Anda di halaman 1dari 6

NAMA : WELKY YULIANI

NIM : 530075198

1. Kaitan isi artikel pertama dan kedua terhadap pengenalan seni music

Artikel pertama berjudul “Pentingnya Mengenalkan Seni Musik Tradisi Nusantara sebagai Upaya
Pendidikan Karakter” memuat bahwa pentingnya pendidikan seni music tradisi dilibatkan dalam
pendidikan karakter di Lembaga pendidikan formal dan informal yang meliputi kurikulumnya, bahan
ajar, dan evaluasi pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan dimulai dari PAUD sampai pendidikan
menengah serta pendidikan anak berkebutuhan khusus. Artikel ini memuat pendapat para ahli dalam
hal memecahkan masalah dalam pendidikan seni musiK tradisi Nusantara sebagai upaya pendidikan
karakter melalui penyediaan ruang dan waktu yang proporsional di sekolah. Beberapa hasil
kesepakatan yang dibuat meliputi: perlunya dibuat dan disediakan materi pembelajaran musik tradisi
Nusantara dalam pendidikan formal dan informal; membuat mata pelajaran seni musik tradisi
Nusantara sebagai bagian dari pelajaran pokok dengan proporsi yang memadai; memberikan
pembekalan bagi guru music khususnya dalam hal menguasai wawasan lintas budaya
“MusikTradisional Nusantara” ; memberikan fasilitas dan juga memberdayakan para maestro musik
tradisi di masing-masing; melakukan integrasi pendidikan formal, informal, dan kultural sebagai model
sebetulnya dari konsep Merdeka Belajar sekaligus menjadi media penguat pemahaman dan praktik
keberagaman serta identitas kebersamaan dan kebangsaan dalam hal penguatan kebhinekaan.
Artikel kedua berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya Melalui Daring di SMP Negeri 26
Padang” memuat tentang hakikat dari pelaksanaa pembelajaran seni budaya dan implementasi yang
dilakukan pada saat daring. Beberapa temuan yang didapat dari hasil penelitian yaitu pada materian
sambel musik di kelas VII.3, pembelajaran dilaksanakan dengan mengirimkan materi, memberikan file
dokumen tugas serta link video tentang permainanan sambel musik dan tak sejenis. Materi diberikan
dalam bentuk file serta tugas dilaksanakan dalam bentuk meringkas materi serta mengerjakan soal-soal.
Pada saat pemberian tugas tersebut, guru tidak mengetahui apakah siswa memahami atau tidak materi
yang dipelajari tersebut. Materi yang diajakan juga tidak maksimal karena dalam proses pembelajaran
yang seharusnya praktek, tidak terlaksana dikarenakan keterbatasan media alat musik yang dimiliki
oleh peserta didik sehingga evaluasi pembelajaran hanya terfokus pada teori saja atau kognitif, bukan
psikomotorik atau keterampilan.
Apabila dikaitkan, kedua artikel tersebut memuat tentang pengenalan musik. Pada artikel pertama
memuat masalah yang ditemukan, pendapat para praktisi dan ahli serta rekomendasi yang diberikan
dalam hal implementasi seni music tradisi Nusantara untuk dapat diberlakukan di pendidikan formal
maupun informal di jenjang PAUD sampai menengah yang dikaitkan pula dengan pendidikan karakter.
Dengan segala rekomendasi yang diberikan, beberapa hal yang menjadi focus seperti perlunya
menyediakan fasilitas peralatan belajar seni musik serta guru yang memadai dalam hal mengajar
senimusik dan melibatkan maestro seni dalam belajar juga menjadi rekomendasinya. Sedangkan pada
artikel kedua memuat hasil penelitian bahwa pendidikan seni di sekolah yang diteliti tersebut tidak
berjalan secara maksimal dan hanya belajar teori saja. Hal tersebut menjadi salah satu potret bagaimana
pembelajaran seni musik di sekolah bahwa masih perlunya ditingkatkan upaya dalam mengenalkan seni
musik di sekolah dan bisa pula berupa pengenalan seni music tradisi Nusantara. Dalam hal cara
mengajar guru yang hanya memberikan materi tugas dan video tanpa praktek tersebut, seperti yang
direkomendasikan pada artikelpertama, dapat diberikan pembekalan kepada guru music tersebut
khsususnya dalam menguasai wawasan lintas budaya. Dalam pembelajaran tersebut juga dapat
melibatkan para maestro seni musik yang tentusajaahli di bidangnya sesuai dengan lokasi kebudayaan
etnis di Nusantara. Dengan dibekali pembelajaran seni music tradisi Nusantara, dapat pula menguatkan
sikap kebhinnekaan di diri peserta didik dan hubungannya juga pada pendidikan karakter.
Kaitan kegiatan seni music kepada anak didik di Indonesia dengan prinsip dasar filosofis dan
sosiologis-antropologis, psikologis, dan pedagogis
Seni music merupakan bagian dari seni yang melibatkan indera pendengaran dalam kegiatannya yang
terbentuk dari unsur nada dan juga bunyi dalam alat musik, vokal, ataupun gabungan dari alat musik
dan vokal.
Prinsip dasar filosofis dalam pendidikan yaitu berkaitan sebagai pedoman agar pemikiran dan praktek
pendidikan yang kita lakukan tidak hanya logis dan sistematis, melainkan juga harus mendasar dan
mendalam.
Terkait dengan artikel pertama dan kedua mengenai pelaksanaan pengenalan seni musik di sekolah
yaitu seharusnya pada pendidikan formal dan informal, mulai dari tingkat PAUD sampai sekolah
menengah perlu digalakkan pengenalan seni music seperti yang dimuat pada artikel pertama. Perlu juga
dilakukan pembekalan kepada para guru musik agar dapat merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran yang lebih terarah dan tepat sasaran. Pelaksanaan pembelajaran seni musik terkait dengan
artikel kedua juga seharusnya tidak hanya terfokus pada teorinya saja melainkan juga diperlukan
praktek dalam kegiatan belajarnya. Seperti yang dimuat pada artikel kedua, pelaksanaan praktek dalam
pembelajaran seni music materi musikan sambel tidak dapat dilakukan dikarenakan keterbatasan media
atau alat musik yang dimiliki oleh peserta didik. Dapat disimpulkan pula bahwa Kompetensi Inti 4 atau
KI 4 yang merupakan kompetensi keterampilan juga tidak tercapai dikarenakan hanya mencapai KI 3
atau kompetensi pengetahuannya saja. Begitu pula dengan Kompetensi Dasar dan Tujuan
Pembelajarannya. Adapun fungsi dari seni di sekolah juga tidak tercapai di antaranya sebagai media
pengembangan bakat seni siswa, kegiatan menggunakan alat yang juga dapat meningkatkan
kemampuan menalar siswa, serta sebagai media ekspresi siswa.
Prinsip dasar sosiologis-antropologis dalam pendidikan dibutuhkan agar pemikiran dan praktek
pembelajaran yang logis, sistematis, dan mendasar itu berkaitan dengan data fakta di lapangan atau
empiris baik dari sisi kemasyarakatannya atau sosiologis, maupun dari sisi kulturalnya atau
antropologis.
Berkaitan dengan prinsip dasar sosiologis-antropologis, dari segi sosiologis, pendidikan dipandang
merupakan proses mempersiapkan peserta didik untuk hidup dalam masyarakat sehingga
pelaksanaannya merupakan keseimbangan antara pelaksanaan dan pengembangan budaya dan
masyarakat. Terkait dengan artikel pertama, usulan yang dimuat tentu sesuai dengan pernyataan
tersebut. Usulan yang diberikan tersebut berupa melibatkan seni music tradisi Nusantara dalam proses
pembelajaran di pendidikan formal atau informal mulai dari jenjang PAUD sampai jenjang menengah
bahkan di sekolah anak berkebutuhan khusus. Sehingga, proses pembelajaran dapat berupa
pemanfaatan alat-alat music tradisional sesuai dengan wilayah belajar masing-masing sehingga dapat
menjadi upaya pelestarian alat musiktradisional dan juga pengembangan budaya dan masyarakatnya.
Selain itu juga, dapat dimanfaatkan alat-alat music sederhana yang dibuat sendiri oleh siswa sehingga
tujuan pembelajaran pada artikelke dua dapat tercapai dan tidak hanya berfokus pada teorinya saja.
Berkaitan dengan prinsip dasar sosiologis-anrtropologis dari segi kultural, yaitu penddiikan terkait
dengan individu, individu terkait dengan keanggotaannya di masyarakat, dan masyarakat merupakan
penjaga budaya. Terkait dengan artikel pertama dan kedua, proses pendidikan yang dilakukan bersifat
kekeluargaan dan juga mengintegrasikan system pendidikan formal, informal dan cultural sebagai
wujud sebetulnya dari konsep Merdeka Belajar sekaligus sebagai alat penguat pemahaman dan praktek
keberagaman serta identitas kebersamaan dan kebangsaan.
Prinsip dasar psikologis dalam pendidikan membantu pendidik dalam mengenal perkembangan dan
kondisi kejiwaan peserta didik serta perbedaan yang dimiliki oleh peserta didik seperti bakat,
kemampuan, minat, kekuatan, tempo, dan irama yang kemudian perlu distandarisasi untuk memperoleh
kemampuan minimum.
Terkait dengan artikel pertama dan kedua, pendidikan seyogyanya dilaksanakan dengan
memperhatikan perbedaan dan kondisi kejiwaan dari peserta didik. Proses pembelajaran yang
dilaksanakanseperti yang dimuat di artikel keduanya itu terfokus pada teori saja tentu saja tidak dapat
mengembangkan bakat dan kemampuan peserta didik dalam prakteknya. Pembelajaran yang monoton
hanya teori saja tentu lama kelamaan akan menyebabkan siswa bosan dalam belajar dan mengganggu
sisi psikologis peserta didik.
Prinsip dasar pedagogis dalam pendidikan berkaitan dengan bagaimana guru dalam mengolah
pembelajaran yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan melakukan evaluasi
pembelajaran. Jika dikaitkan dengan artikel pertama dan kedua, proses pembelajaran dapatdikaitkan
dengan pendidikan seni musik tradisi Nusantara agar lebih kontekstual bagi peserta didik dan juga
dapat mengenalkan alat musik tradisional di daerahnya dan juga daerah-daerah lainnya di Indonesia.
Dalam proses pembelajaran, juga diperlukan perencanaan untuk dapat mencapai semua tujuan
pembelajaran yang ditetapkan dan tidak hanya pada Kompetensi Dasar 3 saja yaitu dari sisi
pengetahuan.
References
Basuki, W., Mahdiyah, & Afgani, J. (2016). Filsafat Pendidikan Dasar. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Mansurdin. (2020). Pembudayaan Literasi Seni di SD. Sleman: Deepublish.

2. Mata pelajaran seni budaya khususnya seni musik yang memerlukan praktik dalam proses
pembelajarannya menjadi tantangan tersendiri bagi guru kelas dan guru bidang studi seni budaya
pada masa pandemic covid 19 ini yang mengharuskan pembelajaran terjadi secara online/daring.
Strategi pembelajaran yang dilakukan guru di artikel tersebut sudah tepat. Hanya saja hal yang
perlu ditambahkan yaitu guru terlebih dahulu harus mengetahui, memilih, dan memilah materi apa
saja yang merupakan materi esensial atau materi prioritas yang harus tersampaikan kepada peserta
didik sesuai dengan capaian kurikulum. Guru dalam menentukan materi esensial pada mata
pelajaran seni budaya ini harus memperhatikan tiga hal diantaranya materi yang mudah diterima
oleh peserta didik, materi yang menarik bagi peserta didik dan telah disesuaikan terlebih dahulu
dengan karakteristik peserta didiknya, dan ketersediaan alat praktek di sekitar lingkungan tempat
tinggal peserta didiknya. Hal ini sangat berpengaruh karena peserta didik di dalam pembelajaran
daring ini pun dituntut untuk tetap aktif dalam mencari segala informasi yang berkaitan dengan
materi pembelajarannya. Ketersediaan alat untuk praktek pada pembelajaran seni musik pun harus
dapat memudahkan peserta didik dalam mendapatkannya, sehingga tidak memberatkan peserta
didik. Dan untukmateri yang sifatnya teori berdasarkan strategi pembelajaran yang adapada artikel
tersebut menurut saya sudah tepat. Materi pembelajaran dapat disampaikan melalui presentasi guru
pada saat tatap muka virtual atau mengirimkan modul/bahan pada grup kelas pada jejaring sosial
yang telah dibuat. Dalam hal praktik, guru bisa memberikan contoh terlebih dahulu, bisa dengan
menampilkan gambar-gambar atau video yang kemudian kepada peserta didik dapat
mempraktikannya dengan cara memvideokan dirinya saat melakukan praktik dan mengirimkannya
kepada guru. Dengan begitu guru dapat melakukan evaluasi lebih mudah walaupun pembelajaran
dilakukan secara online/daring.

3. Rancangan Kegiatan Pembelajaran Seni Budaya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 18 Martapura


Kelas/ Semester : VI (Enam) / 1
Tema : 4 (Globalisasi)
Subtema : 1 (Globalisasi di sekitarku)
Pertemuan :5
Muatanpelajaran : SBDP
Alokasiwaktu : 2 x 35 menit

SBDP
Kompetensi Dasar (KD) Indikator
3.1 Memahami Reklame 3.1.1 Peserta didik mampu menjelaskan ciri-ciri poster
4.1 Membuat Reklame 4.1.1 Peserta didik mampu membuat poster yang menarik
berdasarkan masalah/ilustrasi yang diberikan

Tujuan Pembelajaran
1. Setelah berdiskusi peserta didik mampu ciri-ciri poster yang baik dan benar
2. Setelah berdiskusi peserta didik mampu membuat poster yang menarik berdasarkan
masalah/ilustrasi yang diberikan
Langkah-langkah Pembelajaran

Media Alokasi
Tahap Kegiatan
Aplikasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru membagikan LKPD sebelum pembelajaran agar WAG dan 7 Menit
bisa di cetak/download peserta didik google meet
2. Guru memberikan link google meet melalui
WhatsappGrup (WAG) kelas
3. Guru dan siswa bergabung didalam room google meet.
Guru mngucapkan salam dan meminta salah seorang
peserta didik untuk memimpin doa
4. Guru mengecek kehadiran dan menanyakan kabar
peserta didik
5. Guru dan peserta didik menyanyikan lagu “Indonesia
Pusaka” dengan panduan link video youtube
6. Guru mengingatkan peserta didik untuks elalu menjaga
protokol Kesehatan, memakai masker, menjaga jarak
dan mencuci tangan pakai sabun
Apersepsi
 Peserta didik menyimak apersepsi dari guru tentang
pembelajaran yang sebelumnya dikaitkan dengan
pembelajaran yang akan dilakukan
Motivasi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi
tentang manfaat dari apa yang pelajari hari ini.

 Peserta didik diminta mengamati beberapa gambar Google 50 menit


Inti poster yang disajikan guru melalui power point meet,
 Peserta didik menjawab pertanyaan guru bisa dituliskan youtube,
dikolom chat ataupun langsung menyalakan power
microphone terkait dengan slide poster yang point,
ditampilkan LKPD
 Peserta didik mengerjakan LKPD yang sudah di
bagikan sebelumnya
 Peserta didik menyampaikan hasil diskusi LKPD
 Peserta didik diminta menonton video youtube tentang
Langkah-langkah membuat poster baikdari rancangan
gambar, kata-kata yang digunakan maupun warna
dalam poster
 Peserta didik menjawab pertanyaan guru terkait tentang
Langkah-langkah membuat poster yang baik dan benar
 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang
pembuatan poster melalui tayangan power point
 Peserta didik membuat poster tentang pameran seni
tardisional yang disesuaiakan dengan budaya daerah
masing-masing dengan mematuhi protocol kesehatan
selama pandemi covid 19
 Peserta didik menampilkan hasil karya posternya, dan
ditanggapi oleh peserta didik lainnya melalui kolom
chat atau langsung menyalakan microphone
 Peserta didik menerima masukan dari tanggapan
temannya agar poster yang dibuat menjadi lebih
menarik

Penutup  Peserta didik dibimbing guru menyimpulkan Google 13 menit


pembelajaran meet,
 Bertanya jawab untuk mengetahui ketercapaian materi quizizz

Refleksi
Peserta didik menyampaikan perasaannya terhadap
pembelajaran

 Peserta didik mengerjakan Latihan pada link quizizz


yang diberikan guru

Tindaklanjut
Peserta didik diminta menunjukkan hasil poster yang telah
dibuat kepada orang tua dan meminta masukan agar poster
yang dibuat menjadi lebih baik

 Guru menutup pembelajaran dan mengajak peserta


didik untuk berdoa untuk mengakhiri pelajaran.

Sumber dan media pembelajaran


1. Angraini, Angi St., dkk.2018. Globalisasi, Buku Guru. Hal . Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Angraini, Angi St., dkk.2018. Globalisasi, BukuSiswa. Hal . Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
3. Gambar beragam poster untuk menambah pengetahuan peserta didik
4. Materi pembelajaran dalam bentuk powerpoint
5. Link youtube tentang Langkah-langkah membuat poster
6. Laptop atau smartphone dengan aplikasi google meet dan wa
7. Lembar Kerja Peserta didik

Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian Sikap : Lembar observasi/pengamatan


2. Penilaian Pengetahuan : Evaluasi melalui aplikasi quizizz
3. Penilaian Keterampilan : Portofolio

Martapura, Desember 2021


Mengetahui, Guru Kelas VI
Kepala Sekolah

ERNI LIANA, S.Pd.SD WELKY YULIANI, S.Pd.SD


NIP 19640628 198508 2 002 NIP 198507252009042006

4. Peran dan tanggung jawab dinas pendidikan, kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua untuk
mengenalkan seni budaya nusantara di lingkungan siswa sekolah atau siswa di daerah Saya yakni
Dinas Pendidikan berperan sebagai regulator yang bertanggung jawab dalam membuat kebijakan
selaku pemegang otonomi pendidikan dan pembuat program kerja dalam memberikan sosialisasi
pendidikan seni budaya nusantara di setiap sekolah. Dinas pendidikan juga bertanggung jawab dan
memiliki andil yang besar dalam upaya perancangan/penyusunan kurikulum yang terintegrasi
dengan pelajaran seni budaya nusantara, agar dapat menjadi mata pelajaran yang secara khusus
mengajarkan kesenian atau setidaknya masuk dalam tataran kegiatan ekstrakulikuler di setiap
sekolah minimal di setiap sekolah ada ekstrakulikuler seni tari. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
juga berperan sebagai fasilitator yang bertanggung jawab dalam penyediaan informasi tentang
kesenian nusantara dan memfasilitasi kegiatan kesenian dengan memberikan bantuan penunjang
berupa sarana prasarana, serta memberikan bantuan dana berdasarkan anggaran APBD Kota
Palembang. Dalam hal ini, sekolah Saya pernah mendapatkan bantuan dari Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Palembang berupa alat musik seperti orgen/ keyboard, gitar, biola, gendang dan
sebagainya. Selain itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di daerah Saya ini berperan sebagai
wadah/tempat mengapresiasi seni dengan menyelenggarakan Festival Kesenian, perlombaan dan
sebagainya.
Sedangkan peran Kepala Sekolah sebagai top leader bertanggung jawab dalam mengelola dan
memimpin keseluruhan kegiatan-kegiatan penyelengaraan pendidikan seni budaya di sekolah.
Kepala sekolah juga memiliki peran sebagai supervisor yang bertanggung jawab menyupervisi
segala kegiatan baik intrakulikuler maupun ekstrakulikuler yang dijadikan wadah dalam
mengembangkan bakat peserta didik.
Sementara, guru berperan sebagai komponen penting yang bertanggung jawab terhadap
keberhasilan pelaksanaan pendidikan/pembelajaran seni budaya nusantara. Guru berperan penuh
dalam merancang suatu strategi pembelajaran agar sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang
hendak dicapai. Dengan adanya pendidikan seni budaya nusantara ini, peran orang adalah sebagai
motivator sebagai anaknya yang bertanggung jawab memberikan kesempatan/izin, motivasi dan
semangat kepada anaknya selaku siswa untuk dapat mengikuti setiap kegiatan yang diberikan dari
para penyelenggara pendidikan. Oleh karena itu, dalam mewujudkan pendidikan seni budaya
nusantara diperlukannya sinergi antara Dinas pendidikan, Kepala Sekolah, Guru, Siswa dan Orang
tua siswa sehingga apa yang dicita-citakan dan yang menjadi tujuan dapat tercapai dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai