Dosen Pengampu:
Mansurdin, S.Sn.,M.Hum.
Hana Shilfia Iraqi.,M.Pd
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan karunianya, sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “ Konsep Pengembangan Teknologi
dalam Pembentukan Kreativitas Musik Sederhana Sekolah ” ini dalam bentuk maupun
isinya dengan tepat waktu. Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih sebesar
besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Seni Musik SD yaitu Bapak
Mansurdin, S.Sn, M.Hum dan Ibuk Hana Shilfis Iraqi,.M.Pd.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca. Makalah ini kami
akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih kurang. Oleh karena
itu kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...…….1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………….....1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………....1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………..…1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..2
Kesimpulan …………………………………………………………………………..….9
Saran………………………………………………………………………………….….9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………....10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni sebagai suatu bidang yang mendasarkan diri pada keindahan yang mempunyai peran
signifikan bagi pendidikan seni kedepannya. Sejak beberapa abad sebelum Masehi, seni telah
masuk dalam dunia pendidikan. Keindahan sebagai elemen dasar dipakai dalam pendidikan seni
sebagai saranan peningkatan intelektual (Sunarto, 2016). Seni merupakan istilah yang identic
dengan keindahan. Disaat kita mendengar kata seni, maka dalam benak kita akan muncul yaitu
suatu karya seni yang dapat berupa benda, lukisan, bangunan, atau benda-benda indah lainnya
yang dihasilkan oleh seniman yang memiliki bakat dan kreativitas yang sangat tinggi.
Dari waktu ke waktu, pendidikan seni pun kini sudah mengalami perkembangan yang
cukup signifikan, seperti halnya kreativitas dan inovatif dalam pendidikan seni terus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu pendidikan seni yang berdimensi
moral sebenarnya dapat membantu tingkat kecerdasan dan emosional seseorang. Dalam bidang
pendidikan, seni juga memberikan pengaruh penting terhadap mental maupun fisik dari peserta
didik. Bahkan dengan adanya pendidikan seni juga berpengaruh terhadap perilaku peserta didik
saat ini agar dapat terbentuk kea rah yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi, kata “seni” berasal dari Bahasa Sanskerta yang berarti “penyembahan,
pelayanan, pemberian”. Sedangkan kata “musik’ berasal dari Bahasa Inggris , music yang
berasal dari Bahasa Yunani mousike. Mousike merujuk kepada semua seni yang dipimpin oleh
Mouses yang berupa musik dan puisi. Musik bukan hanya sebagai media bereskpresi dan hiburan
semata, tetapi dapat digunakan sebagai sarana pendidikann, sumber inspirasi, bahkan sebagai
profesi.
Berikut ini adalah definisi seni music menurut beberapa ahli, yaitu:
1. Menurut Jamalus, Seni musik adalah hasil karya seni berupa bunyi yang dituangkan
dalam bentuk lagu atau komposisi sebagai ungkapan perasaan dan pikiran penciptanya
melalui unsur-unsur pokok musik yaitu melodi, irama, harmoni, dan bentuk atau struktur
lagu serta ekspresi sebagai sumber kesatuan.
2. Menurut Sunarto, Seni musik adalah penghayatan isi hati manusia yang diungkapkan
dalam bentuk bunyi yang teratur dengan ritme atau melodi serta memiliki unsur atau
keselarasan yang indah.
3. Menurut Reed dan Sidnell, Seni musik adalah cabang seni berbentuk suara yang di
dalamnya terkandung unsur melodi, ritme, harmoni, serta timbre.
4. Menurut David Edwen, Seni musik adalah ilmu pengetahuan seni tentang kombinasi
ritmik dari nada-nada, baik vocal maupun instrumental, yang meliputi harmoni dan
melodi sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan terutama aspek
emosional.
Menurut Marshall McLuhan pada saat ini telah mengalami beberapa era perubahan media
(we shape our tools and there after our tools shape us) yaitu:
2
Oral Age artinya pada era saat ini segala bentuk komunikasi dilakukan dengan oral atau
lisan, bersifat langsung
Scribal Age artinya pada era saat ini telah menggunakan tulisan. Era ini telah
menggunakan buku. Era ini masyarakat telah menyadur kata demi kata, kalimat demi
kalimat dengan tulisan tangan
Print Age artinya pada era ini musik adalah industri pertama yang digunakan. Industri ini
disebut sheet music. Pada bidang musik siswa dan masyarakat dapat membeli buku
musik, buku berisi not balok. Dengan buku not balok, maka notnot pada musik dapat
dituliskan. Kemudian para pembaca dapat membaca atau memainkan (cover song) not-
not pada buku balok
Electric Age artinya pada era ini industri musik telah berubah total. Musik telah
berbentuk industri rekaman dan broadcasting menggantikan industri sheet musik menjadi
idola/primadona industri musik
Digital Age artinya era saat ini telah dihadapkan dengan sesuatu yang baru (era digital).
Para musisi telah membandingkan zaman kaset, CD, DVD, i Pod, dan seterusnya.
(1) persiapan;
Tahap pertama ini adalah tentang mengumpulkan informasi. Ini adalah tahap dimana
Anda melakukan riset dan berempati dengan pengguna untuk memahami masalah dan kebutuhan
pengguna Anda. Beberapa orang berpikir bahwa ide kreatif hanya muncul dari ruang hampa,
3
tetapi ide kreatif selalu merupakan solusi pada suatu masalah atau kebutuhan. Pada tahap ini,
Anda juga menggunakan berbagai metode untuk membuat ide untuk membantu Anda
memahami, menyerang, dan membangun desain dan ide kreatif Anda dari sudut yang berbeda.
Anda memprovokasi pemikiran Anda untuk lebih memahami masalah desain Anda, ide Anda
dan ruang desain Anda.
(2) inkubasi;
Pada tahap ini, Anda mengambil langkah mundur dari masalah itu dan biarkan pikiran
Anda mengembara untuk merenungkan dan menyelesaikan masalah itu. Anda memelihara proses
pemikiran bawah sadar Anda, sebagai contoh, dengan tetap terbuka untuk ide yang datang
kepada Anda ketika Anda sedang mencuci piring atau pergi jalan - jalan. Anda membuka pikiran
Anda kepada semua ide - bahkan ide gila sekalipun.
(3) iluminasi;
Ini adalah tahap ketiga. Tahap ini pada dasarnya menggambarkan momen “eureka!” atau
“aha” klasik dari sebuah wawasan. Tetapi, faktanya bahwa iluminasi mempunyai satu tahapan
tersendiri menunjukkan bahwa itu pada dasarnya tidak hanya sebuah momen wawasan dan
membantu Anda mengerti bahwa itu adalah sesuatu yang Anda bisa - dan harus - kerjakan untuk
Anda capai. Tahap ketiga adalah apa yang kebanyakan orang pikir sebagai karakteristik klasik
dari seseorang yang kreatif, tetapi kreativitas adalah proses dimana bahkan orang yang terlihat
tidak mempunyai imajinasi dapat belajar untuk mengelolanya dan mengembangkannya.
(4) verifikasi.
Pada tahap empat, Anda membangun solusi. Anda mengevaluasi, analisa dan
membangun gagasan Anda. Lalu Anda poles itu untuk memastikan gagasan itu berguna dan
baru. Pada tahap ini, Anda biasanya akan memilih prototipe dan mencoba gagasan Anda untuk
mengetahui apakah hal itu memenuhi kebutuhan pengguna seperti yang Anda perlukan pada
tahap persiapan
4
dimensi kreatif. Sebagai contoh dalam musik terdapat analogi melalui presepsi, visual, auditori,
antisipasi, pemikiran indukif-deduktif, memori, konsentrasi, dan logika.
Alasan lain mengapa dibutuhkan kreativitas dalam pembelajaran seni musik karena
aktivitas musik itu senduru justru banyak melibatkan kegiatan yang mendorog terjadinya
penciptaan yang membutuhkan kreativitas (Djohan, 2005:141). Melalui musik, seorang anak
dapat mengembangkan imajinasi dan kreasi, mengkontribusikaan kreativitas dan ind ividualitas.
Hal ini menjadi mengapa musik disejajarkan dengan 4 disiplin dasar lainnya dan penting untuk
dihadirkan di dalam pendidikan (Djohan, 2005:211-212).
Aktivitas musikal terfokus pada masalah-masalah dasar seperti cara berfikir atau “musik
baru” yang memberikan kemungkinan mencapai tujuan metode dan komposional tertentu.
Tujuan tersebut akan dicapai melalui pengembangan memori, improvisasi dan konsentrasi yang
akan dipraktekan kepada siswa. Musik kreatif ini dapat dilakukan dengan cara mengajak anak
menemukan barang-barang baru untuk dijadikan sebagai alat musik, sehingga dapat
memunculkan kreativitas mereka dalam bermusik. Misalnya menggunakan alat-alat disekitar
mereka seperti botol, tong, ember, bamboo, mereka membuat alat music kreatif dan
memainkannya.
Aspek dari sebuah pembelajaran kreatif yang harus dipahami dan dilakukan oleh seorang
guru yang baik dalam proses pembelajaran terhadap siswa. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai
berikut:
Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya untuk berkembang sesuai
dengan kecenderungan bakat dan minat mereka.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan rasa tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas dan bantuan jika mereka membutuhkan.
Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan antuisme terhadap
ide serta gagasan mereka.
Mendorong siswa untuk terus maju untuk mencapai sukses dalam bidang yang diminati
dan penghargaan atas prestasi mereka.
5
Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk memberikan semangat pada
pekerjaan berikutnya.
Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran untuk membangun
hubungan dengan realitas dan kehidupan nyata.
Memuji kindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat, serta modalitas gaya
belajar individu siswa.
Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara penuh dalam
proyekproyek pembelajaran mandiri.
Menyatakan kepada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra mereka dan
mempunyai peran sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa.
Bidang-bidang kreativitas
Setiap orang mempunyai potensi kreatif, hanya tingkat dan bidangnya bisa berbeda-beda
(walaupun bila dikaitkan dengan kecerdasan maka biasanya untuk menjadi kreatif perlu standar
kecerdasan tertentu, misalnya individu yang tergolong kecerdasannya di bawah sulit sekali
menjadi kreatif). Astuti (2010: 253-255) mengutip teori dari Gardner dimana bidang-bidang
kreativitas berdasar jenis kecerdasan (multiple intelligences) maka akan ditemui tujuh bidang
yang dapat dikembangkan. Bidang tersebut meliputi:
6
musical intelligence (kemampuan individu yang memiliki sensitivitas terhadap nada,
melodi, ritme, misalnya menjadi komposer, musisi, conductor);
interpersonal intelligence (kemampuan memahami dan berinteraksi secara efektif dengan
individu lain, misalnya dibutuhkan agar menjadi guru yang baik, pekerja sosial, aktor.
politisi);
intrapersonal intelligence (kemampuan untuk membuat konstruksi mengenai diri individu
dengan tepat, dan menggunakan pengetahuan untuk merancang dan mengarahkan
kehidupan individu, misalnya menjadi teolog, psikolog, ahli filsafat).
7
Musik dapat membantu anak untuk mampu berekspresi lebih baik, melatih
kepekaan mereka terhadap seni (khususnya musik) dan lingkungan, meningkatkan
kecerdasan otak, meningkatkan daya pikir, mengembangkan kreativitas, dan
menumbuhkan rasa percaya diri untuk tampil di muka umum (Pramono, 2015: 157).
Mengajarkan musik pada anak sedini mungkin memiliki manfaat yang jauh lebih besar
daripada mengenalkan musik pada saat anak menginjak usia di atas 10 tahun.Musik anak
harus sesuai dengan perkembangan fisik yang mampu menjadikan dirinya sebagai media
pengungkapan perasaan, pikiran, isi hati anak. Pemilihan alat musik pun harus
disesuaikan dengan usia anak.
Misalnya, pada usia 6-7 tahun pada kelas rendah sekolah dasar, anak bisa mulai
diperkenalkan dengan alat musik seperti piano, biola, gitar, atau drum. Karena pada usia
ini otot-otot tangan dan kaki anak sudah lebih kuat daripada usia balita. Jika anak
berminat dengan alat musik tiup, saat anak berusia 8-9 tahun atau tingkat sedang sekolah
dasar, maka anak bisa mulai diperkenalkan pada seruling. Ketika usianya sudah cukup
dan kemampuannya berkembang, anak bisa melanjutkan dengan alat musik tiup lain
seperti flute, saksofon, ataupun klarinet.
Karakter musik anak dapat ditemukan tidak hanya pada semua aspek musik tetapi
juga seperti; aspek bunyi, nada, ritme, tempo dan dinamik serta ekspresi dan bentuk
musik. Selain itu seyogyanya musik anak mampu memberikan kesempatan bagi
perkembangan kreativitas berpikir dan seni (rasa keindahan) anak serta dunia anak.
Berikut ini karakteristik yang sebaiknya muncul dalam musik anak adalah: 1) musik
sesuai dengan minat dan menyatukan dengan kehidupan anak sehari-hari; 2) ritme musik
dan pola melodinya pendek sehingga mudah diingat, 3) nyanyian atau lagu tersebut juga
harus mengandung unsur musik lainnya, dan 4) melalui musik anak diberi kesempatan
pula untuk bergerak melalui musik.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seni sebagai suatu bidang yang mendasarkan diri pada keindahan mempunyai peran
signifikan bagi pendidikan seni kedepannya. Konsep pendidikan seni di Sekolah Dasar pada
dasarnya diarahkan pada pembentukan sikap, sehingga terjadi keseimbangan intelektual,
kecerdasan, mental, fisik dan moral anak, karena pada masa usia Sekolah Dasar, perkembangan
mental dan fisik anak sedang dalam tahap perkembangan yang tinggi sehingga untuk
mengoptimalkan kreativitasnya maka pendidikan seni merupakan salah satu cara yang tepat
untuk digunakan. Oleh karena itu, pendidikan seni seharusnya dapat menjadi wadah atau sarana
bagi anak untuk mengembangkan dan menuangkan kreativitasnya.
Kreativitas anak pada usia Sekolah Dasar masih sangat beragam sesuai dengan tingkat
kematangan dan perkembangan otak mereka. Untuk meningkatkan perkembangan kreativitas
anak agar tumbuh optimal pendidikan seni memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai
sarana memfasilitasi anak dalam mengekspresikan pikiran dan jiwa anak tersebut.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
selaku pelajar. Semoga kedepannya pendidikan di Indonesia sesuai dengan hakikat pendidikan
dan sesuai dengan kedudukannya dalam penyelenggaraan pendidikan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Leaderonomics.com. (2021, 12 oktober). Apa saja tahapan kreativitas. Diakses pada 21 februari
2023, dari https://www.leaderonomics.com/id/articles/kepemimpinan/apa-saja-tahapan-
kreativitas
Munandar, U. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan. Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan
Bakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Purhanudin, MS Viktor. (….). Pendidikan Seni dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Waspada FKIP UNDARIS. Hal 12-20.
Susantina, S. (2004). Nada-Nada Radikal, Perbincangan Para Filsuf Tentang Musik. Yogyakarta
: Panta Rhei Offse
Yuni, Qonita Fitria. (2016). Kreativitas Dalam Pembelajaran Seni Musik di Sekolah Dasar:
Suatu Tinjauan Konseptual. Journal Elementary. Vol. 4. Hal 56-72.
10