Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMBELAJARAN PRAKARYA
“Keterampilan dan Kerajinan dalam Pembelajaran Prakarya”

Oleh:
Lusfiana Khairunnisa
(19129249)

Dosen Pembimbing : Drs. Yunisrul, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
beriringan salam saya haturkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya ke alam berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Prakarya dan juga saya harap makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dalam penulisan makalah ini mungkin banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saya berharap pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun untuk saya kedepannya.
Terima kasih kepada dosen saya, Bapak Yunisrul, M.Pd yang telah
memberikan bimbingan kepada saya. Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Bukittinggi, 02 Februari 2022


Hormat saya,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1


B. Rumusan masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Keterampilan dalam Pembelajaran Prakarya .................................................. 3
B. Kerajinan dalam Pembelajaran Prakarya ........................................................ 7

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan adalah hasil belajar pada ranah psikomotorik, yang
terbentuk menyerupai hasil belajar kognitif. Keterampilan adalah kemampuan
untuk mengerjakan atau melaksanakan sesuatu dengan baik. Maksud dari
pendapat tersebut bahwa kemampuan adalah kecakapan dan potensi yang
dimiliki oleh seseorang untuk menguasai suatu keahlian yang dimilikinya
sejak lahir. Kemampuan tersebut merupakan suatu hasil latihan yang
digunakan untuk melakukan sesuatu. Melalui pendapat Chaplin di atas dapat
disimpulkan bahwa kemampuan seseorang itu dapat tumbuh melalui latihan-
latihan yang dilakukan oleh orang itu sendiri.
Keterampilan merupakan kemampuan dasar yang melekat dalam diri
manusia, yang kemudian dilatih, diasah, serta dikembangkan secara terus
menerus dan berkelanjutan guna menjadikan kemampuan seseorang menjadi
potensial, sehingga kemudian seseorang tersebut menjadi ahli serta
profesional di bidang tertentu.
Keterampilan bisa mengalami perkembangan, atau peningkatan
dengan proses belajar atau didasari dengan beragam ilmu. Jika awalnya
merasa tidak ada keterampilan, tetapi terus dilatih, diasah, serta
dikembangkan kemudian seiring berjalannya waktu akan memunculkan
keterampilan yang berkembang melalui proses belajar. Begitu juga
sebaliknya, apabila di dalam diri manusia memiliki keterampilan yang
potensial, tetapi tidak dikembangkan atau dibiarkan begitu saja, sehingga akan
terjadi kemungkinan bahwa keterampilan dalam diri seseorang tersebut akan
berkurang.

1
Kerajinan merupakan salah satu bagian dari seni rupa yang sudah ada
sejak lama. Kita diperkenalkan dengan kerajinan dan seni rupa sejak kita
memulai pendidikan. Kerajinan sendiri diminati oleh semua kalangan dan
tidak dibatasi oleh usia dan jenis kelamin. Saat ini kerajinan sudah sangat
berkembang dan mengakibatkan munculnya kerajinan moderen. Ada dua
macam kerajinan yang kita kenal saat ini, kerajinan tradisional dan kerajinan
moderen. Kerajinan tradisional yang terdapat di Indonesia adalah seperti
kerajinan batik, anyaman bambu, anyaman rotan, dan lain sebagainya.
Sedangkan kerajinan moderen adalah seperti scrapbook, clay, aksesoris, kotak
hadiah, boneka flannel, dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep keterampilan dalam pembelajaran prakarya?
2. Bagaimana konsep kerajinan dalam pembelajaran prakarya?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep keterampilan dalam
pembelajaran prakarya.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep kerajinan dalam
pembelajaran prakarya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterampilan dalam Pembelajaran Prakarya


1. Pengertian Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan dasar pada diri manusia yang harus
dilatih, diasah, serta dikembangkan secara terus menerus sehingga
menjadi potensial dalam melakukan sesuatu. Selain itu untuk
mengembangkan keterampilan diperlukan proses pengasahan akal atau
pemikiran. Sehingga mendorong timbulnya keterampilan khusus.
Secara mendasar, keterampilan merupakan kemampuan yang ada pada
diri seseorang semenjak lahir. Dengan kata lain, keterampilan merupakan
bakat yang melekat sebagai suatu hakikat. Meskipun ada bakat atau
potensi dalam diri sudah semestinya untuk terus diasah dan dilatih, agar
kemampuan menjadi terus berkembang dengan optimal.
Untuk menjadi terampil, diperlukan serangkaian proses. Keahlian
khusus yang secara mendasar dimiliki seseorang pada aspek atau bidang
tertentu, kemudian dilatih melalui latihan yang dilakukan secara
berkelanjutan dan terus menerus, selain itu juga didukung dengan proses
belajar secara tekun. Sehingga dari proses latihan dan belajar yang
dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus, munculah pemahaman
yang luas dan mendalam yang kemudian diimplementasikan dengan
wujud penguasaan bidang secara optimal dan potensial.

Keterampilan (skill) dalam arti sempit yaitu kemudahan, kecepatan,


dan ketepatan dalam tingkah laku motorik yang disebut juga normal skill.
Sedangkan dalam arti luas, keterampilan meliputi aspek normal skill,
intelektual skill, dan social skill (Vembriarto, 1981:52). Keterampilan
adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan

3
koordinasi informasi yang dipelajari (Sudjana, 1996:17). Dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah
kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, cepat, dan tepat.
Keterampilan akan dapat dicapai atau ditingkatkan dengan latihan
tindakan secara berkesinambungan. Keterampilan tidak hanya
membutuhkan training saja" tetapi kemampuan dasar yang dimiliki setiap
orang dapat lebih membantu menghasilkan sesuatuyang bernilai dengan
lebih cepat.
Menurut robbins 2000 Keterampilan dibagi menjadi 4 kategori yaitu:
a. Basic literacy skill adalah keahlian dasar yang sudah pasti harus
dimiliki oleh setiap orang seperti membaca, menulis, berhitung serta
mendengarkan.
b. Technical skill adalah keahlian secara teknis yang didapat
melaluipembelajaran dalam bidang teknik seperti mengoperasikan
komputer dan alat digital lainnya.
c. Interpersonal skill adalah keahlian setiap orang dalam
melakukankomunikasi satu sama lain seperti mendengarkan seseorang
memberi pendapat dan bekerja secara tim.
d. Prolem solving adalah keahlian seseorang dalam memecahkan
masalah dengan menggunakan logikanya.

Dari pendapat parah ahli diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa
keterampilan setiap orang harus diasah melalui program training atau
bimbingan lain. Training dan sebagainya pun didukung oleh
kemampuan.

2. Tujuan Keterampilan
Adapun tujuan mempelajari keterampilan yaitu:
a) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya
b) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya

4
c) Menampilkan peran serta dalam seni budaya di tingkat local, regional,
dan global
d) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya.

3. Faktor Penentu Keterampilan


Factor-faktor yang menentukan keterampilan secara umum dibedakan
menjadi tiga diantaranya sebagai berikut:
a. Faktor proses belajar (learning process)
Proses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya
menjelmakan pembelajaran pada setiap pesertanya. Dengan
memahami berbagai teori belajar akan memberi jalan tentang
bagaimana pembelajaran bisa dijelmakan, yang inti sari dari adanya
kegiatan pembelajaran adalah terjadinya perubahan pengetahuan dan
perilaku individu peserta pembelajaran.
Dalam pembelajaran gerak, proses belajar yang harus
diciptakan adalah yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang
digariskan oleh teori belajar yang diyakini kebenarannya serta dipilih
berdasarkan nilai manfaatnya.Berbagai tanda serta langkah yang bisa
menimbulkan berbagai perubahan dalam perilaku peserta didik ketika
sedang belajar gerak harus diupayakan kehadirannya. Di pihak lain,
teori-teori belajar mengajarkan atau mengarahkan kita pada
pemahaman tentang metode pengajaran yang efektif. Apakah suatu
materi pelajaran cocok disampaikan dengan menggunakan metode
keseluruhan versus bagian, metode distribusi versus metode padat,
atau metode pengajaran terprogram yang kesemuanya merupakan
poin-poin yang akan mengarahkan pada pencapaian keterampilan.

b. Faktor pribadi (personal factor)


Setiap orang merupakan individu yang berbeada-beda, baik
dalam hal fisik, mental, emosional, maupun kemampuan-

5
kemampuannya. Ada ungkapan yang sering didengar dalam kehidupan
sehari-hari bahwa si A berbakat besar dalam voli, si B berbakat dalam
olahraga-olahraga individu, dsb. Demikian juga bahwa seorang
anaklebih cepat menguasai suatu keterampilan, sedang anak yang lain
memerlukan waktu lebih lama. Dan semua ini merupakan pertanda
bahwa individu memilik ciri, kemampuan, minat, kecenderungan,
serta bakat yang berbeda.
Dengan adanya perbedaan-perbedaan tersebut maka siswa
yang mempelajari gerak ditentukan oleh ciri-ciri atau kemampuan dan
bakat dari orang yang bersangkutan dalam menguasain sebuah
keterampilan tertentu, maka akan semakin mudah untuk menguasai
keterampilan yang dimaksud. Ini semua membuktikan bahwa faktor
pribadi yang mempengaruhi penguasaan keterampilan.

c. Faktor situasional (situational factor)


Sebenarnya faktor situasional yang dapat mempengaruhi
kondisi pembelajaran adalah lebih tertuju pada keadaan lingkungan
yang termasuk dalam faktor situasional itu antara lain seperti : tipe
tugas yang diberikan, peralatan yang diguanakan termasuk media
belajar, serta kondisi sekitar dimana pembelajaran itu dilangsungkan.
Faktor-faktor ini pada pelaksanaannya akan mempengaruhi proses
pembelajaran serta kondisi pribadi anak, yang kesemuanya terjalin
saling menunjang dan atau sebaliknya.
Penggunaan peralatan serta media belajar misalnya secara
langsung atau tidak, tentunya akan berpengaruh pada minat dan
kesungguhan siswa dalam proses belajar yang pada gilirannya akan
juga mempengaruhi keberhasilan mereka dalam menguasai
keterampilan yang sedang dipelajari. Kemajuan teknologi yang
belakangan berkembang juga dianggap menjadi penyebab utama
dalam mendongkrak keberhasilan seseorang sebagai gambaran nyata

6
dari dari semakin terkuasainya keterampilan dengan lebih baik lagi.
Demikian juga kemajuan dalam bidang kesehatan dan kedokteran,
dalam dekade terakhir telah mampu mengungkap banyak rahasua dari
kemampuan akhir manusia dalam hal gerak dan keterampilan

B. Kerajinan dalam Pembelajaran Prakarya


1. Pengertian Kerajinan
Menurut Soeprapto (1985:16) kerajinan adalah keterampilan tangan
yang menghasilkan barang-barang bermutu seni, maka dalam prosesnya
dibuat dengan rasa keindahan dan dengan ide-ide yang murni sehingga
menghasilkan produk yang berkualitas mempunyai bentuk yang indah dan
menarik. Sedangkan menurut Kadjim (2011:10) kerajinan adalah suatu
usaha yang dilakukan secara terus menerus dengan penuh semangat
ketekunan kecekatan, kegigihan, berdedikasi tinggi, dan berdaya maju
yang luas dalam melakukan suatu karya.

2. Tujuan Kerajinan
Kerajinan merupakan bagian dari seni rupa terapan yang produksinya
melibatkan keterampilan manual dalam membuat benda-benda kebutuhan
hidup. Produksi kerajinan dirancang untuk tujuan fungsional (kegunaan)
sekaligus memiliki nilai keindahan. Produk kerajinan yang dibuat tentu
memiliki tujuan. Selain untuk hiasan dan kegunaan praktis, ada juga
tujuan lainnya.
Berikut beberapa tujuan kerajinan yang dirangkum dari buku
Kemendikbud:
a. Sebagai penghias, kerajinan yang dibuat semata-mata sebagai hiasan
pada benda atau sebagai pajangan, tidak memiliki makna tertentu.
b. Sebagai benda dipakai, kerajinan yang dibuat berdasarkan tujuan
untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari.

7
c. Sebagai kebutuhan ritual, kerajinan yang mengandung simbol-simbol
tertentu dan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan
kepercayaan dan spiritual.
d. Sebagai kebutuhan simbolik, kerajinan tradisional biasanya berfungsi
melambangkan hal tertentu yang berkaitan dengan spiritual.
e. Sebagai kebutuhan konstruktif, kerajinan berfungsi sebagai pendukung
sebuah bangunan.

Tujuan kerajinan meski berbeda-beda tetapi tetap memiliki


nilai ekonomis. Yang mana kerajinan itu sendiri bisa menambah nilai
jual suatu produk.

3. Jenis-jenis Kerajinan
Melansir dari buku Kemendikbud, kerajinan dapat dibagi menjadi
beberapa jenis:
a. Kerajinan dari Bahan Lunak
Berdasarkan bahan yang digunakan, kerajinan dari bahan lunak
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bahan lunak alam dan
buatan.
1) Bahan Lunak Alam
Bahan lunak alam adalah bahan karya kerajinan yang diperoleh
dari alam dan cara pengolahannya juga secara alami, tidak
dicampur atau dikombinasi dengan bahan buatan.
Contoh bahan lunak alam adalah tanah liat, kulit, getah nyatu,
bubur tisu, dan flour clay.

8
2) Bahan Lunak Buatan
Bahan lunak buatan adalah sesuatu yang diolah manusia
dengan menggunakan bahan kimia dan paduannya, bukan asli dari
alam, untuk mendapatkan efek duplikasi bahan alam.
Contoh bahan lunak buatan adalah lilin, gips, fiberglass, dan
sabun.

b. Kerajinan dari Bahan Keras


Berdasarkan bahan yang dipakai, kerajinan yang terbuat dari
bahan keras juga dibagi menjadi dua jenis, yakni bahan keras alami
dan buatan.
1) Bahan Keras Alami
Kerajinan ini memakai bahan baku yang berasal dari alam dan
mengalami proses pengolahan, namun tidak mengubah wujud
bendanya. Contoh bahan keras alami adalah kayu, rotan, bambu,
tulang, biji-bijian, batu, pasir, dan kerang.

2) Bahan Keras Buatan


Kerajinan ini dibuat dari bahan yang telah melalui proses
pengolahan kembali hingga menjadi keras dan berubah bentuk
untuk dijadikan bahan baku kerajinan. Contoh bahan keras alami
adalah besi, logam, kawat, kaca, semen, kaleng, dan timah.

c. Kerajinan dari Limbah Lunak


Limbah lunak mengacu pada kata sifat lunak, yaitu limbah
yang bersifat lembut, empuk, dan mudah dibentuk. Limbah lunak
dibagi dalam bentuk limbah lunak organik dan anorganik.
1) Limbah Lunak Organik
Limbah lunak organik umumnya berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Semua bagian tumbuhan yang dapat dikategorikan

9
limbah dapat diolah menjadi produk kerajinan. Namun, semua
harus melalui proses pengolahan agar mendapat bahan baku yang
baik. Limbah lunak organik yang dapat dijadikan karya kerajinan
di antaranya kulit jagung, kulit bawang, kulit kacang, kulit
buah/biji-bijian, jerami, kertas, dan pelepah pisang.

2) Limbah Lunak Anorganik


Limbah lunak anorganik berasal dari bahan olahan dengan
campuran zat kimiawi dan mudah dibentuk serta diolah dengan
bahan sederhana. Sifat dari limbah lunak anorganik ini relatif sulit
terurai, mungkin beberapa bisa terurai tetapi butuh waktu yang
lama. Limbah lunak anorganik umumnya berasal dari kegiatan
industri, pertambangan, dan domestik dari sampah rumah tangga.
Contohnya plastik kemasan, kotak kemasan, kain perca, karet
sintetis, dan styrofoam.

4. Contoh Kerajinan
a. Contoh Kerajinan dari Bahan Lunak
Kerajinan dari bahan lunak bisa menghasilkan beberapa
bentuk. Di antaranya yaitu kerajinan tanah liat yang dijadikan
keramik, vas bunga, guci, tembikar, atau perlengkapan makan dan
minum. Lalu kerajinan gips dapat dijadikan hiasan dinding dan juga
mainan. Ada juga sabun yang biasanya diukir lalu diberi pewarna dan
motif tertentu, atau dicampur sedikit sagu dan air agar bisa dibentuk
sesuai kebutuhan.

b. Contoh Kerajinan dari Bahan Keras


Kerajinan dari bahan keras bisa menghasilkan banyak bentuk.
Di antaranya yaitu kayu untuk dijadikan pajangan kayu, mainan kayu,
mebel, dan lainnya. Lalu batu bisa dijadikan patung hiasan serta

10
aksesori pelengkap busana. Logam bisa menjadi perhiasan, wadah
logam, atau medali. Atau perak dijadikan miniatur, gantungan kunci,
dan perhiasan.

c. Contoh Kerajinan dari Limbah Lunak


Limbah yang beraneka ragam bisa dijadikan kerajinan yang
unik-unik. Seperti limbah plastik bekas dapat diolah menjadi tas,
wadah tisu, topi, payung jas hujan, taplak, dan masih banyak lagi.
Sedotan dapat menjadi karya seperti bunga hiasan, taplak, hiasan
gantung, atau boneka. Lalu kotak kemasan dapat menjadi keranjang
sampah, tas, vas bunga, hiasan dinding, dan boneka.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara mendasar, keterampilan merupakan kemampuan yang ada pada
diri seseorang semenjak lahir. Untuk menjadi terampil, diperlukan
serangkaian proses. Keahlian khusus yang secara mendasar dimiliki seseorang
pada aspek atau bidang tertentu, kemudian dilatih melalui latihan yang
dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus, selain itu juga didukung
dengan proses belajar secara tekun.
Kerajinan adalah keterampilan tangan yang menghasilkan barang-
barang bermutu seni, maka dalam prosesnya dibuat dengan rasa keindahan
dan dengan ide-ide yang murni sehingga menghasilkan produk yang
berkualitas mempunyai bentuk yang indah dan menarik.

B. SARAN
Dalam makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi bentuk maupun dari segi isi, untuk itu kritik dan saran dari
pembaca sangat diperlukan agar penulis dapat lebih baik lagi dalam penulisan
makalah berikutnya. Atas perhatian dari semua pembaca, saya ucapkan terima
kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Robbins. (2000). Keterampilan Dasar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Kusantati, H., Dkk. (2007). Keterampilan. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Aisyah, Siti dkk, 2007. Suplemen Kerajinan Tangan dan Kesenian.


Jakarta: Universitas Terbuka.

Pamadhi, Hajar, Evan Sukardi S. (2010). Seni Keterampilan Anak.


Jakarta: Universitas Terbuka.

Abas, Tati. (2011). Seni Kerajinan Tangan. Bandung: Jurusan Pendidikan


Kesejahteraan Keluarga, Universitas Pendidikan Indonesia.

Kemdikbud. (2014). Prakarya dan kewirausahaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan


dan Kebudayaan.

13

Anda mungkin juga menyukai