Anda di halaman 1dari 34

APRESIASI, UNSUR DAN PRINSIP SENI RUPA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seni Rupa

Dosen Pengampu : Dra. Tri Saptuti, M.Pd.

KELOMPOK 7

Disusun Oleh :

1. Rindang Prasetia (K7114147)


2. Rindi Aziz (K7114148)
3. Rizky Wahyuningsih (K7114153)
4. Safinatun Najah (K7114149)
5. Dewi Astuti (K7114159)
Kelas : 5B

PROGRAM S1 PGSD KAMPUS VI KEBUMEN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2016
APRESIASI, UNSUR DAN PRINSIP SENI RUPA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seni Rupa

Dosen Pengampu : Dra. Tri Saptuti, M.Pd.

KELOMPOK 7

Disusun Oleh :

1. Rindang Prasetia (K7114147)


2. Rindi Aziz (K7114148)
3. Rizky Wahyuningsih (K7114153)
4. Safinatun Najah (K7114149)
5. Dewi Astuti (K7114159)
Kelas : 5B

PROGRAM S1 PGSD KAMPUS VI KEBUMEN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2016
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan ilmu
serta limpahan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan penegak risalah-Nya, semoga kita tetap
menjadi umatnya hingga hari akhir nanti.
Makalah yang berjudul Apresiasi Karya Seni Rupa ini disusun sebagai salah
satu tugas dalam mata kuliah Seni Rupa yang diampu oleh Dra. Tri Saptuti, M.Pd
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada karya makalah ini. Oleh
sebab itu Penulis menantikan adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca yang budiman demi perbaikan untuk penulisan yang akan datang.

Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

Halaman depan..........................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Apresiasi Seni Rupa...................................................................3


B. Fungsi dan Tujuan Apresiasi Seni Rupa......................................................4
C. Hubungan Seniman, Karya Seni, dan Penghayat.........................................7
D. Aliran dalam Karya Seni..............................................................................9
E. Unsur Seni Rupa........................................................................................14
F. Prinsip Seni Rupa.......................................................................................20
G. Membina Kegiatan Apresiasi Seni Pada Anak..........................................25

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................28
B. Saran..........................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Apresiasi seni merupakan suatu proses mendengar, melihat, menghayati,


menilai, menjiwai, dan membandingkan, atau menghargai karya seni dikaitkan
dengan segi keindahan. Kegiatan apresiasi seni merupakan kegiatan yang
penting yang perlu dilatihakan kepada anak-anak. Dengan kegiatan apresiasi
seni guru dapat meningkatkan pemahaman anak terhadap wawasan seni,
meningkatkan kualitas ekspresi diri dan meningkatkan pengenalan anak-anak
terhadap seni dan budaya bangsa sendiri dan pada giliranya bisa meningkatkan
kepekaan estetik (rasa keindahan anak-anak). Untuk dapat meningkatkan
kepekaan estetik anak-anak, guru sebaiknya memiliki seperangkat pengetahuan
tentang apresiasi seni rupa.

Pengetahuan yang cukup tentang seni rupa merupakan bekal yang harus
dimiliki oleh seorang guru sebelum mengajar peserta didik. Mengingat
pentingya hal tersebut, penulis akan membahas apresiasi seni rupa yang meliputi
pengertian apresiasi seni, tujuan dan fungsi apresiasi seni, hubungan karya seni,
seniman dan penghayat, aliran-aliran dalam karya seni rupa, prinsip dan unsur
karya seni rupa serta cara membina kegiatan apresiasi seni pada anak sekolah
dasar.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian dari apresiasi seni rupa?

2. Apakah tujuan dan fungsi dari apresiasi seni rupa?

3. Bagaimanakah hubungan karya seni, seniman dan penghayat?


4. Apa saja aliran dalam karya seni rupa?

5. Apa sajakah unsur-unsur seni rupa?

6. Apa sajakah prinsip-prinsip seni rupa?

7. Bagaimanakah cara membina kegiatan apresiasi seni pada anak-anak sekolah


dasar?

C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas diperoleh tujuan sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian apresiasi seni rupa

2. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan fungsi apresiasi seni rupa

3. Mahasiswa mampu menjelaskan karya seni, seniman dan penghayat rupa

4. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis aliran dalam karya seni rupa

5. Mahasiswa mampu menjelaskan unsur-unsur karya seni rupa

6. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip-prinsip dalam seni rupa

7. Mahasiswa mampu menjelaskan kegiatan membina apresiasi seni pada


anak-anak sekolah dasar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN APRESIASI SENI

Apresiasi berasal dari Bahasa Latin, yaitu appretiatus yang artinya


penilaian atau penghargaan. Appreciate dalam Bahasa Inggris berarti
menentukan nilai, melihat karya, menikmati lalu menyadari keindahan karya
seni tersebut dan menghayati.

Apresiasi seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang
dihormati serta penghargaan pada karya seni tersebut dan pembuatnya. Secara
umum apresiasi seni bisa diartikan sebagai kesadaran menilai melalui cara
menghayati suatu karya seni.

Secara umum apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni berarti,


mengerti sepenuhnya seluk-beluk sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif
terhadap segi-segi estetika. Apresiasi dapat juga diartikan berbagi pengalaman
antara penikmat dan seniman, bahkan ada yang menambahkan, menikmati sama
artinya dengan menciptakan kembali. Kegiatan apresiasi seni atau mengapresiasi
karya seni dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami berbagai hasil seni
dengan segala permasalahannya serta terjadi lebih peka akan nilai-nilai estetika
yang terkandung di dalamnya. Hal ini ditegaskan oleh Soedarso (1990:77)
bahwa apresiasi adalah: Mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk-beluk
sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi estetiknya sehingga
mampu menikmati dan menilai karya tersebut dengan semestinya. Sementara
itu Rollo May (Alisyahbana, 1983:81) menambahkan bahwa berapresiasi
terhadap suatu kreasi baru atau hasil seni juga merupakan suatu tindakan kreatif.
Mengapresiasi karya seni itu penting sekali karena akan membuat hidup lebih
nikmat, gembira, sehat. Bayangkan, bagaimana jika ada orang yang tidak
mampu sekali menikmati karya seni (dalam arti luas, termasuk seni di luar seni r
upa). Dalam kehidupan sehari-hari, secara disadari atau tidak, orang melakukan
apresiasi pada tingkat tertentu: menonton pameran, mendengarkan musik,
menonton film di TV, memilih motif kain dan sebagainya.

Kegiatan apresiasi yaitu melakukan pengamatan pemahan, penilaian atau


evaluasi dan mengkritik. Kegiatan seni merupakan kegiatan yang khusus dan
istimewa dan merupakan kegiatan yang memberikan kesan mengenai dunia dan
sekitarnya melalui sentuhan artistik dan keindahan ciptaan yang ada. Terbentuk
dari 2 kemungkinan yaitu afektif dan kreatif.

Proses apresiasi afektif, terjadi karena pengamatan seni cepat mengalami


empati dan rasa puas.
Proses apresiasi kreatif, terjadi karena pengamat seni sadar dalam
menghayati dan menilai menggunakan aspek logika untuk menentukan nilai
suatu karya seni.

Secara teoretik menurut Brent G. Wilson dalam (Samin, 2015) dalam


bukunya Evaluation of Learning in Art Education, apresiasi seni memiliki tiga
domain, yakni perasaan (feeling), dalam konteks ini terkait dengan perasaan
keindahan, penilaian (valuing) terkait dengan nilai seni, dan empati
(emphatizing), terkait dengan sikap hormat kepada dunia seni rupa, termasuk
kepada profesi perupa (pelukis, pepatung, pegrafis, pekeramik, pedesain, pekria,
dan lain-lain). Karena menyadari peran dan kontribusi para seniman tersebut
bagi masyarakat, bangsa dan negara, atau bagi nilai-nilai kemanusiaan pada
umumnya.

B. FUNGSI DAN TUJUAN APRESIASI SENI RUPA


1. Fungsi Apresiasi Seni Rupa (dalam Sany, 2014) adalah :
a) Seni Rupa sebagai Media Ekspresi
Karena merupakan sarana penyampaian ide dan kehendak
seniman lewat penciptaan karya seni, seperti :
Hubungan manusia dengan Tuhan atau kepercayaan.
Hubungan manusia dengan alam.
Hubungan manusia dengan masyarakat.
Hubungan manusia dengan diri sendiri.
b) Seni Rupa sebagai Media Komunikasi
Lewat karya seni rupa seniman sekaligus dapat menyampaikan
informasi tentang buauh pikiran, perasaa, ide-ide serta harapan-
harapannya kepada halayak ramai, sebaliknya merupakan sarana
penyampaian kepada publik.
Contoh : melalui aktivitas pameran-pameran.
c) Seni Rupa sebagai Media Rekreasi
Karena seni termasuk seni rupa dapat memberikan suatu
kesenangan dan kepuasan spiritual baik bagi seniman maupun bagi
masyarakat yang menikmati karya itu. Seniman juga sekaligus menikmati
kesenangan tertentu dalam proses penciptaan karya tersebut, artinya
seniman memperoleh kesenangan batin ketika berkarya.
d) Seni Rupa sebagai Media Terapi
Melalui penciptaan karya sseni rupa seseorang dapat
menyalurkan berbagai masalah yang dihadapinya. Endapan hasrat dan
keinginan jiwa yang membutuhkan penyaluran. Berfungsi memelihara
keseimbangan jiwa murni agar tetap dalam kondisi sehat dan normal.
Contoh : Karya Affandi, Sudibiyo, yang berurusan dengan
perikemanusian, penderitaan, dan proses sosial.
2. Tujuan Apresiasi Seni Rupa
Tujuan pokok penyelenggaraan apresiasi seni rupa adalah
menjadikan masyarakat melek seni sehingga dapat menerima seni
sebagaimana mestinya. Apresiasi adalah kegiatan mencerap (menangkap
dengan panca indera), menanggapi, mengahayati sampai kepada menilai
sesuatu. Tujuan akhir apresiasi karya seni rupa antara lain :
Untuk mengembangkan kreasi
Untuk mengembangkan estetis
Mengembangkan dan penyempurnaan hidup

C. HUBUNGAN SENIMAN, KARYA SENI DAN PENGHAYAT


Proses mengapresiasi seni meliputi beberapa komponen diantaranya adalah
karya seni, aktivitas penciptaan karya seni, dan aktivitas penghayatan karya seni.
Ketiga komponen ini biasa disebut Tri Tunggal Komponen Seni. Arti ketiga
komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu
sama lainnya. Karya seni merupakan hasil aktivitas ciptaan manusia yang
mengindikasikan adanya bentuk baru, karya seni diciptakan dengan teknik dan
bahan tertentu yang dijadikan wadah untuk perasaan batiniah pencipta hal ini
dapat terjadi karena karya seni mengandung visi, maka karta seni memiliki
makna dan bernilai. Berdasarkan uraian diatas karya seni menyangkut hal-hal :
Karya seni merupakan hasil aktivitas ciptaan manusia yang
mengidentifikasikan adanya perubahan bentuk baru.
Karya seni diciptakan dengan bahan dan teknik tertentu.
Karya seni merupakan visi pribadi dan menjadi wadah perasaan batiniah
pencipta karena mengandung visi, maka karya seni memiliki makna atau
bernilai ungkap.
Karya seni adalah pembabaran pengalaman estetis pencipta, maka wujud seni
bernilai artistik dan estetis.
Karya seni merupakan media komunikasi antara pencipta dan penghayat.

Secara sederhana yang dikatakan seniman adalah orang yang ahli


menciptakan karya seni. Hal ini memberikan pengertian, bahwa tidak semua
orang bisa disebut seniman.
Pertama, yang dikatan seniman adalah orang yang memiliki kelebihan
dalam hal kepekaan atau sensibilitas, baik kepekaan yang berhubungan dengan
apa yang ada di luar dirinya maupun kepekaan rasa indah yang ada di dalam
dirinya. Seorang seniman biasanya mudah bereaksi terhadap lingkunngannya
yang kemudian menjadi sarana ide ciptaannya.
Kedua, yang dikatakan seniman adalah orang yang memiliki kemampuan
mencipta. Menurut De Bruyne pada dasarnya karya seni merupakan perpaduan
antara isi dan bentuk yang tidak dapat dipisahkan. isi merupakan pengalaman
batiniah yang menggambarkan proses ditemukannya ide hingga menuju
lahirnyaa karya seni dalam wujud konkrit sensual, bentuk merupakan tata
susunan sensual dari hasil proses pengolahan media yang terikat pada ruang
dan waktu. Hal ini memberikan gambaran, bahwa seniman dalam menciptakan
karya seni didasari adanya dua kemampuan yang berhubungan dengan aktivitas
spiritual dan kemampuan yang berhubungan dengan aktivitas fisik.
Seorang seniman untuk dapat mewujudkan karya seni tidak sekadar tahu
mamfaat bahan dan peralatan yang akan dipakai, melainkan lebih dari itu.
Kemampuan teknik manual di dalam usaha memberi wujud kepada visi inilah
yang disebut kemampuan fisik. Oleh karena itu , teknik yang digunakan seniman
sulit dilaksanakan orang lain.
Penghayat atau apresiator adalah semua orang yang berhadapan dan
mampu berkomunikasi dengan karya seni. Penghayat dibedakan menjadi dua
macam yaitu penghayat yang menanggapi seni dengan mata fisik dan penghayat
yang menganggapi seni dengan mata psikis. Proses penghayatan dengan
menggunakan mata fisik ini dilakukan hanya terbatas pada pengertian
mengamati. Penghayatan belum sampai pada proses menangkap makna atau isi
dari karya seni. Misalnya adalah rasa senang dan tidak senang, tertarik dan tidak
tertarik, namun tidak memahami mengapa senang dan tertarik pada karya
tersebut. sedangkan proses penghayatan yang menanggapi seni dengan mata
psikis mengamati seni tidak hanya dari mata namun sudah jauh yaitu sudah
menggunakan pengamatan batin. Penghayat sudah bisa memahami mengapa
karya seni di hadapannya menarik, menyenangkan, mengharukan dan
sebagainya.
Dilihat dari segi sikap yang sebaiknya dimiliki oleh penghayat dalam
mengapresiasi seni meliputi tiga cakupan sikap diantaranya adalah sikap
menghargai yang berarti tulus untuk menerima kehadiran karya-karya orang lain
walaupun tidak cocok dengan aliran, pandangan atau selera pribadinya. Sikap
yang kedua yaitu sikap memahami yang berarti sikap bersedia mencari jawaban
atas pertanyaan mengapa demikian? bukan apa. Mengapa sang seniman
menciptakan karya seni tersebut? adakah sesuatu makna dibalik kehadiran yang
tampak tersebut? hal ini terjadi karena sikap ini didasarkan pada konsep seni
yang keliru dan setidak-tidaknya kurang lengkap yaitu konsep seni sebagai
komunikasi ide pikir, dimana seni diidentikan degan bahasa. Cara pengamatan
ini cenderung mengikuti selera pribadi. Sementara cara pandang yang ketiga
yaitu sikap menikmati yang berarti sikap menentukan pilihan secara sensitif,
suatu sikap mencari dan menemukan nilai-nilai estetik yang terkandung di dalam
karya seni. Sikap sensitive ini mucul ketika seorang penghayat mampu
menemukan sentuhan yang disebabkan oleh tata susunan bentuk, warna, tekstur,
garis dan sebagainya.

Hubungan seniman dan karya seni yaitu yang pertama, seni menjadi
pedoman bagi pencipta, untuk mengekspresikan kreasi artistiknya dan
berdasarkan pengalaman mereka mampu memanipulasi kreasi arrtistiknya,
mampu memanipulasi media guna menyajikan suatu karya seni. Kedua, seni
member pedoman pada penikmat untuk menyerap karya seni, dan berdasarkan
pengalamannya mereka dapat melakukan apresiasi dengan cara menyerap karya
seni untuk menumbuhkan kesan-kesan estetik tertentu, demikian Mils (dalam
Masdar, 2014). Hal ini memberi gambaran bahwa karya seni merupakan sarana
komunikasi antara pencipta dan penikmat.
Seniman sebagai kreator seni memiliki dorongan atau latar belakang
yang bervariasi. Pada sisi lain yaitu proses pelahiran kreasi seni sangat memberi
peluang bagi pengembangan pribadi pencipta. Inilah yang menyebabkan
terwujudnya berbagai bentuk karya seni dalam gaya individu masing-masing
pencipta.
Namun pada lingkungannya kelompok tertentu yang sudah membentuk
kebudayaan tertentu akan mewujudkan karya seni yang mencerminkan
kelompok tersebut yaitu ciri-ciri umum yang mendasari ciri-ciri pribadi
pencipta. Dapatlah dikatakan perwujudan karya seni sebagai suatu kesatuan
karya, dapat merupakan ekspresi yang bermatra individual, sosial maupun
budaya. karya seni sebagai media ekspresi seniman bisa
berisi/bermuatan sekedar pesan dalam ideom komunikasi sampai pada pesan
perasaan yang lebih dalam dan kompleks. Karya seni juga bisa hanya sekedar
hasil dulikasi hingga yang abstrak.

Karya seni merupakan wadah untuk mengekpresikan pengalaman batiniah


pencipta. Inilah hakikat hubungan seniman dan karya seni. Semakin dekatnya
hubungan seniman dengan karyanya yang tercermin dalam makna/ nilai wujud
karya maupun perilaku dan pandangan-pandangannyaakan mencerminkan pula
kualitas nilai karyanya.

D. ALIRAN DALAM KARYA SENI


Berikut ini adalah beberapa contoh aliran seni yang pernah berkembang dan
tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya.

No NAMA PENGERTIAN SINGKAT TOKOH


LENGKAP TOKOKNYA
1 Romantisisme Suatu aturan dalam seni rupayang lebih Eugene Delacroix
mengutamakan perasaaan dari pada Delaroche, Vernet,
ratio, lebih mengutamakan gerak Raffet, Raden Saleh,
dramatis denganteknik perwarnaan yag Theodore Gericault
serba indah, kurang memperhatikan
anatomi anatomi, anatomi tidak jelas
2 Realisme Suatu aliran yang temanya lebih Gustave Courbet,
menitik beratkan pada faktor Jean Francois
kenyataan, yaitu apa yang ada pada Millet, Honore
dunia luar, dengan menitik beratkan Daumier, George
pada karakteristik yang pada realita itu Hendrik Breinter
sendiri. Pewarnaan tidak sesuai dengan
alam yang tmpak
3 Nuturalisme Suatu aliran yang menitik beratkan Manet
pada usaha melukiskan segala sesuatu
natural atau alami. Wujud karyanya
dibuat setepat mungkin sesuai dengan
mata kita melihat gejala alam baik
susunan, perbandingan keseimbangan,
perspektif, watak permukaan, warna
dsb.
4 Impressionisme Aliran yang menitih beratkan adanya Monet, Renoir,
kesan mengenai pewarnaan, cahaya, Degas, Paul
bayang bayang dan kesan yang Cezanne, Paul
terkandung di dalamnya. Sedangkan Gauguin
bentuk realita objek tidak dihiraukan
sama sekali. Kesan sesaat inilah yang
dijadikan pedoman.
5 Post Aliran sesudah impressionisme, Paul Gezanne,
Impressionisme dimana mereka melengkapi diri dengan Vincent Van Gogh
perenungan yang mendalam mengenai George Seurat
problem sinar dan perwarnaan, tidak
menitih beratkan pada kesan sesaat.
6 Pointilisme Suatu aliran yang lebih mengutamakan William Maris, Paul
cahaya, dengan perwarnaan langsung Cezanne George
pada kanvas berupa titik titik. Seurat
7 Expressionisme Dalam melukin aliran ini lebih menitih Cezanne, Gauguin
beratkan spontanitas dan greget yang Vincent Van Gogh
disesuikan perasaan yang penuh gaya
kosentrasi tinggi dan sebagai
penginderaan penginderaan batin
pelopornya pada kanvas, dan
komposisinya serta garis yang mantap.
8 Fauvisme Aliran modern yang setelah timbul Henri Rousseau
aliran Expressionisme, lebih bebas Henry Matisse,
dalam pewarnaan, garis maupun Raoul Dufy, Khess
komposisi, dalam mengutamakan Van Donges Yan
gagasan, spontanitas ke dalam lukisan. Shuyter, LeoGester
Melukis apa saja yang dikehendaki,
tidak perlu mengartikan apa yang
dilukiskan
9 Kubisme Bercirikan bentuk bentuk kubus dan Poblo Picasso,
kotak kotak yang dibangun atas ilmu Braque, Fauric
ukur dan berusahan untuk
membesarkan diri dari kaidah kaidah
akademi, baik tentang perwarnaan
maupun komposisinya.
10 Surealisme Suatu aliran yang berusan untuk Salvadore Dali, Paul
mengaktivitas jiwa manusia dalam Klee, Marc Chagall
keadaan yang bebas, dinamis belum
terikat oleh aturan aturan logika,
etika, maupun esetika, penuh misteri,
kerapkali membawa suasana yang
menakutkan, dengan objek yang
meleleh, meliuk laksana tak bertulang.
11 Dadaisme Mengemukakan lukisan yang bersifat Paul Klee, Kurt
kanak kanak. Bahwa ukuran Switters
keindahan itu terletak pada
pembawaan seseorang dengan ciri
karyanya yang liar dan kadang
kadang tidak pantas. Aliran ini
mencapai puncaknya pada tahun 1920,
pada suatu festival dasar mengenai
puisi, lukisan dan musik di paris.
12 Futurisme Aliran yang menyukai segala sesuatu F. T. Marinetti,
yang berbau teknik atau kebisingan dan Umberto Bacioni
keributan, mereka memuja kecepatan Marcel Duchamp
dan tenaga perang, banyak melukis Carlo Carra Buido
pabrik. Mesin mesin penggerak, kerja Severini
keras, perang perjuangan dan
sebagainya. Pada dasarnya wujut karya
lebihmenekankan pada gambaran
gerak.
13 Primitivisme Suatu aliran seni rupa yang Paul Gaugin Herni
menghasilkan buah karya yang sangat Rousseau
sederhana,, atau biasa, mempunyai
kesan mistik, angker dan menakutkan.
14 Abstrak Suatu aliran seni lukis yang lebih Piet Mondrian,
menitih beratka kepada suatu yang Wassily Kandinsky,
tidak nyata. Aliran ini merupakan J. Pollock
pengembangan lanjutan dari kubisme.
15. Popular Arts Popular art adalah aliran seni yang George Segal, Tom
muncul akibat kejenuhan pada seni Wasselman, Claes
tanpa objek. Aliran ini mengingatkan Oldenburg, Yoseph
kita pada keadaan lingkungan sekitar Benys, dan Cristo.
yang telah lama dilupakan. Objek
dalam lukisan yang menampilkan
aliran ini umumnya menampilkan
sindiran, karikatur, atau humor.
Berikut ini adalah beberapa contoh gambar dari aliran seni
E. UNSUR SENI RUPA

Unsur-unsur fisik dalam sebuah karya seni rupa pada dasarnya meliputi
semua unsur fisik yang terdapat pada sebuah benda. Dengan demikian
pengamatan terhadap unsur-unsur visual pada karya seni rupa ini tidak berbeda
dengan pengamatan terhadap benda-benda yang ada di sekeliling kita. Semakin
baik pengenalan terhadap unsur-unsur visual ini akan semakin baik pula
pengamartan seseorang terhadap segala sesuatu yang dilihatnya. Unsur-unsur
seni rupa atau unsur-unsur visual tersebut umumnya dikelompokan sebagai
berikut:

1. GARIS (line)

Garis merupakan unsur mendasar dan unsur penting dalam mewujudkan


sebuah karya seni rupa. Perwujudan karya seni rupa pada umumnya diawali
dengan coretan garis sebagai rancangannya. Garis memiliki 2 dimensi
memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat khusus seperti: pendek,
panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak dan seterusnya.
Garis dapat terjadi karena titik yang bergerak dan membekaskan jejaknya pada
sebuah permukaan benda. Sejak kecil kita telah mengenal dan menggunakan
garis, baik dalam bermain, menggambar maupun ketika belajar menulis dan
membuat angka. Garis menjadi batas dari berbagai bentuk dan bidang. Dalam
seni gambar (drawing), bentuk garis dapat segera dikenali dengan mudah karena
garis dalam karya drawing bersifat aktual. Sedangkan pada karya seni lainnya
seperti seni patung misalnya, garis mungkin bersifat maya yang terbentuk dari
perbedaan letak dan bentuk permukaan patung tersebut. Dalam sebuah karya
seni rupa garis dapat juga digunakan sebagai simbol ekspresi. Garis tebal tegak
lurus misalnya, memberi kesan kuat dan tegas, sedangkan garis tipis
melengkung, memberi kesan lemah dan ringkih. Karakter garis yang dihasilkan
oleh alat yang berbeda akan menghasilkan karakter yang berbeda pula. Coba
bendingkan karakter garis yang dihasilkan oleh jejak spidol pada white board
dan jejak kapur pada papan tulis.

Gambar Unsur Bidang pada karya seni rupa

2. RAUT ( Bidang dan Bentuk)


Raut merupakan tampak, potongan atau bentuk dari suatu objek. Raut dapat
terbentuk dari garis yang mencakup ukuran luas tertentu yang membentuk
bidang. Raut juga dapat berarti perwujudan dari sebuah objek atau sering disebut
bidang. Raut dalam pengertian yang luas dapat berarti bidang atau bangun.
Walaupun demikian ada pula yang mencoba membedakan kedua pengertian
tersebut dengan menyebutkan bidang untuk menunjuk bentuk yang cenderung
pipih atau datar sedangkan bangun lebih menunjukkan kepada bentuk benda
yang memiliki volume (mass) Dalam pengertian yang kedua ini, bidang
diartikan sebagai unsur seni rupa yang terbentuk dari pertemuan ujung sebuah
garis atau perpotongan beberapa buah garis. Bidang dapat pula ditimbulkan dan
dibentuk oleh pulasan warna atau nada gelap-terang.

Bentuk atau bangun, yaitu unsur yang selalu berkaitan dengan benda,
baik benda alami maupun buatan. Bantuk atau bangun benda dapat berupa
bangun beraturan seperti lingkaran, segi empat segi tiga atau tidak beraturan.
Selain berupa bangun, benda juga memiliki bentuk palstis. Sebuah kotak kayu
memiliki bangun persegi empat, tetapi adanya tekstur dan kesan gelap terang
membuat pengamat dapat melihat bentuk plastisnya.
3. RUANG
Unsur keruangan dari sebuah karya seni rupa menunjukan dimensi dari
karya seni rupa tersebut. Ruang dua dimensi hanya menunjukan ukuran
(dimensi) panjang dan lebar sedangkan ruang pada karya seni rupa tiga dimensi
terbentuk karena adanya volume yang memberikan kesan kedalaman. Walaupun
demikian, seniman lukis atau grafis yang membuat karya dua dimensi dapat juga
menghadirkan kesan tiga dimensi atau kesan ruang pada karyanya
denganpengolahan unsur-unsur kerupaan lainnya seperti perbedaan intensitas
warna, terang-gelap, atau menggunakan teknik menggambar perspektif untuk
menciptakan ruang semu (khayal). Berbeda dengan pematung, arsitektur atau
desainer interior, ruang tiga dimensi pada karya-karya mereka adalah ruang yang
sebenarnya. Kesan tiga dimensional ini secara visual terlihat secara manipulatif
bahwa objek yang dekat dengan mata pengamat berukuran lebih besar dari objek
sejenis yang letaknya lebih jauh. Pada beberapa karya seni rupa dua dimensi
usaha untuk menmpilkan kesan ruang seringkali ditunjukkan pula dengan
penumpukan objek atau penempatan objek yang dekat dengan pengamat di
bagian bawah dan objek yang lebih jauh pada bagian atas.
4. TEKSTUR
Unsur tekstur atau barik adalah kualitas taktil dari suatu permukaan.
Taktil artinya dapat diraba atau yang berkaitan dengan indra peraba. Disamping
itu, tekstur juga dapat dimaknai sebagai penggambaran struktur permukaan suatu
objek baik halus maupun kasar. Berdasarkan wujudnya, tekstur dapat dibedakan
atas tekstur asli dan tekstur buatan. Tekstur asli adalah perbedaan ketinggian
permukaan objek yang nyata dan dapat diraba, sedangkan tekstur buatan adalah
kesan permukaan objek yang timbul pada suatu benda karena pengolahan garis,
warna, ruang, teranggelap dsb.

5. WARNA
Warna pada dasarnya merupakan kesan yang ditimbulkan akibat pantulan
cahaya yang mengenai permukaan suatu benda. Pada karya seni rupa, warna
dapat berwujud garis, bidang, ruang dan nada gelap terang. Menurut teori warna
Brewster, semua warna yang ada berasal dari tiga warna pokok (primer) yaitu
merah, kuning dan biru. Pencampuran dua warna primer akan menghasilkan
warna sekunder dan bila dua warna sekunder digabungkan akan menghasilkan
warna tersier. Dalam karya seni rupa terdapat beberapa macam penggunaan
warna, yaitu harmonis, heraldis dan murni. Penggunaan warna disebut harmonis
jika penerapannya sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Sedangkan heraldis atau
simbolis adalah pengunaan warna untuk menunjukkan tanda atau simbol
tertentu, seperti hitam untuk melambangkan duka cita, merah untuk
melambangkan amarah, hijau untuk melambangkan kesuburan dsb. Adapun
penggunaan warna secara murni adalah penerapan warna yang tidak terikat pada
kenyataan objek atau simbol tertentu. Dalam pewarnaan sebuah karya seni
dikenal juga istilah polikromatik dan monokromatik. Pewarnaan atau
penggunaan secara monokromatik menunjukkan kecenderungan penggunaan
satu jenis warna. Perbedaan untuk menunjukkan efek kedalaman dalam
pewarnaan secara monokromatik umumnya dilakukan dengan mengurangi atau
menambahkan intensitas warna tersebut. Sedangkan polikromatik menunjukkan
penggunaan lebih dari satu jenis warna . Dengan kata lain polikromatik
merupakan kebalikan dari monokromatik.

6. GELAP-TERANG
Unsur gelap terang timbul karena adanya perbedaan intensitas cahaya
yang jatuh pada permukaan benda. Perbedaan ini menyebabkan munculnya
tingkat nada warna (value) yang berbeda. Perbedaan unsur nada gelap terang
memberikan kesan permukaan yang sempit, lebar, arah dan efek keruangan.
Ruang yang gelap seringkali memberikan kesan sempit dan berat sedangkan
ruang yang terang memberikan kesan ringan, luas dan lapang.

F. PRINSIP SENI RUPA


Prinsip ini bisa dijadikan sebagai pedoman dalam membuat suatu karya seni,
prinsip seni rupa meliputi: kesatuan (unity), keseimbangan (balance), irama
(rythme), komposisi, proporsi (kesebandingan), pusat perhatian (center of
interes), keselarasan (harmoni), gradasi, penekanan (kontras).
1. Kesatuan (Unity)

Prinsip Kesatuan (Unity) adalah wadah unsur-unsur lain di dalam seni


rupa sehingga unsur-unsur seni rupa saling berhubungan satu sama lain dan
tidak berdiri sendiri. Sehingga unsur seni rupa akan bersatu padu dalam
membangun sebuah komposisi yang indah, serasi, dan menarik. Prinsip
kesatuan merupakan bahan awal komposisi karya seni.
2. Keseimbangan (Balance)
Prinsip keseimbangan berhubungan dengan berat ringan nya suatu karya
seni. Karya seni diatur agar mempunyai daya tarik yang sama di setiap
isinya. Prinsip keseimbangan ini memberikan pengaruh besar pada kesan
suatu susunan unsur-unsur seni rupa. Balance bisa dibuat
secara formal/simetris dan dengan informal/asimetris serta
keseimbangan radial/memancar. Pada karya seni rupa tiga dimensi
keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan yang nyata, berupa
susunan bentuknya, garis outlinenya, tekstur maupun warnanya. Sedangkan
dalam karya seni dua dimensi, keseimbangan yang dimaksud adalah
keseimbangan semu atau kesan berat yang menyangkut setiap unsurnya baik
garis, bentuk, warna, tekstur, ruang dan sebagainya. Keseimbangan ada dua
jenis diantaranya adalah keseimbangan formal dan keseimbangan non
formal. Berikut adalah penjelasan dari jenis keseimbangan tersebut:
a. Keseimbangan formal (simetris)
Keseimbangan yang diperoleh karena antara bagaian-bagianya selalu
sama misalnya adalah kiri dan kanan sama, atas dan bawah sama. Pusat
perhatian biasanya diletakan di tengah, oleh karena itu keseimbangan ini
disebut dengan keseimbangan simetris. Keseimbangan ini bersifat statis.

b. Keseimbangan non formal (asimetris)


keseimbangan yang diperoleh karena bagian-bagian tidak sama namun
seimbang. Pusat perhatian letaknya tidak selalu ditengah, oleh karena itu
disebut dengan keseimbangan asimetris. Keseimbangan ini lebih unik,
variatif dan memberikan banyak variasi. Keseimbangan ini bersifat
dinamis.
3. Irama (Rythme)
Irama atau Ryhme merupakan pengulangan satu atau lebih unsur secara
teratur dan terus menerus sehingga mempunyai kesan bergerak. Pengulangan
ini bisa berwujud bentuk, garis, atau rupa-rupa warna. Pengulangan unsur
bentuk jika diletakkan ditempat yang sama maka akan terlihat statis, berbeda
dengan irama harmonis maka menghasilkan nilai estetika yang unik. Untuk
itu pintar-pintar dalam melakukan variasi warna, ukuran, jarak, dan tekstur.
4. Proporsi (kesebandingan)
Prinsip ini bertanggung jawab membandingkan bagian satu dengan bagian
lainnya sehingga terlihat selaras dan enak dipandang. Besar kecil, panjang
pendek, luas sempit, tinggi rendah adalah masalah prinsip proporsi. Contoh
mudah yang bisa kita jadikan gambaran yaitu ketika akan membuat lukisan
tubuh manusia maka bagian tubuh (kita ambil wajah) ukuran antara alis,
mata, hidung, mulus harus seimbang.
5. Pusat perhatian (Emphasis)

Prinsip seni rupa ini disebut juga prinsip dominasi adalah usaha untuk
menampilkan bagian tertentu dari karya seni rupa sehingga terlihat menonjol
atau gampang nya terlihat berbeda dengan bagian yang lain di sekitarnya. Bisa
dilakukan dengan cara mengatur posisi, warna, ukuran, dan unsur lainnya.

6. Keselarasan (Harmoni)

Keselarasan adalah prinsip guna menyatukan unsur yang ada di dalam seni
rupa dari berbagai bentuk berbeda. Keselarasan muncul dengan adanya
kesesuaian, kesamaan, dan tidak bertentangan. Keselarasan bisa dimunculkan
dengan cara mengatur warna, pencahayaan, bentuk dengan rapi atau tidak terlalu
mencolok satu sama lain. Tujuan prinsip harmoni ini untuk menciptakan
perpaduan yang selaras.
G. MEMBINA KEGIATAN APRESIASI SENI PADA ANAK

Peningkatan apresiasi dapat dilakukan dari tingkat dasar yang sederhana,


dari karya-karya siswa sendiri dan teman-temannya, dilakukan guru di dalam
kelas. Peningkatan kepekaan apresiasi merupakan gabungan antara aspek : mata
(pengamatan) dan rasa (penghayatan), melalui teknik bertanya dan menunjukkan
unsur-unsur menarik dari suatu karya.

Secara lebih luas, apresiasi dilakukan bukan hanya terhadap karya seni
tetapi juga terhadap keindahan di alam. Siswa diajak melihat keindahan yang
ada di mana-mana. Keindahan atau kemenarikan hasil karya ditunjukkan guru
(lebih tepat: disarankan), dengan catatan bukan mutlak harus diterima siswa.
Dengan banyaknya melihat unsur-unsur yang indah/artistik, maka terciptalah
pola gambaran mental pada dirinya tentang apa-apa yang dianggap kebanyakan
orang sebagai hal yang indah/seni. Selanjutnya ia akan memilih, hal-hal apa
yang secara individual menarik bagi dirinya. Di sinilah letak kebebasan siswa
untuk menerima atau menolak, menyenangi atau kurang menyenangi sesuatu
yang memungkinkan dirinya memiliki kepekaan individual (sebagai apresiator)
maupun gaya individual (jika ia berkarya).

Menurut Lowenfeld (1982), diskusi tentang aspek-aspek desain (harmoni,


keseimbangan, ritme, kesatuan, pusat perhatian, dsb) akan membentuk
kesadaran anak terhadap kualitas baik-buruk karya seni dan dengan demikian
apresiasi seni akan terbentuk.

Hal-hal yang dibicarakan dalam diskusi tersebut meliputi antara lain :

1. Judul-judul atau objek yang digambarkan: apa yang tampak, apa yang aneh,
apa yang menarik. Pada tahap usia SD, yang disukai anak umumnya
penggambaran secara visual yang hidup, bukan karya-karya abstrak atau
yang memerlukan renungan mendalam.
2. Warna. Dipertanyakan mana yang disukai, mana warna yang kurang kuat
(kabur), mana yang menurut mereka aneh atau ganjil.

3. Penempatan. Dipertanyakan, bagaimana kesesuaian ukuran gambar dengan


bidang gambar, distimulasi perlunya keseimbangan, untuk meningkatkan
kepekaan komposisi.

4. Pemanfaatan media. Dipertanyakan kemungkinan-kemungkinan teknik


penggunaan media, sifat khas media serta cara-cara orang lain yang berhasil
menggunakannya

Pengembangan apresiasi seni untuk SD hendaknya lebih diutamakan


secara terpadu dengan kegiatan praktek, jadi bukan tersendiri misalnya dua jam
pelajaran memberi ceramah tentang macam-macam apresiasi seni. Anak dapat
dibimbing untuk mendiskusikan karyanya sendiri atau mengapresiasi karya
teman.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Apresiasi seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang dihormati
serta penghargaan pada karya seni tersebut dan pembuatnya. Secara umum
apresiasi seni bisa diartikan sebagai kesadaran menilai melalui cara menghayati
suatu karya seni.

Fungsi seni rupa yaitu :

a) Seni Rupa sebagai Media Ekspresi


b) Seni Rupa sebagai Media Komunikasi
c) Seni Rupa sebagai Media Rekreasi
d) Seni Rupa sebagai Media Terapi
Tujuan Apresiasi Seni Rupa yaitu :
a) Untuk mengembangkan kreasi
b) Untuk mengembangkan estetis
c) Mengembangkan dan penyempurnaan hidup
Proses mengapresiasi seni meliputi beberapa komponen diantaranya adalah
karya seni, aktivitas penciptaan karya seni, dan aktivitas penghayatan karya seni.
Ketiga komponen ini biasa disebut Tri Tunggal Komponen Seni. Arti ketiga
komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu
sama lainnya. Karya seni merupakan hasil aktivitas ciptaan manusia yang
mengindikasikan adanya bentuk baru, karya seni diciptakan dengan teknik dan
bahan tertentu yang dijadikan wadah untuk perasaan batiniah pencipta hal ini
dapat terjadi karena karya seni mengandung visi, maka karta seni memiliki
makna dan bernilai. Berdasarkan uraian diatas karya seni menyangkut hal-hal :
Karya seni merupakan hasil aktivitas ciptaan manusia yang
mengidentifikasikan adanya perubahan bentuk baru.
Karya seni diciptakan dengan bahan dan teknik tertentu.
Karya seni merupakan visi pribadi dan menjadi wadah perasaan batiniah
pencipta karena mengandung visi, maka karya seni memiliki makna atau
bernilai ungkap.
Karya seni adalah pembabaran pengalaman estetis pencipta, maka wujud seni
bernilai artistik dan estetis.
Karya seni merupakan media komunikasi antara pencipta dan penghayat.
Seniman adalah orang yang ahli menciptakan karya seni. Penghayat atau
apresiator adalah semua orang yang berhadapan dan mampu berkomunikasi
dengan karya seni. Hubungan seniman dan karya seni yaitu yang pertama,
seni menjadi pedoman bagi pencipta, untuk mengekspresikan kreasi
artistiknya dan berdasarkan pengalaman mereka mampu memanipulasi kreasi
arrtistiknya, mampu memanipulasi media guna menyajikan suatu karya seni.
Unsur-unsur seni rupa yaitu garis, raut, bentuk, ruang, tekstur, warna, dan
gelap terang.
Prinsip-prinsip seni rupa yaitu kesatuan, keseimbangan, irama, proporsi, pusat
perhatian dan keselarasan.
Membina apresiasi pada anak-anak SD dapat dilakukan dari tingkat dasar
yang sederhana, dari karya-karya siswa sendiri dan teman-temannya,
dilakukan guru di dalam kelas. Peningkatan kepekaan apresiasi merupakan
gabungan antara aspek : mata (pengamatan) dan rasa (penghayatan), melalui
teknik bertanya dan menunjukkan unsur-unsur menarik dari suatu karya.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sajikan tentang apresiasi seni
rupa. Pendidikan seni rupa amatlah penting dalam suatu pembaelajaran
untuk mengembangkan bakat dan kreativitas anak. Oleh karena itu
pendidikan seni rupa perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini, agar bakat
yang dimiliki anak dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan kreativitas
yang dimiliki anak.

Anda mungkin juga menyukai