Anda di halaman 1dari 9

PERAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PEMBELAJARAN

MUSIK ANSAMBEL BAGI SISWA KELAS IX SMP KRISTEN YSKI


SEMARANG

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Seni Musik

Disusun oleh :
ARADEA RAHMAD AL QODRIYAN
2501421042

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembelajaran musik adalah suatu pembelajaran yang mengembangkan
kemampuan ekspresi dan apresiasi secara kreatif untuk emosional dan
kepribadian peserta didik agar seimbang. Menurut Hamalik (2005),
pembelajaran musik adalah suatu kombinasi yang tersusun melipusi unsur
material, fasilitas, dan prosedur dalam seni musik yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran yang baik tentunya tidak lepas
dari tanggung jawab semua warga sekolah, khususnya dukungan dari
lingkungan sekolah. Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi
tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan (Lickona,
2012). Lingkungan sekolah terdiri dari para guru, staf administrasi, dan
teman-teman sekelas peserta didik serta lingkungan sekolah secara fisik.
Lingkungan sekolah secara fisik seperti, sarana dan prasarana di dalam
kelas, keadaan gedung sekolah dan sebagainya. “Faktor lingkungan sekolah
yang mempengaruhi belajar meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran
dan waktu sekolah, metode belajar dan tugas rumah” (Slameto, 2013).
Seni Musik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan salah
satu bagian dari mata pelajaran Seni Budaya. Salah satu pokok bahasan
yang ada dalam mata pelajaran seni musik adalah ansambel musik.
Pembelajaran ansambel musik bermanfaat bagi pembinaan musikal yang
menyeluruh, mengaktifkan siswa seluruhnya dengan alat musik masing-
masing, dan mempunyai tujuan tanggung jawab, kerja sama, kedisiplinan.
Pembelajaran Ansambel Musik yang direncanakan dengan baik oleh guru,
akan berlangsung secara efektif dan optimal. Fasilitas yang diberikan guru
terhadap siswa dengan cara memberikan perhatian, menggunakan metode
pembelajaran yang efektif akan mempermudah siswa dalam menerima dan
memahami materi pelajaran.
Pembelajaran Seni Budaya di SMP Kristen YSKI Semarang yang
diajarkan yaitu seni musik. Mata pelajaran ini di ampu oleh seorang guru
yang berlatar belakang dari guru seni musik. Berdasarkan latar belakang
yang telah di definisikan tersebut, penulis tertarik untuk meniliti tentang
pembelajaran Ansambel Musik Kelas 9 SMP Kristen YSKI Semarang.
Alasan penulis meneliti adalah penulis melihat bahwa SMP Kristen
Semarang memiliki siswa yang banyak, jadi penulis ingin mengetahui
bagaimana proses Pembelajaran Ansambel Musik di Kelas 9 pada SMP
Kristen YSKI Semarang dengan fenomena tersebut.
1.1 Rumusan Masalah
1.1.1 Bagaimana peran lingkungan sekolah dalam pembelajaran musik
ansambel bagi siswa kelas IX Yski di Kabupaten Semarang?
1.1.2 Bagaimana proses pembelajaran musik ansambel campuran bagi
siswa kelas IX Yski d Semarang?

1.2 Tujuan Penelitian


Untuk mendeskripsikan peran lingkungan sekolah dengan
pembelajaran musik ansambel campuran bagi siswa kelas IX Yski di
Kabupaten semarang.
Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran musik ansambel
campuran bagi kelas IX Yski di Kabupaten Semarang.

1.3 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baru terhadap
literatur ilmu pengetahuan musik dan pendidikan dengan memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang memengaruhi
pembelajaran musik ansambel.
1.3.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini membuat penulis untuk mendalami
pengetahuan mereka tentang hubungan antara lingkungan sekolah
dan kemampuan bermain musik pada siswa.
1.3.2 Bagi Sekolah
Penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan kontribusi
berharga pada pengetahuan dalam bidang pendidikan musik dan dapat
digunakan sebagai referensi oleh pendidik, peneliti, praktisi dan lain
sebagainya yang bergelut di bidang tersebut.
1.3.3 Bagi Peserta Didik
Bagi siswa SMP Kristen YSKI SEMARANG : memahami
bagaimana cara bermain ansambel musik dengan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

1.1. Kajian Pustaka


Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sukma (2023), Mahasiswa
Universitas Negeri Padang, dengan jurnalnya yang berjudul Pembelajaran
Ansambel Musik Sejenis Pada Siswa Kelas VII.1 Di SMP N 29 Padang.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan Pembelajaran seni budaya pada kelas
VII di SMP N 29 Padang menggunakan silabus kurikulum 2013. Guru
seni budaya telah menerapkan metode pola yang dicakup dari
kurikulum tersebut yaitu, pola pembelajaran yang berpusat pada siswa,
pola aktif, pola kelompok, pola pembelajaran berbasis multimedia,
dan pola pembelajaran jamak. Pembelajaran seni budaya yang
seharusnya 3 kali pertemuan menjadi 2 kali pertemuan membuat siswa
sedikit kesulitan untuk menghadapi ujian ansambel musik sejenis. Sarana
dan prasarana yang tidak lengkap tidak menghambat guru dalam
mengembangkan kreatifitasnya agar tetap tercapainya tujuan pembelajaran.

Kedua, penelitian yang telah dilakukan oleh Agung Prabowo (2023,


Hal. 30-35), Mahasiswa Pendidikan Seni Musik, Universitas Pendidikan
Indonesia Bandung. Penerapan pendekatan Project Based Learning (PBL)
dalam ekstrakurikuler ansambel musik di era digital menjadi penting dalam
mengembangkan potensi dan percaya diri siswa di luar jam pelajaran
utama. Pembelajaran ansambel musik di luar kelas dapat berkontribusi
dalam membangun rasa percaya diri siswa. Melalui langkah-langkah yang
terstruktur, seperti perancangan proyek, penjadwalan, pemantauan,
penilaian, dan evaluasi, pendekatan ini memfasilitasi pengembangan
keterampilan musikal dan peningkatan kepercayaan diri siswa. Interaksi
antara kolaborasi musikal dan upaya meningkatkan kepercayaan diri
memberikan pendekatan holistik terhadap pengalaman belajar dalam
ekstrakurikuler ansambel musik. Kegiatan ini melibatkan berbagai
aspek, seperti penguasaan keterampilan bermusik, disiplin, tanggung
jawab, dan interaksi sosial yang positif. Pemanfaatan pembelajaran
berbasis proyek dalam kegiatan ekstrakurikuler ansambel musik
memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan siswa, terutama
dalam membangun kepercayaan diri. Dengan menerapkan tahap-tahap yang
melibatkan perancangan proyek, penjadwalan, pemantauan, penilaian, dan
evaluasi, pendidik dapat membantu tidak hanya mengembangkan
keterampilan musikal, tetapi juga pertumbuhan holistik siswa.
1.2. Landasan Teori
Pembelajaran
Pembelajaran merupakan padanan dalam bahasa Inggris instruction
yang berarti proses membuat orang belajar (Husamah dalam Fitriyati,
2016:17).Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan 11
individu untuk memperoleh perubahan perilaku yangbaru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkunganya (Yudhawati dan Haryanto, 2011:14).

AnsambelAnsambel Musik Sunardi(2013:11) menyatakanbahwa,


“Ansambel secara umum diartikan sebagai bentuk bermain musik
bersama-sama”.Ansambel Berasal dari bahasa Prancis yaitu Ensemble
berarti bersama-sama (dalam Purnomo dan Subagyo,
2010:71).3.PianikaJenisalat musik, alat musik pianika merupakan jenis
alat musik melodis yaitu alat musik yang dapat digunakan untuk
memainkan melodi lagu (Wagiman 2006: 48).Pianika adalah alat musik
tiup kecil yang memiliki wilayah nada sekitar tiga oktaf.Pianika dimainkan
dengan tiupan langsung atau memakai pipa lentur yang dihubungkan ke
mulut (Purnomo dan Subagyo, 2010: 78).

Diah (2007: 4-5) mengungkapkan ansambel musik tedapat dua jenis


yaitu ansambel musik sejenis dan ansambel musik campuran. Ansambel
musik sejenis terdapat satu jenis alat musik dalam jumlah banyak. Ansambel
musik sejenis disebutkan menurut alat musiknya. contohnya ansambel
musik recorder, ansambel musik pianika, ansambel musik gitar. ansambel
musik campuran menggunakan alat musik melodis, harmonis dan ritmis
yang dimainkan secara bersama-sama. Kebersamaan ini sangat penting
dalam ansambel musik untuk menghasilkan sajian musik yang terpadu dan
enak didengar. Selain itu, tempo yang digunakan harus stabil untuk
memberikan kedisiplinan siswa.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.3 Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian ini adalah Kualitatif dengan menggunakan pendekatan
Deskriptif. Deskriptif karena penelitian ini menggambarkan atau
menguraikan tentang pembelajaran Seni Musik. Bogdan & Taylor dalam
(Sumaryanto, 2007:75) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode
penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan dengan kondisi yang alamiah (Sugiyono, 2008: 8).
Alasan digunakannya jenis penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif
karena peneliti tidak melakukan pengujian, melainkan berusaha menelusuri,
memahami, menjelaskan gejala dan kaitan hubungan antara segala yang
diteliti, yaitu mengenai pembelajaran ansambel musik kelas IX SMP Kristen
YSKI Semarang. Lokasi dan sasaran penelitian akan diuraikan sebagai
berikut :

3.2.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Kristen YSKI Semarang.
Pemilihan lokasi penelitian ini dilatar belakangi tersedianya sarana
pendukung yang tersedia di SMP Kristen YSKI Semarang, yaitu
perlengkapan alat-alat musik dan prasarana mengajar seni musik.
3.2.2 Sasaran Penelitian
Sasaran dalam penelitian ini adalah Pembelajaran ansambel musik
kelas IX SMP Kristen YSKI Semarang.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data yang akurat dan
valid. Pengumpulan data dapat diperoleh melalui :
3.3.1 Observasi
Observasi atau pengamatan menurut Moleong dalam (Sumaryanto,
2009: 101) dapat dibagi kedalam pengamatan terbuka dan pengamatan
tertutup. Penelitian ini termasuk penelitian terbuka, karena Pengamatan
terbuka diketahui sehioleh subyengga subyek dengan sukarela memberikan
kesempatan kepada pengamat untuk mengatasi peristiwa yang terjadi dan
mereka menyadari bahwa ada orang lain yang sedang mengamati mereka.
Jadi pengamatan ini penelitian ini termasuk dalam pengamatan terbuka.
3.3.2 Wawancara
Moleong dalam (Sumaryanto, 2007: 101) mengartikan wawancara
sebagai percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu. Teknik wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan kepada siswa yang
mendapat materi pembelajaran ansambel musik pada mata pelajaran seni
musik. Teknik wawancara ini dilakukan untuk dapat mengangkat data-data
tentang pembelajaran ansambel musik, kesulitan dalam pembelajaran serta
faktor pendukung dan penghambat pembelajaran. Wawancara dilakukan
kepada SMP Kristen YSKI Semarang guru mata pelajaran Seni musik,
yakni Purwaningsih, S.Pd serta siswa-siswi kelas 8 yang mendapat materi
pembelajaran ansambel musik SMP Kristen YSKI Semarang.
3.3.3 Dokumentasi
Sugiyono (dalam Rahayuningtyas, 2007: 35) Dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlaku, yang dapat berupa bentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Guba dan Lincolin
(dalam Moleong, 2005: 216-217) mendefinisikan dokumen ialah setiap
bahan tertulis ataupun film. Dalam teknik dokumentasi ini peneliti
memperoleh berupa foto-foto kegiatan belajar mengajar seni musik, sarana
prasarana berupa bentuk fisik sekolah, instrumen, perangkat mengajar guru
seni musik dan keterangan lain yang diperlukan dalam penelitian ini. Teknik
Pemeriksaan Keabsahan Data Tingkat validitas data dapat diukur dengan
triangulasi yaitu memeriksakan kebenaran data yang diperolehnya kepada
pihak-pihak yang dapat dipercaya. Triangulasi dapat dilakukan dengan tiga
cara, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi waktu
(Sugiyono, 2008: 274). Triangulasi dapat dilakukan dengan Empat cara,
yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, triagulasi penyidik, dan
triagulasi teori (Denzin dalam Moleong, 2005: 330). Pengujian yang sering
digunakan dalam penelitian ini adalah dari sumber lainnya, maka triangulasi
yang dilakukan adalah triangulasi dengan sumber.Triangulasi dengan
sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajad kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif (Patton dalam Moleong, 2005: 330). Moleong (2005:
330-331) mengutarakan hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1)
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2)
membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-
orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikataannya sepanjang
waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5)
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Triangulasi tidak sekedar menilai kebenaran data, akan tetapi juga untuk
menyelidiki keabsahan tafsiran kita mengenai data itu. Triangulasi ada pula
kemungkinan bahwa kekurangan dalam informasi pertama mendapat
tambahan pelengkap. Teknik triangulasi yang digunakan adalah dengan
menggunakan sumber data informasi dari siswa SMP Kristen YSKI
Semarang Tegal tentang pembelajaran ansambel musik dalam pembelajaran
seni musiktriangulasi metode, triagulasi penyidik, dan triagulasi teori
(Denzin dalam Moleong, 2005: 330). Pengujian yang sering digunakan
dalam penelitian ini adalah dari sumber lainnya, maka triangulasi yang
dilakukan adalah triangulasi dengan sumber. Triangulasi dengan sumber
berarti membandingkan dan mengecek balik derajad kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif (Patton dalam Moleong, 2005: 330). Moleong (2005:
330-331) mengutarakan hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1)
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2)
membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-
orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikataannya sepanjang
waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5)
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Triangulasi tidak sekedar menilai kebenaran data, akan tetapi juga untuk
menyelidiki keabsahan tafsiran kita mengenai data itu. Triangulasi ada pula
kemungkinan bahwa kekurangan dalam informasi pertama mendapat
tambahan pelengkap. Teknik triangulasi yang digunakan adalah dengan
menggunakan sumber data informasi dari siswa SMP Kristen YSKI
Semarang tentang pembelajaran ansambel musik dalam pembelajaran seni
musik.

Proses analisa data dimulai dengan:


3.5.1 Pengumpulan data, yaitu dengan menelaah seluruh data yang tersedia
sebagai sumber, yang meliputi: wawancara, pengamatan yang sudah ditulis
dalam catatan lapangan, dokumen resmi, gambar dan foto.
3.5.2 Proses reduksi (penyederhanaan), dilakukan dengan cara peneliti
membuat rangkuman dari data yang sudah dikumpulkan.
3.5.3 Proses klarifikasi (pengelompokan), yaitu data yang terkumpul
dipisahpisahkan, kemudian peneliti mengelompokkan sesuai permasalahan
untuk kemudian dideskripsikan dan disajikan dalam bentuk sekumpulan
informasi.
3.5.4 Proses verifikasi (menarik kesimpulan), yaitu peneliti melakukan
tinjauan ulang terhadap catatan lapangan yang sudah ada. Dimulai dari
pengumpulan data, proses reduksi, proses klarifikasi, kemudian diadakan
verifikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Oemar Hamalik.(2005).Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Bumi Aksara


Lickona, Thomas. 2012. Character Matters (Persoalan Karakter).Pdf. Edited by
Restu Damayanti. 1st ed. Jakarta: Bumi Aksara.
https://books.google.co.id/books?
id=iMhuEAAAQBAJ&lpg=PP1&ots=TQhEi-
Diah E, Lo L, Yun C, Wang R, Wahyuni LK, Chen Y. Cleft oronasal fistula: a
review of treatment results and a surgical management algorithm proposal.
Chang Gung medical journal. 2007 Nov 1;30(6):529.

Sukma, P. V., & Hadi, H. (2023). Pembelajaran Ansambel Musik Sejenis


Pada Siswa Kelas VII. 1 Di SMP N 29 Padang. Atmosfer: Jurnal
Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, Budaya, dan Sosial Humaniora, 1(4),
111-121.

Maghfiroh, L. M., Nurharini, A., & Artikel, I. (2018). Peran guru dalam
ekstrakurikuler seni musik untuk meningkatkan konsentrasi siswa tunanetra
abstrak. 7(3), 81–90.

Nahar, N. I. (2016). Penerapan teori belajar behavioristik dalam proses


pembelajaran. 1.

Putri, G. Y. (2019). Peran Pelatih Musik Pada Kegiatan Ekstrakurikuler


Ansambel

Musik di SDK Kolese Santo Yusup 3 Malang. Proceeding Senjuk


Conference UNESA, 1(1), 279–291.

Rijali, A. (2019). Analisis Data Kualitatif (Qualitative Data Analysis). Al


Hadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 81.

Anda mungkin juga menyukai