Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan suatu hal yang sudah menjadi kewajiban atau

kebutuhan manusia di era modern ini dimana perkembangan ilmu dan teknologi

membutuhkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal dan terampil.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Dalam sistem pendidikan nasional kita

kenal dengan apa yang disebut satuan pendidikan. Satuan pendidikan adalah

layanan kelompok pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur

formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan yang

penjelasannya adalah: 1.) Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang

terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi. 2.) Pendidikan nonformal jalur pendidikan

diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan

berjenjang. 3.) Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan.2 Ketiga model pendidikan diatas sama-sama memiliki tujuan untuk

mencerdaskan peserta didik.

1 Pandu, Yudha. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Guru dan
Dosen. Indonesia Legal Center Publishing: Jakarta. Hlm. 112

2 Ibid Hlm. 113

1
Dalam sistem pendidikan formal (sekolah) kita sering mendengar beberapa

cabang ilmu seperti biologi, matematika, fisika, dan lain sebagainya yang pada

dasarnya dahulu dianggap penting dalam menunjang seseorang untuk mencapai

cita-cita dibidang akademik. Katakanlah ilmu seni (seni musik) merupakan salah

satu cabang ilmu yang sebelumnya dianggap kurang begitu penting atau sekedar

pelengkap dalam mengisi laporan pendidikan maupun ijazah. Hal ini berbeda

dengan sekarang dimana, pendidikan seni musik tidak lagi menjadi pelengkap

melainkan syarat yang turut mempengaruhi keberhasilan peserta didik. Dapat

dikatakan, tanpa nilai dari pendidikan seni musik maka peserta didik tidak dapat

dikatakan tuntas dalam menyelesaikan studinya di jenjang SD, SMP dan SMA.
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh para pendidik dalam

mencerdaskan peserta didiknya menjadi tantangan tersendiri yang harus dicapai.

Sebuah teknik dan perencanaan metode pembelajaran yang tepat menjadi

komponen penting untuk keberhasilan tujuan yang dimaksud. Menurut Bruner,

sekolah harus menimbulkan keingintahuan, mengurangi resiko kegagalan dan

serelevan mungkin untuk siswa.3 Hal ini menjadi tanggung jawab sekolah melalui

tenaga pendidik dapat membuat rancangan pembelajaran baik teori maupun

praktek sebagai satu kesatuan dalam proses belajar mengajar yang evisien dalam

seluruh mata pelajaran masing – masing di kelas. Tanpa terkecuali pendidikan

musik.
Pendidikan musik pada dasarnya terdiri dari teori dan praktek yang dapat

menarik perhatian peserta didik dalam mempelajari musik itu sendiri. Dikatakan

menarik karena cara mengaplikasikannya melalui bunyi yang cenderung disukai

3 Dgiwandono, Sri Esti Wuryani. 1989. Psikologi Pendidikan Edisi Revisi. Grasindo: Jakarta.
Hlm. 173

2
oleh anak-anak termasuk anak Sekolah Dasar (SD). Pendidikan musik sangat

penting bagi perkembangan anak sehinggga banyak filosofi pendidikan musik saat

ini didasarkan pada premis (dasar pikiran/amsumsi) bahwa musik itu penting

dalam perkembangan anak dan tanpa disertai musik, pendidikan akan menjadi

miskin.4 Anak-anak sekolah dasar yang pada umumnya memiliki usia berkisar

antara 7 sampai kurang lebih 12 tahun merupakan usia yang masih ada dalam

masa bermain sehingga pendidikan musik berbasis teori dan praktek akan sangat

disukai dan disenangi bagi anak-anak Sekolah Dasar. Seperti halnya SD Negeri

30 Kota Selatan yang belum mengerti lebih mendalam tentang musik (hasil

penelusuran penulis). SD Negeri 30 Kota Selatan memiliki guru yang tidak

berlatar belakang pendidikan seni atau guru yang merangkap menjadi guru seni.

Hal ini menyebabkan peserta didik di SD Negeri 30 Kota Selatan tidak dapat

belajar seni (seni musik) dengan baik. Metode pembelajaran yang diterapkan

kurang efektif, efisien dan tidak memiliki daya tarik. Metode pembelajaran musik

yang digunakan guru selama ini adalah metode imitasi dimana peserta didik hanya

mendengar dari apa yang guru bunyikan, inilah yang menyebabkan pengetahuan

peserta didik tentang musik sangat terbatas. Pada penilitian ini penulis akan

langsung menggunakan metode latihan/metode drill dalam pembelajaran seni

musik. Sehingga diharapkan dan menjadi tujuan kepada peserta didik untuk dapat

mengenal sekaligus memainkan sebuah karya musik.


Dari uraian diatas maka penulis mencoba menuangkan masalah tersebut

dalam penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Bermain

4 Djohan. 2005. Psikologi Musik. Buku Baik: Yogyakarta. Hlm. 175

3
Instrumen Musik Dalam Pembelajaran Ansambel Melalui Penggunaan

Metode Drill di SD Negeri 30 Kota Selatan”.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam penulisan ini, penulis mencoba menguraikan beberapa masalah

yang diidentifikasi, yaitu:

1. Kurangnya pemahaman terhadap pembelajaran seni musik.


2. Sejauh mana keefektifan pembelajaran seni musik menggunakan

metode drill di SD Negeri 30 Kota Selatan.

3. Meneliti ketertarikan pembelajaran seni musik menggunakan

metode drill.

1.3 PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Dengan melihat uraian pada latar belakang diatas, maka masalah yang

akan dibahas dalam penulisan ini adalah:

1. Bagaimana penerapan metode drill dalam pembelajaran musik di

SD Negeri 30 Kota Selatan?


2. Bagaimana dampak atau sikap peserta didik setelah mengikuti

mata pembelajaran seni musik?

Dalam penulisan ini penulis mencoba membatasi masalah pada “Upaya

Peningkatan Kemampuan Bermain Instrumen Musik Dalam Pembelajaran

Ansambel Melalui Penggunaan Metode Drill di SD Negeri 30 Kota Selatan”.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

4
1. Menerapkan metode drill dalam pembelajaran seni musik di SD

Negeri 30 Kota Selatan.


2. Mempresentasikan hasil belajar peserta didik dari penerapan

metode drill dalam pembelajaran seni musik di SD Negeri 30 Kota

Selatan.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

1.5.1 Manfaat teoritis


Dari penulisan ini diharapkan dapat dijadikan literatur yang dapat

memberikan sumbangsi pikir bagi orang lain.

1.5.2 Manfaat praktis

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini kiranya dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam melakukan praktek pada pembelajaran seni

musik.
2. Bagi guru, dapat melakukan penerapan metode drill sebagai media

pembelajaran seni musik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN TINJAUAN TEORI

2.1 TINJAUAN PUSTAKA


Sangat disadari penulisan ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian

sebelumnya. Penelitian-penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah:

5
1. Sami Tabita Mokiha pada “Penerapan Metode Imitasi Dalam

Pembelajaran Instrumen Pianika Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di SD

Negeri 3 Halong”. Dalam penulisan ini dijelaskan bahwa bagaimana

metode imitasi digunakan dalam mempelajari alat musik pianika pada

anak sekolah dasar. Hal ini dikarenakan anak sekolah dasar dinilai

memiliki kemampuan dalam meniru apa yang diajarkan sehingga metode

ini dianggap sangat efektif dalam proses pembelajaran seni musik.5


2. Paulce M. Rehatta pada “Metode Pembelajaran Musik Anak Model

Zoltan Kodaly (Penerapan Pada Vokal Group SMP Negeri 6 Ambon)”.

Penelitian ini berfokus pada metode Zoltan Kodaly dimana metode ini

dipandang sangat efektif dan efisien baik secara teori maupun praktek.

Dan lewat metode inipun tingkat prestasi dari peserta didik semakin

meningkat dapat dilihat dari keterampilan peserta didik dalam

membawakan lagu dengan karakter vokal yang kuat serta penampilan yang

sempurna saat mengikuti perlombaan.6

Dari penjelasan tentang kedua penelitian diatas dapat dijelaskan bahwa

terdapat persamaan dan juga perbedaan antara penelitian ini. Persamaannya

adalah sama-sama memiliki metode pembelajaran khususnya pembelajaran seni

musik. Sedangkan perbedaannya ialah pada jenis metode yang digunakan. Dalam

hal ini, penelitian ini berfokus pada metode ansambel sederhana yang diterapkan

pada peserta didik sekolah dasar untuk mempelajari pendidikan seni musik.

5 Skripsi Sami Tabita Mokiha, Penerapan Metode Imitasi Dalam Pembelajaran Instrumen
Pianika Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di SD Negeri 3 Halong, Tahun 2013

6 Skripsi Paulce M. rehatta, Metode Pembelajaran Musik Anak Model Zoltan Kodaly (Penerapan
Pada Vokal Group SMP Negeri 6 Ambon), Tahun

6
2.2 TINJAUAN TEORI
2.2.1 Pengertian Pendidikan

Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak manusia yang pertama lahir

kedunia, telah ada dilakukan usaha-usaha pendidikan; manusia telah berusaha

mendidik anak-anaknya, kendatipun dalam cara yang sangat sederhana.7 Biasanya

berupa kata dan perbuatan yang menjadi prioritas orang tua untuk menjadikan

anaknya sebagai manusia yang baik dimata sosial. Perkembangan seorang anak

tidak terlepas dari tahap-tahap yang harus dilewati oleh anak tersebut. Loree

(1970:75) menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik yang bersifat

universal harus dikuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa

kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang bola (prehension). Kedua

jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan

keterampilan yang lebih komplek seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain

(playing) dan bekerja (working).8 Inilah proses pendidikan.


Pendidikan diartikan sebagai suatu proses usaha dari manusia dewasa yang

telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, mengajar dan

menanamkan nilai-nilai dan dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda

agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggungjawab akan tugas-

tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakiki dan ciri

kemanusiaannya.9 Tugas utama pendidikan adalah mempersiapkan anak didik ke

7 Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta. Hlm.1

8 Makmun, H. Abin Syamsyuddin. 2009. Psikologi Kependidikan (Perangkat Sistem Pengajaran


Modul). PT Remaja Rosdakarya: Bandung. Hlm. 97

9 Idi, Abdullah dan H. Jalaluddin. 2007. Filsafat Pendidikan (Manusia, Filsafat dan Pendidikan).
Ar-ruzz Media: Yogyakarta. Hlm. 21-22

7
arah kematangan. Matang dalam arti hidup akalnya. Jadi, akal inilah yang perlu

mendapat tuntunan ke arah kematangan tersebut. Sekolah sebagai tempat utama

dalam pendidikan, mempersiapkan anak didik ke arah kematangan akal dengan

memberikan pengetahuan. Sedangkan tugas utama guru adalah memberikan

pendidikan dan pengajaran (pengetahuan) kepada anak didik. Dengan kata lain,

keberhasilan anak dalam bidang akalnya sangat tergantung kepada guru, dalam

arti orang yang telah mendidik dan mengajarkan.10

Dalam konteks pindidikan, Bloom (1974) dan kawan-kawan telah merinci

dan sistematikanya disusun secara meningkat, dalam rangka mengembangkan

perangkat tujuan-tujuan pendidikan yang berorientasi pada perilaku (behavioral

objectives) yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur (measurable) secara

ilmiah (scientific) mengenai ketiga kategori atau “domain perilaku tersebut

diatas”.11

2.2.2 Fungsi dan Tujuan Pendidikan

Pendidikan sepanjang sejarahnya, selalu bersifat antisipatif, yaitu

mempersiapkan anak didik agar mampu mengemban tugas dan tanggung

jawabnya dalam merealisasikan pendidikan yang berberkualitas. Ini karena masa

depan bangsa diprediksikan mengalami perubahan signifikan dan secara tidak

langsung pula eksistensi pendidikan akan kehilangan fungsi dan peranannya

10 Ibid. Hlm. 115-116

11 Ibid Makmun, H. Abin Syamsuddin Hlm 26-27

8
dalam mempersiapkan anak didik yang dapat diandalkan dikemudian hari untuk

membangun bangsa ke arah yang lebih menjanjikan.12 Untuk itu pendidikan

sejatinya, harus mempunyai diversifikasi untuk memberikan motivasi kepada

anak didik dalam melakukan proses aktualisasi demi menumbuhkan semangat

kedewasan yang pada gilirannya dapat membawa mereka pada integritas

memajukan pendidikan yang memenuhi tuntutan zaman dan tantangan masa

depan. Selain itu pemberdayaan pendidikan yang membebaskan sangat

dibutuhkan dalam karangka memberika keluasan kepada anak didik dari segala

bentuk ketertindasan dan penindasan yang mengkungkung.13


Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam fungsi yang melandasi

proses pendidikan dalam membentuk manusia seutuhnya. Fungsi pendidikan

secara faktual mempunyai relevansi dengan kebutuhan manusia dalam

mengaplikasikan segenap potensi ke arah yang lebih menjanjikan. Jon Dewey,

pernah mengatakan bahwa education is the process without you end (pendidikan

adalah proses tanpa akhir atau istilah yang lebih populer dikenal dengan longlife

education.14 Begitulah sebenarnya fungsi pendidikan yang berlangsung secara

kesinambungan tanpa putus-putus oleh waktu dan tempat.


Seperti yang sudah dijelaskan mengenai taksonomi Bloom tentang tiga

komponen yang sangat mempengaruhi tujuan pendidikan yaitu aspek kognitif,


15
aspek psikomotorik dan aspek afektif yang penjelasannya sebagai berikut: 1.)

12 Ilahi, Mohammad Takdir. 2012. Revitalisasi Pendidikan Bebasis Moral. Ar-ruzz Media:
Yogyakarta. Hlm. 16

13 Ibid. Hlm. 17

14 Ibid. Hlm. 30

15 Ibid. Hlm. 31-32

9
Aspek kognitif, berfungsi untuk mengembangkan wacana intelektual anak didik

yang dilandasi dengan pembentukan kecerdasan secara proporsional melalui

latihan reading, listening, writing, and speaking. Aspek kognitif ini, bisa

berpengaruh pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang

berdaya saing dan memiliki ketangguhan dalam menghadapi segala tantangan

yang menghadang. 2.) Aspek psikomotorik, berarti kemampuan anak didik dalam

mengembangkan potensi kreativitas dan keterampilan yang dimilikinya sebagai

latihan dalam mengasah kemmapuan berkarya nyata. 3.) Aspek Afektif,

merupakan salah satu komponen dalam dunia pendidikan yang sangat determinan

dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku anak didik. Fungsi pendidikan

yang berwawasan afektif merupakan jawaban atas kegelisahan pendidikan yang

terlalu mengedepankan perkembangan aspek kognitif dan psikomotorik,

ketimbang pengembangan aspek afektif yang berperan penting dalam menjaga

mental dan perilaku anak didik.

Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah apa yang kita capai melalui

pendidikan. Dengan berlandaskan pada tujuan tersebut, pendidikan pada tatanan

yang lebih universal memiliki cakupan tujuan plural sesuia dengan apa yang kita

raih. Tujuan pendidikan pada tatanan yang lebih spesifik mengacu pada

pembentukan generasi muda agar mempunyai wawasan keilmuan yang bernuansa

ilmiah dan dapat memenuhi tantangan masa depan yang sedang berkembang.

Kendati demikian, tujuan itu tampaknya bersifat relatif yang memungkinkan

terjadinya perubahan sesuai dengan kondisi dan perkembangan zaman.16

16 Ibid. Hlm. 41

10
2.2.3 Manajemen Pendidikan
Dalam menjalankan sebuah sistem pendidikan perlu adanya manajemen.

Manajemen pada hakekatnya dapat dipahami sebagai proses kerjasama dua orang

atau lebih dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan.17 Tujuan yang dimaksudkan adalah untuk

mensejahterakan manusia.
Pendidikan adalah suatu layanan jasa, oleh karena itu memerlukan

pengolah yang benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. Muncullah berbagai

gagasan untuk mengadopsi pola pengolahan dunia industri kedalam konteks

pengolahan pendidikan. Sukmadinata (2007) menjelaskan menajemen pendidikan

yang efektif dan efisien bukan hanya dibutuhkan untuk mengelolah kegiatan dan

faktor internal, tetapi juga kegiatan dan faktor-faktor eksternal.18 Faktor-faktor

yang turut mempengaruhi didalamnya yaitu penggunaan RPP sabagai perangkat

pembelajaran dan tidak kalah penting yaitu apa itu evaluasi belajar lewat penilaian

yang diberikan oleh guru kepada peserta didik untuk dapat mengetahui

sejauhmana daya serap yang dimilki dalam memahami dan mengerti materi yang

diberikan.

Mengacu pada model penilaian kelas yang dikeluarkan oleh Kurikulum

Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) pendidikan nasional terdapat

beberapa jenis penilaian, yaitu sebagai berikut: 19 1.) Kuis, isian atau jawaban

17 Amtu Ominisimus. 2011. Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah. Alfabeta CV:
Bandung. Hlm. 1

18 Ibid. Hlm. 26

19 Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Hlm.
241-242

11
singkat yang menanyakan hal prinsip. 2.) Pertanyaan lisan, untuk mengukur

pemahaman terhadap konsep prinsip dan teorema. 3.) Ulangan harian, dilakukan

oleh guru secara periodik pada akhir pembelajaran kompetensi dasar (KD)

tertentu. 4.) Ulangan tengah semester dan akhir semester, dilakukan dengan materi

yang dinilai dari penggabungan beberapa KD dalam suatu kurun waktu tertentu.

5.) Tugas individu, diberikan dalam waktu-waktu dan kebutuhan tertentu dalam

berbagai bentuk misalnya laporan kegiatan, kliping, makalah, dan sebagainya. 6.)

Tugas kelompok, digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik dalam

bekerja kelompok. 7.) Respon atau ujian praktek, digunakan pada mata pelajaran

tertentu yang membutuhkan praktikum, meliputi prakegiatan untuk mengetahui

kesiapan peserta didik dan pasca kegiatan untuk mengetahui pencapaian KD

tertentu. 8.) Laporan kerja praktek, dilakukan oleh guru pada mata pelajaran

tertentu yang memang membutuhkan praktikum dengan mengamati suatu gejala

dan perlu dilaporkan. 9.) Penilaian portofolio, yaitu kumpulan hasil belajar atau

karya peserta didik (hasil-hasil tes, tugas perseorangan, laporan praktikum dan

hasil berwujud benda lainnya). Yang dinilai adalah proses kemajuannya baik

secara analitik, holistik atau kombinasi dari keduanya.

2.2.4 Pendidikan Seni


Pendidikan seni merupakan salah satu program pendidikan yang

menggunakan seni sebagai objek kajiannya, maka dalam hal ini, seni menjadi

sarana dalam pendidikan (Soehardjo, 2012).20 Melalui seni mencul sebuah

kebebasan untuk memilih dalam menciptakan sebuah karya. Sama halnya dengan

program-program pendidikan lainya, seperti pendidikan matematika, pendidikan

20 Irawana, Deddy. 2017. Paradigma Pendidikan Seni. Thafa Media:Yogyakarta. Hlm. 6-7

12
bahasa, dan pendidikan fisika. Adapun mengenai pendidikan seni, sebagaimana

Soehardjo (2012) dalam bukunya Pendidikan Seni dari Konsep Sampai Program

menguraikan bahwa ada dua konsep dalam pendidikan seni, yaitu penularan seni

(education in art) dan pemfungsian seni (education through art). Kedua konsep

ini masing-masing mengandung makna yaitu sebagai aset budaya dalam rangka

pelestariannya, dan sebagai aset pendidikan yang yang misinya untuk

memanfaatkan seni agar dapat berfungsi sebagai sarana menumbuhkan dan

mengembangkan potensi individu peserta didik dalam rangka mempersiapkan hari

depannya.
Oleh karena tujuan umunya adalah membuka peluang yang sama bagi

setiap orang untuk ikut serta dalam kegiatan budaya dan artistik, pendidikan seni

seyogianya menjadi komponene wajib dalam program pendidikan secara

menyeluruh. Pendidikan seni juga seyogianya dilaksanakan dengan cara yang

sitematik dan ditawarkan secara berkelanjutan karena merupakan proses

pembelajaran jangka panjang.21


Gaya pengajaran dikarakterisasikan dengan dua dimensi pengajaran:

perilaku dominaif yang mewakili kontrol siswa dan pengaruh langsung oleh guru,

dan perilaku integratif, dirasakan oleh siswa sebagai kebebasan atau pengaruh

langsung (Lytton, 1971).22 Gaya pengajaran dominative dikarakterisasikan dengan

pengaruh langsung oleh guru. Pengaruh langsung “terdiri dari menetapkan opini

atau ide guru, memimpin tindakan siswa, mengkritik perilakunya, atau

membenarkan penggunaan wewenang guru” (Vernon 1975). Sebaliknya gaya

pengajaran intergratif “terdiri dari meminta opini atau ide dari siswa,

21 Ibid. Hlm 70

22 Ibid. Hlm 201

13
menggunakan atau memperbesar opini atau ide itu, memuji atau mendorong

partisipasi siswa, atau mengklarifikasi atau menerima perasaan mereka” (Lytton

1971).23
Ada empat gaya hipotesis pengajaran sebagai kombinasi perilaku

pengajaran dominatif dan integrative yang dirasakan oleh siswa dan orang lain

sebagai gaya pengajaran, yaitu:24 1. Gaya satu dominatif tinggi/integratif tinggi,

dikarakterisasikan dengan metode pengajaran yang langsung dimana semua

pembuatan keputusan dan wewenang disandarkan pada guru. Guru memutuskan

kebutuhan apa yang harus dipelajari, metode yang sesuai untuk pembelajaran

informasi atau kemampuan, dan metode evaluasi. 2. Gaya kedua dominatif

tinggi/integratif rendah, itu mencakup kontrol yang kurang oleh guru dan kontrol

yang banyak oleh siswa dan merupakan gaya pengajaran kolaboratif. Siswa

diijinkan untuk berkolaborasi dalam pembuatan keputusan dan proses evaluasi. 3.)

Gaya ketiga dominasi rendah/integrasi tinggi, dikarakterisasikan dengan gaya

pengajaran yang diserahkan dimana siswa diijinkan untuk membuat keputusan

mereka sendiri mengenai apa yang akan dipelajari dan bagaimana pembelajaran

akan dicapai dan dievaluasi. Karena siswa menerima tanggungjawab dan dalam

pembuatan keputusan, guru seni memberikan sedikit struktur dan banyak

penguatan. 4.) Gaya keempat dominasi rendah/integrasi rendah, dikarakterisasikan

dengan gaya pengajaran laissez-faire atau noninterfensionis. Semua wewanang

dan pembuatan keputusan dipindahkan kesiswa ini secara hipotesis merupakan

gaya non pengajaran.

23 Ibid. Hlm 202

24 Ibid. Hlm 204

14
Pada dasarnya gaya empat pengajaran yang dituliskan diatas bisa

digunakan oleh pengajar seni dengan melihat keempat gaya pembelajaran sebagai

acuan dalam pembelajaran dan pemilihan keempat gaya tadi disesuaikan dengan

realita lapangan yang akan membuat siswa nyaman dalam melakukan belajar dan

pembelajaran sehingga proses pentransferan ilmupun tidak akan memiliki masalah

yang besar dan akibatnya siswa akan serius dalam melakukan belajar

pembelajaran hal ini akan menghasilkan siswa yang cerdas dan kreatif.

2.2.5 Metode Drill

Selain teori, praktek sangatlah penting dalam pembelajaran seni seni

musik. Hal ini membuat seorang guru/pengajar harus dapat merumuskan metode

yang tepat dalam membantu untuk menerapkan ilmu kepada peserta didik.

Bertolak dari penjelasan di atas maka, metode drill/latihan merupakan metode

yang tepat. Metode drill ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara

mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa

memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah

dipelajari.25 Manfaat penggunaan metode drill antara lain:26

1. Mampu menggugah daya ingat siswa tentang apa yang pernah

dipelajarinya.
2. Memberi sumbangan yang cukup besar dalam mencapai tujuan

yang telah direncanakan dalam program pembelajaran.

25 Sulastri, Eti. 2019. 9 Aplikasi Metode Pembelajaran. Guepedia Publisher: Bandung. Hlm. 27

26 Ibid Hlm. 30

15
3. Mampu mengoptimalkan proses pembelajaran, sehingga kegiatan

belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam

mencapai tujuan pembelajaran.


4. Mampu memfokuskan perhatian siswa pada satu pokok bahasan

yang dihadapi.
5. Pembelajaran berjalan dalam kondisi yang harmonis, karena antara

guru dan siswa telah menyamakan persepsi dalam membahas materi

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


6. Memberikan keterampilan pada siswa untuk membiasakan diri

dapat menguasai fakta dasar sebagai bekal dalam mengikuti

pembelajaran berikutnya
2.2.6 Pengertian Musik dan Ansambel
2.2.6.1 Pengertian Musik
Musik adalah cabang seni yeng membahas dan menetapkan berbagai suara

ke dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia.27 Ini berarti

sangat ditekankan bahwa di dalam musik harus terkandung ide-ide dan gagasan

yang dapat disampaikan langsung serta direspon oleh penikmat musik. Musik

yang memiliki elemen-elemen yaitu:28 1. Musical sound, suara music yang

membahas perilah nada/tone, tinggi nada/pitch, warna suara/timbre nama not

(name of the notes). 2. Musical notation, notasi music yang membahas perihal

garis balok not/staff, daun kunci/clef, tanda aksidensi (accidentals), nilai panjang

nada/time value, tanda-tanda tempo/tempo, petunjuk dinamika/dynamics, petunjuk

ekspresi/expression, tanda atau nada hias/ornament, kalimat lagu/ music

sentences, dan petunjuk dalam bentuk gambar. 3. Element of theory, unsur-unsur

teori yang membahas perihal jarak antara dua nada/interval, derap atau

27 Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Kanisius: Yogyakarta. Hlm. 289

28 Ibid. Hlm. 286

16
ritme/rhythm, sukat atau birama/metrum, time, measure, tanda sukat/time

signature, tangga nada/scale, tonalitas/tonality, tanda kunci/key signature, kunci

relative/relatife keys. 4. Chords dan harmony, akord dan harmoni. Definisi sejati

tentang musik juga bermacam-macam diantaranya bahwa:29 1.) Musik adalah

bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendenngar. 2.) Musik

adalah suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. 3.)

Musik adalah segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau

kelompok individu yang disajikan sebagai musik. Dari beberapa definisi tersebut,

maka musik merupakan segala bunyi yang dihasilkan manusia secara sengaja

yang disajikan sebagai musik.


Selain penjelasan diatas musik adalah bahasa universal, sehingga dapat

diintegrasikan dalam semua bidang studi untuk memberikan pembelajaran.

Karena musik dapat membantu sekolah menjadi tempat yang menyenangkan dan

musik menjadi milik anak-anak bersama.30 Berbagai penelitian menunjukkan

bahwa untuk meningkatkan kecerdasan musik pada siswa dapat dilakukan dengan

berbagai cara, di antaranya melalui (1) memperkenalkan musik di dalam kelas, (2)

mendengarkan musik, (3) membuat instrumental musik di kelas. Untuk setiap

tujuan, kelas diperkaya dengan musik dengan menggunakan beragam teknik

secara bervariasi. Penggunaan musik di kelas akan membantu meningkatkan

kegembiraan siswa dalam belajar dan sekaligus juga dapat meningkatkan

efektivitas ketercapaian tujuan. Yang tidak kalah pentingnya belajar melalui musik

29 Lely Halimah, 2010, Musik dalam Pembelajaran.


https://drive.google.com/file/d/0B3v8ZlyZnRsGY1pITXZHaUk4S2M/view. Hlm. 1

30 Lely Halimah, 2010, “Musik Dalam Pembelajaran”.


https://drive.google.com/file/d/0B3v8ZlyZnRsGY1pITXZHaUk4S2M/view

17
dan atau belajar dengan musik, serta belajar tentang musik dapat memberikan

banyak manfaat bagi perkebangan baik fisik maupun mental siswa. Melalui musik

banyak yang dapat dipelajari oleh siswa di antaranya dikemukakan berikut ini.
2.2.6.2 Pengertian Ansambel
Secara bahasa Ansambel bersumber dari bahasa Perancis, Ansambel

mempunyai arti sebuah rombongan musik. Kemudian didalam kamus musik,

definisi ansambel yaitu kelompok aktivitas alat musik dengan jenis kegiatan

seperti yang tercantum dalam sebutannya. Definisi lain dari ansambel yaitu

bermain musik dengan bersama-sama memakai beberapa alat musik tertentu dan

juga memainkan lagu-lagu musik menurut golongan alat musiknya.31 Musik

ansambel diklasifikasikan menjadi tiga jenis antara lain menurut penyajian

musiknya, menurut peranan dan fungsi alat-alat musik dan menurut golongan alat

musiknya. Berdasarkan cara penyajiannya, musik ansambel dibagi menjadi dua

yakni:32 1. Musik ansambel sejenis merupakan bentuk dari penyajian musik

ansambel dengan memakai alat-alat musik sejenis. Adapun contoh dari musik

ansambel sejenis antara lain yaitu ansambel rekorder. 2. Musik ansambel

campuran merupakan bentuk dari penyajian musik ansambel dengan memakai

beberapa jenis alat musik dan beberapa jenis alat musik. Contoh dari musik

ansambel campuran antara lain yaitu gitar, rekorder, pianika, triangel, simbal dan

juga tamborin.

31 https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/08/pengertian-musik-ansambel-jenis-jenis-contoh-
terlengkap.html Kamis 14 Februari 2019 Pukul 15:06.

32 http://www.materibelajar.id/2016/10/pengertian-dan-jenis-musik-ansambel.html# Kamis, 14
Februari 2019 pukul 15:10

18
Menurut fungsi alat-alat musik yang dipakai, musik ansambel dibagi

menjadi tiga jenis antara lain yakni: 33 1. Ansambel melodis merupakan alat musik

yang dipakai dengan fungsi untuk memainkan rangkaian nada-nada yang

merupakan melodi lagu. Contoh ansambel melodis antara lain piano, rekorder,

pianika, biola, terompet, tamborin dan harmonica. 2. Ansambel ritmis merupakan

alat musik yang dipakai dengna fungsi untuk mengatur irama suatu lagu. Contoh

dari ansambel ritmis antara lain adalah tamborin, drum set, triangel, gong dan

gendang. 3. Ansambel harmonis merupakan alat musik yang dipakai dengan

fungsi untuk memainkan melodi lagu serta mengatur irama lagu.


Menurut golongan alat musiknya, musik ansambel dibedakan menjadi dua

jenis yakni dilihat dari aspek sumber bunyi dan cara memainkannya. Sri Hendarto

dalam bukunya Organologi dan Akustik 1 dan 2 membagi alat music berdasarkan

sumber bunyi, yaitu:34

1. Idiophones yaitu kelompok alat musik yang sumber bunyinya pada

semacam kayu, logam dan lain sebagainy baik yang keras maupun elastis

yang dapat berbunyi tanpa bantuan membrane yang dibentang. Kelompok

alat musik ini diberi simbol persegi.


2. Membranophone yaitu kelompok alat musik yang sumber

bunyinya berupa selaput yang dibentang. Kelompok alat musik ini diberi

symbol persegi panjang.

33 https://www.senibudayaku.com/2017/02/pengertian-musik-ansambel-dan-jenis-alat-
musiknya.html Kamis 14 Februari 2019 pukul 15:14

34 Hendarto, Sry. 2011. Organologi dan Akustika I & II. Lubuk Agung: Bandung. Hlm. 5-8

19
3. Chordophones yaitu kelompok alat music yang sumber bunyinya

berasal dari sejenis tali, kawat, serat dan sebagainya yang dibentang.

Kelompok alat musik ini diberi simbol persegi panjang mendatar.


4. Aerophones yaitu kelompok alat musik yang sumber bunyinya

berasal dari getaran udara. Kelompok alat musik ini diberi simbol

lingkaran.
5. Elektrphone yaitu kelompok alat musik yang sumber bunyinya

berasal dari bantuan listrik. Kelompok alat musik ini diberi simbol belah

ketupat.

Berdasarkan cara memainkannya alat musik terbagi atas:35


1. Ditiup Alat musik yang cara memainkannya ditiup contohnya Flute,

Pianika, Rekorder, Saxophone, Terompet, dan lain-lain.


2. Dipetik Alat musik yang cara memainkannya dipetik contohnya adalah

Cak Cuk, Gitar, Harpa, Kecapi, Sasando, Siter, dan lain-lain.


3. Digesek Alat musik yang cara memainkannya digesek contohnya adalah

Biola, Cello, Kongahyan, Rebab, Tehyan, dan lain-lain.


4. Dipukul Alat musik yang cara memainkannya dipukul contohnya adalah

Bongo, Simbal, Drum, Gendang, Kulintang, Saron, dan lain-lain.


5. Digoyangkan Alat musik yang cara memainkannya digoyangkan/

digetarkan contohnya adalah Angklung, Ringbell, dan lain-lain.


6. Ditekan Alat musik yang cara memainkannya ditekan contohnya adalah

Akordion, Pianica, Piano, Organ, dan lain-lain.


7. Ditepuk Alat musik yang cara memainkannya ditepuk contohnya adalah

Kendang, Ketipung, Tifa, dan lain-lain.

35http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/3571/mod_resource/content/1/Uraian
%20Materi%202.pdf Kamis 14 Februari 2019, Pukul 15:38

20
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 METODE PENELITIAN

Sebuah penelitian tentunya tidak lengkap jika tidak memiliki data akurat

yang turut membantu dalam menjelaskan gagasan untuk dapat dimengerti orang

lain dengan langkah dan mekanisme yang tepat sehingga data-data tersebut dapat

membantu penyelesaian penulisan ini. Metode penelitian merupakan teknik yang

dapat membantu dan membimbing kita dalam melakukan penelitian.


Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh

melalui penelitian itu adalah valid. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data

yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh

peneliti. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu

21
diperhatikan yaitu: 1.) Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. 2.) Rasional berarti

kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia. 3.) Empiris berarti cara-cara yang dilakukan

itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan

mengetahui cara-cara yang digunakan. 4.) Sistematis artinya, proses yang

digunakan dalam penelitian itu menggunakan langka-langkah tertentu yang

bersifat logis.36

Dari penjelasan diatas, maka metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ditujukan

untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan.

Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta

memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya.37 David Williams (1995)

menulis bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar

alamiah, dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan oleh orang atau

peneliti yang tertarik secara alamiah.38 Metode ilmiah yang dimaksud kemudian

dapat membantu penulis dalam mendapatkan data yang diperlukan.

3.2 LOKASI PENELITIAN

36 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung.
Hlm.2

37 Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya:


Bandung. Hlm. 94

38 Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya:
Bandung. Hlm. 5

22
Lokasi dimana penulis akan melakukan penelitian adalah pada SD Negeri

30 Kota Selatan Provinsi Gorontalo.


3.3 SASARAN dan INFORMAN
3.3.1 Sasaran
Sasaran adalah kepala sekolah, guru, staff dan peserta didik SD Kristen

Maesa Kota Gorontalo.


3.3.2 Informan
1. Kepala Sekolah
2. Guru Mata Pelajaran Seni Budaya
3. Peserta Didik Kelas V

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


3.4.1 Observasi
Metode Observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan

data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang

berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa,

tujuan, dan perasaan. Metode observasi merupakan cara yang sangat baik untuk

mengawasi perilaku subjek penelitian seperti perilaku dalam lingkungan atau

ruang, waktu dan keadaan tertentu.39


Metode ini penulis pakai untuk mengamati perilaku anak dalam

pembelajaran seni musik di SD Kristen Maesa.


3.4.2 Resitasi
Resitasi dalam hal ini berarti mengulangi atau mengucapkan kembali

(sesuatu) yang telah dipelajari. Metode ini dapat digunakan untuk semua bahan

pelajaran yang bersifat verbal maupun nonverbal.40 Metode ini penulis pakai

untuk mengulangi atau membahas kembali materi-materi yang sudah diberikan

sebelumnya. Hal ini juga bisa dalam bentuk pemberian tugas.


3.4.3 Demonstrasi

39 M. Djunaidi Ghany& Fauzan Almanshur. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Ar-Ruzz:


Yogyakarta. Hlm. 165

40 Purwanto, M. Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya: Bandung. Hlm.


113

23
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara

langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan

pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Tujuan pokok penggunaan

metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar ialah untuk memperjelas

pengertian konsep dan memperlihatkan (meneladani) cara melakukan sesuatu atau

proses terjadinya sesuatu.41 Metode ini penulis gunakan untuk memberikan contoh

dalam memainkan alat musik kepada peserta didik sehingga mudah untuk

dimengerti.
3.4.4 Teknik Dokumenter

Metode ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis,

terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori,

dalil/hokum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah

penyelidikan. Oleh karena dalam setiap penelitian tidak pernah dapat dilepaskan

dari literature-literature ilmiah, maka kegiatan studi kepustakaan ini menjadi

sangat penting.42 Metode ini penulis gunakan dimana penelitian ini sangat

membutuhkan reverensi, literature ataupun buku yang dapat membantu dalam

menyelesaikan penulisan ini.

3.5 TEKNIK ANALISA DATA

41 Syah, Muhibbin. 2014. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi. PT
Remaja Rosdakarya: Bandung. Hlm. 205

42 Nawawi, H. Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta. Hlm. 141

24
Data yang diperoleh dari sebuah penilitian tidak serta merta akan

digunakan seadanya untuk disusun dalam sebuah hasil penelitian. Data-data

tersebut kemudian dilihat dan diseleksi maupun juga dianalisa sehingga dapat

ditemukan data yang sesuai dengan tujuan ataupun isi dari suatu penelitian.

Berikut ini, merupakan teknik analisa data yang sesuai dengan penelitian ini,

yaitu:
3.5.1 Analisis Isi
Analisis ini menurut Vredenbreght (1983: 66-68) berkaitan dengan (isi)

komunikasi. Komunikasi itu sendiri dalam hubungan ini palimg sedikit

melibatkan tiga komponen dengan fungsinya masing-masing, yaitu: a) siapa yang

berbicara, b) apa yang dibicarakan, dan c) efek apa yang diakibatkannya.43 Teknik

analisa diatas penulis pakai untuk melihat sejauhmana pemahaman siswa terhadap

komunikasi (mengajar) yang penulis terapkan.


3.5.2 Analisis Psikologis
Secara definitif analisa psikologis berkaitan dengan aspek kejiwaan, sbagai

psike yang berkaitan dengan unsur manusianya, dalam hubungan ini manusia

dalam peristiwa komunikasi, manusia dalam masyarakat.44 Tentu saja metode

analisis ini penulis gunakan untuk mengukur kesenangan dan ketidaksenangan

(berhubungan dengan kejiwaan manusia) dalam hal ini untuk mempelajari

pelajaran seni budaya.


3.5.3 Analisis Emik dan Etik
Dengan singkat (Lindlof, 1995:96), menganalisis adalah melakukan proses

dengan cara mengungkapkan kembali semua proses pengumpulan data (emik),

menganalisisnya melalui tanggapan peneliti (etik), kemudian menyimpulkan

43 Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian, Kajian Budaya dan Ilmu Sosial
Humaniora Pada Umumnya. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Hlm. 357-358

44 Ibid Hlm. 371

25
(emik dan etik).45 Teknik analisis ini sudah tentu digunakan penulis dalam

penelitian ini. Dimana, data yang sudah didapatkan melalui proses penelitian ini

(pembelajaran seni budaya) kemudian penulis memberikan tanggapan sebagai

hasil penilitian yang kemudian dibahas dalam penulisan ini.

45 Ibid Hlm. 390

26

Anda mungkin juga menyukai