Anda di halaman 1dari 45

PROGRAM KERJA

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


SMA DARMA SATRIA PERSADA
TAHUN PELAJARAN 2018 - 2019

BAB I
PENDAHULUAN

0
A. Rasional
Salah satu peran Guru BK/Konselor di sekolah dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah mengembangkan program
Bimbingan dan Konseling (BK) secara terintegrasi dan terkoordinasikan dengan
baik. Jika koordinator BK yang diberikan kewenangan kebijakan di sekolah dalam
menatakelola BK tidak berjalan kondusif, maka program BK sulit diwujudkan
dengan baik. Untuk itu kebijakan program BK jangan sampai terpisah-pisah atau
mengabaikan kebijakan program pendidikan lainnya di sekolah, seperti kebijakan
tentang program pembelajaran baik akademik maupun non akademik, program
kesiswaan, serta program manajemen pendidikan di sekolah lainnya.
Semua komponen program BK harus terintegrasi, terkoordinasi dan saling
mendukung satu sama lain dan terarah pada tujuan akhir yang sama, yaitu
perkembangan peserta didik secara optimal dalam berbagai aspek (fisik, intelektual,
bakat, peminatan, rencana studi, karir, dsb.) sesuai dengan tingkat perkembangan
dan peluang lingkungannya. Pengelola sekolah harus memiliki kesamaan sikap dan
orientasi yang sama tentang kemajuan mutu yang ingin dicapai oleh sekolah secara
keseluruhan. Kebijakan pimpinan sekolah dalam hal program BK sebaiknya
ditetapkan berdasarkan atas pemahaman tentang hasil analisis potensi peserta didik
dan karakteristik lingkungan Provinsi Banten serta sumber daya pendidik dan
tenaga kependidikan yang profesional, juga ketersediaan sarana dan prasarana
penunjang belajar dan pembelajaran yang memadai di sekolah.
Untuk itu dalam penyusunan program BK dalam Kurikulum 2013, struktur
dan isi/materi programnya bersifat fleksibel, harus disesuaikan dengan kondisi atau
kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil penilaian kebutuhan (needs assessment)
di sekolah.

B. Landasan Bimbingan dan Konseling


Landasan yang menjadi acuan program layanan bimbingan dan konseling
di SMAN CMBBS adalah sebagai berikut:
1. Landasan Formal/Yuridis

1
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah
pendidik, Pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa
pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, tentang perubahan atas PP
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat
pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan
pendidikan difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan.
d. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2007 untuk memberi arah
pengembangan profesi konseling di sekolah dan di luar sekolah.
e. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan
Konseling Dalam Jalur Pendidikan Profesional Th. 2007
f. SKB Mendikbud dan kepala BAKN No 0433/F/1993 No. 25 Th. 1993.
g. Kebijakan Sekolah

2. Landasan Konseptual
Landasan konseptual ini berdasarkan kepada manusia yang secara hakiki
sebagai pribadi dan sebagai makhluk sosial, diantaranya:
a. Landasan Filosofis
(1) Manusia sebagai makhluk sosial yang educable perlu mendapatkan
pendidikan untuk menjadikannya manusia dewasa dan mandiri.
Manusia juga makhluk unik yang berbeda antara satu dan lainnya dalam
berbagai hal.
(2) Bimbingan dan konseling adalah profesi yang menekuni masalah sikap,
kepribadian, serta keunikan manusia berupaya menelusuri dan

2
mewujudkannya menuju kedewasaan dan kemandirian sesuai bakat,
minat serta keunikan tersebut.
(3) Arah peminatan adalah program yang dipilih peserta didik berdasarkan
bakat, minat, serta keunikannya meraih perestasi yang bermakna bagi
diri dan masa depannya.
b. Landasan Religius
Sebagai mahluk ciptaan Allah SWT. Tuhan yang telah menunjukkan
bahwa agama adalah pedoman bagi kehidupan seluruh manusia, maka
agama merupakan acuan untuk melaksanakan kaidah-kaidah (aturan-aturan
hukum) keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah Tuhan YME
c. Landasan Psikologis
Manusia sebagai pribadi memiliki dan membawa “potensi” yang beragam
dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Secara psikologis
layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha membantu
peserta didik menjalani tugas-tugas perkembangannya secara memadai.
Adapun tugas perkembangan peserta didik SMA, antara lain:
(1) Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YME.
(2) Mencapai kematangan dalam hubungan dengan teman sebaya, serta
kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita
(3) Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat.
(4) Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan
program kutikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan
tinggi, serta berperan dalam kehidupan yang lebih luas.
(5) Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
(6) Mencapai kematangan gambar dan sikap tentang kehidupan mandiri,
secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi.
(7) Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(8) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi sosial dan intelektual
serta apresiasi seni.

3
(9) Mencapai kematangan dalam system etika dan nilai.
d. Landasan Sosial Budaya
(1) Bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai adat ketimuran juga
menjunjung tinggi “budi pekerti” luhur dan kesantunan serta
keramahan, syarat dengan tradisi penuh makna, keragaman budaya
bangsa dan negara perlu dipatenkan dan dilestarikan agar eksistensi
bangsa dapat dipertahankan.
(2) Bangsa Indonesia juga terdiri dari berbagai suku dan agama namun ada
dalam satu naungan yaitu Pancasila, kendatipun berbeda namun tetap
berada dalam kesatuan Republik Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika.
e. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Lembaga pendidikan merupakan lingkungan yang menanamkan ilmu
pengetahuan (knowledge/kognitif), skill (keterampilan) dan peneneman
sikap serta nilai-nilai (afektif/attitude dan values) didukung teknologi
pembelajaran yang menunjang lingkungan pada lembaga pendidikan
adalah “ramah” transformasi ilmu secara ilmiah melalui pemanfaatan.
f. Landasan Pedagogik
(1) Pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, jejaring berbasis
alat multimedia dan interaktif.
(2) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan
(users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap peserta didik.
(3) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran
ilmu pengetahuan jamak
(4) Pola pasif menjadi pembelajaran kritis yang aktif-mencari dan berbasis
kelompok (team-work)
(5) Pola pembelajaran dengan penerapan didaktik metodik yang tepat agar
peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berfikir holistik,
kreatif, objektif, inovatif dan logis sehingga merasa “nyaman” di
kelas/di ruang BK yang pada akhirnya memacu peserta didik untuk
mengoptimalkan potensi dan mengembangkan dirinya.

4
C. Visi dan Misi
1. Visi
Terwujudnya kemandirian peserta didik secara optimal sesuai dengan
hakikat kemanusiaanya sebagai hamba Allah SWT dan makhluk sosial
dalam berhubungan dengan manusia dan alam semesta sehingga dapat
meraih kehidupan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan
bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan prestasi baik akademik
maupun non akademik, pengentasan masalah belajar dan pembelajaran,
serta perencanaan studi dan karier agar berkembang secara optimal, mandiri
dan bahagia.
2. Misi
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah yaitu untuk membantu
pengembangan diri peserta didik secara optimal agar mampu mandiri untuk
dapat menjalani kehidupan sehari-hari secara efektif, kretif dan dinamis,
serta memiliki kecakapan hidup untuk masa depannya melalui:
a. Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta melalui
pembentukan prilaku efektif-normatif dan ketakwaan kepada Allah SWT
dalam kehidupan sehari-hari danmasa depan.
b. Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
peminatan akademik peserta didik di lingkungan sekolah untuk
berprestasi dan berkarier setinggi-tingginya.
c. Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah
pribadi-sosial peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
D. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan visi dan misi layanan bimbingan dan konseling, tujuan layanan
bimbingan dan konseling di SMAN CMBBS adalah sebagai berikut:
1. Membantu peserta didik memahami, menerima, mengarahkan, dan
mengembangkan potensi minat, bakat, kreativitas dan kemampuannya, serta
kompetensi belajarnya seoptimal mungkin.

5
2. Membantu peserta didik menyesuaikan diri dengan keadaan dan kebiasaan
dalam kehidupan di lingkungan asrama, sekolah, dan masyarakat serta
kemampuan sosial dalam kehidupan keagamaan.

3. Membantu peserta didik memiliki wawasan terhadap arah studi dan perencanaan
karier serta mandiri dalam merencanakan kehidupan masa depannya yang sesuai
dengan tuntutan baik pada saat ini maupun di masa yang akan datang.

E. Fungsi Bimbingan dan Konseling


Pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dilaksanakan
secara optimal melalui fungsi-fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik
memahami diri, tuntutan studi, peminatan dan lingkungannya.
2. Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk
membantu peserta didik memelihara dan menumbuhkembangkan berbagai
potensi dan kondisi positif yang dimilikinya secara optimal sesuai dengan
tuntutan karakter cerdas yang terpuji.
3. Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik
mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang
dapat menghambat perkembangan diri pada umumnya, dan kesuksesan studi
serta peminatan pada khususnya.
4. Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik
mengatasi atau mengentaskan masalah yang dialaminya.
5. Fungsi Advokasi, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik
memperoleh pembelaan atas hak dan/atau kepentingannya, baik berkenaan
dengan hak-hak kehidupan pada umumnya, maupun yang berkenaan dengan hak
kependidikan pada khususnya yang kurang atau tidak mendapat perhatian.

F. Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling


Prinsip dan asas dasar pelayanan bimbingan dan konseling adalah sebagai
berikut:

6
1. Prinsip-prinsip pelayanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan kondisi
diri peserta didik sebagai sasaran layanan dan permasalahan yang dialaminya,
program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan, mengacu pada
pelayanan yang efektif dan efisien, untuk kehidupan yang cerdas dan
berkarakter. Yaitu sebagai berikut:
a. Sasaran layanan; (1) melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis
kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi, (2) memperhatikan tahapan
perkembangan individu, (3) perhatian adanya perbedaan individu “individual
defferencies” dalam layanan
b. Permasalahan yang dialami individu / konseli; (1) menyangkut pengaruh
kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh
lingkungan baik di rumah, di sekolah dan masyarakat sekitar, (2) Timbulnya
masalah pada individu oleh karena adanya kesenjangan sosial ekonomi dan
budaya
c. Program Pelayanan BK; (1) BK bagian integral dari upaya pendidikan dan
pengembangan diri konseli, (2) harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan
konseli maupun lingkungan, (3) untuk SMA disusun dengan
mempertimbangkan adanya tahapan perkembangan individu, (4) perlu
diadakan penilaian hasil layanan
d. Tujuan dan pelaksanaan pelayanan; (1) diarahkan untuk pengembangan
individu yang akhirnya mampu secara mandiri, (2) pengambilan keputusan
yang diambil oleh konseli hendaknya atas kemauan diri sendiri, (3)
permasalahan individu dilayani oleh tenaga ahli / profesional yang relevan
dengan permasalahan individu, (4) perlu adanya kerja sama dengan personil
sekolah dan orangtua siswa serta bila perlu dengan pihak lain yang
berkewenangan dengan permasalahan individu, (5) proses pelayanan BK
melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian
layanan
2. Asas-asas pelayanan bimbingan dan konseling: Keterlaksanaan dan keberhasilan
pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-
asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian,

7
kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut
wuri handayani
a. Asas kerahasiaan, untuk menjaga kerahasian peserta didik (klien) guru
pembimbing/Konselor berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua
data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
b. Asas Kesukarelaan, guru pembimbing/Konselor berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan peserta didik dalam mengikuti layanan yang
diperlukannya.
c. Asas keterbukaan, guru pembimbing/Konselor berkewajiban
mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien).
d. Asas Kegiatan, guru pembimbing/Konselor perlu mendorong peserta didik
untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang
diperuntukkan baginya.
e. Asas Kemandirian, guru pembimbing/Konselor hendaknya mampu
mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakan bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
f. Asas Kekinian, asas yang mengacu pada obyek sasaran layanan bimbingan
dan konseling pada permasalahan peserta didik (klien) dalam kondisi
sekarang.
g. Asas Kedinamisan, isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) hendaknya
selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari
waktu ke waktu.
h. Asas keterpaduan, adanya kerja sama antara guru pembimbing/Konselor dan
pihak-pihak yang berperanan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan
dan konseling.
i. Asas Kenormatifan, segenap layanan bimbingan dan konseling tidak boleh
bertentangan dengan nilai dan norma yang ada.
j. Asas Keahlian, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.

8
k. Asas Alih tangan kasus, layanan yang dilakukan bila pihak-pihak yang tidak
mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan
tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.
l. Asas Tut Wuri Handayani, dapat menciptakan suasana yang mengayomi
(memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan
rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada
peserta didik (klien) untuk maju.

G. Struktur Program
Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan usaha membantu peserta
didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar
serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan Bimbingan dan Konseling
memfasilitasi pengembangan peserta ddik, secara individual, kelompok dan atau
klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi,
Serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi
kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.
Muro & Kottman (1995) mengemukakan struktur program bimbingan dan
konseling diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan : 1) Layanan dasar
bimbingan, 2) Layanan responsive, 3) Perencanaan individual, dan 4) Dukungan
system.
1. Layanan Dasar
Merupakan proses pemberian bantuan kepada peserta didik secara sistematis
melalui kegiatan-kegiatan klasikal atau kelompok. Layanan dasar bimbingan
merupakan inti dari pendekatan perkembangan yaitu layanan bantuan bagi
seluruh siswa (for all) melaui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yang
disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu peserta didik
mengembangkan potensinya secara optimal. Layanan dasar bimbingan diberikan
melaui jenis-jenis layanan pemberian informasi dan diskusi atau sharing
pendapat (brain-storming).

9
Pemberian informasi dan diskusi ini berkaitan dengan aspek-aspek pribadi,
sosial, belajar dan karir, Layanan pemberian informasi akan berguna bagi
pengembangan diri, penyesuaian diri, dan pengambilan keputusan. Layanan
diskusi atau curah pendapat dapat memfasilitasi para peserta didik untuk belajar
menghargai pendapat orang lain, bersikap respek terhadap orang lain dan
membanggakan kepercayaan dirinya.
Layanan dasar bertujuan untuk membantu semua peserta didik agar memperoleh
perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, memperoleh
keterampilan dasar hidupnya.
Tujuan layanan dasar ini dapat juga dirumuskan sebagai berikut :
a. Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, dan agama).
b. Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung
jawab atau seperangkat tingkah laku tepat (memadai) bagi penyesuaian
dirinya dengan lingkungannya.
c. Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya
Strategi pelaksanaan layanan dasar dapat dilakukan baik melalui kontak
langsung maupun tidak langsung. Strategi ini dapat dilakukan melalui pelayanan
klasikal, orientasi, informasi, bimbingan kelompok, dan pelayanan
pengumpulan data. Masing-masing strategi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal adalah proses memfasilitasi perkembangan konseli
(peserta didik) dengan cara melakukan kontak langsung di kelas secara
terjadwal dalam bentuk diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat).
Tujuan bimbingan klasikal adalah sebagai berikut: (1) memfasilitasi konseli
menemukan alternatif pemecahan masalah, (2) menjaga diri agar tidak
bermasalah, (3) menemukan alternatif pengembangan diri sesuai dengan
potensi yang dimiliki, (4) memfasilitasi konseli memperoleh penguatan atas
perilaku positif yang dilakukannya, (5) memfasilitasi konseli agar dapat

10
mengembangkan potensi, (6) tanggung jawab, (7) hubungan interpersonal,
(8) motivasi, (9) komitmen, dan (10) daya juang serta pengembangan karir.
Adapun jenis layanan yang diberikan dalam bimbingan klasikal berupa:
1) Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah suatu kegiatan yang memungkinkan konseli
dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, iklim, dan
budaya sekolah. Melalui layanan orientasi peserta didik diharapkan
mengenal lingkungan, personel sekolah (Kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, dewan guru, pegawai tata usaha, petugas laboratorium, petugas
perpustakaan, pengurus OSIS, dan lain-lain), kegiatan di sekolah, dan
budaya sekolah tempat siswa belajar.
2) Layanan Informasi
Layanan informasi adalah pemberian informasi tentang berbagai hal yang
dipandang bermanfaat bagi konseli melalui komunikasi langsung maupun
tidak langsung. Layanan informasi bertujuan membantu peserta didik
memperoleh informasi yang berkenaan dengan pribadi, sosial, belajar, dan
karir.
Berikut ini merupakan materi pengembangan layanan informasi:
a) Informasi pengembangan potensi, kemampuan, dan kondisi pribadi
antara lain sebagai berikut : Kecerdasan, Bakat, Minat, Karakteristik
pribadi, pemahaman diri, Tugas perkembangan, Gejala perkembangan
tertentu, Perbedaan individual, Keunikan diri, dan sebagainya.
b) Informasi potensi, kemampuan dan kondisi hubungan sosial antara lain
sebagai berikut Pemahaman terhadap orang lain, Kiat berteman,
Hubungan antar remaja, Hubungan dalam keluarga, Hubungan dengan
guru, orangtua dan pimpinan masyarakat, Data sosiogram,dll
c) Informasi tentang potensi, kemampuan, kegiatan dan hasil belajar
antara lain sebagai berikut: Kiat belajar, Kegiatan belajar di dalam
kelas, Belajar kelompok, Belajar mandiri, Hasil belajar mata pelajaran,
Persiapan ujian.

11
d) Informasi tentang potensi, kemampuan, arah, dan kondisi karir antara
lain sebagai berikut: Hubungan antara bakat, minat, pekerjaan dan
pendidikan, Persyaratan karir, Pendidikan umum dan pendidikan
kejuruan, Informasi karir / pekerjaan / pendidikan
b. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah pelayanan yang diberikan oleh konselor kepada
peserta didik melalui kelompok kecil (5 sampai dengan 10 orang). Tujuan
bimbingan kelompok adalah merespon kebutuhan dan minat peserta didik
mengenai masalah yang bersifat umum yang dirasakan sebagai masalah
bersama.
2. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki
kebuthan atau masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera. Layanan
ini bertujuan untuk membantu para siswa dalam memiliki kebutuhan yang
dirasakan pada saat ini, atau para siswa yang dipandang mengalami hambatan
(kegagalan) dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Selain itu juga
bertujuan membantu para pesera didik agar dapat memenuhi kebutuhannya dan
memecahkan masalah yang dihadapinya, baik berupa hambatan atau kegagalan
dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu
berupa ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri atau perilaku yang
bermasalah (maladjustment)
Layanan responsif dapat dilakukan dengan beberapa strategi antara lain melalui
konseling individual, konseling kelompok, referal, kolaborasi, bimbingan teman
sebaya, konferensi kasus, dan kunjungan rumah. Masing-masing srtategi
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konseling Individual
Konseling individual adalah proses memfasilitasi konseli agar mampu
menyadari dan berkomitmen terhadap pentingnya keluar dari masalah,
menjaga diri agar tidak bermasalah, dan pentingnya pengembangan diri
melalui komunikasi konseling baik secara berhadapan maupun melalui
media.

12
Tujuan konseling individual adalah membantu konseli dalam
mengidentifikasi masalah yang dihadapinya, membantu konseli dalam
menemukan penyebab masalah membantu konseli dalam menemukan
alternatif pemecahan masalah dan membantu konseli mengambil keputusan
secara tepat.
Prediksi masalah dalam konseling individual adalah kurangnya pemahaman
konseli mengenai potensi diri, ketidakmampuan konseli dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosial, kurang motivasi dan solusi dalam menghadapi
permasalahan belajar, dan konseli merasa perlu mendapatkan pengarahan
dalam perencanaan karir.
b. Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan jenis layanan yang memungkinkan konseli
memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang
dialaminya melalui dinamika kelompok. Tujuan dari konseling kelompok
adalah mengurangi rasa canggung dalam mengungkapkan permasalahan,
meminimalisir beban yang diderita konseli, memunculkan alternatif
penyelesaian masalah yang lebih variatif, dan membantu mengentaskan
persoalan berat yang dialami konseli.
Prediksi masalah dalam konseling kelompok adalah sejumlah peserta didik
yang memiliki permasalahan yang sama (disadari atau tidak disadari), konseli
yang memiliki masalah dengan teman di sekolahnya, dan masalah yang
meliputi permasalahan pribadi, sosial, belajar, dan karir
c. Referal
Referal yaitu kegiatan atau proses mengalihtangankan kasus dari konselor
kepada pihak yang lebih kompeten baik internal maupun eksternal.
Tujuannya adalah agar konseli mendapat pennganan yang lebih tepat dan
tuntas atas masalah yang dialaminya, dengan jalan memindahkan penanganan
kasus dari satu pihak kepada pihak lain yang lebih ahli/kompeten.
d. Konferensi Kasus
Konferensi kasus yaitu pembahasan permasalahan secara spesifik. Peserta
didik tertentu dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak

13
terkait (seperti konselor sebagai penyelenggara, wali kelas, guru mata
pelajaran, kepala sekolah, orang tua dan tenaga ahli lainnya) untuk
memudahkan terentaskannya permasalahan yang dihadapi konseli. Tujuan
dari konferensi kasus adalah terhimpunnya data dan keterangan yang relevan,
jelas, mendalam, dan konperhensif tentang permasalahan konseli kepada
pihak-pihak yang berkepentingan atau yang bersangkutan, sehingga
penanganan masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas.
e. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah yaitu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh berbagai
keterangan (data) yang diperluan dalam pemahaman lingkungan dan
permasalahan konseli, yang ditujukan untuk pembahasan serta pengentasan
permasalahan konseli. Kunjungan rumah memiliki tujuan sebagai berikut :
1) Untuk memperoleh berbagai keterangan tambahan yang diperlukan dalam
memahami lingkungan dan permasalahan konseli terutama mengenai
keadaan orang tua/keluarganya.
2) Untuk mengkomunikasikan kepada orang tua tentang permasalahan yang
sedang dihadapi konseli.
3) Membangun komitmen orang tua terhadap pembahasan dan pengentasan
permasalahan konsel
3. Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada
semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa
depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya.
Layanan ini bertujuan membantu siswa membuat dan mengimplementasikan
rencana-rencana pendidikan, karir dan sosial pribadinya Membantu siswa
memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri,
kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana- rencana itu sesuai
pemantauan dan pemahamannya. Selain itu layanan ini juga bertujuan untuk
membimbing siswa agar memiliki kemampuan untuk memutuskan tujuan,
perencanaan, atau pengelolaan terhadap dirinya, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir. Juga dapat belajar memantau dan memahami

14
perkembangan dirinya. Dapat melakukan kegiatan atau tindakan berdasarkan
pemahamannya atau tujuan yang telah dirumuskan secara proaktif.
Adapun isi layanan perencanaan individual, sebagai berikut:
a. Bidang pendidikan dengan topik-topiknya belajar yang efektif, belajar
memantafkan program keahlian yang sesuai denganbakat, minat, dan
karakteristik kepribadian lainnya.
b. Bidang karir dengan topik-topiknya mengidentifikasi kesempatan karir yang
ada di lingkungan masyarakat, mengembangkan sikap yang positif terhadap
dunia kerja dan merencanakan kehidupan karirnya.
c. Bidang sosial-pribadi yang topik-topiknya adalah mengembangkan konsep
diri yang positif, mengembangkan keterampila-keterampilan sosial yang
tepat, belajar menghindari konflik dengan teman, dan belajar memahami
perasaan orang lain.

H. Format Program
1. Program Kerja Umum, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing tingkatan
kelas di sekolah. Yang terdiri atas program tahunan, semesteran, bulanan,
mingguan dan harian dalam bentuk Satuan kegiatan layanan Bimbingan dan
Konseling (Satlan-BK atau RPL/SKL-BK) dan dilaksanakan sesuai dengan
sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.
Rencana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling ini meliputi kegiatan di
dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang
menjadi tanggung jawab Guru BK/konselor masing-masing tingkatan kelas di
sekolah.
2. Program Kerja Khusus Peminatan, yaitu program pelayanan bimbingan dan
konseling yang dilaksanakan mulai siswa diterima di kelas X (sepuluh)

I. Pendekatan Kegiatan Layanan


1. Pendekatan Individual, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling
yang melayani peserta didik secara perorangan.

15
2. Pendekatan Kelompok, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling
yang melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
3. Pendekatan Klasikal, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas.
4. Pendekatan Lapangan, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas
atau lapangan.
5. Pendekatan Diperluas, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak
yang dapat memberikan akses atau kemudahan.

BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING

A. Arah Layanan Program Bimbingan dan Konseling


Secara keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling terselenggara
dalam lima arah pelayanannya, yaitu:
1. Pelayanan Dasar

16
Yaitu pelayanan kepada terpenuhinya kebutuhan peserta didik yang paling
elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta
kebutuhan hubungan sosio-emosional. Orang tua, guru, dan orang-orang yang
dekat (significant persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar peserta didik. Dalam hal ini Guru BK/Konselor pada umumnya
berperan secara tidak langsung dan mendorong para significant persons)
berperan optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer peserta didik.
2. Pelayanan Pengembangan
Yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan
tahap-tahap dan tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan
pengembangan yang cukup baik peserta didik akan dapat menjalani kehidupan
dan perkembangan dirinya dengan wajar, tanpa beban yang membatkan,
memperoleh penyaluran bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara
optimal, serta menatap masa depan dengan cerah. Pelayanan BK yang
dilaksanakan oleh Guru BK/Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada
tahap dan tugas perkembangan peserta didik.
3. Pelayanan Arah Peminatan Studi
Yaitu pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan peserta didik
sejak masuk di kelas X (sepuluh) sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang
ada. Arah peminatan ini terkait dengan bidang bimbingan pribadi, sosial,belajar,
dan karir dengan menggunakan segenap perangkat (jenis layanan dan kegiatan
pendukung) yang ada dalam pelayanan BK. Pelayanan peminatan peserta didik
ini terkait pula dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.
4. Pelayanan Teraputik
Yaitu pelayanan untuk menangani permasalahan yang diakibatkan oleh
gangguan terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta
pelayanan peminatan. Permasalahan tersebut dapat terkait dengan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kehidupan keluarga,kegiatan belajar, dan karir. Dalam
upaya menangani permasalahan peserta didik, Guru BK/Konselor memiliki
peran dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru BK/Konselor dapat

17
menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar, pelayanan pengembangan, dan
pelayanan peminatan.
5. Pelayanan Diperluas
Yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri peserta didik pada satuan
pendidikan, seperti personil satuan pendidikan,orangtua, dan warga masyarakat
lainnya yang semuanya itu terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan
arah pokok terselenggaranya dan suksesnya tugas utama satuan pendidikan,
proses pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi peserta didik.
Pelayanan diperluas ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung
dengan kegiatan pelayanan dasar,pengembangan peminatan, dan pelayanan
teraputik tersebut di atas.

B. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling


Dengan arah pelayanan sebagaimana tersebut di atas, bidang pelayanan BK
pada satuan pendidikan pada khususnya adalah bidang pengembangan kehidupan
pribadi, sosial, kemampuan belajar dan pengembangan karir. Keempat bidang ini
diintegrasikan secara simultan dan menyeluruh dengan pelayanan pembelajaran
oleh guru mata pelajaran, peserta didik diarahkan untuk menjadi pribadi yang utuh,
berkembang secara optimal, tangguh, mandiri dan berkemampuan mengendalikan
diri.Yaitu:
1. Pengembangan Kehidupan Pribadi, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi kehidupan yang berkarakter cerdas
dan beragamana sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya
secara realistik
2. Pengembangan Kehidupan Sosial, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan kemampuan
hubungan sosial yang sehat, efektif dan berkarakter-cerdas dengan teman
sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3. Pengembangan Kemampuan Belajar, yaitu bidang pelayanan BK yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar sesuai program

18
studi dan arah peminatannya, berdisiplin, ulet dan optimal dalam rangka
mengikuti pendidikan pada jenjang/jenis satuan pendidikannya, serta belajar
secara mandiri.
4. Pengembangan Karir, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik
dalam menerima, memahami dan menilai informasi serta memilih dan
mengambil keputusan arah karir secara jelas, objektif dan bijak.
C. Kegiatan Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Program Harian/Mingguan/Bulanan
Pada dasarnya program kegiatan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakan oleh guru BK berlangsung setiap hari, setiap minggu, sepanjang
semester dan sepanjang tahun.
Oleh karena itu dalam program kegiatan harian / mingguan / bulanan ini
kami mencoba menuangkan ke dalam jenis-jenis layanan yang diperkirakan
menjadi kebutuhan siswa dan perkiraan volume kegiatan yang disesuaikan dengan
situasi, kondisi, sarana dan prasarana yang tersedia.
MATRIK PROGRAM HARIAN / MINGGUAN / BULANAN
NO Jenis Layanan Volume kegiatan tiap
Ket
minggu
1 2 3 4
1 Layanan Orientasi 2 - - - *
2 Layanan Informasi 1 2 1 1 *
3 Layanan Penepatan/Penyaluran - - 2 - *
4 Layanan Pembelajaran - 1 - 2 **
5 Layanan Konseling Perorangan 3 3 3 3 *
6 Layanan Bimbingan Kelompok 4 4 4 4 *
7 Layanan konseling Kelompok 2 2 2 2 ***
8 Aplikasi Instrumentasi 2 2 2 2 ****
9 Himpunan Data - - - - *****
10 Konferensi Kasus - - - - ***
11 Kunjungan Rumah 1 1 1 1 ****
12 Alih Tangan Kasus - - - - ******
JUMLAH 15 15 15 15
Keterangan :
* : Kemungkinan dilaksanakan di ruang kelas
** : Dilaksanakan di ruang BK
*** : Bekerja sama dengan pihak lain ((wali kelas, guru mata pelajaran)
**** : Kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun
***** : Dilaksanakan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan

19
****** : Beban tugas maksimal guru BK dengan siswa asuh lebih dari 250
orang adalah 30 jam dan dihargai sama dengan 15 kegiatan

Dari matrik di atas disusun Perencanaan Program Pelayanan BK berupa


Satuan kegiatan layanan (SKL-BK/Satlan-BK) untuk Program Harian, Mingguan
dan Bulanan. Setelah itu Guru BK/Konselor membuat Agenda Kerja Guru BK baik
untuk kegiatan klasikal/kelompok maupun individual, baik kegiatan di kelas
maupun di ruang konseling.
Berdasarkan data hasil identifikasi kebutuhan dan/atau masalah siswa yang
tertuang pada program tahunan, guru BK membuat prioritas layanan untuk siswa
yang mendesak dikonseling dan mencatat hasilnya pada Kartu Konseling. Selain
kebutuhan layanan yang mendesak layanan bimbingan melalui program harian,
mingguan dan bulanan juga bersifat insidentil atas kemauan siswa yang
bermasalah, baik masalah pribadi, belajar, sosial, karir, keluarga, ekonomi,
kesehatan, dan masalah lainnya.
Layanan konseling juga dapat dilakukan bagi siswa yang mendapatkan
rekomendasi dari guru piket, guru mata pelajaran ataupun wali kelas. Jika hasil
konseling melibatkan orang tua siswa, guru BK berkoordinasi dengan bagian TU,
bagian Kesiswaan untuk mengundang orang tua siswa terkait. Guru BK
menjelaskan dari hasil konseling terkait kepada orang tua agar dapat bekerja sama
melakukan pembinaan dari hal yang dikeluhkan siswa. Guru BK
mengkoordinasikan kepada walikelas dan guru mata pelajaran untuk membantu
memantau siswa dengan status out standing student (bermasalah).
Jika diperlukan, oleh karena ketidakmampuan orang tua datang ke sekolah
(dengan alasan ekonomi dan kesehatan atau beberapa kali dipanggil tidak datang)
wali kelas mencari informasi berkunjung ke rumah orang tua siswa (Home Visit).
Home visit juga bisa dilaksanakan apabila dibutuhkan informasi yang berkaitan
dengan permasalahan yang dihadapi siswa (misal: ketidak hadiran).
Jika masalah tidak terselesaikan karena memerlukan pendapat / perhatian
dari guru lain yang terkait maka diadakan konferensi kasus bersama orang tua

20
siswa, bahkan jika diperlukan juga melibatkan Waka Bidang Kesiswaan serta
Kepala Sekolah.
Sekiranya masalah siswa yang memerlukan penanganan khusus seperti dari
Dokter, Psikolog, Kepolisian maka siswa dialihtangankan (Referal) kepada yang
berwenang di antara tersebut di atas dengan mengisi formulir.
Layanan BK yang telah dilaksanakan dituangkan dalam formulir rekap
pelaksanaan program layanan Bimbingan dan Konseling. Berupa Laporan harian,
mingguan dan bulanan.
2. Program Semester
Program semester merupakan rekapitulasi dari perkiraan program kegiatan
harian / mingguan / bulanan. Yang tentu saja disesuaikan dengan situasi kondisi
dan kebutuhan siswa masing-masing.
Penyusunan program untuk semester sepenuhnya diserahkan kepada guru
BK masing-masing kelas dengan mengacu kepada kegiatan layanan dan volume
kegiatan / mingguan dalam program kegiatan harian.
Untuk mengamati tingkah laku siswa terkait dengan tingkah lakunya baik
di kelas maupun di luar kelas guru BK berkoordinasi dengan guru-guru mata
pelajaran dengan mengisi formulir pedoman observasi.
Untuk lebih menjelaskan mengenai kegiatan layanan yang akan
dilaksanakan oleh guru BK masing-masing kelas, maka selain garis besar program
semester, akan dijabarkan pula masing-masing kegiatan layanan tersebut kedalam
bentuk satuan kegiatan layanan, dan bentuk satuan kegiatan pendukung untuk
masing-masing kegiatannya. Berdasarkan layanan bimbingan yang tersedia dalam
setiap semester tersebut, Koordinator BK menyusun personel BK yang terdiri dari
guru BK beserta pembagian tugasnya. Setiap guru BK membuat satuan kegiatan
layanan bimbingan dan konseling (Satlan-BK) yang selanjutnya diajukan kepada
kepala sekolah untuk mendapatkan persetujuan.
Untuk kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling di kelas dilaksanakan
secara terjadwal berdasarkan kondisi sekolah, dengan ketentuan:
a. Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menye-
lenggarakan bimbingan klasikal, layanan informasi, penempatan dan

21
penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan
lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
b. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah minimal 1 (satu) jam per kelas per
minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.
c. Di luar jam pembelajaran terjadwal, dilakukan untuk menyelenggarakan
layanan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok,
konseling kelompok, dan mediasi, konsultasi, kegiatan konferensi kasus,
himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan
kasus, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
d. Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam
pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam
kelas.
e. Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran sekolah
maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan
dilaporkan kepada pimpinan sekolah.
f. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling di dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor
dengan persetujuan pimpinan sekolah.
Berdasarkan program kerja tersebut koordinator BK membuat jadwal
kegiatan layanan bimbingan dan konseling per semester yang memuat program
bulanan tentang operasional pelayanan bimbingan dan konseling. Volume
keseluruhan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dalam satu minggu
minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah 18-24 jam, atau
150 – 250 siswa per tahun. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
3. Program Tahunan
Setiap awal tahun pelajaran baru, Koordinator BK membuat perencanaan
program layanan Bimbingan dan Konseling, berdasarkan hasil analisa assesmen
kebutuhan layanan kepada peserta didik, yang selanjutnya diajukan kepada kepala
sekolah untuk mendapatkan persetujuan. Need assessment dimaksud diperoleh

22
melalui aplikasi instrumentasi atau kegiatan pendukung layanan bimbingan
konseling dengan menggunakan:
 Angket Siswa dan orang tua
 ATP / ITP
 Daftar Cek Masalah
 Peta Siswa dan Peta Rawan Kelas
 Sosiometri : Lembar Isian Sosiometri, Tabel Sosiometri, dan Lembar
Sosiogram.
Program layanan Bimbingan dan Konseling yang telah disetujui dan
disahkan kepala sekolah akan menjadi program kerja operasional Bimbingan dan
Konseling. Program Kerja Tahunan bimbingan dan konseling ini dibuat semata-
mata sebagai pola atau acuan umum bagi pelaksanaan program satuan layanan atau
satuan pendukung.
Oleh karena program-program satuan layanan dan satuan pendukung
merupakan wujud nyata dari kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap
peserta didik dengan segala karakteristik dan kebutuhannya, maka uraian kegiatan
yang tertuang dalam program kerja tahunan ini mungkin saja dalam pelaksanaannya
di lapangan akan disesuaikan oleh guru BK dengan program harian, mingguan atau
bulanan melalui satuan kegiatan layanan dan satuan kegiatan pendukung yang
disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan siswa saat ini.
Untuk program khusus BK arah peminatan peserta didik, terlebih dahulu
guru BK memberikan angket tentang program peminatan yang akan dipilih siswa
sesuai bakat, minat dan kemampuan prestasi belajar siswa. Kemudian angket
tersebut direkap dalam form Data minat dan kemampuan siswa sebagai salah satu
pertimbangan dalam kriteria peminatan. Rekapitulasi data peminatan kemudian
diserahkan kepada bidang akademik/kurikulum yang berhubungan dengan
peminatan, wali kelas dan bidang kesiswaan. Substansi program pelayanan
peminatan ini sesuai dengan arah dan bidang layanan dan kegiatan pendukung,
format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.
Program bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan pelayanan
peminatan seyogyanya memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program

23
antar arah peminatan, pendalaman kelompok mata pelajaran dan/atau lintas
peminatan, serta antar jenjang kelas. Dan mensinkronisasikan program pelayanan
bimbingan dan konseling dengan kegiatan pembelajaran akademik dan kegiatan
ekstra kurikuler (nonakademik), serta mengefektifkan dan mengefisienkan
penggunaan fasilitas sekolah.
Untuk melengkapi data keperluan konseling pada umumnya dan arah
peminatan akademik pada khususnya, guru BK berkoordinasi dengan bagian
kesiswaan, kurikulum dan wali kelas untuk memperoleh data sebagai berikut:
 Data ketidakhadiran siswa: Absensi
 Data kejadian / pelanggaran tata tertib: Surat Panggilan, Surat Perjanjian,
Konfrensi Kasus, Studi kasus,dll.
 Data hasil Psikotes: Hasil Tes IQ, bakat, minat, dan kepribadian
 Data nilai UN (SMP/MTs), dan nilai raport hasil belajar SMP/MTs.
 Data nilai semester Nilai Prestasi Hasil Belajar di SMA

D. Prioritas Layanan Bimbingan dan Konseling


Adapun yang menjadi prioritas pelayanan bimbingan dan konseling di
SMAN CMBBS adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Potensi Akademis
c. Layanan Pengayaan dan Pemantapan
Layanan pengayaan dan pemantapan adalah bagian dari pengembangan
potensi akademis seluruh peserta didik khususnya kelas XII agar siap
mengikuti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah hingga berimplikasi pada
perolehan Nilai UN dan nikai Akhir yang memuaskan, kelulusan 100%.
Layanan ini juga untuk pengembangan keterampilan akademis merupakan
upaya untuk mengembangkan peserta didik agar dapat melatih diri dalam hal
penerapan rumus-rumus, berpidato, membuat konsep, laporan, proposal, adu
argumentasi serta memberi peluang untuk memahami akses-akses bakat
minat peserta didik sehingga terampil belajar mandiri yang pada akhirnya
menjadi insan yang mampu bersaing di era pasar bebas dan era globalisasi
seperti sekarang ini.

24
d. Layanan Repetition
Program Repetition adalah satu bentuk upaya bimbingan dan konseling untuk
mengantisipasi kegagalan peserta didik yang menghadapi kesulitan belajar
pada mata pelajaran tertentu hingga prestasi peserta didik berada di 27% atau
5 terendah di kelas, melalui pembimbingan teman sebaya.
e. Layanan SNMPTN, SBMPTN dan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru PTN
Kedinasan.
1) SNMPTN diperuntukkan bagi semua peserta didik yang memiliki nilai
semester 1 s.d. 5 di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) berhak
untuk mengikuti jalur Undangan sebagai satu peluang masuk PTN tanpa
tes dengan dukungan fasilitasi akreditasi sekolah dan jaringan alumni (di
dalamnya terdapat peluang bagi peserta didik yang kurang mampu dengan
persyaratan yang telah ditetapkan Bidikmisi, biaya nol rupiah).
2) SBMPTN adalah ujian saringan masuk PTN melalui tes tertulis bagi
peserta didik yang berminat dengan biaya yang telah ditetapkan (di
dalamnya terdapat peluang bagi peserta didik yang kurang mampu dengan
persyaratan yang telah ditetapkan Bidikmisi, biaya nol rupiah)
3) UM, untuk peserta didik yang berminat masuk PTN di luar SNMPTN dan
SBMPTN, dengan kekhususan persyaratan masing-masing PTN.
4) Program penerimaan calon mahasiswa baru dari perguruan tinggi
kedinasan, Layanan diberikan dengan memberikan informasi-informasi
tentang sekolah tinggi kedinasan, diantaranya : STAN, STP, STPDN, IIP,
dan lain-lain.
2. Pengembangan Potensi Nonakademis
Untuk mengakomodir bakat minat peserta didik maka diinformasikan
tentang kegiatan ekstrakurikuler pengembangan diri yang harus diikuti, akan
diarahkan pada bidang-bidang yang telah dipilih, Layanan pengembangan
“potensi” non akademis, layanan ini bertujuan agar potensi non akademis peserta
didik berkembang optimal dengan merujuk peserta didik pada pihak-pihak
terkait (pembina OSIS atau pembimbing ekstrakurikuler} sesuai bakat minat
baik bidang seni, olah raga dan bidang lainnya (PMR, Paskibra, Pramuka dll}

25
sehingga potensi non akademis peserta didik mendapat kesempatan untuk
dikembangkan serta sebagai wahana memupuk rasa percaya diri, memperluas
insight, menambah pengalaman dan ilmu juga sebagai wadah untuk
mengekspresikan diri, belajar bersosialisasi memanaj waktu), disiplin diri
bertanggung jawab, selalu tepat waktu mampu membuat dan melaksanakan
skala prioritas pada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat tanpa mengganggu
kegiatan akademis.
Layanan Pengembangan “Keterampilan” non akademis layanan seperti
tersebut di atas adalah upaya bantuan pada peserta didik agar terampil dalam
bidang non akademis dengan mengarahkan supaya potensi tersebut berkembang,
sehingga tujuan pendidikan nasional mengenai generasi yang memiliki
kecakapan hidup (life skill) tercapai. Adapun bidang-bidang yang berkenaan
dengan pengembangan keterampilan non akademis terdiri dari :
a. Layanan pengembangan bidang seni budaya (Muatan Lokal)
Manusia adalah yang suka keindahan baik yang didengar maupun yang dilihat
dan manusia adalah pembuat seni budaya, dengan mengembangkan
keterampilan potensi akademis bidang seni budaya, penataan kegiatan
keterampilan seni budaya, informasi akses-akses bakat minat seni budaya
serta merujuk pada pembimbing ekstra kurikuler bidang seni dan budaya
sehingga siap untuk mengikuti perlombaan-perlombaan baik di sekolah,
maupun perlombaan-perlombaan audisi.
b. Pengembangan keterampilan bidang olah raga (Muatan Lokal)
Selain terampil peserta didik diharapkan menjadi generasi yang kuat fisik
maupun mental dengan merujuk pada pembimbing ekstra kurikuler sesuai
bakat minat, seperti : Volley, basket, karate, taekwondo, bulu tangkis dll,
sehingga siap untuk menjadi wakil kelas saat porak (pekan olah raga dan seni)
atau menjadi duta sekolah pada kegiatan lainnya diluar sekolah.
c. Pengembangan keterampilan prakarya dan kewirausahaan (Muatan Lokal)
Dalam kurikulum 2013 peserta didik yang selain harus memiliki kompetensi
akademik, siswa juga harus mampu untuk memiliki jiwa kewirausahaan dan
satu kecakapan khusus yang memungkinkan ia hidup layak di masyarakat

26
(life skill), selain itu memiliki profil kepribadian yang menarik untuk terjun
ke dunia kerja/dunia usaha, mampu bersosialisas.
d. Pengembangan kepemimpinan dan berorganisasi siswa
Peserta didik yang “dominance”nya tinggi ia mampu untuk mengatur dan
mendominasi kelompok atau kelas atau komunitas yang lebih luas (sekolah
dan masyarakat) memiliki jiwa pemimpin, profil kepribadian yang menarik,
agamis, memiliki kecerdasan bersosialisasi, terampil membaca situasi,
berpenampilan menarik, bersih dan rapih dirujuk kepada pembina OSIS agar
mendapat pelatihan kepemimpinan (LDKS). Demikian pula bagi peserta
didik yang memiliki bakat minat pada kegiatan berorganisasi dirujuk pada
pembina OSIS untuk mengikuti kegiatan organisasi sekolah untuk
pengembangan keterampilan berorganisasi agar kelak terampil berorganisasi
di masyarakat lebih lanjut dapat menjadi anggota organisasi secara nasional
baik organisasi kemasyarakatan maupun organisasi politik sebagai generasi
penerus bangsa yang mampu mempertahan-kan eksistensi bangsa dan negara.

E. Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling


Secara umum strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling (BK)
didasarkan pada kebutuhan dan permasalahan yang secara aktual obyektif dan
asumtif prediktif dirasakan dan dihadapi oleh siswa.( Suharso : 2009). Aktual
obyektif artinya kebutuhan dan permasalahan siswa yang diperoleh dari hasil
aplikasi instrumentasi baik dengan test maupun non tes. Sedangkan asumtif
prediktif diperoleh dari hasil evaluasi program tahun yang lalu dan diperkirakan
dibutuhkan oleh siswa untuk dimasukkan dalam program.
1. Personil Pelaksana Kegiatan dan Subyek Sasaran Layanan
Pada tahun pelajaran 2013/2014, personil pelaksana kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling di SMA Negeri Pandeglang berjumlah 3 orang, dengan
rincian kelas bimbingan/asuhannya sebagai sasaran layanan bimbingan konseling
berkenaan dengan upaya pemberian bantuan pada peserta didik adalah sebagai
berikut :

27
NO NAMA KELAS JUMLAH JML KET
SISWA H
JAM
1 Drs. M. Supriatna, X MS-1 23
M.Pd. X MS-2 23
Ade Taryadi, S.Psi. X MS-3 23
X MS-4 23 108 24
X IIS 16

2 Siti Junariyah, S.Psi. XI MS-1 19


Defi Mega Asri, S.Pd. XI MS-2 22
XI MS-3 22 97 24
XI MS-4 20
XI IIS 14

3 Gunarti, MPd. XII IPA 1 19


Ratu Syahida FM,. XII IPA 2 21
S.Pd XII IPA 3 19 74 24
XII IPS 15

a. Pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling adalah Guru BK


atau konselor sekolah
b. Guru BK/Konselor pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah wajib:
1) Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan
profesional bimbingan dan konseling.
2) Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak-
pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah, sejawat
pendidik, dan orang tua.
3) Melaksanakan tugas pelayanan profesional bimbingan dan konseling
yang setiap kali dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan,
terutama pimpinan sekolah, orang tua, dan peserta didik.
4) Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan
pelayanan profesional bimbingan dan konseling.

28
5) Mengembangkan kemampuan profesional bimbingan dan konseling
secara berkelanjutan
c. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik
lainnya di sekolah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
d. Di SMAN CMBBS telah menerapkan rasio seorang Guru BK/konselor
untuk 150 orang peserta didik. Dengan jumlah guru BK sebanyak 6 orang
dengan 1 orang Koordinator BK dengan jumlah rombongan belajar 14 kelas.
Dengan perincian kelas X.MIA ada 4 kelas, X.IIS ada 1 kelas, XI MIA ada
1 kelas, XI IIS ada 1 kelas, XII IPAada 3 kelas, dan XII IPS ada 1 kelas

2. Organigram Layanan Bimbingan dan Konseling


Organisasi Bimbingan dan Konseling di SMAN CMBBS diselenggarakan
oleh suatu organisasi dengan guru pembimbing/konselor sebagai pelaksana
utama. Dalam organisasi tersebut selain ada guru pembimbing/konselor ada pula
pimpinan sekolah, koordinator bimbingan dan konseling, wali kelas, guru mata
pelajaran dan staf administrasi yang masing-masing memiliki tugas pokok dan
fungsi sendiri.
Dalam pengelolaan bimbingan dan konseling dilengkapi fasilitas yang
diperlukan, yaitu ruang kerja, peralatan instrumentasi, peralatan administrasi dan
sarana pendukung lainnya.
Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling meliputi segenap unsur dengan
susunan seperti tertera pada halaman berikut :

PENGAWAS SEKOLAH

KOMITE KEPALA SEKOLAH . TENAGA/


SEKOLAH .WK. KEPALA SEKOLAH INSTANSI AHLI

TATA USAHA

29
GURU MP/ KOORD. BK & GURU BK/ WALI KELAS
PIKET/PEMBI-
KONSELOR SEKOLAH
NA/PTK LAIN

S I S W A
Keterangan :
= Garis Komando
-------------------------------- = Garis Konsultasi/ Garis Koordinasi

Tanggung Jawab, Tugas Pokok dan Fungsi

1. Kepala Sekolah
Yaitu penanggung jawab pelaksanaan program pendidikan secara keseluruhan
di sekolah termasuk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan di sekolah kepada
Kepala Dinas Pendidikan yang menjadi atasannya.
Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah:
 Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah,
sehingga kegiatan pengajaran, pelatihan dan bimbingan merupakan
kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis
 Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi
terlaksananya layanan bimbingan yang efektif dan efisien.
 Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan program,
penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan.
 Melaksanakan hubungan dengan lembaga-lembaga di luar sekolah dalam
rangka kerjasama pelaksanaan pelayanan bimbingan
 Dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dalam
melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah terutama pelaksanaan bimbingan
dan konseling

30
 Dibantu Tata Usaha Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi,
ketatausahaan dan pelaksanaan administrasi bimbingan dan konseling
2. Koordinator BK
Penanggung jawab dan pelaksana utama dalam mengkoordi-nasikan semua
kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan BK di sekolah, administrasi dan
manajemen pelayanan bimbingan dan konseling
Tugas pokok dan fungsi:
 Memasyarakatkan pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada segenap
warga sekolah, orang tua siswa dan masyarakat
 Menyusun dan melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
 Mengadministrasikan pelayanan Bimbingan dan Konseling
 Memastikan pelaksanaan program bimbingan konseling berjalan lancar
 Mengevaluasi progran dan pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling
 Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian bimbingan dan
konseling
3. Guru BK/Konselor
Adalah guru yang diberi tugas utama sebagai pelaksana kegiatan pelayanan
Bimbingan dan konseling di sekolah, bertanggung jawab terhadap semua
kegiatan pelayanan yang terkait dengan perkembangan siswa asuhnya, serta
mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan layanan BK kepada Koordinator
BK.
Tugas poko dan fungsi:
 Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
 Merencanakan dan melaksanakan layanan Bimbingan dan konseling
 Melaksanakan segenap layanan Bimbingan dan konseling
 Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
 Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling dan kegiatan
pendukungnya
 Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan penilaian
 Mengadministrasikan layanan bimbingan dan konseling pada koordinator

31
4. Guru Mata Pelajaran/Pelatih/Guru Pembina
Adalah pelaksana pembelajaran/pelatihan yang bertanggung jawab memberikan
informasi tentang siswa untuk kepentingan kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
Tugas pokok dan fungsi:
 Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
siswa
 Membantu guru bimbingan dan konseling/konselor mengidentifikasi siswa-
siswa yang memrlukan layanan bimbingan dan konseling
 Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling kepada guru bimbingan dan konseling
 Menerima alih tangan dari guru BK, yaitu siswa yang menurut guru BK
memerlukan pelayanan pembelajaran khusus (pengayaan, remedial)
 Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru siswa dan
hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling
 Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan bimbingan dan konseling
 Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti
konferensi kasus
 Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan dan konseling dan upaya tindak lanjutnya
5. Wali Kelas
Bertanggung jawab membantu Guru BK/Konselor dalam kegiatan bimbingan
konseling di kelasnya masing-masing.
Tugas poko dan fungsi:
 Membantu mengelola kelas asuhannya dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, berperan :
 Mengumpulkan data tentang siswa
 Menyelenggarakan bimbingan kelompok

32
 Menyelenggarakan penyuluhan
 Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa
 Pengaturan dan penempatan siswa
 Mengidentifikasi siswa sehari-hari
 Kunjungan rumah/konsultasi dengan orang tua/wali
 Membantu guru mata pelajaran melaksanakan perannya dalam pelayanan
bimbingan dan konseling khususnya di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya.
 Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya
di kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk mengikuti layanan
bimbingan dan konseling
6. Siswa
Peserta didik yang berhak menerima pelayanan pembelajaran, pelatihan dan
pelayanan bimbingan dan konseling.

7. Komite Sekolah
Adalah badan yang secara khusus dibentuk untuk menjadi mitra sekolah dalam
pembinaan dan pengembangan sekolah sekaligus wakil dari orang tua/wali
siswa, dan pihak terkait yang berkewajiban membantu penyelenggaraan
pendidikan termasuk pelaksanaan bimbingan dan konseling.
8. Pengawas Sekolah
Merupakan unsur Kantor Dinas Pendidikan, adalah personil yang bertugas
melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggraan, pelayanan
bimbingan dan konseling sekolah.
9. Tata Usaha (TU) Sekolah
Adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi ke- Tata
Usahaan Sekolah dan pelaksanaan administrasi bimbingan dan konseling di
sekolah.

F. Mekanisme Penanganan Peserta Didik Bermasalah

33
Pada dasarnya pembinaan siswa dilaksanakan oleh seluruh unsur
pendidikan di sekolah, di rumah (orang tua), masyarakat dan pemerintah. Adapun
penanganan siswa bermasalah di SMAN CMBBS adalah sebagai berikut:
1. Seorang siswa yang melanggar tata tertib dapat ditindak oleh semua
guru/petugas lain, guru piket, wali kelas atau bahkan langsung oleh kepala
sekolah.
2. Tindakan tersebut diinformasikan kepada wali kelas yang bersangkutan untuk
ditindak lanjuti.
3. 3Sementara guru pembimbing/konselor berperan dalam mengetahui sebab-
sebab yang melatarbelakangi sikap dan tindakan siswa tersebut.
Dalam hal ini guru pembimbing/konselor bertugas membantu menangani
masalah siswa tersebut dengan meneliti latar belakang tindakan siswa melalui
serangkaian wawancara dan informasi dari sejumlah sumber data, setelah wali kelas
merekomendasikannya. Mekanisme penanganan siswa yang bermasalah di SMAN
CMBBS dapat dilihat secara jelas melalui bagan di bawah ini:

TENAGA/ KEPALA SEKOLAH KOMITE


SEKOLAH
.

INSTANSI AHLI WK. KEPALA SEKOLAH

GURU PIKET
KOORD. BK
& GURU BK/
GURU MP WALI KELAS
KONSELOR
SEKOLAH
PTK LAIN

SISWA YANG BERPERILAKU


MENYIMPANG

34
Adapun Kategori Permasalahan Siswa dan Penanganannya adalah sebagai
berikut:
1. Masalah (kasus) ringan
Yang termasuk ke dalam kategori masalah (ringan), yaitu: membolos, malas,
kesulitan belajar pada bidang study tertentu, bertengkar, berpacaran, mencuri
barang kelas ringan. Kasus ringan ini dibimbing oleh wali kelas dan guru dengan
berkonsultasi kepada guru pembimbing atau konselor sekolah.
2. Masalah (kasus) sedang.
Yang termasuk ke dalam kategori (masalah) sedang, yaitu : gangguan emosional,
berpacaran dengan dengan melakukan perbuatan menyimpang, berkelahi,
kesulitan belajar karena masalah keluarga, mencoba minum-minuman keras,
mencuri kelas sedang, melakukan gangguan social dan asusila yang masih dapat
diperbaiki. Kasus sedang dapat dibimbing oleh guru pembimbing atau konselor
sekolah dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah atau staf ahli/ professional,
pihak keamanan, guru dan lain sebagainya atau bisa juga mengadakan konferensi
kasus.
3. Masalah (kasus) berat
Yang termasuk ke dalam masalah (kasus) berat, yaitu : gangguan emosional
berat, merokok, mencoba minum-minuman keras dan narkoba, hamil atau
menghamili, melakukan tindakan criminal, berkelahi dengan menggunakan
senjata/alat (misalnya, ikat pingggang, senjata tajam atau mungkin senjata api).
Kasus berat ini bisa dilakukan referral (alih tangan kasus), kepada psikolog,
psikiater, dokter, polisi, atau ahli hukum yang saebelumnya terlebih dahulu
dilakukan konferensi kasus.
Di setiap sekolah sangat mungkin ditemukan siswa yang bermasalah,
dengan maenunjukan berbagai gejala penyimpagan perilaku yang rentangnya dari
kategori masalah ringan sampai masalah yang berat. Upaya untuk menangani siswa
yang bermasalah, khususnya yang terkait dengan pelanggaran disiplin dan tata
tertib sekolah dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
disiplin dan (2) pendekatan bimbingan konseling. Penanganan siswa yang
bermasalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada ketentuan aturan dan tata

35
tertib yang berlaku yang disebut dengan kode etik siswa SMAN CMBBS. Sebagai
salah satu komponen organisasi sekolah, aturan dan tata tertib siswa beserta
sanksinya perlu ditegakkan untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya
berbagai penyimpangan perilaku siswa. Namun demikian, SMAN CMBBS bukan
merupakan lembaga pengobatan atau rehabilitasi sehingga penanganan siswa yang
mengalami gangguan psikologis yang termasuk siswa abnormal. Siswa yang
membutuhkan perawatan khusus dalam hal kesehatan atau siswa dengan
kecenderungan mengarah pada kriminalitas dialih kasuskan kepada pihak yang
secara khusus menangani masalah tersebut. Perlu diingat, bahwa pengalihan kasus
bukan berarti pihak sekolah berkeinginan untuk memindahkan tanggung jawab.
Namun harus dilihat bahwa SMAN CMBBS merupakan sekolah negeri yang tidak
mengkhususkan diri dalam penanganan kasus-kasus yang demikian.
Oleh karena itu, untuk membentuk siswa SMAN CMBBS agar sesuai
dengan visi dan misi sekolah, selain menggunakan pendekatan pertama juga dengan
menggunakan pendekatan bimbingan dan konseling. berbeda dengan pendekatan
disiplin yang memungkinkan pemberian sanksi untuk menghasilkan efek jera,
penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan bimbingan dan konseling sama
sekali tidak menggunakan bentuk sanksi apapun, tetapi lebih mengandalkan pada
terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang saling percaya diantaraa guru
pembimbing/konselor dengan siswa yang bermasalah. sehingga setahap demi
setahap siswa tersebut dapat memahami dan menerima diri dan lingkungannya serta
dapat mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian diri yang lebih baik.
Secara visual, kedua pendekatan dalam menangani siswa bermasalah dapat
dilihat dalam bagan berikut ini:

36
Dengan melihat gambar bagan di atas, kita dapat memahami bahwa diantara
kedua pendekatan penanganan siswa bermasalah tersebut meski memiliki cara yang
berbeda tetapi jika dilihat dari segi tujuannya pada dasarnya sama, yaitu tercapainya
penyesuaian diri atau perkembangan yang optimal pada siswa yang bermasalah.
Oleh karena itu kedua pendekatan tersebut seyogyanya dapat berjalan sinergis dan
saling melengkapi

G. Sarana, Prasarana dan Pembiayaan


1. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi SMAN
CMBBS, Agar layanan Bimbingan dan Konseling berjalan dengan lancar, maka
sarana dan prasarana yang diperlukan sebelum tahun pelajaran baru sudah
dikonsultasikan oleh guru BK/konselor, melalui Koordinator Bimbingan dan
Konseling kepada bagian Sarana . Sarana dan Prasarana yang diperlukan antara
lain:
a. Sarana untuk menunjang pelayanan bimbingan, yaitu:
1) Alat pengumpul data, seperti: Instrumen Tugas Perkembangan, instrumen
penelusuran potensi akademik-bakat-minat-sikap, format-format layanan,
pedoman observasi, pedoman wawancara, angket peminatan (siswa,
orangtua, guru BK) , catatan harian, laporan prestasi belajar, kartu
konsultasi, laporan absensi, dsb

37
2) Alat penyimpan data, seperti: foklder peserta didik, clip kartu konseling,
map peserta didik baru, loker, dsb.
3) Perlengkapan teknis, seperti: buku Satlan BK, buku referensi BK, buku
agenda kerja, buku pedoman/juklak BK, buku informasi (pribadi-sosial-
belajar-karir), modul layanan peminatan, LKS BK.
4) Perlengkapan teknis lainya, seperti : blangko surat, agenda surat, buku tamu,
alat-alat tulis, himpunan data, format-format layanan, dan sebagainya.
5) Perlengkapan elektronik
- Komputer untuk mengolah data hasil aplikasi instrumen
- Program khusus pengolahan hasil instrumen melalui komputer
- Program khusus BK melalui komputer/internet. Seperti ; bimbingan
belajar, informasi lanjutan studi, informasi lowongan kerja dan
sebagainya.
b. Prasarana penunjang layanan bimbingan, antara lain:
1) Ruangan kerja konselor dengan ukuran : 5 x 8 meter
2) Ruang konseling ukuran 5 x 3 meter
3) Satu stel kursi tamu
4) Satu buah lemari
5) Satu buah rak loker-data
6) Tiga buah meja kursi guru
7) Enam buah kursi siswa
8) Papan data, Program dan Papan Pengumuman, whiteboard
9) Jam dinding, Kipas Angin dan Timbangan badan
10) Satu set komputer
11) Perlengkapan lain yang tidak disebutkan satu persatu
c. Pembiayaan
Untuk dapat terselenggara kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan
khususnya kegiatan yang memerlukan biaya/dana, seperti mendatangkan nara
sumber tokoh berkarier, transportasi untuk pelatihan/seminar guru-guru BK,
penelusuran tamatan, kunjungan/studi banding, home visit dan lain-lain.

38
Kebutuhan biaya yang diperlukan untuk melengkapi dan melaksanakan pelayanan
bimbingan dan konseling di SMA Darma Satria Persada tidak mendapat kesulitan,
dan anggaran biaya tidak diberikan pertahun melainkan dapat diambil sewaktu-
waktu berdasarkan kebutuhan, termasuk biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan
Home Visit (kunjungan rumah), ATK, dan kegiatan MGBK/seminar, workshop
atau lokakarya Bimbingan dan Konseling.
Keseluruhan dana tersebut dibebankan kepada sekolah melalui dana
Pemerintah Kota C yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan yang
dibutuhkan. Adapun biaya aplikasi instrumen psikotes ditanggung oleh SMA
Darma Satria Persada. Untuk keperluan ini biaya dibebankan kepada orang tua
siswa melalui persetujuan Kepala Sekolah dan Komite Sekolah

BAB III
EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT

A. Evaluasi
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling penilaian
atau evaluasi diperlukan untuk memperoleh umpan baik terhadap keefektifan
layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi dapat diketahui
sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan
konseling. Berdasarkan informasi dapat ditetapkan langkah tindak lanjut untuk
memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.
Ada tiga macam kegiatan penilaian program bimbingan konseling yaitu
1. Penilaian Program

39
Setelah pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dievaluasi, ternyata hasilnya
tidak sesuai dengan yang diharapkan dalam program, maka dianalisa atau dicari
penyebab ketidakberhasilan layanan atau kegiatan Bimbingan dan Konseling
tersebut, dengan melihat hasil penilaian program, apakah terdapat
ketidaksesuaian dengan yang dibutuhkan atau apakah prosesnya atau
pelaksanaannya tidak sesuai dengan waktu, suasana, tempat dan lingkungan.
2. Penilaian Proses
Yang dimaksud dengan penilaian proses adalah untuk mengetahui sampai sejauh
mana keefektifan layanan bimbingan konseling dilihat dari prosesnya.
Layanan bimbingan dan konseling perlu dinilai untuk mengetahui efektifitas
layanan dan dampak positif yang diperoleh siswa. Penilaian proses juga perlu
dilaksanakan yang hasilnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses
layanan tersebut.
3. Penilaian Hasil
Penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan
konseling dilihat dari hasilnya. Penilaian hasil layanan meliputi tiga jenis, yaitu
penilaian segera, penilaian jangka pendek, dan penilaian jangka panjang yang
masing-masing dapat dilaksanakan melalui format lisan dan tertulis. Misalnya
fokus penilaian segera hasil layanan adalah diperolehnya pemahaman baru,
berkembangnya perasaan positif dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
pasca layanan demi terentasnya masalah.
Adapun aspek-aspek yang dievaluasi adalah sebagai berikut:
1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan
2. Keterlaksanaan program
3. Hambatan-hambatan yang dijumpai
4. Dampak bimbingan konseling terhadap kegiatan belajar mengajar
5. Respon siswa, personil sekolah, orang tua dan masyarakat terhadap layanan
bimbingan konseling.
6. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan
konseling, pencapaian tugas-tugas perkembangan dan hasil belajar.

40
7. Keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan
maupun pada kehidupan di masyarakat.
Sumber informasi untuk evaluasi dapat kita peroleh dari : siswa, orangtua,
Kepala Sekolah, Wali kelas, Guru Mata Pelajaran, para Pengawas atau pejabat
Dinas Pendidikan kota, Organisasi Bimbingan dan Konseling (ABKIN dan
MGBK), perguruan tinggi, dan lain-lain.
Di tingkat sekolah, evaluai dilakukan oleh Kepala Sekolah dibantu Guru
senior. Penilai di Tingkat kota dilakukan oleh : Pengawas BK atau pejabat yang
berwenang yang ditunjuk Dinas pendidikan.
Penilaian dilakukan melalui teknik : wawancara, observasi, studi
dokumenter, angket, tes analisa hasil kerja siswa. (melalui pemantauan dan/atau
pengamatan)
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan
penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian
dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program
layanan bimbingan konseling.

B. Pengawasan dan Pelaporan


1. Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dipantau, dievaluasi,
dan dibina melalui kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan secara:
1) interen, oleh kepala sekolah.
2) eksteren, oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling.
3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional guru BK/konselor dan
implementasi kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang menjadi
kewajiban dan tugas konselor di sekolah.
4. Pengawasan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan secara
berkala dan berkelanjutan.

41
5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk
peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan
dan konseling di SMA Darma Satria Persada tahun berikutnya.
6. Hasil penilaian dituangkan dalam form Laporan Hasil Evaluasi Program Kerja
Pelayanan BK.
7. Hasil kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dalam
satu semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif sebagai
bukti fisik kegiatan pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling.
8. Pelaporan secara berkala dilaksanakan melalui koodinator Bk kepada Kepala
Sekolah dengan tidak menutup kemungkinan untuk melaporkan secara lisan
periha-perihal yang harus diketahui oleh Kepala Sekolah, Wali Kelas dan guru
mata pelajaran pada saat rapat rutin bulanan. Dan hasil analisa ini dituangkan
dalam form Laporan Analisis Hasil Evaluasi.

C. Tindak Lanjut
Bila hasil evaluasi dari layanan Bimbingan dan Konseling tidak
memberikan peningkatan, maka sesuai dengan analisis akan diadakan perbaikan
program dan perbaikan proses untuk program di masa mendatang, yaitu program
yang tidak perlu dicoret dengan menggantinya dengan yang dibutuhkan sesuai
dengan perkembangan siswa. Dan mengenai pelaksanaannya akan sangat
memperhatikan waktu, suasana, tempat dan lingkungan dan kegiatan ini dituangkan
dalam Tindak Lanjut Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling.
Dari hasil evaluasi Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling tahun
yang lalu kiranya sebagai tindak lanjut kami mengembangkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Guru BK/konselor bagi siswa diatur secara berkelanjutan dari mulai masuk
hingga yang bersangkutan menamatkan sekolah di SMAN CMBBS
2. Pelayanan Bimbingan dan konseling secara klasikal diselenggarakan secara
terjadwal sekurang-kurangnya 1 jam setiap minggu setiap kelasnya sesuai
dengan pegangannya kelas masing-masing guru BK/konselor

42
3. Guru BK/Konselor bertanggung jawab terhadap siswa bimbingannya perihal
administrasi layanan BK yang bersangkutan.
4. Pengembangan Diri siswa diselenggarakan melalui kerja sama guru
BK/konselor dengan Wakil Kepala Sekolah terutama bidang kurikulum dan
kesiswaan yang programnya disesuaikan dengan bakat, minat siswa yang
diidentifikasi melalui angket peminatan siswa dalam meilih arah peminatan
studi, pendalaman mata pelajaran, dan peminatan kegiatan pengembangan diri
ekstrakurikuler (nonakademik).
5. Dalam rangka meningkatkan wawasan karir sekolah menjalin hubungan dengan
dunia industri dan dunia usaha dan wawasan lanjutan studi kami menjalin
hubungan dengan Lembaga Perguruan Tinggi Negeri dan swasta dengan
harapan para siswa lebih mendapatkan informasi yang aktual sekaligus dapat
memotivasi dalam mencapai cita-cita dan pilihan karirnya.
6. Penyelenggaraan psikotes dilakukan dengan menginformasikan terlebih dahulu
kepada orang tua dengan penjelasan oleh Kepala sekolah tentang pentingnya
data psikotes dalam pemilihan dan penetapan arah peminatan akademik melalui
rapat pertemuan orang tua siswa baru kelas X dan pembiayaan psikotes
dibebankan sepenuhnya kepada orang tua siswa.

BAB IV
PENUTUP

Layanan bimbingan dan konseling yang efektif tidak mungkin terlaksana


dengan baik tanpa adanya kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait, baik di
dalam maupun di luar sekolah.
Untuk menjamin terlaksananya layanan bimbingan dan konseling secara
tepat diperlukan pengawasan baik secara teknis maupun administratif. Pengawasan
dilakukan oleh pengawas khusus yang profesional, artinya mengerti dan memahami
profesi bimbingan dan konseling secara keseluruhan.

43
Demikian program ini kami susun dan kami menyadari bahwa program ini
masih belum sempurna, namun tahap demi tahap kami bertekad untuk mengadakan
evaluasi demi tercapainya visi, misi, dan tujuan yang diharapkan.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah
dan Pengawas Sekolah yang telah memberikan pengarahan demi perbaikan dan
keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di SMA Darma Satria Persada ini.
Semoga program kerja bimbingan dan konseling ini bermanfaat bagi semua
yang berkepentingan.

Jakarta, 5 Juli 2018

Guru BK
SMA Darma Satria Persada

44

Anda mungkin juga menyukai