3. Nurhanifa (1820210065)
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang , kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya , yang telah
melimpahkan rahmat , dan hidayah – Nya kepada kami , sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Mata Kuliah Kapita Selekta yang Bejudul Tokoh dan
Pemikiran Pendidikan Bagi Anak Usia Dini Siti Walidah Dahlan Dan Ki Hajar
Dewantara .
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini . Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
Terlepas dari semua itu , kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan hati terbuka kami menerima sagala saran dan kritik dari pembaca agar kami
Akhir kata ,kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
Penyusun
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
A. KESIMPULAN..........................................................................................................28
B. SARAN.......................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................29
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan pendidikan anak usia dini tidak terlepas dari teori-teori dari
beberapa ahli, baik ahli psikologi, filsuf dan juga pemerhati atau tokoh- tokoh
seperti Siti walidah Dahlan yang merupakan salah satu tokoh pemikiran pendidikan
Pahlawan perlindungan Anak Indonesia. Ada juga tokoh pemikiran lain seperti Ki
Hajar Dewantara yang mrupakan seorang Pelopor Pendidikan bagi Kaum Pribumi
Indonesia.
2. RUMUSAN MASALAH
Dini ?
Dini ?
3. TUJUAN PENULISAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Siti Walidah adalah putri dari Kyai Penghulu Haji Muhammad Fadli bin
Penghulu Haji Ibrahim bin Kyai MuhammaFadli, ayah Siti Walidah, adalah
dan bahasa Arab sudah dipelajari Siti Walidah. Siti Walidah sejak usia
yang digunakan untuk belajar mengajar ini, antara lain, dengan memakai
bahasa Arab Pegon. Hurufnya huruf Arab, tetapi bahasanya bahasa Jawa.
Belanda.1
sebelumnya, masih keluarga Keraton Yogya juga. Dulu suaminya itu dikenal
dan Siti Walidah berlangsung pada tahun 1903. Mereka dikaruniai enam
1
Lilis Nihwan, Siti Walidah Ibu Bangsa Indonesia, (Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, 2018), hal. 1-3.
5
anak, yaitu Johanah (1890), Siraj Dahlan (1898), Siti Busyra Islam (1903), Siti
Aisyah Hilal (1905), Irfan Dahlan (1907), dan Siti Zuharah (1908).
tidak saja menambah keilmuan dan wawasan Siti Walidah, tetapi juga kian
Siti Walidah atau yang sekarang lebih dikenal dengan Nyai Ahmad
Jenderal Sudirman adalah dua dari sekian tokoh yang banyak mengambil
Siti Walidah sering dimintai saran oleh sejumlah tokoh itu. Walau
kurikulum yang sudah ada agar lebih sesuai dengan kepribadian bangsa.
Hati, pikiran, dan tindakan Siti Walidah selalu mengarah pada pembelaan
6
keterbelakangan, dan umat Islam Indonesia dihadapkan pada banyak
masalah.3
Perempuan
Dahlan dalam soal pendidikan dikenal dengan konsep “catur pusat” yakni,
oleh Nyai Ahmad Dahlan, dibawah bimbingan Kyai Haji Ahmad Dahlan
secara langsung.
‘belakang, di dalam rumah). Tentu saja hal ini banyak mendapat tantangan,
namun Nyai Ahmad Dahlan tetap teguh dan sabar dalam mengembangkan
Nyai Ahmad Dahlan telah ikut menanam benih dan menjadi pelapor
tertinggal dari kaum laki-laki. Besarnya pengorbanan beliau pada waktu itu,
jika mengingat akan rintangan dan celaaan yang dihadapi dari pihak “ kaum
3
Lilis Nihwan. Siti Walidah Ibu Bangsa Indonesia.(Jakarta:Luh Anik Mayani.2018)hlm 5
7
tua” yang menganggap bahwa sepak terjang beliau sebagai “melanggar
suaminya, seperti Jendral Sudirman, Bung Tomo, Bung Karno, K.H. Mas
Mansyur, dimana beliau tidak pernah merasa rendah diri bahkan beliau
yang berasal dari isteri-isteri lainnya yang relatif sangat muda ketika
anaknya kelak, maka dari itulah Nyai Ahmad Dahlan sangat menentang
konsep-konsep tersebut.4
bagi kaum perempuan. Siti Walidah merupakan salah satu tokoh perempuan
4
Halimatussa’diyah Nasution, Syamsu Nahar, Ali Imran Sinaga, “Studi Analisis Pemikiran Siti Walidah
(Nyai Ahmad Dahlan) dalam Pendidikan Perempuan “.Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab, hal.
132-134.
8
disebut juga sebagai tokoh pertama gerakan perempuan muslimah
Indonesia.
nama menjadi taman kanak-kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal atau yang lebih
5
Ibid, hal. 131.
9
10. Meningkatkan pengetahuan dan mendorong partisipasi perempuan
Kanak Aisyiyah. Pendidikan anak usia dini yang dirintis Nyai walida ini
anak usia dini. Dalam kaitan ini tampak keterbukaan wawasan Nyai Walida
gagasan-gagasan pendidikan anak usia dini dari tokoh yang pada zamannya
dan sudah tersebar luas hingga keluar negeri bahkan sampai pada luar
negeri. TK ABA ini sudah berkiprah seabad atas perjuangan dari sosok Nyai
walida.7
yang jauh lebih baik lagi. Pendidikan anak usia dini seperti TK ABA ini
6
Op, Cit. Lilis Nihwan, hal. 14.
7
Candra Rizki Dwi Safitri, Budi Haryanto, “Nyai Walida Sebagai Tokoh Pendidikan Nasional”. Journal of
Islamic and Muhammadiyah Studies. Vol. 1 No. 1, february 2020, hal. 4.
10
menjadi salah satu pondasi yang terpenting bagi pembangunan sumber daya
manusia Indonesia serta mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas. Saat
(TK ABA), Taman Pendidikan Al- Qur’an, dan pendidikan sejenis yang
Keberadaan TK ABA saat ini berkembang dengan baik dan bahkan mampu
orang tua di Indonesia yang memiliki anak usia dini selalu menitipkan
Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa Perjuangan Nyai Walida pantas
yang tinggi.
8
Ibid, hal. 5.
11
1 Biografi Ki Hajar Dewantara
merupakan seorang Pelopor Pendidikan bagi Kaum Pribumi Indonesia lahir pada
tanggal 2 mei 1889. Pada saat beliau lahir pada tanggal 2 mei 1889 diyogyakarta
februari 1928 beliau berganti nama dengan sebutan Ki Hajar Dewantara. 10 Ayahnya
Hadipati Hardjo Surjosasraningrat yang bergelar Sri Paku Alam III. Ki Hajar
selama lima tahun. Namun Ia tidak sampai lulus dikarenakan sakit. Setelah keluar
dari STOVIA, Suwardi bekerja sebagai Wartawan dibeberapa surat kabar. Surat
kabar yang ditulisnya antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Expres Oetoesan
Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timur, dan Poesara. Beliau juga menerbitkan koran
Nederlander Was (Andai Aku Seorang Belanda). Tulisan ini berbunyi, “Sekiranya
di negri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaanya. Sejajar dengan jalan
pikiran itu, bukan saja tidak adil, melainkan juga tidak pantas menyuruh si inlander
9
Yuliani Nuraini Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini ( Jakarta : Indeks, 2011), hal. 124
10
Soejono, Aliran Baru dalam Pendidikan Bagian Ke-1 ( Bandung : CV Ilmu,1988) hal. 103
12
memberikan sumbangan untuk memberikan dana perayaan itu. Pikiran untuk
menyelenggarakan perayaan itu saja sudah dapat menghina mereka dan sekarang
kita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku
dan berkesempatan belajar tentang pendidikan dan pengajaran. Tahun 1919 beliau
Instituut Taman siswa (Perguruan Nasional Taman siswa). Pada tanggal 23 Februari
1928, tepatnya usia 40 tahun, nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat berganti nama
Pada tanggal 26 april 1959, Ki Hajar Dewantara wafat, karena sakit yang
Dewantara sesuai dengan keinginan beliau. Pada pagar rumah, ditulis sebagai
padepokan. Dan dinding pintu ditulis pemilik rumah dengan tulisan jawa.
11
Ibid, hal. 14
12
Suyadi dan Maulidya Ulfah, Konsep Dasar PAUD, (Bandung: PT Remaja Rodaskarya, 2013), hal. 141
13
Raharjo Suparto, Ki Hajar Dewantara Biografi singkat 1889-1959. (Yogyakarta: Garasi, 2014), hal.9-22
13
untuk memajukan bangsa secara menyeluruh tanpa membedakan agama, suku,
budaya, adat, kebiasaan, maupun nilai kemerdekaan. Oleh karena itu, Ki Hajar
tingginya. Kekuatan kodrat merupakan semua kekuatan yang ada pada diri anak
Karena mereka tumbuh sesuai dengan kodratnya sendiri. Tugas pendidik adalah
dalam hidup anak agar kodrat pribadi dan lingkunganya memperoleh kemajuan
lahir dan batin menuju kearah tingkat tertinggi. Dalam pelaksanaan pendidikan, Ki
14
Ibid, hal.14
15
Ki Hajar Dewantara, Karya Ki Hajar Dewantara Bagian Pertama Pendidikan, (Yogyakarta: Majelis
Luhur Persatuan Taman Siswa, 1977), hal. 20-21
14
dalam menempatkan anak sebagai sentral proses pendidikan. Artinya bahwa
potensi dan cita-cita hidup anak paling utama, sehingga pendidikan bermanfaat
1) Pertama, Aliran teori rasa Anak yang lahir kedunia seperti sehelai kertas
yang belum ditulis. Pendidik boleh mengisi kertas kosong itu sesuai
2) Kedua, Aliran negatif. Anak lahir seperti sehelai kertas yang sudah ditulis
Pendidik hanya dapat mengawasi agar pengaruh jahat tidak mendekati diri
anak.
kertas yang sudah ditulisi penuh, namun tulisan itu suram. Pendidikan
berkewajiban untuk menebalkan semua tulisan itu, yang berisi baik agar
tujuan memberi kemajuan dalam hal apapun. Setiap orang tua berhak mendidik
hidup sesuai kodratnya untuk melakukan segala perbuatan yang diperlukan dalam
kehidupanya. Misalnya anak bayi yang baru lahir pandai mengisap air susu untuk
kebutuhan hidup. Begitupun orang tua yang memiliki insting atau naluri untuk
16
Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan Asas dan Filsafat Pendidikan,(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2016), hal.169-170
17
Ki Hajar Dewantara, Menuju Manusia Merdeka, (Yogyakarta: Leutika, 2009), hal. 5-6
15
memelihara anak-anak, lahir dan batin, agar menjadi manusia yang berbudi, gagah,
Ciri khas pemikiran pendidikan bagi anak usia dini menurut ki hajar dewantara
diantaranya :
1. Budi Pekerti
Materi yang paling penting diberikan pada anak usia dini adalah pendidikan
budi pekerti. Bentuknya bukan mata pelajaran budi pekerti, tetapi menanamkan
nilai, harkat dan martabat kemanusiaan, nilai moral watak dan pada akhirnya
mengatur kehidupan manusia. Budi pekerti sama dengan moralitas yang berisi adat
istiadat, sopan santun dan perilaku yang dapat membentuk sikap terhadap manusia,
Pendekatan yang baik dan tepat dalam menanamkan budi pekerti pada PAUD
pendekatan tersebut kita dapat mendidik anak tentang budi pekerti sedangkan anak
tidak merasa bahwa sikapnya sedang dibentuk. Kreativitas dan inovasi Guru
sikap melalui pelajaran yang sedang diberikan. Yang mana Pembentukan sikap ini
akan berjalan lancar jika orang tua juga ikut serta dalam mendukung dan membantu
cocok pada fase ini yaitu dengan cara memberi contoh dan pembiasaan.
18
Ibid, hal.27-28
16
b. Usia 7-14 tahun, dipandang sebagai masa pertumbuhan jiwa pikiran,
pendidikan yang cocok pada fase ini yaitu dengan cara pembelajaran,
c. Usia 14-21, tahun dipandang sebagai masa terbentuknya budi pekerti atau
periode sosial, pendidikan yang cocok pada fase ini yaitu dengan cara
dan pemberian contoh ini juga dapat digunakan untuk mengenalkan dan
beribadah sehari-hari.
2. Sistem Among
pada asih, asah dan asuh. Selain itu, pembelajaran yang diberikan kepada anak
didik tidak bersifat terpaksa, para pendidik harus bersifat ngemong atau among.
Pendidik memberi dorongan untuk maju dan secara halus mengarahkan ke jalan
yang benar. Inti dari sistem among yang dikemukan oleh Ki Hajar Dewantara dalam
Napitupulu adalah:
a. Ing ngarso sing tulodo, artinya jika pendidik berada di depan wajib
memberikan teladan bagi anak didik. Posisi ini sebaliknya lebih baik
diberikan kepada anak usia dini, tidak perlu banyak nasehat, petuah dan
ceramah.
anak mempunyai kesempatan untuk mencoba berbuat sendiri. Anak usia dini
17
c. Tut wuri handayani, artinya jika pendidik di belakang wajib memberi
3. Teori Trikon
a. Kontinu
mata rantai yang akan datang. Begitulah pendidikan wajib berjalan tidak
b. Konsentris
kebudayaan Indonesia.
c. Konvergensi
18
pemuda dalam perkumpulan atau organisasi pemuda merupakan pamong
atau panutannya.
4 Tujuan Pendidikan
pendidikan, karena tanpa adanya tujuan yang jelas maka kegiatan pendidikan
menjadi tidak terarah. Oleh sebab itu, perumusan tujuan pendidikan dengan jelas
menuntun segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak-anak, supaya mereka sebagai
hanya dapat dijadikan seorang anak untuk mendapatkan kecerdasan yang lebih
tinggi, akan tetapi juga dapat menjauhkan dirinya dari perbuatan jahat.
manusia merdeka, baik itu secara fisik mental dan kerohanian. Suasana yang
kebaikan, empati, dan cinta kasih terhadap anggotanya. Untuk itu pendidikan dapat
percaya diri, mengembangkan harga diri, dan kebahagiaan peserta didik. Peserta
didik yang dihasilkan dari proses pendidikan adalah mereka yang berkepribadian
merdeka, sehat fisik, sehat mental, cerdas, dan bertanggung jawab. Tujuan
pribadi yang berguna untuk masyarakat, bertanggung jawab untuk dirinya dan
19
Pendidikan yang ditanamkan Ki Hajar Dewantara menekankan pada aspek
pekerti (kekuatan batin, karakter), fikiran, dan tubuh anak. Agar terbentuknya
Prinsip merupakan asas yang menjadi pokok dasar orang berfikir dan
prinsip, yang dapat disingkat dengan “panca dharma”. Panca dharma berisi tentang
1) Prinsip kemerdekaan
Kemerdekaan bertujuan untuk mengembangkan cipta, rasa dan karsa peserta didik
dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan semboyan “Tutwuri Handayani”
yang artinya mengikuti dari belakang dan memberikan pengaruh kepada anak.
Mengikuti dari belakang berarti membebaskan dengan tetap diawasi. Sehingga anak
seperti ini, perlu dilakukan dengan cara pemberian pendidikan yang berkualitas
untuk anak.
2) Prinsip kebangsaan
Proses pembelajaran juga harus sesuai dengan prinsip kebangsaan. Karena anak
20
mengandung rasa satu, dalam suka dan duka, dan kebahagiaan lahir dan batin
bangsa. Mencintai bangsa sendiri mampu mendorong kita untuk melakukan yang
terbaik untuk bangsa. melalui mutu pendidikan yang baik, tentu akan dapat
3) Prinsip kebudayaan
kebudayaan yang indah, baik dan berkualitas untuk hidup bisa diambil. Begitupun
tinggi sesuatu yang lahir maupun batin. Kultur memiliki maksud tiga macam yaitu;
pertama, mengenai moral (agama, sosial, adat istiadat). Kedua, kemajuan angan-
4) kemanusiaan
Seorang anak didik dituntut untuk tidak melanggar hak asasi manusia. Dasar
bergotong royong, dan saling mengasihi serta membimbing untuk menjadi pribadi
22
Ki Hajar Dewantara, Karya Ki Hajar Dewantara Bagian Pertama Pendidikan, (Yogyakarta: Majelis
Luhur Persatuan Taman Siswa, 1977), h. 325
23
Muhammad Tauchid, Op.Cit, hal 38
24
Ibid,hal.37-38
21
Prinsip kodrat alam bertujuan untuk melatih anak didik tidak melalaikan
kewajibanya, baik kepada Tuhan, lingkungan, maupun diri sendiri. Kodrat alam
yang ada pada diri seorang anak, merupakan salah satu bentuk ciptaan Allah yang
bisa bersatu dan mengalami kemajuan. Kodrat alam menjadi petunjuk untuk hidup
sempurna. Petunjuk dalam kodrat alam dijadikan sebagai pedoman hidup baik
pengalaman lahir dan batin (Nglakoni, ngrasa, beleving). Semua metode itu dapat
dilaksanakan oleh para pendidik, sesuai dengan keadaan dan usia anak. 26
Metode pembelajaran anak usia dini dapat dilakukan melalui sistem among.
Menurut Ki Hajar Dewantara, dikutip dari buku Suparto Raharjo bahwa Sistem
menjaga, membina dan mendidik anak dengan kasih sayang. Orang yang
Metode ini biasa disebut dengan tiga mong, yaitu momong, among dan
ngemong. Momong artinya merawat dengan tulus dan penuh kasih sayang serta
individu yang baik pula. Among berarti memberi contoh tentang baik buruk tanpa
harus mengambil hak anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai
22
merawat, dan menjaga agar anak mampu mengembangkan dirinya, bertanggung
jawab serta disiplin berdasarkan pada nilai-nilai sesuai kodratnya. Tujuan sistem
among adalah untuk mengembangkan anak didik menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa, cerdas dan berketrampilan serta sehat jasmani dan rohani guna
Menurut Ki Hajar Dewantara, anak harus tumbuh menurut kodrat (natuur like
guru) yang diperlukan untuk kemajuan. Alat pembelajaran yang harus dipakai
Kinder spellen (permainan anak). Dengan bermain sifat kodrati anak tersalurkan
serta melatih ketajaman panca inderanya. Bermain juga dapat melatih interaksi
permainan selalu diterima anak tanpa paksaan atau perintah, melainkan karena
Pendidikan anak usia dini tidak hanya disandarkan pada sikap dan tenaga
pendidikan, tetapi harus disertai suasana yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Oleh karena itu, terdapat tiga pusat pendidikan atau yang sering kita kenal dengan
1. Keluarga
mempengaruhi budi pekerti dan tumbuhnya tiap manusia. Setiap keluarga selalu
28
Ibid, Suyadi dan Maulidya Ulfah, hal 145
23
berusaha mendidik anak-anaknya secara sempurna baik jasmani maupun rohani.
Kasih sayang bermanfaat bagi berlangsungnya pendidikan budi pekerti dan juga
sosial. Tolong menolong, saling menjaga kebersihan merupakan salah satu bentuk
pendidikan yang bisa diajarkan kepada anak didalam keluarga. Pendidikan tidak
2. Perguruan (sekolah)
wiyata. Guru menjadi penasehat dan pengajar ilmu disekolah. Perguruan harus
memiliki hubungan dengan alam keluarga, karena pengaruh yang diberikan sekolah
sistem asrama atau pondok. Karena didalamnya terdapat pendidikan dengan pusat
anak-anak dari alam keluarga dan alam masyarakatnya. Hal ini karena pengaruh
didalam masyarakat dapat dikembangkan dengan mengamati, jika ada bahaya bisa
29
Ibid, hal.73
24
8. Implementasi dalam Pendidikan Anak Usia Dini
Didasarkan pada pola pengasuhan yang berasal dari kata “asuh” artinya pemimpin
membimbing, memimpin dan mengelola. Dalam hal ini mengasuh anak maksudnya
anak dilakukan terus menerus dari zaman nenek moyang sampai sekarang masih
mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membantunya dan lain-lain.
dan buruk, tentang yang benar dan salah, tetapi merupakan pelatihan membiasaan
terus menerus tentang sikap, benar dan baik, sehingga akhirnya menjadi suatu
kebiasaan. Pada saat usia dini anak merupakan “peniru ulung” dan sekaligus
membelajar ulet maka pembiasaan dan pembinaan akhlak perlu dimulai sejak dini. 30
melalui bermain anak dapat melakukan minatnya sendiri tanpa dipengaruhi faktor
Selain konsep belajar sambil bermain, Beliau juga menerapkan konsep belajar
dengan cara pemberian contoh atau teladan dengan metode bercerita atau
kelompok belajar dan taman kanak kanak, karena disamping menciptakan situasi
30
Dwi Hariyanti dan Sukiram, Strategi Pengembangan Moral Anak Usia Dini. (Salatiga: Widyasari Press,
2001), hal. 83.
25
bahasa anak dan sebagainya. Melakukan pengenalan dan pengalaman prinsip
yaitu membentuk sikap dan kesadaran akan pentingnya kegiatan keagamaan bagi
keluarga. Pada kelompok bermain pengenalan yang paling tepat adalah di”area
agama atau sentra imtaq” dengan sarana tempat ibadah berbentuk mini dan
Sedangkan sistem among yang dikemukan oleh Beliau sangat cocok untuk
diterapkan pada anak-anak yang sudah masuk dalam pendidikan sekolah dasar
antara kelas satu sampai dengan kelas tiga. Karena pada tahapan ini anak harus
mandiri. Konsep ini juga dapat digunakan dalam membangun rasa percaya diri dan
pembentukan karakter anak. Jika dilihat dari tujuan pendidikan anak usia dini maka
konsep yang diterapkan oleh Ki Hajar Dewantara sangat sesuai dengan empat pilar
Learning to be, Learning to leave together karena implementasi dari konsep belajar
1). Motivasi (dorongan) yaitu Memberikan dorongan kepada anak baik dari luar
maupun dalam agar anak memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan baik
luar maupun dalam agar anak mengetahui dan memahami tentang suatu yang
26
3). Reward (Penghargaan) yaitu Ketika anak sudah mampu menyesaikan tugas lebih
dulu dengan baik, maka pendidik memberikan penghargaan kepada anak dengan
memberikan acungan jempol atau memberikan tanda bintang dan lingkaran penuh.
sampah.Selain itu, atas dasar keluhuran budi, tugas pendidik yang utama adalah :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Siti walidah Dahlan yang merupakan salah satu tokoh pemikiran pendidikan
sangat besar untuk Indonesia. Siti Walidah Dahlan pantas dikategorikan sebagai
31
Yulian Nuraini Sujiono, Ibid,hal. 128-129
27
Ki Hajar Dewantara merupakan seorang Pelopor Pendidikan bagi Kaum
bagi Anak Usia Dini. Ciri khas Ki Hajar Dewantara Mengenai Pemikiran Pendidikan
Anak Usia Dini Diantaranya budi pekerti, sistem among, dan Teori Trikson dan tri
menjadikan manusia merdeka, baik itu secara fisik mental dan kerohanian
B. Saran
Kami menyadari jika dalam penulisan, isi materi maupun penyampaian makalah
masih bayak terdapat kekurangan ataupun kesalahan. Maka dari itu dengan hati
terbuka kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Lilis Nihwan.2018 . Siti Walidah Ibu Bangsa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan
Nihwan Lilis. 2018. Siti Walidah Ibu Bangsa Indonesia. Jakarta: Luh Anik Mayani
Safitri Candra Rizki dwi, Budi Haryanto. 2020. Nyai Walidah Sebagai Tokoh
28
Nuraini Sujiono ,Yuliani. 2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
Indeks, 2011.
Soejono. 1988. Aliran Baru dalam Pendidikan Bagian Ke-1. Bandung : CV Ilmu,1988.
Suyadi dan Ulfah Maulidya. 2013. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT Remaja
Rodaskarya.
Garasi
Hajar Dewantara, Ki. 2009. Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika, 2009.
Hariyanti ,Dwi dan Sukiram. 2001. strategi Pengembangan Moral Anak Usia Dini.
29