Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
1
BAB I
PENDAHULUAN
Harapan masyarakat terhadap perguruan tinngi amat besar, karena perguruan tinggi
adalah institusi yang didedikasikan untuk: (1) menguasai, memanfaatkan,
mendesiminasikan, mentransformasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni; (2) mempelajari dan melestarikan budaya serta (3) meningkatkan
mutu kehidupan masyarakat (Depdiknas, 2007: 7). Perguruan tinggi juga sebagai
lembaga yang melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan
pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk menopang
dedikasi dan fungsi tersebut perguruan tinggi harus mampu mengatur diri sendiri dalam
upaya meningkatkan dan menjamin mutu secara terus menerus, baik masukan, proses
maupun keluaran berbagai program dan layanan yang diberikan kepada masyarakat.
Proses akademik yang terjadi di perguruan tinggi akan menghasilkan produk dan
layanan akademik yang dirasakan langsung oleh mahasiswa dan masyarakat
(stakeholder). Agar perguruan tinggi terutama LPTK menjadi pilihan dan harapan
masyarakat maka harus mendukung program pemerintah khususnya implementasi
kurikulum 2013.
Implementasi Kurikulum Baru 2013, membutuhkan kesiapan semua pihak yaitu
LPTK sebagai lembaga yang menghasilkan calon guru, guru, sarana prasarana serta
bahan ajar yang memadai agar tujuan yang diharapkan bisa dicapai. Kompetensi
yang diharapkan dalam kurikulum 2013 adalah kompetensi masa depan yaitu
kemampuan berkomunikasi, berfikir jernih dan kritis, mempertimbangkan segi moral
suatu permasalahan, menjadi warga negara yang bertangggung jawab, memiliki
kesiapan bekerja, kemampuan mengerti dan toleran, kemampuan hidup dalam
masyarakat yang, mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki
kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya, serta memiliki kecintaan terhadap
lingkungan.
Pendidikan seni budaya ikut berperan untuk mencapai kompetensi tersebut,
sebab mata pelajaran seni budaya meliputi segala aspek kehidupan. Pelajaran seni
2
budaya membantu memperkokoh jati diri bangsa. Pendidikan Seni Budaya memiliki
sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna
pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai
cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya.
Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi
(pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara
memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika.
Dalam Standar lulusan pendidikan di sekolah dasar disebutkan yaitu memiliki
perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam di sekitar rumah dan sekolah serta tempat tinggal anak. Demikian juga dalam
standar proses. Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skill
meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.Standar proses
mengharuskan pembelajaran di SD dilaksanakan pendekatan saintifik secara
tematik/terpadu.
Kearifan lokal yang bisa dijadikan bahan ajar dalam kurikulum 2013 adalah
seni tari daerah dan seni musik (lagu-lagu daerah), seni gambar, seni drama serta
permainan tradisional. Dalam seni tari, seni musik , seni gambar dan seni drama
serta permainan tradisional bukan hanya melibatkan keterampilan fisik saja, namun
tersirat simbol-simbol dan nilai-nilai moral yang dapat digunakan sebagai panutan
masyarakat khususnya anak-anak. Misalnya kebersamaan, saling menghormati,
melatih kerjasama tim, gigih dalam berusaha, kreativitas, dan lain-lain. Kompetensi ini
yang diharapkan dalam kurikulum 2013. Anak-anak sudah jarang mengenal
kesenian tradisional. Dalam kesenian tradisional bisa memberikan aktivitas
motorik, kognitif, afektif anak.
Berdasarkan hasil observasi awal tentang implentasi Kurikulum 2013 di tiga
daerah yaitu Surabaya, Sidoarjo dan Gresik ditemukan permasalahan, banyak guru
masih bingung untuk mengimplementasikan pembelajaran tematik. Guru kesulitan
mengembangkan pembelajaran tematik dan terpadu utamanya memadukan
indikator, mengaitkan dengan media yang cocok untuk terpadu, mengembangkan
materi utamanya pemilihan materi seni budaya. Guru belum memanfaatkan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar utamanya untuk seni budaya. Mereka juga mengalami
kesulitan untuk penilaian.
Guru SD sebagai guru kelas membutuhkan bahan-bahan seni budaya
tematik sesuai dengan tuntutan kurikulum baru 2013, maka perlu dibantu dengan
penyediaan bahan ajar yang mengeksplor hasil kesenian dan budaya bangsa
Indonesia yang ada di lingkungan kita (konteks dengan lingkungan anak).
Berdasarkan latar belakang tersebut, sebagai tenaga pengajar di LPTK ingin
mengembangkan bahan ajar pembelajaran seni budaya tematik /terpadu berbasis
matematika dan ilmu pengetahuan alam yang merupakan tritunggal kebudayaan
yang tidak bisa dipisahkan, sebagai tanggung jawab ikut mendukung program
pemerintah mensuseskan kurikulum 2013. Dikarenakan IPA di SD baru diberikan pada
kelas tinggi yaitu kelas 4, sementara bahan ajar yang dikembangkan dimulai kelas 1
maka Ke IPAAN untuk bahan ajar dalam hasil penelitian ini difokuskan pada
matematika. Sedang ke IPAAN pada bahan ajar ini hanya disinggung sesuai dengan
konteks materi yang diajarkan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 . P e n g e r t i a n B a h a n A j a r
Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching
material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi
yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran (Dikmenjur) Dengan bahan
ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara
runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu. Pendapat lain mengatakan bahan ajar merupakan
informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan
penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National
Center for Competency Based Training).Bahan ajar adalah seperangkat materi yang
disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta
lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Krisnadi dan Benny,
2010: 3 ). Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa;
• Bahan cetak: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,
wallchart,
• Bahan ajar Audio Visual : video/film,VCD
• Bahan ajar Audio : radio, kaset, CD audio, PH
• Bahan ajar Visual: foto, gambar, model/maket.
• Bahan ajar Multi Media: CD interaktif, computer Based, Internet
Bahan Cetak
Bahan Ajar cetak dapat berbentuk buku teks, pedoman siswa atau buku
kerja. Untuk menghasilkan bahan ajar cetak yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhan program, karakteristik mata kuliah, dan kondisi peserta
didik terdapat langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu: menyusun
peta kompetensi, membuat silabus mata pelajaran, menulis bahan ajar,
Evaluasi bahan ajar
Model Pengembangan Bahan Ajar Cetak
6
juga rekaman audio visual untuk memberi gambar yang jelas tentang langkah- langkah
pembelajaran dan aktivitas siswa belajar.
ketiga ciri di atas akan menghasilkan karya-karya kreatif. Ketiga ciri tersebut
merupakan dorongan dari dalam untuk berkreasi. Selain itu kreativitas biisa dilihat dari
segi siswa yang memiliki: (1) keunikan/kekhasannya, (2) potensinya, dan (3) motivasi
yang dimilikinya. Siswa selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan.
BUAT PEMETAAN
PELAJARI KD PADA KELAS KETERHUBUNGAN KD
DAN SEMETSTER YANG SAMA SETIAP MAPEL DENGAN
DALAM SETIAP MATA TEMA
PELAJARAN
Dengan seni rupa, lukisan menyediakan sumber materi yang kaya bagi
matematika. Seni dapat digunakan mempresentasikan konsep geometri termasuk
gagasan yang tidak terbatas. Dengan tarian, seorang penari bisa bergerak membuat
garis-garis sejajar, lingkaran, simetri pola-pola sekuens baik dalam kelompok
maupun individual. Dari bentuk tubuh penari dapat dimanfaatkan dalam pelajaran
anatomi dan fisika. Misalnya dengan meminta anak untuk bergerak, manakah otot yang
bekerja, manakah yang mengeluarkan energi besar. Dengan bergerak diperkenalkan
pada anak tentang substansi dari tari yaitu adanya ruang, waktu dan tenaga . Dengan
musik seorang guru bisa mengeksplor pecahan, bunyi not pecahan atau rasio bunyi.
Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar
dengan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya dalam proses
pembelajaran. Budaya sebagai bagian yang fundamental bagi pendidikan, ekspresi,
komunikasi suatu gagasan dan perkembangan pengetahuan (Winataputra, 2011: 4.12).
Belajar dengan budaya terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa
sebagai metode untuk memprelajari pelajaran tertentu. Misalnya untuk
memperkenalkan bilangan positif – negatif dalam satu garis bilangan, digunakanlah
Cepot (tokoh jenaka dalam wayang Sunda) Cepot akan memandu siswa berinteraksi
dengangan garis bilangan dan operasi bilangan dalam matematika. Contoh lain untuk
memperkenalkan berbagai bentuk maka guru dapat menggunakan bentuk dan ukuran
instrumen gong, saron, seruling. Untuk memperkenalkan konsep bunyi, gelombang
bunyi dan gema dalam fisika maka anak-anak bisa diajak memukul alat-alat musik
gong besar, gong sedang, gong kecil. Untuk memperkenalkan nilai pecahan anak
bisa diajak bermain dengan harga not 1/8, ¼, ½ , ¾ dan lain lain
Kelas 1 dan 2 SD menurut Permen Dikbud RI tahun 2013 berada pada tingkat
kompetensi satu dengan kompetensi sebagai berikut:
11
Menunjukkan rasa kagum terhadap karya Apresiasi dan kreasi karya seni rupa
seni budaya dan prakarya dalam konteks ekspresif, mosaik/aplikasi, relief dan patung
anugerah Tuhan YME. dari bahan lunak.
Menunjukan perilaku ingin tahu, peduli Apresiasi dan kreasi/rekreasi (cipta ulang)
lingkungan, kerjasama, jujur, percaya karya m u s i k ( l a g u , e l e m e n m u s i c d a n
diri, dan mandiri dalam berkarya seni ritme)
budaya dan prakarya.
Mengenal keragaman karya seni Apresiasi dan kreasi/rekreasi (cipta ulang)
budaya dan prakarya. karya tari ( gerak anggota tubuh,
gerak tiruan)
Memiliki kepekaan inderwi terhadap Apresiasi dan kreasi/rekreasi prakarya
karya seni budaya dan prakarya (kerajinan dari bahan alam, kerajinan
Menciptakan secara orisinal dan tiruan menggunting dan melipat, produk rekayasa
karyaseni budaya dan prakarya yang digerakan air, makanan
olahan
Apresiasi wari san buda ya (c eri t a d al am
Bahas a da erah )
BAB III
TUJUAN PENELITIAN
BAB IV
METODE PENELITIAN
CD rekaman
BUAT PEMETAAN
KETERHUBUNGAN KD SETIAP
PELAJARI KD PADA KELAS DAN MAPEL DENGAN TEMA
SEMETSTER YANG SAMA
DALAM SETIAP MATA
PELAJARAN
1. Uji Ahli
Teknik analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data validasi ahli
berupa saran, komentar, kritik dan saran. Sedang terhadap tingkat kemanfaatan,
kemudahan, keterbacaan, kedalaman materi, kejelasan materi, ketepatan desain,
ketepatan dengan pengguna, kemutakhiran, kemenarikan, teknik analisis yang
digunakan adalah penyekoran.
2. Uji Coba Skala Kecil
Teknik analisis terhadap tingkat kemanfaatan, kemudahan, keterbacaan,
kejelasan materi, keterbacaan juga menggunakan penyekoran. Sedang saran dan
masukan dianalisis secara deskriptif.
3. Uji Coba Skala Besar
a. Teknik analisis terhadap tingkat kemanfaatan, kemudahan, keterbacaan,
kejelasan materi, menggunakan penyekoran
b. Uji efektivitas bahan ajar diukur menggunakan desain
” Before-After” yaitu desain eksperimen dengan cara membandingkan keadaan
sebelum-sesudah perlakuan (Sugiono, 2010), dengan gambar sebagai berikut:
O1 O2
X
Gambar3.4 Desain Eksperimen (Before-After) Untuk uji skala besar
O1 Nilai sebelum perlakuan O2 Nilai sesudah perlakuan
21
BAB V
belum sampai pada sekolah, materi dirasakan terputus tidak runtut , guru kesulitan
mendorong anak untuk bertanya.
Dari hasil review dan diskusi dengan guru-guru SD di atas dilanjutkan
dengan membuat prototipe bahan ajar Seni Budaya tematik berbasis kemipaan.
5.2 Hasil Pengembngan Bahan Ajar Seni Budaya Berbasis Kemipaan untuk SD
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret (7-11 tahun) Piaget
(dalam Tridjata, 2005: 9.9). Pada usia tersebut anak sudah mulai menujukan perilaku
dengan ciri sebagai berikut:
1) Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal konkret,
yakni yang dapat dilihat, didengar, dibau, diraba dan diotak atik, dengan
penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang
lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan pada keadaan yang
sebenarnya, keadaan alami sehingga lebih nyata sehingga kebenarannya dapat
dipertanggung jawabkan.
2) Integratif, anak sekolah dasar memandang sesuatu yang dipelajarai sebagai suatu
keutuhan. Mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin
ilmu.
3) Hirarkis,anak sekolah dasar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang
sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Oleh sebab itu perlu urutan logis,
keterkaitan antar materi, dan cakupan serta kedalam suatu materi.
Menurut Muslich (2006: 166) implikasi terhadap sarana prasarana, sumber belajar
dan media untuk pembelajaran tematik sebagai berikut:
1) Pembelajaran seni budaya tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa,
baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan
menemukan konsep serta prinsip secara holistik autentik. Oleh karena itu
dala pelaksanaanya memerlukan berbagai sarana prasarana. Untuk bergerak
menari misalnya perlu ada ruangan yang kosong sehingga anak leluasa
bergerak. Demikian juga untuk kegiatan bermusik diperlukan alat-alat musik
ritmis sedehana yang bisa digunakan misalnya kenthongan, galon air yang
besar, dan instrumen lain yang menghasilkan bunyi.
2) Dalam buku siswa disediakan berbagai gambar yang bisa digunakan guru
untuk melaksanakan kegiatan. Selain itu perlu menggunakan sumber belajar
yang sifatnya didesain untuk pembelajaran serta sumber belajar yang ada di
lingkungan. Dalam menggambar perlu menggunakan media yang bervariasi
untuk membantu siswa berekspresi. Dalam memahami konsep-konsep
26
Dengan seni rupa, lukisan menyediakan sumber materi yang kaya bagi
matematika. Seni dapat digunakan mempresentasikan konsep geometri termasuk
gagasan yang tidak terbatas. Dengan tarian, seorang penari bisa bergerak membuat
garis-garis sejajar, lingkaran, simetri pola-pola sekuens baik dalam kelompok
maupun individual. Dari bentuk tubuh penari dapat dimanfaatkan dalam pelajaran
anatomi dan fisika. Misalnya dengan meminta anak untuk bergerak, manakah otot yang
bekerja, manakah yang mengeluarkan energi besar. Dengan bergerak diperkenalkan
pada anak tentang substansi dari tari yaitu adanya ruang, waktu dan tenaga . Dengan
musik seorang guru bisa mengeksplor pecahan, bunyi not pecahan atau rasio bunyi.
Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar
dengan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya dalam proses
pembelajaran. Budaya sebagai bagian yang fundamental bagi pendidikan, ekspresi,
komunikasi suatu gagasan dan perkembangan pengetahuan (Winataputra, 2011: 4.12).
5.2.1.3 Pembelajaran Seni Budaya Kurikulum 2013 untuk SD, Kelas 1 dan 2
Kurikulum merupakan rencana pembelajaran yang bersifat makro karena berperan
sebagai pedoman atau acuan untuk mengembangkan silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang akan disusun oleh tim pengembang kurikulum dan guru.
Kurikulum 2013 mapel Seni Budaya mengacu pada kurikulum yang mengedepankan
pengembangan sikap spiritual dan sosio emosional, mengutatamakan pengetahuan
sebagai landasan pengembangan keterampilan. Kedalaman konsep kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan berbeda dengan kompetensi afektif, kognitif dan
psikomotorik.
Kompetensi sikap dimaknai sebagai kemampuan sikap yang dilandasi oleh
pengetahuan yang diwujudkan dalam perbuatan bukan sekedar simpati atau empati
28
dengan budaya maka materi yang harus disampaikan menjadi sangat luas lagi,
waktu yang tersedia untuk pelajaran tersebut terasa sangat sempit.
Banyaknya definisi budaya yang kemudian dikristalkan oleh Koentjaraningrat
budaya adalah wujud pertama kompleksitas gagasan, nilai, norma, peraturan dan
semacamnya. Wujud yang kedua adalah kompleksitas aktivitas serta tindakan yang
berpola dari manusia dalam menjalani hidup dalam masyarakat. Wujud ketiga adalah
benda-benda karya manusia seperti beragam peralatan hidup hinggasegala ciptaan
yang bernilai atau kesenian.
Dari uraian di atas jelas bahwa budaya sangat abstrak, kompleks dan luas. Budaya
dalam pelajaran seni budaya di SD tentunya disesuaikan dengan taraf perkembangan
anak. Untuk SD kelas 1 dan 2(kelas rendah) budaya bisadikaitkan dengan peradaban
manusia seperti budi pekerti, etika, moralitas dan hal-hal yang terkait.
Dengan uraian di atas guru mempunyai wawasan tentang prototipe yang
dikembangkan sehingga membantu guru mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Selanjutnya masih dalam buku guru diuraikan tentang pemetaan KI, KD
pelajaran yang dipadukan hal ini membantu guru untuk menemukan keterhubungan
antara KI dan KD mata pelajaran-mata pelajaran yang dipadukan.
Adapun keterpaduann antar mata pelajaran dari sub tema kegemaranku bermusik
sebagai berikut:
31
Bahasa Indonesia
3.1 Mengenal teks deskriptif tentang
anggota tubuh dan pancaindra,
wujud dan sifat benda, serta Matematika
peristiwa siang dan malam
dengan bantuan guru atau teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan
3.1 Mengenal lambang bilangan dan
mendeskripsikan kemunculan
tulis yang dapat diisi dengan
bilangan dengan bahasa yang
kosakata bahasa daerah untuk sederhana
membantu pemahaman 3.12 Menentukan urutan berdasarkan
3.2 Mengenal teks petunjuk/arahan panjang pendeknya benda, tinggi
tentang perawatan tubuh serta rendahnya tinggi benda, dan
pemeliharaan kesehatan dan urutan kelompok berdasarkan
kebugaran tubuh dengan bantuan jumlah anggotanya
guru atau teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang
dapat diisi dengan kosakata Kegemar anku
bahasa daerah untuk membantu Bermusik
pemahaman
3.4 Mengenal teks cerita diri/personal
tentang keberadaan keluarga
dengan bantuan guru atau teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan Subtem
tulis yang dapat diisi dengan SBDP
kosakata bahasa daerah untuk a
membantu pemahaman
3.2 Mengenal pola irama lagu
4.2 Mempraktikkan teks arahan
bervariasi menggunakan alat
/petunjuk tentang merawat
musik ritmis
tubuh serta kesehatan dan
3.3 Mengenal alat-alat musik daerah
kebugaran tubuh secara mandiri
4.5 Menyanyikan lagu anak-anak dan
dalam bahasa Indonesia lisan dan
memperagakan tepuk birama
tulis yang dapat diisi dengan
dengan gerak
kosakata bahasa daerah untuk
4.6 Memainkan pola irama lagu
membantu penyajian
bertanda birama dua dengan
4.4 Menyampaikan teks cerita
tepuk dan gerak
diri/personal tentang keluarga
4.7 Menyanyikan lagu anak-anak dan
secara mandiri dalam bahasa
berlatih memahami isi lagu
Indonesia lisan dan tulis yang
4.8 Memainkan pola irama lagu
dapat diisi dengan kosakata
bertanda birama dua dan tiga
bahasa daerah untuk membantu
dengan alat musik ritmis
penyajian
Ruang Lingkup
KEGIATAN KEMAMPUAN YANG DIKEMBANGKAN
PEMBELAJARAN
Pembelajaran 1. Sikap:
1. Mari Membiasakan - Tertib, disiplin,semangat, percaya diri,
santun.
Berbaris sambil
Pengetahuan:
Bernyanyi - Mengenal lagu-lagu semangat untuk
2. Bernyanyi dengan jelas memulai pembelajaran.
Keterampilan:
3. Bernyanyi penuh
- Bernyanyi, berekspresi, mambaca.
semangat
Pembelajaran 2. Sikap:
1. Mengamati alat musik - Disiplin, tanggungjawab, percaya diri,
santun, cermat.
dari Indonesia
Pengetahuan:
2. Mengenal alat musik dari - Mengenal bentuk alat musik.
barat. - Mengenal nama-nama alat musik Indonesia
dan Barat.
3. Membaca alat musik
Keterampilan:
dengan lantang. - Membaca dengan baik, menghafal nama alat
musik Indonesia dan barat.
Pembelajaran 3. Sikap:
1. Berhitung Jumlah Bagian - Mandiri, tanggung jawab, santun, percaya
diri, semangat, cermat.
Alat Musik
Pengetahuan:
2. Mengenali bidang bangun - Mengenal bagian-bagian alat musik.
ruang - Mengenal bidang bangun ruang.
- Mengetahui Jumlah bagian alat musik.
Keterampilan:
- Berhitung.
- Mengemukakan pendapat.
- Menulis.
- Membaca.
Pembelajaran 4. Sikap:
1. Membedakan alat musik - Disiplin, tekun, percaya diri, semangat,
tanggungjawab, cermat.
besar dan kecil
Pengetahuan:
2. Membedakan alat musik - Mengetahui ukuran alat musik.
panjang dan pendek - Mengetahui besar dan kecil setiap alat musik.
- Mengetahui panjang dan pendek setiap alat
musik.
Keterampilan:
- Membandingkan, membaca, megemukakan
pendapat, menulis.
34
Pembelajaran 5. Sikap:
1. Mengenal cara - Disiplin, tekun, tanggungjawab, semangat,
percaya diri, tertib.
memainkan alat musik
Pengetahuan:
- Mengetahui cara bermain alat musik.
- Mengenal jenis alat musik.
- Mengetahui sumber bunyi alat musik.
Keterampilan:
- Membaca, mengolah informasi, komunikasi,
menulis.
Pembelajaran 6. Sikap:
1. Bermain musik tanpa alat - Disiplin, tekun, percaya diri, tertib, cermat,
tanggungjawab.
musik
Pengetahuan:
2. Mengikuti pola tepuk - Mengenal bermain musik tanpa alat musik.
tangan - Dapat membaca pola ritmis tepuk tangan.
3. Membaca ritmis pola - Dapat membaca pola suara dan mengucap.
tepuk tangan Keterampilan:
- Melakukan pola ritmis tepuk tangan,
4. Mengikuti pola suara dan mengucap pola suara, mengucap dengan
mengucap jelas dan lantang, kreatif, komunikasi.
5. Membaca pola suara dan
mengucap
Pembelajaran 7. Sikap:
1. Bersuara dengan - Disiplin, percaya diri, tekun, semangat,
tanggungjawab.
solmisasi
Pengetahuan:
2. Bersuara sesuai dengan - Mengetahui nama-nama nada.
tinggi rendahnya nada - Mengetahui tinggi rendahnya suara.
- Mengetahui bernyanyi yang baik dan benar.
Keterampilan:
- Bernyanyi, kerjasama, kreatif, komunikatif,
bersuara dengan lantang.
Pembelajaran 8. Sikap:
1. Menemukan alat musik - Tanggungjawab,jujur, percaya diri, tekun,
semangat.
ritmis di sekitar kita
Pengetahuan:
2. Memainkan ritmis - mengetahui alat musik di sekitarnya.
sederhana - mengetahui cara membunyikan alat musik.
3. Membunyikan alat musik - mengetahui ritmis sederhana pada alat
ritmis secara jelas dan musik.
lantang - Mengetahui ritmis ketika mengiringi lagu.
Keterampilan:
4. Bernyanyi diiringi alat - Bermusik, membunyikan alat musik, kreatif
35
Selanjutnya masih dalam Buku Guru setelah pemetaan, dan ruang lingkup
kemudian merinci dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang berisi aktivitas seni
musik untuk pencapaian tujuan sesuai matapelajaran yang dipadukan. Seperti sudah
diuraikan dalam ruang lingkup pengembangan di atas. Dilengkapi dengan KI, KD,
Indikator, serta langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dalam satu kali
pembelajaran. Untuk sub tema kegemaranku bermusik misalnya terdiri dari 8
pembelajaran, maka langkah –langkah kegiatan pembelajaran juga dibuat 8 kegiatan.
Demikian seterusnya untuk Sub Tema Kegemaranku Menari, Kegemaranku
Menggambar dan Kegemaranku bermain Drama.
(Kegemaranku Bermusik)
1
A. Kompetensi Inti :
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. Kompetensi Dasar :
4.7 Menyanyikan lagu anak-anak dan berlatih memahami isi lagu
C. Indikator
1. Membiasakan berbaris rapi sambil bernyanyi
36
Kegiatan Penutup
28. Kegiatan ditutup dengan mengajak siswa untuk senantiasa semangat dalam
belajar dan berperilaku santun kepada semua orang.
G. Penilaian
1. Penilaian Sikap
40
Kelompok: ......
Disiplin Percaya Diri Santun
No Nama K
SB B CB KB SB B CB KB SB B CB
B
1
2
3
4
Keterangan:
SB : Sangat Baik
B : Baik
CB : Cukup Baik
KB : Kurang Baik
2. Penilaian Pengetahuan
Tes lisan bahasa Jawa dan isian LKS yang ada pada buku guru.
3. Penilaian Keterampilan
Belum Terlihat
No Kriteria Terlihat ()
()
1 Siswa berbaris sebelum masuk kelas
2 Siswa mampu bernyanyi dengan nada
benar
Buku siswa berisi tentang pembelajaran Seni Budaya tematik berbasis Ke Mipaan
dengan tema kegemaranku, dengan sub tema satu (1) kegemaranku bermusik, sub tema
dua (2) kegemaranku menari, sub tema tiga (3) kegemaranku menggambar, sub tema
empat (4) kegemaranku bermain drama. Masing sub tema tetrdiri dari pembelajaran-
pembelajaran.
Berikut salah satu sub tema kegemaranku bermusik yang ada dalam Buku siswa
terdiri dari 8 pembelajaran. Berikut salah satu pembelajaran satu kegemarnku bermusik
dapat diuraikan sebagai berikut: Pembelajaran sub tema kegemaranku bermusik,
diawali dengan kegiatan di luar kelas sebelum masuk kelas anak diajak berbaris, sambil
menyanyikan lagu berbahasa daerah, dicontohkan di daerah Jawa misalnya, yaitu
lagu” yo konco pada baris”, lagu siji loro telu, dan lagu yang berjudul “Bel Wis
Muni “ lagu masuk kelas intinya berisi ajakan untuk berbaris rapi, mendengarkan ibu
guru dan bersiap menimba ilmu.
Bahasa daerah diperkenalkan sejak dini agar mereka tidak asing dan bisa
berkomunikasi karena biasanya saat di rumah menggunakan bahasa daerah. Selain
itu juga juga dalam rangka melestarikan bahasa daerah. Dilanjutkan dengan berdoa
sebelum belajar sesuai KI satu tentang bagaimana mengajak siswa untuk mengingat
bahwa dirinya manusias sebagai makluk Tuhan, selanjutnya menyapa ibu guru dan
teman-teman dengan lagu selamat pagi sebagai implementasi KI dua keterampilan
sosial.
Masuk pelajaran satu yaitu tahap mengamati dengan mengenal aneka instrumen
yang ada di Indonesia, mulai dari Banyuwangi, Bali, gamelan Jawa, Anklung,
Rebana, Kolintang hingga Gondang sembilan. Dalam pengenalan ini siswa diajak
membaca nama-nama instrumen hal ini penting untuk memberikan apresiasi pada
siswa tentang kekayaan musik bangsa Indonesia, serta mengajak anak untuk tidak
verbalistik. Guru memberi kesempatan pada anak untuk bertanya seputar
instrumen, berkenaan dengan bentuk, bahan, cara membunyikan dan lainnya. Secara
tidak langsung siswa akan mengenal macam-macam bentuk benda (bulat, tabung,
persegi), tentang sumber bunyi dari macam-macam bahan (kulit, kayu, besi) melalui
instrumen. Tahap eksplorasi selanjutnya siswa diajak untuk mengenal lebih dekat
bentuk masing-masing instrumen dan mengenal bidang bangun ruang melalui Saron
(salah satu instrumen gamelan jawa), gendang, suling, tifa, besar-kecil rebana.
42
Besar kecil gong dan mencocokan pada gambar cara memukulnya. Masih dalam tahap
eksplorasi anak diajak untuk bermain musik dalam pembelajaran seni budaya dikenal
dengan ekpresi atau kreasi. Bermain musik diawali dengan menggunakan instrumen
internal yang ada di tubuh yaitu dengan bertepuk, bersuara.Dalam buku siswa cara
bermain musik diberikan notasinya sehingga guru dan siswa dapat melakukannya.
Siswa juga diperkenalkan dengan alat-alat musik dari barat yaitu piano, gitar, violin,
drum, trumpet. Hal ini akan menambah wawasan pada mereka tentang
keanekaragaman instrumen barat. . Dikebanalkan pula solmisasi notasi barat do, re, mi,
fa, so, la, si, do. Dalam tahap eksplorasi siswa juga diajak untuk membandingkan
panjang-pendek, besar-kecil suatu benda memalui instrumen. Pembelajaranuntuk kelas
satu disarankan mengoptimalkan lingkungan sekitar anak, maka dalam konteks
pembelajaran seni budaya tematik siswa diajak untuk menggunakan macam-macam
benda yang ada di sekitar anak untuk sumber bunyi misalnya botol, galon, ember,
piring, sendok dan timba. Dengan menggunakan notasi yang disediakan dan
dipimpin guru maka akan tercipta musik ritmis yang indah. Selanjutnya siswa diajak
untuk mengiringai lagu-lagu daerah yang dinyanyikan temanya dengan musik
ritmis yang dipelajari. Dengan demikianpada akhir pelajaran tahap presentasi siswa
akan menampilkan musik-musik ritmis dan nyanyian daerah yang indah dan
menyenangkan.
Pola sub tema bermusik dengan tahapan saintifik ini juga diterapkan untuk sub tema
menggambar, sub tema menari dan sub tema bermain drama. Pada akhir pelajaran guru
bisa melakukan penilaian berdasarkan aspek yang telah disiapkan dalam buku guru
baik tentang sikap, keterampilan maupun pengetahuan.
Berikut salah satu kegiatan pembelajaran yang ada dalam buku siswa
43
Tema Kegemaranku
Sub Tema: Mari Bermusik
Mari Membiasakan
Sambil bernyanyi.
44
_ 1 3 5 5 6 6 5
Yo Kanca Pa da Ba ris
- 1 3 5 5 4 3 2
Pra tan dha ne wis mu ni
- 2 3 4 4 5 4 3
Teng Teng Teng Su wa ra
ne
5 5 6 5 4 3 2 1
Pa dha ba ris Ro kan ca ne
5.3 Pembahasan
5.3.1 Buku Guru
Buku guru dikembangkan mengacu pada buku guru kurikulum 2013 yang
sudah beredar dari pusat saat menteri pendidikan dijabat oleh Mohammad Nuh.
Dengan demikian para guru sudah tidak asing lagi terhadap fungsi dan tujuan buku
guru yaitu sebagai pedoman melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
buku siswa yang ada. Buku Guru berisi tentang konsep-konsep pokok yang harus
diperhatikan oleh guru kelas 1 yaitu konsep tentang Pembelajaran Seni Budaya
Tematik kelas awal, Seni Budaya Berbasis kemipaan, dan Pembelajaran Seni Budaya
Kurikulum 2013. Konsep ini penting disampaikan di awal sebagai pendahuluan agar
suplemen ini sesuai yang diharapkan.
Konsep Pembelajaran Seni Budaya Tematik kelas awal membahas tentang
karaktik siswa kelas 1 yang berpikirnya holistik, diusia 7-12 tahun pada perkembangan
operasional konkret sehingga pembelajaran harus dimulai dari hal-hal konkret yang
dapat didengar, dilihat, dibau, dirasa, diotak atik dengan penekanan pada
pemanfaatan lingkungan sebagi sumber belajar , Piaget dalam Tridjata, 2005:
9.9). Demikian juga pengaturan ruang harus disesuaikan dengan tema agar suasana
menyenangkan. Guru perlu menggunakan metode bervariasi untuk pembelajaran
seni budaya tematik misalnya percobaan, bermain peran, eksperimen, cakap-cakap,
kerja kelompok agar anak mendapat pengalaman yang estetik maupun artistik dalam
mengeksplorasi materi. Dengan demikian anak dapat melaksanakan kegiatan dalam
mencapai kompetensi yang diharapkan (Muslich: 166).
Konsep Seni Budaya Berbasis kemipaan, Seni budaya berbasis kemipaan artinya
pembelajaran seni budaya sebagai pokok utama memperkenalkan hasil budaya lokal
termasuk kesenian dengan mengintegrasikan matematika, bahasa Indonesia, dan
bahasa daerah. Dikarenakan kelas I belum ada mata pelajaran IPA maka IPA sebatas
hanya disinggung tidak terlalu dalam. Seni dan ilmu pengetahuan (sains) sangat
berdekatan, karena masing-masing berkaitan dengan proses penemuan sebagai hasil
dari kegiatan eksperimen. Menurut Kimberely Tolley dalam Winataputra (2010:
8.21)
Konsep Pembelajaran Seni Budaya Kurikulum 2013. Seni dan Budaya adalah
istilah untuk menamai salah satu pelajaran di tingkat dasar dan menengah. Dalam
46
istilah seni budaya terdapat pengertian yang sangat luas. Seni memiliki cabang yang
sangat banyak (rupa, tari, musik, drama), jika materi diajarkan semua di tingkat dasar
maupun menengah seluruh materi seni yang diberikan tidak akan tertampung dengan
jam pelajaran yang tersedia. Jika ditambah dengan budaya maka materi yang harus
disampaikan menjadi sangat luas lagi, waktu yang tersedia untuk pelajaran tersebut
terasa sangat sempit. Banyaknya definisi budaya yang kemudian dikristalkan oleh
Koentjaraningrat budaya adalah wujud pertama kompleksitas gagasan, nilai, norma,
peraturan dan semacamnya. Wujud yang kedua adalah kompleksitas aktivitas serta
tindakan yang berpola dari manusia dalam menjalani hidup dalam masyarakat.
Wujud ketiga adalah benda-benda karya manusia seperti beragam peralatan hidup
hinggasegala ciptaan yang bernilai atau kesenian.
Dari uraian di atas jelas bahwa budaya sangat abstrak, kompleks dan luas. Budaya
dalam pelajaran seni budaya di SD tentunya disesuaikan dengan taraf perkembangan
anak. Untuk SD kelas 1 dan 2(kelas rendah) budaya bisa dikaitkan dengan peradaban
manusia seperti budi pekerti, etika, moralitas dan hal-hal yang terkait.
Pembelajaran Seni Budaya di SD terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari
dan keterampilan. Pembelajaran seni budaya di SD kelas rendah diwajibkan tematik
sesuai dengan karakteristik siswa yang berpikirnya masih holistik. Masing-masing
bidang seni dibuat tematik dengan memadukan matematika, Ipa dan Bahasa
Indonesi serta Bahasa Daerah diikat dalam tema kegemaranku dalam pengembangan
prototipe ini tidak mengalami kesulitan. Hal ini relevan dengan aliran pembelajaran
terpadu progresivisme beranggapan bahwa pembelajaran pada hakekatnya perlu
ditekankan pada: (1) pembentukan kreativitas, (2) pemberian sejumlah kegiatan, (3)
suasana yang alamiah atau natural, (4) memperhatikan pengalaman siswa (Ellis
dalam Hernawan dkk, 2007). Salah satu tujuan penddikan seni budaya adalah
pembentukan kreativitas. Pemberian kreativias telah ada dalam pembelajaran di
semua sub tema bermusik, menari, menggambar dan bermain drama. Misalnya di
halaman 35 sub tema menari, ada beberapa gambar properti yaitu jaranan, keris,
sampur, topeng. Anak diminta memilih salah satu atau dua properti kemudian
47
dengan properti anak diminta bergerak. Hal ini akan memunculkan daya kreativitas
walaupun kreativitas di level rendah yaitu ekspresif yang mengandalkan spontanitas,
emosi, tanpa desain. Dalam sub tema menggambar hal 71 dalam gambar disediakan
macam-macam bahan alam misalnya blimbing, pelepah pisang, lemon, pewarna
makanan. Peran guru menghadirkan bahan-bahan alam dalam gambar kemudian
anak diminta untuk membuat cetak dengan bahan tersebut ( Taylor dalam Prambudi,
20015: 20).
Pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mengeksplorasi dan
mempresentasikan, digunakan dalam buku siswa sebagai pendekatan kurikulum
2013 yang dianjurkan. Kegiatan mengamati menjauhkan anak dari verbalistik dan
memberikan pengalaman estetik, karena lewat gambar dikenalkan macam-macam
musik yang ada di Indonesia, tarian, bahan-bahan kegiatan menggambar serta
bentuk-bentuk drama yang ada di Indonesia. Setelah itu anak diberi kesempatan
menanya tentang materi yang diamati. Kekayaan kesenian Indonesia yang melimpah
akan dikenal oleh mereka sejak anak-anak. Apalagi jika guru kreatif bisa
menghadirkan suara-suara musik dan gerakan tarian serta permainan drama lewat
tayangan VCD betapa anak akan mempunyai apresiasi yang luas. Dengan begitu di
benak mereka akan muncul keinginan dan dorongan untuk mengenal lebih jauh ,
anak banyak pertanyaan tentang kesenian Indonesia. Hal ini adalah kegiatan
memberikan pengalam estetik pada anak yang begitu penting, sesuai dengan
pendapat Pamadhi (2011: 12.24) bahwa arah pembelajaran pendidikan seni sebagai
berikut:
a. Pada prinsipnya pembelajaran seni adalah pemberian pengalaman estetik
sesuai tingkat dan kemampuan kejiwaan. Pengalaman bisa dicapai melalui
praktek berkaryaseni/berproduksi sesuai medium
b. Dalam praktek berkarya seni siswa didekatkan dengan lingkungan sekitar
sebagai pusat inspirasi dan obyek berkarya
c. Materi pembelajaran seni dapat mengangkat bahasan cabang-cabang seni
(rupa, tari, musik, drama) sebagai medium
Pembelajaran berlanjut dengan kegiatan mengeksplorasi dan menghubungkan mata
pelajaran lain yaitu matematika, bahasa Indonesia dan IPA, yang terinci dalam
pelajaran-pelajaran.
48
BAB VI
SIMPULAN
6.1 Bahan ajar berupa buku siswa yang berisi materi Pembelajaran Seni Budaya
Kurikulum 2013 (seni musik, seni tari, seni gambar dan seni drama ) berbasis Ke
MIPA-AN (Matematika dan Ilmu Pengatuhan) untuk anak SD telah dibuat
berupa prototipe. Pembuatan prototipe berdasarkan teori dan pustaka yang
dirujuk dalam penelitian ini. Seni budaya sebagai pokok kegiatan pembelajaran
yang mengeksplorasi matematika, bahasa Indonesia, bahasa Daerah dan IPA.
Dengan kata lain melalui pembelajaran Seni Budaya mata pelajaran lain bisa
dipelajari, sehingga pembelajaran tematik bisa dilaksanakan.
6.2 Buku panduan untuk guru SD dan mahasiswa PGSD pembelajaran seni budaya
tematik kurikulum 2013 di SD kelas rendah kelas 1 juga telah dibuat
prototipenya. Sistematika sebagian mengacu pada buku guru yang telah ada, hal
ini untuk memudahkan guru melaksanakan buku siswa yang telah dibuat
prototipenya. Guru diharapkan menemukan ide-ide kreatif untuk kegiatan
alternatif jika kondisi yang terjadi kurang sesuai dengan perencanaan. Misalnya
jika instrumen yang ada di gambar tidak bisa dihadirkan bisa menggunakan
instrumen yang ada di lingkungan sekitar siswa.
49
DAFTAR PUSTAKA
Dick & Carey. 2001. The Systematic Design of Instruction. United States: Addison-
Wesley Educational Publisher Inc.
Hajar, Pamadhi dkk. 2011. Pendidikan Seni di SD. Jakarta: Universitas terbuka
Kresnadi, Elang dan Benny. 2010. Modul pendampingan Bahan Ajar Non Cetak.
Bermutu. Jakarta Direktorat Ketenagaan Dikti