Anda di halaman 1dari 14

KAJIAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI DAN KETERAMPILAN MI/SD

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Keterampilan MI/SD

Dosen Pengampu: Abdul Basit M. Pd

Penyusun:

Kelompok 2

Anggun Eka Suryani : 1914070118

Aswarni Safrida : 1914070082

Fitri Akbar Emilia : 1914070092

Tifa Alestin : 1914070112

Ela Fitri : 1914070083

Rezathul Murfi : 1914070100

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI-C)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seni merupakan sesuatu yang fitrah dalam diri manusia. Seluruh perilaku yang ada
dalam diri manusia seperti bicara, bernyanyi, marah, tersenyum yang merupakan
ekplorasi dari emosional dan intelektual adalah bagian dari seni. (Rin Surtantini, 2016)

Seni sangat melekat dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dalam mendidik


karakter seni menjadi alat penyampainya. Baik dalam seni suara, seni tari, ataupun seni
rupa. Dalam dendang atau tembang pendidik didaerah Jawa menanamkan nilai luhur
lewat tembang dan lagu bagi anak-anak, khususnya usia sekolah taman kanak-kanak dan
sekolah dasar. Karena tembang dan lagu-lagu Jawa disetiap daerah, didalamnya
terkandung ajar-ajaran budi luhur, sementara anak usia sekolah Tk dan SD ibarat kain
putih yang masih kosong, sepatutnya dibekali dan ditempa dengan ajaran-ajaran budi
luhur membentuk perilaku, sikap, karakter (watak). (Muljono, 2013)

Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan


penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan
kualifikasi lulusan satu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut rencana dan
pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah, maupun nasional.

Pendidikan di negara Indonesia saat ini masih mengalami berbagai macam persoalan.
Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum
yang mengalami pergantian dari tahun ke tahun dan membebani peserta didik tanpa ada arah
pengembangan yang benar-benar di implementasikan sesuai dengan perubahan yang
diinginkan pada kurikulum tersebut.

Perubahan kurikulum harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak, karena
kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis, yang
menentukan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan, baik proses maupun hasil.
Sekolah sebagai pelaksana pendidikan, baik kepala sekolah, guru, maupun peserta didik akan
terkena dampak langsung dari setiap perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum merupakan
perubahan yang sangat mendasar dalam sistem pendidikan nasional, dan akan mengubah
komponen-komponen pendidikan lainnya.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan kajian kurikulum pendidikan seni dan keterampilan
pada MI/SD?

2. Bagaimanakah konsep kurikulum pendidikan seni dan keterampilan pada MI/SD?

C. Tujuan

Sejalan dengan permasalahan diatas, makalah ini disusun dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui kajian kurikulum pendidikan seni dan keterampilan pada MI/SD

2. Untuk mengetahui konsep kurikulum pendidikan seni dan keterampilan pada MI/SD

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI KURIKULUM

Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar


dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Tafsiran-
tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan
pandangan dari pakar yang bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni
“Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu ini,
pengertian kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang
bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan kata lain kurikulum dianggap sebagai jembatan
yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan yang ditandai oleh
perolehan suatu ijazah tertentu.

Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan berikut ini, diantaranya:

 Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum adalah sejumlah mata ajaran
yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan.

 Kurikulum sebagai rencana pembelajaran kurikulum adalah suatu program pendidikan


yang disediakan untuk mempelajarkan siawa. Dengan program itu para siswa
melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan
tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran (Hamalik,
1994: 16-17).

Jadi dapat disimpulkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar.

Apabila kita meneliti pengertian kurikulum akan diperoleh bahwa fungsi kurikulum
sebagai berikut :

1. Bagi sekolah yang bersangkutan

a. Alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan

4
Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan, kurikulum berisi uraian

1) Jenis program apa yang diselenggarakan?

2) Bagaimana menyelenggarakan setiap jenis program?

3) Siapa yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan?

4) Perlengkapan apa yang perlu diadakan?

b. Pedoman mengatur kegiatan sehari-hari

2. Bagi sekolah pada tingkat di atas

a. Keseimbangan

Bila sekolah pada tingkat di atasnya mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat
bawahannya, maka sekolah pada tingkat di atasnya dapat mengadakan penyesuaian
di dalam kurikulumnya. Dengan kata lain sekolah pada tingkatan di atasnya dapat
mempertimbangkan (1) apakah sesuatu mata pelajaran tersebut yang telah diajarkan
masih pula diajarkan atau tidak, (2) apakah kecakapan tertentu yang belum diajarkan
perlu dimasukkan dalam kurikulum.

b. Penyiapan tenaga

Seandainya sekolah tertentu ditugaskan menyiapkan tenaga guru bagi sekolah


yang berada di bawahnya, maka sekolah yang menyiapkan itu perlu mempelajari
kurikulum sekolah yang “disiapkan” itu, baik mengenai isi, organisasi, maupun cara
pengajaran. Dengan mengetahui hal tersebut, sekolah yang menyiapkan mengadakan
penyesuaian seperlunya. Dewasa ini diperkenalkan matematik di SD, sehingga SPG
mengadakan penyesuaian di kurikulum tentang cara mengajar matematik.

c. Masyarakat

Apabila masyarakat membutuhkan keterampilan tertentu, maka masyarakat


dapat mengetahuinya melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan. Sehubungan
dengan hal ini masyarakat dapat melakukan (a) memberi bantuan, dan (b) memberi
saran. Dengan demikian tercipta keserasian penghasilan dan pemakai.

B. PENGERTIAN SENI

5
Seni adalah hasil atau proses kerja atau gagasan manusia yang melibatkan kemampuan
kreatif, intuitif, kepekaan indera, kepekaan hati dan piker dalam mencipta sesuatu yang indah
dan selaras. (Kamaril, 2007: 1.5).

1. Prinsip Pendidikan Kesenian


Untuk menerangkan prinsip seni budaya dapat dimulai dengan menarik garis substansi
seni dan seni budaya. Substansi seni, sebagai berikut:

a. Substansi ekspresi, bidang latihnya: melukis, mematung menysusun benda-benda


limbah, menyanyi, dan bermain musik yang bebas sesuai dengan kaidah seni.
Substansi kreasi, diartikan penciptaan adalah membuat rancangan reklame atau
slogan bergambar, menerjemahkan wacana, mendayagunakan limbah menjadi
benda pakai (kursi, meja dan seterusnya) yang banyak menuntut ide dan kelayakan
tampilnya, sama halnya dengan bidang penciptaan dan aransemen lagu.

b. Keterampilan, yang menitik beratkan kemampuan teknis dan kerajinannya


sehinaga bersifat reproduktif atau kemampuan melipat gandakan karya dengan
tepat dan cepat serta orang lain dapat dan mampu mencontoh hasil karyanya,
misalnya: kerajinan tangan, menganyam, mengukir. Dalam bidang musik adalah
teknik menyanyi atau teknik bermain musik sehingga mampu menampilkan karya-
karya musik secara berkualitas dan indah.

2. Manfaat Seni dalam Pendidikan


Manfaat seni dalam pendidikan dapat diterangkan sebagai berikut:

a. seni membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.

b. seni membina perkembangan estetik.

c. seni membantu menyempumakan kehidupan (Soeharjo, 1977).

3. Fungsi Pendidikan Seni

Fungsi pendidikan kesenian adalah:

1. Memberikan pengalaman estetik agar anak mampu mengembangkan kepekaan


artistik (sensitifitas) dan potensikreatifitasnya.

2. Memberikan kesempatan anak untuk mengungkapkan ide gagasan dan fantasi


sesuai dengan tingkat perkembangan dalam berbagai medium seni.

6
3. Membentuk pribadi yang sempurna (self concept, self esteem) 1

C. KAJIAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI DI SD

Kurikulum dapat diartikan sebagai urutan dari berbagai kegiatan belajar yang secara
sengaja dikembangkan untuk memberikan pengalaman belajar bagi siswa (Eisner, 1983).
Bagi pelaksana, kurikulum berfungsi sebagai panduan untuk digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan belajar-mengajar di sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Oleh sebab itu sebelum anda merancang, melaksanakan dan mengevaluasi suatu
kegiatan pembelajaran terpadu anda perlu menelaah kurikulum yang berlaku (dalam hal ini
kurikulum 1996) dan menyusun peta konsep tentang mata kajian yang akan dipadukan.

Dalam kegiatan belajar telah dijelaskan pula bahwa sifat dan ciri khas dari mata
pelajaran kesenian adalah:

a. Bertitik tolak dari segi Praktika sedang teori atau pengetahuan lebur di dalamnya
b. Bahan kajian mata pelajaran ini yang meliputi seni rupa, kerajinan tangan, musik,
dan tari dilaksanakan secara terpadu (Kamaril, 2007: 6.5).

Pendidikan seni di negara kita telah mengalami berbagai pembaharuan dari waktu ke
waktu. Pembaharuan dilakukan guna meningkatkan kualitas pendidikan seni. Salah satu
usaha pemerintah yang secara sentral memperbaharui sistem pelaksanaan pendidikan seni
adalah penyempurnaan kurikulum.

Kurikulum yang sedang dilaksanakan senantiasa dievaluasi dan disempurnakan setiap


periode tertentu untuk menghadapi perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan dinamika kebudayaan secara keseluruhan. Kurikulum Pendidikan Seni telah beberapa
kali mengalami perubahan dan penyempurnaan. Pada tahun 1975 terjadi perubahan yang
menyeluruh pada mata pelajaran ekspresi, yang sebelum itu dalam kurikulum sekolah umum
dikenal dengan nama mata pelajaran menggambar dan seni suara. Pembaharuan dapat dilihat
dengan penggantian nama mata pelajaran itu menjadi Pendidikan Kesenian.

Istilah mata pelajaran juga diganti menjadi bidang studi, sehingga pembaharuan itu
selengkapnya menjadi 'bidang studi pendidikan kesenian. Isi bidang studi pendidikan

1
Ardipal, 2010. Kurikulum Pendidikan Seni yang Ideal Bagi Peserta Didik di Masa Depan. Jurnal:
Bahasa dan Seni. Vol 11. No. 1. hal.3

7
kesenian itu merupakan penggabungan pelajaran menggambar dan seni suara ditambah sub
bidang studi lain yaitu seni tari dan teater, yang pada kurikulum sebelumnya tidak ada.
Pelajaran menggambar dan seni suara diubah namanya menjadi seni rupa dan seni musik.
Selengkapnya bidang studi pendidikan kesenian berisi sub-sub bidang studi seni rupa, seni
musik, seni tari, dan seni teater (drama).

Kurikulum 1975 disempurnakan lagi pada tahun 1984 dengan sebutan kurikulum 1984.
Penyempurnaan ini ditandai oleh penggantian istilah pendidikan kesenian menjadi
pendidikan seni.

Kurikulum 1994 Sekolah Dasar yang berlaku sekarang sangat jauh berbeda dengan
kurikulum sebelumnya. Perbedaan itu meliputi sistem pembelajarannya yang menggunakan
'integrated learning' atau pembelajaran terpadu antara beberapa cabang seni. Nama
pendidikan seni berubah pula menjadi Kerajinan Tangan dan Kesenian. Ruang lingkup materi
kerajinan tangan meliputi berbagai kegiatan sederhana kerumahtanggaan yang mudah
dilakukan oleh anak-anak untuk keperluan hidupnya sehari-hari, dan termasuk di dalamnya
pekerjaan kesenirupaan. Sedangkan yang dimaksud kesenian meliputi seni tari (seni gerak),
seni musik (seni suara). Antara pengajaran kerajinan tangan dan kesenian dianjurkan menjadi
suatu larutan yang benar- benar terpadu dan terintegrasi dalam satu topik (bahasan)
pengajarannya. Pengajaran terpadu dalam Kerajinan Tangan dan Kesenian (disingkat: KTK)
ini bermuatan wawasan kedaerahan (muatan lokal), sebab di dalamnya diharapkan para guru
dan siswa mampu menggali seni kriya (kerajinan) yang tumbuh di daerah sekitarnya.

Seni kerajinan sebagai cabang seni rupa merupakan seni yang tertua dan bahkan
mengakar di setiap pelosok daerah Nusantara ini. Perkembangan seni kerajinan tradisional ini
diangkat menjadi prioritas karena ternyata dunia pariwisata serta konsumsi kesenian dunia
lebih tertarik terhadap seni kerajinan tradisional yang berkembang di daerah. Selain seni
kerajinan tersebut unik, juga mencerminkan citra estetik khas daerah tertentu, dan menjadi
salah satu identitas budaya bangsa kita.

Jika diteliti perubahan nama sub-sub bidang studi pada setiap kurikulum yang
disempurnakan, ternyata perubahan itu tidak hanya sekedar penggantian nama, akan tetapi
mengubah pula ruang lingkup pengajarannya. Perubahan itu dilandasi oleh konsep dasar
pendidikan yang berbeda pada setiap kurikulum. Konsep pendidikan seni yang sekarang kita
kenal jauh berbeda dengan konsep pendidikan (mata pelajaran) menggambar dan seni suara.
Perubahan konsep tentu membawa konsekuensi didaktis dan metodis yang menuntut berbagai

8
persyaratan yang harus dipenuhi jika kita ingin melaksanakan pendidikan seni dengan
memadai.

D. PENDIDIKAN SENI DI SD
Pada dasarnya pendidikan seni di sekolah dasar diarahkan untuk menumbuhkan
kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiasif dan kreatif pada
diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini akan tumbuh, apabila dilakukan serangkaian proses
kegiatan pada siswa yang meliputi kegiatan pengamatan, penilaian, dan pertumbuhan rasa
memiliki melalui keterlibatan siswa dalam segala aktivitas seni di dalam kelas dan atau di
luar kelas. Dengan demikian pendidikan seni melibatkan semua bentuk kegiatan berupa
aktivitas fisik dan cita rasa keindahan yang tertuang dalam kegiatan berekspresi,
bereksplorasi, berapresiasi dan berkreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran.

Pendidikan seni ada bukan untuk menjadikan siswa menjadi seniman terampil, tetapi
tempat untuk memberikan wawasan kebangsaan tentang seni tradisi yang dipelajarinya guna
menjunjung nilai-nilai luhur warisan budaya Indonesia. Melihat kepada kenyataan yang ada,
secara teori yang telah terencana dalam kurikulum pendidikan seni, nampak bahwa seni
dalam pendidikan di sekolah umum sudah menjadi tanggung jawab kita bersama. Meskipun
tujuannya hanya untuk mengembangkan kemampuan apresiasi para siswa, namun
implikasinya sangat luas bagi arti pendidikan di Indonesia saat ini.

Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan
untuk mendidik anak menjadi kreatif. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak
memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya. Beberapa aspek penting yang
perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya
produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta. Dalam kurikulum sekolah dinyatakan
bahwa fungsi pendidikan seni adalah mengembangkan sikap dan kemampuan siswa agar
berkreasi dan menghargai seni. Pelaksanaan dalam pembelajaran, ruang lingkup pendidikan
seni meliputi aspek pengetahuan, apresiasi dan pengalaman kreatif. Berkarya seni pada
dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan mengolah media seni rupa untuk
mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran yang baru.

E. PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI DI SD

1. Kurikulum Pendidikan Seni sebelum Kemerdekaan

9
Pada tahun 1930-1945 kurikulum pendidikan seni sangat berorientasi vokasional
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan menggambar yang relevan dengan bidang
ketukangan dan industri kecil. Pada masa ini, pelajaran seni rupa dianggap tidak memiliki
nilai strategis.

Pada masa kemerdekaan 1945-1948 sekolah cenderung menumbuhkan usaha


menanamkan semangat untuk mengusir penjajah. Secara sengaja maupun tidak,
mempengaruhi karakteristik materi pembelajaran. Mata pelajaran olah raga diisi dengan
kegiatan bela diri dan baris berbaris ala tentara, pelajaran menyanyi diisi dengan lagu-lagu
perjuangan, demikian juga dengan pelajaran seni rupa (menggambar) diisi dengan kegiatan
menggambar poster-poster perjuangan dan menggambar yang bertemakan anti penjajahan.

2. Kurikulum Pendidikan Seni setelah Kemerdekaan

Setelah kemerdekaan kurikulum pendidikan seni rupa (menggambar) di Indonesia masih


mengikuti pola kurikulum pendidikan seni di Belanda terutama di wilayah Indonesia bagian
Timur. Buku-buku yang dipengaruhi gerakan reformasi pendidikan seni di Belanda ini telah
mengarah kepada reformasi mata pelajaran menggambar. Sasaran reformasi ini adalah
menggambar konvensional yang esensial ke menggambar ekspresi yang kontekstual serta
perubahan prinsip pendidikan seni dari pola transmisi menjadi pola memfungsikan seni
sebagai sarana pendidikan secara umum. Istilah seni pun telah merangkum semua cabang
seni termasuk menggambar.

3.Kurikulum Pendidikan Seni tahun 1975 dan 1984

Pada tahun 1975 terjadi perubahan yang menyeluruh pada mata pelajaran ekspresi,
yang sebelumnya dikenal dengan mata pelajaran menggambar dan seni suara. Pembaruan ini
dilakukan dengan penggantian nama mata pelajaran itu menjadi ‘Pendidikan Kesenian’.
Sedangkan isi dari bidang studi pendidikan keseniannya merupakan penggabungan pelajaran
menggambar dan seni suara ditambah sub bidang studi lain yaitu seni tari dan teater.
Kurikulum 1975 disempurnakan lagi pada tahun 1984 dengan sebutan kurikulum 1984.
Penyempurnaan ini ditandai dengan penggantian istilah pendidikan kesenian menjadi
pendidikan seni.

4.Kurikulum Pendidikan Seni 1994 dan Suplemen

Kurikulum 1994 menggunakan pembelajaran terpadu antara beberapa cabang seni.


Nama pendidikan seni berubah pula menjadi Kerajinan Tangan dan Kesenian. Pembelajaran

10
terpadu dalam Kerajinan Tangan dan Kesenian (disingkat: KTK) ini bermuatan wawasan
kedaerahan (muatan lokal), sebab di dalamnya diharapkan para guru dan siswa mampu
menggali seni kriya (kerajinan) yang tumbuh di daerah sekitarnya. Sejalan dengan
perkembangan dan tuntutan di lapangan, perkembangan kurikulum Suplemen pun lahir
sebagai upaya untuk merevisi dan melengkapi kekurangan yang terdapat pada Kurikulum
1994.

5.KBK, Kurikulum 2004

Kurikulum 2004 populer dengan sebutan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK),


pemerintah pusat hanya menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan
Indikatornya saja. Standar kompetensi yang dirumuskan dalam KBK yaitu mempersiapkan
peserta didik agar memiliki kapabilitas pengetahuan serta keterampilan seni sejalan dengan
tuntutan dan perkembangan zaman.

6. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006

Dalam Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum 2006


dijelaskan bahwa mata pelajaran pendidikan seni berubah nama menjadi Seni Budaya Dalam
naskah yang sama disebutkan juga bahwa Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan
diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap
kebutuhan perkembangan peserta didik. Kebermaknaan dan kebermanfaatan ini terletak pada
pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan
berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar
tentang seni.”

KTSP adalah kurikulum yang memberikan peluang kepada guru untuk


mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan kondisi yang ada di daerah. Guru
dituntut untuk menjabarkan Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar (SKKD) ke dalam
sejumlah kegiatan pembelajaran yang dianggap sesuai dengan kemampuan siswa dan kondisi
sesuai dengan daerahnya dan kondisi siswa yang dihadapinya. KTSP adalah kurikulum yang
menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal. Seni tari dalam KTSP ditempatkan
sebagai bagian dari sub mata pelajaran Seni Budaya di sekolah, dilatarbelakangi oleh tujuan
pengajaran seni yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kesenian siswa pada
khususnya. Karena itu, penempatan seni tari menuntut pengajarnya untuk memiliki
kompetensi, karena diperuntukkan untuk memelihara dan mengarahkan kepercayaan siswa
terhadap dirinya sendiri dalam menuangkan ekspresinya melalui seni.

11
7. Kurikulum 2013

Kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 merupakan penjabaran dari kompetensi inti.
Kompetensi inti pertama berisi sikap religius, kedua sikap personal dan sosial, ketiga
pengetahuan, fakta, konsep, prinsip sedangkan keempat adalah keterampilan. Pencapaian
kompetensi dilakukan melalui proses belajar aktif dengan aktivitas berkesenian seperti
menggambar, membentuk, menyanyi, memainkan alat musik, membaca partitur, menari, dan
bermain peran serta membuat naskah drama, menggubah lagu, membuat sinopsis tari dan
membuat tulisan tentang apresiasi seni.

Mencermati tentang mata pelajaran yang ada dalam Kurikulum 2013, terdapat
sejumlah mata pelajaran yang salah satunya adalah mata pelajaran Pendidikan Seni Budaya
dan Prakarya. Uraian bahasannya, mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya ini terdiri dari
bahan ajaran pendidikan seni rupa, seni musik, seni tari, seni teater dan prakarya. Seni
Budaya dan Prakarya adalah salah satu bagian dari struktur dan muatan kurikulum 2013 pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya
merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya.

12
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar
dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Pada dasarnya
pendidikan seni di sekolah dasar diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan
artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiasif dan kreatif pada diri siswa secara
menyeluruh.

Seni adalah hasil atau proses kerja atau gagasan manusia yang melibatkan
kemampuan kreatif, intuitif, kepekaan indera, kepekaan hati dan piker dalam mencipta
sesuatu yang in Jadi dapat disimpulkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.dah dan selaras.

B. Saran

Kami menyadari bahwa terdapat anyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu,tanggapan berupa kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna
penyusunan makalah ini yang lebih baik dimasa yang akan datang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni 11 (1), 2012


Depdiknas. 2006. Permendiknas, RI No. 23 Tahun 2006, Tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Seni Budaya. Jakarta: Pengarang Dewantara,
Ki Hajar. 1977. Pendidikan Bagian Pertama. Yogyakarta: Majelis Luhur. Persatuan Taman
Siswa.
Ardipal, 2010. Kurikulum Pendidikan Seni yang Ideal Bagi Peserta Didik di Masa Depan.
Jurnal: Bahasa dan Seni. Vol 11. No. 1

Kamaril, Cut. 2007. Pendidikan Seni Rupa/Kerajinan Tangan. Jakarta: Universitas Terbuka

http://yuwanawulan.blogspot.com/2012/07/kajian-kurikulum-pendidikan-seni-rupa.html?m=1

14

Anda mungkin juga menyukai