Anda di halaman 1dari 19

KAJIAN DAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI RUPA

SD

Disusun Oleh:

Risma
Nurul Aminah

Dosen Pembimbing:
MUSTAQIM, S.Pd.,M.Pd.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


AL-MUNAWWARAH TOLITOLI
2021

i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR  i
DAFTAR ISI  ii
BAB I  PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
BAB II  PEMBAHASAN 3
A. Pengertian kurikulum dan fungsi kurikulum 3
B.  pengertian seni rupa 6
C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum 8
D. Pendidikan Seni Rupa Dalam KTSP
E. Kajian Kurikulum Pendidikan Seni Di Sd 8
BAB III  PENUTUP 13
A. Simpulan 13
B.  Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan


dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia  Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran
karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan.  Dalam mata pelajaran
Seni Budaya dan Keterampilan, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri
tetapi terintegrasi dengan seni.  Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya.
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan  di sekolah karena
keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan
peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk
kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi  melalui pendekatan: “belajar
dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Peran ini tidak
dapat diberikan oleh mata pelajaran lain. 
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki sifat multilingual,
multidimensional, dan multikultural.  Multilingual bermakna pengembangan
kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media
seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. 
Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi
konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan  kreasi
dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan
etika.Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni
menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam
budaya Nusantara dan Mancanegara.  Hal ini merupakan wujud pembentukan
sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta
toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki peranan dalam
pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan

4
kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan  yang terdiri atas
kecerdasan intrapersonal,  interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik
matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas,
kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional. 
Bidang seni rupa, musik, tari, dan keterampilan memiliki kekhasan
tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing.  Dalam pendidikan seni
dan keterampilan, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang
tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan
kreasi.  Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan
teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian dan fungsi kurikulum?


2. Pengertian seni rupa?
3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
4. Pendidikan Seni Rupa Dalam KTSP
5. Kajian Kurikulum Pendidikan Seni Di SD

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Fungsi Kurikulum

            Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan


oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai
dengan saat ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya,
sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar yang bersangkutan. Istilah
kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu ini, pengertian kurikulum adalah jangka
waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk
memperoleh ijazah. Dengan kata lain kurikulum dianggap sebagai jembatan yang
sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan yang ditandai oleh
perolehan suatu ijazah tertentu.
Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan berikut ini, diantaranya:
            Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum adalah
sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk
memperoleh sejumlah pengetahuan.
            Kurikulum sebagai rencana pembelajaran kurikulum adalah suatu
program pendidikan yang disediakan untuk mempelajarkan siawa. Dengan
program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi
perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pembelajaran (Hamalik, 1994: 16-17).
            Jadi dapat disimpulkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
            Apabila kita meneliti pengertian kurikulum akan diperoleh bahwa
fungsi kurikulum sebagai berikut :
1. Bagi sekolah yang bersangkutan

6
1. Alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan
Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan, kurikulum berisi uraian,
1) jenis program apa yang diselenggarakan,
2) bagaimana menyelenggarakan setiap jenis program,
3) siapa yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan,
4) perlengkapan apa yang perlu diadakan.
b.Pedoman mengatur kegiatan sehari-har
2.Bagi sekolah pada tingkat di atas
a.Keseimbangan
Bila sekolah pada tingkat di atasnya mengetahui kurikulum sekolah
pada tingkat bawahannya, maka sekolah pada tingkat di atasnya dapat
megadakan penyesuaian di dalam kurikulumnya. Dengan kata lain sekolah
pada tingkatan di atasnya dapat mempertimbangkan
1) apakah sesuatu mata pelajaran tersebut yang telah diajarkan
masihpula diajarkan atau tidak,
2) apakah kecakapan tertentu yang belum diajarkan perlu dimasukkan
dalam kurikulum.
b. Penyiapan tenaga
Seandainya sekolah tertentu ditugaskan menyiapkan tenaga guru bagi
sekolah yang berada di bawahnya, maka sekolah yang menyiapkan itu perlu
mempelajari kurikulum sekolah yang “disiapkan” itu, baik mengenai isi,
organisasi, maupun cara pengajaran. Dengan mengetahui hal tersebut,
sekolah yang menyiapkan mengadakan penyesuaian seperlunya. Dewasa ini
diperkenalkan matematik di SD, sehingga SPG mengadakan penyesuaian di
kurikulum tentang cara mengajar matematik.
c.Masyarakat
Apabila masyarakat membutuhkan keterampilan tertentu, maka
masyarakat dapat mengetahuinya melalui kurikulum sekolah yang
bersangkutan.
Sehubungan dengan hal ini masyarakat dapat melakukan
1) memberi bantuan, dan

7
2) memberi saran. Dengan demikian tercipta keserasian penghasilan
dan pemakai.
B.     Pengertian Seni Rupa

Seni adalah hasil atau proses kerja atau gagasan manusia yang melibatkan
kemampuan kreatif, intuitif, kepekaan indera, kepekaan hati dan piker dalam
mencipta sesuatu yang indah dan selaras. Baik grafis maupun tekstil merupakan
salah satu karya seni rupa yang dicipta untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Seni yang pada aktivitas penciptannya memerlukan koordinasi dari mata
dan tangan ini disebut seni rupa (Brookes 1984).
Seni rupa menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi seni murni dan
seni terapan. Karya Grafis dan Tekstil tersebut yang penciptaannya ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia digolongkan sebagai seni rupa
terapan. Karya Grafis dan Tekstil dapat juga tergolong Seni Murni bila dalam
penciptaannya lebih mengutamakan emosi atau gagasan perupanya walau
nantinya karya tersebut dapat pula dimanfaatkan bagi kehidupan sehari-hari
sebagai pelengkap elemen estetis misalnya hiasan dinding.
Dalam bidang seni rupa terapan, terdapat bidang kerajinan tangan atau
sering disebut Craft. Jadi pada dasarnya kerajinan tangan adalah hasil karya seni
rupa yang penciptaannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Seni
rupa anak berbeda dengan orang dewasa. Dalam seni rupa anak, matra apresiasi
dan kreativitas berperan lebih besar dari pada pengetahuan dan keterampilan.
Namun sejalan dengan bertambahnya usia anak keseluruhan matra dapat
berkembang secara terpadu.

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum menurut Prof. Dr. Nana


Syaodih Sukmadinata terdiri dari dua hal yaitu prinsip-prinsip umum dan prinsip-
prinsip khusus. Prinsip-prinsip umum meliputi :
1. Relevansi

8
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa
tujuan, isi, dan proses belajar harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan
perkembangan masyarakat dan relevansi ke dalam berarti bahwa terdapat
kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu
antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian yang menunjukkan
keterpaduan kurikulum.
2. Fleksibilitas
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang
dan yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar
belakang dan kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus
berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan
terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu
maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
3. Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang
berlangsung secara berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang
disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat
kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang
lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
4. Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat
sederhana dan biayanya murah. Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan
selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan
waktu, biaya, alat, maupun personalia.
5. Efektifitas
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik
secara kuantitas maupun kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari
perencanaan pendidikan dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam
pengembangannya, harus diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum
yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, serta penilaian dengan kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan.

9
Adapun Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum meliputi:
1. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan
pendidikan sehingga perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu
pada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau
jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan
pendidikan bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah, survey
mengenai persepsi orangtua / masyarakat tentang kebutuhan mereka, survey
tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, survey tentang
manpower, pengalaman-pengalaman negara lain dalam masalah yang sama,
dan penelitian. 
2. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal,
yaitu perlunya penjabaran tujuan pendidikan ke dalam bentuk perbuatan hasil
belajar yang khusus dan sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi segi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan, dan unit-unit kurikulum harus disusun
dalam urutan yang logis dan sistematis. 
 
3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar-mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar hendaknya mempertimbangkan
beberapa hal, yaitu apakah metode yang digunakan cocok, apakah dengan
metode tersebut mampu memberikan kegiatan yang bervariasi untuk
melayani perbedaan individual siswa, apakah metode tersebut juga
memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, apakah penggunaan
metode tersebut dapat mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor,
apakah metode tersebut lebih menaktifkan siswa, apakah metode tersebut
mendorong berkembangnya kemampuan baru, apakah metode tersebut dapat
menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan rumah sekaligus
mendorong penggunaan sumber belajar di rumah dan di masyarakat, serta
perlunya kegiatan belajar yang menekankan learning by doing, bukan

10
hanya learning by seeing and knowing.
4. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan media dan
alat-alat bantu pengajaran yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa
hal berikut, yaitu alat/media apa yang dibutuhkan, bila belum ada apa
penggantinya, bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, bagaimana
pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimana pengorganisasiannya dalam
keseluruhan kegiatan belajar, serta adanya pemahaman bahwa hasil terbaik
akan diperoleh dengan menggunakan multi media
5. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kegiatan
penilaian meliputi kegiatan penyusunan alat penilaian harus mengikuti
beberapa prosedur mulai dari perumusan tujuan umum, menguraikan dalam
bentuk tingkah laku siswa yang dapat diamati, menghubungkan dengan bahan
pelajaran dan menuliskan butir-butir tes. Selain itu, terdapat bebarapa hal
yang perlu juga dicermati dalam perencanaan penilaian yang meliputi
bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa yang akan dites, berapa
lama waktu pelaksanaan tes, apakah tes berbentuk uraian atau objective,
berapa banyak butir tes yang perlu disusun, dan apakah tes diadministrasikan
guru atau murid. Dalam kegiatan pengolahan haisl penilaian juga perlu
mempertimbangkan beberapa hal yaitu norma apa yang digunakan dalam
pengolahan hasil tes, apakah digunakan formula guessing bagaimana
pengubahan skor menjadi skor masak, skor standar apa yang digunakan, serta
untuk apa hasil tes digunakan

D.   Pendidikan Seni Rupa Dalam KTSP

11
Dalam KTSP, pendidikan seni rupa menjadi bagian dari mata pelajaran
Seni Budaya untuk SMP/MTs dan SMA/MA, dan mata pelajaran Seni Budaya
dan Keterampilan untuk SD/MI. Baik di SD/MI, SMP/MTs, maupun di SMA/MA
mata pelajaran seni budaya diberi alokasi waktu dua jam pelajaran. Mata pelajaran
Seni Budaya mencakup seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater.
Dalam Standar Isi disebutkan bahwa pendidikan seni budaya diberikan di
sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatannya bagi
perkembangan peserta didik. Pendidikan seni didasarkan pada pendekatan “belajar
dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Belajar dengan
seni berarti bahwa dengan mempelajari seni, peserta didik dapat mengembangkan
pengetahuannya di luar bidang seni. Dalam belajar melalui seni, peserta didik
dapat mengembangkan pengetahuannya melalui berkreasi seni. Belajar tentang
seni berarti bahwa peserta didik diharapkan dapat mengembangkan
pengetahuannya tentang seni itu sendiri. Dengan demikian pembelajaran seni di
sini dipandang sebagai metode belajar. Selain pendekatan tersebut, pendidikan
seni budaya dipandang secara multilingual, multidimensional, dan multikultural.
Multilingual berarti pengembangan kemampuan mengekspresikan diri melalui
berbagai media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai
perpaduannya. Multidimensional berarti pengembangan berbagai kompetensi
meliputi konsepsi (aspek kognitif), apresiasi (aspek afektif), dan kreasi (aspek
psikomotor) dengan memadukan unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika.
Multikultural berarti bahwa pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran
dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan mancanegara,
yang merupakan wujud sikap demokratis agar seseorang hidup secara beradab
serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pendidikan seni budaya juga dipandang memiliki peranan dalam
pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan
kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang mencakup
kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik
matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas,
kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.

12
Bidang seni rupa, musik, tari, dan teater memiliki kekhasan sesuai dengan
kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni budaya, aktivitas
berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang diberikan dalam
pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Hal ini dilakukan
dengan eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks
budaya masyarakat yang beragam.
Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. memahami konsep dan pentingnya seni budaya,
2. menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya,
3. menampilkan kreativitas melalui seni budaya, dan
4. menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional,
maupun global.
Selanjutnya mata pelajaran Seni Budaya mencakup aspek-aspek sebagai
berikut:
a. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-
mencetak, dan sebagainya
b. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal,
memainkan alat musik, apresiasi karya musik
c. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan
dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari
d. Seni teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah
suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan
seni peran.
Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu
bidang seni sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia serta fasilitas yang
tersedia di sekolah. Untuk sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran
lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang
seni yang akan diikutinya.
Berdasarkan pendekatan, pandangan, dan tujuan tersebut, pendidikan seni

13
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan berekspresi (berkreasi) dan berapresiasi seni.
Untuk itu, di dalam kurikulum tersebut ditetapkan dua standar kompetensi (SK)
untuk bidang seni rupa, yaitu mengapresiasi karya seni rupa dan mengekspresikan
diri melalui karya seni rupa. Standar kompetensi mengapresiasi seni rupa
mencakup kemampuan mengidentifikasi dan menampilkan sikap apresiasi
terhadap karya seni rupa. Standar kompetensi mengekspresikan diri melalui karya
seni rupa mencakup kemampuan menciptakan karya seni rupa serta melaksanakan
pameran seni rupa. Kemampuan-kemampuan tersebut dirumuskan menjadi
sejumlah kompetensi dasar (KD) yang meliputi berbagai cabang seni rupa (seni
murni dan terapan) dan cakupan wilayah (lokal/daerah setempat, Nusantara, dan
mancanegara).

E. Kajian Kurikulum Pendidikan Seni Di SD

     Kurikulum dapat diartikan sebagai urutan dari berbagai kegiatan belajar


yang secara sengaja dikembangkan untuk memberikan pengalaman belajar bagi
siswa (Eisner, 1983). Bagi pelaksana, kurikulum berfungsi sebagai panduan untuk
digunakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di sekolah guna
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu sebelum anda
merancang, melaksanakan dan mengevaluasi suatu kegiatan pembelajaran terpadu
anda perlu menelaah kurikulum yang berlaku (dalam hal ini kurikulum 1996) dan
menyusun peta konsep tentang mata kajian yang akan dipadukan.
       Dalam kegiatan belajar telah dijelaskan pula bahwa sifat dan ciri khas
dari mata pelajaran kesenian adalah:
1. Bertitik tolak dari segi praktika sedang teori atau pengetahuan lebur di
dalamnya, serta
2. Bahan kajian mata pelajaran ini yang meliputi seni rupa, kerajinan tangan,
musik, dan tari dilaksanakan secara terpadu (Kamaril, 2007: 6.5).
Pendidikan seni di negara kita telah mengalami berbagai pembaharuan dari
waktu ke waktu. Pembaharuan dilakukan guna meningkatkan kualitas pendidikan
seni. Salah satu usaha pemerintah yang secara sentral memperbaharui sistem

14
pelaksanaan pendidikan seni adalah penyempurnaan kurikulum.
Kurikulum yang sedang dilaksanakan senantiasa dievaluasi dan
disempurnakan setiap periode tertentu untuk menghadapi perkembangan
masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan dinamika kebudayaan secara
keseluruhan. Kurikulum Pendidikan Seni telah beberapa kali mengalami
perubahan dan penyempurnaan. Pada tahun 1975 terjadi perubahan yang
menyeluruh pada mata pelajaran ekspresi, yang sebelum itu dalam kurikulum
sekolah umum dikenal dengan nama mata pelajaran menggambar dan seni suara.
Pembaharuan dapat dilihat dengan penggantian nama mata pelajaran itu menjadi
Pendidikan Kesenian'.
Istilah mata pelajaran juga diganti menjadi 'bidang studi', sehingga
pembaharuan itu selengkapnya menjadi 'bidang studi pendidikan kesenian'. Isi
bidang studi pendidikan kesenian itu merupakan penggabungan pelajaran
menggambar dan seni suara ditambah sub bidang studi lain yaitu seni tari dan
teater, yang pada kurikulum sebelumnya tidak ada. Pelajaran menggambar dan
seni suara diubah namanya menjadi seni rupa dan seni musik. Selengkapnya
bidang studi pendidikan kesenian berisi sub-sub bidang studi seni rupa, seni
musik, seni tari, dan seni teater (drama).
Kurikulum 1975 disempurnakan lagi pada tahun 1984 dengan sebutan
kurikulum 1984. Penyempurnaan ini ditandai oleh penggantian istilah pendidikan
kesenian menjadi pendidikan seni.
Kurikulum 1994 Sekolah Dasar yang berlaku sekarang sangat jauh
berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Perbedaan itu meliputi sistem
pembelajarannya yang menggunakan 'integrated learning' atau pembelajaran
terpadu antara beberapa cabang seni. Nama pendidikan seni berubah pula menjadi
'Kerajinan Tangan dan Kesenian'. Ruang lingkup materi kerajinan tangan meliputi
berbagai kegiatan sederhana kerumahtanggaan yang mudah dilakukan oleh anak-
anak untuk keperluan hidupnya sehari-hari, dan termasuk di dalamnya pekerjaan
kesenirupaan. Sedangkan yang dimaksud kesenian meliputi seni tari (seni gerak),
seni musik (seni suara). Antara pengajaran kerajinan tangan dan kesenian
dianjurkan menjadi suatu larutan yang benar- benar terpadu dan terintegrasi dalam

15
satu topik (bahasan) pengajarannya. Pengajaran terpadu dalam Kerajinan Tangan
dan Kesenian (disingkat: KTK) ini bermuatan wawasan kedaerahan (muatan
lokal), sebab di dalamnya diharapkan para guru dan siswa mampu menggali seni
kriya (kerajinan) yang tumbuh di daerah sekitarnya.
Seni kerajinan sebagai cabang seni rupa merupakan seni yang tertua dan
bahkan mengakar di setiap pelosok daerah Nusantara ini. Perkembangan seni
kerajinan tradisional ini diangkat menjadi prioritas karena ternyata dunia
pariwisata serta konsumsi kesenian dunia lebih tertarik terhadap seni kerajinan
tradisional yang berkembang di daerah. Selain seni kerajinan tersebut unik, juga
mencerminkan citra estetik khas daerah tertentu, dan menjadi salah satu identitas
budaya bangsa kita. Jika diteliti perubahan nama sub-sub bidang studi pada setiap
kurikulum yang disempurnakan, ternyata perubahan itu tidak hanya sekedar
penggantian nama, akan tetapi mengubah pula ruang lingkup pengajarannya.
Perubahan itu dilandasi oleh konsep dasar pendidikan yang berbeda pada setiap
kurikulum. Konsep pendidikan seni yang sekarang kita kenal jauh berbeda dengan
konsep pendidikan (mata pelajaran) menggambar dan seni suara. Perubahan
konsep tentu membawa konsekuensi didaktis dan metodis yang menuntut
berbagai persyaratan yang harus dipenuhi jika kita ingin melaksanakan pendidikan
seni dengan memadai.

16
BAB III
PENUTUP

17
A. Kesimpulan

Bidang seni rupa, musik, tari, dan keterampilan memiliki kekhasan tersendiri
sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing.  Dalam pendidikan seni dan
keterampilan, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang
tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan
kreasi.  Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan
teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran kurikulum adalah suatu program
pendidikan yang disediakan untuk mempelajarkan siawa. Dengan program itu
para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan
perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Kamaril, Cut. 2007. Pendidikan Seni Rupa/Kerajinan Tangan. Jakarta:


Universitas Terbuka

18
Oemar, Hamalik. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Sinar
Grafika Offset
Pasaribu, dkk. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito
http://pgsdikipmadiun.blogspot.com/#!/2012/03/kerangka-kerja-
kurikulum-pendidikan.html. (diunduh pada hari Senin, tanggal 23-04-2012, pukul
15:04)
http://www.scribd.com/doc/67293376/41/Seni-Rupa. (diunduh pada hari
Senin, tanggal 23-04-2012, pukul 13:17)

19

Anda mungkin juga menyukai