Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2021
IDENTITAS SEKOLAH
Jenjang : TK
Status : Swasta
Akreditasi :B
NPSN : 69739469
No telepon : 082318419707
Email : raalburhansiliwangi@gmail.com
Data Bank
Nama Bank : BJB SYARIAH CAB. TASIKMALAYA
Rekening atas nama : RA AL - Burhan
Data Tambahan
1
SEJARAH SINGKAT RA AL - BURHAN
Adapun Taman kanak – Kanak Al-Quran (TKA) dan Taman Pendidikan Al-
Burhan (TPA) dua lembaga pendidikan Al-Qur’an berada di bawah Badan
koordinasi pemuda dan Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) didirikan pada tahun
1992. Dua lembaga ini telah banyak melahirkan generasi – generasi muslim
pandai membaca Al - Qur’an sejak usia dini berkat Metode cepar baca Al- Qur’an
IQRA yang menjadi kurikulum wajib di TKA/TPA.
2
STRUKTUR KEPENGURUSAN RA AL-BURHAN
Ketua Yayasan
Drs. H. Yuyu S. H
Pengawas RA Kepala RA
Hani huliah , S.H.I.,M.Pd Komite Sekolah
Hj. N. Titin Fatimah , M.SI.NIP
NIP. NPK. 0801360234065 Hj. Rukaesih
1969052021993032004
Bendahara
Marlin Rosalina
Pegld 20280022177001
Guru Kel. A Guru Kel. B
Tika Rahmatika, S.Pd.I Eva Nurdiana, S.Pd.I
NPK. 68600650211028 NPK. 0862340185098
3
DESKRIPSI HASIL OBSERVASI
b. Lingkungan Belajar
Sarana dan prasarana di RA Al-Burhan cukup lengkap, karena di sana
terdapat alat permainan edukatif yang aman dan sehat, memiliki peralatan
pendukung keaksaraan, memiliki fasilitas bermain di dalam dan di luar ruangan,
memiliki kelengkapan P3K, dan masih ada lagi.
Setting ruangan di RA Al-Burhan adalah perkelompok, ada kelas A dan kelas
B. Di kelas B terdapat perpustakaan karena untuk persiapan masuk sekolah dasar.
Anak kelas B harus jauh lebih mengenal huruf dan keaksaraan lainnya. Mengingat
4
anak kelas 1 sekolah dasar zaman sekarang harus sudah pandai membaca dan
menganalisis. Dan seringnya pergantian kebijakan, kurikulum, dll guru di RA Al-
Burhan hanya membantu orang tua saja supaya ketika masuk sekolah dasar tidak
terlalu kesulitan.
Media dan alat bahan pembelajaran yang digunakan di RA Al-Burhan
banyak, diantaranya adalah puzzle, balok, leggo, dan bahan alam. Intinya
disesuaikan dengan tema pembelajaran, contoh temanya lingkungan, anak
kemudian diajak melihat lingkungan di sekitar sekolah, apabila temanya tanaman
anak diajak untuk melihat tanaman dan membuat kolase menggunakan bahan
alam contohnya daun, apabila temanya kendaraan guru di Al-Burhan (sebelum
pandemi) mengajak ke lanud, naik kereta api. Apabila temanya binatang anak
diajak untuk memerah susu sapi. Pada intinya anak lebih menyukai media
pembelajaran yang digunakan harus nyata ataupun hampir mirip dengan
kenyataan. Ketika pandemi sedang tinggi-tingginya dan sekolah dari rumah, guru
di RA Al-Burhan memberi tugas kepada anak, tugas berupa membuat kolase,
mengerjakan yang ada di majalah, dan lebih banyak mengenai akhlakul karimah
di lingkungan keluarga, contohnya membantu orang tua, berbagi ke sesame, dll.
Pengiriman tugasnya melalui whatsapp, karena menggunakan google classroom
tidak semua orang tua mampu menggunakan, maka dari itu dari pihak sekolah
tidak terlalu menekankan, karena keadaan orang tua berbeda-beda. Dan orang tua
pun diberikan RPPM ketika pembelajaran daring berlangsung. Asalkan
pembelajaran tersampaikan, walaupun capaian pembelajaran kadang tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
Pengelolaan alat bermain di RA Al-Burhan ketika daring tidak terlalu dipakai
dan ketika pandemic covid-19 pemakaian barang atau alat bermain tidak boleh
bercampur aduk dengan orang lain, jadi harus membawa sendiri. Apabila terpaksa
dipakai berbarengan harus dipantau dengan benar. Misalnya ketika waktu istirahat
anak menggunakan alat bermain, guru harus benar-benar mengarahkan dan
mengawasi.
Secara keseluruhan lingkungan belajar di RA Al-Burhan ketika kami
observasi nyaman, bersih, aman dan bisa dibilang ramah untuk anak. Sehingga
mampu memfasilitasi anak agar berkembang secara utuh dalam proses
pembelajaran. Di dalam kelas terdapat beberapa pajangan hasil karya anak, dan
alat permainan edukatif, semua itu ditata dengan rapi. Di luar ruangan juga
terdapat beberapa permainan seperti ayunan, perosotan, mangkok putar dan lain-
lain. Permainan yang terdapat di luar ruangan pun masih layak untuk digunakan
sehingga aman untuk digunakan anak-anak.
5
pandemi covid-19 dan setelah adanya pandemi covid-19. Berikut kegiatan agenda
harian dan pembiasaan rutin di RA Al-Burhan sebelum adanya pandemi:
No. Alokasi Waktu Kegiatan
1. 07.30-08.00 Guru menyambut anak datang dan mengajak anak
menulis daftar hadir
Jurnal pagi
2. 08.00-08.30 Tadarus
Guru mengajak anak berbaris
Kegiatan fisik motorik
3. 08.30-09.30 Pembukaan
Pembelajaran
Pembelajaran inti
Shalat dhuha dan membaca doa setelah shalat
dhuha
4. 09.30-10.00 Istirahat
Anak bermain dalam pengawasan guru
Cuci tangan
Makan snack, berdoa setelah makan
5. 10.00-10.15 Guru menyampaikan kegiatan main
6. 10.15-11.00 Kegiatan main
7. 11.00-11.30 Evaluasi pembelajaran (recalling)
Penutup, doa pulang
6
Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut baik RPPM
maupun RPPH terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh RA Al-Burhan,
salah satunya adalah dari segi waktu. Ketika guru-guru sedang memiliki kegiatan
yang cukup padat penyusunan RPPM/RPPH dilakukan di rumah, dengan catatan
sesuai dengan tema-tema yang terdapat dalam kalender pendidikan.
d. Model Kurikulum
Model kurikulum yang digunakan di RA Al-Burhan adalah Kurikulum 2013,
yang penyelenggaraannya dilaksanakan berdasarkan Pedoman Implementasi
Kurikulum Raudhatul Athfal yang dibuat oleh Kementerian Agama. Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal tersebut dijadikan sebagai rujukan RA
Al-Burhan dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) di RA yang menitikberatkan pada pelayanan berkembangnya potensi anak
sesuai fitrah dan selaras dengan nilai-nilai Islami agar memiliki kesiapan untuk
menempuh pendidikan selanjutnya.
Adapun dokumen KTSP yang terdapat di RA Al-Burhan terdiri dari:
1. Dokumen I atau disebut juga dokumen induk, yang berisi Visi, Misi,
Tujuan, Karakteristik Kurikulum, Program Pengembangan dan Muatan
Pembelajaran dan Kalender Pendidikan yang berisi Program Tahunan
yang ditetapkan di RA Al-Burhan. Adapun muatan lokal yang ada di RA
Al-Burhan adalah muatan bahasa sunda dan tahfidz.
2. Dokumen II atau disebut juga dokumen program, yang berisi Program
Semester (PROSEM), Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Mingguan
(RPPM), Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Harian (RPPH), dan
Penilaian Perkembangan anak.
3. Lampiran terdiri dari Kalender Pendidikan, Standar Operasional Prosedur
(SOP), dan Tata Tertib RA Al-Burhan.
Tujuan pengembangan KTSP di RA Al-Burhan, yaitu untuk menjadi panduan
bagi pendidik dan kepala sekolah RA Al-Burhan dalam mengembangkan program
yang akan dijadikan program layanan di RA Al-Burhan. Adapun aktivitas
pengimplementasian kurikulum di RA Al-Burhan yaitu dalam satu tahun RA Al-
Burhan memiliki Kalender Pendidikan yang berisi Program Tahunan, sehingga
aktivitas pembelajaran mengacu pada program tahunan yang telah ditetapkan di
RA Al-Burhan tersebut.
Melalui penyusunan dan pelaksanaan kurikulum di RA Al-Burhan, anak-anak
diberikan pengalaman belajar mengenai berbagai konsep keilmuan, teknologi dan
seni secara dinamis melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sesuai
dengan tahap perkembangan anak di RA Al-Burhan. Selain itu penyusunan dan
pelaksanaan kurikulum di RA Al-Burhan juga memberikan pengalaman dalam
meningkatkan kreativitas anak, sehingga anak tidak hanya mendapatkan pelajaran
secara tematik dan calistung (membaca, menulis, menghitung) saja.
7
Materi pembelajaran yang terdapat di RA Al-Burhan disesuaikan dengan
tema yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dan kegiatan
pembelajarannya dapat berlangsung di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar
ruangan (outdoor). Sedangkan strategi pembelajaran yang diterapkan disesuaikan
dengan gaya belajar anak, diantaranya:
1. Visual, yaitu belajar menggunakan alat peraga seperti gambar.
2. Audio, yaitu belajar melalui kegiatan bernyanyi.
3. Kinestetik, yaitu belajar sambil bergerak seperti berjalan.
Teknik pembelajara yang diterapkan di RA Al-Burhan adalah melalui
pembelajaran di dalam ruangan dan di luar ruangan. Kegiatan pembelajaran di
dalam ruangan yaitu menggunakan metode menyanyi, ceramah ataupun tanya-
jawab. Sedangkan untuk kegiatan pembelajaran di luar ruangan dapat disebut pula
dengan karyawisata, ini biasanya dilakukan untuk memperlihatkan secara
langsung mengenai apa yang sedang dipelajari dan dilakukan ketika berada di
puncak tema.
RA Al-Burhan melaksanakan penilaian proses pembelajaran dengan skala
perkembangan, catatan anekdot, dan hasil karya. Skala perkembangan maksudnya
pendidik mengamati perkembangan yang terjadi mengenai keterampilan anak,
catatan anekdot yaitu mencatat kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan, sedangkan hasil karya yaitu memberikan penilaian terhadap karya yang
dihasilkan anak. Penilaian di RA Al-Burhan menggunakan skala BB (Belum
Berkembang): 1-3, MB (Mulai Berkembang): 4-6, BSH (Berkembang Sesuai
Harapan): 7-8 dan BSB (Berkembang Sangat Baik): 9-10.
Lingkup penilaian di RA Al-Burhan meliputi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Lingkup penilaian pertumbuhan meliputi ukuran fisik diukur
dengan satuan panjang dan berat, misalnya berat tubuh, tinggi badan/ panjang
badan dan lingkar kepala. Penilaian perkembangan meliputi informasi
bertambahnya fungsi psikis dan fisik anak meliputi sensorik (mendengar, melihat,
meraba, merasa dan menghidu ), motorik (gerakan motorik kasar dan halus),
kognitif (pengetahuan, kecerdasan), komunikasi (berbicara dan bahasa), serta
sikap religius, sosial-emosional dan kreativitas yang di rumuskan dalam
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian tersebut dilakukan
secara harian, mingguan, bulanan, dan semester. Sedangkan untuk pelaporan
penilaian kepada orang tua di RA Al-Burhan dilakukan setiap satu semester
sekali, atau ketika orang tua ingin mengetahui perkembangan anaknya orang tua
dapat bertanya langsung kepada guru di RA Al-Burhan.
8
sebagai motivator bagi anak, yaitu guru memberikan dorongan atau semangat saat
anak mengalami kesulitan atau kegagalan dalam melakukan sesuatu. Kemudian
guru di RA Al-Burhan juga memiliki peran sebagai pengasuh, dimana guru harus
mampu merangkul serta membangun chemistry dengan anak agar mereka merasa
aman dan nyaman ketika berada di sekolah. Namun meskipun begitu tidak jarang
terdapat anak yang lebih manja daripada anak-anak yang lainnya sehingga ia tidak
mau ditinggalkan oleh orang tuanya, untuk itu mereka diperbolehkan untuk
belajar dengan didampingi orang tuanya dalam jangka waktu tiga bulan.
Sedangkan anak didik di RA Al-Burhan memiliki peran sebagai pembelajar
aktif, untuk itu anak didik di RA Al-Burhan memiliki kewajiban untuk mengikuti
pembelajaran yang diterapkan oleh guru, meningkatkan keterampilan dan
kreativitas, serta menjadi anak tahfidz.
Kemudian untuk interaksi guru dengan anak, guru di RA Al-Burhan dalam
berinteraksi dengan anak harus terlebih dahulu mengetahui sikap dan sifat anak
didiknya tersebut sehingga guru dapat mengetahui pendekatan yang tepat untuk
dilakukan terhadap anak. Pendekatan terhadap anak juga biasa dilakukan dengan
kegiatan makan bersama atau juga dengan mendengarkan segala cerita yang anak
ceritakan kepada guru. Sedangkan interaksi anak dengan guru, anak dibuat untuk
tidak merasa canggung dengan guru. Anak diberi kebebasan dalam berinteraksi
kepada guru, namun dengan tetap menjaga nilai kesopanan dan kesantunan. Anak
harus mengetahui waktu untuk istirahat dan untuk belajar.
Terakhir, untuk pola hubungan guru dengan anak yaitu guru membangun
interaksi yang baik dengan anak sehingga anak akan selalu mematuhi perkataan
guru.
9
PEMBAHASAN
10
metode pendidikan dari kehidupan Rasulullah Salallohu ‘alaihi wasalam bersama
sahabat.
b. Lingkungan Belajar
Belajar adalah kegiatan yang memerlukan konsentrasi tinggi. Tempat dan
lingkungan belajar yang nyaman memudahkan peserta didik untuk berkonsentrasi.
Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat, peserta didik akan mendapatkan
hasil yang lebih baik dan dapat menikmati proses belajar yang peserta didik
lakukan. Hutabarat (1986) lingkungan belajar ialah segala sesuatu yang terdapat di
tempat belajar. Sedang Nasution (1993), lingkungan belajar yaitu lingkungan
alami dan lingkungan sosial. Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban
udara, sedangkan lingkungan sosial dapat berwujud manusia dan representatifnya
maupun berwujud hal-hal lain. Prestasi belajar itu salah satunya dipengaruhi oleh
lingkungan belajar. Menurut Dunn dan Dunn (dalam Mudhofir, 1999) kondisi
belajar dapat mempengaruhi konsentrasi, pencerapan, dan penerimaan informasi.
Senada dengan hal di atas Rachman (1998/1999) menyatakan lingkungan fisik
tembat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa lingkungan belajar
berpengaruh terhadap hasil belajar. Menata lingkungan belajar pada hakekatnya
melakukan pengelolaan lingkungan belajar. Aktivitas pembelajar dalam menata
lingkungan belajar lebih terkonsentrasi pada pengelolaan lingkungan belajar di
dalam kelas. Oleh karena itu pembelajar/guru dalam melakukan penataan
lingkungan belajar di kelas tiada lain melakukan aktivitas pengelolaan kelas atau
manajemen kelas (classroom management). Menurut Rianto (2007:1),
pengelolaan kelas merupakan upaya pendidik untuk menciptakan dan
mengendalikan kondisi belajar serta memulihkannya apabila terjadi gangguan
dan/atau penyimpangan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara
optimal.
Optimalisasi proses pembelajaran menunjukan bahwa keterlaksanaan
serangkaian kegiatan pembelajaran (instructional activities) yang sengaja
direkayasa oleh pendidik dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam
memfasilitasi peserta didik sampai dapat meraih hasil belajar sesuai harapan. Hal
ini dimungkinkan, karena berbagai macam bentuk interaksi yang terbangun
memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar
(learning experiences) dalam rangka menumbuh-kembangkan kemampuannya
(kompetensi), yaitu spiritual, mental: intelektual, emosional, sosial, dan fisik
(indera) atau kognitif, afektif, dan psikomotorik. Indra Djati Sidi (2005:148–150),
menegaskan dalam menata lingkungan belajar di kelas yang menarik minat dan
menunjang peserta didik dalam pembelajaran erat kaitannya dengan keadaan
lingkungan fisik kelas, pengaturan ruangan, pengelolaan peserta didik dan
pemanfaatan sumber belajar, pajangan kelas, dan lain sebagainya.” Oleh karena
itu, dapat ditegaskan lebih lanjut bahwa secara fisik lingkungan belajar harus
11
menarik dan mampu membangkitkan gairah belajar serta menghadirkan suasana
yang nyaman untuk belajar. Kelas belajar harus bersih, tempat duduk ditata
sedemikian rupa agar anak bisa melakukan aktivitas belajar dengan bebas.
Dinding kelas dicat berwarna sejuk, terpampang gambar-gambar atau foto yang
mendukung kegiatan belajar seperti gambar pahlawan, lambang negara, presiden
dan wakil presiden, kebersihan lingkungan, famlet narkoba, dan sebagainya.Salah
satu aspek penting keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh
pembelajar/guru menurut Muhammad Saroni (2006:81-82), adalah penciptaan
kondisi pembelajaran yang efektif. Kondisi pembelajaran efektif adalah kondisi
yang benar-benar kondusif, kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung
kelancaran serta kelangsungan proses pembelajaran. Indra Djati Sidi (1996)
menegaskan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, setiap pembelajar
harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, suasana interaksi
pembelajaran yang hidup, mengembangkan media yang sesuai, memanfaatkan
sumber belajar yang sesuai, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi dalam
proses pembelajaran, dan lingkungan belajar di kelas yang kondusif. Agar
pembelajaran benar- benar kondusif maka pembelajar mempunyai peranan yang
sangat penting dalam menciptakan kondisi pembelajaran tersebut. Di antara yang
dapat diciptakan pembelajar untuk kondisi tersebut adalah penciptaan lingkungan
belajar. Lingkungan belajar menurut Muhammad Saroni (2006, hlm. 82-84),
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran
dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan
lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran
haruslah saling mendukung, sehingga peserta didik merasa kerasan di sekolah dan
mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan
ataupun keterpaksaan. Berbagai penelitian lingkungan belajar di atas dapat bahwa
lingkungan belajar merupakan situasi buatan yang menyangkut lingkungan fisik
maupun yang menyangkut lingungan sosial. Dengan demikian lingkungan belajar
dapat diciptakan sedemikain rupa, sehingga mampu memfasilitasi peserta didik
untuk melaksanakan kegiatan belajar. Selanjutanya lingkungan belajar dapat
dilihat dari interaksi pembelajaran yang merupakan konteks terjadinya
pengalaman belajar, dan dapat berupa lingkungan fisik dan lingkungan non fisik.
Menurut I Made Alit Mariana (2005, hlm. 13), lingkungan belajar dapat
merefleksikan ekspektasi yang tinggi untuk kesuksesan seluruh peserta didik.
Lingkungan tersebut mengacu pada ruang secara fisik tempat belajar, lingkungan
sosial dan psikologi peserta didik yang mendorong belajar, perlakuan dan etika
dalam menggunakan makhluk hidup, dan keamanan (dalam area belajar yang
berhubungan dengan pembelajaran sains). Berdasarkan uraian pendapat tentang
lingkungan belajar tersebut di atas maka dapat disarikan bahwa lingkungan belajar
yang dikelola adalah terutama bagaimana mengemas suasana kelas belajar, kelas
belajarnya, dan sumber-sumber belajar yang ada di sekolah ataupun yang dapat
diadakan dari dibuat/alam lingkungan sekolah. Lingkungan belajar dalam hal
12
terutama di kelas adalah sesuatu yang diupayakan atau diciptakan oleh guru agar
proses pembelajaran kondusif dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
semestinya. Lingkungan belajar di kelas sebagai situasi buatan yang berhubungan
dengan proses pembelajaran atau konteks terjadinya pengalaman belajar, dapat
diklasifikasikan yang menyangkut: 1) lingkungan (keadaan) fisik, dan 2)
lingkungan sosial. Dengan demikian lingkungan belajar merupakan situasi buatan
yang menyangkut lingkungan fisik maupun yang menyangkut lingungan sosial.
Lingkungan belajar dapat diciptakan sedemikain rupa, sehingga mampu
memfasilitasi peserta didik untuk melaksanakan kegiatan belajar. Selanjutanya
lingkungan belajar dapat dilihat dari interaksi dalam proses pembelajaran yang
merupakan konteks terjadinya pengalaman belajar, dan dapat berupa lingkungan
fisik dan lingkungan non fisik.
13
RPPH merupakan capaian harian yang diturunkan dari RPPM dengan
capaian tujuh (7) aspek perkembangan atau disesuaikan dengan karakteristik
pengenbangan tema dengab tuntutan kecakapan pada abad 21 pada RA Al-
Burhan. Guru mengembangkan tema menjadi tema esensial yang disesuaikan
dengan kingkungan bermain, satuan RA, dan daerah/kearifan local. Karakter
kecakapan abad 21 dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik KD dan
tema/sub tena dan pengembangan materi yang akan dibahas.
Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dalam tahapan pembukaan,
inti, dan penutup pada kegiatan inti seluruh aktivitas pembelajaran meliputi
kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan infotmasi,menalar, dan
mengomunikasikan (pendekatan saintifik) yang berorientasi pada
pembelajaran abad 21 dengan mengedepankan nilai-nilai yang terkandung
dalam ajaran agama islam.
d. Model Kurikulum
RA sebagai satuan Pendidikan Anak Usia berbasis Islam di bawah pembinaan
Kementerian Agama harus memiliki perbedaan dengan pendidikan anak usia dini
secara umum. RA menitikberatkan pda aspek perkembangan anak, transformasi,
dan interalisasi nilai-nilai spiritual keislaman. Standar mutu RA terletak pada
nilai-nilai keagamaan yang melekat pada seluruh komponen RA, antara lain pada
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, maupun lingkungan yang kondusif.
memperhatikan urgensi keberadaan RA pada pembentukan karakter
perkembangan anak, maka satuan pendidikan RA perlu berkembang dengan baik.
Untuk itu, RA tidak hanya sebagai lembaga pendidikan usia dini, tapi juga sebagai
embrio pendidikan moral generasi muda dan pengenalan nilai islami pada anak
sejak usia dini.Memperhatikan nilai strategis RA dam perjuangan pendidikan anak
bangsa, maka perlu disususn pedoman implementasi kurikulum RA yang
menggambarkan kekhasan,keunikan,dan keragaman sebagai satuan pendidikan
keagamaan islam. Tujuan pedoman inplementasi kurikulum RA yaitu menjadi
rujukan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di RA
yang menitikberatkan pada pelayanan berkembangnya potensi anak sesuai fitrah
dan selaras dengan nilai-nilai islami agar siap menempuh pendidikan selanjutnya.
1. Ruang Lingkup Kurikulum
Secara Konseptual Kurikulum Raudhatul athfal mencakup beberapa
ketentuan yang diperlukan dalam pengelolaan pembelajaran anak di
Raudhatul athfal ketentuan itu meliputi:
a) Standar pencapaian perkembangan di RA
b) Isi pembelajaran di RA
c) Proses Pembelajaran dan
d) Penilaian perkembangan anak RA
2. Prinsip pengembangan kurikulum di RA
a) Pembentukan sikap spiritual dan sosial anak
14
b) Mempertimbangakn fitrah, tahapan tumbuh kembang anak, potensi,
bakat, minat dan karakteristik anak.
c) Holistik Integratif
d) Proses belajar dilakukan melalui bermain
e) Mempertimbangkan hak anak yang berkebutuhan khusus
f) Perkembangan anak berkesinambungan atau kontinum dari usia lahir
hingga 6 tahun
g) Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
h) Memperhatikan sosial budaya
3. Karakteristik Kurikulum di RA
Karakteristik kurikulum di RA adalah sebagai berikut:
a) Berlandaskan nilai-nilai islami
Dasar pengembangan nilai islami adalah Al-Quran dan Hadis. Al
quran sebagai sumber pemikiran Islam sangat banyak memberikan
inspirasi edukatif yang perlu dikembangkan secara filosofis dan ilmiah,
pengembangan tersebut diperlukan sebagai kerangka dasar dalam
membangun sistem pendidikan Islam. Alloh Subhanahuwataala
memberikan petunjuk-Nya dalam Al Quran Surat An-Nahl ayat
Berdasarkan ayat diatas pelaksanaan pendidikan di RA harus senantiasa
mengacu kepada Al-Quran.
Kedudukan Hadis dalam kehidupan dan pemikiran islam snagat
penting, karena disamping memperkuat dan memperjelas berbagai
persoaalan dalam Al-Quran juaga memberikan dasar pemikiran yang
lebih konkret mengenai penerapan berbagai aktifitas yang mesti
dikembangkan dalam kerangka hidup dan kehidupan umat islam. Hadis
Nabi dijadikan landasan dalam pengenbanhan dan pelaksanaan
pendidikan, termasuk Pendidikan anak usia dini.
b) Memperhatikan pada aspek perkembangan
Kurikulum RA disusun untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan
dan perkembangan sesuai dengan potensi minat dan bakat anak (age
appropriateness) dan selaras dengan potensi minat dan karakteristik anak
sebagai keunikan/kekhasan perkembangan individu anak (individual
appropriateness)
c) Memperhatikan nilai dasar hidup berbangsa dan bernegara Indonesia
Dalam Hidup berbangsa dan bernegara harus berpegang teguh pada
4 pilar yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Ngera Republik Indonsia,
dan Bhineka Tunggal Ika, Maka Kurikulum RA harus mengakomodir
kebutuhan 4 pilar tersebut dalam pendidikan
d) Pengembangan akidah dan akhlakul karimah
Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh
pengetahuan, mengembangkan keterampilan sikap atau mengubah sikap.
15
Pendidikan di RA memiliki fungsi dan peranan yang sangat strategis
dalam pembinaan dan pengembangan nilai-nilai akhlakul karimah.
Kurikulum RA sebagai acyan dan pedoman pengembangan proses
pembelajaran sudah seharusnya berbasis pada pembentukan akhlakul
karimah. Artinya, Prodes pelaksaab pembelajaran yang berlangsung di
RA harus mengacu kepada nilai-nilai akhlakul karimah.
e) Memunculkan kekhasan lembaga
Pedoman implementasi kurikulum RA mengadaptasi standar
nasional lendidikan anak usia dini dan kurikulum pendidikan anak usia
dini yang ada dengan melakukan penyesuaian terhadal penguatan
implementasi nilai-niali pendidikan Islam dan kekhasan lembaga sebagai
ciri khas RA. Hal ini sebagai konsekuensi perwujudan keunikan RA
sebagai satuan pendidikan anak usia dini yang berciri khas Islam.
Model Pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
membungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran sehingga terjadi
perubahan pada diri anak. Model Pembelajaran di RA Al-Burhan
menggunakan model pembelajaran kelompok, model pembelajaran
dimana anak anak dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda dalam satu kali
pertemuan.
Penilaian merupakan proses pengumpulan data dan pengolahan
informasi untuk mengukur capaian perkembangan kegiatan belajar anak.
Penilaian memiliki pemahaman yang sama dengan assessment walaupun
ada perbedaanya. Assessement perkembangan merupakan proses
pengumpulan bukti atau data otentik (asli dan apa adanya) tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai dasar untuk membuat
alternatif pertimbangan program dan proses oembelajran. sedangkan
penilaian perkembangan merupakan proses penentuan keputusan tentang
nilai capaian perkembangan anak yang didasarkan pada bukti bukti atau
data yang otentik.
16
dibutuhkan contoh- contoh nyata dalam kehidupannya. Dalam hal ini, tugas guru
dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas tidak hanya sebatas untuk
menumbuhkan pengetahuan anak, dari yang tidak tahumenjadi tahu, dari yang
tidak bisa menjadi bisa. Namun lebih dari itu, pengetahuan yang diterima anak
harus benar -benar diserap menjadi pengetahuan baru yang digunakan dan
diaplikasikan dalam kehidupannya. Oleh karena itu, diperlukan interaksi yang
baik antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Guru hendaknya mampu
menyampaikan materi sebaik mungkin dan dapat dipahami siswa dengan mudah.
Guru harus kreatif dan membuat terobosan-terobosan atau strategi pembelajaran
yang baik sehingga siswa pun dapat memahami materi yang disampaikan. Dunia
anak-anak RA adalah dunia bermain, maka sebisa mungkin materi yang
disampaikan guru sebaiknya dilakukan melalui pembelajaran yang
menyenangkan. Bukan belajar sambil bermain, namun bermain untuk
mendapatkan pengetahuan baru dengan kondisi menyenangkan. Anak- anak RA
AL Burhan akan sangat mudah materi pelajaran seperti pembelajaran yang
dilakukan dengan menyanyi, tepuk-tepuk, mendongeng, dan sebagainya daripada
materi yang sifatnya hafalan. Guru sebisa mungkin harus bisa menyajikan
pembelajaran yang mengesankan tanpa adanya kesan monoton. Guru harus kreatif
menciptakan pembelajaran yang dapat dipahami anak-anak usia RA. Dibutuhkan
interaksi yang baik di dalam proses pembelajaran. Guru harus mengetahui
karakteristik setiap siswa, karena masing-masing memiliki karakteristik yang
berbeda. Perbedaan karakteristik berbeda pula penanganannya. Misalnya ada
siswa yang cerewet, hiperaktif, temperamen, penakut, jahil, dan sebagaianya.
Maka, guru harus mampu menyesuaikan gaya belajar mereka sehingga materi
yang disampaikan dapat diterima, walaupun mereka berbeda karakteristiknya.
Tidak mudah memang untuk melakukan hal tersebut di atas. Namun, ditengah
peradaban sekarang ini yang sudah canggih, guru dapat membuka pengetahuan
dan wawasan luas dengan memanfaatkan teknologi yangberkembang pesat pada
saat ini. Kalau dulu mungkin dapat dimaklumi jika guru hanya sekedar mampu
mengajar saja, namun saat ini sungguh ironis jika guru hanya sebagai satu-
satunya sumber belajar di dalam kelas tanpa bisa melakukan hal -hal lain yang
dapat digunakan untuk mengembangkan diri. Msalnya, dengan adanya fasilitas
internet pada saat ini guru dapat mengakses informasi -informasi tentang
terobosan-terobosan atau strategi pembelajaran yang baik kepada siswa, sehingga
siswanya akan paham dengan apa yang disampaikan oleh gurunya.
Selain tugas guru menyampaikan materi dan mengelola pembelajaran di
kelas secara profesional, guru juga memiliki tugas tambahan kepada anak-anak
dalam konteks interaksi guru kepada siswanya di luar kelas. Guru adalah public
figure terhadap siswa-siswanya. Ia adalah manusia yang akan ditiru, dicontoh, dan
dijadikan teladan oleh siswanya. Terlebih pada anak-anak usia RA. Sosok guru
adalah seorang yang akan ditiru oleh siswa, baik ucapan maupun perbuatannya.
Anak- anak usia RA akan cenderung lebih mendengarkan dan menuruti setiap
17
nasihat atau apa saja yang disampaikanoleh gurunya daripada menuruti kehendak
orang tuanya. Maka dari itu, tanggung jawab seorang guru dalam hal
pembentukan karakter siswa mutlak dibutuhkan. Ia harus menjadi teladan yang
baik terhadap siswa-siswanya, sekalipun tidak dalam suasana pembelajaran di
kelas. Seorang guru harus bisa menanamkan kepribadian yang baik kepada
siswanya, baik melalui kegiatan-kegiatan di sekolah maupun di rumah. Interaksi
seperti inilah yang hakikatnya diperlukan dalam setiap satuan pendidikan,
khususnya RA Al-Burhan sebagai lembaga pendidikan Islam yang
menyelenggarakan pendidikan untuk anak usia dini.
18
SIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, H. (2015). Pengembangan Model Raudlatul Athfal Unggulan Melalui
Pendekatan Interaktif [Studi Kasus Pada RA Perwanida Tamansari
Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas. Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto.
Sunarti, S. (t.t). Model Pengembangan Bahan Ajar Pada Raudhatul Athfal.
Unknown.(t.t). Manajemen Pendidikan Raudhatul (RA) Pengantar Teori dan
Praktik. Penerbit: Perdana Publishing.
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No 792 Tahun 2018 Tentang
Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal.
Martini. (1960). Lingkungan Belajar
20
LAMPIRAN
21
Dokumentasi kegiatan wawancara dengan kepala RA Al-Burhan
22
Foto bersama dengan kepala RA Al-Burhan
23
Foto bersama dengan guru RA Al-Burhan
24
Dokumen – Dokumen
25
RPPM Sebelum Pandemi
26
STPPA
27
Kalender Pendidikan di RA Al-Burhan
Kalender RA Al-Burhan
28
Laporan Hasil Penilaian Belajar Siswa
29