Al-Qur’an merupakan bagian dari Pembelajaran

Agama Islam di sekolah dasar yang perlu diajarkan dengan tujuan

agar anak dapat membaca dan menulis Al-Qur’an dengan benar dan

lancar. Sebagai sub mapel pendidikan agama Islam maka Baca Tulis

Al-Qur’an perlu diberikan dengan mengacu GBPP Baca Tulis Al-

Qur’an yang mengarah kepada tujuan pendidikan agama Islam yang

salah satunya anak lulus/ tamat SD/ MI dapat membaca dan menulis

huruf Al-Qur’an dengan baik dan benar.

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an berfungsi sebagai berikut:

1) Pengantar, yaitu mengantarkan siswa untuk dapat mempelajari Al-

Qur’an sebagai kitab suci umat Islam

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


30

2) Pengajaran, yaitu menyampaikan pengetahuan membaca dan

menulis Al-Qur’an pada siswa sehingga mempunyai kemampuan

dalam membaca menulis rangkaian dan menguasai huruf-huruf

Al-Qur’an.

3) Pengetahuan, yaitu bagian dari data pelajaran pendidikan agama

Islam yang dikembangkan dan dikemas secara khusus sehingga

akan menunjang keberhasilan. Salah satu tujuan PAI yaitu siswa

lulus/ tamat SD/ MI dapat membaca dan menulis huruf Al-Qur’an

dengan baik dan benar.

Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di sekolah dasar bertujuan

agar siswa memiliki ketrampilan membaca dan menulis huruf Al-

Qur’an. Ruang lingkup pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di SD

meliputi :

1) Membaca huruf Al-Qur’an

2) Menulis huruf Al-Qur’an

3) Merangkai huruf Al-Qur’an

4) Menguraikan huruf Al-Qur’an

5) Tanda baca Al-Qur’an

6) Tajwid. 35

35
Tim Pembina BIA Provinsi Jawa Timur, GBPP Baca Tulis Al-Qur’an Sekolah Dasar,
(Surabaya,: Depag 1999), 1 – 2

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian salah satu komponen penting dalam suatu penelitian.

Dengan menggukan metode penelitian yang tepat maka penelitian bisa dilakukan

dengan mudah lebih terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Metode

yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek

penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.36

Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam

mengumpulkan data penelitian dan dibandingkan dengan standar ukuran yang

telah ditentukan.37 Seorang peneliti yang akan melakukan proyek penelitian,

sebelumnya ia dituntut untuk mengetahui dan memahami metode serta sistematika

penelitian, jika peneliti tersebut hendak mengungkapkan kebenaran melalui suatu

kegiatan ilmiah. Adapun dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik atau

metode penelitian yang meliputi

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Guba penelitian kualitatif

36
Lexy J. Moeleong, Metodologi penelitian kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda karya,2010),6.
37
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Peraktek (Jakarta : Rinek Cipta,
2012), 126.

31

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


32

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.38

Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif ini karena

memudahkan peneliti dalam menggambarkan dan menyimpulkan serta

menganalisis sebuah data terlebih penggunaan pendekatan kualitatif ini sesuai

dengan sifat masalah yang diteliti yaitu mengungkap permasalahan terkait

dengan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dalam meningkatkan kemampuan

membaca dan menulis Al-Qur’an di SDN widoropayung besuki situbondo.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deksriptif karena peneliti ingin

mendeskripsikan tentang pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dalam

meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an di SDN

widoropayung besuki situbondo.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Widoropayung. Besuki

Situbondo. Peneliti memilih lokasi tersebut karena tingkat kemampuan baca

tulis Al-Qur’an di SD ini sangatlah tinggi, dan salah satu indikasinya adalah

dengan diterapkannya pembelajaran Pembelajaran BTQ yang sesaui dengan

kurikulum.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah termasuk subyek yang dituju untuk diteliti

oleh peneliti atau subyek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti.39

38
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan (Bandung: Refika
Aditama, 2012), 181.
39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta,
2002), 122.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


33

Dalam penentuan subyek penelitian, peneliti menggunakan tenik purposive

sampling yaitu memilih subyek dengan didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat

tertentu yang dipandang mempunyai keterkaitan yang erat dengan fokus dan

tujuan. 40

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Kepala Sekolah

2. Guru Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ)

3. Siswa

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam

metode penelitian ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan

digunakan, kecuali untuk penelitian eksploratif untuk menguji hipotesis yang

telah dirumuskan.41

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Observasi (Pengamatan)

Menurut Soemitro, observasi adalah pengamatan yang dilakukan

secara sengaja dan sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-

gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dengan demikian

observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara pengamatan baik langsung maupun tidak langsung terhadap

daerah atau lokasi penelitian.

40
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2009), 78.
41
Nazir. Metode Penelitian. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 174.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


34

Adapun data yang diperoleh dari metode observasi ini adalah:

a. Keadaan lokasi SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo.

b. Alamat lengkap SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

c. Pelaksanaan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di SDN 1

Widoropayung Besuki Situbondo

d. Sarana pendukung dalam kegiatan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an

SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

e. Data guru di SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

2. Metode Interview (Wawancara)

Metode wawancara kualitatif merupakan salah satu teknik untuk

mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode ini didasarkan

pada dua alasan. Pertama, dengan wawancara, peneliti dapat menggali

tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, akan tetapi

apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subyek penelitian. Kedua, apa

yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat

lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang dan juga

masa mendatang.42

Menurut Sardiman, apabila ditinjau dari pelaksanaannya, interview

dibedakan menjadi:43

a. Interview Bebas (Inguided Interview) dimana pewawancara bebas

menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data yang akan

dikumpulkan

42
Hamid, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2011), 68
43
Sardiman, Interaksi & Motivasi Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 156.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


35

b. Interview Terpimpin (Guieded Interview) yaitu interview yang

dilakukan pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan

lengkap dan terperinci yang dimaksud dalam interview terstruktur

c. Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan

interview terpimpin.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menggunakan interview

terpimpin untuk mengumpulkan data. Adapun data yang diperoleh dari

metode ini adalah :

a. Kepala Sekolah SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

1) Sejarah SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

2) Manajemen pengelolaan lembaga SDN 1 Widoropayung Besuki

Situbondo

3) Struktur lembaga SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

4) Peraturan lembaga SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

b. Guru baca tulis Al-Qur’an

1) Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di SDN 1 Widoropayung

Besuki Situbondo

2) Penyusunan RPP SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

3) Rujukan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di SDN 1

Widoropayung Besuki Situbondo

4) Kendala pembelajaran baca tulis Al-Qur’an.

5) Kemapuan siswa dalam menyerap pembelajan baca tulis Al-

Qur’an.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


36

c. Siswa

1) Mengerti tentang baca tulis Al-Qur’an?

2) Pembelajran baca tulis Al-Qur’an?

3) Durasi jam pembalajaran?

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan salah satu teknik penelitian yang

digunakan untuk mendapatkan gambar mengenai lingkungan yang terkait

dengan pelaku. Gambar juga diharapkan menjadi alat bagi informan untuk

mengekspresikan diri mereka, berbagi pengetahuan dan pengalaman

mengenai lingkungan mereka.44

Data yang diperoleh dari metode dokumentasi ini adalah:

a. Visi dan Misi lembaga

b. Kurikulum Pendidikan

c. Struktur Organisasi

d. Data siswa

e. Denah sekolah

f. Kondisi fisik sarana dan prasarana

g. Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di SDN Widoropayung Situbondo

h. Data-data lain yang digunakan

E. Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data

dan mengambil kesimpulan yang terkumpul. Kesemuanya adalah untuk

44
Hamid, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2011), 74

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


37

menyimpulkan data secara teratur dan rapi.Dalam pengolahan data ini penulis

menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode yang digunakan

terhadap suatu data yang telah dikumpulkan, kemudian diklasifikasikan,

disusun, dijelaskan yankni digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang

digunakan untuk memperoleh kesimpulan.45

Analisa data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum memasuki

lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. Analisa data

menjadi pegangan bagi peneliti selanjutnya. Analisa data difokuskan selama

proses dilapangan bersama dengan pengumpulan data. Analisa data terdiri dari

tiga jalur, Yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data yaitu data yang diperoleh dari lapangan dengan

jumlah yang relatif banyak dan komplek, sehingga memerlukan klarifikasi

dari beberapa penemuan data yang telah didapat dilapangan.46

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian

data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubngan antara katagori, pecatatan dan

sejenisnya. Dengan adanya penyajian data maka akan diperoleh

kemudahan dalam memahaman serta dapat merencanakan langkar kerja

selannya.

45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek),208.
46
Sugiono, Metodologi Penelitian Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabert, 2010),247.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


38

3. Penarikan kesimpulan

Menurut suginono kesimpulan dalam penelitian kulaitatif

merupakan penemuan baru yang sebelumnya belum ada.47 Dalam

aplikasinya, temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek

penelitian yang sebelumnya masih semu dan abstark.maka setela dilukan

penelitian menjadi transparan.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang mengandung tahap

pengumpulan data berikutnya. Oleh karna itu, peneliti perlu meninjau

kembali objek penelitian guna menguji keabenaramya, kekokohan dan

kecocokan yang selanjutnya penelti akan mengembangka hasil penelitian

ini dengan berbagai metode dan kesempatan dari pihak yang bersangkutan.

Penelitian ini peneliti menggunakan analisa data Deskriptif.

Penelitian Deskriptif merupakan penelitian non hipotesis, sehingga dalam

langkah penelitiannya tidak perlu dirumuskan hipotesis. Data yang

dikumpulkan pada penelitian ini adalah berupa kata-kata, gambar, dan

bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode

kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi

kunci terhadap apa yang sedang diteliti.48 Dengan demikian, laporan

peneliti akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran

penyajian laporan tersebut.

47
Sugiono, Metodologi Penelitian Kualitatif dan R&D,253.
48
Moleong, Lexi. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) 11.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


39

F. Keabsahan Data

Uji keabsahan data (validitas) merupakan derajad ketepatan antara data

yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh

peneliti.49 Dalam penelitian ini pengujian keabsahan data menggunakan teknik

triangulasi. Triangulasi ini digunakan sebagai upaya verifikasi atas data yang

telah ditemukan.

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

triangulasi sumber dan metode. Adapun yang dimaksud dengan triangulasi

sumber yaitu untuk menguji kredibitas data dilakukan dengan cara mengecek

data yang diperoleh dari beberapa sumber.50 Sedangkan yang dimaksud

dengan triangulasi metode yaitu pengujian data dengan jalan membandingkan

data penelitian yang dilakukan dengan beberapa metode yang berbeda tentang

data yang semacam.51

G. Tahapan-Tahapan Penelitian

Sebagai salah satu proses ilmu, maka kegiatan penelitian merupakan

titik yang sangat menentukan dalam pengembangan disiplin ilmu. Laporan

penelitian merupakan salah satu karya ilmiah dari proses yang panjang untuk

menemukan fakta-fakta dilapangan.

Tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan dijabarkan

sebagai berikut :

49
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif(Bandung: Alfabeta, 2014), 117.
50
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,127.
51
Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif295.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


40

1. Tahap Persiapan Penelitian

a. Menyusun Rencana Penelitian, merupakan tahap awal yang dilakukan

sebelum penelitian dilaksanakan.

b. Memilih Lapangan Penelitian, cara yang ditempuh adalah dengan jalan

mempertimbangkan teori subtantif dan dengan mempelajari dan

memahami fokus serta rumusan masalah.

c. Mengurus Administratif Penelitian, pertama-tama yang perlu diketahui

oleh peneliti ialah siapa saja yang berwenang memberikan izin bagi

pelaksanaan penelitian

d. Memilih / Menentukan Informan, dalam hal ini informan adalah orang

yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan

kondisi latar belakang penelitian.

e. Menyiapkan Segala Pelengkapan Kebutuhan Penelitian, yang

terpenting pada tahap ini adalah sejauh mana peneliti sudah

menyiapkan segala alat dan perlengkapan penelitian yang diperlukan

sebelum ia terjun kedalam kancah penelitian

2. Tahap Pelaksanan Penelitian

a. Memahami Latar Belakang Penelitian

b. Memasuki Tempat Penelitian

c. Menggali Data

d. Penyempurnaan Data yang Masih Kurang Lengkap

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


41

3. Tahap Pasca Penelitian

a. Menyajikan Data

b. Validitas Data

c. Revisi Data yang Belum Tepat / Benar.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Obyek Penelitian

1. Profil SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo52

Nama Madrasah : SDN 1 Widoropayung

Alamat

a. Kelurahan : Widoropayung

b. Kecamatan : Besuki

c. Kota : Situbondo

Nama Kepala Sekolah : Ali Liono, S.Pd., M.Pd

Jenjang Akreditasi :A

Status Tanah : Negara

a. Surat Kepemilikan Tanah : Negara

b. Luas Tanah : 470 m2

Data Siswa : 129 siswa

2. Visi Dan Misi SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

a. Visi

Terbaik dalam prestasi Unggul dalam IPTEK yang berdasarkan

IMTAQ dan berbudi pekerti luhur

52
Dokumentasi, SDN 1 Widoropyung, 09 September 2017.

42

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


43

b. Misi

1) Melaksanakan KBM secara PAKEM.

2) Menumbuhkan semangat keunggulan secara efektif dan efisien.

3) Memberikan motivasi kepada siswa untuk mengembangkan

potensi yang ada pada dirinya.

4) Menumbuhkan kebiasaan melaksanakan ibadah. 53

3. Letak Geografis SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo terletak di desa

widoropayung dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah utara dusun sekolahan

b. Sebelah timur kampung krajan

c. Sebelah barat desa sumberjo

d. Sebelah selatan pondok pesantren ainul yaqin

Sebagaimana peneliti amati letak geografis SDN 1 Widoropayung

Besuki Situbondo memiliki letak yang baik karena di samping SDN I

Widoropayung tersebut memiliki banyak masyarakat.

4. Struktur Organisasi SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

Struktur organisasi merupakan salah satu faktor yang harus dimilki

oleh setiap lembaga pendidikan. Hal ini dimaksudkan untuk memperlancar

program-program yang ada di SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo.

Adapun struktur organisasi SDN 1 Widoropayung Besuki

Situbondo dapat dilihat dalam tabel yang ada di bawah ini.54


53
Dokumentasi, SDN 1 Widoropyung, 09 September 2017.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


44

Bagan 4.1
Struktur Organisasi SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

Kepala Sekolah Ketua Komite


ALI LIONO, S.Pd,M.Pd MOKH. IRAWADI

Perpustakaan Tata Usaha


ZULFA HERY
CAHYONO,A.Ma
JABATAN

Guru kelas 1 Guru kelas 2 Guru kelas 3 Guru kelas 4 Guru kelas 5 Guru kelas 6
AIDA AHMAD. T,SPd ARYONO,S.Pd AHMAD
FARAMITA,S.Pd.SD SANHAJI,S.Pd HAFIFA ,S.Pd PURWANDI

Guru B.Madura 1-III Guru Bhs.Inggris Guru B.Daerah IV-VI Guru Penjas Guru Agama & BTQ
NURIN AINI ,S.Pd.SD SITI NADZIROH ,S.Pd ALI LINO,S.Pd,MPd Hery Cahyono,A.Ma Nanik Fauziah,S.Ag

Guru Peng.Diri PENJAGA SD


Guru BP / BK UKS
1. HERY CAHYONO 1.BADRIYATUL R
2.SITI RUKAYAH.
ZULFA BASRI
2. AHMAD TABRONI BADRIYATUL R

SISWA - SISWI

54
Dokumentasi, SDN 1 Widoropayung, 09 September 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


45

a. Data Guru Pembimbing

Guru pembimbing di SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

adalah guru yang membimbing para siswa. Adapun data guru

pembimbing di SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo bisa dilihat

pada tabel sebagai berikut :55

Tabel. 4.1
Data Guru Pembimbing SDN 1 Widoropayung

STATUS
NO NAMA L/P IJASAH
KEPEGEWAIAN

ALI LIONO,S.Pd.M.Pd
1 L S2 PNS
NIP. 19671020 199109 1 001
AHMAD PURWANDI,A.Ma
2 L D.II NON PNS/ GTT
NUPTK . 9757765667200002
NUR ANY SAFITRI ,S.Pd.Gr.
3 P S1 CPNS
NIP. 19900806 201708 2 001
IRMA KURNIA SARI ,S.Pd,
4 L S1 CPNS
NIP. 19870618 201708 2 001
SANHAJI,SPd
5 L S.1 PNS
NIP. 19660101 199202 1 006
ARYONO,S.Pd
6 L S1 PNS
NIP. 19590313 198112 1 003
HAFIFA,S.Pd
7 P S.1 PNS
NIP. 19670904 200604 2 010
NANIK FAUZIAH ,S.Ag
8 P S1 PNS
NIP. 19761211 200604 2 018
DJIHADULLAH ,S.Pd.Gr
9 L S.1 CPNS
NIP. 19890504 201708 1 001
HERY CAHYONO,S.Pd
10 L S1 NON PNS / GTT
NUPTK .7354762663200003
SITI NADZIROH,S.Pd,I
11 P S1 NON PNS / GTT
NUPTK . 9846760661300072
AIDA FARAMITA,S.Pd.SD
12 P S1 NON PNS / GTT
NUPTK . 4355764665300033

55
Dokumentasi, SDN 1 Widoropayung, 09 September 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


46

NURIN AINI,S.Pd.SD
13 P S1 NON PNS / GTT
NUPTK. 7237754655300053
ZULFA ,S.Pd
14 P S1 NON PNS / GTT
PEG. ID . 20523003191002
AHMAD TABRONI,S.Pd
15 L S1 NON PNS / GTT
NUPTK. 7441767668110013
SITI RUKAYAH,S.Pd P S1 NON PNS / GTT
16
PEG ID. 20523003191003
SEHATI AYU PRATIWI,S.Pd P S.1 NON PNS / GTT
17
PEG.ID. 20523003194001
MOCHAMMAD AGUS SALIM
18 L S1 NON PNS / GTT
,S.Pd.I
BASRI
19 L SMP NON PNS / GTT
NUPTK. 7953750651200002

b. Data Siswa SDN 1 Widoropayung

Keadaan SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo jumlahnya

saat penelitian dilakukan sebanyak orang. Perinciannya dapat dilihat

pada tabel berikut56 :

Tabel 4.2
Data Siswa SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

BANYAKNYA PESERTA DIDIK


JUMLAH
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI
..1.. Kelas ..1.. Kelas ..1.. Kelas ..1.. Kelas ..1.. Kelas ..1.. Kelas ..6.. Kelas
L P JML. L P JML. L P JML. L P JML. L P JML. L P JML. L P JML.
7 12 19 14 14 28 10 8 18 13 11 24 10 13 23 8 9 17 62 67 129

56
Dokumentasi, SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo, 9 September 2017.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


47

c. Sarana dan Prasarana

SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo sebagai berikut57 :

Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

No Nama Jumlah Kebutuhan Kurang


1 Mushalla 1 1 -
2 Ruang Guru 1 1 -

3 Kamar kecil siswa 2 2 -

4 Ruang Kepala Sekolah 1 1 -

5 Ruang Perpustakaan 1 1 -

B. Penyajian Data dan Analisis

Setelah mengalami proses perolehan data dengan berbagai metode

yang digunakan, mulai dari data yang umum hingga yang ke spesifik.

Selanjutnya data-data tersebut akan dianalisis secara tajam dan kritis, dengan

harapan dapat memperoleh data yang akurat. Secara berurutan akan disajikan

data-data akan mengacu kepada fokus penelitian. Data yang akan digali

tentang “Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dalam meningkatkan

kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an di SDN I Widoropayung

Besuki Situbondo”

Sesuai dengan fokus penelitian di awal, maka data-data yang telah

diperoleh dari lapangan disajikan sebagai berikut:

57
Dokumentasi, SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo, 9 September 2017.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


48

1. Perencanaan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam

Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur’an di

SDN Widoropayung Besuki Situbondo

Peningkatan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an

merupakan fokus utama dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an. Dalam

setiap pembelajaran baca tulis Al-Qur’an terdapat perencanaan yang

dibuat secara matang dan terintegrasi, hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran tersebut sistematis dan terarah guna tercapai tujuan yang

diinginkan.

Perencanaan adalah usaha awal untuk mencapai suatu tujuan yang

di inginkan agar dapat terlaksana secara efrektif dan efisien. Semua

kegiatan akan berjalan dengan lancar apabila di susun dengan baik dan

benar. Semua itu masuk di dalam kategori perencanaan. Begitu juga

dengan kegiatan belajar mengajar. Tanpa di awali dengan perencanaan

maka kegiatan tersebut tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.

Mengingat pentingnya suatu perencanaan Maka kegiatan perencanaan

sebagai bagian dari suatu system pembelajaran secara keseluruhan yang

memegang peranan penting.

Sebagai perencanaan pembelajaran guru diharapkan mampu

merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. untuk itu guru

harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar

sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajar mengajar.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


49

Dalam perencanaan pembelajaran tentunya terdapat Prota, Promes,

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dengan adanya

Prota, Promes, silabus dan RPP maka pelajaran yang akan disampaikan

kepada siswa telah sesuai dengan target pencapaian. Dalam proses belajar

mengajar inilah tentunya sudah ada aturan-aturan yang harus dilakukan

atau dipersiapkan terlebih dahulu oleh seorang guru, seperti halnya

program tahunan dan program semester yang harus dibuat terlebih dahulu

sebelum mata pelajaran berlangsung. Karena prota dan promes merupakan

acuan untuk rencana kedepan apa yang akan dilakukan oleh guru. Lebih

lanjutnya kepala sekolah menyampaikan bahwa:

“Dalam Mata Pelajaran baca tulis Al-Qur’an yang ada di SDN 1


Widoropayung ini terdapat Prota dan Promes, tapi untuk semua itu
biasanya guru mata pelajaran masing-masing yang membuatnya,
karena yang bersangkutan langsung dalam proses belajar mengajar
di dalam kelas yaitu guru mata pelajaran. jadi saya sebagai kepala
sekolah hanya memantau dan memastikan saja bahwa semua itu
berjalan sesuai aturan yang ada.” 58

Lebih lanjut Guru Mata pelajaran baca tulis Al-Qur’an

Menambahkan bahwa:

“Memang untuk semua guru membuat program tahunan dan


program semester mas, karena disitu kita dapat mengetahui berapa
alokasi waktu yang kita perlukan, agar dalam proses pembelajaran
target yang diharapkan oleh guru dapat terlaksana dengan
baik.disitu kan kita dapat mengalokasikan waktu agar supaya
alokasi waktu yang diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang
ada dalam kurikulum seluruhnya dapat tercapai biasanya sebelum
mulai mata pelajaran atau awal kita liburan semester semua guru
harus sudah mempersiapkan prota dan promes ini, sehingga setelah
sekolah dimulai maka guru dapat mengaplikasikannya langsung.”59

58
Ali Liono, Wawancara, 12 November 2017.
59
Nanik Fauziah, Wawancara, 12 November 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


50

Jadi, sebelum memulai proses pembelajaran guru di SDN 1

Widoropayung telah mempersiapakan prota dan promes terlebih dulu,

karena prota dan promes disini sebagai acuan dalam melaksanakan

pembelajaran selanjutnya, terutama dalam menentukan alokasi waktu yang

diperlukan. Untuk selanjutnya setelah pembuatan prota dan promes guru

tentunya telah mempersiapkan silabus, untuk silabus mata pelajaran baca

tulis Al-Qur’an yang ada di SDN 1 Widoropayung.

Adapun perencanaan peningkatan kemampuan membaca dan

menulis Al-Qur’an di SDN 1 Widoropayung dapat dikaji dari beberapa

hasil wawancara dengan kepala sekolah SDN 1 Widoropayung berikut :

“Munculnya kegiatan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an ini dilatar


belakangi dari pihak sekolah melihat bahwasannya di SDN 1
Widoropayung masih banyak anak-anak yang baca Al Qur’anya
belum baik, belum lancar, dan belum fasih. Sehingga sampai kelas
enam pun masih banyak ditemukan anak-anak yang belum bisa
membaca Al-Qur’an secara baik dan benar. Sehingga hal ini
menjadi perhatian khusus bagi SDN 1 Widoropayung, sebab itu
dari pihak SDN 1 Widoropayung mengadakan pembelajaran baca
tulis Al-Qur’an dengan tujuan agar peserta didik dapat membaca
dan menulis ayat dan surat Al-Qur’an dengan baik dan benar.” 60

Sebagai perencanaan pembelajaran guru di harapkan mampu

merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif . untuk itu guru

harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar

sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajar mengajar.

Lebih lanjut beliau Beliau mengatakan :

“Dengan perencanaan pembelajaran guru diharapkan mampu


merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Seorang
guru harus betul-betul professional dalam mempersiapkan materi,

60
Ali Liono, Wawancara, 12 November 2017.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


51

memilih media dan menentukan metode penyampaian. Seorang


guru di harapkan untuk memiliki pengetahuan yang cukup baik
dari segi materi untuk bias mengajar dalam merencanakan
pengajaran. Adapun perencanaan pembelajaran di SDN 1
Widoropayung adalah merumuskan tujuan umum dan tujuan
khusus.” 61

Berangkat dari pernyataan tersebut akhirnya kegiatan pembelajaran

baca tulis Al-Qur’an di SDN 1 Widoropayung dibuka dan untuk

menjadikan kegiatan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an menjadi kondusif

dan berjalan secara efektif dan efisien dilaksanakanlah proses manajemen

pembelajaran meliputi perencanaan, palaksanaan dan evaluasi. Menurut

Kepala SDN 1 Widoropayung mengatakan bahwa :

“Perencanaan dalam kegiatan belajar merupakan salah satu unsur


yang terpenting dalam penyelenggaraan pembelajaran dalam dunia
pendidikan baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan non
formal. Karena perencanaan pembelajaran merupakan rencana
yang logis yang disesuaikan oleh Guru dengan keadaan sekitar,
baik keadaan peserta didiknya maupaun fasilitas yang ada.” 62

Dari pernyataan tersebut tersirat bahwa perencanaan ini dilakukan

agar tujuan beberapa dari kompetensi kegiatan yang harus dikuasai oleh

peserta didik menjadi jelas apa yang akan menjadi targetnya. Dari tujuan

yang jelas akan mempermudah bagi Guru dalam menentukan langkah-

langkah apa yang akan dikerjakan mulai dari pendekatan ataupun

pemilihan metode dalam membina kegiatan, sumber kegiatan, media

kegiatan, dan juga pengalokasian waktu kegiatan pembelajaran.

61
Ali Liono, Wawancara, 12 November 2017.
62
Ali Liono, Wawancara, 12 November 2017.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


52

Dalam kaitannya dengan perencanaan dalam pembelajaran baca

tulis Al-Qur’an di SDN 1 Widoropayung dijelaskan oleh Guru baca tulis

Al-Qur’an SDN 1 Widoropayung yang mengatakan bahwa :

“Sebuah perencanaan merupakan acuan dalam mencapai tujuan


sesuatu, maka dari itu pembelajaran baca tulis Al-Qur’an ini harus
memiliki perencanaan yang jelas dan terarah. Tujuan utama (goals)
adalah agar peserta didik dapat membaca dan menulis ayat-ayat
Al-Qur’an dengan baik dan benar. Sedangkan dari tujuan objektif
dengan adanya pembelajaran baca tulis Al-Qur’an diantaranya
peserta didi dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil secara baik,
mengetahui kaidah ilmu tajwid.”.63

Dari kedua tujuan inilah dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dapat berjalan dengan lancar dan

terarah yang dijadikan landasan agar pembelajaran baca tulis Al-Qur’an

dapat dilaksanakan dan berproses dengan baik sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan.

Adapun proses dan bentuk penyusunan acuan kegiatan

pembelajaran baca tulis Al-Qur’an masih disusun secara sederhana dan

belum terdokumentasi secara rapi dalam sebuah buku pedoman atau

acuan. Dalam menentukan materi kegiatan pembelajaran baca tulis Al-

Qur’an diambil langsung dari Al-Qur’an terjemah secara langsung.64

Berkaitan dengan perencanaan yang dilakukan oleh guru SDN 1

Widoropayung menurut salah satu siswa SDN 1 Widoropayung

mengatakan bahwa :

“Saya sangat terbantu dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an


ini, karena ibu guru menjelaskan materi-materi apa yang harus saya

63
Nanik Fauziah, Wawancara, 12 November 2017
64
Observasi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


53

kuasai sebelum memulai pembelajaran, karena dengan demikian


saya bisa focus dalam pembelajaran yang diajarkan oleh ibu
guru.”65

Selain pernyataan siswa tersebut, juga didukung oleh siswa yang

lain yang mengatakan bahwa :

“Mulai dari kelas satu saya sudah diperkenalkan dengan


pembelajaran baca tulis Al-Qur’an, yang mana pembelajaran
tersebut disesuaikan dengan kemampuan kami dan dengan
ketelatenan dari guru-guru di sini, setelah menginjak kelas 4, kami
diajarkan untuk menghafal ayat-ayat pendek dan sesekali dilatih
untuk menulis kembali.” 66

Sedangkan dalam penetapan program kegiatan baca tulis Al-

Qur’an, yaitu mengatur berjalannya proses pembelajaran dari awal mulai

pembelajaran sampai dengan akhir program pembelajaran. Guru

menetapkan strategi, metode, sumber belajar dan peralatan yang

dipergunakan dalam memperlancar proses kegiatan pembelajaran.67

Menurut Guru baca tulis Al-Qur’an SDN 1 Widoropayung bahwa :

“Metode ini dipilih karena mempunyai keunggulan tersendiri yaitu


bisa memberikan semangat bersama-sama dalam semangat
membaca bersama. Selain metode membaca juga diajarkan metode
menulis dengan baik yaitu dengan cara meminta peserta didik
untuk mengamati sebuah surat dari surat-surat pendek dengan
diberikan batas waktu, kemudian setelah mengamati Guru meminta
menuliskan kembali surat-surat yang telah diamati tanpa melihat
bentuk-bentuk tulisan Al-Qur’an yang telah diamati. Selain kedua
metode tersebut Guru juga mengajarkan taj’wid mulai dari huruf
nun sukun sampai dengan bacaan mad.” 68

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran baca

tulis Al-Qur’an berlangsung di SDN 1 Widoropayung, memang untuk

65
Ma’rifatul Hasanah, Wawancara, 19 November 2017
66
Zainal Mustofa, Wawancara, 19 November 2017
67
Dokumentasi
68
Nanik Fauziah, Wawancara, 12 November 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


54

prota, promes dan silabus telah tersedia dan untuk proses belajar mengajar

dikelas guru memang menggunakan RPP sebagai acuan untuk mencapai

pembelajaran yang diinginkan, sehingga proses pembelajaran berjalan

dengan prosedural dengan mengacu pada RPP dan apa yang diharapakan

guru telah tercapai dalam setiap proses pembelajaran, memang guru tidak

menunjukkan lagsung RPP yang sudah tersedia tetapi guru telah siap

untuk mengajarkan materi yang telah ditetapkan dan dirancang

sebelumnya sebelum proses pembelajaran berlangsung yaitu dengan

merancang prota, promes, silabus serta RPP terlebih dahulu.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam

Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur’an di

SDN I Widoropayung Besuki Situbondo

Membahas tentang pelaksanaan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an

yang ada di SDN 1 Widoropayung, mengingat bahwa pelaksanaan ini

sangat penting dan yang paling utama dalam proses pembelajaran, jadi

untuk mengetahui lebih lanjut tentang pelaksanaan pembelajaran baca tulis

Al-Qur’an yang ada di SDN 1 Widoropayung telah di paparkan oleh

kepala sekolah bahwa:

“Materi yang di ajarkan dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an


ini tidak jauh dari hal-hal yang harus diketahui mengenai Al-
Qur’an. Seperti tajwid, panjang pendek bunyi huruf Al-Qur’an dan
tentunya untuk pengenalan awal tentang huruf-huruf hijaiyyah.
Meski disini merupakan sekolah dasar bukan TPQ namun ketika
pengenalan atau pembelajaran awal tentang Al-Quran ini, ketika
masuk kelas satu kan tidak semua siswanya langsung mengetahui
atau paham tentang huruf hijaiyyah, jadi disini kita mengajarkan
tentang dasar-dasar Al-Qur’an terlebih dulu kepada mereka, seperti
harus faham terlebih dahulu mengenai huruf hijaiyyah dan tanda

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


55

bacanya serta cara membacanya. Itulah kiranya usaha sekolah


untuk mengembangkan baca Al-Qur’an peserta didik”.69

Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan, materi pelajaran

baca tulis Al-Qur’an yang diajarkan oleh guru di SDN 1 Widoropayung

yaitu tidak jauh berbeda dengan materi pembelajaran Al-Qur’an yang

diajarkan di TPQ, hanya saja ada beberapa perbedaan dengan cara

penyampaiannya seperti buku panduan yang digunakan, seperti halnya

yang disampaikan oleh guru agama bahwa:

“Untuk materi tajwid disni kita tidak menggunakan kitab seperti


halnya di TPQ kami tidak menggunakan kitab atau buku Qiro’ati
ataupun Tilawati yang pada umumnya dipakai atau digunakan di
lembaga-lembaga membaca dan menulis Al-Qur’an atau lebih
jelasnya TPA/TPQ. Tapi kami menggunakan buku panduan tajwid
dan buku tentang makhorijul huruf atau cara membaca Al-Qur’an
yang baik dan benar yang sudah tersedia di lembaga. Karena tujuan
kami tidak lain hanya agar pembelajaran Al-Qur’an yang ada di
SDN 1 Widoropayung ini berjalan dengan lancar sekalipun disini
materi yang diajarkan tidak sama persis dengan pembelajaran Al-
Qur’an di lembaga-lembaga TPA/TPI pada umumnya”.70

Untuk memperkuat pendapat tentang materi apa yang ajarkan pada

siswa dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an, maka diperkuat dengan

pemaparan guru baca tulis Al-Qur’an yang juga memegang peranan

penting dalam suatu proses pembelajaran,

“Untuk materi pelajaran baca tulis Al-Qur’an sendiri, materi


pelajaran ini tentunya beliau ambil langsung dari RPP yang sudah
beliau buat sebagai perencanaan pembelajaran. Tentunya guru
mata pelajaran sendiri yang lebih mengerti terhadap kemampuan
dari tiap-tiap peserta didik. Oleh karena itu strategi penyampaian
materi serta metode yang dipakai pun berfariatif sesuai dengan
situasi dan kondisi yang terjadi pada peserta didik”.71

69
Ali Liono, Wawancara, 12 November 2017.
70
Nanik Fauziah, Wawancara, 12 November 2017
71
Sanhaji,S.Pd, Wawancara, 12 November 2017.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


56

Untuk mengetahui apa saja materi pembelajaran baca tulis Al-

Qur’an yang telah disampaikan oleh guru, maka dapat diketahui lebih

lanjut dengan pernyataan salah satu siswa, karena siswa merupakan

subyek yang dituju untuk menyerap pelajaran yang telah disampaikan oleh

guru, sehingga untuk mengetahui materi apa saja siswi kelas enam yang

ada di SDN 1 Widoropayung mengatakan:

“Kalau pelajaran Al-Qur’an biasanya bu guru mengajarkan tajwid


yang sudah ada di buku, kita biasanya disuruh mendengarkan,
membaca, sama baca Al-Qur’an satu-satu ke depan, terus ditanyak
tajwidnya yang sudah diajarkan sama bu guru. Biasanya juga
membaca Al-Qur’an bersama setelah itu disuruh satu-satu maju ke
depan.72

Sesuai dengan pendapat guru dan waka kurikulum serta serta siswa

SDN 1 Widoropayung di atas bahwa untuk pembelajaran baca tulis Al-

Qur’an materi tajwid guru menggunakan buku panduan tentang cara

membaca Al-Qur’an yang baik dan yang benar dan waka kurikulum yang

ada di SDN 1 Widoropayung menyerahkan sepenuhnya kepada guru mata

pelajaran untuk persoalan materi yang akan di ajarkan kepada siswa.

Untuk mempermudah siswa dalam proses pembelajaran guru

menggunakan media dalam penyampaiannya, untuk media yang

digunakan di SDN 1 Widoropayung ini sebagaimana disampaikan oleh

Kepala sekolah:

“Media yang dipakai dalam pelajaran baca tulis Al-Qur’an ini


menggunaka media yang sudah tersedia di sekolah. Meliputi papan
tulis yang pada umumnya dipakai dalam setiap pembelajaran. Jadi
kami menghimbau kepada guru mata pelajaran baca tulis Al-
Qur’an untuk memaksimalkan media yang ada di sekolah. Karena

72
Fahruddin, Wawancara, 15 November 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


57

jika mereka membutuhkan media yang lebih canggih daripada


yang ada di sekolah maka itulah kekurangan kami selaku kepala
sekolah terkadang agak lambat merespon kebutuhan-kebutuhan
yang diperlukan. Diindikasikan oleh minimnya biaya operasional
yang disalurkan oleh negara pada lembaga ini”.73

Dalam proses pembelajaran baca tulis Al-Qur’an yang ada di SDN

1 Widoropayung media yang digunakan tidak jauh berbeda dengan media

pembelajaran yang digunakan untuk pelajaran yang lain yaitu berupa

papan tulis dan untuk mempermudah pemahaman siswa dalam proses

pembelajaran, guru juga menggunakan media tambahan,

Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang di sampaikan oleh kepala

sekolah, karena guru yang berperan langsung dalam proses pembelajaran,

sehingga saya memperkuat pernyataan kepala sekolah tentang media yang

digunakan dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an ini.

“Untuk media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran


baca tulis Al-Qur’an ini seperti biasanya dan tidak jauh berbeda
dengan mata pelajaran yang lain yaitu papan tulis yang digunakan
untuk memperjelas pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dan
khususnya materi yang sukar dipahami oleh peserta didik. Jadi
kami memang memaksimalkan media yang ada di sekolah untuk
menunjang proses pembelajaran. Ditambah lagi dengan adanya
buku panduan dan juga menggunakan iqro’ serta Al-Qur’an”.74

Jadi guru disini juga menambahkan buku iqro’ untuk lebih

mempermudah siswa dalam proses pembelajaran Al-Qur’an, dan dalam

hal ini perlu adanya pernyataan yang lebih jelas lagi tentang media

pembelajaran apa yang digunakan dalam pembelajaran baca tulis Al-

73
Ali Liono, Wawancara, 12 November 2017.
74
Sanhaji,S.Pd, Wawancara, 12 November 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


58

Qur’an di SDN 1 Widoropayung, dengan ini guru baca tulis Al-Qur’an

menambahkan bahwa:

“Kalau saya sama seperti yang disampaiakan oleh kepala sekolah


hanya saja saya tidak menggunakan buku iqro’, saya tambah
dengan menggunakan alat bantu peraga berupa alat peraga yang
tulisannya besar, supaya anak lebih fokus pada materi pokok yang
diajarkan dan supaya peserta didik tidak bosan saat proses
pembelajaran berlangsung. Jadi itu yang saya lakukan untuk
mempermudah proses pembelajaran yang ada”.75

Jika yang sampaikan oleh kepala sekolah bahwa untuk media yang

digunakan beliau menggunakan iqro’, maka lain halnya dengan Ibu Nanik

Fauziyah, beliau tidak menggunakan iqro’ namun untuk mempermudah

pemahaman siswa dan supaya siswa tidak bosan ketika proses

pembelajaran berlangsung guru menggunakan media tambahan berupa alat

peraga. Siswa kelas lima juga mengatakan bahwa:

“Biasanya bu guru pakai buku tajwid, kita semua juga punya satu-
satu, kalau bu Nanik Fauziyah juga pakai gambar yang biasanya
ada tulisannya huruf hijaiyyah sama tajwidnya, kalau kelas satu
biasanya tulisan huruf hijaiyyah, tapi kalau kelas empat, lima,
enam biasanya tulisan huruf hijaiyah sambung yang besar.76

Karena strategi juga menentukan keberhasilan belajar, maka dalam

proses pembelajaran untuk strategi pembelajaran yang di gunakan guru

dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an, kepala sekolah menyampaikan

bahwa:

“Salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman serta


penguasaan siswa terhadap materi yang ada, maka guru disini
harus bisa memilih pendekatan-pendekatan serta strategi atau
metode yang cocok dan sesuai dengan materi yang ada, dan yang
tak kalah penting adalah guru itu kan harus dapat mengukur

75
Nanik Fauziah, Wawancara, 12 November 2017
76
Fajarullailan, Wawancara, 19 November 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


59

kemampuan peserta didiknya dalam menyerap materi pelajaran


agar guru bisa mempersiapkan strategi yang tepat untuk mengatasi
masalah-masalah yang ada pada proses pembelajaran. Dalam hal
ini saya selaku kepala sekolah memasrahkan langsung kepada guru
mata pelajaran untuk diterapkan di dalam kelas”.77

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, beliau

mengharapkan tentunya agar guru bisa mempersiapkan strategi yang tepat

untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada proses pembelajaran,

supaya murid dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran harus

dengan metode yang beragam pula. Hal ini sesuai dengan penyampaian

guru baca tulis Al-Qur’an, beliau mengatakan bahwa:

“Dalam seminggu kami mengajar satu kelas itu ada dua jam
pelajaran, dan hal itu kami rasa kurang karena melihat banyaknya
materi yang ada, oleh karena itu untuk mensiasatinya kami harus
bisa mengatur waktu dengan menyesuaikan jumlah materi yang
ada serta pintar-pintar memilih strategi yang tepat, khususnya
dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an ini, karena dalam
pelajaran ini juga dibutuhkan praktek, selain itu kami juga
berusaha agar siswa benar-benar mampu memahami materi-materi
yang kami sampaikan, sehingga kami menggunakan beberapa
strategi yang berbeda-beda disetiap tatap muka dalam kelas”.78

Keragaman metode atau cara yang digunakan oleh guru

disesuaikan dengan materi yang akan disamapaikan, seperti strategi

ekspositori dengan metode ceramahnya. Metode ceramah merupakan

metode yang paling sering digunakan oleh guru ketika akan

menyampaikan materi pelajaran. Menurut ibu Nanik Fauziyah selaku guru

yang mengajar pembelajaran baca tulis Al-Qur’an menerangkan bahwa:

“Untuk strategi yang biasa kami gunakan pada umumnya yaitu


ceramah yang merupakan cara klasik yang selalu digunakan dalam

77
Ali Liono, Wawancara, 12 November 2017.
78
Nanik Fauziah, Wawancara, 12 November 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


60

mengembangkan materi pelajaran, metode ceramah ini bisa


digunakan sebagai pengantar sekaligus langkah awal yang dipakai
guru untuk menyampaikan informasi yang berkenaan dengan
materi atau tema yang dipelajari. dalam hal ini pula seorang guru
cukup memaparkan secara lisan mengenai teori-teori dari pelajaran
baca tulis Al-Qur’an secara langsung. Penggunaan metode ceramah
digunakan dengan indikator pencapaian ranah kognitif dengan
tujuan siswa dapat mengetahui dan memahami materi yang
disampaikan oleh pendidik. Metode ceramah ini kami gunakan
untuk memaparkan teori, sebelum anak diberikan kesempatan
bertanya, strategi ini merupakan salah satu cara yang kami rasa
efektif untuk menjelaskan pada siswa mengenai pembelajaran baca
tulis Al-Qur’an. Tindak lanjut dari penyampaian materi dengan
metode ceramah adalah menggunakan strategi pembelajaran inquiri
dengan metode tanya jawab, yaitu memberikan kesempatan
bertanya kepada siswa dari apa yang telah disampaikan oleh
pendidik. Dan sebelum berakhirnya proses pembelajaran untuk
mengaktifkan siswa dirumah adalah dengan adanya penugasan
(PR), hal ini dimaksudkan agar selain siswa aktif di sekolah atau
kelas, siswa juga aktif belajar dirumah dan membantu mengingat
materi yang telah diberikan oleh guru, disamping itu cara ini juga
sebagai bentuk evaluasi terhadap keberhasilan siswa dalam
memperoleh materi mata pelajaran. Penggunaan metode inquiri
merupakan evaluasi terhadap ranah efektif dari peserta didik, yaitu
kemampuan peserta didik dalam menerima materi pembelajaran
dan respon sikap (sopan santun) dari peserta didik setlah menerima
materi pelajaran”.79

Kegiatan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an masuk dilaksanakan

sesuai dengan jadwal masing-masing kelas mulai dari kelas 1 sampai kelas

6 SDN 1 Widoropayung

Pelaksanaan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an ini dilaksanakan

sesuai dengan jadwal pelajaran masing-masing kelas, dan juga materi ajar

yang diberikan kepada peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran baca

tulis Al-Qur’an ada dua target yang ingin diraih.

79
Nanik Fauziah, Wawancara, 12 November 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


61

a. Pertama peserta didik mampu membaca Al-Qur’an secara baik dan

benar.

b. Kedua peserta didik juga diajari untuk memiliki kemampuan menulis

ayat-ayat Al Qur’an dengan baik dan benar.80

Dari pelaksanaan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an yang

dilaksanakan di SDN 1 Widoropayung, peneliti menemukan beberapa hal

yaitu berupa langkah-langkah pembelajaran baca tulis Al-Qur’an yang

ditetpkan oleh Guru, ada tujuh Langkah sebagai berikut:

a. Pembukaan.

Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca

do’a secara bersama.

b. Apersepsi.

Guru melaksanakan presensi kehadiran peserta didik,

pengecekan pemahaman siswa terhadap materi yang lalu dan

mengkaitkan dengan materi kegiatan yang akan dipelajari,

menyampaikan tujuan atau kompetensi yang harus dicapai pada sesi

yang akan dipelajari, menjelaskan kegiatan-kegiatan pembelajaran

yang harus dilakukan oleh peserta didik pada saat pembelajaran

berlangsung.

c. Penanaman konsep

Guru memberikan penjelasan kepada pesrta didik tentang

makhroj, taj’wid bacaan Al Qur’an. Guru memperjelas materi yang

80
Ali Liono, Wawancara, 12 November 2017.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


62

diberikan kepada peserta didik yang didalam ayat-ayat tersebut pelu

penekanan- penekanan secara khusus dalam bacaan-bacaannya serta

hukumnya.

d. Latihan.

Guru memberikan latihan kepada peserta didik dengan cara

langsung menirukan dari bacaan ayat-ayat secara penggalan maupun

secara utuh dengan bimbingan Guru. Guru meminta peserta didik

untuk membaca ayat-ayat tersebut baik secara bersama-sama, secara

kelompok, ataupun secara satu persatu dari peserta didik. Sehingga

Guru langsung tahu kekurangan dan kesulitan yang di hadapi oleh

pesrta didik dalam membaca ayat-ayat Al-Qur’an.

e. Kemampuan

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya

terkait materi yang belum dipahami.

f. Evaluasi

Guru menyimpulkan materi dari apa yang telah disampaikan

dan langsung memberikan kritikan dan saran kepada masing-masing

peserta didik atas kekurangan dalam menguasai materi pembelajaran

tilawatil Qur’an.

g. Penutup

Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan diiringi pesan-

pesan kepada peserta didik untuk selalu mempelajari bacaan Al-Qur’an

dan selalu aktif dalam mengikuti pembelajaran di ekstrakurikuler baca

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


63

tulis Al-Qur’an. Kemudian Guru mengkoreksi kembali Presensi

peserta didik guna mengetahui keaktifan peserta didik. Dalam sesi

penutup guru mengakhiri pertemuan dengan bacaan hamdalah dan

menutupnya dengan salam.81

Menurut Guru baca tulis Al-Qur’an SDN 1 Widoropayung strategi

yang diterapkan oleh guru baca tulis Al-Qur’an dalam mengajarkan

pembelajaran baca tulis Al-Qur’an ada 3 tahapan sebagai berikut:

a. Mudah, yaitu bagaimana guru mengajarkan baca tulis Al-Qur’an

prespektifnya itu mudah,semua peserta didik dapat untuk mengikuti

proses pembelajaran yang sudah di rencanakan oleh Guru.

b. Menyenangkan, guru bersikap dan mengajar secara profesional, Guru

mengajar dengan penuh kasih sayang, Guru tidak membuat siswa takut

serta tidak ada tekanan baik secara fisik maupun psikologis.

c. Menyentuh, guru tidak boleh meninggalkan adab-adab atau cara

mengajarkan baca tulis Al-Qur’an. SDN 1 Widoropayung

menggunakan metode klasikal yaitu, guru membaca dan murid

menyimak kemudian peserta didik menirukan seperti bacaan Guru.82

Dari observasi tersebut diperkuat dengan wawancara guru baca

tulis Al-Qur’an SDN 1 Widoropayung yang mengatakan bahwa:

“Metode klasikal sendiri penekanan pada keaktifan peserta didik,


artinya semua peserta didik tidak ada yang tidak beraktifitas, jadi
semua peserta didik beraktifitas. Artinya yang satu baca yang lain
menyimak atau samua membaca. Dalam metode ini mempunyai

81
Observasi, 12 November 2017
82
Observasi, 12 November 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


64

kelebihan tersendiri yaitu dapat membuat peserta didik menjadi


aktif dan bersemangat.” 83

Pengamatan yang dilakukan ketika proses pembelajaran baca tulis

Al-Qur’an berlangsung di SDN 1 Widoropayung, guru-guru yang

mengajar dapat menyampaikan materi dengan mengacu pada buku

panduan yang memang hanya dimiliki oleh guru mata pelajaran baca tulis

Al-Qur’an, kemudian disampaikan di depan kelas kepada para siswa

sesuai dengan materi apa yang akan diajarkan. Sedangkan para siswa

hanya memegang buku iqro’ yang memang sudah tersedia di sekolah.

Guru juga menggunakan media pembelajaran seperti biasanya menulis

keterangan di papan tulis yang kemudian dijelaskan kepada para siswa,

guru baca tulis Al-Qur’an juga bisa menyesuaikan antara siswa yang sudah

faham dengan siswa yang belum faham dengan materi yang telah

disampaikan, sehingga guru menggunakan strategi tertentu untuk

memudahkan siswa secara keseluhan memahami pelajaran yang diajarkan

dan tentunya dengan menerapkan strategi pada umumnya yaitu dengan

ceramah sebagai penjelasan materi yang akan disampaikan dan Tanya

jawab antara guru dan siswa agar dapat memudahkan siswa dalam

memahami pelajaran.

83
Nanik Fauziah, Wawancara, 12 November 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


65

3. Evaluasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur’an di SDN I

Widoropayung Besuki Situbondo

Pembahasan ini berawal dari hasil wawancara dengan salah satu

guru agama yang mengajar pembelajaran baca tulis Al-Qur’an mengenai

evaluasi pembelajaran baca tulis Al-Qur’an untuk mengetahui penilaian

dan sejauh mana siswa paham terhadap mata pelajaran yang telah

disampaikan oleh guru, dengan adanya evaluasi ini guru dapat mengukur

perubahan perilaku yang telah terjadi pada siswa, ibu Nanik Fauziyah

beliau mengatakan bahwa:

“Untuk evaluasi, biasanya pada tahap awal anak itu saya suruh
untuk membaca secara klasikal baca simak, jadi satu orang siswa
membaca yang lain menyimak. Nah dari situ nanti ketahuan mana
anak yang benar-benar menyimak dan anak yang ngomong sendiri,
nanti kalau ada anak yang ketahuan ngomong sendiril langsung
saya suruh baca. Jadi dengan cara seperti itu secara tidak langsung
anak juga memperhatikan dari cara temannya membaca. Kemudian
saya tes secara individual, supaya saya selaku guru juga mengerti
sejauh mana siswa memahami materi yang sudah saya berikan.
Mungkin hanya beberapa yang saya tunjuk untuk evaluasi awal ini
setelah itu saya lanjutkan dengan penyampaian materi”.84

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa SDN 1

Widoropayung untuk mengetahui tingkat ketercapaian pemahaman siswa

mengenai membaca Al-Qur’an menggunakan evaluasi pre test atau tes

awal. Sehingga guru mengetahui mana siswa yang sudah bisa membaca

Al-Qur’an dengan siswa masih belum bisa membaca Al-Qur’an sama

sekali.

84
Nanik Fauziah, Wawancara, 12 November 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


66

“Untuk evaluasi pembelajaran baca tulis Al-Qur’an disini saya


tidak begitu turun tangan karena yang menangani hal ini biasanya
guru agama langsung, disini yang saya tau biasanya siswa disuruh
satu persatu. untuk membaca, mungkin untuk mempermudah guru
mengevaluasi mana siswa yang benar-benar belum paham”.85

Salah satu siswa kelas enam juga menambahkan bahwa untuk

penilaian awal dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an ini, seperti yang

dikatakan oleh ibu Nanik Fauziyah selaku guru baca tulis Al-Qur’an,

siswa tersebut mengatakan bahwa:

“Kalau di awal pelajaran biasanya bu guru membaca Al-Qur’an


bersama-sama dulu, terus setelah itu bu guru menyuruh kita satu-
satu maju ke depan untuk membaca, tapi tidak semunya yang
disuruh. Biasanya ditunjuk kadang-kadang di absen. Terus di
tanyakkan tajwidnya, kalau tidak bisa bisa disuruh duduk lagi baru
nunjuk anak-anak yang lain.86

Seperti halnya evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang sudah

disampaikan, maka sebagai kegiatan evaluasi yang dilakukan pada setiap

akhir pembahasan suatu pokok bahasan, dan untuk mengetahui sejauh

mana suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang telah

direncanakan, ibu Nanik Fauziyah juga menambahkan bahwa:

“Untuk mengetahui sejauh mana keamampuan dan pemahaman


siswa mengeanai baca Al-Qur’an, disini saya suruh siswa secara
individual untuk membaca sesuai materi yang sudah diajarkan.
Untuk tes kemampuan membaca ini setiap kelas berbeda-beda,
untuk kelas satu sampai dengan kelas tiga tes membaca biasa kami
lakukan dengan menghafal huruf hijaiyyah dan siswa bisa
membaca dengan benar, tidak terlalu ditekankan pada tajwidnya.
Karena mereka masih dalam tahap awal pengenalan huruf
hijaiyyah dan cara membacanya”.87

85
Ali Liono, Wawancara, 12 November 2017.
86
Ahmad Syadili, Wawancara, 19 November 2017.
87
Nanik Fauziah, Wawancara, 12 November 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


67

Dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an yang ada di SDN 1

Widoropayung untuk evaluasi yang dilakukan oleh guru berbeda-beda,

dan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an ini juga sangat penting di SDN 1

Widoropayung, seperti yang disampaikan oleh Kepala sekolah:

“Disini untuk pelajaran baca tulis Al-Qur’an sangat penting selain


untuk bekal masa depan individu masing-masing juga
bersangkutan dengan nilai akhir para siswa, karena pada tiap akhir
tahun untuk siswa kelas enam atau siswa yang akan lulus di tes
untuk bacaan dan tulisan Al-Qur’annya, bahkan untuk kelas lima
sudah mulai diberi materi hafalan surat-surat pendek dan penulisan
ayat-ayat pendek. Dan ketika memasuki kelas enam untuk
kemampuan membaca Al-Qur’annya lebih di asah lagi, setiap
siswa yang masih kurang faham dalam membaca Al-Qur’an
mereka akan diberi jam pelajaran khusus diluar jam pelajaran Al-
Qur’an guna menindak lanjuti dari apa yang belum mereka pahami.
Jadi disini kami berharap para siswa nanti setelah keluar dari
sekolah dasar ini dapat membaca dan menulis Al-Qur’an dengan
baik dan benar serta mempunyai jiwa islami yang kuat, Kami juga
melihat kondisi luar saat ini karena tidak semua umat muslim dapat
membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar jika tidak
di tanamkan sejak dini, apalagi dengan perkembangan zaman saat
ini yang semakin banyak saingan untuk membuat anak tidak dapat
lagi belajar Al-Qur’an dengan konsisten. Jadi disini kami
bagaimana dapat melestarikan budaya bacaan Al-Qur’an umat
muslim itu tetap terjaga dengan baik terutama bagi anak-anak
mereka yang harus mengenal Al-Qur’an sejak dini, sehingga di
kemudian hari mereka dapat lebih memahami dan terus
mengembangkan kemampuan mereka dalam membaca dan menulis
Al-Qur’an”.88

Menurut kepala sekolah untuk pelajaran baca tulis Al-Qur’an ini

bersangkut pautan juga dengan nilai akhir para siswa, karena pada tiap

akhir tahun untuk siswa kelas enam atau siswa yang akan lulus di tes

untuk bacaan dan penulisan Al-Qur’annya, seperti yang disampaikan oleh

88
Ali Liono, Wawancara, 12 November 2017.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


68

salah satu siswa SDN 1 Widoropayung yang duduk di bangku kelas enam

ini, dia mengatakan bahwa:

“Bu guru biasanya menyuruh kita hafalan dan menulis ayat-ayat


pendek, tarus di setorkan ke bu guru setiap mau selesai pelajaran,
kalau jam pelajarannya habis biasanya anak-anak kelas enam les
siang ke sekolah lagi buat nyetorin hafalan, hafalannya surat-surat
pendek, katanya buat tesan kalau mau lulus nanti. Setelah hafalan
biasanya disuruh buka Al-Qur’an terus ditanyain tajwidnya.89

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN 1

Widoropayung ketika proses pembelajaran baca tulis Al-Qur’an

berlangsung, sebagai penilaian dan untuk mengetahui siswa yang faham

dan yang belum faham terhadap materi yang disampaikan, guru

mengevaluasi semacam hafalan hanya untuk sekedar mengetahui dan

membedakan peserta didik yang telah menguasai atau mengerti materi

pembelajaran yang ditandai dengan mampu membaca Al-Qur’an dengan

baik dan benar serta peserta didik yang belum sepenuhnya memahami apa

89
Khodijah Nailil Muna, Wawancara, 19 November 2017.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


69

yang telah diajarkan oleh guru mata pelajaran tersebut. Pada proses

evaluasi formatif guru menyuruh siswa untuk membaca klasikal simak

yaitu guru menyuruh siswa untuk menyimak siswa lain yang sedang

membaca, sehingga guru dapat mengetahui mana siswa yang benar-benar

menyimak dan siswa yang tidak menghiraukan. Dan yang kedua yaitu

dengan evaluasi sumatif, dimana guru Al-Qur’an disini menyuruh siswa

untuk maju satu persatu ke depan kelas untuk membaca Al-Qur’an dengan

menunjukkan tajwidnya dan guru menunjuk siswa secara acak.

Tabel 4.4
Pelaksanaan Jadwal Pembelajaran

No. Fokus Penelitian Temuan


1 Perencanaan Pembelajaran baca a) Sebelum dilaksanakan pembelajaran
dan tulis Al-Qur’an dalam di dalam kelas, guru terlebih dahulu
meningkatkan kemampuan mempersiapkan perangkat
membaca dan menulis Al-Qur’an pembelajaran yang berfungsi sebagai
di SDN I Widoropayung Besuki petunjuk umum dalam kegiatan
Situbondo” pembelajaran tersebut. Perangkat
pembelajaran yang dimaksud
diantaranya adalah Prota dan Promes.
Prota dan Promes disini sebagai acuan
dalam rencana penetapan alokasi
waktu satu tahun ajaran dan memuat
alokasi waktu untuk setiap topik
satuan bahasan pada setiap semester
b) Setelah proses pembuatan prota dan
promes selesai maka selanjutnya guru
membuat silabus, penjabaran butir-
butir dalam silabus tersebut di
tuangkan dalam bentuk rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2 Pelaksanaan Pembelajaran baca a) Pelaksanaan pembelajaran baca tulis
dan tulis Al-Qur’an dalam Al-Qur’an di SDN 1 Widoropayung
meningkatkan kemampuan dilaksanakan seminggu satu kali
membaca dan menulis Al-Qur’an (2x35 menit) pada masing-masing
di SDN I Widoropayung Besuki kelas, di kelas satu sampai kelas
Situbondo” enam.
b) Adapun penggunaan media dalam

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


70

pembelajaran sebagai berikut:


1) Media Berbasis Cetakan
2) Media Berbasis Visual
c) Strategi yang digunakan dalam
pembelajaran baca tulis Al-Qur’an
1) Mudah
2) Menyenangkan
d) Metode yang digunakan dalam
pembelajaran baca tulis Al-Qur’an
1) Metode hafalan
2) Metode ceramah
3) Metode tanya jawab

3 Evaluasi Pembelajaran baca dan a) Evaluasi yang digunakan oleh Ibu


tulis Al-Qur’an dalam Nanik Fauziah selaku guru pengampu
meningkatkan kemampuan pelajaran BTQ menggunakan dua
membaca dan menulis Al-Qur’an metode evaluasi formatif yang
di SDN I Widoropayung Besuki dilaksanakan pada setiap akhir
Situbondo” pelajaran dan evaluasi sumatif pada
ujian semester. Dengan adanya
evaluasi tersebut guru dapat
mengetahui kemampuan dan
pengetahuan siswa dengan baik.
b) Hasil pembelajaran BTQ menjadikan
acuan kepada peserta didik sejauh
mana menangkap da memahami
terhadap pembelajaran BTQ, sehingga
pendidik/guru dapat menganalisa
tingkat keberhasilan pembelajaran
BTQ.

C. Pembahasan Temuan

1. Perencanaan Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dalam

Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur’an di

SDN I Widoropayung Besuki Situbondo”

Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an yang dilaksanakan di SDN 1

Widoropayung merupakan salah satu pembelajaran yang mampu

meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an. Karena

dengan pembelajaran tersebut siswa dengan sendirinya dapat memperbaiki

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


71

kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an mereka. Artinya hari demi

hari mereka lalui semakin baik pula kemampuan mereka dalam hal

membaca dan menulis Al-Qur’an. Belajar Al-Qur’an juga merupakan

perintah dari Allah SWT kepada umat manusia yang tercantum dalam Al-

Qur’an ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT pada tanggal

17 Ramadhan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril

yakni surat Al-‘Alaq ayat 1-5.

Belajar Al-Qur’an sendiri dipandang sebagai cara ibadah yang

mulia dalam agama kita. Nabi besar Muhammad saw. telah bersabda

bahwa sekali waktu seseorang mengaji Al-Qur’an, setiap huruf dari Al-

Qur’an membawa pahala sama dengan pahala sepuluh kali lipat perbuatan

baik. Di tempat lain Nabi bersabda bahwa membaca Al-Qur’an sama

artinya berbicara dengan Tuhan. Nabi berkata bahwa sepanjang seseorang

sibuk membaca Al-Qur’an, Tuhan akan tetap memperhatikannya. Tetapi

tingkat kesempurnaan ini hanya bisa dicapai oleh orang yang membaca

Al-Qur’an dengan penuh penghayatan sebagaimana dianjurkan.90

Sebab musabab diwajibkannya belajar mengenai Al-Qur’an adalah

dikarenakan membaca Al-Qur’an itu adalah perintah Allah maka hukum

mempelajarinya adalah wajib. Sama hal nya dengan wajibnya wudhu’

ketika hendak melaksanakan sholat. Hukum wudhu’ adalah sunnah namun

ketika disandingkan dengan perkara wajib maka hukumnya pun menjadi

wajib. Jadi belajar Al-Qur’an itu wajib karena diindikasikan bahwa

90
Maulana Kausar Niazi, Menuju Pemahaman Al-Qur’an, (Jakarta: Betawi Sarana Grafia, 2005),
14

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


72

membacanya kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT. Logikanya,

tidak mungkin orang bisa membaca Al-Qur’an dengan baik jika dia tidak

pernah mempelajarinya.

Sebelum dilaksanakan pembelajaran di dalam kelas, terlebih

dahulu harus dipersiapkan perangkat pembelajaran yang berfungsi sebagai

petunjuk umum dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Perangkat

pembelajaran yang dimaksud diantaranya adalah Prota dan Promes, karena

Prota dan Promes disini sebagai acuan dalam rencana penetapan alokasi

waktu satu tahun ajaran dan memuat alokasi waktu untuk setiap topik

satuan bahasan pada setiap semester. Dalam proses perencanaan

pembelajaran juga tidak lepas dari yang namanya silabus. Sebagai

petunjuk umum, silabus masih perlu dijabarkan ke dalam bentuk yang

lebih operasional agar arah yang sudah ditunjukkan dapat di ikuti secara

benar dalam perencanaan pembelajaran.

Penjabaran butir-butir dalam silabus tersebut di tuangkan dalam

bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dengan RPP tersebut

diharapkan guru dapat membawa peserta didik meraih kompetensi dasar

yang menjadi titik tujuan.91

Selanjutnya yaitu dengan membuat Program tahunan, program

tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk

mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi

waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam

91
Zulaichah Ahmad, Perencanaan Pembelajaran PAI, (Jember: Madania Center Press, 2008), 71

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


73

kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa. Penentuan alokasi waktu

ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum

yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa.92

Setelah prota, maka langkah selanjutnya yaitu dengan menyusun

Program semester berisikan garis-garis mengenai hal-hal yang hendak

dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester. Program semester ini

merupakan penjabaran dari program tahunan. Pada umumnya program

semester ini berisikan tentang identifikasi (satuan pendidikan, mata

pelajaran, semester, tahun pelajaran), bulan, standar kompetensi dan

materi pokok yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan dan

keterangan-keterangan.93

Inti dari semua mata pelajaran adalah Silabus yang merupakan

seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan

penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen

yang saling berkaitan untuk mencapaipenguasaan kompetensi dasar.

Jadi jika berbicara mengenai perencanaan pembelajaran yang ada

di SDN 1 Widoropayung sudah sesuai dengan ketetapan pemerintah

sebagai guru yang profesional dengan membuat prota dan promes sebagai

acuan pembelajaran satu tahun kedepan dan untuk menentukan alokasi

waktu yang diperlukan dalam setiap semester dan juga membuat silabus

serta melakukan perencanaan pembelajaran dengan membuat RPP agar

92
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Prenada Media Grup,
2008), 52
93
Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), 158

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


74

guru dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara sistematis

dan tepat sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

2. Pelaksanaan Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dalam

Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur’an di

SDN I Widoropayung Besuki Situbondo”

Pelaksanaan pembelajaran adalah salah satu aspek yang ada

didalam dunia pendidikan. Yakni pelaksanaan pembelajaran tepatnya

berada ditengah-tengah antara perencanaan pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di SDN 1

Widoropayung dilaksanakan seminggu satu kali pada masing-masing

kelas, di kelas satu sampai kelas enam. Pelaksanaan pembelajaran di SDN

1 Widoropayung ini sama dengan pelaksanaan pembelajaran pada mata

pelajaran yang lain yaitu dengan adanya pengembangan materi, media

pembelajaran dan strategi pembelajaran.

Karena dengan adanya Materi, maedia dan strategi pembelajaran,

guru dapat mengajar mata pelajaran dengan efektif dan efisien dan guru

dapat mengatur langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya tercapai

dengan hasil yang diharapkan. dan tanpa pelaksanaan yang tepat suatu

pembelajaran akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam

mencapai tujuan yang diinginkan.

Namun dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah, perlu

kiranya ada materi pelajaran yang merupakan hal yang paling utama dalam

proses pembelajaran sebagai bahan yang akan disampaikan kepada siswa.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


75

Dan juga guru diharapakan menggunakan media pembelajaran Mengingat

bahwa media pembelajaran juga merupakan sesuatu yang harus

dipersiapkan seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Karena Dengan adanya media pembelajaran guru dalam menyampaikan

materi dengan efektik dan efisien serta memepermudah siswa dalam

memahami isi penyampian materi pelajaran. pelaksanaan pembelajaran

yang matang juga dilakukan dengan adanya penggunaan strategi

pembelajaran yang digunakan oleh guru, karena strategi juga dianggap

sangat penting untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran,

dan merupakan strategi guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa

agar dapat mudah dipahami oleh siswa. maka dalam hal ini proses

pembelajaran pun akan berjalan dengan baik. Jadi sukses tidaknya proses

pembelajaran tentunya sangat ditentukan oleh matangnya pelaksanaan

yang ada.

Pelaksanaan Pembelajaran adalah proses memilih, menetapkan dan

mengembangkan pendekatan dan teknik pembelajaran, menawarkan bahan

ajar, menyediakan pengalaman belajar yang bermakna, serta mengukur

tingkat keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai hasil

pembelajaran.94

Bahan atau materi pelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi

kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar

94
Zulaichah Ahmad, Perencanaan Pembelajaran PAI, (Jember: Madania Center Press, 2008), 10

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


76

dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam

satuan pendidikan tertentu.95

Selanjutnya dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan

menggunakan media pembelajaran, Kata media berasal dari bahasa latin

medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar.

Dalam bahasa Arab, media berarti perantara atau pengantar pesan dari

pengirim kepada penerima pesan. Dalam pengertian ini, guru, buku teks,

dan lingkungan sekolah merupakan media. Dalam proses pembelajaran,

media cenderung diudefinisikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau

elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal.96

Adapun penggunaan media dalam pembelajaran sebagai berikut:

a. Media Berbasis Cetakan

b. Media Berbasis Visual

c. Media Berbasis Audio-Visual 97

Dalam menentukan keberhasilan belajar tentunya guru juga

menggunakan strategi tertentu yang diterapkan dalam setiap proses

pembelajaran, oleh karena itu strategi adalah Strategi pembelajaran

merupakan suatu proses yang sangat terkait dengan penyampaian materi

dalam upaya mencapai kompetensi. Dalam menentukan strategi

pembelajaran perlu memperhatikan dua hal, yaitu: 1) jenis kompetensi dan

2) jenis materi yang akan diajarkan. Untuk mengajarkan kompetensi yang


95
Sanjaya, Perencanaan dan desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), 141
96
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Press, 2014), 3
97
Azhar Arsyad, 2014,96-97

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


77

berjenis kognitif atau kompetensi yang berjenis psikomotor atau

kompetensi yang berjenis afektif pasti akan membutuhkan strategi

pembelajaran yang berbeda. Demikian pula jika mengajarkan materi dari

jenis materi yang berbeda pasti akan memerlukan strategi pembelajaran

yang berbeda pula.98

Jadi jika dikaitkan dengan pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an

dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di SDN 1

Widoropayung sangatlah selaras dengan realita yang ada dilapangan.

Karena memang sejatinya pelaksanaan adalah inti dari proses

pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat tercapai. Yaitu dengan

menyampaikan bahan atau materi pelajaran yang berupa huruf hijaiyah

serta menggunakan media pembelajaran sebagai perantara dalam

menyampaikan pelajaran, dan menggunakan strategi untuk memudahkan

siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan.

3. Evaluasi Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur’an di SDN I

Widoropayung Besuki Situbondo”

Pengembangan pembelajaran merupakan hal yang harus terus

dilakukan oleh setiap tenaga pendidik agar para peserta didiknya dapat

mengikuti setiap proses pembelajaran dengan baik, karena itu perlu

kiranya ada evaluasi dalam setiap proses pembelajaran baik sebelum

maupun setelahnya, evaluasi pembelajaran sangat diperlukan untuk

98
Sugeng listyo Prabowo dan Faridah Nurmaliyah, Perencanaan Pembelajaran, (Malang, UIN
MALIKI Press , 2010), 91

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


78

mengetahui perkembangan yang dialami oleh setiap peserta didik. Dengan

mengevaluasi di awal dan di akhir, maka seorang tenaga pendidik dapat

menarik banyak sekali kesimpulan penting terutama terkait dengan

perkembangan-perkembangan yang bisa dilihat dari seorang peserta didik.

Selain itu dengan mengetahui perkembangan peserta didiknya

maka tenaga pendidik dapat memetakan bagaimana perbandingan

perkembangan antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya.

Evaluasi pembelajaran dapat dijadikan sebagai tolak ukur apakah proses

pembelajaran yang terjadi selama ini telah berjalan dengan maksimal atau

belum.

Dalam setiap proses pembelajaran perlu kiranya kita mengetahui

hasil dari apa yang telah kita pelajari, karena dari semua itu menentukan

apakah materi yang telah diajarkan pada siswa telah berhasil diserap

dengan baik ataukah tidak. Dan evaluasi merupakan subsistem yang sangat

penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena

evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan

hasil pendidikan.

Stufflebeam & Shinkfield menyatakan bahwa: Evaluasi merupakan

suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai

pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (The worth and merit) dari

tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu

membuat keputusan, membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan

pemahaman terhadap fenomena.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


79

Tyler sebagaimana dikutip oleh Merdapi (2004) menyatakan

bahwa evaluasi merupakan proses penentuan sejauhmana tujuan

pendidikan tercapai. Banyak definisi disampaikan oleh para ahli tetapi

pada hakekatnya evaluasi selalu memuat masalah informasi dan kebijakan

yaitu informasi tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang

selanjutnya digunakan untuk menentukan kebijakan berikutnya. Kalau kita

akan mengevaluasi program pembelajaran yang telah dilakukan, maka kita

harus mengevaluasi pelaksanaan dan keberhasilan dari program

pembelajaran yang telah direncanakan. Hasil evaluasi pembelajaran

diharapkan dapat mendorong pendidik mengajar lebih baik dan

mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik.99

Pada hakekatnya evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk

mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi. Pada umumnya hasil

belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk: (1) peserta akan

mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku

yang diinginkan; (2) mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan

itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga sekarang akan

timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan

tingkah laku yang diinginkan.

Hamalik menyebutkan bahwa dalam evaluasi umumnya berpusat

pada siswa. Ini berarti evaluasi dimaksudkan untuk mengamati hasil

belajar siswa dan berupaya menentukan bagaimana menciptakan

99
Moh. Sahlan, Evaluasi Pembelajaran, (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 8-9

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


80

kesempatan belajar. Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengamati peranan

guru, strategi pengajaran khusus, materi kurikulum, dan prinsip-prinsip

belajar untuk diterapkan pada pengajaran.100

Menurut Anas Sudijono, pelaksanaan evaluasi yang dilatar

belakangi oleh waktu atau pada bagian mana evaluasi tersebut

dilaksanakan dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi formatif ialah evaluasi

yang dilaksanakan ditengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses

pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan program

pelajaran atau sub pokok bahasan dapat diselesaikan dengan tujuan untuk

mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk sesuai dengan

tujuan pembelajaran.101 dan evaluasi sumatif dilaksanakan setelah

sekumpulan program pelajaran selesai diberikan, dengan kata lain evaluasi

yang dilaksanan setelah seluruh unit pelajaran selesai diajarkan. Adapun

tujuan utama dari evaluasi ini adalah untuk menentukan nilai yang

melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh

program pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.102

Dengan hasil yang telah diperoleh berdasarkan apa yang ada di

SDN 1 Widoropayung bahwasanya telah selaras dengan adanya evaluasi

formatif dan evaluasi sumatif, yaitu siswa diharapkan dapat memahami

materi yang telah disampaikan oleh guru dengan melakukan tes percobaan

di awal dengan baca klasikal simak, untuk mengetahui siswa yang benar-

benar menyimak dan siswa yang tidak memperhatikan. Dan dengan


100
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 145
101
Anas sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), 23
102
Anas sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), 23

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


81

adanya tes evaluasi di akhir pembelajaran guru dapat menilai mana siswa

yang sudah faham dan yang belum faham tentang materi yang sudah

disampaikan guru, dengan mengetes siswa maju satu persatu secara acak

kedepan kelas untuk membaca Al-Qur’an beserta tajwidnya.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dari lapangan

tentang pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam meningkatkan kemampuan

membaca dan menulis Al-Qur’an di SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Pertama Perencanaan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di SDN 1

Widoropayung yaitu guru terlebih dahulu merancang silabus dan RPP sebagai

acuan utama sebelum pembelajaran berlangsung. Perangkat pembelajaran

berfungsi sebagai petunjuk umum dalam kegiatan pembelajaran. Perangkat

pembelajaran disini sebagai acuan dalam penetapan alokasi waktu satu tahun

ajaran dan memuat alokasi waktu untuk topik setiap topik satuan bahasan

pada setiap semester.

Kedua Pelaksanaan pembelajaran Baca tulis Al-Qur’an di SDN 1

Widoropayung Dalam seminggu pembelajaran baca tulis Al-Qur’an

dilaksanakan satu kali (2x35 menit) pada masing-maing kelas dari kelas satu

sampai kelas enam. Serta mengajarkan materi tentang tajwid, karena dalam

membaca Al-Qur’an siswa harus dapat mengenal huruf-huruf hijaiyah

terlebih dahulu dan mengetahui tajwid untuk membaca Al-Qur’an dengan

baik dan benar. Selain itu dalam proses pembelajaran guru juga menggunakan

media dengan menggunakan buku panduan berupa iqro’. Untuk Media lain

82

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


83

yang digunakan dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an yaitu berupa papan

tulis karena untuk mempermudah pemahaman siswa dalam proses

pembelajaran, guru juga menggunakan media tambahan berupa alat peraga.

Dan untuk strategi pembelajaran yang digunakan di SDN 1 Widoropayung

yaitu dengan menggunakan strategi ekspositori dengan metode ceramahnya

dan strategi inquiri dengan metode tanya jawabnya dalam hal ini guru cukup

memaparkan secara lisan mengenai teori-teori dari pelajaran baca tulis Al-

Qur’an secara langsung. Dan dilanjutkan tanya jawab dengan siswa.

Ketiga Evaluasi pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di SDN 1 Widoropayung

yaitu dengan menggunakan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Untuk

evaluasi formatif yang dilakukan pada awal pembelajaran, guru menyuruh

siswa untuk membaca secara klasikal baca simak, sehingga guru dapat

mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami pembelajaran baca tulis Al-

Qur’an. Sehingga pendidik/guru dapat menganalisa tingkat keberhasilan

pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dan menjadi acuan untuk pembelajaran

baca tulis Al-Qur’an yang selanjutnya. Sedangkan evaluasi sumatif yang

dilakukan pada akhir pembelajaran guru menyuruh siswa untuk praktek

membaca satu-persatu kedepan kelas. Dengan begitu guru dapat mengetahui

mana siswa yang telah faham dan siswa yang belum faham terhadap materi

yang telah disampaikan.evaliasi tersebut dapat menjadi acuan/gambaran

pertama dan dapat mengetahui tingkat partisipasi/keaktifan siswa selama

pelajar baca tulis Al-Qur’an berlangsung.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


84

B. Saran-Saran

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala Sekolah hendaknya mengontrol secara berkala dalam

pembuatan perencanaan dan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an sehimgga

tujuan pembelajaran dapat tercapai sebagaiman yang sudah dirumuskan.

2. Bagi Guru baca tulis Al-Qur’an

Dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an diperlukan strategi

khusus dalam mempelajarinya atau cara-cara khusus agar siswa dapat

lebih mudah dalam menerima pelajaran Al-Qur’an yang diajarkan. Guru

diharapkan dapat melakukan perubahan siswa dalam membaca dan

menulis Al-Qur’an supaya bacaan Al-Qur’an siswa lebih baik lagi, dengan

perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian hasil belajarnya. Sebagai guru

pembelajaran baca tulis Al-Qur’an sangat penting karena Al-Qur’an

merupakan kitab yang diturunkan kepada Nabi terakhir yang wajib untuk

kita pelajari dan memahaminya.

3. Bagi Siswa

Mentaati guru agar tercapai tujuan pembelajaran, yaitu membaca

dan menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Zulaichah. 2008. Perencanaan Pembelajaran PAI. Jember: Madania


Center Press.

Amali Hery, Bahirul. 2014. Orang Sibuk Bisa Menghafal Al-Qur’an. Yogyakarta:
Pro You.

An-Nahlawi, Abdurrahman. 2005 Pendidikan Islam di rumah, Sekolah dan


Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press

Arief, Armani. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Press.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Arruum Arinda, Skripsi. 2012. “Implementasi Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an


dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1
Jember. Jember: IAIN Jember.

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

As-Shalih, Subhi. 2011. Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Terj. dari MAabahits Fi


Ulumil-Qur’an oleh Tim Pustaka Firdaus. Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet.
XI.

Az-Zuhaili, Wahbah. 2001. Tafsir Munir. Damsyik : Darul Fikri. Jilid 15

B. Uno, Hamzah. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Chaer, Abdul. 2012. Al-Qur’an dan Ilmu Tajwid. Jakarta: Cipta.

Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung:


Diponegoro, Cet. X.

Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) SMP. Jakarta: Direktoriat Jendral Manajemen
Pendidikan Dasar Menengah.

Faridah Nurmaliyah, Sugeng listyo Prabowo. 2010. Perencanaan Pembelajaran.


Malang: UIN MALIKI Press.

Fathur Rasi, Skripsi. 2013. “Pengaruh Pembalajaran BTQ Terhadap Prestasi


Belajar PAI (Studi Kasus SMA Taman Sidoarjo”. Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.

85

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


86

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Harjanto, 2003. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Harjanto, 2005. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kausar Niazi, Maulana. 2005. Menuju Pemahaman Al-Qur’an. Jakarta: Betawi


Sarana Grafia.

Moh. Sahlan. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Jember: STAIN Jember Press.

Moleong, Lexi. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosda karya

Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Rosda Karya

Naim, Ngainun, dkk. 2007. Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nazir. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurgiantoro, Burhan. 2011. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah


Sebuah Pengantar Teoritas dan Pelaksanaannya. Yogyakarta: BEFC.

Mudrajad Kuncoro, 2007. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif,


Jakarta: Erlangga.

Sanjaya 2011. Perencanaan dan desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Prenada Media Grup.

Sardiman, 2006. Interaksi & Motivasi Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Slameto, 2015. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Sudaryono, 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Tangerang: Graha Ilmu

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


87

Sudjana, Nana. 2002. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Al-Gensindo

Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru


Algesindo.

Sugiono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiono, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan.


Bandung: Refika Aditama.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


Edisi Revisi.

Tim Pembina BIA Provinsi Jawa Timur. 1999. GBPP Baca Tulis Al-Qur’an
Sekolah Dasar. Surabaya: Depag.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa. 1993.


Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan. Jakarta : Balai Pustaka, cet. 4.

Tim Penyusun. 2016. Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Jember: IAIN Jember Press.

Usman, Moh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosda karya.

Zainudin, Ahmad. 2016. “Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran BTA (BacaTulis


Al-Qur’an) di MTsN Jember 3”. Jember: IAIN Jember.

Zein, Muhammad. 1995. Metode Bagi Pengajaran Agama. Yogyakarta: Ak


Group dan Indra Buana.

http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-menurut-para-
ahli, diakses 10 Juli 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
MATRIK PENELITIAN

SUB METODE
JUDUL VARIABEL INDIKATOR SUMBER DATA FOKUS PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN
Pembelajaran Penyelenggaraan 1. Perencanaan 1. Guru dapat merancang 1. Informan: 1. Pendekatan 1. Bagaimana
Baca Tulis Al- Pembelajaran Pembelajaran pembelajarana BTQ a. Kepala penelitian perencanaan
Qur’an dalam baca tulis Al- BTQ 2. Guru dapat menentukan Sekolah kualitatif dan jenis Pembelajaran Baca
Meningkatkan Qur’an fungsi, susunan dan b. TU penelitian Tulis Al-Qur’an dalam
Kemampuan komposisi pembelajaran c. Guru deskriptif Meningkatkan
Membaca dan BTQ Pembelajaran 2. Penentuan subyek Kemampuan Membaca
Menulis di SDN BTQ penelitian dengan dan Menulis di SDN I
I Widoropayung 2. Pelaksanaan 1. Kompetensi guru yang d. Siswa cara purposive Widoropayung Besuki
Besuki Pembelajaran sesuai dengan Sampling Situbondo.?
Situbondo BTQ bidangnya 2. Dokumentasi 3. Teknik
2. Guru mengunakan 3. Kepustakaan pengumpulan data: 2. Bagaimana
media pembelajaran a. Observasi pelaksanaan
b. Wawancara Pembelajaran Baca
3. Evaluasi 1. Materi yang sesuai c. Dokumentasi Tulis Al-Qur’an dalam
pembelajaran dengan kebutuhan dan 4. Analisis data Meningkatkan
Pembelajaran tuntutan siswa interaktif Kemampuan Membaca
BTQ 2. Penilaian Proses model milles and dan Menulis di SDN I
pembelajaran BTQ huberman, dengan Widoropayung Besuki
3. Penilaain hasil cara: Situbondo.?
Pembelajaran BTQ. a. Reduksi data
b. Penyajian data 3. Bagaimana evaluasi
Kemampuan 1. Hukum 1. Siswa mampu c. Kesimpulan Pembelajaran Baca
membaca dan Bacaan mengetahui dari hukum 5. Uji keabsahan Tulis Al-Qur’an dalam
menulis Al- nun sukun, tanwin, dan data. Meningkatkan
Qur’an mim sukun - Triagulasi Kemampuan Membaca
sumber data dan Menulis di SDN I
2. Memahami 2. Siswa dapat menghafal Widoropayung Besuki
Makna Al- Al-Qur’an dengan Situbondo.?
Qur’an mudah

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


PEDOMAN PENELITIAN

A. Metode Observasi
Adapun data yang diperoleh dari metode observasi ini adalah:
1. Keadaan lokasi SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo.
2. Alamat lengkap SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo
3. Pelaksanaan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di SDN 1 Widoropayung
Besuki Situbondo
4. Sarana pendukung dalam kegiatan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an
SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo
5. Data guru di SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo

B. Metode Interview
1. Kepala Sekolah SDN 1 Widoropayung Besuki Situbondo
2. Kepala tata usaha
3. Guru baca tulis Al-Qur’an
4. Siswa

C. Metode Dokumentasi
Data yang diperoleh dari metode dokumentasi ini adalah:
1. Visi dan Misi lembaga
2. Kurikulum Pendidikan
3. Struktur Organisasi
4. Data siswa
5. Denah sekolah
6. Kondisi fisik sarana dan prasarana
7. Proses pembelajaran di sekolah
8. Data-data lain yang digunakan

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


mber.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
ember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
ember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
DOKUMENTASI

Sedang melakukan pemberitahuan surat izin pada lembaga

Wawancara dengan bapak Ali Liono selaku Kepala Sekolah

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Para dewan guru SDN I Widoropayung

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
BIODATA PENULIS

Data Pribadi :
Nama : Chairul Hasan
NIM : 084 121 433
Tempat, Tanggal Lahir : Situbondo, 27 November 1992
Alamat : Dsn. Tegal Manik, Ds. Gunung Putri
Kec. Suboh - Kab. Situbondo
Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/PAI
No. Telp : 085 224 106 039
Email : chairulhasanm@yahoo.com

Riwayat Pendidikan :
1. SDN I Gunung Malang
2. SMP Nurul Jadid Paiton Probolinggo
3. SMK Daerah Situbondo
4. Institut Agama Islam Negeri Jember

Pengalaman Organisasi :
1. Pengurus OSIS SMP Nurul Jadid 2007-2008
(Bidang Olahraga)
2. Anggota PMII Rayon Tarbiyah 2015-2016
3. Pengurus KOMISARIAT PMII IAIN Jember
4. Anggota Pengurus BEM IAIN Jember 2016-2017
(Bid. Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa)

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


5. Sekretaris BEM IAIN Jember 2016-2017
6. Anggota PAC GP Ansor Suboh 2016-2018
(Bidang Pendidikan dan pemberdayaan kader)
7. Sekretaris Takmir Masjid AR-Rahman
8. Sekretaris Gerakan Pemuda Tegal Manik

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id

Anda mungkin juga menyukai