PENDAHULUAN
Musik merupakan suatu media yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, sebagai
mahluk yang dibekali cipta, rasa dan karsa oleh Tuhan Yang Maha Esa. Manusia dapat
mengekspresikan dirinya menurut kata hati melalui bernyanyi, hal ini sesuai dengan yang
disampaikan oleh Adjie (2008:23) bahwa: “Bernyanyi merupakan musik yang menggunakan
media vokal atau suara manusia”, supaya terdengar indah maka bernyanyi membutuhkan suatu
teknik tersendiri.
Seperti kita ketahui bersama bahwa pembelajaran musik di sekolah khusunya di tingkat SMA
berdasarkan PERMEN 22 TH 2006 tentang STANDAR ISI, dinyatakan bahwa:
Pendidikan seni musik merupakan bagian dari pendidikan mata pelajaran seni budaya, yang
memiliki beberpa tujuan, antara lain sebagai berikut:(1). Memahami konsep dn pentingnya seni
budaya: (2). Menampilkan sikap apreiasi terhadap sni budaya: (3). Menampilakan kreativitas
melalui seni budaya: (4). Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal,
regional maupun global.
Pembelajaran teknik vokal dalam pendidikan musik persekolahan menekankan pada pemahaman
akan nilai-nilai sosial budaya melalui pengalaman estetika dan etika musik, pembelajaran seni
musik di SMA yang menitikberatkan pada kemampuan keterampilan dasar musik, yaitu sebagai
cara untuk mendapatkan pengalaman langsung tentang estetika dan etika seni, seperti pada
jenjang SMA yang menitikberatkan pada kemampuan keterampilan dasar musik.
Pengajaran musik Vokal di SMA adalah bagian dari tujuan pendidikan pada tahap pembentukan
pribadi anak dalam rangka menuju kepada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, seperti
yang kita cita-citakan bersama. Untuk melaksanakan pengajaran Vokal tersebut agar lebih
bermakna dan variatif sehingga dapat menarik minat siswa tentunya guru dituntut untuk mampu
mengembangkan inovasi pembelajarannya. Hal ini akan menjadi suatu motivasi tersendiri bagi
siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan berbagai potensi anak. Potensi anak yang dapat
dikembangkan antara lain: rasa keindahan yang dimiliki murid melalui pengalaman dan
penghayatan musik, kemampuan mengungkapkan dirinya melalui musik, kemampuan menilai
musik melalui selera intelektual dan selera artistic, berbagai kemajuan tersebut penting dimiliki
karena memungkinkan murid mampu mengembangkan kepekaan terhadap dunia disekelilingnya,
dan dapat meningkatkan dan mengembangkan sendiri pengetahuan dan kemampuannya dalam
bidang musik.
Peranan guru musik adalah menciptakan kondisi musikal yang kondusif, sehingga siswa dapat
mengalami dan memahami suatu karya cipta musik sepenuhnya. Untuk itu pemahaman guru
musik dalam menafsirkan kurikulum pendidikan musik, hendaklah kritis dan kreatif dalam
pengembangkan model-model pengajaran musik, tentu saja, yang dapat menumbuhkan
pemahaman siswa akan nilai sosial budaya melalui pengalaman estetika dan etika seni mereka.
Beberapa permasalahan yang terjadi di lapangan bahwa yang menjadi kendala dalam
pembelajaran seni musik terutama yang berkaitan dengan olah atau teknik vokal diantaranya
adalah perkembangan fisik, psikologis dan emosi peserta didik terhadap pendidikan musik,
misalnya seperti diuraikan: “Perubahan hormonal yang dialami remaja pada umumnya (pria dan
wanita) berakibat pada sejumlah organ tubuh lain, termasuk pita suara” (Agung Suryadi, 2008).
Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian dari pendidik musik khususnya dalam pengajaran
vokal bagi remaja. Perubahan yang terjadi pada sejumlah organ tubuh tersebut, seringkali
menimbulkan tekanan psikologis tertentu seperti timbulnya rasa malu, gelisah dan perilaku
meniru idolanya.
Melihat kondisi di atas, maka peranan guru musik sangat menentukan. Proses pembelajaran
musik sebaiknya tidak didominasi oleh guru di kelas. Guru diharapkan dapat menjadi fasilitator
yang dapat memotivasi pengembangan musikalitas siswa, misalnya dengan memberikan
kesempatan pada siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan bermain musik sebanyak-banyaknya,
membiarkan siswa bekerja dalam kelompok kecil, membiarkan siswa bekerja dengan ide-ide
mereka dan mengalami yang telah mereka miliki, memberikan batas-batas materi pembelajaran
yang jelas, disamping itu guru juga berupaya untuk dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan
pemahaman siswa tentang pelajaran musik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada saat
proses pembelajaran. Selain aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas, guru
juga dapat memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan di luar kelas, seperti mengadakan
kerjasama dalam kegiatan-kegiatan suatu pertunjukan, lomba dan diskusi. Melalui kegiatan ini,
siswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mereka tentang musik pada umumnya,
yang diharapkan dapat menambah perbendaharaan pemahaman mereka dalam melakukan
aktivitas-aktivitas dalam pembelajaran musik secara menyeluruh.
Keberhasilan tercapainya tujuan proses pembelajaran terletak di tangan guru, begitu pula dalam
keberhasilan pendidikan seni, guru memegang peran sangat penting. Menarik penampilan guru
dalam proses pembelajaran seni, dapat diidentifikasi dengan kenyataan bahwa, banyak guru seni
yang dekat dan disenangi siswa di sekolah tersebut, ini menunjukkan bahwa pelajaran seni tidak
menakutkan.
Kenyataan dilapangan masih banyak pelajaran seni khususnya seni musik belum mampu
menjawab harapan seperti yang telah diuraikan diatas. Pembelajaran seni sifatnya masih terbatas
kebiasaan yang lazim terfokus pada pemberian materi yang sifatnya mudah dilakukan misalnya
peserta didik ditugaskan menyanyi sebuah lagu tanpa melihat bagaimana teknik yang benar
dalam bernyanyi. Apabila hal ini terjadi maka, dikhawatirkan bahwa pelajaran musik hanya
terbatas pada konsep hiburan semata. pelaksanaan pembelajaran seni musik masih terkesan
biasa-biasa saja.
Guru dalam hal ini dapat berperan sebagai motivator dan fasilitator, yaitu memberikan semangat
kepada siswa, mengarahkan dan membimbing imajinasinya agar ide-ide siswa dapat berkembang
sesuai dengan perkembangan fisik dan psikologisnya. Sering kali guru melakukan tindakan yang
bersifat pembebasan kehendak misalnya guru berupaya menanamkan kemampuan, selera orang
dewasa kepada anak-anak. Jadi guru seni dalam hal ini perlu memperhatikan perkembangan
anak-anak sehingga strategi yang diterapkan dalam pembelajaran seni dapat berdampak positif
bagi perkembangan anak. Oleh karena itu diupayakan adanya perbaikan dan peningkatan kualitas
pembelajaran seni musik di sekolah demikian pula pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMA) secara substansi ditentukan dan membutuhkan dukungan banyak faktor. Faktor-
faktor tersebut diantaranya; kualitas dan profesionalisme guru seni musik yang tidak memahami
teknik vokal sehingga berakibat ketidak berhasilan dalam pembelajaran. Tidak sedikit guru seni
musik yang berlatar pendidikan bukan dari jurusan musik, kemampuan siswa dalam
mengungkapkan teknik vokal, lingkungan belajar, media pembelajaran, dukungan orang tua,
masyarakat. Hal penting lainnya yaitu kreativitas mengajar guru dalam pembelajaran di sekolah
yang pada dasarnya sangat mutlak, karena tidak mungkin pembelajaran dilakukan dengan baik
dan berkualitas, jika tidak didukung oleh kreatifitas mengajar yang produktif dan komprehensip.
Guru juga disamping harus menguasai metodologi yang disyaratkan mampu menggunakan
media secara optimal agar penguasaan materi pada anak dapat terbantu dengan baik.
Hal tersebut dapat menjadi lebih buruk lagi jika proses pembelajaran yang digunakan atau
dilaksanakan oleh guru dalam pembelajarannya tidak mampu mengakomodasi secara
representatif kemampuan dan tujuan belajar siswa. Kreatifitas mengajar guru yang mampu
mengakomodasikan kemampuan dan tujuan belajar siswa secara menyeluruh akan mendorong
kualitas proses dan produk pembelajaran.
Guru dalam proses pembelajaran dituntut untuk lebih berkreativ agar dapat mengurangi
rendahnya tingkat kualitas proses dan produk belajar siswa. Oleh karena itu kreatifitas guru
diperlukan dalam pembelajaran seni musik guna meningkatkan prestasi bvelajar siswa. Upaya
peningkatan kualitas belajar siswa ini mutlak harus dilakukan mengingat peran siswa sangat
menentukan dalam keberhasilan pembelajaran.
Media pembelajaran salah satunya yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi proses
belajar mengajar. Kenyataan dilapangan bahwa tidak sedikit guru-guru musik di sekolah dalam
praktek pembelajaran masih menggunakan cara atau metode klasik artinya tidak menggunakan
media pembelajaran yang memadai diantaranya media audio visual (VCD, LCD, TV dan lain-
lain). Kurang digunakannya media dalam proses belajar mengajar
berdasarkan informasi para guru beberapa faktor kendala antara lain: tidak tersedianya sarana
dan prasarana yang sesuai dengan materi ajar, media sebagai sumber belajar sulit diperoleh, dan
kevcenderungn berapa guru belum memperhatikan pentingnya penggunaan media dalam roses
belajar, seringkali materi atau bahan ajar atau buyku pelajaran tidak dilengkapi media untuk
pembelajaran sehingga guru harus berupaya mengadakan dengan susah payah.
Proses pembelajaran seni di SMA Darma Satria Persada, nampaknya masih memperhatikan
kriteri tersebut termasuk diantaranya kesulitan mendapatkan media untuk pembelajaran beberapa
media dalam bentuk materi ajar. Pada kesempatan ini penulis mengemban tugas sebagi pengajar
seni budaya di sekolah tersebut. Kendala untuk mendapatkan media untuk bahan ajar terasa
sangat sulit dan menemui banyak kendala, khususnya dalam pembelajaran teknik vokal,
terpikirkan bahwa pembelajaran dengan media penting untuk membantu dalam proses
pembelajaran. Bentuk media pembelajaran untuk teknik voksl ternyata harus disediakan dan
disiapkan yang sesuai dan relevan dengan tujuan pembelajarannya, disamping bentuk media
yang kiranya dapat menunjang pembelajaran teknik vocal pada siswa, adalah media yang berisi
tentang gambaran bagaimana teknik berlatih bernyanyi dengan baik.
Sementara ini pembelajaran teknik vokal khususnya di sekolah tersebut masih dilakukan secara
konvensional yakni, guru memberikan ceramah dan mengarahkan praktek teknik vokal dan
bernayanyi secara langsung dikelas dengan media seadanya ternyata hasil yang diperoleh terasa
belum cukup maksimal, artinya para siswa harus mendapat variasi dan tuntutan lain untuk proses
pembelajaran, para siswa disamping berlatih melalui pembelajaran di kelas juga harus mampu
berlatih pada kesempatan lain di luar kelas. Namun hal itu nampaknya masih jadi kendala akibat
tidak terdapatnya bimbingan untuk belajar. Salah satu harapan agar siswa dapat terbimbing
adalah dengan menggunakan media belajar teknik vokal. Media tersebut apabila tersedia
disamping dapat digunakan sebagai tuntunan siswa belajar di luar waktu sekolah juga dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di kelas, agar kompetensi siswa dalam bernayanyi
terbantu dalam berlkatih teknik vokal.
Berkaitan hal tersebut, pembelajaran teknik vokal dengan menggunakan media audio visual akan
sangat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran seni musik di sekolah.
Pembelajaran dengan menggunakan teknik vokal yang baik memiliki makna yang sangat
berharga dalam kehidupan manusia, sebagai wahana hiburan dan kesehatan terutama secara
kejiwaan seseorang.
Penulis akan mencoba malaksanakan pembelajaran sekaligus penelitian di sekolah tersebut
dengan mencoba menerapkan media pembelajaran untuk teknik vokal. Adapun maksud
penelitian ini kualitas pembelajaran seni musik dalam hal ini teknik vokal dengan menggunakan
media audio visual khusunya di kelas X SMA Darma Satria Persada. Melalui penelitian ini
diharapkan hambatan-hambatan yang ada terutama berkaitan dengan hambatan pembelajaran
teknik vokal di sekolah hasilnya akan meningkat secra baik. Ketertarikan peneliti diwujudkan
dalam bentuk penelitian dengan judul “Penerapan Media Audio Visual Pada Pembelajaran
Musik Untuk Meningkatkan Teknik Vokal Bagi Siswa kelas X SMA Darma Satria Persada”.
Alasan dipilihnya lokasi penelitian tersebut antara lain adalah: Perbaikan dalam proses
pembelajaran dan ingin memiliki wawasan yang cukup tinggi dalam belajar teknik vokal,
khususnya pada pembelajaran seni yang diberikan di SMA Darma Satria Persada.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka fokus penelitian ini adalah:
Bagaimana penerapan media Audio Visual pada pembelajaran musik untuk meningkatkan teknik
vokal bagi siswa kelas X di SMA DARMA SATRIA PERSADA, selanjutnya dari fokus
penelitian itu adalah dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran melalui penerapan media audio visual pada pembelajaran
musik untuk meningkatkan teknik vokal bagi siswa kelas X di SMA Darma Satria Persada?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi proses pembelajaran melalui penerapan media audio
visual pada pembelajaran musik untuk meningkatkan teknik vokal bagi siswa kelas X di SMA
Darma Satria Persada?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memberikan gambaran tentang tindakan
pembelajaran di sekolah yang terkait dengan masalah:
1. Proses pembelajaran melalui penerapan media audio visual pada pembelajaran musik untuk
meningkatkan teknik vokal bagi siswa kelas X di SMA DARMA SATRIA PERSADA
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran penerapan media audio visual pada
pembelajaran musik untuk meningkatkan teknik vokal bagi siswa kelas X di SMA DARMA
SATRIA PERSADA
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembang pendidikan terutama yang berkaitan
dengan pemahaman siswa terhadap pembelajaran seni musik yaitu yang berkaitan dengan
dengan pembelajaran teknik vokal dengan melalui media audio visual. Selain itu penelitian ini
juga dapat memberikan kegunaan bagi:
1. Peneliti sendiri dalam hal ini sebagai guru pendidikan seni di SMA DARMA SATRIA
PERSADA untuk meningkatkan dan melaksanakan inovasi pembelajaran.
2. Memberikan wawasan terhadap profesionalisme guru khususnya yang berkaitan dengan
pembelajaran dengan media SMA DARMA SATRIA PERSADA, khususnya tim paduan suara.
3. Memberikan kontribusi dalam menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran teknik
vokal di SMA DARMA SATRIA PERSADA
E. Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian ini adalah bahwa melalui penggunaan media audio visual dalam pembelajaran
teknik vokal dapat membantu keberhasilan pembelajaran vokal di SMA DARMA SATRIA
PERSADA
F. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan
Kelas (classcroom action research) bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru dalam hal ini
peneliti pada proses pembelajaran teknik vocal di kelas X melalui PTK guru akan selalu
berusaha untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya dengan melalui tahapan yang berupa
siklus, setiap siklus merupakan perbaikan pembelajaran dari siklus sebelumnya berdasarkan hasil
refleksi guru melihat kekurangan-kekurangan dari situasi dan kondisi yang dialami dalam
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas X SMA DARMA SATRIA PERSADA, sehingga hasil
belajar siswa menjadi semakin meningkat. Contoh ptk seni budaya kurikulum 2013
Wiriaatmadja (2005:75) menyatakan bahwa tujuan dasar Penelitian Tindakan Kelas adalah
memperbaiki praktek pembelajaran guru di kelas”.
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
Keterangan:
R = Rendah S = Sedang T= Tinggi
1 = Belajar Informasi faktual
2 = Belajar pengenalan visual
3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur belajar
5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik
6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
Salah satu pengertian dari media pendidikan yang cukup populer adalah alat, metode, dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan
siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh sebab itu media pendidikan
adalah suatu bagian yang integral dari proses pendidikan. Dan karena itu menjadi suatu bidang
yang harus dikuasai oleh setiap guru yang profesional.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka, guru yang professional memiliki kemauan dan
kemampuan untuk menggunakan media pendidikan dalam proses pembelajaran karena media
pembelajaran sangat membantu keberhasilan guru dalam memberikan layanan pendidikan
kepada siswa-siswanya. Lebih luas lagi media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat luas
serta memiliki nilai yang sangat penting dalam dunia pendidikan di sekolah. Pofesi sebagai guru
adalah pekerjaan profesional. Karena itu diperlukan kemampuan dan kewenangan. Kemampuan
itu dapat dilihat pada kesanggupannya menjalankan peranannya sebagai guru: pengajar,
pembimbing, administrator, dan sebagai pembina ilmu.
Salah satu segi kemampuan ini, adalah sejauh manakah ia menguasai metodologi media
pendidikan di sekolah untuk kepentingan anak didiknya, sehingga memungkinkan perkembangan
mereka secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan.
2. Media Pembelajaran Vokal
Dari pengertian media pendidikan di atas kita menafsirkan media pendidikan dari sudut pandang
yang luas, dalam arti tidak hanya terbatas pada alat-alat audio/visual yang dapat dilihat dan
didengar, melainkan sampai pada kondisi di mana para siswa dapat melakukan sendiri. Dalam
pola demikian itu, maka tercakup pula di dalamnya pribadi dan tingkah laku guru.
Alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, terdiri dari:
1. Media tanpa proyeksi, seperti: papan tulis, papan tempel, papan planel, bagan, diagram, grafis,
poster, kartoon, gambar, dan lain-lain.
2. Media pendidikan tiga dimensi. Alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini.
3. Terdiri dari: model, benda asli, contoh/specimen, benda tiruan/mock-ups,
diorama, boneka, topeng, peta, globe, pameran, museum sekolah, dan lain
lain.
4. Media pendidikan yang mengunakan teknik atau masinal. Alat-alat yang tergolong ke dalam
kategori ini, meliputi antara lain: slide dan film strip, OHP, film, rekaman radio, televisi,
laboratorium, perkakas oto-instruktif, ruang kelas otomatis, sistem interkomuniasi, dan
komputer.
5. Sumber-sumber masyarakat, berupa obyek-obyek, peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-
bahan, masalah-masalah, dan sebagainya dari berbagai bidang, yang meliputi: daerah, penduduk,
sejarah, jenis-jenis kehidupan, mata pencaharian, industri, perbankan, perdagangan,
pemerintahan, kebudayaan, politik, dan lain-lain. Untuk mempelajari hal-hal tersebut diperlukan
berbagai metode, yakni: karyawisata, manusia sumber, survay, berkemah, pengabdian sosial,
kerja pengalaman, dan lain-lain.
Jenis-jenis media pembelajaran yang dikenal dewasa ini terdapat tiga kelompok besar
sebagaimana diungkap Abdulhak (2008) dapat diuraikan sebagai berikut:
1. media auditif.
2. media visual.
3. media audio visual.
Media auditif, adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja. Yang termasuk
jenis media ini antara lain meliputi tape recorder dan radio. Media visual, adalah media yang
hanya mengandalkan indra penglihatan. Jenis tersebut ini antara lain meliputi: gambar, foto, serta
benda nyata yang tidak bersuara. Media audio visual, adalah media yang mempunyai unsur suara
dan unsur gambar. Beberapa contoh media audio visual meliputi televisi, video, film, atau
demonstrasi langsung.
Media audiovisual dalam pembelajaran sering kita bedakan lagi menjadi dua macam yaitu:
(a). audio visual diam
(b) audio visual gerak.
Audiovisual diam adalah media yang menampilkan suara dan gambar diam (tidak bergerak).
Misalnya, film bingkai suara sound sistem, film rangkai suara, dan cetak suara. Audio visual
gerak adalah media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak. Misalnya,
film suara dan video-cassette.
Media audio merupakan media yang sering digunakan dalam pembelajaran vocal, media ini
sangat fleksibel karena bentuknya yang mudah dibawa, praktis, dan relatif murah (misalnya tape
compo, pengeras suara). Contoh ptk seni budaya sma Disamping media audio dalam
pembelajaran vocal sering digunakan media audio visual, yang dapat dipakai untuk mendengar,
melihat dan melakukan.
Dalam penelitian ini, media yang digunakan penulis adalah media audio visual diam dan gerak
karena keduanya digunakan oleh peneliti dalam pelaksanaannya siswa diharapkan selain
menguasai olah vokal yang baik juga diharapkan dapat menguasai kondisi tempat dan
ekspresinya dalam menyanyikan lagu atau dapat dikatakan mampu menguasai panggung.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode
Penelitian ini akan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas (classroom act/u/i research) bertujuan untuk memperbaiki kinerja
guru di kelas. sehingga hasil belajar siswa menjadi semakin meningkat. Wiriaatmadja (2005:75)
menyatakan bahwa tujuan dasar Penelitian Tindakan Kelas adalah memperbaiki praktek
pembelajaran guru di kelas”.
Alasan peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SMA DARMA
SATRIA PERSADA adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki proses pembelajaran seni musik di kelas sehingga menjadi lebih efektif dan
bermakna terutama bagi siswa sendiri.
2. Tidak menuntut waktu khusus artinya tidak mengganggu waktu mengajar guru sebagaimana
yang telah disediakan. Guru tetap mengajar sebagaimana biasanya dan tidak mengganggu
komitmennya sebagai seorang pengajar.
3. Membantu guru dalam hal ini peneliti memecahkan masalah yang dihadapinya dalam proses
belajar mengajar di kelas.
4. Menemukan berbagai kelemahan yang telah dilakukan selama ini dalam proses pembelajaran
sejarah di kelas
5. Mengkaji masalah-masalah situasional dan kontekstual yang dihadapi siswa dalam proses
pembelajaran seni musik.
C. Disain Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berbentuk siklus. Setiap siklus tidak hanya
berlangsung dalam satu kali tetapi dalam beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini yaitu pelajaran seni budaya dalam hal ini seni
musik, penelitian ini direncanakan dalam 3 siklus, model siklus yang digunakan dalam penelitian
ini berbentuk spiral sebagaimana yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (dalam
Hopkins,1993:48) yang meliputi perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengawasan (observe),
dan refleksi (reflect). Kemudian pada siklus kedua dan seterusnya jenis kegiatan yang dilakukan
guru dalam hal ini adalah peneliti pada dasarnya sama, tetapi ada modifikasi pada tahap
perencanaan.
Siklus kegiatan ini dapat digambarkan alur kegiatan Penelitian Tindakan Kelas berdasarkan
spiral (adaptasi dari Hopkins, 1993:48):
Gambar 3
Alur Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Berdasarkan Spiral
(Adaptasi dari Hopkins, 1993:48)
Keterangan gambar
Plan adalah perecanaan yang di lakukan
Action adalah kegiatan guru yang dilakukan
Observation adalah teknik pengumpulan data
Reflektif adalah hasil renungan setelah dilakukan observasi
Revised Plan adah perbaikan rencana sebagai rencana pembelajaran siklus berikutnya
D. Langkah-Langkah Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini secara rinci
diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan dilakukan untuk memperoleh gambaran awal secara lengkap mengenai
penyusunan rencana penelitian, memilih subyek dan tempat penelitian dan dapat memanfaatkan
informan serta menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti membuat 2 rencana siklus tiap siklus
terdiri dari 2 pertemuan adapun langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut :
a. Siklus I
1). Rencana Tindakan
Berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukakan pada tahap pra penelitian (PTK),
rencana tindakan dilakukan untuk menguji secara empiris apa yang menjadi bahan untuk
perbaikan pembelajaran. Rencana tindakan ini dibuat dan disusun berdasarkan hasil temuan pada
saat observasi awal dan tes assesmen. Tindakan ini diberikan kepada subyek penelitian yaitu
kelas X A berupa proses pembelajaran dengan membaca dan menyanyikan sebuah lagu model.
2). Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan tindakan dalam bernyayi dengan menngunakan olah vokal yang benar adalah
dilaksanakan dengan:
a). Mendengarkan dan menirukan suara yang dinyayikan oleh guru dengan menggunakan lagu
model.
Dalam kegiatan ini guru memberikan contoh bernyayi yang benar dengan bagaimana cara
mengucapkan vokal-vokal yang benar lagu yang pertama diperagakan guru adalah ” Bubuy
Bulan” dengan irama lagu 4/4 dengan menggunakan teknik vokal yang benar.
Setelah diberi contoh dan dipraktekan guru siswa menirukan untuk bernyanyi bersama-sama
kemudian guru menunjuk beberapa siswa yang ingin mencoba untuk menyanyi.
b). Mendengarkan dan memperhatikan pembentukan suara yang dikeluarkan dari mulut siswa
tentang ucapan huruf-huruf vokal dan konsosnan.
Langkah selanjutnya siswa disuruh mempraktekan bagaimana pembentukan suara dengan
mengucapkan huruf-huruf A, I, U, E, O.
c). Guru Menjelaskan dan mempraktekan cara-cara pernafasan yang baik ketika sedang
bernyanyi.
Langkah-langkaha berikutnya siswa diajak guru untuk mempraktekan bersama-sama cara
mengambil nafas dengan cara beberapa latihan pernafasan, misalnya tahan nafas untuk beberapa
detik lalu keluarkan dan dilakukan terus menerus.
d). Guru mempraktekan tentang bagaimana penjiwaan yang baik dalam teknik bernyanyi vokal.
Langkah selanjutnya dari proses ini, siswa diajak untuk melakukan sendiri tanpa bantuan atau
contoh dari guru untuk melakukan penjiwaan dalam bernyanyi secara optimal.
3). Pengamatan
Pada Tahap penelitian ini, peneliti membuat catatan pengamatan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru mitra dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui pedoman
observasi, serta memeriksa dan menilai hasil tes performance atau tes praktek.
4). Refleksi
Data yang diperoleh berupa catatan proses kegiatan guru, siswa dan hasil tes atau nilai baik
praktek maupun tertulis. Data observasi yang telah dikumpulkan dan setelah diinterprestasikan
kemudian dilakukan analisis untuk menentukan rencana tindakan selanjutnya berkaitan dengan
pembelajaran teknik vokal di kelas X A SMA DARMA SATRIA PERSADA dan rencana
tindakan ini disusun oleh peneliti sebagai guru mengajar dan guru mitra yang melakukan
pengamatan.
Pada langkah refleksi ini peneliti mendiskusikan implementasi rencana tindakan berdasarkan
temuan-temuan hasil pengamatan, dari hasil diskusi ini kemudian peneliti gunakan untuk rencana
perbaikan tindakan pembelajaran selanjutnya.
b. Siklus II
Setelah melaksanakan refleksi pada siklus I, selanjutnya guru dan peneliti merencanakan
tindakan untuk siklus II, pada pelaksanaan siklus II ini mencari dan mengamati berbagai hal
yang berkaitan dengan proses pembelajaran vokal yang dilakukan oleh guru dan siswa yang
sekiranya masih perlu diperbaiki oleh guru dari hasil observasi dan tes hasil belajar yang pada
akhirnya kekurangan yang ada pada siklus pertama dapat diperbaiki pada siklus II.
Peneliti membuat catatan lembar pengamatan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran melalui pedoman observasi serta memeriksa
hasil tes prestasi belajar.
Data yang diperoleh berupa catatan proses kegiatan guru , siswa dan skor dari proses
pembelajaran. Data yang telah diinterprestasikan kemudian di analisis untuk melaksanakan
rencana tindakan selanjutnya. Pada tahap refleksi peneliti melakukan diskusi dengan guru mitra
peneliti dan mendapatkan masukan serta informasi dari kesimpulan diskusi tersebut ditetapkan
apakah peneliti dan guru mitra masih perlu melakukan tindakan siklus berikutnya, jika hasil
diskusi masih memandang perlu adanya perbaikan pembelajaran berikutnya maka, peneliti dan
guru mitra merancang kembali rencana pembelajaran untuk siklus tersebut ( siklus 3), seperti
yang dilakukan pada siklus sebelumnya.
c. Siklus III
Pada siklus III ini peneliti melakukan perencanaan pembelajaran dengan mengulang kembali
bagaimana pembentukan teknik vokal mulai dengan posisi badan, bentuk mulut dan pernafasan
serta mengatur intonasi dalam bernyanyi yang pada dasarnya mengulangi pembelajaran pada
siklus II dengan menambah kualitas lagu yang beragam serta lebih banyak untuk menguji siswa
melalui dialog dan tanya jawab dalam menganalisis lagu atau tangga nada
E. Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini menggunakan cara yang dipakai oleh Miles dan Huberman (1992:16-18)
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan/verifikasi. Contoh ptk seni budaya sma Analisis data kualitatif merupakan
upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling berkaitan.