Unit 7
PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA
Subunit 2
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA
Kelas 3C
Kelompok 16
Niko Indrayana
(2014004020)
Khabibah Saniya R (2014004080)
Contoh
Misalnya:
untuk memperkenalkan bentuk bilangan (bilangan positif,
bilangan negatif) dalam satu garis bilangan, digunakan garis
bilangan yang menggunakan Cepot (tokoh jenaka dalam wayang
Sunda). Cepot akan memandu siswa berinteraksi dengan garis
bilangan dan operasi bilangan dalam pembelajaran matematika.
diwujudkan ketika seorang pengajar mempergunakan sempoa
(alat untuk menghitung yang biasa digunakan oleh orang
Tionghoa). Pengajar dapat menunjukkan kedudukan satuan,
puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya serta menunjukkan cara
penambahan dan pengurangan bahkan untuk perkalian dan
pembagian.
Gambar berbagai macam gong dan pada getombang bunyi yang terjadi.
Gambar perisai
Gambar mandau
Gambar keris
2. Tari
3. Tembang/Lagu-lagu daerah
- Religius (Ilir-ilir)
- Kegembiraan (Sluku sluku bathok)
gundul pacul)
- Kedisiplinan (jamuran)
- Solidaritas,penghargaan terhadap alam semesta
(Padhang Rembulan)
- Hormat dan santun (Jaranan)
4. Permainan
- Kelenturan, kecermatan, kegesitan (benthik)
- Kebersamaan/kerjasama (jamuran)
- Bekerja keras (engklek atau suda manda)
- Kecepatan, kesabaran, dan daya pikir dalam
bertaktik.(benteng)
5. Seni Pertunjukan
- Tuntunan (ketoprak dan wayang)
- Ketuhanan, heroisme, keindahan (wayang)
- Sejarah (Ludruk)
6. Kebiasaan/tradisi
- Religius (sekaten, tahlil, yasinan)
- keselarasan, keserasian dan keseimbangan
(bersih deso, larung sesaji)
7. Benda-benda dan makna filsofisnya
- Harga diri (Celurit Madura)
- Kepahlawanan dan kekuatan (mandau, perisai dan
baju perang, alat musik Sampe dari Suku Dayak).
Pembelajaran
berbasis
budaya
yang
berlandaskan pada konstruktivisme memerlukan
beragam bentuk pengukuran untuk penilaian hasil
belajar. Penilaian hasil belajar tidak semata-mata
diperoleh dari siswa mengerjakan tes akhir atau tes
hasil belajar yang berbentuk uraian ( terbatas ) atau
obyektif saja. Konsep penilaian hasil belajar dalam
pembelajaran budaya adalah beragam perwujudan
(multiple representation ). Hal ini berarti hasil
belajar siswa dinilai melalui beragam cara dan
perwujudan; guru menggunakan beragam teknik dan
alat ukur, siswa mengekspresikan keberhasilannya
dalam beragam bentuk.