Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Angga Yunanda

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 856330767

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4505/Pembaharuan dalam Pembel. di SD

Kode/Nama UPBJJ : 15/Pangkal Pinang

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
TERBUKA
1. a. Belajar tentang budaya
Belajar tentang budaya menempatkan budaya sebagai bidang ilmu. Budaya dipelajari dalam program studi
khusus, tentang budaya dan untuk budaya. Dalam hal ini, budaya tidak terintegrasi dengan bidang ilmu lain.
Proses belajar tentang budaya, sudah cukup dikenal selama ini, misalnya mata pelajaran kesenian dan
kerajinan tangan, seni dan sastra, seni suara, melukis atau menggambar, seni musik, seni drama, tari dan lain-
lain. Budaya dipelajari dalam satu mata pelajaran khusus, tentang budaya. Mata pelajaran tersebut tidak
terintegrasi dengan mata pelajaran lain, dan tidak berhubungan satu sama lain.
b.    Belajar dengan budaya
Belajar dengan budaya terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa sebagai cara atau metode untuk
mempelajari pokok bahasan tertentu. Belajar dengan budaya meliputi pemanfaatan beragam bentuk
perwujudan budaya. Dalam belajar dengan budaya, budaya dan perwujudannya menjadi media pembelajaran
dalam proses belajar, menjadi konteks dari contoh-contoh tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata
pelajaran, serta menjadi konteks penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran.
Misalnya, untuk memperkenalkan bentuk bilangan (bilangan positif, bilangan negatif) dalam suatu garis
bilangan, digunakan Cepot (tokoh jenaka dalam wayang Sunda). Cepot akan memandu siswa berinteraksi
dengan garis bilangan dan operasi bilangan dalam pembelajaran matematika. Contoh lain, diwujudkan ketika
seorang pengajar mempergunakan sempoa (alat untuk menghitung yang biasa digunakan oleh orang
Tionghoa). Pengajar dapat menunjukkan kedudukan satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya dan
menunjukkan cara penambahan dan pengurangan bahkan untuk perkalian dan pembagian. Contoh lain,
seorang pengajar pelajaran fisika menggunakan angklung, calung atau berbagai bentuk dan ukuran gong untuk
memperkenalkan konsep bunyi, gelombang bunyi, dan gema. Guru seni suara pun bisa menggunakan angklung
itu untuk memperkenalkan nada dan mengiringi lagu.
c.    Belajar melalui budaya
Belajar melalui budaya merupakan strategi yang memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan
pencapaian pemahaman atau makna yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam
perwujudan budaya. Belajar melalui budaya merupakan salah satu bentuk multiple representation of
learning (Dirjen Dikti, 2004: 15), atau bentuk menilaian pemahaman dalam beragam bentuk. Misalnya siswa
tidak perlu mengerjakan tes untuk mengerjakan topik tentang lingkungan hidup, tetapi siswa dapat membuat
poster, membuat karangan, lukisan, lagu atau puisi yang melukiskan tentang lingkungan hidup. Mereka bebas
mengekspresikan lewat karyanya tentang kekeringan, banjir, hutan yang gundul, gunung yang asri dan
sebagainya. Dengan menganalisis produk budaya yang diwujudkan siswa, pengajar dapat menilai sejauh mana
siswa memperoleh pemahaman dalam topik lingkungan, dan bagaimana siswa menjiwai topik tersebut.

2. Menurut saya kemakmuran negeri belanda merupakan hasil jerih payah rakyat Indonesia. untuk itu
diambil kebijakan politik balas budi / pilitik etis meliputi irigasi, edukasi, emigrasi.

atau bisa disebut dgn guna mencapai semua itu pendidikan demokrasi dan HAM seyogianya
mengorganisasikan pengalaman belajar yang beragam untuk berbagai jalur, jenis, jenjang dan situasi
pendidikan, dan dengan cara melibatkan siswa dalam proses pengambilan keputusan dalam
masyarakat.
3. Fokus perhatian dari model PKKBI adalah mengembangkan “civic knowledge (pengetahuan
kewarganegaraan), civic dispossotions (kebijakan kewarganegaraan), civic skill (keterampilan
kewarganegaraan), civic commitment (komitmen kewarganegaraan), civic confidence (kepercayaan
diri kewarganegaraan), civic competence (kompetensi kewarganegaraan), yang bermuara pada
berkembangnya well-informed, reasoned, and responsible decision making (kemampuan mengambil
keputusan, berwawasan, bernalar, dan bertanggung jawab).
Langkah strategi instruksionalnya?
1. Mengidentifikasi masalah kebijakan publik dalam masyarakat
2. Memilih suatu masalah untuk dikaji oleh kelas
3. Mengumpulkan informasi yang terkait dengan masalah itu
4. Mengembangkan portofolio kelas
5. Menyajikan portofolio
6. Melakukan refleksi pengalaman belajar

4. P e m b e l a j a r a n t e r p a d u a d a l a h m e t o d e p e m b e l a h a r a n m e m b u a t s i s w a
m e n d a p a t k a n pengalaman untuk pembelajaran terkait
Tujuan dari metode adalah memberi pandanganya n g le b ih lu a s k e p a d a si sw a t e rk a i t a p a
ya n g m e r e ka p e la ja ri a g a r si sw a me ma h a mi pengetahuan yang diberikan lebih dalam
dan dapat menerapkannya kedalam kehidupan sehari-hari
Pembelajaran terpadu adalah metode pembelaharan membuat siswa mendapatkan pengalaman
untuk pembelajaran terkait, sedang pembelajaran kelas rangkap adalh metode dimana siswa dari
umur-umur yang berbeda tetapi mempunyai minat, pembelajaran yang sama dalam satu segmen
yang sama. Tujuan dari kedua metode adalah memberi pandangan yang lebih luas kepada siswa
terkait apa yang mereka pelajari agar siswa memahami pengetahuan yang diberikan lebih dalam

5. Sedang pembelajaran kelas rangkap adalh metodedimana siswa dari umur-umur yang
berbeda tetapi mempunyai minat, pembelajaran yang sama dalam satu segmen yang sama.
Tujuan dari kedua metode adalah memberi pandanganya n g le b ih lu a s k e p a d a si sw a t e rk a i t
a p a ya n g me re ka p e la j a r i a g a r s is wa m e m a h a m i pengetahuan yang diberikan lebih
dalam dan dapat menerapkannya kedalam kehidupan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai