Anda di halaman 1dari 11

RESUME

KIAT-KIAT MENENTUKAN ALTERNATIF SOLUSI

DALAM RANGKA INOVASI DANPENGEMBANGAN KREATIVITAS SENI MUSIK

DosenPengampu:
Dr.Desyandri,S.Pd.,M.Pd

Oleh :

SOVI HELENA SAFITRI

21129483

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITASNEGERIPADANG

2023
A. Seni Musik
Bagi sebagian masyarakat dan para pemangku kebijakan, musik
bukan merupakan sesuatu hal yang penting, musik hanyalah sebagai
hiburan, musik hanyalah pengisi waktu bagi anak-anak. Musik tidak akan
memberikan kontribusi untuk kehidupan masa datang, musik tidak akan
memberikan sesuatu profesi yang menjanjikan. Bahkan di lingkungan
sekolah pun masih banyak yang menganggap bahwa musik bukan suatu
mata pelajaran yang begitu penting. Banyak guru dan orang tua anak, baik
itu yang belajar di sekolah formal ataupun informal, yang memandang
sebelah mata tentang pendidikan musik. Sehingga apabila anaknya
memiliki kekurangan pada mata pelajaran tertentu, maka orang tua
menganggap anaknya “kurang pandai”, tetapi apabila anak memiliki nilai
bagus pada mata pelajaran seni musik orang tua menganggap hal tersebut
bukan yang luar biasa.
Padahal apabila ditelaah lebih lanjut, menurut para ahli, pendidikan
musik merupakan sarana yang paling efektif bagi pendidikan kreativitas.
Pendidikan musik juga dapat menjadi sarana pendidikan afektif untuk
menyalurkan emosi dan ekspresi anak. Selain itu, pendidikan musik dapat
menjadi pendidikan keterampilan. Jadi, secara konseptual pendidikan
musik sangat besar peranannya bagi proses perkembangan anak, terutama
di sekolah dasar.
Selain itu, dalam kenyataannya sering dijumpai guru-guru musik di
sekolah dasar masih cukup banyak yang berlatar belakang nonmusik.
Keadaan tersebut berakibat bahwa pembelajaran musik yang seharusnya
menjadi sarana untuk berolah rasa dan berolah keterampilan bermusik,
pada kenyataannya hanya berupa pelajaran teori yang lebih mengarah dan
menekankan ranah kognitif, sehingga ranah afektif dan ranah psikomotor
menjadi terabaikan dan terlupakan. Berdasarkan fenomena di atas,
permasalahannya dapat diidentifikasi dengan proses pembelajaran
Pendidikan Seni Musik yang terkesan seperti ”hanya menyampaikan teori
dan menyanyikan beberapa lagu, setelah itu pulang”. Lalu, bagaimana
seorang guru dapat menciptakan pembelajaran pendidikan seni musik
secara kreatif dan menyenangkan bagi anak
Pada dasarnya, tujuan pendidikan musik pada semua jenjang
pendidikan sama. Pembelajaran musik di sekolah mempunyai tujuan
untuk:(1) memupuk rasa seni pada tingkat tertentu dalam diri tiap anak
melalui perkembangan kesadaran musik, tanggapan terhadap musik,
kemampuan mengungkapkan dirinya melalui musik, sehingga
memungkinkan anak mengembangkan kepekaan terhadap dunia
sekelilingnya; (2) mengembangkan kemampuan menilai musik melalui
intelektual dan artistik sesuai dengan budaya bangsanya; dan 3) dapat
dijadikan bekal untuk melanjutkan studi ke pendidikan musik yang lebih
tinggi (Jamalus, 1998: 91).
Tujuan pendidikan musik di sekolah dasar adalah untuk membentuk
dan membina kepribadian siswa. Kepekaan estetis dan nilai-nilai positif
dari kegiatan bermusik diharapkan dapat membina perilaku, sikap dan
watak siswa. Dari sini, nampak bahwa upaya pembentukan pribadi siswa
mendapat porsi yang lebih utama dalam pembelajaran musik di sekolah.
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu membentuk
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa Indonesia), memiliki
nalar (maju, cukup cerdas, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab),
berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum, kooperatif dan
kompetitif, demokratis), dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia
mandiri (Mulyasa, 2003: 21).

B. Inovasi dalam Pembelajaran Seni Budaya


Salah satu bagian dari tujuan Pendidikan adalah mengembangkan
potensi siswa (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003). Potensi tersebut
ditumbuhkembangkan melalui pembelajaran di sekolah. Mata pelajaran di
sekolah yang berhubungan dengan pembelajaran musik adalah Pendidikan
Seni Budaya. Secara garis besar pembelajaran musik di sekolah terdiri dari
kegiatan rekreasi musik dan berkreasi. Jamalus (1991: 7) menyebutkan
bahwa pengalaman musik dilakukan melalui kegiatan mendengarkan
musik, bernyanyi, bermain musik, bergerak mengikuti musik, membaca
dan menulis musik.
Sejalan dengan Jamalus, Dinham (2019:293) menyebutkan kegiatan
yang melibatkan peserta didik dapat berupa kegiatan bernyanyi, bermain,
bergerak, mendengarkan, mencipta, membaca dan menulis. Dalam
kegiatan menyanyikan nada, Kodaly melakukan inovasi dengan metode
yang dikenal hand-sign. Metode ini pada awalnya diaplikasikan pada
anakanak guna membantu memahami tinggi rendah nada dengan pola-pola
tangan yang sesuai dengan sebutan nama nada (solfege).
Banyak penelitian tentang metode ini dan menunjukkan hasil yang
baik pada berbagai tingkatan usia. Pada permainan angklung, metode
hand-sign Kodaly ini telah diujicobakan oleh Ryan Hidayatulllah (2019)
pada mahasiswa dengan hasil yang lebih efektif dalam materi melodi dan
ritmik dibandingkan dengan metode membaca notasi balok. Selain Kodaly,
dikenal juga beberapa nama lainnya yang telah berhasil melakukan
pembaruan dalam pembelajaran music. Suzuki dikenal dengan metode
bahasa ibu (mother-tongue).
Demikian juga Dalcroze dengan salah satu pusat dari temuan
metodenya yang disebut Eurhythmic (Anderson, 2012), yaitu suatu metode
merespons musik dengan gerakan tubuh. Bagian lain dari metode Dalcroze
adalah latihan mendengar/solfege (fixed-do) dan improvisasi. Dalam hal
penyediaan alat musik bagi peserta didik, dikenal nama Carl Orff. Orff
menggunakan alat musik perkusi dalam pembelajaran musiknya. Dan,
yang menarik adalah digunakannya alat musik gambang yang berasal dari
gamelan Jawa (Velásquez, 1990: 100) yang digabungkan dengan alat
musik perkusi lainnya. Dan, untuk penyesuaian dengan alat musik Barat
lainnya, gambang tidak secara langsung digunakan tetapi disesuaikan
(ditala) secara kromatis sehingga dapat dimainkan secara bersama-sama
dengan alat musik kromatis lainnya.
Dari beberapa deskripsi di atas, terlihat bahwa inovasi dalam
pembelajaran kelas musik tidak hanya terbatas pada pendekatan, metode,
atau alat musik tetapi tentu dapat dilakukan pada aspek pembelajaran
musik lainnya. Inovasi tersebut berpusat pada peserta didik guna
mendapatkan pengalaman musikal yang menyenangkan dan bermakna.
Belajar musik akan menyenangkan bila disertai aktivitas, bahkan dalam
pembelajaran teori musik sekali pun harus dengan aktivitas mengalami
musik secara langsung. Jadi kegiatan membaca notasi musik dapat menjadi
salah satu pengalaman musikal jika disertai dengan bunyi musik. Tanpa
bunyi, pembelajaran musik di kelas kehilangan kebermaknaannya bagi
peserta didik. Membuat “kelas musik yang hidup” barangkali masih
merupakan harapan. Bergerak mengikuti musik di kelas-kelas awal (TK-
SD) merupakan kegiatan musik yang bermakna apabila karya musik yang
dinyanyikan atau didengarkan terkait dengan kehidupan anak-anak.
Kegiatan bergerak mengikuti musik ini bagi remaja tentu disesuaikan
dengan perkembangan psikis dan sosial anak remaja. Demikian juga bagi
dewasa-muda hal ini dapat diwujudkan, misalnya tarian berdasakan
iringan musik. Dalam pertunjukan musik dangdut, sebagai contoh, selalu
disertai dengan tarian.
Pada konteks pendidikan di kelas musik, tentu gerakan tarian sebagai
bentuk respons atas bunyi musik yang didengarkan perlu dilakukan
penataan baru sehingga kesan yang kurang baik (dalam anggapan
masyarakat secara umum) dapat ditingkatkan pada nilai-nilai yang sesuai
dan berkembang dalam masyarakat. Inovasi tentu bukan ha asing dalam
pembelajaran musik. Inovasi adalah hasil pemikiran, penelitian,
pengembangan, pengkajian, dan/atau penerapan, yang mengandung unsur
kebaruan dan telah diterapkan serta memberikan kemanfaatan, ekonomi
dan/atau sosial (Undang-undang tentang Sistem Nasional Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi nomor 11 Tahun 2019 ps 1. Butir 13). Dalam
KBBI inovasi diartikan (1) pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru;
pembaharuan; (2) penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau
yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Dari ke dua
sumber ini terdapat hal yang sama yaitu adanya kebaruan. Dalam
pembelajaran di kelas musik, inovasi dapat dilakukan berdasar pada
pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran
musik akibat tidak berjalannya interaksi pendidik – peserta didik – sumber
belajar. Solusi pada kebuntuan interaksi tersebut adalah dihasilkannya
kebaruan yang menjadikan proses pembelajaran menjadi “bergairah”.

C. Menentukan Alternatif Solusi Dalam Rangka Inovasi dan


Pengembangan Kreativitas Seni Musik
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menghasilkan
pekerjaan yang baru dan tepat guna. Selain itu, kreativitas merupakan
suatu hal yang penting baik ditinjau dari aspek individual maupun sosial,
dan dapat dimunculkan dengan mempelajari karya cipta yang sudah ada
sebelumnya, untuk kemudian diperbaharui sehingga menghasilkan karya
cipta baru (Sternberg, 1999: 3).
Kreativitas juga dapat dimunculkan dengan mempelajari karya cipta
yang sudah ada sebelumnya, untuk kemudian diperbaharui sehingga
menghasilkan karya cipta baru. Hal ini dapat dilihat dari perjalanan
perkembangan kreativitas Mozart yang mempunyai karya-karya terkenal
sampai ke seluruh penjuru dunia.
Proses pembelajaran kreativitas pada dasarnya adalah untuk
mengembangkan berbagai alternatif pemikiran atau cara dalam mengatasi
berbagai permasalahan sesuai dengan apa yang ada dibenaknya. Munandar
(1999: 21) mengemukakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap,
yaitu (1) persiapan; (2) inkubasi; (3) iluminasi; (4) verifikasi. Munandar
(Muhammad, 2010: 182) juga menyebutkan ciri-ciri dari kreativitas yakni
kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, elaborasi, atau perincian.
Alasan lain mengapa dibutuhkan kreativitas dalam pembelajaran
musik karena aktivitas musik itu sendiri justru banyak melibatkan kegiatan
yang mendorong terjadinya penciptaan yang membutuhkan kreativitas
(Djohan, 2005: 142). Dengan demikian, setiap anak perlu diberikan
kesempatan seluas-luasnya untuk mencari pengalaman-pengalaman
bermusik. Melalui musik seorang anak dapat mengembangkan imaji dan
kreasi, mengkontribusikan ekspresi diri, serta kreativitas. Selain itu, musik
juga dapat merangsang kreativitas dan individualitas. Hal inilah yang
menjadi alasan mengapa musik disejajarkan dengan disiplin dasar lainnya
dan penting untuk dihadirkan di dalam pendidikan (Djohan, 2005: 211-
212).
Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas terdapat dilihat dari
pembagian alokasi waktu pembelajaran dan keterlibatan guru kelas yang
tidak memiliki latar belakang pendidikan seni (musik). Dampak yang
muncul, rata-rata siswa belum memiliki kemandirian dalam berkreativitas
dan kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan musik baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Untuk memperbaiki persoalan tersebut dirasa
perlu untuk membelajarkan seni musik agar dapat memberikan alternatif
sudut pandang terhadap persoalan metode yang tepat guna dan terencana
dalam pengajaran pendidikan musik di SD.
Pada umumnya, pembelajaran musik secara konvensional, seperti
hanya belajar menyanyikan lagu-lagu dari awal hingga akhir jam pelajaran
atau hanya belajar teori-teori tentang musik tanpa mempraktekkannya,
akan membuat anak tidak dapat memahami musik secara menyeluruh,
tidak dapat mengaplikasikannya secara nyata, serta tidak akan menemukan
bakat/ potensi musik mereka. Hal ini juga menimbulkan perbedaan antara
minat siswa yang menggunakan unsur kreativitas dalam mengikuti
pembelajaran musik dengan siswa yang diajarkan dengan metode
konvensional dalam pembelajaran. Siswa yang mengikuti pembelajaran
musik dengan menerapkan unsur kreativitas memiliki kemampuan untuk
melihat atau memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim,
memadukan informasi yang tampaknya tidak berhubungan dan
mencetuskan solusi-solusi baru atau gagasan-gagasan baru, yang
menunjukkan kelancaran, kelenturan, danorisinalitas dalam berpikir.
Selain itu, siswa merasa senang dan gembira karena diberi kebebasan
berekspresi dan berkreasi melalui musik.
Maka dalam Pembelajaran seni musik di sekolah dapat menghadapi
beberapa permasalahan, seperti:
1. Keterbatasan kemampuan guru : Beberapa guru mungkin tidak memiliki
kemampuan musik yang mampu untuk mengajarkan musik. Hal ini
dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran musik di kelas.
2. Keterbatasan perbendaharaan lagu : Minimnya perbendaharaan lagu
yang dimiliki oleh guru juga dapat menjadi kendala dalam pembelajaran
musik tidak membuat siswa fokus dan tertarik : Siswa mungkin
mengalami kesulitan untuk fokus dan tertarik pada kegiatan menyanyi
3. Keterbatasan waktu : Keterbatasan waktu untuk menyampaikan materi
dan kurangnya ruang untuk mendukung pembelajaran musik juga dapat
menjadi kendala

Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan


tersebut antara lain:

1. Rekrutmen guru khusus musik : Salah satu solusi yang dapat dilakukan
adalah merekrut guru khusus musik yang memiliki kemampuan musikal
yang memadai
2. Mengalokasikan waktu khusus : Mengalokasikan waktu khusus untuk
pembelajaran musik dan memberikan layanan pendukung secara mandiri
3. Meningkatkan perbendaharaan lagu : Guru dapat meningkatkan
perbendaharaan lagu yang dimiliki dengan cara mengundang dan
mendatangkan para praktisi musik untuk mengajar siswa.
4. Menggunakan media pembelajaran : Pemakaian dan penggunaan media
pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan seni musik khususnya,
bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan media-media yang dekat
dengan diri peserta didik.
5. Latihan secara bertahap-tahap : Latihan harus dilakukan secara
bertahap-tahap, berulang-ulang, dan sepotong-sepotong sampai siswa
benar-benar memahami.
6. Menggunakan strategi pembelajaran yang tepat : Guru dapat
menggunakan strategi pembelajaran langsung, interaktif, eksperiensial,
dan keteladanan.
Secara garis besar Untuk menentukan alternatif solusi dalam rangka
inovasi dan pengembangan kreativitas dalam seni musik dapat
mempertimbangkan beberapa kiat alternatif berikut:

1. Studi dan Eksplorasi Terus-Menerus


Selalu berada dalam proses pembelajaran dan eksplorasi baru. Teliti tren
terbaru dalam musik dan terus tingkatkan pengetahuan Anda.
2. Berkolaborasi dengan Orang Lain
Berkolaborasi dengan musisi lain, baik dari genre yang sama maupun
berbeda, dapat membawa pandangan dan ide baru ke dalam kreativitas
Anda.
3. Eksperimen dengan Alat Musik dan Teknik Baru
Cobalah alat musik baru atau eksplorasi teknik yang belum pernah Anda
coba sebelumnya. Hal ini dapat membuka jalan untuk suara-suara dan
gaya baru.
4. Eksplorasi Genre dan Kultur Musikal Lain
Jelajahi genre dan budaya musik yang berbeda. Gabungkan elemen-
elemen dari berbagai genre untuk menciptakan sesuatu yang segar dan
unik.
5. Terapkan Teknologi dan Alat Produksi Musik Baru
Manfaatkan teknologi terkini dalam produksi musik. Dengan
menggunakan software dan alat-produksi terbaru, Anda dapat membuka
kemungkinan baru dalam penciptaan musik.
6. Dengarkan Umpan Balik dan Respons Audiens
Dengarkan dengan teliti umpan balik dari pendengar atau audiens Anda.
Hal ini dapat memberikan wawasan berharga tentang apa yang dapat
ditingkatkan atau diubah.
7. Mengambil Risiko dan Mencoba Hal Baru
Jangan takut untuk mengambil risiko dalam eksplorasi kreativitas.
Kadang-kadang, hal-hal paling inovatif muncul dari keberanian untuk
mencoba hal-hal baru.
8. Mengembangkan Gaya Pribadi
Identifikasi elemen-elemen unik yang membedakan Anda dari musisi
lain.Fokus pada kekuatan dan ciri khas Anda dalam menciptakan musik.
DAFTARPUSTAKA

Fitriani, Y. (2015). Model Pembelajaran Seni Musik melalui Lesson Study:


Studi Kasus di SDN Jawilan, Serang. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan,
15(2), 126–138. https://doi.org/10.24821/resital.v15i2.847

Hidayatullah, Ryan. 2019. Bahasa Musik dalam Pembelajaran : Metode Kodály


sebagai Alat untuk Berkomunikasi dalam Ansambel. AKSARA Jurnal
Bahasa Dan Sastra, 20(1), 25–34.
Jamalus. 1991. Pendidikan Kesenian I (Musik). Jakarta: Depdikbud.

Yuni, Q. F. (2017). Kreativitas Dalam Pembelajaran Seni Musik Di Sekolah


Dasar: Suatu Tinjauan Konseptual. ELEMENTARY: Islamic Teacher
Journal, 4(1). https://doi.org/10.21043/elementary.v4i1.1980

Anda mungkin juga menyukai