Oleh
2013045049
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan besar dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah rendahnya
prestasi belajar siswa. Pemerintah telah melakukan banyak upaya untuk meningkatkan
pendidikan antara lain dengan memberi pelatihan kepada guru, perbaikan sarana prasarana,
dan penyempurnaan kurikulum. Namun masih saja banyak hal yang perlu ditingkatkan lagi
demi pendidikan di Indonesia. Dalam pendidikan terdapat adanya kurikulum untuk
menunjang tercapainya ilmu pengetahuan. Kurikulum merupakan kumpulan sejumlah mata
pelajaran yang berisi materi yang harus ditempuh siswa.
Seni merupakan bentuk aktivitas pengungkapan suatu ekspresi manusia yang menciptakan
suatu karya yang terinspirasi dari ide kreatifitas. Seni dapat melatih kepekaan emosional dan
rasa manusia. Seni umumnya lahir dari diri manusia yang diungkapkan dalam bentuk karya
seni yang kemudian dapat diapresiasi oleh banyak orang. Dalam seni terdapat beberapa
cabang yaitu antara lain Seni Rupa, Seni Tari, Seni Drama, Seni Budaya dan Seni Musik.
Seni musik merupakan ungkapan perasaan manusia yang menghasilkan karya berupa bunyi
yang diungkapkan bentuk lagu atau komposisi. Musik juga memiliki fungsi sebagai stimulan
otak bagi semua orang yang melakukan latihan yang konsisten dalam bermusik. Musik
secara signifikan mempengaruhi peningkatan daya cipta anak-anak, terutama pada anak
muda. Masa muda merupakan masa belajar yang potensial dimana daya cipta anak
berkembang dan tercipta dengan baik jika lingkungan keluarga, rumah tangga, dan sekolah
mendukung mereka dalam mengomunikasikan imajinasinya. Lingkungan memiliki dampak
yang luar biasa terhadap perkembangan daya cipta anak. Imajinasi anak tidak akan tercipta
jika lingkungan tidak mendukungnya. Dengan belajar musik maka anak dapat
mengembangkan sebuah kreatifitas yang melibatkan mengekspresikan dirinya melalui
sebuah karya seni. Saat belajar musik diperlukan alat musik pendukung pembelajaran. Oleh
karena itu pendidikan seni musik sangat penting dalam proses pengembangan kreativitas
siswa.
Dalam mempelajari musik diharapkan siswa dapat berpikir kreatif, kritis, dan apresiatif dan
inovatif. Mata pelajaran Seni budaya disekolah mencakup beberapa aspek diantaranya seni
rupa, seni musik, seni tari, dan seni drama. Oleh karena itu, dengan adanya pengajaran
musik dalam mata pelajaran seni budaya diharapkan siswa dapat mengasah bakat dan
menggali potensi. Hal tersebut tentu tidak lepas dari pengajaran yang disajikan oleh guru
mata pelajaran tersebut.
Tercapai atau tidaknya proses pembelajaran musik tergantung sejauh mana guru dapat
menjalankan transfer nilai afektif, kognitif dan psikomotorik. Dengan demikian bisa
disimpulkan bahwa dalam pembelajaran, guru memberikan ilmu pengetahuan kemudian
siswa dituntut untuk mengerahkan kemampuan berpikirnya dengan melibatkan perasaaan
dan emosi sehingga dari hasil belajar tersebut guru dapat melihat keterampilan siswa dalam
proses belajar. Terdapat banyak cara untuk meningkatkan kualitas belajar agar mencapai
tujuan pendidikan salah satunya dengan menetapkan standar proses pendidikan, antara lain
standar kopetensi lulusan, standar isi, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, dan
standar penilaian.
Salah satu komponen standar proses pendidikan nasional adalah pentingnya peran guru
dalam proses belajar mengajar, karena keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat
tergantung pada bagaimana guru merancang sebuah strategi pembelajaran yang sesuai
dengan standar kopetensi yang harus dicapai. Guru yang kompeten, sarana pembelajara yang
memadai serta metode yang tepat diharapkan dapat menunjang keberhasilan proses
pembelajaran yang mudah dan menyenangkan. Oleh sebab itu, disamping menerapkan
strategi pembelajaran, seorang guru seni juga perlu menyampaikan materi secara interaktif.
Agar proses belajar berlangsung dengan baik maka guru diharapkan dapat menyajikan
pembelajaran yang mudah dan menyenangkan secara bervariasi menggunakan media atau
alat bantu yang sesuai supaya siswa dapat dengan mudah menangkap materi yang diajarkan.
Standar isi pembelajaran musik disekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah
Pertama berdasarkan PERMEN No 22 tahun 2006 dinyatakan bahwa pendidikan seni musik
merupakan bagian dari pendidikan mata pelajaran seni budaya, yang memiliki tujuan untuk
memahami konsep seni budaya, menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya,
menampilkan kreatifitas melalui seni budaya, dan menampilkan peran serta dalam seni
budaya tingkat lokal, regional, maupun global.
Strategi adalah rencana yang melibatkan implementasi ide, perencanaan, dan perencanaan
tindakan. Secara umum guru memiliki taktik untuk mencapai tujuan tersebut secara
efektif. Komponen penting dalam mencapai tujuan ini saalah satunya dengan
melaksanakan ide rasional antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran dapat mencakup
jenis kegiatan belajar, jangkauan kegiatan belajar. Dalam pembelajaran seni budaya
terdapat materi tentang seni musik yang memerlukan strategi yang guru berikan untuk
mempermudah siswa menangkap materi yang diajarkan. Maka dari itu, tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui strategi pembelajaran apakah yang diterapkan oleh guru seni
budaya SMP Negeri 4 Abung Timur untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap
mata pelajaran seni budaya.
SMP Negeri 4 Abung Timur merupakan salah satu SMP Negeri di Kabupaten Lampung
Utara. Berdasarkan proses wawancara yang dilakukan peneliti melalui via telepon, guru
seni budaya SMP Negeri 4 Abung Timur Bapak Anggoro., S.Pd., mengatakan bahwa,
minat belajar seni budaya khususnya musik masih sangat rendah dikarenakan siswa masih
banyak menganggap bahwa pelajaran seni budaya itu tidak terlalu penting untuk dipelajari.
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang strategi apa yang digunakan guru
tersebut, dan bagaimana cara mengatasi menurunnya prestasi belajar siswa terutama pada
mata pelajaran seni budaya. Proses wawancara juga peneliti lakukan kepada kepala
sekolah SMP Negeri 4 Abung Timur yaitu Bapak Jully Andry Yanto, S.Pd., M.Pd., beliau
mengatakan dengan adanya mata pelajaran seni budaya diharapkan siswa dapat lebih
berpikir kreatif dalam mengembangkan jiwa seni khusunya dibidang musikalitas dan
kreativitas di sekolahnya agar dapat bersaing dengan sekolah lain.
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada kelas VIII C, karena adanya saran
dan pertimbangan dari guru mata pelajaran seni budaya serta izin dari kepala sekolah
karena menurut guru disana kelas VIIIC yang paling sulit dikendalikan saat pembelajaran
seni budaya.
Seorang guru bukan hanya berperan sebagai fasilitator dan mediator, akan tetapi guru juga
dituntut untuk dapat berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan semangat dan
memberi dorongan kepada peserta didik dalam belajar dengan menggunakan keterampilan
mengajar yang sesuai. Guru juga merupakan faktor dominan dalam keberhasilan proses
belajar mengajar karena kecakapan guru dalam mengelola kelas juga sangat berpengaruh
dalam membuat siswaa antusias menyimak tentang apa yang akan diajarkan.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Strategi pembelajaran apakah yang diterapkan guru seni budaya SMP Negeri 4 Abung
Timur?
1. Untuk menambah wawasan peneliti tentang bagaimana strategi yang tepat dalam
pembelajaran seni budaya dijenjang Sekolah Menengah Pertama.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan dapat memberikan masukkan
kepada guru untuk meningkatkan kualitas guru.
BAB II
TINJAU PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI
Penelitian yang relevan kedua adalah penelitian Zaelani Khaerul (2016) dengan judul
penelitian “STRATEGI PEMBELAJARAN SENI MUSIK DI SMP NEGERI 12
YOGYAKARTA”. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana strategi pembelajaran
yang diterapkan guru seni musik agar siswa kelas VIII dapat meningkatkan prestasi
belajarnya. Hasil penelitian mengenai strategi pembelajaran seni di SMP N 12 Yogyakarta
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang dipakai ada 5 yaitu strategi penyiapan
jalannya pembelajaran, strategi pengelolaan kelas, strategi penggunaan media, strategi
penggunaan pendekatan kasih sayang, dan strategievaluasi dalam pengambilan nilai.
Relevansi dari penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada objek
formalnya. Objek formal pada penelitian tersebut adalah lembaga pendidikannya. Dengan
demikian penelitian tersebut dapat menjadi acuan bagi peneliti yang akan dilakukan karena
relevansinya.
Penelitian yang relevan ketiga adalah penelitian Tamala Ana (2016), dengan
judul“STRATEGI DAN INOVASI PEMBELAJARAN SENI MUSIK DI SMP NEGERI 34
SEMARANG”. Rumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah menunjukan bahwa dalam
proses pembelajaran menggunakan strategi-strategi dan inovasi pembelajaran yang digunakan
disetiap melakukan proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, dan mematahkan
presepsi tentang pembelajaran seni musik yang selalu dinomor duakan dari mata pelajaran
lain. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi dan inovasi guru
dalam pembelajaran seni musik di SMP Negeri 34 Semarang. Metode penelitian yang
diterapkan adalah deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Dengan demikian penelitian
tersebut dapat menjadi acuan bagi peneliti karena terdapat relevansi dalam metode penelitian
serta teknik pengumpulan data yang sesuai dengan apa yang akan dilakukan.
Penelitian yang relevan keempat adalah penelitian Trismayanti Suci (2019), dengan judul
penelitian “STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BAKAT PESERTA
DIDIK DI SEKOLAH DASAR”. Rumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah
bagaimana upaya meningkatkan minat belajar peserta didik, aktivitas belajar peserta didik,
dan kemampuan guru dalam memberi motivasi belajar. Relevansi terhadap penelitian yang
akan dilakukan terdapat pada upaya peningkatan minat belajar siswa.
Penelitian yang relevan kelima adalah penelitian Wayan Rasmini (2020), dengan Judul
penelitian “MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SENI MUSIK MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN METODE
DRILL”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara guru mencoba untuk
meningkatkan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran dirrect intruction dengan
metode drill. Digunakan analisis deskriftif yang menyebutkan bahwa prestasi siswa kelas
VIII F SMP Negeri 1 Blahbatuh dapat ditingkatkan melalui cara tersebut. Relevansi terhadap
penelitia yang akan dilakukan terletak pada model pembelajaran dan metode yang akan
dilaksanakan.
2.2 Kajian Teori
Dalam pembelajaran kita juga memerlukan model pembelajaran yang tepat salah satunya
adalah model pembelajaran inovatif. Oleh karena itu tugas profesional seorang guru adalah
menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak menarik menjadikan menarik, yang
dirasakan sulit menjadi mudah, yang tadinya tak berarti menjadi bermakna. Jika hal
tersebut dapat dilaksanakan guru, siswa secara sukarela mempelajari lebih lanjut karena
adanya kebutuhan dan belajar bukan sekedar kewajiban, maka guru sebagai pengajar dapat
dikatakan berhasil. Namun untuk menciptakan hal tersebut tidaklah mudah, sebab
diperlukan pendidikan, keahlian dan keterampilan. Untuk menciptakan keberhasilan kita
memerlukan 4 kompetensi yaitu :
1. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia.
2. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki.
3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.
4. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik dan
masyarakat.
Jika empat kompetensi tersebut dikuasai para guru, maka berbagai peran guru dalam
pembelajaran diharapkan dapat dilaksanakan secara optimal yaitu sebagai sumber belajar,
fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator dan evaluator. Jika peran
tersebut dapat dijalankan maka usaha memberikan layanan pembelajaran yang optimal ke
arah pelaksanaan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, afektif dan
menyenangkan. Untuk memahami model pembelajaran inovatif diperlukan pemahaman
tentang model pembelajaran konsektual, kooperatif, kuantum dan terpadu.
1. Pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and leraning (CTL) adalah
konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi
yang diajarkan dan situasi yang nyata. Selain itu, CTL juga mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari
usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia
belajar.
2. Pembelajaran kooperatif guru menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk
saling membutuhkan satu sama lain. Hubungan ini disebut hubungan saling
ketergantungan positif. Hubungan ini dapat dicapai melalui ketergantungan dalam
kesamaan tujuan, ketergantungan dalam melaksanakan tugas, ketergantungan
bahan dan sumber tugas, ketergantungan peran, dan ketergantungan terhadap hasil.
Pembelajaran ini diharapkan agar siswa tidak hanya belajar dari guru saja, tetapi
dapat juga belajar sesama siswa. Pembelajaran kooperatif memiliki elemen-elemen
yang saling terkait diantaranya, ketergantungan positif, interaksi tatap muka,
akuntabilitas individu, da keterampilan untuk menjalin hubungan pribadi dan sosial
yang diajarkan. Ada 5 tahapan pembelajaran kooperatif
Mengklarifikasi tujuan
Mengorganisasi siswa dalam kelompok
Menguji beberapa materi yang diberikan
Memberi pengakuan terhadap hasil yang diperoleh
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa metode pembelajaran diantaranya
yaitu :
Metode Student Team Achivement Division (STAD)
Metode Jigsaw
Metode Grup Investigasion (GI)
Metode Stuktural
3. Model Pembelajaran Quantum adalah ramuan dari berbagai teori dan pandangan
psikologi dan temuan-temuan empiris. Dalam pembelajaran quantum terdapat 3
prinsip utama yaitu
Setiap bentuk interaksi dengan pembelajar, setiap rancangan kurikulum, dan
setiap metode pembelajaran harus dibangun di atas prinsip utama tersebut.
Prinsip tersebut menuntut pengajar untuk memasuki dunia pembelajar
sebagai langkah pertama pembelajaran selain itu juga mengharuskan
pengajar untuk membangun jembatan otentik memasuki kehidupan
pembelajar. Untuk itu, pengajar dapat memanfatkan pengalaman-
pengalaman yang dimiliki pembelajar sebagai titik tolaknya. Dengan jalan
ini pengajar akan mudah membelajarkan pembelajar dalam bentuk
memimpin, mendampingi dan memudahkan pembelajar menuju kesadaran
dan ilmu yang lebih luas
Setiap proses pembelajaran merupakan usaha dalam menggerakan rasa ingin
tahu.
Dalam pembelajaran quantum juga berlaku prinsip pembelajaran harus
berdampak bagi terbentuknya keunggulan.
Macam-macam strategi pembelajaran yang dapat kita terapkan dalam proses
mengajar salah satunya adalah
1. Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi yang menekankan proses
penyampaian materi secara verbal yang dimaksud secara verbal yaitu guru
memberi materi pelajaran secara langsung dan mengolahnya secara tuntas,
kemudian siswa dituntut untuk menguasai materi tersebut. Ada beberapa
karakteristik strategi pembelajara ini yakni, penyampaian materi secara ceramah,
materi yang diajarkan dalam bentuk jadi, dan memiliki tujuan agar siswa lebih
paham dan mengerti materi yang diajarkan.
Prinsip strategi pembelajaran ekspositori
Berorientasi pada tujuan, yaitu guru harus merumuskan tujuan
pembelajaran secara jelas.
Prinsip komunikasi yaitu, guru harus pandai dalam menyampaikan pesan
kepada siswa agar memperkuat tercapainya tujuan pembelajaran.
Prinsip berkelanjutan yaitu, proses pembelajaran harus dapat mendorong
siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut.
2. Strategi Pembelajaran Inquiry merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan
pertanyaan, pencarian informasi dan penyelidikan. Pembelajaran inquiry ini
bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-
kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir
reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus
ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan.
Dalam pembelajaran inquiry kita memerlukan langkah-langkah yang tepat
dalam pelaksanaannya diantaranya sebagai berikut :
Orientasi
Merumuskan masalah
Merumuskan hipotesis
Mengumpulkan data
Menguji hipotesis
Merumuskan kesimpulan
3. Strategi Pembelajaran Afektif merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan
untuk pencapaian kognitif, tanggung jawab, kerja sama, disiplin, komitmen,
percaya diri, jujur dan dapat menghargai pendapat orang. Untuk tercapaianya
pembelajaran Afektif pengajar harus paham tentang pendidikan nilai, pengajar
mebiasakan sikap yang baik dalam pembentukan karakter. Ada beberapa model
strategi pembelajaran afektif diantaranya, model konsiderasi, model
pengembangan kognitif.
Musik merupakan ungkapan batin yang diungkapkan melalui irama atau nada yang
melodis. Melodis dari seni musik adalah suara sehingga perlu adanya pengamatan auditif.
Pendidikan kesenian merupakan faktor penentu dalam pembentukan kepribadian anak.
Pembelajaran seni musik merupakan pembelajaran yang mampu memberikan sikap dan
emosional yang seimbang dan berfungsi untuk pembentukan kepribadian siswa. Seni
musik dapat membentuk kedisiplinan, toleransi yang tinggi, sosial yang baik, dan
kepekaan terhadap lingkungan yang baik. Agar menarik dan mudah dimengerti siswa guru
dapat memilih msteri yang tidak membosankan agar materi dapat diserap dengan baik oleh
siswa.
Dalam musik terdapat unsur-unsur musik yang harus dimengerti dahulu oleh pendidik
sebelum memnyampaikan materi kepada siswa diantaranya :
Melodi adalah rangkaian nada yang dibunyikan secara berurutan.
Irama adalah urutan rangkaian musik.
Harmoni adalah gabungan dua nada atau lebih yang berbeda namun
dibunyikan secara serentak yang memiliki dasar trinada.
Untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang baik dalam pembelajaran seni musik tidak
lepas dari alat penunjang pembelajaran. Alat penunjang tersebut berupa alat musik, untuk
penyesuaian terhadap materi yang diajarkan pendidik harus menyesuaikan juga dengan
kondisi dan situasi yang ada. Dengan alat penunjang siswa diharapkan lebih tertarik, aktif
dan cepat dalam menangkap materi. Sehingga dapat dijelaskan bahwa pembelajaran seni
musik adalah proses kegiatan belajar mengajar pengalaman musik, yaitu kegiatan
mendengarkan musik, bernyanyi, bermain musik, bererak mengikuti musik, membaca
musik, dan membangun kreatifitas siswa dalam bermusik. Kegiatan ini juga bertujuan untuk
menjadikan siswa lebih kreatif dan aktif dan siswa dapat dapat meningkat sendiri
pengetahuan dan kemampuan dalam bidang musik. Adapun tujuan lain ialah untuk
mengembangkan fungsi jiwa, perkembangan pribadi dengan memperhatikan lingkungan
sosial budaya siswa di sekolah dan dapat dilakukan kehidupan sehari-hari sesuai dengan
kemampuan berpikir serta perkembangan mental dan fisik siswa.
Alat musik adalah instrumen yang dibuat untuk menunjang tujuan menghasilkan musik.
Namun pada prinsipnya segala sesuatu yang memproduksi suara juga dapat disebut sebagai
alat musik. Berdasarkan fungsinya alat musik dibagi menjadi 3, yakni
1. Alat musik melodis adalah alat musik yang menghasilkan irama dan nada.
Contohnya : Piano, Biola, Gitar, Akordion.
2. Alat musik harmonis adalah alat musik yang dapat menghasilkan 3 nada
sekaligus. Alat musik ini berfungsi untuk menciptakan harmoni sebuah lagu.
Contohnya : Keyboard, Cello, Gitar.
3. Alat musik ritmis adalah alat musik yang berfungsi sebagai pengiring irama
dan pengatur tempo.
Contohnya : Drum, Gendang, Gong.