Anda di halaman 1dari 10

Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 3 (2) (2019): 101-110

DOI: https://doi.org/10.24114/gondang.v3i2.13168

Gondang: Jurnal Seni dan Budaya


Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/GDG

Tantangan Pembelajaran Musik pada Era Digital

Challenges of Learning Music in Digital Era

Murni Eva Marlina Rumapea


Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan, Indonesia

Diterima: 11 Mei 2019; Disetujui: 02 Oktober 2019; Dipublish: 05 Desember 2019


Abstrak
Era digital adalah suatu era yang lebih memudahkan masyarakat menerima dan mengirim informasi. Berbagai
sistem tekonologi digital semakin berkembang salah satu bidang pendidikan atau pembelajaran. Adapun yang
menjadi tujuan pembelajaran musik turut diaplikasikan dan diinternalisasikan sebagai pembelajaran yang
mendorong siswa untuk kreatif dan berekspresi sesuai dengan perkembangannya. Untuk menjalani era digital ini
baik siswa, guru, dan lembaga sekolah akan menghadapi tantangan. Tantangan dapat dilihat dari pihak siswa, guru,
dan lembaga sekolah. Pada siswa, seperti kurangnya minat siswa terhadap musik, dan guru pembelajaran musik
bukan berlatarbelakang musik, serta sarana prasarana sekolah tidak memenuhi untuk pembelajaran musik. Untuk
menghadapai tantangan tersebut maka pihak sekolah mengadakan revolusi pembelajaran dan kompetensi guru.
Penggunaan metode penelitian tulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dengan alasan
penulis yang mengamati, dan mengkonstruksi situasi sosial tentang pembelajaran musik, kendala yang dihadapi,
dan solusi untuk menghadapi kendala sehingga lebih jelas dan bermakna
Kata Kunci: Era Digital, Pembelajaran, Musik

Abstract
The digital age is an era that makes it easier for people to receive and send information. Various digital
technology systems are increasingly developing in one area of education or learning. The purpose of music
learning is applied and internalized as learning that encourages students to be creative and express
according to their development. To live this digital era both students, teachers and school institutions will
face challenges. Challenges can be seen from the students, teachers, and school institutions. In students,
such as the lack of students' interest in music, and teachers of learning music not from a background in
music, as well as school infrastructure does not fulfill music learning. To face this challenge, the school held
a learning revolution and teacher competence. The use of this research method is a qualitative method
with a descriptive approach. With the reason that the writer observes, and constructs the social situation
about music learning, the obstacles faced, and solutions to face obstacles so that it is more clear and
meaningful.
Keywords: Digital Era, Learning, Music

How to Cite: Rumapea, M.E.M. (2019). Tantangan Pembelajaran Musik pada Era Digital. Gondang: Jurnal
Seni dan Budaya, 3 (2): 101-110

*Corresponding author: ISSN 2599 - 0594 (Print)


E-mail: murnieva@unimed.ac.id ISSN 2599 - 0543 (Online)

101
Murni Eva Marlina Rumapea, Tantangan Pembelajaran Musik pada Era Digital

PENDAHULUAN memperoeh gambaran yang utuh dan


Perkembangan teknologi saat ini, menyeluruh tentang ungkapan lagu.
membuat perubahan semakin besar salah Melalui pemahaman siswa terhadap unsur
satunya membuat bentuk serba digital. atau elemen musik seperti irama, melodi,
Secara umum era digital membuat gaya harmoni, bentuk, dan gaya musik serta
hidup manusia serba elektronik. Dengan ekspresi sebagai bagian dari pengalaman
sistem teknologi digital membuat hidup musik, maka akan menanamkan dan
manusia lebih praktis, lebih membantu, kesadaran perlunya musik bagi kehidupan
sehingga peran teknologi membawa tanda siswa. Dengan demikian, maka
perubahan memasuki era digital. Era pembelajaran musik di sekolah hingga
digital muncul dengan kemunculanannya dalam kurikulum sekolah merupakan
digital jaringan internet khususnya media dan sarana pendidikan yang
teknologi informasi komputer. Era digital bertujuan untuk pembentukan perilaku,
lebih memudahkan masyarakat menerima sikap, dan watak siswa. Seni musik adalah
dan mengirim informasi serta berbagai salah satu mata pelajaran yang menuntut
tekonologi digital semakin banyak ketrampilan seorang guru dalam
bermunculan. mengorganisasi materi pembelajaran dan
Era digital membawa dampak posisif memberikan demonstrasi permainan lagu
dan negatif. Untuk itu muncul tantangan dan musik, serta menuntut kreativitas
diberbagai bidang. Salah satunya bidang siswa dalam belajar dan bermain musik.
pendidikan atau pembelajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa pelajaran
Pembelajaran musik turut diaplikasikan seni musik dibelajarkan melalui teori dan
dan diinternalisasikan sebagai praktik musik.
pembelajaran yang mendorong siswa Dalam mencapai sesuatu yang baik
untuk kreatif dan mampu berekspresi tentu akan menghadapi tantangan agar
sesuai dengan perkembangannya. tercapai tujuan. Pendidikan seni musik di
Pembelajaran musik termasuk kategori sekolah saat ini memiliki tantangan yaitu:
seni budaya dan prakarya. Menurut 1) Pada siswa/anak ; artinya dilihat dari
(Jamalus 1998:91) tujuan pendidikan segi minat siswa terhadap metode
musik untuk semua jenjang pendidikan pendidikan seni musik yang diperoleh.
adalah sama yaitu: 1) Memupuk rasa seni Artinya siswa tidak menemukan sesuatu
pada tingkat tertentu dalam diri tiap siswa yang menyenangkan/menarik; 2) Pada
melalui perkembangan kesadaran musik, guru; guru tidak menciptakan
tanggapan terhadap musik, kemampuan pembelajaran musik suasana yang
mengungkapkan dirinya melalui musik, menarik dan menyenangkan; 3) Sarana
sehingga memungkinkan siswa/anak dan prasarana ; minimnya sarana
mengembangkan kepekaan terhadap prasarana lembaga sekolah. Mata
dunia sekelilingnya; 2) Mengembangkan pelajaran seni musik sering dianggap mata
kemampuan menilai musik melalui pelajaran sampingan/ekstrakurikuler.
intelektual dan artistik sesuai dengan Bahkan kurang bermanfaat sehingga
budaya bangsa; 3) Dapat dijadikan bekal kurangnya antusias lembaga sekolah
untuk melanjutkan studi ke pendidikan untuk memberikan fasilitas yang
musik yang lebih tinggi mendukung
Maka dari itu dalam proses belajar Pendidikan seni musik merupakan
mengajar musik di sekolah siswa harus salah satu komponen pengajaran yang
memiliki pengalaman musik, yaitu melalui terintegrasi mendukung pengembangan
kegiatan mendengarkan, bermain musik, pribadi. Pendidikan seni musik juga untuk
bernyanyi, membaca musik dan bergerak meningkatkan dan mengembangkan
mengikuti musik, sehingga siswa dapat potensi rasa keindahan, melalui

102
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 3(2) (2019): 101-110

pengalaman dan penghayatan musik. Bagi Pada saat ini pembelajaran seni
siswa pendidikan seni musik dapat musik belum berjalan sesuai yang
menumbuhkan rasa senang dan rasa diharapkan. Tantangan yang dihadapi
musik (sense of music) dari pada unsur- adalah minimnya sarana prasarana
unsur musik sebagai materi pengajaran. lembaga sekolaha. Mata pelajaran seni
Tumbuhnya rasa musik membuat siswa musik bukan mata pelajaran penting,
menjadi manusia luwes, berani, terampil, tetapi dianggap sebagai ekstrakurikuler
mandiri, dan kreatif. Melalui pembelajaran sehingga dianggap tidak penting. Selain itu,
yang terarah, seni musik dapat dijadikan sumber daya manusia dibidang musik juga
sebagai media guna mebuat mencerdaskan merupakan tantangan baik siswa dan guru.
kehidupan. Pembelajaran musik dapat Pada siswa, seperti kurangnya
mengembangkan manusia berbudaya yang kemampuan bidang musik. Pada guru,
memiliki keseimbangan otak kiri dan umumnya guru pembelajaran musik di
kanan (akal, pikiran, hati) serta sekolah bukan berlatarbelakang musik
kepribadian yang matang tetapi non musik. Keadaan ini akan
Pendidikan seni musik membentuk mengakibatkan pembelajaran musik yang
disiplin, toleran, sosialisasi, sikap seharusnya menjadi sarana dan berolah
demokrasi yang meliputi kepekaan rasa dan ketrampilan bermusik namun
terhadap lingkungan. Dengan kata lain kenyataan bersifat pelajaran teori
pendidikan seni musik merupakan mata Menurut (Komalasari, 2013)
pelajaran yang memegang peranan pembelajaran merupakan suatu
penting untuk membantu pengembangan sistem/proses membelajarkan pembelajar
individu, pertumbuhan akal, pikiran, yang direncanakan, dilaksanakan, dan
sosialisasi, dan emosional. Pendidikan seni dievaluasi. Secara sistematis agar
musik mencakup kemampuan untuk pembelajar dapat mencapai tujuan
menguasai teknik bernyanyi, memainkan pembelajaran secara efektif dan efisien.
alat musik, dan apresiasi musik. Menurut (Hamalik, 1990) pembelajaran
Pendidikan seni musik memiliki dua aspek merupakan kombinasi yang tertata
yang saling berkaitan yaitu aspek ekspresi meliputi segala unsur manusia,
dan apresiasi. Aspek ekspersi adalah cara perlengkapan, fasilitas, prosedur yang
penyampaian/penampilan seni musik saling mempengaruhi dan mencapai tujuan
berdasarkan proses penguasaan materi dari pembelajaran. Dari hal di atas
seni musik yang dipelajari. Sedangkan pembelajaran adalah proses dan upaya
unsur apresiasi adalah sikap untuk dalam membantu siswa melakukan proses
menghargai dan memahami karya musik belajar yang direncanakan, dilaksanakan,
yang ada dan dievaluasi secara sistematis dengan
Pembelajaran merupakan proses harapan dapat membantu siswa untuk
interaksi peserta didik/siswa dengan menghadapi kehidupan atau terjun dalam
pendidik pada suatu lingkungan belajar. lingkungan masyarakat
Pembelajaran juga suatu bantuan yang Pembelajaran seni musik merupakan
diberikan pendidik agar dapat menjadi salah satu sarana untuk pengembangan
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, kreativitas siswa yang dapat dilakukan
penguasaan, kemahiran, tingkah laku, dan melalui kegiatan permainan. Maksud dan
pembentukan sikap serta kepercayaan tujuan pendidikan seni bukan untuk
pada peserta didik/siswa. Dengan kata lain membina siswa menjadi seniman, tetapi
pembelajaran adalah proses untuk mendidik siswa menjadi kreatif. Seni
membantu siswa agar dapat belajar merupakan aktivitas permainan, dengan
dengan baik. permainan dapat mendidik siswa sebaik
mungkin. Menurut para filusuf dalam

103
Murni Eva Marlina Rumapea, Tantangan Pembelajaran Musik pada Era Digital

(Susantina 2004:2) musik adalah mampu musik merupakan materi yang memegang
mengungkapkan hal-hal yang tidak dapat peranan penting untuk membantu
dilaksanakan dengan kata-kata atau jenis pengembangan individu siswa yang
seni lainnya. Para filusuf juga menyatakan berdampak pada pertumbuhan akal,
bahwa musik akan lebih mampu dan pikiran, sosialisasi, dan emosional.
ekspresif untuk mengungkapkan perasaan Menurut Djohan (2005) unsur-unsur
dari bahasa lisan/tulisan. Artinya bentuk- musik yang ditekankan pada pembelajaran
bentuk perasaan manusia jauh lebih dekat musik yaitu: 1) Bunyi (nada) ; tinggi
atau sesuai dengan bentuk-bentuk musikal rendahnya bunyi, melodi (rangkaian-
dari bahasa. rangkaian nada); 2) Irama ; gerak musik
Menurut Rouget (1980) musik itu yang teratur, pengaturan bunyi dalam
sendiri meliputi tidak hanya instrumen, waktu; 3) Tempo ; ketukan konstan atau
tetapi juga vokal. Hal ini berarti ketika cepat lambatnya suatu musik/lagu; 4)
seseorang mengetahui cara bermain Timbre ; warna suara sangat dipengaruhi
musik, belum dapat dikatakan sebagai sumber bunyi, dan cara
pemusik apabila tidak memahami teknik menggetarkan/membunyikan; 5)
vokal. Musik juga merupakan karya cipta Dinamika ; keras lembutnya suatu
manusia memakai medium bunyi untuk lagu/musik seperti piano (p), forte (keras);
menikmatinya. Musik hadir dalam bentuk 6) Pada tingkat awal sebaiknya dipakai
kesatuan irama, melodi, harmoni, bentuk alat-alat ritmis didahulukan dari pada alat-
dan gaya serta ekspresi. alat melodis, penampilan bersifat irama,
Selain itu menurut pendapat Djohan lalu permainan irama bersifat melodis.
(2009) musik dikatakan sebagai perilaku Maka dalam hal ini instrumen sebaiknya
sosial yang komplex dan universal. Secara digunakan adalah alat-alat musik melodis
spesifik dapat dikatakan bahwa yang dipukul
serangkaian musik terjadi dari hasil
eksplorasi sebuah interaksi. Seperti setiap METODE PENELITIAN
anak yang secara kooperatif terlibat dalam Untuk mendapatkan penelitian ini
aktivitas musikal akan peneliti menggunakan metode kualitatif
menginterpretasikan aktivitas sebagai dengan pendekatan deskriptif. Dalam
sesuatu yang berbeda secara umum, pendekatan deskriptif kualitatif ini,
karena aktivitas musik yang kolektif tidak Moeleong (2006) penelitian deskriptif
memiliki potensi. Musik tidak hanya kualitatif adalah penelitian yang
sebagai media interaksi sosial bagi siswa, bermaksud untuk memahami fenomena
ruang bebas resiko untuk mengekspresi tentang apa yang dialami oleh subjek
perilaku sosial, tetapi juga dapat penelitian seperti perilaku, persepsi,
menimbulkan potensi aksi dan transaksi motivasi, tindakan, dan lainnya, secara
sehingga menimbulkan manfaat (Djohan holistik dan dengan cara deskripsi dalam
2009) bentuk kata-kata dan bahan pada suatu
Pembelajaran seni musik merupakan konteks yang alamiah dan dengan
pembelajaran yang memberikan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
kemampuan mengekspresikan dan Karena itu penelitian ini bertujuan
mengapresiasikan seni secara kreatif mendeskripsikan tentang bagaimana
untuk pengembangan kepribadian siswa proses dan kendala pembelajaran seni
dan memberikan sikap-sikap/emosional musik dilakukan di sekolah. Hal ini senada
yang seimbang. Seni musik membentuk juga dengan pendapat Susan dalam
disiplin, toleran, sosialisasi, sikap Sutarmanto (2008) yang menyatakan
demokrasi yang meliputi kepekaan bahwa metode deskriptif digunakan untuk
terhadap lingkungan. Pembelajaran seni menggambarkan, menjelaskan,

104
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 3(2) (2019): 101-110

memaparkan permasalahan-permasalahan sinyal tiruan dari suara atau sinyal asli dari
natural dan empirik yang memilki variabel alam. Sinyal tiruan memiliki kualitas
yang luas kurang jelas disebabkan degradasi sinyal
Adapun alasan penulis menggunakan dan suara (noise) (Carlin 2010:229).
metode kualitatif dengan pendekatan Sistem digital dapat menghilangkan faktor
deskriptif. Hal ini karena sejalan dengan penganggu saat mentransmisi sinyal asli
paradigma kualitatif, instrumen dalam dengan cara encoding (mengubah asli
penelitian ini adalah orang (human menjadi bits), dan sampling dan quantizing
instrument) yaitu peneliti sendiri yang membuat sampel gelombang suara dan
mengamati, menganalisis, dan mengaturnya dalam intro atau interval
mengkonstruksi sosial yang diteliti. Yaitu yang disesuaikan berdasarkan kecepatan
tentang pembelajaran musik, kendala yang tertentu sehingga hasil lebih jernih, akurat,
dihadapi, dan solusi untuk mengahadapi dan tidak mengalami delayed sinyal (sinyal
kendala yang dihadapi sehingga lebih jelas tunda) (Carlin 2010)
dan bermakna. Menurut teknology timeline media
elektronik berkembang pada awal tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN 1880-an diawali dengan radio, telepon,
Defenisi Era Digital tape recorder. Sedangkan tahun 1940-
Pada era digital yang semakin 1970an berkembang televisi, TV kabel,
canggih saat ini menyebabkan terjadinya telepon seluler. Semua ini teknologi
perubahan dalam kehidupan. Manusia komunikasi masih menggunakan sistem
dimudahkan dalam melakukan akses analog. Kemudian berubah menjadi sistem
terhadap informasi dan menggunakan digital ditandai dengan produk media e-
teknologi digital secara bebas. Media baru book internet, surat kabar digital, e-library,
era digital adalah istilah yang digunakan e-shop, dan sebagainya. Masa ini disebut
dalam kemunculan digital, jaringan masa sebagai revolusi digital, artinya era
internet khususnya teknologi informasi dimana aliran informasi melalui media-
komputer. Media baru sering digunakan media komunikasi bersifat jelas, akurat,
untuk menggambarkan teknologi canggih. dan cepat
Media baru memiliki kharateristik dapat
dimanipulasi bersifat jaringan atau Musik Pada Era Digital
internet. Selain internet seperti media Menurut Marshall McLuhan pada saat
cetak, televisi, majalah, surat kabar, bukan ini telah mengalami beberapa era
termasuk media baru. Media massa beralih perubahan media (we shape our tools and
ke media baru atau internet karena ada there after our tools shape us) yaitu :
pergeseran budaya dalam sebuah 1. Oral Age artinya pada era saat ini
penyampaian informasi. Kemampaun segala bentuk komunikasi dilakukan
media baru lebih memudahkan dengan oral atau lisan, bersifat
masyarakat dalam menerima informasi langsung
dan lebih cepat dengan sistem digital 2. Scribal Age artinya pada era saat ini
Era digital merupakan suatu masa telah menggunakan tulisan. Era ini
dimana sebagian besar masyarakat telah menggunakan buku. Era ini
menggunakan sistem digital dalam masyarakat telah menyadur kata demi
kehidupan sehari-hari. Sistem digital kata, kalimat demi kalimat dengan
bersumber dari bahasa binari dimana tulisan tangan
“kata-kata” dalam sistem disebut bits yang 3. Print Age artinya pada era ini musik
terdiri dari urutan angka satu (1) dan nol adalah industri pertama yang
(0). Sistem digital lebih canggih dari sistem digunakan. Industri ini disebut sheet
analog. Sistem analog adalah menghasilkan music. Pada bidang musik siswa dan

105
Murni Eva Marlina Rumapea, Tantangan Pembelajaran Musik pada Era Digital

masyarakat dapat membeli buku Pengembangan era digital ini menjadi


musik, buku berisi not balok. Dengan kecenderungan dan pilihan karena adanya
buku not balok, maka not-not pada perubahan dalam kehidupan. Pada era
musik dapat dituliskan. Kemudian para digital ini telah terjadi perubahan
pembaca dapat membaca atau paradigma dalam dunia pendidikan.
memainkan (cover song) not-not pada Adapun yang menjadi tantangan bidang
buku balok pendidikan yaitu :
4. Electric Age artinya pada era ini Tantangan berasal dari perubahan
industri musik telah berubah total. pandangan terhadap belajar itu sendiri ;
Musik telah berbentuk industri dimana seperti perilaku kurikulum
rekaman dan broadcasting (stimulus dan respon) tidak menghasilkan
menggantikan industri sheet musik hasil yang maksimal
menjadi idola/primadona industri Kemajuan teknologi membuat
musik komunikasi dan informasi ; dimana
5. Digital Age artinya era saat ini telah teknologi membuat berbagai kemudahan
dihadapkan dengan sesuatu yang baru dan kepraktisan dakam pembelajaran.
(era digital). Para musisi telah Perkembangan teknologi digital
membandingkan zaman kaset, CD, DVD, mengakibatkan perubahan orientasi
i Pod, dan seterusnya. belajar out side guided menjadi self guided.
Teknologi digital dapat mempengaruhi
Tantangan Era Digital dalam konsepsi pembelajaran. Seperti
Pembelajaran Musik pembelajaran sebagai suatu bimbingan
Perkembangan dunia digital berbasis agar mampu mengeksplorasi pengetahuan.
komputer dan internet membuat seluruh Dengan adanya teknologi digital
aktivitas menjadi tanpa batas ruang, dan pembelajaran telah berbentuk plasdis,
waktu. Dunia digital tidak hanya video discs, e-mail, internet, multimedia,
menawarkan peluang berbasis bisnis, dan computer assitel instruction/intelligent
namun juga memberikan tantangan computer assited instruction (CAI/ICAI).
terhadap segala bidang kehidupan untuk Dengan melihat keadaan ini kebutuhan
meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam multimedia interaktif semakin dirasakan
kehidupan. Dengan memudahkan baik dari pra sekolah hingga pendidikan
kehidupan, tentu mengharuskan untuk tinggi
mengontrol dan mengendalikan dalam Dengan perkembangan era digital
kehidupan. Dengan alasan jika teknologi saat ini, maka bidang pendidikan terutama
bersifat berlebihan maka akan merugikan pembelajaran musik harus membentuk
dan tidak menghasilkan yang maksimal diri baik siswa atau guru. Guru dan siswa
Perkembangan teknologi yang begitu berdaya saing tinggi (qualified) untuk
cepat dapat merusak seluruh bidang menghasilkan siswa yang terampil.
kehidupan seperti bidang sosial, budaya, Terlebih pada guru sebaiknya harus
dan politik. Seiring dengan perkembangan memiliki kualitas lebih tinggi dari siswa.
teknologi yang semakin pesat, kebutuhan Menurut penulis yang menjadi tantangan
konsep dan mekanisme pembelajaran pada pembelajaran musik adalah: 1)
berbasis digital sesuatu yang tidak Bagaimana meningkatkan minat terhadap
terelakkan. Konsep terkenal dengan musik dan kreativitas dalam pembelajaran
sebutan era digital. Artinya era digital musik; 2) Bagaimana melakukan
membawa pengaruh terjadi proses penelitian terhadap dunia pendidikan agar
transformasi pendidikan konvensional mengetahui minat terhadap musik; 3)
kedalam bentuk digital baik secara isi Bagaimana meningkatkan daya saing yang
(contens) dan sistem tinggi dalam membentuk siswa yang

106
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 3(2) (2019): 101-110

berkualitas dibidang musik; 4) Munculnya semakin mendukung bahwa mata


teknologi bidang pembelajaran musik pelajaran musik bukan mata pelajaran
(komputer musik, internet musik); 5) utama/ini. Hanya mata pelajaran
Kurangnya sarana prasarana pembelajaran bersifat ekstrakurikuler, kurang
musik di sekolah bermanfaat bagi siswa dan masa depan
Pada saat ini pembelajaran musik di siswa
sekolah masih belum berjalan lancar dan 3. Pada guru ; artinya guru kurang
sesuai dengan semestinya. Tantangan yang memiliki daya tarik, guru kurang
dihadapi adalah minimnya sarana mampu menciptakan suasana
prasarana yang ada sekolah. Seperti alat- menyenangkan bagi siswa. Seperti guru
alat musik (piano, gitar, drum, dan lainnya) banya bersifat ceramah atau membuat
sangat jarang ditemukan di sekolah, suasana menyeramkan sehingga siswa
sehingga uintuk melaksanakan tidak memiliki respon/daya tarik
pembelajaran tidak berjalan lancar. terhadap guru. Selain itu guru yang
Dengan terbatasnya alat-alat musik, maka mengajar hanya bersifat kognitif atau
siswa tidak dapat mengembangkan bakat teori-teori, tidak membentuk afektif
dan bermain dengan musik. Sedangkan dan psikomotorik. Saat pembelajaran
jika dalam proses pembelajaran musik di musik guru tidak melakukan metode
sekolah siswa harus memperoleh atau pendekatan membuat siswa
pengalaman bermusik. Artinya dengan menyenangkan, menarik, dan
kegiatan mendengarkan musik, bermain bermakna bagi siswa. Guru kurang
musik, bernyanyi, membaca musik, mempersiapkan secara efisien dan
bergerak mengikuti musik dapat dilakukan efektif serta kemampuan pribadi saat
siswa (Rouget, 1980; Susantina, 2004). pembelajaran musik baik secara teori
Dengan memahami hal ini maka senada atau praktek
dengan tujuan pendidikan nasional yaitu 4. Latar belakang pendidikan ; secara
membentuk manusia yang beriman dan dominan guru yang mengajar
bertaqwa kedapa Tuhan Yang Maha Esa, pembelajaran musik bukan berlatar
beretika (beradab dan berwawasan belakang seni musik. Maka untuk
budaya Bangsa Indonesia), memiliki nalar mengajarkan pembelajaran musik
(maju, cerdas, kreatif, inovatif, dan tidak memiliki kemampuan. Bahkan
bertanggungjawab), berkemampuan guru yang mengajar sama sekali tidak
komunikasi sosial, (tertib dan sadar memahami seni musik atau dengan
hukum, kooperatif dan kompetitif, istilah “buta sama sekali tentang
demokratis) dan berbadan sehat sehingga musik”. Keadaan ini mengakibatkan
menjadi manusia mandiri (Mulyasa 2003) pembejaran musik tidak membentuk
Selain hal di atas, pembelajaran ketrampilan musik dan membentuk
musik juga memiliki tantangan seperti : minat terhadap musik
1. Pada siswa ; artinya siswa tidak Berdasarkan tantangan-tantangan di
menemukan hal yang menyenangkan atas, maka siswa dituntut untuk memiliki
dan menarik saat pembelajaran musik sumber daya manusia (SDM) dan tingkat
2. Kurangnya sarana prasarana seperti kreativitas yang tinggi. Untuk
alat-alat musik yang ada di sekolah, mewujudkannya diperlukan proses
tidak lengkap, bahkan ada yang tidak pembelajaran dan sarana prasarna yang
memiliki alat-alat musik. Keadaan ini mendukung. Terlebih era digital saat ini
akan menimbulkan siswa tidak pembelajaran musik memiliki tantangan
memiliki minat dan daya tarik untuk berupa semakin berkurangnya semangat
pembelajaran musik (Djohan 2009). siswa pada pembelajaran musik. Siswa
Selain itu menurut penulis keadaan ini telah mengandalkan komputerisasi yang

107
Murni Eva Marlina Rumapea, Tantangan Pembelajaran Musik pada Era Digital

disebut komputerisasi musik. Siswa tidak lainnya harus melakukan kerja sama yang
lagi memiliki kemauan dan kreativitas baik. Sehingga tujuan pendidikan
terhadap musik sehingga melemahkan berdasarkan sekolah, dan pendidikan
unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik nasional dapat terwujud
Selain kemampuan kognitf, afektif, Dalam perkembangan era digital saat
dan psikomotorik tantangan yang dimiliki ini untuk mengatasi tantangan dalam
adalah siswa harus memiliki sikap moral, pembelajaran musik adalah :
mental yang baik. Dengan tujuan untuk 1. Revolusi Pembelajaran artinya guru
membentuk kualitas yang profesional, harus merubah cara/bentuk mengajar.
sehingga terbentuk kemampuan bidang Guru saat pembelajaran harus memiliki
intelektual dan bidang kepribadian. Era kemampuan teknologi senimal mampu
digital dapat mempengaruhi kepribadian menggunakan internet dan
siswa dan minat pendidikan, demikian mengekspresikan alat-alat teknologi.
juga terhadap pembelajaran musik. Untuk Guru harus mampu menggunakan
iti modal menghadapi tantangan era digital sarana parasarana pendukung saat
adalah meningkatkan bidang intelektual, pembelajaran, penggunanan in focus,
membentuk kepribadian, dan membentuk pointer, dan lainnya. Selain itu guru
ketrampilan. mampu mengaplikasikan internet
(google, blog, facebokk, instagran, WA, e
Solusi dalam Menghadapi Tantangan di book, dan sebagainya). Semua itu
Era Digital adalah pendukung digital untuk
Musik merupakan karya cipta membantu pengajaran. Penggunaan
manusia yang memakai medium bunyi internet (media sosial) saat
untuk menikmatinya. Musik adalah suatu pembelajaran adalah sesuatu yang
bentuk kesatuan nada, ritme, irama, menarik bagi siswa. Dengan
harmoni, melodi, notasi, bentuk dan gaya penggunaan internet digital guru dapat
serta ekspresi. Musik tidak hanya memberi pertanyaan/soal melalui
instrumen tetapi juga vokal. Hal ini dapat jaringan aplikasi internet. Kemudian
juga diartikan bahwa jika seseorang siswa dapat menjawab pertanyaan
mampu bermain musik, belum dapat yang diberikan oleh guru. Guru juga
dikatakan sebagai pemusik apabila dapat memberi rangkuman materi
seseorang tersebut tidak memahami pembelajaran melalui jaringan aplikasi
teknik vokal, demikian sebaliknya (Rouget internet, sehingga siswa dapat
1980) membaca materi secara berulang.
Pada era digital ini untuk menyikapi Selain itu, untuk meningkatkan kreatif,
hal pembelajaran harus dilakukan dengan guru menggunakan saran blog yang
serius agar bermanfaat bagi siswa dan ada pada internet. Artinya sarana blog
guru. Proses pembelajaran musik menjadi dapat meningkatkan kreatif membaca
media utama untuk memahami dan dan menulis, sehingga siswa dapat
menguasai teknologi digital dengan baik membaca secara berulang. Bagi siswa
dan benar. Guru dan siswa harus dapat dapat membuat tulisan, video blogging
mengontrol sikap terhadap proses yang menumbuhkan kreatif siswa
pembelajaran teknologi digital agar 2. Meningkatkan Kompetensi Guru
mengetahui manfaat serta terhindar artinya guru salah satu sumber
dampak negatif dan berlebihan. Dikatakan informasi pengetahuan. Guru harus
demikian dampak negatif bagi siswa mampu meningkatkan bidang
adalah merusak karakter, moral, dan teknologi dan informasi. Guru harus
mental. Untuk itu guru, orang tua, mampu membuat fortal belajar.
masyarakat, pemerintah, dan pemangku Dengan tujuan agar siswa, guru, orang

108
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 3(2) (2019): 101-110

tua, dan yang berkepentingan dalam pembelajaran musik. Sarana prasarana


mengabdate (melihat) dalam sangat didukung fasilitas internet
pembelajaran. Untuk peningkatan super lancar agar proses pembelajaran
kompetensi guru dilakukan dengan berjalan mudah dan lancar. Dengan
menambahkan keahlian guru. Guru visualisasi pembelajaran musik sangat
diwajibkan membuat hal yang baru diperlukan agar dapat menimbulkan
seperti menulis di blog, jurnal minat dan kreativitas siswa terhadap
berdigital. Kemudian dibentuk musik
komunitas guru pengajar musik di 4. Kolaborasi artinya tidak hanya
group jurnal, dan blogger. Peningkatan dilakukan oleh pihak sekolah, siswa
kompetensi juga dilakukan dengan dan orang tua. Tidak hanya sekolah dan
melanjutkan studi pascasarjana, orang tua untuk membentuk siswa. Di
mengikuti seminar, pelatihan digital era digital ini begitu besar kesempatan
learning bidang musik. Apabila bentuk siswa untuk berbuat tidak benar
kompetensi dilakukan maka guru akan terhadap internet. Seperti penggunaan
memiliki skill teknologi dan wawasan gadget 24 jam, melihat pornografi,
teknologi. Hal ini akan mewujudkan cyber crime, game on line. Kolaborasi
siswa bersemangat, bergairah saat dilakukan menggunakan ahli teknologi
pembelajaran (Djohan 2009:50). Untuk bekerja sama dengan lembaga lain
bidang musik guru harus untuk mencegah perbuatan tidak benar
berlatarbelakang bidang musik. Hal lewat internet (tidak dapat melihat
inilah yang banyak ditemukan bahwa secara visul lewat intenet). Kolaborasi
guru yang mengajar musik tidak dapat dilakukan yayasan-yayasan
belatarbelakang bidang musik. Maka keagamaan untuk membentuk karakter
saat pembelajaran sering terjadi hal- siswa berbudi pekerti yang baik dan
hal yang kurang menyenangkan benar. Maka dari itu untuk
sehingga tujuan dan aplikasi materi mewujudkan kolaborasi maka
tidak lakukan sinergisitas antara sekolah, orang tua,
3. Saran Pendukung artinya lembaga siswa, yayasan/lembaga lain harus
pendidikan harus memiliki sarana dilakukan
prasarana sebagai pendukung. Seperti
jumlah komputer yang memadai, SIMPULAN
ruangan alat-alat musik, jaringan Pada dasarnya perkembangan
internet yang lancar, dan bahasa teknologi membawa manfaat dan
sebagai sarana bagi siswa. Terlebih mempermudah bidang pendidikan
untuk bidang musik, maka untuk (pembelajaran musik). Dimana saat
meningkatkan kreativitas musik pembelajaran musik tidak lagi bersifat
sekolah harus menyediakan radio on manual tetapi bersifat digital. Komunikasi
line. Agar siswa dapat antara guru dan siswa tidak lagi bersifat
mengaktualisasikan diri, dan dapat langsung tetapi menggunakan internet
sebagai komunikasi orang tua, guru, berdigital. Dengan internet berdigital
sekolah dan pihak lainnya. proses pembelajaran antara guru dan
Berdasarkan kenyataan saat ini siswa siswa tidak terbatas ruang dan waktu.
telah terbiasa berhadapan dengan Dari pembahasan ini banyak hal baru
visual internet youtube, komputer, baik bersifat positif dan negartif yang
internet, tablet. Alat bantu visual akan mudah tertanam pada diri siswa terutama
memperbaiki proses pembelajaran bentuk karakter. Untuk itu pihak lembaga
musik. Untuk itu diperlukan ruang pendidikan, orang tua, siswa, dan pihak
film/teater mini untuk proses kerja sama harus dapat mendidik dan

109
Murni Eva Marlina Rumapea, Tantangan Pembelajaran Musik pada Era Digital

membimbing sistem agar terhindar dari Djohan. (2005). Psikologi Musik. Yogyakarta : Buku
hal-hal negatif. Artinya pihak-pihak Baik
Hamalik, O.. (2011). Proses Belajar Mengajar.
tersebut harus memilah materi-materi Jakarta : Bumi Aksara
dalam proses pembelajaran dengan Jamalus. (1988). Pengajaran Musik Melalui
aplikasi yang ada di internet. Dengan Pengalaman Musik. Jakarta : Depdikbud
tujuan agar siswa tidak lalai mencari hal- Moelong, J.L. (2006). Metodologi Penelitian
hal yang tidak penting atau tidak Kualitatif. Bandung : Rosdakarya
Mulyasa, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi:
berhubungan dengan materi pembelajaran Konsep, Karakteristik, dan Implementasi.
musik. Selain itu lembaga pendidikan Bandung : Remaja Rosdakarya
harus mengawasi siswa agar informasi Republik Indonesia. (2003). Peraturan Pemerintah
yang diterima harus bersifat positif dan Nomor 20 Tentang Pendidikan Nasional.
membangun. Sekretariat Negara : Jakarta
Rouget, G. (1985). Music and Trance a Theory of The
Relations Between Music and Possesion.
DAFTAR PUSTAKA Terjemahan dari Bahasa Prancis oleh
Angelieri F. Carlin V, Saez DM, Pozzi R, Ribeiro DA, Brunhilde Biebuy, dkk
(2010). Mutagenicity and Cytotoxicity Susantina, S. (2004). Nada-Nada Radikal,
Assessement in Patients Undergoing Perbincangan Para Filsuf Tentang Musik.
Orthodontic Radiographs, The British Yogyakarta : Panta Rhei Offset
Institute of Radiology, 39:437-440 Sutrisna dan Sutarmanto, (1999). Pembenihan Ikan
Baedowi, A., dkk. (2015). Potret Pendidikan Kita. Air Tawar. Jakarta : Kasinius
Jakarta : Pustaka Alvabet

110

Anda mungkin juga menyukai