Anda di halaman 1dari 21

TIPOLOGI DAN KARAKTERISTIK

GAMBAR/SENI RUPA ANAK

Anis Rahmanuri (K7119031/4A)


01
TIPOLOGI
GAMBAR/SENI
RUPA ANAK
Victor Lowenfield (1975: 275) membagi karya
anak dalam proses berekspresi menghasilkan
karya dibagi menjadi tipe “visual’ dan “haptic”.
TIPE
01
VISUAL
Tipe visual adalah gambar anak yang
menunjukkan kecenderungan bentuk
yang lebih visual-realistis
(memperlihatkan kemiripan bentuk
gambar sesuai obyek yang dilihatnya,
atau obyektif).

Batas-batas tertentu gambar anak tipe visual dapat


dipersamakan dengan lukisan karya pelukis
naturalistis.
TIPE
02
HAPTIK
Yaitu gambar anak yang menunjukkan
kecenderungan ke arah kebentukan yang
lebih visual-emosional atau upaya
penggambaran secara subyektif yang
berisi tentang ekspresi pribadi dalam
merespon lingkungannya.

Dalam gaya lukisan, gambar anak yang


bertipe haptik dapat disamakan dengan
lukisan bergaya ekspresionisme.
Menurut Garha (1980:113) penjelasan lebih lanjut tipe
gambar anak adalah sebagai berikut:.

3. Tipe
1. Tipe visual 2. Tipe haptik
Gambar yang dihasilkan
campuran
Anak cenderung lebih Perpaduan antara
mengutamakan tidak berdasarkan pada tipe visual
pengamatan mata pengamatan anak terhadap dengan tipe
daripada suasana hati. lingkungannya, tetapi lebih haptik
mengutamakan ungkapan
perasaannya
Menurut Hajar Parmadi, tipe lukisan anak dibagi menjadi berikut:

2. Tipe non- 3. Tipe


1. Tipe haptic haptic campuran
Cenderung mendapat Berupa ungkapan harapan
Jenis karya lukis anak
pengaruh dari anak terhadap keinginan,
yang lebih cenderung
intlektualmotivation. ciri-ciri ataupun yang lain
mengungkapkan rasa
Figur-figur dan alur-
dari pada pikiran.. seperti ramalan kejadian
alur cerita tampak
yang akan datang.
jelas.
Dalam In Education Through Art, Read (1958:
140) mengklasifikasikan gambar anak-anak
menjadi 12, yaitu:
01 02
Organic Lyrical
Berkaitan serta bersimpati dengan objek- Penggambaran objek bersifat realistis,
objek nyata, anak-anak lebih suka objek tetapi tidak bergerak seperti organic.
dalam kelompok daripada yang sendiri.

03 04
Impresionist Rhytmical Pattern
Lebih mementingkan detail/kesan Gambar memperlihatkan benda-benda yang dilihat,
suasana yang digambarkan daripada Contohnya gambar anak yang melempar bola,
kemudian mengulang gambar tersebut sampai
konsep keseluruhan
bidang gambar terisi seluruhnya.
5. Structur 6. Shematic 7. Haptic
Form
Objeknya mengikuti rumus Penggambar Gambar-gambar
ilmu bangunan yang menggunakan rumus yang dibuat tidak
diperkecil menjadi satu ilmu bangunan tanpa berdasarkan
rumusan geometris dimana ada hubungan yang pengamatan visual
rumus yang aslinya diambil jelas dengan susunan suatu objek, tapi
dari pengamatan organis. bukan skematik.
08 09 10
Expresionist Enumeratif Decorative

Berhubungan dengan Penggambar pada tipe ini dikuasai Menampilkan bentuk-


dunia dalam dirinya. oleh objek dan tidak dapat bentuk dua dimensi
Tidak hanya menghubungkan dengan sensasi dengan pola-pola
mengekspresikan keutuhan sehingga semua bagian- warna-warni dan
sensasi egosentrik tetapi bagian kecil yang dapat dilihatnya mengusahakannya
juga objek dunia dari pada bidang gambar tanpa ada menjadi pola yang
luar seperti hutan, yang dilebih-lebihkan. Persepsi menggembirakan.
gerombolan orang, dan gambar bukan merupakan
lain-lain persepsi seniman melainkan
persepsi arsitek
11 12
Romantic Literary
Pada tipe ini tema Tema yang ditampilkan
diambil dari kehidupan semata-mata khayal yang
yang dipertajam dengan berasal dari rasa yang
fantasi. Gambar disarankan gurunya atau
merupakan gabungan imajinasi sendiri. Tema
antara ingatan dengan ini merupakan gabungan
image eidetic sehingga antara ingatan dan
menyangkut sesuatu yang imajinasi untuk
baru disampaikan kepada
orang lain
02
KARAKTERISTI
K
GAMBAR/SENI
RUPA ANAK
Menurut Soesatyo (1994: 32 –33) bahwa sifat lukisan (gambar) anak-
anak sebagai berikut:

1. Ideographisme 2. Steorotif atau


otomatisme.
Lukisan anak merupakan ekspresi Penggambaran bentuk
berdasar pengertian dan logika benda secara berulang-
anak, contoh: anak melukis muka ulang dengan ukuran yang
manusia dari samping, meskipun monoton.
dalam kenyataan penglihatan,
matanya nampak sebuah saja,
tetapi berdasarkan pengertian
anak bahwa manusia itu bermata
dua, maka dilukislah kedua mata
itu disamping.
3
Gejala finalitas

Anak menggambarkan peristiwa yang mengandung unsur ruang dan waktu, biasanya
manusia atau manusia dalam gerak. Namun tidak semua bagian atau anggota badan
dilukis, hanya yang perlu-perlu saja atau yang dirasakan penting dalam tema lukisan.

4
Perebahan atau lipatan
Disebut juga sifat tegak lurus atau sifat rabatemen. Benda apa saja yang
berdiri tegak pada suatu garis dasar akan dilukis tegak lurus pada garis
dasar tersebut meskipun garis dasar itu berbelok atau miring arahnya.
Akibatnya semua benda tampak rebah atau malah terjungkir.
5 6
Transparan Juxtaposisi

Kebiasaan dan kecenderuangan Sifat Pemecahan masalah ruang


anak menggambarkan hal-hal (kedalaman jauh dekat) dalam
atau peristiwa ini adalah
bidang datar, diatasi dengan
penggambaran yang tembus
pandang.
dasar pemikiran praktis. Anak
contoh bila anak melihat kucing melukis benda atau objek yang
makan ikan, kemudian kita suruh jauh di bagian atas kertas
anak itu untuk menggambarkan sedang yang dekat dibagian
kucing, maka anak biasanya akan bawah. Bertebar namun artistic,
menggambar kucing dengan perut mirip lukisan Bali.
yang kelihatan ada ikannya.
7
Simetris
(setangkep)
Dalam melukis suatu objek sering timbul gejala atau hasrat untuk melukis hal-hal
yang asimetris menjadi asimetris. Misalnya dua pohon besar di kiri dan di kanan, dua
buah gunung kembar dengan matahari di tengah,
Proporsi (perbandingan
ukuran) 8
Anak-anak lebih mementingkan proporsi nilai dari pada fisik. Hal-
hal yang dianggap lebih penting dibuat lebih besar atau lebih jelas.

9 Lukisan bersifat cerita


(naratif)
Lukisan/gambar yang dibuat anak merupakan ungkapan perasaan atau gejolak
jiwa. Jadi lukisan adalah cerita anak, bukan sekedar mencoret sebagai aktivitas
motorik atau gerak anatomis saja.
03
PERIODISASI
GAMBAR/SENI
RUPA ANAK
Viktor Lowenfeld dalam bukunyaCreative and Mental Growth (1982)
meneliti tingkat perkembangan menggambar anak berdasarkan usia
Usia 2-4 tahun
1. Periode Coreng-moreng
Gambar yang dibuat tanpa makna, hanya
(Scribbling Stage) perbuatan meniru orang lain,

1. Goresan tak 2. Goresan tak 3. Goresan


beraturan terkendali bermakna
2. Periode Pra 3. Periode
Bagan (Pre Bagan
Schematic Stage) (Schematic Stage)

4-7 tahun (taman kanak-kanak) 7 sampai 9 tahun


Anak mulai Anak sudah mulai
menggambar bentuk- menggambar obyek
bentuk yang dalam suatu hubungan
berhubungan dengan yang logis dengan
dunia sekitar mereka. gambar lain.
5. Periode
4. Periode Awal
Naturalistik Semu
Realisme (Early (Pseudo Naturalistic
Realism Stage) Stage)

9-12 tahun 12 sampai 14 tahun.

Gambar mulai Gambar yang dibuat sesuai


mengarah ke bentuk dengan obyek yang dilihatnya
realistis, tetapi nampak
lebih kaku
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai