Disusun oleh:
Rombel I
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut pluto seorang filsuf yunani yang hidup pada tahun 428 sampai 348 SM,
menyatakan bahwa seni adalah hasil tiruan alam ( ars imitator naturam ). Pandangan
mengenai seni sebagai imitasi ini berlangsung dominan sampai abad ke 19.Menurut Ki
Hajar Dewantara seni adalah segalla perbuatan manusia yang timbul dari perasaan yang
hidup dan bersifat indah, hingga dapat mengarahkan jiwa perasaan manusia .( Harry
Sulistianto, dkk : 2 ).Seni merupakan suatu ekspresi perasaan manusia yang memiliki
unsur keindahan di dalamnya dan diungkapkan melalui suatu media yang sifatnya nyata,
baik itu dalam bentuk nada, rupa, gerak, dan syair, serta dapat dirasakan oleh panca
indera manusia.
Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang sangat pesat, khususnya dalam bidang pendidikan. Selain ilmu pengetahuan
dan teknologi , seni juga merupakan bagian dari budaya yang harus tetap dilestarikan
keberadaannya di era globalisasi ini. Sebenarnya pendidikan seni sudah diterapkan dalam
kurikulum pendidikan.Namun seni yang diterapkan dalam pembelajaran di sekolah
khususnya SD masih kurang maksimal. Hal tersebut bukan hanya disebabkan oleh minat
siswa yang rendah terhadap seni,tetapi juga disebabkan oleh adanya peralihan kurikulum
dari KTSP 2006 ke Kurikulum 2013 yang lebih mengacu pada keaktifan siswa. Hal
tersebut tentunya membutuhkan keterampilan bagi guru untuk mengajarkan seni. Namun
yang menjadi masalah sekarang adalah ketidaksiapan guru dalam menerima kurikulum
2013 dalam proses pembelajaran dan juga rendahnya keterampilan gru untuk
mengajarkan seni.Oleh karena itu, kami melalukan observasi untuk mengetahui akar
permasalahan dari rendahnya pendidikan seni di suatu sekolah dasar.
B. TUJUAN OBSERVASI
1. Mengetahui situasi dan kondisi pembelajaran seni tari di SD N JATISARI.
2. Mengetahui proses pembelajaran seni tari di SD N JATISARI.
3. Mengetahui permasalahan seni tari di SD N JATISARI.
C. PELAKSANAAN OBSERVASI
Observasi dilakukan pada tanggal Jumat 11 Oktober 2019 di SD N JATISARI Jl. Raya
Rm. Hadi Soebeno Rt 2 Rw 1, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang,
Provinsi Jawa Tengah, 50218
D. METODE OBSERVASI
Pembuatan dalam penyusunan laporan observasi ini berdasarkan data atau fakta-fakta
yang akurat dan kognitif. Penulis terjun langsung dan mengambil data dari lapangan yaitu
di SDN JATISARI. Kemudian diolah dan disusun untuk mendeskripsikan sebagai akhir
dari observasi, yang dilakukan yaitu: wawancara, melihat secara langsung,
membandingkan hasil wawancara dengan keadaan sebenarnya.
E. MANFAAT OBSERVASI
1. Mahasiswa sebagai calon guru memperoleh pengalaman baru tentang observasi dan
menambah wawasan terkait upaya-upaya pebelajaran seni tari di sekolah dasar.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pihak sekolah mengajarkan dan menerapkan
pendidikan seni tari di SD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HASIL OBSERVASI
Laporan Observasi Seni Tari SDN Jatisari Kecamatan Mijen Kota Semarang
NPSN : 20329214
Jenjang Pendidikan : SD
Akreditasi :A
Menurut penjelasan dari Ibu Kepala Sekolah, dalam kegiatan pembelajaran SBdP di
SDN Jatisari ini menggunakan acuan buku guru dan buku siswa. Guru kelas tidak membatasi
kreatifitas siswa dalam setiap pembelajaran SBdP khususnya pada materi seni rupa,
keterampilan dan kerajinan tangan. Namun untuk pembelajaran seni tari sendiri, guru kelas
cenderung untuk menerangkan materi secara teori saja, seperti alat peraga untuk menari,
jenis-jenis tari nusantara, dan lain sebagainya. Perbedaan penyampaian materi antara di kelas
tinggi dan kelas rendah yaitu pada kelas rendah guru misalnya dalam menjelaskan alat musik
yang dapat digunakan untuk mengiring tarian menggunakan alat-alat peraga yang sederhana
dan mudah dijumpai dilingkungan anak saat pembelajaran berlangsung, seperti menggunakan
meja yang dipukul-pukul sehingga menghasilkan suara yang dapat digunakan sebagai
pengiring tarian, sedangkan pada kelas tinggi guru sudah harus lebih menyiapkan alat musik
yang sebenarnya seperti gitar, drum, gamelan, dan lain-lain sehingga konsep yang didapat
siswa menjadi menyeluruh, konsep yang dimaksud yaitu benda khususnya benda padat
apabila diprovokatori maka akan menghasilkan bunyi.
Kepala sekolah juga menyebutkan bahwa di SDN Jatisari tersebut memiliki kegiatan
di luar pembelajaran, yaitu ekstrakulikuler tari. Kegiatan dalam ekstrakulikuler tari ini
dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 09.00-selesai. Ekstrakulikuler tari ini diikuti oleh siswa
dan siswi yang ingin mengembangkan bakatnya dan memiliki minat di bidang tari, baik tari
tradisional maupun tari modern atau kreasi.
Dikarenakan kami melakukan observasi pada hari jumat pagi dan kebetulan tidak
menjumpai kegiatan ekstrakulikuler secara langsung sehingga kami mengunjungi salah satu
kelas yang sedang melaksanakan pembelajaran SBdP saat itu. Kelas tersebut adalah kelas
tinggi (kelas 5). Dalam kegiatan pembelajaran kelas 5 menggunakan acuan buku guru dan
buku siswa.
Adapun media yang digunakan guru yaitu dari buku, video, gambar, dan musik.
Kendala dalam kegitan pembelajaran tersebut yaitu acuan referensi, buku pegangan
seperti buku guru dan buku siswa terbatas, penataan ruangan kelas yang belum maksimal.
Pengondisian siswa dalam proses pembelajaran seni tari mengenai instruksi-instruksi guru
yang diberikan. Dan juga alokasi waktu yang cukup sedikit dikarenakan bertepatan dengan
hari jumat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil observasi pembelajaran seni di SD N JATISARI yang telah kami lakukan
situasi dan kondisi dalam pembelajaran berjalan dengan menyenangkan. Akan tetapi dalam
hal memusatkan perhatian siswa dalam mendengarkan setiap instruksi yang guru berikan
kurang maksimal. Dikarenakan siswa asyik sendiri dan kurang berkonsentrasi.
Kendala dalam kegitan pembelajaran tersebut yaitu acuan referensi, buku pegangan
seperti buku guru dan buku siswa terbatas, penataan ruangan kelas yang belum maksimal.
Pengondisian siswa dalam proses pembelajaran seni tari mengenai instruksi-instruksi guru
yang diberikan. Dan juga alokasi waktu yang cukup sedikit dikarenakan bertepatan dengan
hari jumat.
B. SARAN
Sebagai seorang guru setidaknya dapat memfasilitasi segala keperluan siswa untuk
belajar sesuai dengan langkah-langkah pada buku tema. Alangkah lebih baik apabila guru
mengembangkan pembelajaran yang terdapat SBdP dengan menggunakan media dan metode
yang tepat. Guru juga dapat memodifikasi materi tari dengan mata pelajaran lainnya sehingga
mengefektifkan waktu agar semua materi dapat tersampaikan dengan baik, maka dari itu guru
tidak hanya mengandalkan dan bersumber dari buku tema saja. Kegiatan di luar kelas juga
diperlukan apabila melihat ruang kelas yang kurang luas untuk melakukan aktivitas gerak tari
sehingga dapat dipindah ke halaman depan kelas atau ruang lainnya yang lebih luas.
LAMPIRAN