Anda di halaman 1dari 90

IMPLEMENTASI METODE DALCROZE EURHYTHMICS UNTUK

MENANAMKAN MUSIKALITAS SISWA

KELAS IX-1 MTSN 3 SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Melaksanakan Sidang Meja Hijau

Oleh:

APRI LASMARIA SIHOTANG

NIM.219244003

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha membantu pengembangan potensi individu

yang bertujuan untuk menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter

melalui pengajaran dan pelatihan. Pendidikan merupakan bagian penting dalam

kehidupun manusia maka dari itu pendidikan harus ditanamkan sejak dini, karena

kesuksesan seseorang salah satunya dapat dipengaruhi oleh pendidikan. Suroso

Panji (2019:7) mengatakan bahwa “Person's success is not solely determined by

knowledge and technical abilities and technical significance hard skills), but more

by the ability to manage themselves and others soft skills.” (Kesuksesan seseorang

tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis, tetapi

lebih pada kemampuan mengelola diri sendiri dan skill lainnya). Setiap orang

mempunyai skill, bakat dan potensi yang dapat dikembangkan melalui

pendidikan. Saat menempuh pendidikan tentunya pendidikan itu tak lepas dari

kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dilakukan apabila terjadi saling

interaksi dan saling memberikan umpan balik dari pendidik kepada peserta didik

dan begitu juga sebaliknya.

Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan

oleh pendidik kepada peserta didik untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan

keterampilan. Proses pembelajaran yang baik tidak hanya berpusat kepada guru

saja, tetapi guru harus mampu melibatkan siswa dengan mendorong siswa agar

1
2

terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan

potensi dan karakteristik siswa. Yusuf Basuni Bistari (2018:14) mengatakan

bahwa “Pembelajaran adalah proses aktifitas yang dilakukan oleh pengajar dalam

kondisi tertentu, sehingga kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik berubah

kearah yang lebih baik“. Pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila seorang

guru mampu mengimplementasikan metode-metode pembelajaran yang tepat

sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Pane Aprida

(2017:344) mengatakan bahwa “Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru

berguna dalam menciptakan lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas

siswa dan guru terlibat selama proses pembelajaran berlangsung.” Maka dari itu

guru harus mampu membuat siswa nyaman dan senang untuk belajar dengan

menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pengimplementasian

metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan motivasi siswa dalam

belajar dan siswa mendapatkan hasil belajar yang lebih baik lagi.

Metode pembelajaran yang menyenangkan sangat baik diterapkan di

sekolah-sekolah khususnya pada tingkat SMP. Terdapat beberapa metode

pembelajaran yang ada di tingkat SMP yaitu metode ceramah, demonstrasi,

resistasi dan diskusi. Pada mata pelajaran tertentu metode pembelajaran tersebut

kurang efektif digunakan karena pada proses aktivitasnya peserta didik pasif dan

monoton. Salah satu mata pelajaran yang kurang efektif menggunakan metode

tersebut adalah mata pelajaran Seni Budaya (SB). Seni Budaya adalah salah satu

mata pelajaran yang berperan dalam pembentukan kreativitas, inovasi dan

berwawasan luas terhadap budaya Indonesia. Suroso Panji (2022:183)


3

mengatakan bahwa “Dunia pendidikan khususnya pada mata ajar Seni Budaya

harus lebih meningkatkan proses belajar mengajar dan metode belajar yang lebih

inovatif dan kreatif agar dapat mendukung proses pendidikan kearah yang lebih

baik.” Mata pelajaran Seni Budaya menuntut peserta didik aktif dan kreatif selama

proses pembelajarannya, maka dari itu penting bagi seorang guru Seni Budaya

untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik lagi dengan

menggunakan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Mata pelajaran Seni Budaya terdiri dari empat aspek seni yaitu seni musik,

seni tari, seni rupa dan seni teater. Ke-empat aspek tersebut mempunyai keunikan

dan kesulitan masing-masing, terlebih seni musik. Mata pelajaran Seni Budaya

pada aspek seni musik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

berekspresi dan berkreasi dalam bermusik. Ritonga Danny Ivanno (2013:82)

mengatakan bahwa “Pelajaran seni musik diajarkan sebagai upaya memberikan

pengalaman estetis dan pengajaran materi seni musik tidak hanya sekedar belajar

prakter, tetapi diiringi dengan penanaman nilai, sehingga semua materi seni musik

yang diajarkan akan mengandung makna.” Pelajaran seni musik merupakan

proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik dalam suatu

lingkungan belajar untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi rasa

keindahan yang dimiliki siswa melalui pengalaman dan penghayatan musik. Pada

proses belajar mengajar musik di sekolah, peserta didik harus memperoleh

penghayatan dan pengalaman bermusik. Penghayatan dan pengalaman bermusik

diperoleh melalui kegiatan mendengarkan musik, bermain musik, bernyanyi, dan


4

lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan bermusik tersebut dapat menanamkan

musikalitas pada setiap siswa.

Tanpa disadari, setiap orang memiliki kemampuan musikalitas yang

melekat pada dirinya. Kemampuan musikalitas adalah kepekaan, pengetahuan dan

bakat seseorang terhadap musik. Musikalitas dapat didukung dan dikembangkan

dengan melakukan pelatihan ataupun dengan mengikuti pembelajaran musik.

Tarigan Anita Oktavianti (2021:823) mengatakan bahwa “Kemampuan musikal

mengarah pada kemampuan bawaan yang melekat pada diri individu untuk

memberikan respons terhadap unsur unsur musikalnya.” Maka dari itu Peranan

guru sangat diperlukan dalam membantu perkembangan kemampuan musikalitas

siswa secara optimal karena proses pembelajaran musik dapat berjalan dengan

lancar dipengaruhi oleh kemampuan musikalitas setiap siswa.

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di kelas IX-1 MTsN 3

Simalungun, metode pembelajaran Seni Budaya khususnya pada aspek seni musik

yang diimplementasikan oleh guru Seni Budaya di MTsN 3 Simalungun pada

kelas IX-1 masih menggunakan metode yang sudah umum digunakan, yaitu

metode ceramah dan metode demonstrasi. Metode ceramah dilakukan dengan

guru hanya menjelaskan materi seni musik selama kegiatan pembelajaran dan

peserta didik hanya mendengarkan materi yang dijelaskan oleh guru. Metode

demonstrasi dilakukan dengan guru memainkan beberapa nada dengan

menggunakan alat musik pianika, kemudian siswa mendengarkan dan mencoba

memainkan pianika secara bergantian.


5

Metode yang digunakan guru tersebut belum maksimal dalam mengajar

pelajaran musik sehingga membuat minat siswa dalam mempelajari musik masih

rendah, siswa kurang paham akan materi yang disampaikan oleh guru karena

proses pembelajarannya terkesan membosankan. Hal itu juga mengakibatkan

musikalitas siswa dimana pengetahuan, kepekaan dan bakat siswa terhadap musik

masih rendah. Oleh sebab itu perlu adanya kiat-kiat yang harus diimplementasikan

guru untuk menanamkan musikalitas siswa. Salah satu cara yang dapat

diimplementasikan oleh guru yaitu mengubah metode pembelajarannya. Dalam

hal ini penulis ingin melakukan penelitian pada materi “Ornamentasi Melodi dan

Ritme” yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seni musik

di MTsN 3 Simalungun.

Berdasarkan permasalahan di atas, salah satu metode pembelajaran musik

yang dapat diimplementasikan adalah metode Dalcroze Eurhythmics. Metode

Eurhythmics ini diciptakan oleh seorang tokoh pendidikan musik yang bernama

Emile Jaques Dalcroze. Metode ini adalah salah satu metode pembelajaran musik

yang menggabungkan konsep musik dengan gerakan tubuh. Menurut Dalcroze,

melatih musikalitas peserta didik dapat diukur dengan tiga hal yaitu: Eurhythmics,

Solfeggio dan Improvisasi.

Pertama, Eurhythmics yaitu melatih kepekaan tubuh terhadap irama dan

dinamika. Seorang guru memperagakan sebuah pola gerakan euritmik, sebagai

contoh pola gerakan kedepan dan kebelakang. Kedua, Solfeggio yaitu suatu

kegiatan untuk mengidentifikasi kepekaan musikal, baik berupa kemampuan

mengidentifikasi ritmik, maupun melodi. Seorang guru memainkan sebuah melodi


6

dengan menggunakan pianika, jika melodi naik maka peserta didik harus

berpindah kedepan, begitu juga sebaliknya. Ketiga, Improvisasi yaitu melatih

kemampuan mengembangkan nada melalui gerak. Saat guru memainkan melodi

naik dan turun, peserta didik lebih berkespresi dengan mengembangkan gerakan

kedepan, kebelakang, melompat dan bergoyang.

Metode Dalcroze Eurhythmics menyajikan pembelajaran irama dan melodi

melalui pengalaman langsung yang melibatkan anggota tubuh siswa sehingga

pembelajaran irama dengan model ini dapat menjadi sarana ekspresi. Pendapat ini

diperkuat oleh Juntunen dalam Farhana Azu (2021:27) yang menjelaskan bahwa

“Dalcroze Eurhythmics activities prioritize one’s pleasure to learn music which

can stimulate the mental strength to assimilate learning. Musical activity via

music is a means to obtain fun and excitement in Dalcroze’s class” (Metode

Dalcroze Eurhythmics mengutamakan kesenangan seseorang dalam belajar musik

dan merangsang kekuatan mental untuk mengasimilasi pembelajaran. Aktivitas

musik melalui gerak adalah sarana untuk mendapatkan kesenangan dan

kegembiraan di dalam kelas).

Metode Dalcroze Eurhythmics dapat melatih kepekaan musik,

mengembangkan kemampuan dalam mendengar, merasakan, membayangkan dan

kemampuan mengenal musik dengan koordinasi gerak tubuh secara bersamaan.

Pendapat ini diperkuat oleh Utomo (2015:16) menyatakan bahwa “Siswa tidak

hanya diberi latihan menyanyikan lagunya, tapi terbiasa pula dengan

memvisualisasikan gerak musik melalui gerak tubuh. Latihan dengan

menggunakan metode Eurhythmics dinilai mampu memberikan pembelajaran


7

musik yang efektif bagi anak.” Metode pembelajaran Dalcroze Eurhythmics dapat

memberikan suasana belajar baru dan menyenangkan dan harapannya dapat

menanamkan musikalitas siswa pada kelas IX-1 di MTsN 3 Simalungun.

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas, maka penulis ingin melakukan

penelitian dengan judul “Implementasi Metode Dalcroze Eurhythmics Untuk

Menanamkan Musikalitas Siswa Kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah langkah awal penelitian dan merupakan upaya

mengumpulkan informasi atau data sebanyak-banyaknya agar dapat ditinjau ulang

pada langkah berikutnya. Menurut Sugiyono (2019:273) “Masalah adalah

merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi”.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka indentifikasi

masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru Seni Budaya MTsN 3 Simalungun belum maksimal menggunakan

metode pembelajaran khusus musik pada mata pelajaran musik.

2. Guru Seni Budaya MTsN 3 Simalungun hanya menggunakan metode

pembelajaan umum yaitu metode ceramah dan demonstrasi.

3. Minat belajar siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun terhadap musik masih

rendah.

4. Siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun kurang paham akan materi yang

disampaikan oleh guru karena proses pembelajaran terkesan membosankan.


8

5. Belum diimplementasikan metode Dalcroze Eurhythmics untuk menanamkan

musikalitas siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun.

6. Kemampuan musikalitas siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah adalah masalah yang ingin di perkecil oleh peneliti

karena masalah terlalu luas, hal tersebut dilakukan agar penelitian lebih terarah.

Sugiyono (2019:274) menyebutkan bahwa “Batasan masalah dalam penelitian

kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat

umum”. Berdasarkan identifikasi masalah maka dibuat pembatasan masalah

sebagai berikut:

1. Belum diimplementasikan metode Dalcroze Eurhythmics untuk menanamkan

musikalitas siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun.

2. Kemampuan musikalitas siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun masih rendah.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah pertanyaan yang dibuat oleh peneliti kemudian

setiap pertanyaan dicari jawabannya melalui proses penelitian, olah data dan

eksperimen. Menurut Sugiyono (2019:273) “Rumusan masalah merupakan suatu

pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”.

Berdasarkan penjelasan tersebut, rumusan masalah yang dapat ditarik dari judul

ini adalah:
9

1. Bagaimana implementasi metode Dalcroze Eurhythmics untuk menanamkan

musikalitas siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun?

2. Bagaimana kemampuan musikalitas siswa kelas IX-1 setelah

mengimplementasikan metode Dalcroze Eurhythmics MTsN 3 Simalungun?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah adanya suatu masalah ataupun objek yang akan

dicapai. Menurut Sugiyono (2019:5) “Setiap penelitian mempunyai tujuan dan

kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian untuk menggambarkan,

membuktikan, mengembangkan, menemukan dan untuk menciptakan”. Tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui implementasi metode Dalcroze Eurhythmics untuk

menanamkan musikalitas siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun.

2. Untuk mengetahui kemampuan musikalitas siswa kelas IX-1 setelah

mengimplementasikan metode Dalcroze Eurhythmics MTsN 3 Simalungun.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah dampak baik dari hasil penelitian yang dapat

dirasakan oleh pemeliti, masyarakat, lembaga maupun orang lain, penelitian juga

bermanfaat memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya. Menurut Sugiyono

(2019:7) mengemukakan bahwa “Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

hasilnya. Data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk

memahami masalah, memecahkan masalah, mengantisipasi masalah dan untuk


10

membuat kemajuan.” Manfaat penelitian dibagi menjadi 2 yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis merupakan manfaat penelitian bagi pengembangan ilmu

pengetahuan yang akan digunakan pada penelitian selanjutnya. “Manfaat Teoritis

adalah hasil penelitian yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan objek penelitian.” Rahim Abd.Rahman (2020:31). Manfaat

teoritis dari penelitian ini adalah:

a. Menambah wawasan kepada para pembaca terkait bagaimana menanamkan

musikalitas dengan mengimplementasikan metode pembelajaran musik

metode Dalcroze Eurhythmics..

b. Penelitian karya ilmiah ini dapat menjadi sumber informasi bagi peneliti

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis merupakan manfaat yang berguna untuk memecahkan

suatu masalah untuk berbagai pihak secara praktikal dan sebagai alternatif solusi

suatu permasalahan. “Manfaat Praktis adalah manfaat untuk berbagai pihak yang

memerlukannya untuk memperbaiki kinerja, terutama bagi sekolah, guru dan

siswa serta seseorang untuk melakukan penelitian lebih lanjut” Rahim

Abd.Rahman (2020:31). Manfaat praktis penelitian ini adalah:


11

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang bagaimana metode

Dalcroze Eurhythmics dapat menanamkan musikalitas siswa kelas IX-1 di MTsN

3 Simalungun.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menjadi solusi bagi guru Seni Budaya yang mengalami

kesulitan dalam melakukan aktivitas pembelajaran Seni Budaya khususnya pada

aspek seni musik dengan mengimplementasikan metode Dalcroze Eurythmics

pada pembelajarannya.

c. Bagi Siswa

Penelitian ini bermanfaat terhadap musikalitas siswa, siswa lebih kreatif

dan inovatif dalam berkesenian khususnya seni musik.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Landasan teori merupakan pernyataan yang disusun secara sistematis yang

berisi teori-teori peneliti yang digunakan menjelaskan permasalahan penelitian.

Sugiyono (2019:85) menyatakan bahwa “Adanya landasan teoritis merupakan ciri

bahwa penelitian itu merupakan ilmiah untuk mendapatkan data”. Berdasarkan

pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa landasan teori merupakan

sebuah konsep yang disusun secara rapi atau sistematis tentang variabel dalam

sebuah karya ilmiah atau penelitian. Berikut penulis paparkan teori-teori yang

digunakan dalam penelitian ini.

Teori Implementasi

Implementasi pada hakikatnya merupakan upaya pemahaman apa yang

seharusnya terjadi setelah program dilaksanakan. Implementasi memiliki arti

sebagai suatu pelaksanaan atau penerapan. Mulyadi (2015:12) mengatakan bahwa

“Implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan dalam suatu keputusan.” Tindakan ini berusaha untuk mengubah

keputusan-keputusan tersebut menjadi pola-pola operasional serta berusaha

mencapai perubahan-perubahan besar atau kecil sebagaimana yang telah

diputuskan sebelumnya. Menurut Arinda Firdianti (2018:32) mengatakan bahwa

“Implementasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pelaksanaan atau

12
13

penerapan.” Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan

sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut

dapat dari bidang pendidikan.

Jika dikaitkan dengan pendidikan implementasi merupakan suatu

tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh guru, tenaga pendidik, mahasiswa dan

masyarakat. Gunn dan Hoogwood dalam Tahir (2014:55) mengemukakan bahwa

“Implementasi merupakan sesuatu yang sangat esensial dari suatu teknik atau

masalah manajerial.” Dasar dari implementasi adalah mengacu pada tindakan

untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

implementasi merupakan suatu proses yang berkaitan dengan kebijakan dan

program-program yang akan diterapkan oleh seseorang yang berkaitan dengan

sarana dan prasarana untuk mendukung program-program yang akan dijalankan

tersebut.

Teori Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan

oleh pendidik kepada peserta didik untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan

keterampilan. Proses kegiatan pembelajaran terjadi karena adanya hubungan

timbal balik antara pendidik dengan peserta didik begitu juga sebaliknya yang

tujuannya adalah untuk mentransfer ilmu. Sani Ridwan Abdullah (2013:40)

mengatakan bahwa “Pembelajaran adalah penyediaan kondisi yang

mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri peserta didik”. Penyediaan


14

kondisi yang dimaksud guru menyampaikan materi belajar pada lingkungan

belajar yang kondusif sehingga terjadi interaksi belajar antara guru dan peserta

didik.

Aktivitas pembelajaran memerlukan bantuan guru untuk mengembangkan

potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pendapat ini sejalan dengan pendapat

Djamaluddin (2019:13) mengatakan bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”

Pembelajaran dalam hal ini merupakan suatu kumpulan yang saling berintegrasi

dan berinteraksi satu sama lainnya dalam memberi dan memperoleh ilmu

pengetahuan.

Peran guru dalam pembelajaran yaitu menjamin bahwa siswa memperoleh

ilmu pengetahuan dan keterampilan hingga mencapai suatu tujuan yang

ditentukan terutama dalam aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Husamah

(2013:99) mengatakan bahwa “Pembelajaran adalah proses membuat orang

belajar, dengan tujuan untuk membantu orang belajar, atau memanipulasi

lingkungan sehingga memberi kemudahan bagi orang yang belajar”. Proses

membuat orang belajar yang dilakukan oleh guru terkadang justru membuat siswa

bosan pada penyajian materi yang disampaikan oleh guru. Hal itu mengakibatkan

siswa kurang termotivasi untuk belajar, maka dari itu dalam kegiatan

pembelajaran guru harus memperhatikan pedoman pembelajaran terkhusus dalam

hal metode pembelajarannya.

Berdasarkan teori di atas, maka disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

suatu proses kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh pendidik kepada


15

peserta didik dengan tujuan membantu peserta didik memperoleh ilmu

pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap kearah yang lebih baik.

Teori Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu cara dalam melakukan pembelajaran

yang disusun secara sistematis yang dapat digunakan oleh guru untuk menyajikan

materi pelajaran dan mengatur aktifitas siswa dalam rangka mencapai tujuan yang

ditetapkan. Penggunaan metode pembelajaran harus memperhatikan materi

pelajaran yang sedang berlangsung kemudian disesuaikan dengan metode

pembelajaran yang tepat. Aqib Zainal (2016:10) mengatakan bahwa “Metode

pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang

dipergunakan pendidik.” Kesuksesan metode pembelajaran yang diterapkan dapat

menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan serta dapat mendukung

peningkatan hasil belajar siswa disekolah.

Seorang pendidik yang mampu menerapkan metode pembelajaran dengan

benar dan tepat sesuai dengan kebutuhan didalam kelas, dapat memberikan

dampak yang positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di sekolah.

Pendapat ini diperkuat oleh Daryanto (2017:115) mengatakan bahwa “Metode

pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk

mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas,

baik secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap,

dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik.” Pada penerapan

metode pembelajaran guru harus mampu mengelola proses pembelajaran dan ada
16

interaksi timbal balik antara guru dengan murid sehingga pembelajaran tidak

hanya berpusat kepada guru saja melainkan siswa turut aktif saat pembelajaran

berlangsung.

Proses pembelajaran yang berkualitas harus membutuhkan tenaga pendidk

yang berkualitas juga, ketidakcocokkan penerapan metode pembelajaran dapat

menimbulkan penurunan kualitas pembelajaran itu sendiri. Sani Ridwan Abdullah

(2013:158) mengatakan bahwa “Metode pembelajaran merupakan langkah

oprasional dari strategi pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan

pembelajaran.” Metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran

memberikan kemudahan terhadap guru dalam menjalankan tugas sebagai seorang

tenaga pendidik, begitu pula dengan siswa, siswa akan lebih mudah dalam

menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru, serta memiliki

kemampuan berpikir secara kritis dan mengembangkan sikap sosial.

Berdasarkan teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah suatu cara yang telah disusun secara sistematis yang

digunakan untuk menyajikan suatu pembelajaran agar pembelajaran tersebut

dalam berjalan dengan efektif dan efisien. Terdapat jenis-jenis metode

pembelajaran yang umum digunakan, diantaranya adalah:

1. Metode Ceramah (Preaching Method)

Metode ceramah adalah metode mengajar yang dilakukan oleh guru

dengan cara menjelaskan panjang lebar kepada peserta didik. Menurut Daryanto

(2017: 120) “Metode ceramah ialah suatu metode didalam pendidikan dan
17

pengajaran yang menyampaikan pengertian-pengertian materi pengajaran kepada

anak didik dilaksanakan dengan lisan oleh guru di dalam kelas.”

2. Metode Diskusi (Discussion method)

Metode diskusi adalah metode mengajar dengan cara menghadapkan

peserta didik dalam suatu permasalahan dengan berkelompok. Menurut Daryanto

(2017:122) Metode diskusi adalah salah satu cara mendidik yang berupaya

memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-

masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya sehingga

menghasilkan suatu kesimpulan bersama.”

3. Metode Demontrasi (Demonstration Method)

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara pendidik

memperagakan dan menunjukkan objek terkait materi yang disampaikan. Menurut

Sani Ridwan Abdullah (2013:164) “Metode demonstrasi dimana guru

menunjukkan dan menjelaskan pelaksanaan tugas pada peserta didik, kemudian

peserta didik diminta menjelaskan konsep atau melakukan kegiatan yang terkait

dengan demonstrasi”.

4. Metode Resitasi (Recitation Method)

Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dengan cara guru

memberikan tugas tertentu kepada peserta didik dengan menekankan pembacaan

dan pengulangan. Daryanto (2017:129) menyebutkan bahwa “Metode resitasi

adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar
18

peserta didik melakukan kegiatan belajar yang dapat dilakukan didalam kela,

dihalaman, di sekolah, atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.”

Selain metode pembelajaran yang dipaparkan di atas, Untuk mempelajari

musik selain menggunakan metode pembelajaran yang umum digunakan, terdapat

metode pembelajaran yang khusus dalam pembelajaran musik diantara nya adalah

Dalcroze, Kodaly, Suzuki, Carl Orff dan lain sebagainya. Metode tersebut dapat

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran musik.

Teori Metode Dalcroze Eurythmics

Metode pembelajaran musik merupakan suatu cara pengajaran dalam

kegiatan bermusik yang diterapkan oleh pendidik untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Pada pembelajaran seni musik, guru harus mampu merencanakan

pembelajaran dengan menggunakana metode pembelajaran yang tepat, sehingga

tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Metode pembelajaran musik

digunakan dalam cara mengajar untuk menyajikan materi dalam aspek seni musik

agar proses pembelajaran berjalan dengan optimal.

Salah satu metode pembelajaran musik adalah metode Dalcroze

Eurhythmics. Metode Dalcroze diciptakan oleh seorang tokoh pendidikan musik

yang bernama Emile Jaques Dalcroze. Syafiq Muhammad (2003:79) mengatakan

bahwa “Emile Jaques Dalcroze komponis dan pengajar musik berkebangsaan

swiss, Dalcroze dikenal sebagai pencetus Eurhythmics, yaitu teknik penamaan

irama musik melalui gerakan fisik. Jaques Dalcroze mendedikasikan dirinya untuk

mereformasi pendidikan musik sehingga dapat mengembangkan musikal siswa


19

secara menyeluruh dan yakin bahwa sensasi musik terutama yang bersifat ritmik,

membutuhkan respons seluruh tubuh. Colwell Richard (2011:96) mengatakan

bahwa “Jaques Dalcroze developed a system of rhythmic training through

movement called eurhythmics, which is just one part of a three-pronged approach

commonly referred to as ‘Dalcroze’ The other Part of this approach to music

education include solfege rhythmique and improvisation.” (Jaques Dalcroze

mengembangkan sistem pelatihan ritmis melalui gerakan yang disebut

Eurhythmics, yang hanya merupakan salah satu bagian dari pendekatan tiga

cabang yang biasa disebut sebagai "Dalcroze". Bagian lain dari pendekatan

pendidikan musik ini termasuk Eurhythmics, Solfeggio dan Improvisasi).

Eurhythmics merupakan sebuah pengajaran dimana memerlukan

keterampilan pada setiap peserta didik dalam memahami musik dengan gerakan

tubuh. Metode ini lebih memikat minat peserta didik dalam belajar musik karena

mereka bergerak dengan bebas mengikuti irama musik dan bukan lagi

mendengarkan pembelajaran guru secara monoton. Sadler (2007:10) mengatakan

bahwa “Jaques-Dalcroze teaching trains the sense of form and rhythm, the

capacity to analyse musical structure, and the power of expressing rhythm

through harmonious movement.” (Pengajaran Jaques-Dalcroze melatih kepekaan

akan bentuk dan ritme, kemampuan menganalisis struktur musik, dan kekuatan

mengungkapkan irama melalui gerakan yang harmonis).

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran musik

Dalcroze menekankan cara mengembangkan kemampuan musik anak melalui

gerakan kemudian mulai berkekspresi mengikuti irama musik.


20

Berikut adalah tahapan pembelajaran musik dengan metode Eurythmics serta

manfaatnya.

a. Tahap Metode Eurhythmics

Proses pembelajaran musik dengan metode Eurhythmics mengharuskan

peserta didik dalam menemukan hubungan antara musik dan gerakan. Ketika

peserta didik mendengar sebuah karya musik, peserta didik akan menggerakan

anggota tubuh mereka dan mengekspresikan apa makna dalam karya musik

tersebut. Tahap metode Eurhythmics, guru dapat membuat gerakan seperti

berjalan dan melompat saat irama dari piano dimainkan. Guru dapat membuat

gerakan berjalan saat terdapat ritme yang sama kemudian guru juga dapat

membuat gerakan yang berbeda dengan melompat saat terdapat simbol aksen

(lebih keras). Pada saat peserta didik mendengarkan musik dengan seksama dan

memperhatikan guru tersebut, peserta didik akan menerjemahkan musik dengan

tubuhnya dan mengimprovisasi tubuhnya dengan gerakan yang lebih kreatif dalam

mengekspresikan irama dari piano yang dimainkan tersebut.

Gambar 2. 1 Notasi Musik Dalcroze Eurhythmics


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)
21

Terdapat 3 tahapan dalam metode Dalcroze Eurhythmics diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Eurhythmics: Melatih kepekaan tubuh terhadap irama. Seorang guru

memperagakan sebuah pola gerakan euritmik, sebagai contoh pola gerakan

kedepan dan kebelakang.

2) Solfeggio: Suatu kegiatan untuk mengidentifikasi kepekaan musikal, baik

berupa kemampuan mengidentifikasi ritmik, maupun melodi. Seorang guru

memainkan sebuah melodi dengan menggunakan media pembelajaran audio

yaitu keyboard, jika melodi naik maka peserta didik harus berpindah kedepan.

Begitu juga sebaliknya.

3) Improvisasi: Improvisasi yaitu melatih kemampuan mengembangkan nada

melalui gerak. Saat guru memainkan melodi naik dan turun, peserta didik

lebih berkespresi dengan mengembangkan gerakan kedepan, kebelakang,

melompat dan bergoyang.

b. Manfaat Metode Eurhythmics

Metode Eurhythmics memiliki potensi untuk kreativitas melalui kebebasan

bergerak selama memahami dan belajar musik. Gerakan tubuh yang dihasilkan

melalui proses pembelajaran irama dengan model Eurhythmics dapat membantu

anak belajar irama dan musik secara keseluruhan. Colwell Richard (2011:97)

mengatakan bahwa “The games, exercises and activities used in this apporach are

thought to help students develop musicianship by internalization of sounds

through muscles and nerves and externalizations through bodily.” (Permainan,

latihan, dan aktivitas yang digunakan dalam pendekatan ini dianggap dapat
22

membantu siswa mengembangkan musikalitas melalui internalisasi suara melalui

otot dan saraf serta eksternalisasi melalui gerakan tubuh). Metode Dalcroze

Eurhythmics memberikan pengalaman belajar musik sambil bergerak, metode

pembejaran ini dapat memberikan suasana baru dalam ranah pembelajaran musik

khususnya disekolah sehingga ber dampak pada pembelajaran musik yang lebih

kreatif dan inovatif.

Teori Kemampuan Musikalitas

Pada dasarnya, setiap orang dilahirkan memiliki kemampuan musikalitas,

Kemampuan musikalitas tidak hanya ada bagi orang yang mahir dalam bernyanyi

maupun dalam memainkan musik. Kemampuan Musikalitas merupakan kepekaan

dan pengetahuan seseorang terhadap musik dalam praktek maupun teori.

Hidayatullah Riyan (2022:29) mengatakan bahwa “Pada dasarnya, setiap anak

yang lahir memiliki kemampuan musikalitas yang beragam. Musikalitas sering

dipersepsikan sebagai bakat, kemampuan seseorang dalam bermusik atau

kepekaan musikal.” Musikalitas seseorang memang sebaiknya diajarkan sejak

kecil dengan pembiasaan mendengarkan lagu-lagu sederhana agar rasa

musikalitas anak berkembang hingga ia dewasa nanti.

Musikalitas memiliki komponen-komponen yang dirangkum dalam bentuk

teori musik ataupun unsur-unsur musik. Djohan (2009:53) mengatakan bahwa

“Kemampuan musikalitas dapat didefenisikan sebagai kepekaan untuk merespons

atau sensitivitas terjadap stimuli musikal.” Pengertian kemampuan musikalitas ini

lebih didekatkan pada pengetahuan tentang musik sehingga wawasan tentang


23

musik lebih mendalam dan luas. Kemampuan musikalitas seseorang dapat

dikembangkan dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan, pendidikan dan

pelatihan yang dimaksud tidak semata-mata menitikberatkan seseorang agar

menguasai alat musik bisa juga berupa pengetahuan tentang notasi musik atau

dasar-dasar musik. Pendapat ini diperkuat oleh Banoe Pono (2013:14) yang

mengatakan bahwa “Kemampuan musikalitas menjadi modal bagi setiap manusia,

tetapi penelitian musikalitas disini mempunyai arti yang luas”.

Berdasarkan teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan

musikalitas merupakan bakat, kepekaan dan respons seseorang terhadap musik

yang di-miliki sedari kecil dan dapat dikembangkan melalui pendidikan dan

pelatihan.

Tabel 2. 1 Indikator Kemampuan Musikalitas Siswa dengan Metode


Dalcroze Eurhythmics

No Indikator Kriteria Keterangan


1 Ornamentasi Sangat Apabila siswa mampu mempraktikan kembali
Melodi mampu ketiga tahapan metode Dalcroze Eurhythmics
Mampu Apabila siswa mampu mempraktikan kembali
dua diantara tiga tahapan Metode Dalcroze
Eurhythmics
Kurang Apabila siswa hanya mampu mempraktikan
mampu kembali satu diantara tiga tahapan Metode
Dalcroze Eurhythmics
Tidak Apabila siswa tidak mampu mempraktikan
mampu kembali ketiga tahapan Metode Dalcroze
Eurhythmics
Ornamentasi Sangat Apabila siswa mampu mempraktikan kembali
2 Ritme mampu ketiga tahapan metode Dalcroze Eurhythmics
Mampu Apabila siswa mampu mempraktikan kembali
dua diantara tiga tahapan Metode Dalcroze
Eurhythmics
Kurang Apabila siswa hanya mampu mempraktikan
mampu kembali satu diantara tiga tahapan Metode
Dalcroze Eurhythmics
24

Tidak Apabila siswa tidak mampu mempraktikan


mampu kembali ketiga tahapan Metode Dalcroze
Eurhythmics

Materi Pembelajaran Ornamentasi

Bagi Sebagian orang musik sudah menjadi sebuah kebutuhan. Musik

merupakan sebuah karya seni berupa ungkapan perasaan seseorang yang di-

tuangkan lewat satu kesatuan unsur-unsur seni seperti ornamentasi, irama, melodi,

nada dan harmoni. Salah satu unsur musik yang dapat menambah keindahan

musik adalah ornamentasi. Ornamentasi merupakan istilah musik yang

mengandung arti penambahan beberapa nada pada melodi yang beguna untuk

menambah keindahan lagu. Djito (2020:4) mengatakan bahwa “Dalam bidang

seni musik, ornamentasi adalah memainkan nada-nada hias pada:

harmonis/bas/irama/ritmis/melodi agar lagu yang dihasilkan terdengar lebih

menarik dan indah.” Ornamentasi bukan kewajiban yang harus digunakan dalam

setiap kegiatan bermusik, ornamentasi dapat digunakan oleh penyanyi pada saat

penyanyi mau menggunakannya.

Ornamentasi yang berlebihan dapat berakibat memperjelek lagu yang

dinyanyikan. Mudjilah Hanna Sri (2010: 86 ) mengatakan bahwa “Ornamen

adalah suatu simbol dalam notasi musik, yang berfungsi sebagai hiasan nada-nada

dalam sebuah karya musik.” Khusus dalam vokal, ornamentasi dikategorikan

sebagai improvisasi yang dilakukan secara mendadak dan direncanakan. Bentuk-

bentuk ornamentasi pada vokal bermacam-macam tergantung pada jenis genre

musiknya. Pendapat ini diperkuat oleh Kurdi Aserani (2011:55) yang mengatakan
25

bahwa “Ornamentasi pada dasarnya bertujuan membuat lagu menjadi lebih hangat

dan lebih kaya nuansa. Ornamentasi tidak akan bermakna apapun apabila

dilakukan tidak dengan sepenuh jiwa.” Tidak ada ukuran baik tidaknya

ornamentasi selama dibawakan dengan hati.

Berdasarkan teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa ornamentasi

adalah istilah musik yang mengandung arti penambahan beberapa nada dalam

sebuah lagu yang bertujuan membuat lagu menjadi lebih indah. Materi

ornamentasi yang terdapat dalam silabus kelas IX dijabarkan sebagai berikut.

1. Ornamentasi Melodi

Ornamentasi adalah Hiasan.sedangkan melodis adalah adalah suara

(nyanyian). Melodi dapat juga di artikan sebagai Susunan Nada atau urutan nada.

Melodi juga terdiri dari satu atau lebih frasa musik atau motif, dan biasanya

diulang-ulang dalam lagu dalam berbagai bentuk. Pengertian ornamentasi melodis

adalah dekorasi dalam suatu musik atau nyanyian. Melodi bisa digambarkan

dengan suatu gerakan.

2. Ornamentasi Ritme

Ornamentasi ritme memiliki prinsip yang serupa dengan ornamentasi

melodi. Bila ornamen melodi ditambahkan secara horizontal mengikuti garis

melodi, ornamen ritme ditambahkan secara vertikal mengikuti garis irama. Ada

beberapa metode ornamentasi ritme, di antaranya ornamentasi akord dan ornamen

irama. Akan tetapi karena ornamen ritme lebih banyak dimanfaatkan dalam

kelompok vokal.
26

B. Penelitian Relevan

1. Kivijärvi, dkk. 2016, Jurnal. “A conceptual discussion of embodiment in

special music education: Dalcroze Eurhythmics as a case“ Jurnal ini

membahas tentang Siswa Berkebutuhan Pendidikan Khusus yang mengalami

kesulitan dalam belajar, persepsi dan komunikasi hal itu menjadi tantangan

bagi mereka untuk berpartisipasi dalam pelajaran musik. Pada jurnal ini,

Penulis menggunakan pendekatan pembelajaran musik dengan menggunakan

metode Dalcroze Eurhythmics. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode

Dalcroze Eurhythmics dapat sangat bermanfaat bagi siswa berkebutuhan

khusus dan mendorong guru untuk menekankan tingkat pengetahuan dengan

gerakan tubuh bagi siswa berkebutuhan khusus. Metode Dalcroze Eurhythmics

dengan siswa berkebutuhan khusus memiliki potensi untuk mempromosikan

inovasi dalam pendidikan musik. Persamaan dalam penelitian ini adalah

penelitian sama-sama membahas tentang metode pembelajaran musik dengan

metode Dalcroze Eurhythmics pada siswa yang kesulitan dalam belajar musik.

2. Ismail, dkk. 2023, Jurnal. “An Active Learning Study: Mastering Music Co-

ordination Skills through Kompang and Dalcroze Eurhythmics Among Pri-

mary Students” Jurnal ini membahas tentang siswa sekolah dasar belum bisa

menyanyi dan bermain perkusi tradisional (kompang) secara serentak pada

saat sekolah musik pertunjukan. Dari permasalahan tersebut penulis

menerapkan metode Dalcroze Eurhythmics untuk meningkatkan koordinasi

musik di kalangan siswa sekolah dasar. Hasil penelitian ini menunjukkan (1)
27

terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan post test pada

kelompok eksperimen, (2) terdapat perbedaan yang signifikan pada skor

prestasi postes antara kelompok kontrol dan eksperimen, dan (3) ada

perbedaan yang signifikan antara skor pencapaian kontrol dan kelompok

eksperimen. Persamaan dengan penelitian ini adalah penelitian sama-sama

membahas tentang metode pembelajaran musik yang dilakukan oleh guru

dalam mengimplementasikan metode Dalcroze Eurhythmics terhadap suatu

permasalahan.

3. Lestari Siska Dwi, 2022, Jurnal. “Pengaruh Pembiasaan Mendengarkan Lagu

Wajib Nasional Terhadap Kemampuan Musikalitas Peserta Didik” Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan musikalitas siswa

setelah dilakukan treatment pembiasaan mendengarkan lagu wajib nasional.

Selain itu terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar sebelum dilakukan

treatment dan setelah dilakukan treatment dengan nilai rata-rata pre-test

kemampuan musikalitas sebesar 71,30 sedangkan untuk post-test kemampuan

musikalitas sebesar 118,90. Maka dapat disimpulkan bahwa pada rata-rata

nilai post-test lebih besar. Hal tersebut menunjukan bahwa dengan pembiasaan

mendengarkan lagu wajib nasional memiliki pengaruh dalam meningkatkan

kemampuan musikalitas peserta didik. Persamaan dalam penelitian ini adalah

penelitian sama-sama membahas tentang bagaimana menanamkan

kemampuan musikalitas kepada siswa.


28

4. Heldisari Hana Permata, 2020, Jurnal. “Efektivitas Metode Eurhythmics

Dalcroze Terhadap Kemampuan Membaca Ritmis Notasi Musik” Hasil

penelitian ini menunjukkan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000 dan nilai t hitung

6,026 maka terdapat perbedaan kemampuan membaca ritmis dengan metode

drill dan metode Eurhythmics Dalcroze. Dari hasil peningkatan mean kelas

eksperimen yaitu 85,01% lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu 34,15%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Eurhythmics

lebih efektif daripada metode drill dalam kemampauan membaca ritmis notasi

musik. Persamaan dengan penelitian ini adalah penelitian sama-sama

membahas terkait bagaimana pengimplementasian metode Dalcroze

Eurhythmics terhadap peserta didik.

5. Widiastuti, dkk, 2017, Jurnal. “Pengembangan Musikalitas Melalui Bunyi-

Bunyi Alam pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Musik Universitas

Negeri Medan” Penelitian ini membahas tentang pengembangan musikalitas

mahasiswa Prodi Pendidikan Musik melalui bunyi-bunyi alam yang ada di

sekitarnya. Bunyi-bunyi alam diobservasi, diidentifikasi, kemudian membuat

imitasi berdasarkan unsur-unsur musikalitasnya (melodi, irama, harmoni).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kreativitas mahasiswa dalam

mengembangkan bunyi-bunyi alam dapat di komposisikan menjadi enak

didengar dan dapat diapresiasikan kepada orang lain. Persamaan dengan

penelitian ini adalah penelitian sama-sama membahas tentang musikalitas.


29

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan hubungan ataupun kaitan yang terjadi

antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya yang berasal dari masalah

yang akan diteliti.

Metode Eurhythmics diciptakan oleh seorang tokoh pendidikan musik

yang bernama Emile Jaques Dalcroze. Metode ini adalah salah satu metode

pembelajaran musik yang menggabungkan konsep musik dengan gerakan tubuh.

Eurhythmics merupakan sebuah pengajaran dimana memerlukan keterampilan

pada setiap peserta didik dalam memahami musik dengan gerakan tubuh. Metode

Dalcroze Eurhythmics dapat melatih kepekaan musik, mengembangkan

kemampuan dalam mendengar, merasakan, membayangkan dan kemampuan

mengenal musik dengan koordinasi gerak tubuh secara bersamaan.

Musikalitas merupakan kepekaan, pengetahuan dan bakat seseorang

terhadap musik. Tanpa disadari, setiap orang memiliki musikalitas yang melekat

pada dirinya. Musikalitas dapat didukung dan dikembangkan dengan melakukan

pelatihan ataupun dengan mengikuti pembelajaran musik.

Kemampuan musikalitas mengarah pada kemampuan bawaan yang

melekat pada diri individu untuk memberikan respons terhadap unsur unsur

musikalnya. Peranan guru sangat diperlukan dalam membantu perkembangan

kemampuan musikalitas siswa secara optimal karena proses pembelajaran musik

dapat berjalan dengan lancar dipengaruhi oleh kemampuan musikalitas setiap

siswa. Berdasarkan penjelasan tersebut, tujuan penelitian ini dapat dilihat dalam

kerangka konseptual pada gambar dibawah ini:


30

IMPLEMENTASI METODE DALCROZE (EURHYTHMICS) UNTUK


MENANAMKAN MUSIKALITAS KELAS IX-1 MTSN 3
SIMALUNGUN

Bagaimana Implementasi Metode Bagaimana Kemampuan Musikalitas


Dalcroze Eurhythmics Untuk Kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun
Menanamkan Musikalitas Kelas IX-1 setelah mengimplementasikan
MTsN 3 Simalungun? metode Dalcroze Eurhythmics?

Teori Eurhythmics Teori Kemampuan Musikalitas

Sadler (2007:10) mengatakan bahwa Djohan (2009:53) mengatakan


“Pengajaran Jaques Dalcroze melatih bahwa “Kemampuan musikalitas
kepekaan akan bentuk dan irama, dapat didefenisikan sebagai
kemampuan menganalisis struktur kepekaan untuk merespons atau
musik, dan kekuatan sensitivitas terhadap stimuli
mengungkapkan irama melalui musikal.”
gerakan yang harmonis.”
Teori Musikalitas
Hidayatullah Riyan (2022:29)
mengatakan bahwa “Musikalitas
sering dipersepsikan sebagai bakat,
kemampuan seseorang dalam
bermusik atau kepekaan musikal.”

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana Untuk mengetahui bagaimana


implementasi metode Dalcroze kemampuan musikalitas kelas
Eurhythmics untuk menanamkan IX-1 MTsN 3 Simalungun
musikalitas kelas IX-1 MTsN 3 dengan mengimplementasikan
Simalungun. metode Dalcroze Eurhythmics.

Gambar 2. 2 Kerangka Konseptual


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan syarat dan prosedur yang digunakan

dalam penelitian untuk memperoleh data dalam suatu penelitian. Pendekatan

penelitian. Menurut Sugiyono (2019:18) “Metode kualitatif digunakan untuk

mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna

adalah data yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai dibalik data

yang tampak.”. Berdasarkan dari penjelasan di atas, metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian

diskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2019:206) “Metode deskriptif kualitatif

adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci teknik pengumpulan data, analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi.”

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian “Implementasi Metode Dalcroze

Eurhythmics untuk menanamkan musikalitas kelas IX-1 di MTsN 3 Simalungun”,

maka lokasi penelitian ini dilaksanakan di MTsN 3 Simalungun. Waktu penelitian

dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2023.

31
32

C. Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek/objek penelitian yang

menyangkut masalah yang diteliti. Menurut Sugiyono (2019:126) “Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini berjumlah

146 orang yang terdiri dari guru Seni Budaya yang berjumlah tiga orang dan

seluruh kelas IX berjumlah 143 orang di sekolah MTsN 3 Simalungun.

Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan subjek/objek yang diteliti yang

dianggap mewakili seluruh populasi. Menurut Sugiyono (2019:227) “Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilliki oleh populasi tersebut.”

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX-1 berjumlah 31 orang

dan satu guru Seni Budaya. Jadi sampel dalam peneltian ini berjumlah 32 orang

Alasan penulis memilih kelas IX-1 sebagai sampel penelitian dikarenakan

berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan, siswa kelas IX-1 adalah siswa

kelas unggulan yang aktif dan disiplin dalam proses pembelajaran.


33

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah sebuah metode yang dipakai untuk

mengumpulkan data yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2019:296) ”Teknik

pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Penelitian ini

menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipakai dalam kegiatan

penelitian untuk mengumpulkan data. Menurut Andra Tersiana (2018:86)

“Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan

data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.” Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar wawancara dan

dokumentasi.

Observasi

Observasi merupakan aktivitas meninjau suatu peristiwa berdasarkan data

di lokasi lapangan untuk mendapatkan sebuah informasi. Andra Tersiana

(2018:12) “Observasi merupakan penelitian dengan melakukan pengamatan

menyeluruh pada sebuah kondisi tertentu.” Observasi juga dipahami sebagai

aktivitas pengamatan dengan metode yang sistematis untuk memperoleh data-

data, kemudian data tersebut dicacat atau direkam sebagai temuan lapangan.

Sugiyono (2012: 145) menyebutkan “Terdapat jenis teknik observasi yaitu

observasi partisipan, observasi terus terang dan observasi tidak berstruktur”


34

Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

observasi partisipan. Penulis menggunakan teknik observasi partisipan karena

dalam penelitiannya, penulis ikut andil dalam segala kegiatan yang dilakukan

dilokasi penelitian. Sugiyono (2016:145) menyebutkan “Observasi partisipan

adalah observasi dimana orang yang melakukan pengamatan berperan serta ikut

ambil bagian dalam kehidupan orang yang diobservasi.” Data yang diperoleh

dengan observasi partisipan akan lebih tajam dan sampai mengetahui makna dari

setiap perilaku yang tampak.

Instrumen observasi yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini untuk

melihat bagaimana implementasi metode Dalcroze Eurhythmics dan kemampuan

musikalitas selama penelitian disekolah, lembar observasi berguna untuk

memfokuskan komponen penelitian menjadi lebih rinci. Berikut adalah kisi-kisi

lembar observasi guru dan siswa.

1. Lembar Observasi guru

Lembar observasi guru mengamati aktivitas pembelajaran yang dilakukan

guru selama proses pelajaran musik berlangsung, guru melibatkan siswa aktif

dalam proses pelajaran musik, guru menjelaskan materi ornamentasi melodi dan

ritme dengan metode yang tepat, Guru memambantu pengembangan musikalitas

siswa selama proses pembelajaran, Guru membuat evaluasi akhir kemampuan

musikalitas setiap siswa, dan lain sebagainya. Kisi-kisi pada lembar observasi

guru dapat dilihat pada tabel berikut.


35

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru

No Aspek Yang Diamati Hasil Observasi


1 Guru melakukan kegiatan
pendahuluan pada proses
pembelajaran
2 Guru melakukan kegiatan inti
3 Guru melibatkan siswa agar aktif
dalam proses pembelajaran musik
4 Guru menjelaskan materi
ornamentasi melodi dan ritme
dengan metode yang tepat
5 Guru memberi contoh praktek
materi ornamentasi melodi dan
ritme
6 Guru memambantu pengembangan
musikalitas siswa selama proses
pembelajaran
7 Guru membuat evaluasi akhir
komampuan musikalitas setiap
siswa

2. Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi siswa berisi tentang apakah siswa aktif selama kegiatan

pembelajaran dengan metode ceramah dan demonstrasi, kemampuan musikalitas

siswa menggunakan metode ceramah dan demonstrasi, kemampuan musikalitas

siswa menggunakan metode Dalroze Eurhythmics, siswa aktif selama kegiatan

pembelajaran dengan metode Dalcroze Euryhthmics, lembar observasi siswa yang

telah disusun terdapat empat aspek yang akan diamati dan dapat dilihat pada tabel

berikut.
36

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa

No Aspek Yang Diamati Hasil Observasi


1 Siswa aktif selama kegiatan pembelajaran
dengan metode ceramah dan demonstrasi
2 Kemampuan musikalitas siswa
menggunakan metode ceramah dan
demonstrasi
3 Siswa aktif selama kegiatan pembelajaran
dengan metode Dalcroze Euryhthmics
4 Kemampuan musikalitas siswa
menggunakan metode Dalcroze
Eurhythmics

Wawancara

Wawancara merupakan tanya jawab antara dua orang atau lebih untuk

meminta keterangan atau informasi dalam pengumpulan data, tanya jawab

tersebut berlangsung dengan adanya narasumber dan pewawancara. Menurut

Andra Tersiana (2018:12) “Wawancara merupakan salah satu penelitian yang

merupakan proses untuk memperoleh informasi dengan cara tanya jawab antara

peneliti dengan subjek yang diteliti.” Teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini salah satunya adalah dengan melakukan wawancara untuk mendapatkan

sebuah informasi. Esterberg (dalam Sugiono 2016: 319) menyebutkan bahwa

“Terdapat beberapa macam teknik wawancara yaitu wawancara terstruktur,

semistruktur, dan tidak terstruktur”.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

terstruktur. Penggunaan teknik wawancara terstruktur ini memudahkan peneliti

membuat perbandingan karena pertanyaan yang diajukan sama bagi setiap

narasumber. Instrumen wawancara yang digunakan untuk membantu


37

mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu, lembar pertanyaan wawancara dan

telepon genggam.

1. Lembar Wawancara Guru

Wawancara dilakukan dengan seseorang narasumber guru Seni Budaya

kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun. Pertanyaan-pertanyaan wawancara terkait

dengan fokus penelitian. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun

pada lembar wawancara guru.

Tabel 3. 3 Kisi-kisi Lembar Wawancara Guru

No Pertanyaan Keterangan
1 Metode apa yang bapak gunakan pada
mata pelajaran musik?
2 Apa alasan bapak memilih metode
pembelajaran tersebut?
3 Bagaimana kemampuan musikalitas siswa
dengan metode yang bapak gunakan
tersebut?
4 Apakah bapak mengetahui metode
Dalcroze Eurhythmics?
5 Apa kendala yang bapak hadapi selama
melakukan proses pembelajaran musik?
6 Bagaimana pendapat bapak terhadap
implementasi metode Dalcroze
Eurhythmics?
7 Bagaimana kemampuan musikalitas siswa
dengan metode Dalcroze Eurhythmics?

2. Lembar Wawancara Siswa

Setelah melakukan wawancara dengan guru Seni Budaya, wawancara

selanjutnya dilakukan dengan siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun. Wawancara

dilakukan dengan mengambil empat siswa secara acak sebagai narasumber

kemudian siswa ditanya sesuai dengan lembar wawancara.


38

Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Lembar Wawancara Siswa

No Pertanyaan Keterangan
1 Apakah anda menyukai metode
pembelajaran ceramah dan demonstrasi?
2 Apa alasan anda suka/tidak suka metode
pembelajaran ceramah dan demonstrasi?
3 Apakah kemampuan musikalitas anda
tersalurkan saat melakukan pelajaran
musik dengan metode ceramah dan
demonstrasi?
4 Apa kendala yang anda hadapi dalam
melakukan proses pembelajaran musik di
kelas?
5 Apakah anda suka dengan metode
Dalcroze Eurhythmics dan apa alasannya?
6 kemampuan musikalitas anda tersalurkan
saat melakukan pelajaran musik dengan
metode Dalcroze Eurhythmics?

Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan suatu peristiwa yang telah tejadi sebelumnya

dan disimpan dalam bentuk dokumen. Dokumen tersebut dapat berupa bentuk

gambar. Menurut Sugiyono (2019:314) “Dokumentasi merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang.” Bentuk dokumentasi pada penelitian ini

adalah bentuk gambar (visual) dengan menggunakan kamera telepon genggam

untuk memperlihatkan keberadaan subjek/objek penelitian


39

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan teknik pengolahan data dengan

mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa secara terperinci dari data yang

sudah terkumpul maupun dari referensi yang terpercaya. Menurut Sugiyono

(2019:321) mengemukakan bahwa ”Analisis data dalam penelitian kualitatif,

dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu.” Teknik analisis data dalam penelitian

ini menggunakan teknik analisis data model Miles Dan Huberman yaitu dengan

melakukan reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan

penarikan kesimpulan (verification).

Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan penyederhanaan data sehingga data tersebut

dapat menghasilkan informasi yang lebih bermakna dan memudahkan peneliti

dalam penarikan kesimpulan. Sugiyono (2019:323) mengatakan bahwa mereduksi

data berarti merangkum, memilih dan memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.” Proses reduksi data dengan

menelaah hasil observasi awal yang telah dilakukan dan dari data yang telah

dikumpulkan berbagai sumber, pada proses reduksi data ini penulis membuat

suatu penyederhanaan data dengan membagi tingkat kemampuan musikalitas

kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun. Pembagian tingkat kemampuan musikalitas ini

dapat memudahkan penulis mendapatkan informasi yang lebih mendalam.


40

Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah uraian data yang telah peneliti dapatkan melalui

hasil oberservasi (pengamatan), hasil wawancara, dokumentasi dan informasi lain

dari berbagai sumber. Sugiyono (2019:325) mengatakan bahwa “Dalam penelitian

kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan

sejenisnya.” Uraian data tentang Implementasi metode Dalcroze Eurythmics untuk

menanamkan musikalitas siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun dilakukan

demgan bentuk teks yang bersifat naratif. Terdapat tiga tahapan yang akan

diuraikan dalam mencapai tujuan penelitian. Tahapan tersebut diantaranya adalah

sebagai berikut: (1) Euryhthmics: Melatih kepekaan tubuh terhadap irama, (2)

Solfeggio: Suatu kegiatan untuk mengidentifikasi kepekaan musikal, baik berupa

kemampuan mengidentifikasi ritmik, maupun melodi. (3) Improvisasi:

Improvisasi yaitu melatih kemampuan mengembangkan nada melalui gerak.

Penarikan Kesimpulan (Verifying)

Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal berdasarkan hasil analisis data dan

simpulan tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif. Sugiyono (2019:329)

mengatakan bahwa kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan

temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.” Kesimpulan yang akan ditarik

dalam penelitian ini setelah melalui proses penelitian tentang Implementasi

metode Dalcroze (Eurhythmics) untuk menanamkan musikalitas kelas IX-1 MTsN

3 Simalungun.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil MTsN 3 Simalungun

Penulis melakukan Observasi pertama (obs 1) yang dilakukan pada tanggal

28 Maret 2023. Hasil dari observasi, penulis mendapatkan beberapa informasi dan

data-data tentang profil MTsN 3 Simalungun. Sekolah MTsN Negeri 3

Simalungun merupakan sekolah jenjang SMP yang berada di bawah naungan

kementrian agama yang beralamat di Jl. Sisingamangaraja Pematang Tanah Jawa,

Desa/Kelurahan Pematang Tanah Jawa, Kabupatan Simalungn, Provinsi Sumatera

Utara. Sekolah ini berdiri pada tahun 1997 dengan No SK pendirian 107/1997.

Sekolah MTsN 3 Simalungun dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama bapak

Dedi Kuswadi, S.Pd.I

Sekolah MTsN 3 Simalungun merupakan sekolah yang terakreditasi A

sejak tahun 2016 dengan No SK Akreditasi 741/BAP-SM/PROVSU/LL/IX/2016.

Sekolah ini memiliki Nomor Statistik Madrasah (NSM) yang merupakan nomor

identitas yang diperuntukkan bagi lembaga pendidikan Madrasah dibawah

kementrian agama dengan nomor NSM 121112080054. Nomor Pokok Sekolah

Nasional (NPSN) MTsN 3 Simalungun adalah 10264143.

Data lebih lanjut terkait profil sekolah MTsN 3 Simalungun adalah visi

dan misi, tujuan berdirinya MTsN 3 Simalungun, data pendidik dan peserta didik,

keadaan fasilitas dan struktur organisasi yang akan dijelaskan sebagai berikut.

41
42

1. Visi dan Misi

a. Visi

“Menjadi Sekolah/Madrasah Yang Unggul dalam Imtaq, Ipteks, Pengetahuan,

Keterampilan dan Berbudaya”

Indikator Visinya :

1) Mampu bersaing dengan lulusan yang sederajat untuk melanjutkan/ diterima

dijenjang pendidikan yang lebih tinggi

2) Mampu berfikir aktif, kreatif dan keterampilan memecahkan masalah

3) Memiliki wawasan IPTEK yang mendalam dan luas

4) Memiliki keterampilan, kecakapan non akademis sesuai dengan bakat dan

minatnya

5) Memiliki keyakinan teguh dan mengamalkan ajaran agama Islam secara benar

dan konsekuen.

6) Bisa menjadi teladan bagi teman dan masyarakat.

b. Misi

Untuk mencapai visi tersebut, maka misi yang hendak dituju oleh Sekolah

MTsN 3 Simalungun adalah:

1) Mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

2) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, kreatif dan

inovatif.

3) Menyelenggarakan pemgembangan diri sehingga siswa dapat berkembang

sesuai dengan minat dan bakatnya

4) Mengembangkan dan mengoptimalkan kegiatan intra dan ekstrakurikuler


43

5) Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku religius sehingga siswa

dapat mengamalkan dan menghayati agamanya secara nyata

6) Menumbuhkembangkan perilaku terpuji dan praktek nyata sehingga siswa

dapat menjadi teladan bagi teman dan masyarakat

2. Tujuan MTs Negeri 3 Simalungun

Tujuan MTs Negeri 3 Simalungun mengacu pada tujuan pendidikan yang

telah ditetapkan oleh badan standar nasional Pendidikan (BSNP). Tujuan MTs

Negeri 3 Simalungun dalam jangka waktu 3-4 tahun mendatang adalah :

1) Madrasah dapat memenuhi Standar Isi dan Standar Proses.Madrasah

mengembangkan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

(PAKEM)/ Contextual Teaching Learning (CTL) 90% untuk semua mata

pelajaran

2) Peserta didik mencapai nilai rata-rata UN 7,5

3) Madrasah dapat meningkatkan mutu intake siswa melalui seleksi yang lebih

ketat

4) Madrasah memiliki sarana dan prasarana berstandar nasional

5) Madrasah memiliki tenaga pendidik dan kependidikan berstandar nasional

6) Terciptanya kehidupan warga MTs Negeri 3 Simalungun yang religius dengan

indikasi terlaksananya shalat zuhur berjamaah secara rutin dan

membudayakan ucapan salam.

7) Menciptakan siswa yang mampu berkomunikasi dalam bahasa asing (Arab

dan Inggris)

8) Madrasah memiliki Tim Lomba Olimpiade Matematika dan Fisika


44

9) Madrasah memiliki siswa yang tangguh dalam cabang-cabang MTQ.

10) Madrasah memiliki siswa yang tangguh dalam berbagai cabang olah raga

dengan prestasi yang membanggakan pada Porseni antar Madrasah se Kanwil

DEPAGSU

3. Data Pendidik dan Peserta Didik

a. Data Pendidik

Pendidik adalah bagian yang tak terpisahkan dari lembaga pendidikan,

pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan

yang sasarannya adalah peserta didik. Fungsi pendidik dalam proses pendidikan

adalah mengajar, mendidik, membina, mengarahkan, dan membentuk watak dan

kepribadian sehingga manusia itu berubah menjadi manusia yang memiliki ilmu

pengetahuan, cerdas, dan bermartabat. Oleh karena itu, tidak setiap orang dapat

menjadi pendidik, dan tidak setiap orang dapat melaksanakan tugas pendidik.

Jumlah pendidik di sekolah MTsN 3 Simalungun cukup banyak, berjumlah

40 orang pendidik yang dibagi menjadi guru pengampu mata pelajaran yang

berbeda-beda. Pendidik di sekolah MTsN 3 Simalungun ada yang PNS dilihat dari

guru yang memiliki NIP atau nomor induk pegawai berjumlah 28 orang dan ada

yang honorer berjumlah 12 orang. Berikut data pendidik yang terdapat di sekolah

MTsN 3 Simalungun.
45

Tabel 4. 1 Data Pendidik Sekolah MTsN 3 Simalungun

No Nama Guru / NIP Mata Pelajaran

Dedi Kuswandi, S.Pd.I


1
NIP. 19831011 200912 1 004
IRWANSYAH,S.Pd
2 Matematika
NIP.19640523 199303 1 002
Sumiyati Lince Saragih S.Pd
3 IPS Terpadu
NIP.197404161998032002
Syuraidah Hafni I Nasution, S.Ag Akidah Akhlak
4
NIP.197306161998032002 Fiqih
Sukrianna Hrp, S.Ag Akidah Akhlak
5
NIP.197110302003122001 SKI
Ningsih , S.Pd
6 Bahasa Inggris
NIP. 197806232005012004
Salbiah , S.Pd
7 Bahasa Inggris
NIP. 19790612200512004
Rosprida Parangin-Angin, S.Pd
8 Bahasa Indonesia
NIP.197004062005012008
Rosmawati Sinaga, S.Pd
9 IPA Terpadu
NIP.197905302005012007
Supriatno, S.Pd
10 Matematika
NIP.197203162005011004
Mardhatillah Khairiani, S.Pd
11 IPS Terpadu
NIP. 196806062007012036
Sunarni, S.Pd
12 IPS Terpadu
NIP. 197504202007102001
Ratu Sinaga , S.Pd
13 IPA Terpadu
NIP. 198010252007102006
Budi Suemdi, S.Pdi
14 Fiqih
NIP. 197907012007101006
Yusnani, S.Pd
15 Bahasa Indonesia
NIP. 197610192009011004
Syofrida Lisdayani, S.Pdi Q. Hadist
16
NIP. 197502062007102003 SKI
Drs. Mulyadi Saragih
17 PKN
NIP. 1965102900501 1002
Arif Budiman Sinaga, S.Pd Bahasa Indonesia
18
NIP. 197704262007011016 Penjas
Nani Derita, S.Pd
19 Matematika
NIP. 196806202014122002
M. Elly Wahyudi, S.Pdi
20 Bahasa Arab
19821229 201412 1001
Rahmi Sarah Paramita Tanjung,
PKN
21 S.Pd
NIP. 199401122009032025 Bahasa Indonesia
46

Diyah Wahyuni, S.Pd


22 PKN
NIP. 199306132019032022
Liza Syahfitri, S.Pd
23 BK
NIP. 198406282019032008
Yuyuk Sudarseh, S.Pd IPA Terpadu
24
NIP. 199405292019032028 Prakarya
Syairani, S.Pd IPA Terpadu
25
NIP. 199209192019032026 Bahasa Inggris
Suprianto Saragih, S.S
26 Bahasa Arab
NIP.199304262019031012
Sri Octavianti, S.S Bahasa Arab
27
19961010 201903 2 011 Bahasa Indonesia
Rismawasari Pakpahan, S.Pd.I Q. Hadist
28
NIP. 198912202019032019 SKI
IPA Terpadu
29 Supiani Saragih , S.Pd
Prakarya
30 Ismianto, S.Pd Seni Budaya
31 Ramadhan Efendi,S.Pd,MM Matematika
32 Nurkiana Purba,S.Pd Seni Budaya
33 Janiar Sirait, S.Ag Fiqih
34 Edi Suryadi, S.Pdi TIK
Bahasa Inggris
35 Nurakilah Batubara, S.Pd
SKI
36 Isma Tri Damayanti, S.Pd Penjas
37 Sri Wahyuni Lubis, S.Pdi Seni Budaya
38 Sri Wulandari,S.Pd Bahasa Indonesia
39 Fahrina Lubis, S. Pdi BK
40 Asri Ana Junarti Marpaung,S.Pd BK

Tak hanya pendidik, di suatu sekolah juga ada tenaga pendidik yang

merupakan salah satu faktor pendukung proses pelaksanaan pendidikan berjalan

dengan baik. Tenaga pendidik adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang

berkaitan dengan proses penyelenggaraan pendidikan yang memerlukan

kemahiran, keterampilan, dan kecakapan tertentu serta didasarkan pada norma

yang berlaku. Berikut data tenaga pendidik yang terdapat di sekolah MTsN 3

Simalungun.
47

Tabel 4. 2 Data Tenaga Pendidik Sekolah MTsN 3 Simalungun


PENDIDIKAN
NO NAMA TUGAS
TERAKHIR
Muhammad Rizal S1. Komunikasi Pegawai Administrasi
1
Nasution, S.Sos.I Penyiaran Islam
2 N. Diah Ranah Ayu HD D.III Akuntansi Pegawai Administrasi

3 Laila Istiqomah, SS S1. Sastra Arab Pegawai Administrasi


4 Zatnika Mardhatillah, SE S1. Ekonomi Pegawai Perpustakaan
Romi Indra D.1 Komputer & Petugas Keamanan
5
Internet
Eva Hnadyani, S.Pd S1. Pendidikan Staf Tata Usaha
6
Geografi

Tabel di atas, menunjukkan bahwa jumlah tenaga pendidik di MTsN 3

Simalungun berjumlah 6 orang, yang terdiri dari latar belakang jurusan yang

berbeda-beda. Tenaga pendidik yang dibutuhkan di sekolah MTsN 3 Simalungun

memegang tugas sebagai pegawai administrasi, pegawai perpustakaan, petugas

keamanan dan staf tata usaha.

b. Data Peserta Didik

Siswa di sekolah MTsN 3 Simalungun memiliki jumlah 492 Siswa dan

terbagi menjadi kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Kelas VII dibagi lagi menjadi

kelas VII-1 sampai VII-5 dengan jumlah siswa sebanyak 191 siswa. Kelas VIII

dibagi menjadi kelas VIII-1 sampai VIII-5 dengan jumlah siswa sebanyak 158

siswa. Kelas IX dibagi menjadi kelas IX-1 sampai IX-5 dengan jumlah siswa

sebanyak 143 siswa. Data peserta didik MTsN 3 Siantar Tahun Pelajaran

2023/2024 sebagai berikut:


48

Tabel 4. 3 Data Peserta Didik MTsN 3 Simalungun

Kelas Jumlah Kelas VIII Jumlah Kelas IX Jumlah


VII
VII-1 32 Siswa VIII-1 32 Siswa IX-1 31 Siswa
VII-2 32 Siswa VIII-2 31 Siswa IX-2 29 Siswa
VII-3 32 Siswa VIII-3 31 Siswa IX-3 31 Siswa
VII-4 32 Siswa VIII-4 32 Siswa IX-4 32 Siswa
VII-5 32 Siswa VIII-5 32 Siswa IX-5 30 Siswa
VII-6 32 Siswa Total 158 Siswa Total 143 siswa
Total 191
Siswa

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-1 MTsN 3 Siantar.

Siswa kelas IX-1 berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 13

siswa laki-laki. Berikut adalah daftar nama-nama siswa kelas IX-1 MTsN 3

Simalungun.

Tabel 4. 4 Data Kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun


NO Daftar Nama Siswa Kelas IX-1 Jenis kelamin
MTsN 3 Simalungun
Laki-laki Perempuan
1 Abanda Aulia Vande Sinaga ✓
2 Ade Firzzki ✓
3 Ade Irfansyah ✓
4 Adit Duansyah Harapan ✓
5 Asrieda Fierani Simanjuntak ✓
6 Bella Puspita ✓
7 Chelshea Umaika Umaro ✓
8 Decha Alya Sabila ✓
9 Derby Irfansyah Saragih Turnip ✓
10 Ekmal ayyas Khairi ✓
11 Fadhila Nurhayati ✓
12 Fadil Sastra Atmaja ✓
13 Habib Saputra ✓
14 Kanaya Maghfirah Irano ✓
15 Laila Safitri Siregar ✓
16 M. Dwi Fareza ✓
17 Marcel Tarigan ✓
18 Miftahul Jannah ✓
49

19 Nabila Aqilla Rizki ✓


20 Nadika Elvian Fikriah ✓
21 Naurah Rizki Fadilah ✓
22 Patricia Zahrah Fauzah ✓
23 Rafi Akbar Sianipar ✓
24 Ragelia Evadio Putri ✓
25 Rehan Afdi Avanza ✓
26 Shella Wardana ✓
27 Shelva Septi Ramadhanti ✓
28 Tiara Fibriyanti ✓
29 Tria Siti Amelia ✓
30 Vicky Denaidy ✓
31 Yola Meilika Saragih ✓
Jumlah 13 siswa 18 siswa

4. Keadaan Fasilitas

Fasilitas sekolah merupakan unsur yang membantu dalam kelancaran

proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pendidikan, keadaan fasilitas sangat

penting, sebuah lembaga pendidikan yang maju perlu didukung oleh berbagai

fasilitas pendidikan yang memadai. Hal ini akan sangat memengaruhi kegiatan

pembelajaran dengan baik, untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas

serta mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lain tentu harus tersedia

fasilitas yang dibutuhkan oleh peserta didik.

Keadaan fasilitas di sekolah MTsN 3 Simalungun sudah cukup memadai.

Di sekolah tersebut terdapat 16 ruangan kelas untuk siswa belajar dengan kondisi

baik. satu ruang kepala madrasah dengan kondisi baik, tetdapat satu ruangan guru

dengan kondisi baik, satu ruangan tata usaha dengan kondisi baik, satu ruangan

laboratorium IPA dengan kondisi baik, satu ruangan perpustakaan dengan kondisi

baik, satu ruangan UKS dengan kondisi baik, satu kantin sekolah dengan kondisi
50

baik, satu musholla dengan kondisi baik, satu toilet guru dengan kondisi baik, dua

toilet siswa dengan kondisi baik.

Tabel 4. 5 Keadaan Fasilitas Sekolah MTsN 3 Simalungun

Kondisi (Unit)
No. Jenis Ruang Rusak
Baik Rusak Ringan
Berat
1. Ruang Kelas 16
2. Ruang Kepala Madrasah 1
3. Ruang Guru 1
4. Ruang Tata Usaha 1
5. Ruang Laboratorium IPA 1
6. Ruang Laboratorium Komputer 0
7. Ruang Laboratorium Bahasa 0
8. Ruang Perpustakaan 1
9. Ruang UKS 1
10. Ruang Kantin 1
11. Ruang Musholla 1
12. Ruang Toilet Guru 1
13. Ruang Toilet Siswa 2
51

5. Struktur Organisasi

Komite Madrasah Kepala Madrasah

Hermawan, S.Pd.I Dedi Kuswandi, S.Pd.I

Kalur Tata Usaha

Hanafi Lubis, S.Pd.I

Waka Waka Kesiswaan


Waka Sarpras Waka Humas
Kurikulum
Diyah Wahyuni,
Budi Suemdi, M. Elly
Supriatno, M.Pd S.Pd
M.Pd Wahyudi

Wali Kelas Wali Kelas


Wali Kelas IX
VII VIII

Tenaga Pendidik

Siswa

Gambar 4. 1 Skema Struktur Organisasi MTsN 3 Simalungun


(Sumber. Dokumen Sekolah MTsN 3 Simalungun, 2019)
52

B. Implementasi Metode Dalcroze Eurhythmics Untuk Menanamkan

Musikalitas Siswa Kelas IX-1 MTsN 3 Siantar.

Metode Dalcroze Eurythmics pertamakali diciptakan oleh Emile Jaques

Dalcroze, adapun pengertian Dalcroze Eurythmics merupakan sebuah pengajaran

dimana memerlukan keterampilan pada setiap peserta didik dalam memahami

musik dengan gerakan tubuh. Manfaat dari metode Eurhythmics memiliki potensi

untuk kreativitas melalui kebebasan bergerak selama memahami dan belajar

musik. Eurhythmics dapat meningkatkan kepekaan peserta didik terhadap irama

dan meodi serta membuat peserta didik menjadi kreatif dan percaya diri dalam

mengekspresikan dirinya. Tahapan dalam metode Eurhythmics Dalcroze yaitu: (1)

Eurhythmics (2) Solfeggio (3) Improvisasi.

Penulis dan Bapak Ismianto, M.Pd selaku guru mata pelajaran seni budaya

bersama-sama mengimplementasikan metode Dalcroze Eurhythmics dalam

pembelajaran seni musik pada materi ornamentasi melodi dan ritme, Penulis ikut

berperan membantu proses pembelajaran dikarenakan berdasarkan wawancara

(wwc 1) Bapak Ismianto, M.Pd selaku guru mata pelajaran Seni Budaya belum

mengetahui metode Dalcroze Eurhythmics sebelumnya.

Implementasi metode Eurhythmics dilakukan selama delapan pertemuan

pada materi ornamentasi melodi dan ritme. Pertemuan pertama ornamentasi

melodi tahap Euryhthmics, pertemuan kedua ornamentasi melodi tahap Solfeggio,

pertemuan ketiga ornamentasi melodi tahap Improvisasi, pertemuan keempat

ornamentasi ritme tahap Eurhythmics, pertemuan kelima ornamentasi ritme tahap


53

Solfeggio, pertemuan keenam tahap Improvisasi dan terakhir pertemuan ketujuh

kegiatan evaluasi.

Pertemuan 1 ( 1 April 2023)

Pada pertemuan 1 (observasi ke-2) yang dilaksanakan pada tanggal 1 April

2023, penulis mengamati proses pembelajaran yang berlangsung di kelas IX-1

dengan materi “Ornamentasi Melodi dan Ritme”. Dimana sebelum guru memulai

pembelajaran guru melakukan kegiatan pendahuluan dengan mengkondisikan

siswa untuk duduk di tempat masing-masing karena pembelajaran akan dimulai.

Pembelajaran dimulai dengan berdoa bersama antara guru dengan siswa, guru

mengabsen siswa, memberitahukan tentang materi yang akan dipelajari hari ini

yaitu tentang “Ornamentasi Melodi dan Ritme”, melakukan apersepsi, kemudian

menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi “Ornamentasi Melodi dan

Ritme” menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Metode ceramah

dilakukan dengan guru hanya menjelaskan teori melodi dan ritme selama kegiatan

pembelajaran dan siswa hanya mendengarkan materi yang dijelaskan oleh guru.

Metode demonstrasi dilakukan dengan guru memainkan beberapa nada dengan

menggunakan alat musik pianika, kemudian siswa mendengarkan dan mencoba

memainkan pianika secara bergantian.

Kegiatan penutup guru melakukan kegiatan evaluasi untuk mengetahui

apakah siswa sudah paham dengan materi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan

evaluasi dilakukan dengan meminta siswa untuk mengulang dan mempraktekkan

kembali materi yang sudah diajarkan sebelumnya yaitu tentang ornamentasi


54

melodi dan ritme. Siswa diberi waktu 15 menit untuk belajar mandiri, setelah itu

guru memanggil satu persatu siswa sesuai urutan absen, sementara siswa lain tetap

berlatih sambil menunggu giliran maju. Guru mengambil dua buah pianika,

pianika satu untuk guru dan pianika kedua untuk siswa secara bergantian, guru

memainkan sebuah melodi dan ritme kemudian siswa diminta untuk memainkan

ulang melodi dan ritme yang dibunyikan oleh guru menggunakan pianika untuk

siswa. Hasil dari kegiatan evaluasi ternyata banyak ditemukan siswa kebingungan

dan tidak dapat mengulang dan mempraktekan kembali materi yang sudah

diajarkan guru sebelumnya.

Hasil dari pertemuan pertama (obs 2) yang penulis temukan bahwa

kemampuan musikalitas siswa kelas IX-1 pada materi ornamentasi melodi dan

ritme dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi belum maksimal.

Hal itu dikarenakan beberapa faktor antara lain: (1) Kegiatan belajar hanya

bersifat satu arah yaitu transfer ilmu dari guru ke siswa, dimana guru bertindak

sebagai penyampai informasi tunggal dan siswa sebagai pendengar; (2) Siswa

sering keluar kelas, (3) Suasana kelas gaduh banyak siswa yang mengobrol atau

berbisik-bisik dengan teman sebelahnya namun membahas hal lain selain

pelajaran, (4) Ada beberapa siswa yang mengantuk kelihatan sangat malas

mengikuti pelajaran dan tidak ada interaksi keaktifan siswa dalam hal membahas

pelajaran (5) Pada kegiatan evaluasi, banyak ditemukan siswa yang tidak dapat

mengulang dan mempraktekkan materi yang sudah diajarkan.

Berdasarkan temuan tersebut, setelah proses pembelajaran selesai penulis

menemui Bapak Ismianto, S.Pd selaku guru mata pelajaran Seni Budaya untuk
55

melakukan wawancara (wwc 2) yang dilaksanakan pada tanggal 1 April 2023

membahas terkait metode pembelajaran ceramah dan demonstrasi dan

kemampuan musikalitas siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun menggunakan

metode tersebut. Hasil wawancara (wwc 2) bersama Bapak Ismianto, S.Pd

mengatakan bahwa, metode pembelajaran yang digunakan Bapak Ismianto adalah

metode ceramah dan demonstrasi. Alasan Bapak Ismianto, S.Pd menggunakan

metode tersebut karena metode ceramah dan demonstrasi adalah metode yang

mudah untuk diterapkan dan tidak memerlukan teknik khusus dalam

pembelajarannya.

Terkait kemampuan musikalitas siswa kelas IX-1 MTsN 3 Siantar, Bapak

Ismianto, M.Pd mengatakan bahwa kelas IX-1 memiliki kemampuan musikalitas

yang tergolong rendah dibandingkan kelas IX lainnya. Untuk pelajaran musik,

siswa kelas IX-1 kurang tertarik dalam mempelajari musik. Hal itu dilihat dari

hasil belajar yang diperoleh yaitu rata-rata nilai enam koma empat dari batas nilai

minimum yaitu tujuh. Hasil belajar yang diperoleh siswa ini megindikasikan

bahwa kemampuan musikalitas siswa masih rendah.

Setelah kegiatan wawancara dengan Bapak Ismianto, S.Pd selaku

pengampu guru mata pelajaran Seni Budaya selesai, Penulis melakukan

wawancara (wwc 3) kepada siswa yang dilaksanakan pada hari yang sama

dengan wawancara guru Seni Budaya pada tanggal 1 April 2023, wawancara

siswa dilakukan dengan empat orang siswa dipilih secara acak dua laki-laki dan

dua perempuan yang bernama Rafi Akbar Sianipar, Shelva Septi Ramadhanti,

Yola Meilika Saragih dan Ade Irfansyah. Wawancara pertama dilakukan dengan
56

siswa yang bernama Rafi Akbar Sianipar siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun

mengatakan bahwa ia kurang tertarik dengan metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru karena dapat membuat rasa bosan dan mengantuk.

Wawancara berikutnya (wwc 3) dengan Shelva Septi Ramadhanti siswi

kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun mengatakan bahwa guru hanya banyak

menjelaskan materi, hal itu membuat siswa kurang paham dengan apa yang

disampaikan oleh guru. Wawancara berikutnya (wwc 3) dilakukan dengan Yola

Meilika Saragih siswi kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun mengatakan bahwa,

metode ceramah dan demonstrasi kurang menarik dan membosankan. Hal itu

mengakibatkan siswa kurang paham terhadap materi musik yang selama ini

diajarkan oleh guru. Wawancara terakhir (wwc 3) dengan Ade Irfansyah siswa

kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun menjelaskan selama proses pembelajaran hanya

fokus berkata-kata dan monoton yang membuat siswa sulit berkonsentrasi dan

menerima materi pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut memperlihatkan bahwa rendahnya kemampuan

musikalitas siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun, penulis dan Bapak Ismianto,

S.Pd selaku guru seni budaya sepakat untuk menggunakan metode pembelajaran

Dalcroze Euryhthmics sehingga seluruh siswa dapat berperan aktif didalam kelas.

Metode tersebut dirasa mampu membuat siswa menjadi aktif, kreatif dengan

harapan akan mampu menanamkan musikalitas siswa. Siswa yang selama ini tidak

mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran.


57

Pertemuan Kedua ( 4 April 2023)

Pada pertemuan kedua (observasi ke-3) yang dilaksanakan pada tanggal 4

April 2023, Guru melakukan kegiatan pendahuluan dengan menyapa dan

menanyakan kabar siswa, guru mengintruksikan ketua kelas memimpin doa

sebelum memulai pembelajaran. Setelah berdoa, guru melakukan apersepsi

bertanya materi yang telah diajarkan sebelumnya. Pada pertemuan sebelumnya

guru menjelaskan materi ornamentasi melodi dan ritme tetapi masih ditemukan

banyak siswa yang kurang memahami, sehingga pada pertemuan kedua ini guru

menjelaskan materi ornamentasi melodi dan ritme dengan metode yang berbeda,

yaitu metode Dalcroze Eurhythmics.

Pada kegiatan inti materi yang diajarkan adalah “Ornamentasi Melodi”

pada tahap Eurhythmics. Ornamentasi melodi adalah hiasan nada-nada yang

terdapat dalam sebuah rangkaian melodi atau hiasan nada-nada yang terdapat

dalam sebuah karya musik. Tahap Eurhythmics adalah tahap di mana siswa

menggunakan seluruh tubuhnya untuk bereaksi secara spontan terhadap

rangsangan bunyi. Tujuan latihan Eurhythmics adalah untuk mengatur melodi dan

ritme alami tubuh, dan dengan otomatis menciptakan kharakteristik melodi

tertentu dalam pikiran. Guru mengajar ornamentasi melodi tahap Eurhythmics

dengan menggunakan notasi musik dibawah ini.


58

Gambar 4. 2 Notasi Ornamentasi Melodi Tahap Euryhthmics


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)

Notasi musik di atas menggunakan birama 4/4 pada kunci C mayor. Bar 1,

3, dan 5) memuat empat not seperempat. Masing-masing not bernilai 1 ketukan

dengan gerak not-not cenderung semakin meninggi. Bar 2, 4, dan 6 memuat dua

rangkaian not tetracord (rangkaian empat not) seperdelapan. Masing-masing not

bernilai setengah ketukan dengan tempo lebih cepat dan gerak not meninggi pada

tetrakord pertama kemudian menurun pada tetrakord berikutnya. Bar 7 memuat 4

not seperempat dengan tinggi rendah not bervariasi. Bar kedelapan hanya berisi

satu not seperempat diikuti tanda istirahat. Setelah jeda, bar 9 dimulai dengan dua

rangkaian tetrakord not-not seperempat yang cederung meninggi dan lebih cepat.

Pada bar 10 terjadi perubahan drastis. Gerak not-not pada bar 10 cenderung

menurun, temponya pun lebih lambat disertai tanda aksen yang membuat setiap

not dibunyikan agak lambat dan disentak. Bar 11 dan 12 berisi perulangan persis

dari dua bar sebelumnya.


59

Guru memperdengarkan rangkaian notasi diatas kepada siswa dan

membiarkan mereka mengikuti nada dan irama musik dengan gerakan spontan.

Kemudian guru meminta siswa untuk mengikuti musik ini dengan variasi gerakan

seperti berjalan dan berlari. Ritme musik ini dapat memandu siswa untuk berjalan

ketika musiknya terdengar lambat, melakukan gerakan lari ketika musiknya

terdengar cepat dan melompat ketika musiknya terdengar tegas.

Gambar 4. 3 Dok 1. Implementasi Ornamentasi Melodi Tahap Eurhythmics


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)

Pada kegiatan penutup, guru menyampaikan resume tentang poin-poin

penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan, guru
60

mengagendakan materi yang harus dipelajari pada pertemuan berikutnya,

kemudian guru mengintruksikan ketua kelas menutup pelajaran dengan doa.

Pertemuan ketiga ( 8 April 2023)

Pertemuan ketiga (observasi ke 4) yang dilaksanakan pada tanggal 08

April 2023, guru melanjutkan materi pembelajaran ornamentasi melodi pada

tahap Solfeggio. Sebelum memulai pembelajaram, guru melakukan kegiatan

pendahuluan dengan membimbing siswa untuk berdoa bersama. Setelah itu guru

mengecek kehadiran siswa, menanyakan kabar dan kesiapan siswa menerima

pelajaran, kemudian guru menanyakan materi pertemuan sebelumnya. Setelah itu

guru mengkondisikan kelas menyiapkan alat pembelajaran, dan menyampaikan

tujuan pembelajaran kepada siswa.

Pada kegiatan inti Guru mulai menginstruksikan siswa untuk mengikuti

pembelajaran dengan baik, agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar.

Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai Ornamentasi melodi tahap

Solfeggio. Solfeggio merupakan tahap latihan kemampuan pendengaran dan

mengartikulasikan musik, baik ketepatan ritmik maupun ketepatan nadanya.

Latihan ini dimaksudkan untuk membangun kepekaan akan nada dan kemampuan

membedakan nada-nada. Berikut notasi musik untuk tahapan Solfeggio

Latihan Solfeggio dengan metode Dalcroze Eurhythmics dilakukan dengan

latihan mendengar dipadukan dengan gerakan tubuh. Mendengar berarti menerima

dan mengekspresikan apa yang didengar itu dengan seluruh tubuh. Tubuh

menjembatani bunyi dengan pikiran. Tubuh menerima bunyi musikal, bereaksi


61

terhadapnya sehingga terbangun gambaran tertentu dalam pikiran tentang apa

yang didengar. Pada tahap ini, guru menggunakan sistem fixed do atau do tetap.

Guru membunyikan notasi musik diatas dengan pianika dimulai dari nada do

rendah hingga do tinggi (Do-re-mi-fa-sol-la-si-do’). Siswa dipersilahkan

mendengarkan, meniru dan menyanyikan berulang-ulang rangkaian nada itu

dengan kata la...la...la... Seperti notasi dibawah ini.

Gambar 4. 4 Rangkaian Nada Solfeggio


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)

Cara ini membantu siswa untuk terbiasa dengan karakter dan bunyi nada

terlebih dahulu sebelum menghapal nama-nama rangkaian nada tersebut. Setelah

dirasa cukup, latihan dilanjutkan dengan meminta siswa menyanyikan nada-nada

itu sesuai namanya.

Tahap Solfeggio dengan menggunakan metode Dalcroze Eurhythmics

dilakukan dengan meminta delapan siswa dengan tinggi berbeda-beda untuk

berbaris di depan. Siswa yang paling rendah berada di barisan paling kanan

sementara siswa yang paling tinggi berada di barisan paling kiri. Siswa paling

kanan mewakili nada Do rendah dan siswa paling kiri mewakili nada Do tinggi

Ketika guru membunyikan nada Do rendah, siswa di barisan paling kiri

melakukan gerakan bertepuk tangan sesuai dengan pola gerakan yang terdapat
62

didalam notasi musik dan siswa yang lain menirukan bunyi yang dimainkan guru

dengan mengucapkan kata Do dan selanjutnya sampai siswa di barisan paling

kanan. Latihan Solfeggio dengan metode Dalcroze Eurhythmics dapat dilihat pada

notasi musik dibawah ini.

Gambar 4. 5 Partitur Ornamentasi Melodi Tahap Solfeggio


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)

Gerakan yang dilakukan merupakan gerak sederhana, setiap gerakan

tersebut mewakili nada yang dibunyikan. Siswa yang mewakili Nada Do jika

dibunyikan melakukan gerakan tepuk tangan, siswa mewakili nada Re melakukan

gerakan melompat, siswa mewakili nada Mi jika dibunyikan melakukan gerakan

duduk, siswa mewakili nada Fa jika dibunyikan melakukan gerakan mengangkat

tangan, siswa mewakili nada Sol melakukan gerakan duduk, siswa mewakili nada

la melakukan gerakan melompat, siswa mewakili nada Si melakukan gerakan

mengangkat tangan, siswa mewakili nada do tinggi melakukan gerakan tepuk

tangan.
63

Pada tahap ini siswa tidak hanya mengenal bunyi-bunyi notasi dalam

tangga nada tetapi juga perbedaan tinggi rendahnya not-not dalam tangga nada.

Pada kegiatan ini terlihat bahwa kemampuan musikalitas siswa sudah mulai

meningkat, dilihat dari respon siswa tiap nada dibunyikan, siswa merespon

dengan cepat dan benar.

Gambar 4. 6 Dok 2. Implementasi Ornamentasi Melodi Tahap Solfeggio


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)

Setelah pembelajaran ornamentasi melodi pada tahap Solfeggio selesai.

Guru melakukan kegiatan penutup dengan menginstruksikan siswa untuk

mempelajari dan melatih ulang materi yang telah disampaikan dalam


64

pembelajaran. Kemudian guru menginstruksikan ketua kelas untuk memimpin

doa, lalu guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Pertemuan ke-empat (11 April 2023)

Pertemuan ke-empat (observasi 5) dilaksanakan pada tanggal 11 April

2023. guru terlebih dahulu melakukan kegiatan pendahuluan dengan

mengkondisikan siswa untuk duduk di tempat masing-masing karena

pembelajaran akan dimulai. Selanjutnya pembelajaran dimulai dengan berdoa,

guru mengabsen siswa, memberitahukan tentang materi yang akan dipelajari hari

ini yaitu sambungan dari materi sebelumnya, kemudian menyampaikan tujuan

pembelajaran, manfaat pembelajaran serta menyampaikan materi pokok yaitu

materi ornamentasi melodi pada tahap Improvisasi. Tahap Improvisasi merupakan

tahap terakhir dari metode Dalcroze Eurhythmics.

Improvisasi merupakan aktivitas kreasi sebuah melodi atau lagu dengan

spontan. Pada tahap ini siswa berlatih mengkombinasikan melodi yang didengar

dengan gerakan tubuh. Latihan improvisasi dengan metode Dalcroze Eurhythmics

bertujuan membantu siswa untuk mengungkapkan secara spontan ide-ide maupun

rasa musikalitasnya yang sudah terinternalisasi dalam latihan Euryhthmics dan

Solfeggio. Latihan Improvisasi memotivasi siswa untuk mengekpresikan ide,

imajinasi serta perasaan-perasaan mereka. Dapat dikatakan improvisasi adalah

latihan untuk mengungkapkan pemahaman musikal secara langsung dan spontan

dalam bentuk-bentuk ekpresi musikal.


65

Pada tahap ini, lagu yang digunakan untuk menanamkan musikalitas

siswa dengan mengimprovisasi musik melalui gerak tubuh menggunakan lagu

yang berjudul “Chicken Dance”. Adapun notasi musik lagu Chicken Dance dapat

dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4. 7 Notasi Ornamentasi Melodi Tahap Improvisasi


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)
66

Pada kegiatan inti guru memperdengarkan melodi Chicken Dance dengan

menggunakan speaker, cara yang dilakukan pada tahap ini yaitu, pertama guru

menciptakan pola gerakan sesuai dengan melodi musik. Kedua, Siswa

menggerakkan tubuh mengikuti gerakan guru. Ketiga, siswa diarahkan untuk

menciptakan gerak sendiri mengikuti melodi musik. Keempat, siswa berlatih

merubah gerak tubuh sesuai dengan perubahan karakter musik.

Gambar 4. 8 Dok. 3 Implementasi Ornamentasi Melodi Tahap Improvisasi


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)
67

Pada gambar 4.8 (Dok 3) Terlihat bahwa pada saat musik dibunyikan,

siswa sangat antusias untuk mengikuti gerakan sesuai dengan pola irama

musiknya, pada lagu pengulangan pertama siswa mengikuti gerakan sesuai

dengan intruksi guru, pada pengulangan kedua siswa mulai mengimprovisasi

tubuh mereka lebih semangat lagi, guru mengintruksikan gerakan melangkah pada

bar ke 22, selanjutnya siswa mengimprovisasi tubuh mereka melakukan gerakan

melangkah ditambah tangan dipinggang sambil bergoyang.

Di tahap ini, siswa dilatih untuk belajar mengimprovisasi tetapi dengan

cara yang berbeda, mereka berimprovisasi dengan tubuh sambil mendengarkan

melodi setiap birama. Kepekaan musikal siswa dilatih, saat melodi berubah, siswa

mengganti gerakan sesuai dengan gerakan yang sudah ditentukan. Melalui tahap

ini siswa dapat membedakan melodi yang berbunyi, dapat berimprovisasi dan

dapat menimbulkan suasana kelas yang menyenangkan.

Pada kegiatan penutup, Guru menginstruksikan siswa untuk mempelajari

dan melatih ulang materi yang telah disampaikan dalam pembelajaran. Kemudian

guru menginstruksikan ketua kelas untuk memimpin doa, lalu guru mengakhiri

dengan salam.
68

Pertemuan kelima (2 Mei 2023)

Setelah materi ornamentasi melodi selesai, guru melanjutkan materi

ornamentasi ritme yang dilaksanakan selama tiga pertemuan. Ornamentasi ritme

memiliki prinsip yang serupa dengan ornamentasi melodi. Bila ornamen melodi

ditambahkan secara horizontal mengikuti garis melodi, ornamentasi ritme

ditambahkan secara vertikal mengikuti garis irama.

Pada pertemuan kelima (observasi 6) dilaksanakan pada tanggal 2 Mei

2023, Guru melakukan kegiatan pendahuluan yang diawali dengan mengucap

salam, berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa, menanyakan kabar dan

kesiapan siswa menerima pelajaran. Setelah itu guru memberikan motivasi dan

apresiasi dengan cara menanyakan berbagai hal terkait dengan wawasan siswa

mengenai materi yang akan disampaikan. Kemudian guru mengintruksikan siswa

menyiapkan alat pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru memberikan sebuah notasi musik menggunakan

kunci G (Trable Clef) birama 4/4, memiliki jumlah birama sebanyak 9 birama.

Setiap birama sudah mempunyai pola gerakan Eurhythmics. Pada birama satu,

gerakan mengangkat tangan, birama kedua gerakan bertepuk tangan, birama

ketiga gerakan melompat, birama ke empat gerakan memegang kepala, birama ke

lima hingga selesai merupakan pola gerakan pada birama sebelumnya. Notasi

musik materi ornamentasi ritme pada tahap Eurhythmics dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.


69

Gambar 4. 9 Notasi Ornamentasi Ritme Tahap Eurhythmics


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)

Guru memperdengarkan bunyi ritme kepada siswa kelas IX-1 dengan

menggunakan pianika secara berulang-ulang sampai ritme yang dibunyikan guru

melekat didalalam ingatan siswa. Siswa diintruksikan untuk menghapal dan

mengingat bagaimana bunyi irama setiap birama. Kemudian, jika siswa sudah

hapal dengan bunyi yang didengar setiap birama, siswa mulai diarahkan untuk

melakukan pola gerakan Eurhythmics yang tertulis disetiap birama. Pada kegiatan

ini, siswa dilatih peka terhadap bunyi irama. Saat bunyi irama yang berbeda

dimainkan, siswa secara spontan mengganti gerakan yang sudah ditentukan.

Pada saat melakukan kegiatan ini terlihat bahwa siswa mudah menyerap

materi yang diajarkan, dilihat dari respon mereka yang cepat dalam melakukan

gerakan-gerakan yang sudah ditentukan. Mempelajari ritme pada tahap

Eurhythmics ini merupakan salah satu cara atau solusi bagi siswa yang kesulitan

dalam membaca notasi. Hanya dengan mendengar dan bergerak siswa dapat

menganalisa bentuk ritme.


70

Gambar 4. 10 Dok.4 Implementasi Ornamentasi Ritme Tahap Eurhythmics


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)

Setelah kegiatan inti selesai, guru melakukan kegiatan penutup dengan

mengintruksikan siswa untuk mengulang kembali materi yang telah diajarkan

dirumah, kemudian siswa diberikan kesempatan bertanya kepada guru jika ada hal

yang belum dimengerti oleh siswa. Pada pertemuan ini tidak ada siswa yang

bertanya, hal itu mengindikasikan bahwa siswa sudah paham dengan materi yang

telah diajarkan. Selanjutnya guru mengintruksikan kepada ketua kelas memimpin

doa menutup kegiatan pembelajaran.


71

Pertamuan Keenam (9 Mei 2023)

Pada pertemuan ke-enam ( observasi 7) yang dilaksanakan pada tanggal 9

Mei 2023, kegiatan pendahuluan dalam proses pembelajaran ini diawali dengan

mengucap salam, guru membimbing siswa untuk berdoa bersama. Kemudian guru

mengecek kehadiran, guru menanyakan kabar dan bertanya kepada siswa alasan

siswa lain tidak hadir. Setelah itu guru memberikan yel yel pembuka pelajaran,

saat guru mengucapkan “Apa kabar semuanya?” siswa berkata “Allhamdullilah,

Luar biasa, Allahu Akbar”. Kemudian guru mengintruksikan siswa menyiapkan

alat pembelajaran, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Masuk kepada kegiatan inti dimana guru mengajar materi ornamentasi

ritme pada tahap Solfeggio. Pada tahap kegiatan ini, Guru memberikan sebuah

notasi musik mempelajari ritme yang sudah ditulis dipapan tulis. Notasi tersebut

terdapat 9 birama yang didalamnya masing-masing terdapat not seperampat dan

not seperenambelas, terdapat juga tanda istirahat satu ketuk.

Gambar 4. 11 Notasi Ornamentasi Ritme Tahap Solfeggio


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)
72

Pada tahap ini siswa kelihatan kesulitan karena siswa belum paham

dengan nilai nada dan nilai rest. Maka dari itu guru terlebih dahulu mengajarkan

nilai ketukan nada dan rest. Perlahan-lahan siswa mulai mengerti, selanjutnya

agar siswa lebih paham lagi masuk ke tahap Solfeggio. Metode Dalcroze

Eurhythmics pada tahap Solfeggio ini dilakukan dengan gerakan tepuk tangan dan

menghentakan kaki. Simbol nada dillakukan dengan tepuk tangan, simbol rest

atau tanda istirahat dilakukan dengan menghentakan kaki.

Gambar 4. 12 Dok. 5 Implementasi Ornamentasi Ritme Tahap Solfeggio


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)
73

Setelah siswa mengetahui nilai nada dan rest. Siswa diminta untuk

mempraktekkan notasi musik tersebut dengan menggunakan metode Dalcroze

Eurhythmics. Hal ini dilakukan agar siswa dapat mempraktekkan suatu ritme

dengan cara sederhana tanpa menuntut siswa mampu memainkan alat musik.

Kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang hingga siswa benar-benar tidak

mengalami kesulitan dalam menentukan jumlah tepuk tangan dalam setiap not dan

jumlah hentakan kaki dalam setiap tanda istirahat.

Pada kegiatan penutup, guru mengintruksikan siswa untuk mengulang dan

mempelajari kembali materi pelajaran hari ini dirumah, dikarenakan siswa belum

terlalu paham nilai ketukan suatu nada dan rest. Kemudian guru mengintruksikan

ketua kelas untuk memimpin doa penutup pembelajaran.

Pertemuan Ketujuh (26 Mei 2023)

Pada pertemuan ketujuh (Observasi ke 8) yang dilaksanakan pada tanggal

26 Mei 2023, guru melakukan kegiatan pendahuluan yang diawali dengan

mengucap salam, peneliti membimbing siswa untuk berdoa bersama. Kemudian

guru mengecek kehadiran siswa, guru menanyakan kabar dan kesiapan siswa

menerima pelajaran. Kemudian guru mengkondisikan kelas menyiapkan alat

pembelajaran, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru memberikan sebuah lagu yang berjudul “Gundul-

gundul pacul” yang akan diimprovisasikan siswa, tetapi tetap menggunakan

metode Dalcroze Eurhythmics. Siswa diintruksikan untuk melakukan kegiatan


74

spontan dan bebas dalam memainkan lagu tersebut tanpa terikat oleh notasi lagu

aslinya.

Gambar 4. 13 Notasi Ornamentasi Ritme Tahap Improvisasi


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)

Guru menginstruksikan siswa untuk memainkan ritme lagu gundul-gundul

pacul” dengan tepuk tangan secara bersama-sama, kemudian guru

mengintruksikan siswa dapat memainkan ritme tersebut dengan ketukan dan

tempo yang benar. Kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang hingga peserta

didik secara keseluruhan dapat memainkan ritme tersebut dengan baik. Setelah

ritme dimainkan dengan benar, kemudian guru mengintruksikan siswa untuk

mengimprovisasi ritme tersebut dengan bebas tanpa mengikuti ritme aslinya.

Hasil dari Improvisasi ritme yang dilakukan siswa ternyata siswa dapat

mengimprovisasi ritme gundul-gundul pacul menjadi banyak variasi ritme.


75

Adapun hasil tahap Improvisasi yang dilakukan siswa dapat diilustrasikan sebagai

berikut.

Gambar 4. 14 Hasil Ornamentasi Ritme Tahap Improvisasi


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)

Siswa melakukan improvisasi pada notasi gundul pacul dengan

menggunakan gerakan tubuh dapat melatih kreatifitas siswa dalalm pembelajaran,

Improvisasi yang diciptakan oleh siswa berbeda-beda antara siswa yang satu

dengan siswa yang lainnya, tetapi tetap dalam tempo yang teratur. Siswa terlihat

lebih antusias saat mengikuti proses pembelajaran. Keantusiasan peserta didik

terlihat dari semakin banyaknya jumlah peserta didik yang memperhatikan,

mendengarkan, dan menanggapi penjelasan guru. Siswa kelihatan bersemangat

mengikuti kegiatan belajar.


76

Gambar 4. 15 Dok. 6 Implementasi Ornamentasi Ritme Tahap Improvisasi


(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang, 2023)

Pada kegiatan penutup, guru mengumumkan bahwa pada pertemuan

berikutnya akan diadakan kegiatan evaluasi yang gunanya untuk mengetahui

sejauh mana kepahaman siswa terhadap materi yang diajarkan selama beberapa

pertemuan dengan metode Dalcroze Eurhythmics, Guru mengintruksikan agar

siswa tetap belajar dan berlatih dirumah, selanjutnya guru menutup pelajaran

dengan doa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas.


77

Pertemuan kedelapan (26 Mei 2023)

Pertemuan ke delapan (observasi 9) dilaksanakan pada 26 Mei 2023, guru

melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai

pembelajaran, memeriksa kehadiran siswa, mengingatkan kembali materi yang

telah diajarkan sebelumnya, memberitahukan tujuan pembelajaran dan

menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran.

Pada kegiatan inti Guru tidak lagi memberikan materi pembelajaran

ornamentasi melodi dan ritme dengan metode Dalcroze Eurhythmics. Pada

pertemuan ini guru hanya melakukan kegiatan evaluasi yang tujuannya untuk

mengetahui bagaimana kemampuan musikalitas siswa kelas IX-1 MTsN 3

Simalungun setelah dilakukan beberapa kali pertemuan. Kegiatan evaluasi

dilakukan oleh guru dengan meminta siswa untuk mengulang atau mempraktikan

kembali materi ornamentasi melodi dan dan ornamentasi ritme yang telah

diajarkan melalui tahapan metode Dalcroze Eurhythmics sebelumnya.

Evaluasi dilakukan dengan cara siswa dipanggil satu per satu maju

kedepan, pemanggilan siswa dimulai dari abjad pertama sesuai presensi. Saat

seorang siswa dipanggil maju kedepan siswa lain tetap berlatih sambil menunggu

giliran.
78

Gambar 4. 16 Dok 7 Kegiatan Evaluasi Implementasi Metode Dalcroze


Eurhythmics
(Sumber. Apri Lasmaria Sihotang. 2023)

Setelah kegiatan evaluasi selesai, Guru menutup pembelajaran dengan

memberikan apresiasi bagi siswa yang kemampuan musikalitasnya mengalami

perubahan lebih baik lagi, kemudian Guru mengintruksikan ketua kelas untuk

menutup pelajaran dengan doa. Adapun hasil kegiatan evaluasi dapat dilihat dari

data kemampuan musikalitas siswa setelah mengimplementasikan metode

Dalcroze Eurhythmics di bawah ini.


79

C. Kemampuan Musikalitas Siswa Kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun Setelah

Mengimplementasikan Metode Dalcroze Euryhthmics

Kemampuan musikalitas tidak selamanya harus berkorelasi dengan

keterampilan menguasai sebuah alat musik. Kemampuan musikalitas lebih pada

kompetensi mental yang terdeteksi melalui kepekaan pendengaran terhadap

elemen dasar musik. Melalui kepekaan terhadap elemen dasar musik tersebut

maka siswa telah memiliki peta kognitif musik yang kompleks. Adanya metode

pembelajaran Dalcroze Eurhythmics ini akan berdampak terhadap kemampuan

musikalitas siswa. Metode pembelajaran ini menggunakan gerakan tubuh dalam

kegiatan pembelajaran. Guna menanamkan kemampuan musikalitas siswa,metode

Dalcroze Eurythmics dapat digunakan sebagai alternatif untuk melakukan

pembelajaran yang lebih menyenangkan di mata siswa.

Data Kemampuan musikalitas siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun

diperoleh dari kegiatan evaluasi yang dilakukan pada pertemuan ke delapan (obs

9) yang dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2023. Berdasarkan observasi pada

pertemuan tersebut, penulis mengamati bahwa siswa sudah paham terhadap materi

ornamentasi melodi dan ritme dillihat dari respon mereka yang cepat dan tak lagi

kebingungan saat mempraktikan kembali didekat guru. Tak lepas dari hal tersebut,

terdapat indikator kemampuan musikalitas yang menjadi acuan dalam mengetahui

bagaimana kemampuan musikalitas siswa setelah mengimplementasikan metode

Dalcroze Eurhythmics, Indikator tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
80

Tabel 4. 6 Indikator Kemampuan Musikalitas Siswa dengan Metode


Dalcroze Eurhythmics
No Indikator Kriteria Keterangan
1 Ornamentasi Sangat Apabila siswa mampu mempraktikan kembali
Melodi mampu ketiga tahapan metode Dalcroze Eurhythmics
Mampu Apabila siswa mampu mempraktikan dua diantara
tiga tahapan Metode Dalcroze Eurhythmics
Kurang Apabila siswa hanya mampu mempraktikan satu
mampu diantara tiga tahapan Metode Dalcroze
Eurhythmics
Tidak Apabila siswa tidak mampu mempraktikan ketiga
mampu tahapan Metode Dalcroze Eurhythmics
Ornamentasi Sangat Apabila siswa mampu mempraktikan kembali
2 Ritme mampu ketiga tahapan metode Dalcroze Eurhythmics
Mampu Apabila siswa mampu mempraktikan dua diantara
tiga tahapan Metode Dalcroze Eurhythmics
Kurang Apabila siswa hanya mampu mempraktikan satu
mampu diantara tiga tahapan Metode Dalcroze
Eurhythmics
Tidak Apabila siswa tidak mampu mempraktikan ketiga
mampu tahapan Metode Dalcroze Eurhythmics

Indikator penilaian pada kegiatan evaluasi yaitu ornamentasi melodi dan

ornamentasi ritme, adapun kriteria yang dilihat kegiatan evaluasi diantaranya

adalah: (1) sangat mampu, Apabila siswa mampu mempraktikan kembali ketiga

tahapan Metode Dalcroze Eurhythmics, (2) Mampu, Apabila siswa mampu

mempraktikan kembali dua diantara tiga tahapan Metode Dalcroze Eurhythmics,

(3) Kurang mampu, Apabila siswa hanya mampu mempraktikan kembali satu

diantara tiga tahapan Metode Dalcroze Eurhythmics, (4) Tidak mampu, Apabila

siswa tidak mampu mempraktikan kembali ketiga tahapan Metode Dalcroze

Eurhythmics.
Tabel 4. 7 Kemampuan Musikalitas Siswa Kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun dengan Metode Dalcroze Eurhythmics

NO Nama Siswa Kemampuan Kemampuan


Ornamentasi Keterangan Ornamentasi Keterangan
melodi ritme
1 Abanda Aulia Vande Sangat Siswa mampu mempraktikan Sangat mampu Siswa mampu mempraktikan
Sinaga mampu kembali tahap Eurhythmics, kembali tahap Eurhythmics,
Solfeggio dan Improvisasi Solfeggio dan Improvisasi
2 Ade Firzzki Sangat Siswa mampu mempraktikan Sangat mampu Siswa mampu mempraktikan
mampu kembali tahap Eurhythmics, kembali tahap Eurhythmics,
Solfeggio dan Improvisasi Solfeggio dan Improvisasi
3 Ade Irfansyah Mampu siswa mampu mempraktikan Mampu siswa mampu mempraktikan
Tahap Eurhythmics dan Tahap Eurhythmics dan
Improvisasi Improvisasi
4 Adit Duansyah Mampu siswa mampu mempraktikan Sangat mampu Siswa mampu mempraktikan
Harapan Tahap Eurhythmics dan kembali tahap Eurhythmics,
Solfeggio Solfeggio dan Improvisasi
5 Asrieda Fierani Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu siswa mampu mempraktikan
Simanjuntak mampu kembali tahap Eurhythmics, Tahap Eurhythmics dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
6 Bella Puspita mampu siswa mampu mempraktikan Sangat mampu Siswa mampu mempraktikan
Tahap Eurhythmics dan kembali tahap Eurhythmics,
Improvisasi Solfeggio dan Improvisasi
7 Chelshea Umaika Sangat Siswa mampu mempraktikan Sangat mampu Siswa mampu mempraktikan
Umaro mampu kembali tahap Eurhythmics, kembali tahap Eurhythmics,
Solfeggio dan Improvisasi Solfeggio dan Improvisasi
8 Decha Alya Sabila Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu siswa mampu mempraktikan
mampu kembali tahap Eurhythmics, Tahap Eurhythmics dan

81
82

Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi


9 Derby Irfansyah Sangat Siswa mampu mempraktikan Sangat mampu Siswa mampu mempraktikan
Saragih mampu kembali tahap Eurhythmics, kembali tahap Eurhythmics,
Solfeggio dan Improvisasi Solfeggio dan Improvisasi
10 Ekmal ayyas Khairi Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu siswa mampu mempraktikan
mampu kembali tahap Eurhythmics, Tahap Eurhythmics dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
11 Fadhila Nurhayati Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu siswa mampu mempraktikan
Mampu kembali tahap Eurhythmics, Tahap Eurhythmics dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
12 Fadil Sastra Atmaja Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu siswa mampu mempraktikan
mampu kembali tahap Eurhythmics, Tahap Eurhythmics dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
13 Habib Saputra Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu siswa mampu mempraktikan
mampu kembali tahap Eurhythmics, Tahap Eurhythmics dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
14 Kanaya Maghfirah Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu siswa mampu mempraktikan
Irano mampu kembali tahap Eurhythmics, Tahap Eurhythmics dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
15 Laila Safitri Siregar Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu siswa mampu mempraktikan
mampu kembali tahap Eurhythmics, Tahap Eurhythmics dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
16 M. Dwi Fareza Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu Siswa mampu mempraktikan
mampu kembali tahap Eurhythmics, kembali tahap Solfeggio dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
17 Marcel Tarigan Mampu siswa mampu mempraktikan Mampu Siswa mampu mempraktikan
Tahap Eurhythmics dan kembali tahap Solfeggio dan
Improvisasi Improvisasi
83

18 Miftahul Jannah Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu Siswa mampu mempraktikan
Mampu kembali tahap Eurhythmics, kembali tahap Solfeggio dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
19 Nabila Aqilla Rizki Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu siswa mampu mempraktikan
Mampu kembali tahap Eurhythmics, Tahap Eurhythmics dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
20 Nadika Elvian Fikriah Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu Siswa mampu mempraktikan
Mampu kembali tahap Eurhythmics, kembali tahap Solfeggio dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
21 Naurah Rizki Fadilah Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu siswa mampu mempraktikan
Mampu kembali tahap Eurhythmics, Tahap Eurhythmics dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
22 Patricia Zahrah Fauzah Mampu Sangat Siswa mampu Mampu Siswa mampu mempraktikan
mempraktikan kembali tahap kembali tahap Solfeggio dan
Eurhythmics, Solfeggio dan Improvisasi
Improvisasi
23 Rafi Akbar Sianipar Mampu siswa mampu mempraktikan Mampu siswa mampu mempraktikan
Tahap Solfeggio dan Tahap Eurhythmics dan
Improvisasi Improvisasi
24 Ragelia Evadio Putri Mampu siswa mampu mempraktikan Mampu Siswa mampu mempraktikan
Tahap Eurhythmics dan kembali tahap Solfeggio dan
Solfeggio Improvisasi
25 Rehan Afdi Avanza Mampu siswa mampu mempraktikan Mampu siswa mampu mempraktikan
Tahap Eurhythmics dan Tahap Eurhythmics dan
Solfeggio Improvisasi
26 Shella Wardana Mampu siswa mampu mempraktikan Mampu siswa mampu mempraktikan
Tahap Eurhythmics dan Tahap Eurhythmics dan
Solfeggio Improvisasi
84

27 Shelva Septi Sangat Siswa mampu mempraktikan Sangat mampu Siswa mampu mempraktikan
Ramadhanti mampu kembali tahap Eurhythmics, kembali tahap Eurhythmics,
Solfeggio dan Improvisasi Solfeggio dan Improvisasi
28 Tiara Fibriyanti Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu Siswa mampu mempraktikan
mampu kembali tahap Eurhythmics, kembali tahap Solfeggio dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
29 Tria Siti Amelia Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu Siswa mampu mempraktikan
mampu kembali tahap Eurhythmics, kembali tahap Solfeggio dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
30 Vicky Denaidy Sangat Siswa mampu mempraktikan Mampu Siswa mampu mempraktikan
Mampu kembali tahap Eurhythmics, kembali tahap Solfeggio dan
Solfeggio dan Improvisasi Improvisasi
31 Yola Meilika Saragih Mampu siswa mampu mempraktikan Mampu Siswa mampu mempraktikan
Tahap Eurhythmics dan kembali tahap Solfeggio dan
Solfeggio Improvisasi
Hasil kegiatan evaluasi yang terdapat pada tabel di atas terdapat perbedaan

kemampuan musikalitas antara siswa yang satu dengan siswa yang lain karena

berbagai faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah motivasi belajar,

tingkat kemampuan berfikir dan tingkat musikalitas bawaan yang berbeda.

Kemampuan musikalitas siswa terhadap materi ornamentasi melodi dan ritme

yang diberikan selama proses pembelajaran mengalami perubahan semakin baik.

Hal ini terlihat dari hasil evaluasi yang mereka dapatkan mencapai kriteria sangat

mampu dan mampu. Pada materi ornamentasi melodi, siswa mencapai kriteria

sangat mampu sebanyak 21 orang, siswa yang mencapai kriteria mampu sebanyak

10 orang. Pada materi ornamentasi ritme, siswa mencapai kriteria sangat mampu

sebanyak 7 orang dan siswa mencapai kriteria mampu sebanyak 24 orang.

Kemampuan musikalitas siswa setelah mengimplementasikan metode

Dalcroze Eurhythmics ini mendorong siswa untuk ikut berpartisipasi secara

langsung dalam kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman-

pengalaman bermusik kepada siswa. Bapak Ismianto, S.Pd pada wawancara

keempat (wwc 4) tanggal 26 Mei 2023 selaku guru mata pelajaran seni budaya

mengatakan bahwa metode pembelajaran Dalcroze Eurhythmics sangat bagus

diimplementasikan pada mata pelajaran seni budaya khususnya musik karena

dengan menggunakan metode tersebut siswa mudah mengerti dan paham dengan

materi musik khusus nya materi ornamentasi melodi dan ritme.

Metode Dalcroze Eurhythmics ini mampu menanamkan kemampuan

musikalitas siswa karena dalam metode pembelajaran tersebut terdapat unsur

pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Hal tersebut sejalan

85
86

menurut hasil wawancara bapak Ismianto, S.Pd (wwc 4) bahwa Metode Dalcroze

Eurhythmics adalah metode pembelajaran khusus musik yang dapat menanamkan

kemampuan musikalitas siswa, dilihat dari hasil evaluasi yang telah dilakukan

siswa kelas IX-1 sangat riang dan ceria pada kegiatan pembelajarannya. Selain itu

siswa juga terlibat aktif dalam setiap proses tahapannya.

Metode Dalcroze Eurhythmics terbukti dapat menanamkan kemampuan

musikalitas terhadap mata pelajaran seni musik khususnya materi “Ornamentasi

Melodi dan Ritme” dilihat dari respon siswa yang aktif mengikuti proses

pembelajaran, sehingga berdampak positif terhadap kemampuan musikalitasnya.

Hal tersebut sejalan menurut hasil wawancara ( wwc 4) bersama Rafi Akbar

Sianipar siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun mengatakan bahwa metode

Dalcroze Eurhythmics membuat suasana belajar menjadi menyenangkan karena

siswa belajar musik sambil bergerak bebas. Hal yang sama juga di sampaikan oleh

Shelva Septi Ramadhanti Siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun (wwc 4)

mengatakan bahwa Penggunaan metode Dalcroze Eurhythmics membuat siswa

lebih mudah mengingat materi yang telah di ajarkan. Beliau kini mengetahui

melodi dan ritme yang sebelumnya tidak mengetahuinya

Implementasi metode Dalcroze Eurhythmics ini mendorong siswa untuk

ikut berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan pembelajaran hal ini

merupakan suatu kegiatan yang efektif. Hal tersebut mengingatkan bahwa

kegiatan pembelajaran musik diadakan dalam rangka memberikan pengalaman-

pengalaman bermusik kepada siswa. Bapak Ismianto, S.Pd pada wawancara (wwc

4) selaku guru mata pelajaran Seni Budaya mengatakan bahwa Metode


87

pembelajaran Dalcroze Eurhythmics sangat bagus diimplementasikan pada mata

pelajaran seni budaya khususnya musik karena dengan menggunakan metode

tersebut siswa mudah mengerti dan paham dengan materi musik khusus nya

materi ornamentasi melodi dan ritme.

Penulis juga melakukan wawancara dengan Yola Meilika Saragih siswi

kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun yang menerangkan bahwa beliau telah

mengetahui konsep dasar berkat metode Dalcroze Eurhythmics. Hal serupa

dipaparkan oleh Ade Irfansyah ssiswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun pada

wawancara (wwc 4) mengatakan metode Dalcroze Eurhythmics membuat siswa

lebih berminat dan tertarik mempelajari musik.


BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Implementasi Metode pembelajaran Dalcroze Eurhythmics melalui tahap

Eurhythmics, Solfeggio dan Improvisasi dapat memberikan pemahaman yang

baik terhadap materi ornamentasi melodi dan ornamentasi ritme dilihat dari

semakin banyaknya jumlah siswa kelas IX-1 MTsN 3 Simalungun yang

memperhatikan, mendengarkan, dan menanggapi penjelasan guru. Metode

Dalcroze Eurhythmics mendorong siswa untuk ikut berpartisipasi secara

langsung dalam kegiatan pembelajaran, siswa menjadi semangat dan ceria.

2. Kemampuan musikalitas siswa terhadap materi ornamentasi melodi dan ritme

yang diberikan selama proses pembelajaran mengalami perubahan semakin

baik. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi yang mereka dapatkan mencapai

kriteria sangat mampu dan mampu. Pada materi ornamentasi melodi, siswa

mencapai kriteria sangat mampu sebanyak 21 orang, siswa yang mencapai

kriteria mampu sebanyak 10 orang. Pada materi ornamentasi ritme, siswa

mencapai kriteria sangat mampu sebanyak 7 orang dan siswa mencapai

kriteria mampu sebanyak 24 orang. Terdapat perbedaan kemampuan

musikalitas antara siswa yang satu dengan siswa yang lain karena berbagai

faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah motivasi belajar, tingkat

kemampuan berfikir dan tingkat musikalitas bawaan yang berbeda.

88
89

B. Saran

1. Saat melakukan pembelajaran khususnya mata pelajaran seni budaya pada

aspek seni musik hendaknya seorang guru harus kreatif dengan menyajikan

berbagai metode pembelajaran dan tidak berfokus pada satu metode

pembelajaran saja. Sehingga dengan demikian akan menjadikan pembelajaran

lebih menarik agar siswa tidak menjadi bosan dalam mengikuti pelajaran.

2. Diharapkan bagi guru dapat mengembangkan motode pembelajaran Dalcroze

Eurhythmics terhadap materi yang lain sebagai bentuk variasi penerapan

motode pembelajaran khususnya mata pelajaran seni musik.

Anda mungkin juga menyukai